PENDAPAT PESERTA TENTANG PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS SEBAGAI MEDIA INTERVENSI SOSIAL.

(1)

PENDAPAT PESERTA TENTANG PELATIHAN KETERAMPILAN

TATA RIAS SEBAGAI MEDIA INTERVENSI SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kesejahteraan Keluarga Program Studi

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

Nisya Alviah Nuzullul 0800232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENDAPAT PESERTA TENTANG PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS SEBAGAI MEDIA INTERVENSI SOSIAL

Oleh

Nisya Alviah Nuzullul

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Nisya Alviah Nuzullul 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NISYA ALVIAH NUZULLUL

PENDAPAT PESERTA TENTANG PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS SEBAGAI MEDIA INTERVENSI SOSIAL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si NIP 19560201 198403 2 001

Pembimbing 2

Dr. Hj. Yani Achdiani, M.Si NIP 19611120 198603 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Dra. Hj. Tati Abas, M.Si NIP 19560201 198403 2 001


(4)

PENDAPAT PESERTA TENTANG PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS SEBAGAI MEDIA INTERVENSI SOSIAL

Nisya Alviah Nuzullul

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini membahas bagaimana pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang (BRSPP). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah para korban Napza sebagai peserta pelatihan keterampilan tata rias berjumlah 32 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel total. Hasil pelatihan menunjukan bahwa sebagian besar peserta berpendapat keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial berada pada kriteria sangat tinggi dan bermanfaat sekali, yaitu peserta sudah dapat pengetahuan baru, perubahan sikap ataupun prilaku, mulai percaya diri kembali dan aktif dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan peserta lebih berlatih mengasah kemampuan dalam berfikir, menciptakan model baru dalam membuat karya. Kepada instruktur diharapkan untuk lebih menggali dan mengembangkan proses pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi serta lebih memotivasi peserta

Kata Kunci : Pelatihan, Keterampilan Tata Rias, Media Intervensi Sosial, Korban Napza


(5)

OPINION CONCERNING PARTICIPANTS AS A MAKE-UP PROCEDURES TRAINING SKILLS SOCIAL MEDIA INTERVENTION

NISYA ALVIAH NUZULLUL

ABSTRACT

Problems in this study discusses how participants think about cosmetology skills training as a social media intervention. The purpose of this study was to obtain an overview of the participants' opinions cosmetology skills training as a means of social intervention in the Social Rehabilitation Center Pamardi Son Lembang (BRSPP). The method used is descriptive method, the population in this study were the victims of drug as cosmetology skills training participants numbered 32 people. The sample used is the total sample. Training results indicate that the participants' opinions about the cosmetology skills training as a means of social intervention most of the participants are at very high criteria and beneficial once, the participants are able to new knowledge of the results of cosmetology skills training as a means of social intervention. Recommendations from this study are expected to be trained participants hone skills in thinking, creating a new model in making the work. The instructor is expected to further explore and develop the training process cosmetology skills as media intervention and further motivate participants.


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTER ………... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR GAMBAR ……… vi

DAFTAR TABEL ……… Vii BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Penelitian ………. 4

D. Manfaat Penelitian ………... 4

E. Struktur Organisasi ……….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 6

A. Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial Bagi Korban Napza ……….. 6

1. Pengertian Pelatihan ……...………... 6

2. Media Intervensi Sosial Pada Korban Napza …………...…………. 7

3. Tujuan dan Fungsi Intervensi Sosial ……….. 9

4. Jenis- Jenis Intervensi Sosial ……...……….. 10

5. Prinsip- Prinsip Intervensi Sosial ………... 11

B. Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial ………... 12

1. Tahap Intervensi Sosial ……….. 12

2. Metode Intervensi Sosial ………...……… 13

3. Proses Intervensi Sosial ………. 14

4. Tujuan Pelatihan Keterampilan Tata Rias ………. 16

5. Materi Pelatihan Keterampilan Tata Rias ……….. 16

BAB III METODE PENELITIAN ……… 19

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 19

B. Metode Penelitian ……….. 20

C. Definisi Operasional ……….. 20

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 21

E. Teknik Pengolahan Data ……… 22

F. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ………. 25

G. Prosuder Penelitian ……… 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 28


(7)

B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian ……….. 39

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 42

A. Kesimpulan ………. 42

B. Rekomendasi ……….. 43

DAFTAR PUSTAKA ………... 45

LAMPIRAN ……….. 47

1. Kisi- Kisi ……….. 48

2. Instrumen ………. 49

3. Surat- Surat ……….. 50


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk tuhan yang paling sempurna, memiliki akal dan pikiran. Setiap manusia mempunyai perbedaan satu dengan lainnya. Manusia dapat melakukan kegiatan yang bisa merugikan dan menguntungkan dirinya sendiri. Manusia yang mempunyai pandangan hidup adalah manusia yang mempunyai akal, perhatian dan bisa menyikapi semua yang dianggapnya salah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu contoh. aktifitas yang mengalami penyimpangan. Ini merupakan suatu perilaku manusia yang tak bisa menyikapi dan tidak bisa menggunakan akal pikirannya.

Perhatian yang begitu besar terhadap masalah penyalahgunaan NAPZA baik pemerintah maupun lembaga sosial mengemukakan bahwa permasalahan ini sangat penting. Perhatian ini tidak hanya di tingkat nasional dan regional saja, tetapi juga lembaga internasional. Komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat ini diwujudkan dalam upaya penanganan yang meliputi kegiatan preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial dan merupakan salah satu tugas pokok Kementrian Sosial yaitu “Memberikan pelayanan dalam rangka rehabilitasi sosial dan juga perlindungan sosial terhadap Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial (PMKS). Rehabilitasi sosial dilaksanakan melalui Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (Ditjen Yenrehsos th 1997).”

Upaya penanganan penyalahgunaan ini menjadi sangat berarti, karena terkait secara langsung atau tidak langsung dalam menyelamatkan masyarakat dan dampak penyalahgunaan NAPZA. Komitmen masyarakat diwujudkan dengan adanya suatu lembaga pelayanan rehabilitasi sosial dalam penanganan masalah penyalahgunaan NAPZA, oleh karena itu kondisi yang kondusif ini perlu terus dipertahankan, dibina dan ditingkatkan dengan menciptakan iklim


(9)

2

yang kondusif bagi berkembangnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan NAPZA.

Masalah penyalahgunaan NAPZA dikalangan masyarakat cenderung semakin berkembang dari waktu ke waktu, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Perkembangan masalah penggunaan NAPZA di tengah-tengah masyarakat memerlukan perhatian dan penanganan yang komperensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Salah satu kepedulian pemerintah dalam menangani penyalahgunaan NAPZA yaitu melalui pelaksanaan program rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan NAPZA yang di implementasikan dalam bentuk kegiatan/ program bimbingan fisik, mental, sosial, dan pelatihan keterampilan.

Salah satu tujuan dari pelaksanaan rehabilitasi sosial tercantum dalam profil Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (2002:14) yaitu untuk menghilangkan ketergantungan NAPZA melalui detoksifikasi dan memulihkan keberfungsian fisik dan sosial sehingga eks penyandang masalah NAPZA dapat bersosialisasi secara wajar di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat. Serta menjadi sumber daya manusia yang berguna , produktif dan berkualitas sehingga menjadi pribadi yang mandiri”.

Realisasi dari tujuan rehabilitasi tersebut di wujudkan dalam bentuk berbagai pelatihan seperti : Tata Rias, Baber Shop, montir motor, montir mobil, sablon, dan menjahit. Kegiatan pelatihan ini memerlukan bentuk intervensi, penanggulangan yang di lakukan setelah terjadinya tindak pidana, melalui pembinaan dan pengobatan, yang di harapkan nantinya korban NAPZA, dapat kembali normal dan berprilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat. Rolf P. Lynton (1998) mengemukakan bahwa “Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan”.

Upaya yang perlu instruktur pahami dalam pelatihan ini yakni kondisi para peserta yang sangat berbeda dari peserta yang normal pada umumnya. Kondisi ini yang menjadikan kurang sinkronnya proses kegiatan pelatihan keterampilan


(10)

3

diruang kelas, sehingga perlu adanya penanganan khusus dalam kegiatan pelatihan.

Intervensi dalam arti umum adalah bimbingan,cara atau strategi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial adalah dua bidang yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan seseorang untuk memfungsikan kembali fungsi sosialnya.

Keterkaitan keilmuan dengan penelitian ini merupakan pengetahuan mengenai perkembangan dan prilaku manusia, yang menekankan suatu pandangan holistik, manusia dengan timbal balik pengaruh lingkungan, termasuk pengaruh- pengaruh sosial, psikologis, ekonomik, dan budaya. Hal tersebut erat kaitannya dengan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang sebagian besar membahas tentang kesejahteraan keluarga. Dimana pada penelitian ini peneliti mendapatkan tambahan pengalaman dan pengetahuan mengenai kesejahteraan sosial.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

a. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam mengikuti pelatihan keterampilan merupakan salah satu bekal untuk masa depannya. b. Rendahnya pengetahuan yang dimiliki peserta dalam mengikuti kegiatan

pelatihan tata rias melalui media intervensi.

c. Karakter peserta yang berbeda, merupakan faktor yang perlu di pahami oleh para instruktur

2. Perumusan Masalah

Setiap penelitian perlu adanya penjelasan masalah yang akan diteliti, sehingga penelitian jelas dan terarah. Sesuai dengan yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2002:27) “perumusan masalah merupakan langkah pertama dalam merumuskan suatu problematika dan merupakan pokok dari kegiatan penelitian”. Kutipan tersebut dijadikan acuan oleh peneliti dalam


(11)

4

merumuskan masalah penelitian yaitu: “Bagaimana Pendapat Peserta Tentang Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial?”

C. Tujuan Penelitian

1. Secara umum penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial di Lembang Bandung.

2. Tujuan khusus

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran data mengenai pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias yang meliputi :

a. Pengetahuan meliputi alat dan bahan tata rias sebagai media intervensi sosial

b. Sikap yang meliputi prilaku, motivasi, disiplin sebagai media intervensi sosial

c. Keterampilan meliputi penggunaan alat, penggabungan gradasi warna rias, berbahasa, dengan para peserta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahar pertimbangan sebagai media kegiatan belajar mengajar agar dapat menambah wawasan mengenai pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial.

2. Praktis

a. Peserta korban napza

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran penguasaan pengetahuan keterampilan tata rias dan penerapannya untuk berwirausaha.

b. Dinas Sosial/BRSPP

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan keterampilan tat arias melalui tahap intervensi sosial.


(12)

5

c. Instruktur

Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para instruktur di BRSPP Lembang dalam meningkatkan intervensi sosial melalui pelatihan keterampilan tata rias.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

BAB II LANDASAN TEORI berisi landasan teori hasil kajian pustaka yang berkenaan dengan masalah penelitian yang akan dijadikan dasar dalam merumuskan asumsi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi komponen metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan pengolahan/analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai pengolahan atau analisis data menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, asumsi dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menyajikan penafsiran dan perkiraan penelitian terhadap hasil dan temuan penelitian data rekomendasi


(13)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat kegiatan peniliti memperoleh data yang diperlukan. Balai rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung Barat, dijadikan lokasi penelitian karena Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang merupakan lembaga rehabilitasi yang salah satunya menyelenggarakan pelatihan tata rias yang menjadikan motivasi untuk melaksanakan penelitian.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan sumber data, Suharsimi Artikunto (2002:108) berpendapat bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” populasi dalam penelitian ini adalah instruktur tata rias, peserta korban NAPZA di BRSPP yang berjumlah 32 orang

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

b. Sampel

Sampel diambil berdasarkan populasi yang ada, dalam penelitian ini menggunakan sampel total yakni seluruh peserta yang mengikuti pelatihan tata rias Penelitian ini menunjukan dua hal yang pokok yang pertama karakteristik instruktur menurut para peserta pelatihan yaitu: menarik,sopan, ramah, perhatian. Kedua dimilikinya kemampuan teknikal dalam mengajar seperti cara mengajarnya enak, mampu membuat suasana yang kondusif, mampu memotivasi peserta menjadi lebihh semangat dalam

No Responden Jumlah

1. Instruktur 2

2. Peserta korban napza 30 Jumlah 32


(14)

20

belajar. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang instruktur yang mengajar dalam pelatihan keterampilan tata rias, peserta korban NAPZA 32 orang,

B. Metode Penelitian

Metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena ini. Metode penelitian deskriftif dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan guna menghindari adanya kesalahpahaman antara pembaca dan penulis terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Definisi operasional dari beberapa istilah tersebut adalah :

1. Pendapat Peserta

Pendapat menurut W.J.S Poerwodaminta (1998-227) adalah “Penilaian terpadu sebagai pernyataan tanpa sikap secara verbal, non verbal bersifat positif, negatif, tetapi pertanyaan dapat berbeda pada objek tertentu”.

2. Pelatihan Keterampilan Tata Rias

Mangkunegara P. (2003:52) mengemukakan bahwa pelatihan adalah “Tindakan meningkatkan pengetahuan alam dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tertentu”.

Antonio D Martilo (2009) Keterampilan tata rias adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Make-up lebih sering ditujukan kepada pengubah bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa.

3. Media Intervensi Sosial

Media Intervensi Sosial menurut (Depsos RI 2007) sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran atau bimbingan diberikannya


(15)

21

bantuan seperti skill pengetahuan. kepada korban yang menderita ketergantungan NAPZA,.

Pendapat peserta pelatihan tata rias sebagai media intervensi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana mengembalikan atau memperbaiki keberfungsian sosialnya meliputi upaya menumbuhkan kepercayaan dirinya, mengubah pola pikir, hubungan sosial serta kepribadian dan tingkah laku dengan perbekalan pengetahuan, sikap, dalam menata rias wajah melalui keterampilan tata rias.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan bantuan alat. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Angket merupakan alat pengumpulann data yang diajukan secara tertulis kepada responden berkaitan dengan masalah yang diteliti. Setiap jawaban item di beri skor tertinggi 1 dan terendah 0. Untuk jawaban YA diberi skor 1 dan TIDAK diberi skor 0.

Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Menyiapkan instrumen

Penulis menyiapkan angket sesuai jumlah responden sebanyak 32 orang 2. Menyebarkan instrumen

Angket telah disusun dan diperbanyak, kemudian di bagikan kepada seluruh responden untuk di isi.

3. Mengumpulkan kembali angket yang telah diisi responden, kemudian menghitung jumlah angket yang telah diisi responden dan memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran cara pengisiannya.

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menjabarkan hasil perhitungan prosentasi jawaban masing-masing item sesuai jawaban yang terkumpul. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah :


(16)

22

1. Verifikasi Data

Angket yang terkumpul selanjutnya diperiksa tentang kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pedoman angket.

2. Uji coba Instrumen

Sebelum digunakan instrumen, di uji cobakan kepada peserta pelatihan tata rias, yang telah mengikuti keterampilan. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah untuk mengetahui validasi dan reliabilitas, sehingga diharapkan setelah melalui mekanisme ini, didapatkan instrumen yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen.

a. Uji Validas

Pengujian validitas data dilakukan pada setiap butir pertanyaan, apakah valid atau tidak valid. Instrumen penelitian yang valid berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharunyya diukur. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap butir-butir pertanyaan dengan melihat nilai mean dan standar. Pengujian validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√ ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ (Suharsimi, A, 2006:170)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x = skor tiap item dari responden uji

y = skor total

∑x = jumlah skor tiap item

∑y = jumlah skor total dari seluruh responden n = jumlah responden

Uji validitas dikenakan pada setiap item instrumen, sehingga perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item, selanjutnya untuk menentukan validitas dari tiap item instrumen dilakukan pengujian lanjutan yaitu uji t (uji signifikan)


(17)

23

yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan X terhadap Y, maka hasil korelasi (r) diuji dengan uji t dengan rumus:

t = r √

(Suharsimi.A, 2001:149) Keterangan:

t hitung = nilai t hitung

r = koefesien korelasi hasil t hitung n = jumlah responden

b. Uji Realiabilitas

Setelah dilakukan pengujian validitas data, kemudian dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas data. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisa instrumen penelitian, berapa butir-butir pertanyaan apakah reliabel atau tidak reliabel. Rumus yang digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu pernyataan pendapat tentang hasil pelatihan pembantu penjaga lansia adalah rumus produk moment metode person (r), yaitu :

r =

√{(∑ )} ( ) (Suharsimi.A, 2001:149)

Keterangan :

r : Angka koefisien korelasi X : (X-MX)

Y : (Y-MY) 1. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah memasukan data berdasarkan hasil penggalian data di lapangan. Bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi tiap item option dalam item, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban responden. Responden


(18)

24

hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n).

2. Presentase Data

Presentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban. Rumus statistik menggunakan presentase yang digunakan mengacu pada pendapat Muhamad Ali (2002:184)

Keterangan :

P = Presentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = jumlah responden 100% = bilangan tetap 3. Penafsiran Data

Penafsiran data pada penelitian ini, yaitu : jawaban responden dari pertanyaan yang dapat dijawab salah satu alternatif jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden.

Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Ali Mohammad (1995:184), yaitu sebagai berikut:

100% : seluruhnya 76% - 99% : sebagian besar

51% - 75% : lebih dari setengahnya 50% : setengahnya

26% - 49% : kurang dari setengahnya 1% - 25% : sebagian kecil

0% : tidak seorang pun

x 100%


(19)

25

Data yang telah dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan menurut Ridwan (2010:22)

81% - 100% : sangat tinggi 61% - 80% : tinggi 41% - 60% : cukup tinggi 21% - 40% : rendah 0% - 20% : sangat rendah

E.Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan kolerasi “Product

moment pearson”. Validitas yang diukur merupakan validitas butir soal atau validitas item. Apabila thitung> ttabel, maka butiran soal dianggap valid, dari hasil uji validitas pada taraf signifikan 95% dan drajat kebebasan (dk) = n-2 didapat

ttabel=1,81, diketahui bahwa di antara 30 butir soal yang telah dibuat diperoleh 28 butiran soal valid dan 2 soal lainnya tidak valid. Soal yang tidak valid dengan jumlah 2 butir soal tersebut dihilangkan.(perhitungan jelasnya dapat dilihat di lampiran).

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17

18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30

28

Tidak valid 2 dan 12 2

Sumber data : hasil pengolahan uji validitas butir soal 2. Uji Reliabilitas

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keajegan instrumen penelitian. Hasil perhitungan uji reabilitas pada sampel sebanyak 15 peserta derajat kebebasan dk=n-2 dan taraf signifikan 5% maka didapat r tabel= 0,707 berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh bahwa r hitung (r11) sebesar 0,951. Hal ini menunjukan bahwa instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, d mana r hitung = 0,951 > r tabel = 0,707 (perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran ).


(20)

26

Tabel 3.3 ringkasan perhitungan uji reliabelitas instrumen r hitung r tabel Keterangan

0,951 0,707 signifikan Sumber data : hasil pengolahan uji reliabilitas instrumen

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan urutan kerja atau langkah yang di lakukan selama penelitian berlangsung. Prosedur dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian akhir

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum mengadakan penelitian dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut

a. Pemilihan masalah dan perumusan masalah b. Penyusunan proposal penelitian

c. Pengajuan dosen pembimbing d. Proses bimbingan menuju seminar 1 e. Penyusunan instrument

f. Seminar 1 2. Tahap pelaksanaan

Setelah seminar 1 diselenggarakan dan hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrument penelitian didahului dengan uji coba instrumen b. Pengumpulan kembali instrument penelitian.I

c. pengecekan data dan pengolahan data penelitiani d. penyusunan laporan hasil penelitian

e. pembuatan kesimpulan f. seminar 2

3. Tahap penyelesaian akhir


(21)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

tentang “Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai

Media Intervensi Sosial” di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang

Bandung sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan pada tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial memperoleh perubahan dari hasil pelatihan keterampilan tata rias, mereka memperoleh pengetahuan tentang fungsi tata rias dan arti tata rias, mengenal jenis dan fungsi kuas yang dipakai untuk merias, cara membentuk alis dengan menggunakan pensil alis dan cara menggunakan foundation serta shadow dengan benar.

2. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, mereka memperoleh keberanian dalam berkomunikasi dengan teman-temannya, keberanian untuk bertukar pikiran, terampil dalam bekerja, bersungguh-sungguh berlatih agar kelak bisa berwira usaha, berhati-hati dalam bekerja, tepat waktu dalam mengerjakan tugas dan tidak merasa takut lagi bila berhadapan dengan para instruktur atau pengelola, mereka merasa lebih nyaman, memperoleh keberanian untuk bersosiaisasi dengan lingkungan, bersosialisasi dengan teman- teman, para pengelola lembaga dan bermain sambil berkarya agar kelak saat kembali ke masyarakat peserta tidak merasa aneh dan canggung.


(22)

42

3. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias mereka memiliki keterampilan untuk membuat suatu karya, rasa kepercayaan dirinya timbul kembali, memiliki modal keterampilan yang bisa dikembangkan untuk berwirausaha.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dari penelitian yang dapat di pertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi peserta, instruktur pelatihan dan peneliti selanjutnya. Rekomendasi di susun sebagai berikut:

1. Peserta Pelatihan Keterampilan Tata Rias

Pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, penulis merekomendasikan hendaknya peserta tidak mengulangi kesalahan yang sebelumnya pernah di lakukan. Serta Peserta dapat meningkatkan dan mempertahankan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai media intervensi sosial yang sudah dimilikinya.

2. Instruktur

Instruktur diharapkan untuk lebih menggali dan mengembangkan proses pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, serta lebih memotivasi peserta pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga memiliki kesiapan saat harus kembali ke lingkungan masyarakat, memberikan gambaran serta arahan tentang dunia kerja kepada peserta dan meyakinkan kepada peserta agar bisa lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

3. Peneliti Selanjutnya

Setelah mendapatkan hasil penelitian tentang “Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial” tidak menutup kemungkinan untuk dapat di lakukan penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variabel-variabel yang lainnya berkaitan dengan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial seperti bagaimana program setelah peserta mengikuti pelatihan, kesiapan peserta dalam dunia kerja, kesiapan peserta setelah lepas dari tempat rehabilitasi dan harus mulai hidup bermasyarakat kembali.


(23)

43

DAFTAR PUSTAKA

Andrew E.Sikula.(1981). Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman.

Adi, Isbandi Rukmianto. (2005). Proses Intervensi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Antonio De Martilo. (2009). Tata Rias. http//www.damandiri.or.idprofil.php.

Allen dan Minahan. (1973). Jenis-jenis Intervensi. Jakarta. Balai Pustaka

Ali, Mohammad. (1982). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

BRSPP. (2012). Modul Tata Rias. (Tidak diterbitkan).Bandung.

BNN.(2003).Badan Narkotika Nasional Repuplik Indonesia [Online] Tersedia: http://www.bnn.go.id//portal/indekx.php/konten/deputi-pemberantasan/data-kasus-narkoba-propinsi-jawa-barat-tahun-2007-2011. [2 Agustus 2012] DEPSOS. (2013) Sumber Informasi. Tidak Diterbitkan.

DEPSOS RI. (2007). Standarisasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri

__________.(1998). Panduan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza. Bandung.

KBBI, (1998). Pengertian Rehabilitasi Sosial. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri

Hamzah. (2006). Teori Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Kamil, Mustofa. (2010). Model pendidikan dan pelatihan. Bandung: Alfabeta

Loewenberg, Frank M. (1972). Itervensi Sosial, Ecyclopedia of Social Work 1: 40-43, 2000

Rolf P. Lynton. (1998). Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman


(24)

44

Simamora, H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta : Bagian penerbit STIEYKPN.

Suharsimi, Arikunto (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Satria. (2008). Pengertian Keterampilan dan Jenisnya Oneline]. Tersedia : http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108- pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/#xzzlx0EudblD2.[28 desember2012]. UPI. (2012). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung.

Pincus dan Minahan. (2001). Tahap Intervensi. Jakarta. Balai Pustaka.

Yanny, (2001). Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri


(1)

25

Nisya Alviah Nuzullul,2013

Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial

Data yang telah dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-batasan menurut Ridwan (2010:22)

81% - 100% : sangat tinggi 61% - 80% : tinggi 41% - 60% : cukup tinggi 21% - 40% : rendah 0% - 20% : sangat rendah

E.Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan kolerasi “Product

moment pearson”. Validitas yang diukur merupakan validitas butir soal atau validitas item. Apabila thitung> ttabel, maka butiran soal dianggap valid, dari hasil uji validitas

pada taraf signifikan 95% dan drajat kebebasan (dk) = n-2 didapat

ttabel=1,81, diketahui bahwa di antara 30 butir soal yang telah dibuat diperoleh 28

butiran soal valid dan 2 soal lainnya tidak valid. Soal yang tidak valid dengan jumlah 2 butir soal tersebut dihilangkan.(perhitungan jelasnya dapat dilihat di lampiran).

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30

28

Tidak valid 2 dan 12 2

Sumber data : hasil pengolahan uji validitas butir soal 2. Uji Reliabilitas

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keajegan instrumen penelitian. Hasil perhitungan uji reabilitas pada sampel sebanyak 15 peserta derajat kebebasan dk=n-2 dan taraf signifikan 5% maka didapat r tabel= 0,707 berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh bahwa r hitung (r11) sebesar 0,951. Hal ini menunjukan bahwa instrumen angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, d mana r hitung = 0,951 > r tabel = 0,707 (perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran ).


(2)

Tabel 3.3 ringkasan perhitungan uji reliabelitas instrumen

r hitung r tabel Keterangan

0,951 0,707 signifikan

Sumber data : hasil pengolahan uji reliabilitas instrumen F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan urutan kerja atau langkah yang di lakukan selama penelitian berlangsung. Prosedur dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian akhir

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum mengadakan penelitian dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut

a. Pemilihan masalah dan perumusan masalah b. Penyusunan proposal penelitian

c. Pengajuan dosen pembimbing d. Proses bimbingan menuju seminar 1 e. Penyusunan instrument

f. Seminar 1 2. Tahap pelaksanaan

Setelah seminar 1 diselenggarakan dan hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrument penelitian didahului dengan uji coba instrumen b. Pengumpulan kembali instrument penelitian.I

c. pengecekan data dan pengolahan data penelitiani d. penyusunan laporan hasil penelitian

e. pembuatan kesimpulan f. seminar 2

3. Tahap penyelesaian akhir


(3)

41

Nisya Alviah Nuzullul,2013

Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

tentang “Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai

Media Intervensi Sosial” di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra Lembang Bandung sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan pada tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial memperoleh perubahan dari hasil pelatihan keterampilan tata rias, mereka memperoleh pengetahuan tentang fungsi tata rias dan arti tata rias, mengenal jenis dan fungsi kuas yang dipakai untuk merias, cara membentuk alis dengan menggunakan pensil alis dan cara menggunakan foundation serta shadow dengan benar.

2. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, mereka memperoleh keberanian dalam berkomunikasi dengan teman-temannya, keberanian untuk bertukar pikiran, terampil dalam bekerja, bersungguh-sungguh berlatih agar kelak bisa berwira usaha, berhati-hati dalam bekerja, tepat waktu dalam mengerjakan tugas dan tidak merasa takut lagi bila berhadapan dengan para instruktur atau pengelola, mereka merasa lebih nyaman, memperoleh keberanian untuk bersosiaisasi dengan lingkungan, bersosialisasi dengan teman- teman, para pengelola lembaga dan bermain sambil berkarya agar kelak saat kembali ke masyarakat peserta tidak merasa aneh dan canggung.


(4)

3. Sebagian besar peserta berpendapat bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan tata rias mereka memiliki keterampilan untuk membuat suatu karya, rasa kepercayaan dirinya timbul kembali, memiliki modal keterampilan yang bisa dikembangkan untuk berwirausaha.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dari penelitian yang dapat di pertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi peserta, instruktur pelatihan dan peneliti selanjutnya. Rekomendasi di susun sebagai berikut:

1. Peserta Pelatihan Keterampilan Tata Rias

Pendapat peserta tentang pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, penulis merekomendasikan hendaknya peserta tidak mengulangi kesalahan yang sebelumnya pernah di lakukan. Serta Peserta dapat meningkatkan dan mempertahankan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai media intervensi sosial yang sudah dimilikinya.

2. Instruktur

Instruktur diharapkan untuk lebih menggali dan mengembangkan proses pelatihan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial, serta lebih memotivasi peserta pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga memiliki kesiapan saat harus kembali ke lingkungan masyarakat, memberikan gambaran serta arahan tentang dunia kerja kepada peserta dan meyakinkan kepada peserta agar bisa lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.

3. Peneliti Selanjutnya

Setelah mendapatkan hasil penelitian tentang “Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial” tidak menutup kemungkinan untuk dapat di lakukan penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variabel-variabel yang lainnya berkaitan dengan keterampilan tata rias sebagai media intervensi sosial seperti bagaimana program setelah peserta mengikuti pelatihan, kesiapan peserta dalam dunia kerja, kesiapan peserta setelah lepas dari tempat rehabilitasi dan harus mulai hidup bermasyarakat kembali.


(5)

43

Nisya Alviah Nuzullul,2013

Pendapat Peserta Tentang Pelatihan Keterampilan Tata Rias Sebagai Media Intervensi Sosial DAFTAR PUSTAKA

Andrew E.Sikula.(1981). Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman.

Adi, Isbandi Rukmianto. (2005). Proses Intervensi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka Antonio De Martilo. (2009). Tata Rias. http//www.damandiri.or.idprofil.php. Allen dan Minahan. (1973). Jenis-jenis Intervensi. Jakarta. Balai Pustaka Ali, Mohammad. (1982). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa BRSPP. (2012). Modul Tata Rias. (Tidak diterbitkan).Bandung.

BNN.(2003).Badan Narkotika Nasional Repuplik Indonesia [Online] Tersedia: http://www.bnn.go.id//portal/indekx.php/konten/deputi-pemberantasan/data-kasus-narkoba-propinsi-jawa-barat-tahun-2007-2011. [2 Agustus 2012] DEPSOS. (2013) Sumber Informasi. Tidak Diterbitkan.

DEPSOS RI. (2007). Standarisasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri

__________.(1998). Panduan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza. Bandung.

KBBI, (1998). Pengertian Rehabilitasi Sosial. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri

Hamzah. (2006). Teori Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Kamil, Mustofa. (2010). Model pendidikan dan pelatihan. Bandung: Alfabeta

Loewenberg, Frank M. (1972). Itervensi Sosial, Ecyclopedia of Social Work 1: 40-43, 2000

Rolf P. Lynton. (1998). Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman


(6)

Simamora, H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta : Bagian penerbit STIEYKPN.

Suharsimi, Arikunto (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Satria. (2008). Pengertian Keterampilan dan Jenisnya Oneline]. Tersedia : http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2197108- pengertian-keterampilan-dan-jenisnya/#xzzlx0EudblD2.[28 desember2012]. UPI. (2012). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung.

Pincus dan Minahan. (2001). Tahap Intervensi. Jakarta. Balai Pustaka.

Yanny, (2001). Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza. Bandung : CV. Andal Bhineka Mandiri