Penerapan Statistical Quality Control Guna Mengurangi Produk Cacat pada Jam Tangan Tulang dan Tanduk (Studi Kasus pada Grootwatch Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut salah satunya dalam bidang fashion. Agar tetap bersaing dengan para pelaku usaha lainya yang semakin inovatif maka diperlukan adanya pengendalian kualitas dengan menggunakan Statistical Quality Control. Grootwatch merupakan sebuah brand jam tangan home industries, Groot melakukan inovasi baru dengan membuat produk jam tangan yang terbuat dari tulang dan tanduk. Jenis dari produksi jam tangan Grootwatch ini adalah Asmat, Dayak, dan Baduy. Pembagian produksi disini ada 3 bagian yaitu pembagian body jam, rantai jam, dan perakitan akhir jam serta pemasangan mesin jarum pada jam.

Groot menggunakan pengendalian kualitas dengan terpusat pada bahan baku dan pemeriksaan pada produk jadi. Permasalahan disini adalah cara dari Groot dalam menanggulangi bahan baku dan masih terdapat produk cacat yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Untuk mencegah terjadinya produk cacat yang diluar kendali maka gunakan alat bantu berupa grafik pengendalian (control chart).

Groot merupakan home industries, maka jumlah sampel yang dihasilkan oleh Groot setiap bulanya bervariasi dan tidak konstan maka menggunakan grafik pengendalian u-chart. Setelah menggunakan u-chart maka tidak diketemukan adanya cacat setiap bulanya yang melebihi batas kendali atas dan batas kendali bawah. Kemudian dibuat diagram pareto untuk mengetahui presentase dan kecacatan yang dominan, dan yang paling dominan yaitu cacat pada rantai dengan (57.14%) selanjutnya cacat pada body (32.42%) dan terakhir pada kesalahan rakit dan jam (10.44%). Setelah diketahui presentase dari masing-masing kecacatan maka dibuat diagram sebab akibat untuk menganalisis faktor yang menjadi penyebab kecacatan pada produk dan dapat dicari solusi dan saran dari masalahnya.

Kata kunci : Statistical Quality Control¸grafik pengendalian u, diagram pareto, diagram sebab akibat, jam tangan tulang dan tanduk


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The creative industry is an industry that is derived from the utilization of creativity, skills and individual talents to create wealth and jobs through the creation and utilization of creativity and inventiveness of individuals is one of them in the field of fashion. In order to stay competitive with other businesses increasingly innovative it is necessary to control quality by using Statistical Quality Control. Grootwatch is a brand of watches home industries, Groot innovate by making watches that are made of bone and horn. Type of production Grootwatch watches are Asmat, Dayak, and the Baduy. The division of production here are three parts, namely the distribution of body clock, watch chain, and final assembly and installation of machinery needle hour on the hour.

Groot use with a centralized quality control on raw materials and the finished product inspection. The problem here is the way of Groot in dealing with raw materials and there is still a defective product that does not comply with the established specifications. To prevent the occurrence of defective products out of control then use tools such as control charts.

Groot is home industries, the number of samples generated by Groot each month varies and is not constant then use the control u-chart graph. After using u-chart then not found any defects each month exceeding the upper control limit and lower control limit. Pareto diagram is then made to determine the percentage and disability dominant, and dominant is a defect in the chain with (57.14%) further defects in the body (32.42%) and the last at fault raft and hours (10:44%). Now we know the percentage of each disability then made a causal diagram to analyze the factors that cause defects in products and solutions and advice can be sought from the problem.

Keywords: Statistical Quality Control¸ u chart, Pareto diagram, causal effect diagram, watches bone and horn


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) ... i

HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

2.1 Manajemen Operasi ... 9

2.2 Keputusan Manajemen Operasi ... 10

2.3 Kualitas ... 12

2.3.1 Pentingnya Kualitas ... 14

2.3.2 Implikasi dari Kualitas ... 16

2.4 Pengendalian Kualitas ... 16

2.4.1 Tujuan Pengendalian Kualitas ... 17

2.4.2 Tahap Pengendalian Kualitas ... 18

2.4.3 Pengendalian Kualitas Secara Statistik (StatisticalQuality Control) . 20 2.4.3.1 Jenis Pengendalian Kualitas Proses Statistik ... 21

2.4.4 Alat Bantu Dalam Pengendalian Kualitas ... 23

2.4.4.1 Lembar Periksa ... 23

2.4.4.2 Diagram Pencar ... 24

2.4.4.3 Diagram Penyebab dan Efek ... 25

2.4.4.4 Grafik Pareto ... 27

2.4.4.5 Diagram Alur ... 28

2.4.4.6 Histogram ... 29

2.4.4.7 Grafik Pengendalian ... 30

2.4.4.7.1 Grafik Pengendalian Variable ... 31

2.4.4.7.2 Grafik Pengendalian Data Atribut ... 32


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Objek Penelitian ... 42

3.1.1 Struktur Organisasi ... 43

3.2 Metode Penelitian... 44

3.3 Jenis dan Teknik Pnengumpulan Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Pengumpulan Data ... 47

4.2 Peta Kendali u ... 48

4.3 Diagram Pareto... 53

4.4 Diagram Sebab Akibat ... 55

4.4.1 Diagram Sebab Akibat Pada Kecacatan Rantai ... 56

4.4.2 Diagram Sebab Akibat Pada Kecacatan Body ... 58

4.4.3 Diagram Sebab Akibat Pada Kesalahan Rakit dan Jam Mesin ... 61

4.5 Faktor Penyebab Kecacatan Produk dan Usulan Perbaikan ... 62

4.5 Faktor Penyebab Kecacatan Produk dan Usulan Perbaikan Pada Rantai... 63

4.5 Faktor Penyebab Kecacatan Produk dan Usulan Perbaikan Pada Body ... 64

4.5 Faktor Penyebab Kecacatan Produk dan Usulan Perbaikan Pada Kesalahan Rakit dan Mesin Jam ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 72


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Empat Langkah PDCA ... 18

Gambar 2.2 Lembar Periksa ... 24

Gambar 2.3 Diagram Pencar ... 25

Gambar 2.4 Diagram Penyebab Efek ... 26

Gambar 2.5 Grafik Pareto ... 27

Gambar 2.6 Diagram Alur (Flowchart) ... 29

Gambar 2.7 Grafik Histogram... 30

Gambar 2.8 Control Chart ... 31

Gambar 2.3 Diagram Pencar ... 25

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 44

Gambar 4.1 Peta Pengendalian u ... 52

Gambar 4.2 Diagram Pareto ... 54

Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat Pada Kecacatan Rantai ... 56

Gambar 4.4 Diagram Sebab Akibat Pada Kecacatan Body ... 58


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Produksi Jam Tangan Tulan dan Tanduk ... 5 Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Jam Tangan Tulan dan Tanduk Grootwatch Bandung ... 47 Tabel 4.2 Hasil Tabel Perhitungan UCL dan LCL Secara Keseluruhan Dari Jam Tangan Tulang dan Tanduk ... 51 Tabel 4.3 Tabel Persentase Jumlah Cacat Produk Komulatif Pada Jam

Tangan Tulang dan Tanduk ... 53 Tabel 4.4 Faktor dan Usulan Kecacatan Pada Rantai ... 63 Tabel 4.5 Faktor dan Usulan Kecacatan Pada Body ... 64 Tabel 4.6 Faktor dan Usulan Kecacatan Pada Kesalahan Rakit dan


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini persaingan dalam melakukan bisnis sangatlah ketat terutama pada era modern seperti ini khususnya dalam bidang industri kreatif. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Pengertian kreativitas adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemukenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009). Definisi industri kreatif sendiri menurut Departemen Perdagangan pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008) adalah: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.”.

Berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha Indonesia 2025 (2008), ada 14 subsektor industri kreatif di Indonesia, yakni periklanan; arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain; video, film dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan peranti lunak; televisi dan radio; serta riset dan pengembangan; dan fashion. Indonesia memiliki basis sumber daya manusia cukup banyak bagi pengembangan ekonomi kreatif, melihat dari persaingan itu para pelaku usaha harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar tetap bersaing dengan para pelaku usaha lainya yang semakin inovatif.

Kualitas adalah kemampuan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (Heizer dan Render, 2015). Pengelolaan kualitas dapat membantu dalam membangun strategi yang berhasil dalam diferensiasi, biaya rendah, dan respons. Sebagai contoh yaitu ketika peningkatan pada penjualan biasanya terjadi sebagai kecepatan perusahaan merespons, peningkatan dan penurunan harga jual, dan meningkatkan reputasi mereka untuk produk yang berkualitas. Kurangnya kualitas mempengaruhi keseluruhan organisasi mulai dari pemasok sampai ke pelanggan dan mulai dari desain produk sampai ke pemeliharaan. (Heizer dan Render, 2015)

Statistical Quality Control sering disebut sebagai Statistical Proses Control adalah suatu proses yang digunakan untuk memonitor standar dengan menetapkan pengukuran dan tindakan korektif atas suatu produk atau jasa yang dihasilkan (Heizer dan Render, 2015). Alat bantu yang biasa digunakan dalam statistical


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha quality control adalah dengan control charts (grafik pengendalian). Control charts adalah presentasi grafis dari data proses dari waktu ke waktu yang menunjukan batas kendali atas dan bawah untuk proses yang ingin kita kendalikan” (Heizer dan Render, 2015). Batas kendali atas dan bawah dalam grafik pengendalian dapat berupa ukuran suhu, tekanan, berat, panjang, dan sebagainya. Jenis-jenis pada Control Chart adalah Variabel Chart dan Attribute Chart. Attribute Chart merupakan peta kendali untuk karakteristik kualitas yang mudah diukur seperti volume, berat, panjang dan lain sebagainya. Sedangkan Attribut Chart merupakan peta kendali untuk karakteristik yang sulit diukur seperti produk rusak dan produk cacat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis Attribut Chart, peta kendali rusak dibagi menjadi p-Chart (peta kendali proporsi kerusakan) dan np-Chart (peta kendali jumlah kerusakan) sedangkan peta kendali cacat dibagi menjadi c-Chart (peta kendali cacat), u-Chart (peta kendali cacat per unit) dan U-Chart (peta kendali tingkat cacat).

Grootwatch merupakan sebuah brand jam tangan home industries. Groot berdiri sejak awal tahun 2015 yang didirikan oleh Marwan Eka Fadilah. Groot melakukan inovasi baru dengan membuat produk jam tangan yang terbuat dari tulang dan tanduk. Jenis dari produksi jam tangan Grootwatch ini adalah Asmat, Dayak, dan Baduy. Jenis Asmat dan Dayak ini menggunakan bahan dari tulang paha dan betis sapi dan yang membedakan dari kedua jenis ini dari segi warna, jika Asmat berwarna putih dan jika Dayak berwarna coklat muda hampir menyerupai warna kayu. Jenis terakhir yaitu Baduy yang terbuat dari tanduk


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha kerbau. Berbagai macam proses hand made yang membutuhkan keahlian dari para pengrajin tulang dan tanduk dari mulai memotong, mengukir, pembuatan body jam, pembuatan rantai jam, juga pemasangan mesin dan kaca. Walaupun yang mengerjakan produk tersebut merupakan pengrajin tapi tidak selalu hasil produksi sesuai standar, nyatanya ada saja bagian produk yang cacat seperti kualitas warna yang tidak sesuai standar, rantai yang retak, tutup body yang retak, ukuran yang tidak pas antara body dan rantai, mesin, dan lain sebagainya. Karena masih ditemukan beberapa produk yang cacat dalam produksi dan tidak memenuhi standar kualitas maka dibutuhkan peta kendali untuk membantu memecahkan masalah seperti ini.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dalam penelitianya mengambil judul Penerapan Statistical Quality Control Guna Mengurangi Produk Cacat Pada Jam Tangan Tulang Dan Tanduk (Studi Kasus pada Grootwatch Bandung)”

1.2Identifikasi Masalah

Hasil dari pra survey pada produksi Grootwatch terlihat adanya beberapa produk cacat pada setiap produksinya seperti yang tertera pada tabel:


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha

Tabel 1.1

Jumlah Produksi Jam Tangan Tulang dan Tanduk Pada Grootwatch Periode Januari 2015-Maret 2016

Bulan jumlah produk cacat rantai cacat body kesalahan rakit dan mesin jam total cacat

januari 2015 15 8 4 3 15

Febuari 2015 18 7 4 2 13

Maret 2015 16 6 2 3 11

April 2015 20 8 3 0 11

Mei 2015 23 5 5 1 11

Juni 2015 23 6 7 0 13

Juli 2015 25 9 3 0 12

Agustus 2015 27 5 5 2 12

September 2015 25 7 4 0 11

Oktober 2015 30 11 3 2 16

November 2015 29 8 3 2 13

Desember 2015 30 4 5 0 9

januari 2016 32 6 4 0 10

Febuari 2016 33 9 3 1 13

Maret 2016 30 5 4 3 12

Sumber: bagian produksi Grootwatch.

Berdasarkan tabel diatas terdapat produk cacat, maka permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Grootwatch? 2. Bagaimana penerapan statistical quality control terhadap upaya mengurangi

produk cacat?

3. Bagaimana saran dalam perbaikan dan penyelesaian dengan menggunakan statistical quality control?


(12)

6 Universitas Kristen Maranatha

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka penulis memiliki tujuan untuk:

1. Mengetahui praktik pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Grootwatch. 2. Mengetahui penerapan statistical quality control terhadap upaya mengurangi

produk cacat.

3. Mengetahui saran dalam perbaikan dan penyelesaian dengan menggunakan statistical quality control.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini bemanfaat bagi:

1. Bagi penulis, yaitu mempraktekan teori-teori dalam perkuliahan pada kasus yang real di lapangan dan mendapat pembelajaran dari hasil tersebut.

2. Bagi pelaku bisnis, yaitu diharapkan menjasi solusi untuk masalah yang ada di dalam proses produksi dan hasil, khususnya dalam hal pengendalian produk cacat. 3. Bagi pihak akademisi, yaitu diharapkan hasil dari penelitian ini bisa berguna

untuk pembelajaran juga sebagai bahan studi kasus bagi mahasiswa.

4. Bagi pihak lainya, yaitu diharapkan bisa mengembangkan wawasan bagi beberapa pihak yang telah mempelajari hasil dari penelitian ini.


(13)

7 Universitas Kristen Maranatha

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian pada produk jam tangan tulang dan tanduk Grootwatch ini dalam penulisanya dibuat dalam bentuk skripsi, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I yang menceritakan tentang latar belakang mengenai fenomena yang ada pada saat ini dengan menceritakan berkembangnya industri kreatif dalam bidang jam tangan sehingga menceritakan tentang Grootwatch yang mengalami beberapa kendala dalam mengatasi produk cacat. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab identifikasi dari masalah yang ada pada produksi jam tangan tulang dan tanduk Grootwatch. Kegunaan penelitian juga dijelaskan pada Bab ini yang diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi penulis, pelaku usaha, akademisi, dan pihak lainya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menjelaskan tentang kerangka pemikiran dan beberapa teori mengenai permasalahan yang ada dalam produksi guna membantu dalam segi pemecahan masalah dan segi menganalisis permasalahan yang terjadi pada pelaku usaha.

BAB III METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

Bab III berisikan tentang metode-metode mana yang digunakan dalam penelitian dan metode pengumpulan data. Bab ini pun menjelaskan mengenai objek penelitian yang sedang diteliti permasalahanya.


(14)

8 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisikan tentang pengumpulan data dari hasil penelitian yang dijadikan tolak ukur untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada dengan menggunakan metode yang telah dipelajari.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisikan tentang kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian beserta saran dari hasil kesimpulan yang diambil dan diharapkan berguna bagi pelaku usaha.


(15)

67

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari tulang dan tanduk yang sudah tidak terpakai. Untuk meminimalisir produk cacat dalam produksi maka Grootwatch menggunakan Statistical Quality Control untuk pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan pada tiga pekerja yang masing-masing memproduksi satu bagian jenis produksi dalam jam tangan seperti pembuatan rantai jam, pembuatan body jam, dan bagian perakitan akhir dan mesin jam.

Grootwatch selama ini sudah menggunakan praktik pengendalian kualitas pada produknya, tetapi pengendalian kualitas Groot lebih terpusat pada bahan baku tulang dan tanduk dengan upaya menghilangkan jamur yang terdapat pada tulang dan tanduk. Upaya yang dilakukan Groot yaitu dengan merebus tulang dan tanduk tersebut agar tidak ada lagi sisa jamur yang masih menempel, setelah direbus bahan baku tersebut ada yang langsung diproduksi dan ada yang dimasukan ke dalam tempat penyimpanan yang terletak pada ranjang dengan handuk.

Proses produksi dari Groot pada saat bahan baku sudah siap maka melewati tahap pemotongan tulang dan tanduk menjadi persegi panjang agar mudah dibentuk


(16)

68

Universitas Kristen Maranatha menjadi beberapa bagian rantai ataupun menjadi bagian body, pemotongan tersebut menggunakan mesin scroll saw. Proses selanjutnya menggunakan mesin gerinda untuk penghalusan tulang dan tanduk dan dibentuk pada tulang berupa lobang-lobang yang berfungsi sebagai tempat dimasukanya skrup dan pin buat rantai. Maintenance pada peralatan produksi sangat dibutuhkan dan Groot selama ini melakukan perawatan hanya ketika mata pisau dan mata bor tersebut sudah tumpul sehingga bisa sangat mengganggu proses maupun hasil dari produksi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada produk jam tangan Grootwatch, Penulis mengemukakan berdasarkan data dan perhitungan bahwa:

1. dijelaskan bahwa total jumlah produksi dari januari 2015 – maret 2016 yaitu sebesar 376 yang jumlah produksi setiap bulanya bervariasi, sedangkan produk cacat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pada pembuatan body jam, rantai jam, dan tahap perakitan jam dan mesin. Jumlah cacat tiap bulan bervariasi dengan total cacat mencapai 182 cacat.

2. Penelitian lebih lanjut menggunakan statistical quality control dengan menggunakan peta kendali u, maka dapat dilihat produk cacat tiap bulannya tidak melewati batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL). Meskipun terdapat produk cacat pada produksi yang mendekati batas pengendalian atas (UCL), tetapi cacat-cacat produksi tersebut masih mendapatkan toleransi. Namun lebih baik bila produk cacat tersebut dapat dihilangkan.


(17)

69

Universitas Kristen Maranatha 3. Dengan menggunakan diagram Pareto, dapat diketahui bahwa produk cacat pada

jam tangan Grootwatch didominasi oleh cacat rantai dengan persentase sebesar 57.14%, dan cacat body dengan persentase sebesar 32.42%. Dengan demikian total persentase kecacatan pada produksi jam tangan Grootwatch pada bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2016 sebesar 89.56%. Penyebab kecacatan lainya dengan kesalahan pada rakit dan mesin yang persentasenya sebesar 10.44% pada jangka waktu yang serupa.

5.2 Saran

Setelah diketahui berbagai data dari penelitian maka penulis memberi saran dan masukan yang dapat membantu Grootwatch untuk meminimalisir cacat pada produksi body jam, rantai jam, dan kesalahan rakit dan jam tangan. Saran tersebut antara lain:

1. Memberikan inspeksi dan pengawasan rutin terhadap pekerja agar terhindar dari kesalahan. Memberikan sketsa ukuran pada produk secara jelas sehingga tidak terjadi kesalahan potongan pada ukuran body dan tutup body. Selalu memperingatkan terhadap metode yang benar dalam pemotongan pada pembuatan rantai jangan sampai ada kemiringan dan hindari ada nya goresan-goresan yang tidak perlu. Selain itu memberikan ukuran yang akurat dari setiap bagian rantai agar pemotongan tiap bagian tersebut tetap simetris.

2. Rutin memperhatikan dan mengganti mata bor dan mata pisau dengan rutin dan sebaiknya dilakukan sebelum mata pisau dan mata bor tumpul. Karena jika


(18)

70

Universitas Kristen Maranatha menunggu tumpul dapat memakan waktu produksi dengan pembelian mata bor dan mata pisau. Lebih baik jika mempunyai persediaan mata pisau dan mata bor cadangan.

3. Pemilihan mesin harus lebih diseleksi mana yang bagus untuk dipasang dan mana yang tidak. Jika sudah terlalu banyak mesin yang mati lebih baik ganti pemasok mesin jam oleh pemasok mesin jam dan jarum yang lain.

4. Cara menghilangkan jamur dengan disimpan dalam pemanas seperti oven dengan panas yang sudah ditentukan agar pori-pori yang ada di dalam tulang agar kering dan meminimalisir tumbuhnya jamur pada tulang. Selanjutnya agar jamur tidak muncul kembali yaitu dengan penyimpanan yang rapih kering dengan alas berbahan stainless dan terkena cukup sinar matahari sehingga tidak terjadi lembab. Karena bahan dari stainless tidak ada pori-pori yang menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga cukup aman untuk dijadikan alas penyimpanan tulang, berbeda dengan bahan kayu, besi dan lantai yang masih mempunyai pori-pori yang bisa memicu penyebab tumbuhnya jamur. Cara tersebut menjawab mengapa setelah bahan baku tulang dan tanduk direbus oleh Groot dengan tujuan menghilangkan jamur tetapi setelah disimpan tetap saja ada yang terkena jamur karena memang langkah merendam itu masih belum ampuh disebabkan pori-pori tulang tersebut basah jika direndam dalam air dan memungkinkan jamur itu muncul kembali.

5. Menentukan waktu standar untuk menengahi persepsi antara pengrajin selaku pekerja dengan pemilik Groot. Waktu standar dalam sekali pembuatan produk,


(19)

71

Universitas Kristen Maranatha agar tidak ada dua persepsi yang membuat perselisihan jika waktu pengerjaan yang ditetapkan itu berbeda, sehingga perhitungan dalam produksi bisa diprediksi selesainya. Membuat jam kerja untuk pengrajin per harinya sehingga dia benar-benar jelas bekerja ataupun istirahat dalam sehari dan tidak terlalu santai dalam bekerja jika tidak diberi waktu kerja.


(20)

72 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arini, D. W. (1999). manajemen kualitas. yogyakarta: andi offset.

Assauri, S. (2008). Management Operasi dan Produksi. Jakarta: LP FE UI Edition.

Daft, R. L. (2006). Manajemen Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Evans, J., & Collier, D. (2007). Management Operation. UK: Prentince Hall.

Gibson. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Herjanto, E. (2008). "Operation Management" Edisi Ketiga . jakarta: PT Grasindo Indonesia.

munandar. (2009). pengembangan kreatifitas anak berbakat. jakarta: PT Rineka Cipta dan Dept. Pendidikan dan Kebudayaan.

Purnomo, H. (2003). Pengantar Teknik Industr. Yogyakarta: Graha Ilmu.

RI, D. P. (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Studi Industri Kreatif Indonesia.

Sarwo, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stevenson, W. J. (2009). Management Operation. UK: Prentice Hall.

Ambarto, D.K.P. (2015). Peran Pengendalian Kualitas Guna Mengurangi Produk Cacat Jam Tangan Kayu (Study Kasus Pada PT.Matoa Indonesia Digdaya Bandung). Skripsi


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Grootwatch merupakan salah satu industri kreatif yang sedang berkembang

dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang terbuat dari tulang dan tanduk yang sudah tidak terpakai. Untuk meminimalisir produk cacat dalam produksi maka Grootwatch menggunakan Statistical Quality

Control untuk pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan pada tiga

pekerja yang masing-masing memproduksi satu bagian jenis produksi dalam jam tangan seperti pembuatan rantai jam, pembuatan body jam, dan bagian perakitan akhir dan mesin jam.

Grootwatch selama ini sudah menggunakan praktik pengendalian kualitas

pada produknya, tetapi pengendalian kualitas Groot lebih terpusat pada bahan baku tulang dan tanduk dengan upaya menghilangkan jamur yang terdapat pada tulang dan tanduk. Upaya yang dilakukan Groot yaitu dengan merebus tulang dan tanduk tersebut agar tidak ada lagi sisa jamur yang masih menempel, setelah direbus bahan baku tersebut ada yang langsung diproduksi dan ada yang dimasukan ke dalam tempat penyimpanan yang terletak pada ranjang dengan handuk.

Proses produksi dari Groot pada saat bahan baku sudah siap maka melewati tahap pemotongan tulang dan tanduk menjadi persegi panjang agar mudah dibentuk


(2)

menjadi beberapa bagian rantai ataupun menjadi bagian body, pemotongan tersebut menggunakan mesin scroll saw. Proses selanjutnya menggunakan mesin gerinda untuk penghalusan tulang dan tanduk dan dibentuk pada tulang berupa lobang-lobang yang berfungsi sebagai tempat dimasukanya skrup dan pin buat rantai. Maintenance pada peralatan produksi sangat dibutuhkan dan Groot selama ini melakukan perawatan hanya ketika mata pisau dan mata bor tersebut sudah tumpul sehingga bisa sangat mengganggu proses maupun hasil dari produksi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada produk jam tangan Grootwatch, Penulis mengemukakan berdasarkan data dan perhitungan bahwa:

1. dijelaskan bahwa total jumlah produksi dari januari 2015 – maret 2016 yaitu sebesar 376 yang jumlah produksi setiap bulanya bervariasi, sedangkan produk cacat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pada pembuatan body jam, rantai jam, dan tahap perakitan jam dan mesin. Jumlah cacat tiap bulan bervariasi dengan total cacat mencapai 182 cacat.

2. Penelitian lebih lanjut menggunakan statistical quality control dengan menggunakan peta kendali u, maka dapat dilihat produk cacat tiap bulannya tidak melewati batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL). Meskipun terdapat produk cacat pada produksi yang mendekati batas pengendalian atas (UCL), tetapi cacat-cacat produksi tersebut masih mendapatkan toleransi. Namun lebih baik bila produk cacat tersebut dapat dihilangkan.


(3)

3. Dengan menggunakan diagram Pareto, dapat diketahui bahwa produk cacat pada jam tangan Grootwatch didominasi oleh cacat rantai dengan persentase sebesar 57.14%, dan cacat body dengan persentase sebesar 32.42%. Dengan demikian total persentase kecacatan pada produksi jam tangan Grootwatch pada bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2016 sebesar 89.56%. Penyebab kecacatan lainya dengan kesalahan pada rakit dan mesin yang persentasenya sebesar 10.44% pada jangka waktu yang serupa.

5.2 Saran

Setelah diketahui berbagai data dari penelitian maka penulis memberi saran dan masukan yang dapat membantu Grootwatch untuk meminimalisir cacat pada produksi body jam, rantai jam, dan kesalahan rakit dan jam tangan. Saran tersebut antara lain:

1. Memberikan inspeksi dan pengawasan rutin terhadap pekerja agar terhindar dari kesalahan. Memberikan sketsa ukuran pada produk secara jelas sehingga tidak terjadi kesalahan potongan pada ukuran body dan tutup body. Selalu memperingatkan terhadap metode yang benar dalam pemotongan pada pembuatan rantai jangan sampai ada kemiringan dan hindari ada nya goresan-goresan yang tidak perlu. Selain itu memberikan ukuran yang akurat dari setiap bagian rantai agar pemotongan tiap bagian tersebut tetap simetris.

2. Rutin memperhatikan dan mengganti mata bor dan mata pisau dengan rutin dan sebaiknya dilakukan sebelum mata pisau dan mata bor tumpul. Karena jika


(4)

menunggu tumpul dapat memakan waktu produksi dengan pembelian mata bor dan mata pisau. Lebih baik jika mempunyai persediaan mata pisau dan mata bor cadangan.

3. Pemilihan mesin harus lebih diseleksi mana yang bagus untuk dipasang dan mana yang tidak. Jika sudah terlalu banyak mesin yang mati lebih baik ganti pemasok mesin jam oleh pemasok mesin jam dan jarum yang lain.

4. Cara menghilangkan jamur dengan disimpan dalam pemanas seperti oven dengan panas yang sudah ditentukan agar pori-pori yang ada di dalam tulang agar kering dan meminimalisir tumbuhnya jamur pada tulang. Selanjutnya agar jamur tidak muncul kembali yaitu dengan penyimpanan yang rapih kering dengan alas berbahan stainless dan terkena cukup sinar matahari sehingga tidak terjadi lembab. Karena bahan dari stainless tidak ada pori-pori yang menyebabkan tumbuhnya jamur sehingga cukup aman untuk dijadikan alas penyimpanan tulang, berbeda dengan bahan kayu, besi dan lantai yang masih mempunyai pori-pori yang bisa memicu penyebab tumbuhnya jamur. Cara tersebut menjawab mengapa setelah bahan baku tulang dan tanduk direbus oleh Groot dengan tujuan menghilangkan jamur tetapi setelah disimpan tetap saja ada yang terkena jamur karena memang langkah merendam itu masih belum ampuh disebabkan pori-pori tulang tersebut basah jika direndam dalam air dan memungkinkan jamur itu muncul kembali.

5. Menentukan waktu standar untuk menengahi persepsi antara pengrajin selaku pekerja dengan pemilik Groot. Waktu standar dalam sekali pembuatan produk,


(5)

agar tidak ada dua persepsi yang membuat perselisihan jika waktu pengerjaan yang ditetapkan itu berbeda, sehingga perhitungan dalam produksi bisa diprediksi selesainya. Membuat jam kerja untuk pengrajin per harinya sehingga dia benar-benar jelas bekerja ataupun istirahat dalam sehari dan tidak terlalu santai dalam bekerja jika tidak diberi waktu kerja.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arini, D. W. (1999). manajemen kualitas. yogyakarta: andi offset.

Assauri, S. (2008). Management Operasi dan Produksi. Jakarta: LP FE UI Edition.

Daft, R. L. (2006). Manajemen Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Evans, J., & Collier, D. (2007). Management Operation. UK: Prentince Hall.

Gibson. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Herjanto, E. (2008). "Operation Management" Edisi Ketiga . jakarta: PT Grasindo Indonesia.

munandar. (2009). pengembangan kreatifitas anak berbakat. jakarta: PT Rineka Cipta dan

Dept. Pendidikan dan Kebudayaan.

Purnomo, H. (2003). Pengantar Teknik Industr. Yogyakarta: Graha Ilmu.

RI, D. P. (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Studi Industri

Kreatif Indonesia.

Sarwo, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stevenson, W. J. (2009). Management Operation. UK: Prentice Hall.

Ambarto, D.K.P. (2015). Peran Pengendalian Kualitas Guna Mengurangi Produk Cacat Jam Tangan Kayu (Study Kasus Pada PT.Matoa Indonesia Digdaya Bandung). Skripsi