Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri pada Remaja Putra di Rumah Tahanan (RUTAN) "X", Bandung.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai konsep diri remaja putra yang berada di Rutan “X”, Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai konsep diri remaja putra di Rutan ”X”, Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei.

Populasi penelitian ini adalah remaja putra yang berada di Rutan ”X”, Bandung. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsep diri adalah alat ukur TSCS, dengan validitas berkisar antara 0,400 sampai dengan 1,000 dan reliabilitas 0987 menggunakan program SPSS 14.0 dengan uji statistik rank spearman.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa konsep diri yang dimiliki remaja putra di Rutan ’X’, Bandung yaitu sebagai berikut: 60% remaja putra memiliki konsep diri yang positif sedangkan 40%remaja putra memiliki konsep diri yang negatif. Diketahui juga bahwa sumber yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy siswa adalah pengalaman, aktualisasi diri dan kompetensi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran agar melakukan penelitian lanjutan mengenai kontribusi faktor-faktor dalam konsep diri terhadap konsep diri secara keseluruhan. Bagi Pembina dan Pengurus Rutan “X” Bandung dapat mengarahkan dan mendampingi remaja putra di Rutan supaya dapat mengembangkan konsep dirinya, terutama pengembangan pada aspek personal dan kesempatan untuk aktualisasi diri. Pada aspek personal dapat dikembangkan dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk pengembangan diri sedangkan kesempatan aktualisasi diri dengan mengembangkan fasilitas dan menyelenggarkan kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan minat, kemampuan dan keterampilan remaja putra.Bagi lingkungan terdekat dan keluarga, agar dapat memberi umpan balik positif dan support bagi remaja putra di Rutan “X” Bandung agar dapat membantu mengembangkan konsep diri mereka.Bagi remaja putra di Rutan “X” Bandung, disarankan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan konsep diri mereka, seperti aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan Bankum, kegiatan keagamaan, menjalin relasi sosial yang baik dengan lingkungannya serta aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya.

Universitas Kristen Maranatha i


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR……….ii

DAFTAR ISI….………...v

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah……….10

1.3 Maksud dan Tujuan Peneltian 1.3.1 Maksud Penelitian……….10

1.3.2 Tujuan Penelitian………..10

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah………...10

1.4.2 Kegunaan Praktis………..11

1.5 Kerangka Pikir……….11

1.6 Asumsi………..21

Universitas Kristen Maranatha v


(3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diri

2.1.1 Definisi Konsep Diri………..22

2.1.2 Perkembangan Konsep Diri 2.1.2.1Teori perkembangan konsep diri………23

2.1.3 Pembentukan dan Isi Konsep Diri………..26

2.1.4 Dimensi-dimensi Konsep Diri………26

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri………31

2.1.6 Konsep diri dan Kepribadian……….34

2.1.7 Konsep Diri dan Tingkah Laku………..35

2.1.8 Pengukuran Konsep Diri………36

2.2 Remaja 2.2.1 Tahap Perkembangan Remaja………38

2.2.2 Perubahan Pokok dan Ciri-ciri Masa Remaja………39

2.3 Rumah Tahanan “X” 2.3.1 Visi, Misi dan Tujuan 2.3.1.1Visi……….46

2.3.1.2 Misi………...46

2.3.1.3Tujuan………46

2.3.2 Sasaran………...47

2.3.3 Upaya yang Dilakukan untuk Mencapai Sasaran………...48

2.3.4 Upaya untuk Mendukung Tercapainya Sasaran 2.3.4.1Urusan Kepegawaian……….52

Universitas Kristen Maranatha vi


(4)

2.3.4.2Peningkatan Sarana………54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………...58

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian...59

3.2.2 Definisi Konseptual...59

3.2.3 Definisi Operasional...59

3.3 Alat Ukur 3.3.1 Jenis Alat Ukur....………..62

3.3.2 Prosedur pengisian………65

3.3.3 Sistem penilaian………66

3.4 Uji Coba Validitas dan reliabilitas 3.4.1 Uji Coba Validitas……….67

3.4.2 Uji Reliabilitas………...68

3.5 Populasi dan Sasaran 3.5.1 Populasi Sasaran………....70

3.5.2 Karakteristik Populasi………...70

3.5.3 Tehnik Sampling………...70

3.6 Tehnik Analisis………...71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...72

4.2 Hasil Penelitian...73

Universitas Kristen Maranatha vii


(5)

4.3 Hasil Pembahasan...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...86 5.2 Saran...87 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN

Universitas Kristen Maranatha viii


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Universitas Kristen Maranatha x


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Tabel persentase responden berdasarkan usia dan lama masa tahanan yang telah dijalani

Tabel 4.2.1 Tabel hasil penelitian Konsep Diri

Tabel 4.2.2 Tabel tabulasi silang Konsep Diri dengan aspek-aspek Konsep Diri

Universitas Kristen Maranatha ix


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Konsep Diri

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Data Tabulasi Silang Konsep Diri

Universitas Kristen Maranatha xi


(9)

DAFTAR RUJUKAN

www.kompas.com www.pikiran-rakyat.com www.e-psikologi.com


(10)

(11)

Ketika semua serba salah, sebagaimana biasanya, Ketika jalan yag kau tempuh terasa mendaki,

Ketika uang hanya sedikit, sedangkan utang mellilit, Dan kau ingin tersenyum, tapi kau terpaksa mengeluh, Ketika urusan terasa agak membebanimu,

Istirahat kalau perlu, tapi jangan berhenti.

Hidup ini aneh bila tanpa lekuk dan liku seperti yang kadang-kadang kita alami, Dan banyak kegagalan yang kita jumpai,

Ketika semestinya kita berhasil, ada saja yang menghalangi; Namun jangan menyerah kendati gerak maju tapi lambat, Siapa tahu berhasil pada usaha berikutnya.

Keberhasilan adalah sisi lain kegagalan, Seperti tinta perak di balik awan keraguan,

Dan kau tak pernah tahu seberapa dekat tujuanmu, Mungkin sudah dekat ketika bagimu terasa jauh;

Maka tetaplah berjuang bahkan ketika hantaman semakin keras, Ketika segalanya tampak sangat buruk,


(12)

Lampiran 1

KUESIONER KONSEP DIRI

Instruksi:

Berilah tanda silang ( × ) pada kolom pilihan alternatif jawaban ( STS, TS, R, S SS ), jika:

STS = pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri anda TS = pernyataan kurang sesuai dengan diri anda R = anda ragu-ragu/tidak yakin

S = pernyataan cukup sesuai dengan diri anda SS = pernyataan sangat sesuai dengan diri anda

No PERNYATAAN STS TS R S SS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat 2 Penampilan fisik saya rapih 3 Tampilan fisik saya menarik

4 Badan saya sering tidak fit / tidak bugar 5 Penampilan saya acak-acakan ( tidak rapi ) 6 Saya orang yang sakit-sakitan

7 Tubuh saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus 8 Tinggi tubuh saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu


(13)

9 Saya menyukai penampilan saya sebagaimana adanya 10 Saya merasa tidak sesehat seperti seharusnya

11 Saya merasa perlu merubah/memperbaiki penampilan saya

12 Saya seharusnya memiliki daya tarik yang lebih besar

13 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya 14 Saya berusaha menjaga kebugaran tubuh saya

15 Saya mencoba menjaga penampilan saya sebaik-baiknya

16 Saya kurang mampu dalam kegiatan olahraga dan permainan

17 Saya sering tidak percaya diri

18 Saya sering kurang istirahat ( kurang tidur ) 19 Saya orang yang tenggang rasa

20 Saya orang yang percaya pada agama 21 Saya orang yang jujur

22 Saya kurang taat melaksanakan perintah agama 23 Saya orang jahat

24 Saya kurang memperhatikan nilai-nilai moral 25 Saya puas dengan tingkah laku saya selama ini 26 Saya mematuhi ajaran agama atas keinginan saya

sendiri, bukan karena dorongan orang lain


(14)

28 Saya seharusnya menjadi orang yang dapat dipercaya / bertanggung jawab

29 Saya seharusnya lebih rajin beribadah 30 Saya seharusnya tidak sering berbohong

31 Saya mentaati ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

32 Saya berusaha melakukan hal yang benar setiap saat 33 Saya mencoba untuk berubah bila tahu saya salah

langkah

34 Kadang-kadang saya menggunakan cara –cara yang tidak jujur agar dapat maju / berhasil

35 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang amat jelek

36 Saya mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang benar

37 Saya orang yang periang

38 Saya cukup mampu mengendalikan diri 39 Saya orang yang tenang dan santai 40 Saya orang yang pembenci / pendendam 41 Saya orang yang tidak berarti

42 Saya orang yang mudah kehilangan akal

43 Saya merasa puas dengan keadaan diri saya sekarang 44 Menurut saya, saya orang yang cukup terampil dan


(15)

tangkas

45 Menurut saya, saya orang yang ramah

46 Saya bukan seperti orang yang saya inginkan 47 Menurut saya, selama ini saya menyia-nyiakan diri

saya sendiri

48 Menurut saya, saya adalah orang yang mudah menyerah

49 Saya dapat menjaga diri saya dalam situasi apapun 50 Saya memecahkan masalah saya dengan mudah

51 Saya mampu bertanggung jawab atas kesalahan saya 52 Saya sering mengubah pendirian

53 Saya melakukan sesuatu tanpa berpikir matang 54 Saya mencoba lari dari masalah saya

55 Keluarga akan membantu saya dalam mengatasi masalah

56 Saya orang yang penting bagi keluarga 57 Saya seorang anggota keluarga yang bahagia

58 Saya tidak dicintai oleh keluarga saya

59 Keluarga menganggap saya tidak mampu mengurus diri sendiri

60 Keluarga saya tidak mempercayai diri saya

61 Saya puas dengan keadaan dan hubungan saya dengan keluarga saya


(16)

62 Saya peduli dan sayang kepada orang tua saya

63 Saya memahami keluarga sebaik seperti yang seharusnya

64 Saya mudah tersinggung oleh komentar dari anggota keluarga

65 Saya seharusnya lebih mempercayai keluarga saya 66 Saya seharusnya lebih mencintai keluarga saya 67 Saya mencoba berlaku jujur terhadap teman dan

keluarga saya

68 Saya membantu tugas di rumah

69 Saya menaruh perhatian sungguh-sungguh pada keluarga saya

70 Saya sering bertengkar dengan anggota keluarga 71 Saya sering melawan orang tua saya

72 Saya tidak bertindak sesuai dengan harapan keluarga saya

73 Saya orang yang suka berteman

74 Saya populer di kalangan teman-teman wanita 75 Saya populer di kalangan teman pria

76 Saya marah melihat apa yang terjadi di dunia

77 Saya tidak tertarik ( tidak peduli )dengan hal-hal yang dilakukan orang lain


(17)

78 Saya sukar berteman

79 Saya merasa puas dengan relasi/hubungan sosial saya dengan orang lain

80 Saya merasa puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

81 Saya puas dengan sikap saya berusaha menyenangkan orang lain

82 Seharusnya saya dapat lebih sopan dari orang lain 83 Dipandang dari segi sosial, saya bukanlah orang yang

baik

84 Saya seharusnya bergaul lebih baik dengan orang lain 85 Saya mencoba memahami pendapat orang lain

86 Saya melihat hal-hal positif/baik dalam diri semua orang yang saya temui

87 Saya bergaul baik dengan orang lain

88 Saya merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain 89 Saya tidak mudah memaafkan orang lain

90 Saya merasa sukar berbicara dengan orang lain 91 Saya tidak selalu berterus terang

92 Kadang – kadang saya memikirkan hal-hal yang terlalu jelek untuk dikatakan


(18)

94 Kadang – kadang jika saya sedang kurang sehat, saya mudah menjadi marah

95 Saya tidak suka pada semua orang yang saya kenal 96 Kadang-kadang saya suka gosip

97 Kadang-kadang saya tertawa pada lelucon jorok 98 Kadang – kadang saya merasa ingin memaki orang lain 99 Saya lebih suka menang daripada kalah dalam suatu

permainan

100 Kadang – kadang saya menunda sampai besok apa yang harus saya kerjakan hari ini


(19)

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS Aspek Fisik

Item Validitas Keterangan

1 1,000 Dipakai

2 0,400 Dipakai

3 0,420 Dipakai

4 0,401 Dipakai

5 0,505 Dipakai

6 0,474 Dipakai

7 0,612 Dipakai

8 0,459 Dipakai

9 0,469 Dipakai

10 0,535 Dipakai

11 0,410 Dipakai

12 0,444 Dipakai

13 0,465 Dipakai

14 0,448 Dipakai

15 0,640 Dipakai

16 0,401 Dipakai

17 0,470 Dipakai

18 0,466 Dipakai

Aspek Moral Etik

Item Validitas Keterangan

19 0,414 Dipakai

20 0,423 Dipakai

21 0,473 Dipakai

22 0,514 Dipakai

23 0,509 Dipakai

24 0,483 Dipakai

25 0,637 Dipakai

26 0,894 Dipakai

27 0,401 Dipakai

28 0,466 Dipakai

29 0,489 Dipakai

30 0,499 Dipakai

31 0,425 Dipakai

32 0,471 Dipakai

33 0,401 Dipakai

34 0,474 Dipakai

35 0,417 Dipakai


(20)

Aspek Personal

Item Validitas Keterangan

37 0,999 Dipakai

38 0,637 Dipakai

39 0,806 Dipakai

40 0,577 Dipakai

41 0,552 Dipakai

42 0,467 Dipakai

43 0,445 Dipakai

44 0,520 Dipakai

45 0,425 Dipakai

46 0,407 Dipakai

47 0,474 Dipakai

48 0,536 Dipakai

49 0,401 Dipakai

50 0,502 Dipakai

51 0,417 Dipakai

52 0,463 Dipakai

53 0,421 Dipakai

54 0,404 Dipakai

Aspek Keluarga

Item Validitas Keterangan

55 0,425 Dipakai

56 0,409 Dipakai

57 0,505 Dipakai

58 0,430 Dipakai

59 0,420 Dipakai

60 0,523 Dipakai

61 0,904 Dipakai

62 0,405 Dipakai

63 0,429 Dipakai

64 0,474 Dipakai

65 0,465 Dipakai

66 0,423 Dipakai

67 0,400 Dipakai

68 0,403 Dipakai

69 0,542 Dipakai

70 0,619 Dipakai

71 0,462 Dipakai


(21)

Aspek Sosial

Item Validitas Keterangan

73 0,486 Dipakai

74 0,400 Dipakai

75 0,429 Dipakai

76 0,502 Dipakai

77 0,402 Dipakai

78 0,405 Dipakai

79 0,535 Dipakai

80 0,407 Dipakai

81 0,450 Dipakai

82 0,430 Dipakai

83 0,402 Dipakai

84 0,473 Dipakai

85 0,506 Dipakai

86 0,590 Dipakai

87 0,411 Dipakai

88 0,419 Dipakai

89 0,409 Dipakai

90 0,442 Dipakai

Aspek Kritik Diri

Item Validitas Keterangan

91 0,418 Dipakai

92 0,537 Dipakai

93 0,484 Dipakai

94 0,464 Dipakai

95 0,577 Dipakai

96 0,463 Dipakai

97 0,488 Dipakai

98 0,499 Dipakai

99 0,438 Dipakai

100 0,416 Dipakai

RELIABILITAS

Cronbach’s Alpha N of items


(22)

Lampiran 1

KUESIONER KONSEP DIRI

Instruksi:

Berilah tanda silang ( × ) pada kolom pilihan alternatif jawaban ( STS, TS, R, S SS ), jika:

STS = pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri anda TS = pernyataan kurang sesuai dengan diri anda R = anda ragu-ragu/tidak yakin

S = pernyataan cukup sesuai dengan diri anda SS = pernyataan sangat sesuai dengan diri anda

No PERNYATAAN STS TS R S SS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat 2 Penampilan fisik saya rapih 3 Tampilan fisik saya menarik

4 Badan saya sering tidak fit / tidak bugar 5 Penampilan saya acak-acakan ( tidak rapi ) 6 Saya orang yang sakit-sakitan

7 Tubuh saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus 8 Tinggi tubuh saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu


(23)

9 Saya menyukai penampilan saya sebagaimana adanya 10 Saya merasa tidak sesehat seperti seharusnya

11 Saya merasa perlu merubah/memperbaiki penampilan saya

12 Saya seharusnya memiliki daya tarik yang lebih besar

13 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya 14 Saya berusaha menjaga kebugaran tubuh saya

15 Saya mencoba menjaga penampilan saya sebaik-baiknya

16 Saya kurang mampu dalam kegiatan olahraga dan permainan

17 Saya sering tidak percaya diri

18 Saya sering kurang istirahat ( kurang tidur ) 19 Saya orang yang tenggang rasa

20 Saya orang yang percaya pada agama 21 Saya orang yang jujur

22 Saya kurang taat melaksanakan perintah agama 23 Saya orang jahat

24 Saya kurang memperhatikan nilai-nilai moral 25 Saya puas dengan tingkah laku saya selama ini 26 Saya mematuhi ajaran agama atas keinginan saya

sendiri, bukan karena dorongan orang lain


(24)

28 Saya seharusnya menjadi orang yang dapat dipercaya / bertanggung jawab

29 Saya seharusnya lebih rajin beribadah 30 Saya seharusnya tidak sering berbohong

31 Saya mentaati ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

32 Saya berusaha melakukan hal yang benar setiap saat 33 Saya mencoba untuk berubah bila tahu saya salah

langkah

34 Kadang-kadang saya menggunakan cara –cara yang tidak jujur agar dapat maju / berhasil

35 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang amat jelek

36 Saya mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang benar

37 Saya orang yang periang

38 Saya cukup mampu mengendalikan diri 39 Saya orang yang tenang dan santai 40 Saya orang yang pembenci / pendendam 41 Saya orang yang tidak berarti

42 Saya orang yang mudah kehilangan akal

43 Saya merasa puas dengan keadaan diri saya sekarang 44 Menurut saya, saya orang yang cukup terampil dan


(25)

tangkas

45 Menurut saya, saya orang yang ramah

46 Saya bukan seperti orang yang saya inginkan 47 Menurut saya, selama ini saya menyia-nyiakan diri

saya sendiri

48 Menurut saya, saya adalah orang yang mudah menyerah

49 Saya dapat menjaga diri saya dalam situasi apapun 50 Saya memecahkan masalah saya dengan mudah

51 Saya mampu bertanggung jawab atas kesalahan saya 52 Saya sering mengubah pendirian

53 Saya melakukan sesuatu tanpa berpikir matang 54 Saya mencoba lari dari masalah saya

55 Keluarga akan membantu saya dalam mengatasi masalah

56 Saya orang yang penting bagi keluarga 57 Saya seorang anggota keluarga yang bahagia

58 Saya tidak dicintai oleh keluarga saya

59 Keluarga menganggap saya tidak mampu mengurus diri sendiri

60 Keluarga saya tidak mempercayai diri saya

61 Saya puas dengan keadaan dan hubungan saya dengan keluarga saya


(26)

62 Saya peduli dan sayang kepada orang tua saya

63 Saya memahami keluarga sebaik seperti yang seharusnya

64 Saya mudah tersinggung oleh komentar dari anggota keluarga

65 Saya seharusnya lebih mempercayai keluarga saya 66 Saya seharusnya lebih mencintai keluarga saya 67 Saya mencoba berlaku jujur terhadap teman dan

keluarga saya

68 Saya membantu tugas di rumah

69 Saya menaruh perhatian sungguh-sungguh pada keluarga saya

70 Saya sering bertengkar dengan anggota keluarga 71 Saya sering melawan orang tua saya

72 Saya tidak bertindak sesuai dengan harapan keluarga saya

73 Saya orang yang suka berteman

74 Saya populer di kalangan teman-teman wanita 75 Saya populer di kalangan teman pria

76 Saya marah melihat apa yang terjadi di dunia

77 Saya tidak tertarik ( tidak peduli )dengan hal-hal yang dilakukan orang lain


(27)

78 Saya sukar berteman

79 Saya merasa puas dengan relasi/hubungan sosial saya dengan orang lain

80 Saya merasa puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

81 Saya puas dengan sikap saya berusaha menyenangkan orang lain

82 Seharusnya saya dapat lebih sopan dari orang lain 83 Dipandang dari segi sosial, saya bukanlah orang yang

baik

84 Saya seharusnya bergaul lebih baik dengan orang lain 85 Saya mencoba memahami pendapat orang lain

86 Saya melihat hal-hal positif/baik dalam diri semua orang yang saya temui

87 Saya bergaul baik dengan orang lain

88 Saya merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain 89 Saya tidak mudah memaafkan orang lain

90 Saya merasa sukar berbicara dengan orang lain 91 Saya tidak selalu berterus terang

92 Kadang – kadang saya memikirkan hal-hal yang terlalu jelek untuk dikatakan


(28)

94 Kadang – kadang jika saya sedang kurang sehat, saya mudah menjadi marah

95 Saya tidak suka pada semua orang yang saya kenal 96 Kadang-kadang saya suka gosip

97 Kadang-kadang saya tertawa pada lelucon jorok 98 Kadang – kadang saya merasa ingin memaki orang lain 99 Saya lebih suka menang daripada kalah dalam suatu

permainan

100 Kadang – kadang saya menunda sampai besok apa yang harus saya kerjakan hari ini


(29)

Lampiran 1

KUESIONER KONSEP DIRI

Instruksi:

Berilah tanda silang ( × ) pada kolom pilihan alternatif jawaban ( STS, TS, R, S SS ), jika:

STS = pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri anda TS = pernyataan kurang sesuai dengan diri anda R = anda ragu-ragu/tidak yakin

S = pernyataan cukup sesuai dengan diri anda SS = pernyataan sangat sesuai dengan diri anda

No PERNYATAAN STS TS R S SS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat 2 Penampilan fisik saya rapih 3 Tampilan fisik saya menarik

4 Badan saya sering tidak fit / tidak bugar 5 Penampilan saya acak-acakan ( tidak rapi ) 6 Saya orang yang sakit-sakitan

7 Tubuh saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus 8 Tinggi tubuh saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu


(30)

9 Saya menyukai penampilan saya sebagaimana adanya 10 Saya merasa tidak sesehat seperti seharusnya

11 Saya merasa perlu merubah/memperbaiki penampilan saya

12 Saya seharusnya memiliki daya tarik yang lebih besar

13 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya 14 Saya berusaha menjaga kebugaran tubuh saya

15 Saya mencoba menjaga penampilan saya sebaik-baiknya

16 Saya kurang mampu dalam kegiatan olahraga dan permainan

17 Saya sering tidak percaya diri

18 Saya sering kurang istirahat ( kurang tidur ) 19 Saya orang yang tenggang rasa

20 Saya orang yang percaya pada agama 21 Saya orang yang jujur

22 Saya kurang taat melaksanakan perintah agama 23 Saya orang jahat

24 Saya kurang memperhatikan nilai-nilai moral 25 Saya puas dengan tingkah laku saya selama ini 26 Saya mematuhi ajaran agama atas keinginan saya

sendiri, bukan karena dorongan orang lain


(31)

28 Saya seharusnya menjadi orang yang dapat dipercaya / bertanggung jawab

29 Saya seharusnya lebih rajin beribadah 30 Saya seharusnya tidak sering berbohong

31 Saya mentaati ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

32 Saya berusaha melakukan hal yang benar setiap saat 33 Saya mencoba untuk berubah bila tahu saya salah

langkah

34 Kadang-kadang saya menggunakan cara –cara yang tidak jujur agar dapat maju / berhasil

35 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang amat jelek

36 Saya mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang benar

37 Saya orang yang periang

38 Saya cukup mampu mengendalikan diri 39 Saya orang yang tenang dan santai 40 Saya orang yang pembenci / pendendam 41 Saya orang yang tidak berarti

42 Saya orang yang mudah kehilangan akal

43 Saya merasa puas dengan keadaan diri saya sekarang 44 Menurut saya, saya orang yang cukup terampil dan


(32)

tangkas

45 Menurut saya, saya orang yang ramah

46 Saya bukan seperti orang yang saya inginkan 47 Menurut saya, selama ini saya menyia-nyiakan diri

saya sendiri

48 Menurut saya, saya adalah orang yang mudah menyerah

49 Saya dapat menjaga diri saya dalam situasi apapun 50 Saya memecahkan masalah saya dengan mudah

51 Saya mampu bertanggung jawab atas kesalahan saya 52 Saya sering mengubah pendirian

53 Saya melakukan sesuatu tanpa berpikir matang 54 Saya mencoba lari dari masalah saya

55 Keluarga akan membantu saya dalam mengatasi masalah

56 Saya orang yang penting bagi keluarga 57 Saya seorang anggota keluarga yang bahagia

58 Saya tidak dicintai oleh keluarga saya

59 Keluarga menganggap saya tidak mampu mengurus diri sendiri

60 Keluarga saya tidak mempercayai diri saya

61 Saya puas dengan keadaan dan hubungan saya dengan keluarga saya


(33)

62 Saya peduli dan sayang kepada orang tua saya

63 Saya memahami keluarga sebaik seperti yang seharusnya

64 Saya mudah tersinggung oleh komentar dari anggota keluarga

65 Saya seharusnya lebih mempercayai keluarga saya 66 Saya seharusnya lebih mencintai keluarga saya 67 Saya mencoba berlaku jujur terhadap teman dan

keluarga saya

68 Saya membantu tugas di rumah

69 Saya menaruh perhatian sungguh-sungguh pada keluarga saya

70 Saya sering bertengkar dengan anggota keluarga 71 Saya sering melawan orang tua saya

72 Saya tidak bertindak sesuai dengan harapan keluarga saya

73 Saya orang yang suka berteman

74 Saya populer di kalangan teman-teman wanita 75 Saya populer di kalangan teman pria

76 Saya marah melihat apa yang terjadi di dunia

77 Saya tidak tertarik ( tidak peduli )dengan hal-hal yang dilakukan orang lain


(34)

78 Saya sukar berteman

79 Saya merasa puas dengan relasi/hubungan sosial saya dengan orang lain

80 Saya merasa puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

81 Saya puas dengan sikap saya berusaha menyenangkan orang lain

82 Seharusnya saya dapat lebih sopan dari orang lain 83 Dipandang dari segi sosial, saya bukanlah orang yang

baik

84 Saya seharusnya bergaul lebih baik dengan orang lain 85 Saya mencoba memahami pendapat orang lain

86 Saya melihat hal-hal positif/baik dalam diri semua orang yang saya temui

87 Saya bergaul baik dengan orang lain

88 Saya merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain 89 Saya tidak mudah memaafkan orang lain

90 Saya merasa sukar berbicara dengan orang lain 91 Saya tidak selalu berterus terang

92 Kadang – kadang saya memikirkan hal-hal yang terlalu jelek untuk dikatakan


(35)

94 Kadang – kadang jika saya sedang kurang sehat, saya mudah menjadi marah

95 Saya tidak suka pada semua orang yang saya kenal 96 Kadang-kadang saya suka gosip

97 Kadang-kadang saya tertawa pada lelucon jorok 98 Kadang – kadang saya merasa ingin memaki orang lain 99 Saya lebih suka menang daripada kalah dalam suatu

permainan

100 Kadang – kadang saya menunda sampai besok apa yang harus saya kerjakan hari ini


(36)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan tahap dimana seseorang berusaha mencari dan memantapkan identitas dirinya. Remaja juga mengalami masa transisi dimana berbagai perubahan terjadi pada diri mereka, yakni perubahan biologis dan fisik misalnya perkembangan kelenjar seksual, perubahan otot tubuh dan perubahan alat seksual sekunder, perubahan kognitif dimana pandangan dan wawasan mereka semakin berkembang serta perubahan status, peran dan lingkungan sosial dari lingkungan keluarga berkembang ke lingkungan sosial yang lebih luas seperti pergaulan dengan teman-teman sekolah, rekan-rekan satu aktivitas dan lingkungan masyarakat di sekitar mereka.

Berbagai hal yang terjadi pada masa remaja seperti pertambahan usia, pengalaman, pengaruh lingkungan dan berbagai perubahan yang terjadi pada diri, akan terkait dengan bagaimana remaja membangun konsep dirinya. Konsep diri adalah keseluruhan kesadaran atau persepsi tentang diri yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh individu itu sendiri (Combs dan Snygg, dalam Fitts 1971), konsep diri inilah yang akan menjadi dasar dalam kehidupan keseharian individu seperti bagaimana bertingkah laku, mengaktualisasikan diri dan bersosialisasi.

Sebagaimana halnya remaja pada umumnya remaja putra yang berada di Rumah Tahanan (Rutan) ”X”, Bandung juga mengalami masa transisi, pencarian identitas dan pembentukkan konsep diri; yang membedakan remaja putra di Rutan


(37)

2

“X”, Bandung dengan remaja pada umumnya adalah keterbatasan mereka. Jika remaja pada umumnya bebas untuk bereksplorasi mengekspresikan dan menyalurkan kemampuan dan minatnya dengan berbagai aktivitas serta menjalin relasi dengan lingkungan sosial, lain halnya dengan yang dialami oleh remaja putra di Rutan “X”, Bandung. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung hanya dapat menjalin relasi sosialnya dengan rekan-rekan yang juga berada di Rutan “X”, para pembina dan pengurus Rutan “X”, mereka juga tidak bebas memilih aktivitas untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat mereka namun menyesuaikan diri dengan keadaan dan fasilitas yang ada di Rutan “X”, Bandung.

Rumah Tahanan “X”, Bandung adalah lembaga untuk merawat, membina dan membimbing para tahanan yang belum divonis atau yang kasusnya belum disidangkan untuk menentukan lama hukuman yang akan dijalani. Rumah Tahanan “X”, Bandung telah berdiri sejak tahun 1927, dan resmi digunakan sebagai Rumah Tahanan Kelas I Bandung sejak tahun 1990. Awalnya fungsi Rumah Tahanan “X”, Bandung dikhususkan bagi para tahanan yang belum divonis, namun dengan jumlah narapidana (pelaku tindak pidana yang sudah divonis) yang terus meningkat membuat kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan tidak memungkinkan untuk menampung setiap tahanan yang telah divonis. Oleh karena itu Rumah Tahanan “X”, Bandung menjadi memiliki dua fungsi yakni sebagai rumah tahanan dan juga fungsi lembaga pemasyarakatan bagi narapidana yang memiliki masa hukuman ± 3 tahun. (Bpk. Hari Matahari, Bantuan Hukum/Bankum Rutan “X”, Bandung).


(38)

3

Perubahan fungsi Rutan yang tidak diikuti dengan pengembangan Rutan itu sendiri turut mempengaruhi kemampuan kapasitas dan fasilitas yang ada di Rutan ”X”, Bandung. Masalah keterbatasan fasilitas masih menjadi hal utama di lingkungan Rutan. Rutan “X”, Bandung memiliki 48 kamar yang dihuni sekitar 1700 tahanan dan narapidana, dari jumlah ini 26 diantaranya adalah anak-anak. Para narapidana yang masih termasuk dalam kategori anak (8 - 18 tahun) menjadi warga Rutan ”X” bersama para narapidana dewasa. Jika para narapidana dewasa ditempatkan beberapa orang dalam satu sel, narapidana anak ditempatkan pada ruangan seluas 5 × 10 meter dengan jumlah ± 20 tahanan anak. Kapasitas untuk menampung di Rutan “X”, Bandung sebenarnya juga telah melebihi batas yang membuat para Pembina di Rutan ”X” kewalahan dalam mengaturnya.

Penyelenggaraan dan pengembangan ketrampilan bagi para tahanan saat ini juga belum dapat terlaksana dengan baik dikarenakan konsep Rutan ”X” yang berbeda dengan LP (lembaga pemasyarakatan), tugas utama Rutan adalah merawat tahanan dengan tugas tambahan membina, sedangkan LP memiliki tugas utama membina narapidana. Oleh karena itu Rutan “X”, Bandung tidak memiliki dana khusus untuk pembinaan narapidana (Bpk. R Wahjudi, Kepala Rutan “X” dalam Kompas, Selasa 4 April 2006), namun hal ini dapat sedikit teratasi dengan adanya kunjungan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memberikan kegiatan kesenian bagi tahanan anak atau ruangan perpustakaan yang saat ini telah Rutan ”X” miliki meskipun masih multifungsi untuk berbagai kegiatan.


(39)

4

Selain masalah pendidikan masih ada pula masalah kesehatan yang dialami para tahanan, baik itu kesehatan fisik maupun psikis. Menurut data yang terkumpul dari Paguyuban Ragi Bandung bekerjasama dengan LAHA bulan Maret 2003 dua penyakit yang banyak menyerang para tahanan yakni penyakit kulit dan saluran pernafasan, hal ini disebabkan penyediaan air yang kurang (8000 liter/hari) serta anggaran dana kesehatan dari pemerintah yang minim yakni Rp 1.500.000/tahun. Hal ini diupayakan diatasi oleh pihak Rutan “X”, Bandung dengan melakukan subsidi silang sebagai upaya penanganan sementara. (Bpk. Toto Hermanto, kepala seksi pelayanan tahanan dalam Pikiran Rakyat, 26 November 2004)

Dari paparan mengenai keadaan Rutan ”X”, Bandung di atas diperoleh gambaran bagaimana remaja putra di Rutan ”X” harus menyesuaikan diri dengan keadaan di Rutan. Fasilitas yang masih terbatas, program pendidikan dan pengembangan keterampilan yang belum maksimal serta masalah kesehatan dapat menjadi faktor yang menghambat remaja putra di Rutan ”X” untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal. Kebebasan untuk memperoleh informasi, beraktivitas dan berelasi dengan lingkungan sosial yang tidak dapat diperoleh remaja putra di Rutan ”X” tidak hanya disebabkan karena mereka harus menjalani masa hukuman dan menjadi seorang tahanan yang kebebasannya dibatasi namun juga karena keadaan Rutan yang kurang mendukung.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 remaja putra yang berada di Rumah Tahanan diperoleh informasi bahwa, 7 remaja menyatakan bahwa mereka cenderung merasa tidak percaya diri dengan penampilannya dan sering merasa


(40)

5

sakit-sakitan selama berada di Rutan ”X” karena keadaan Rutan yang kurang bersih dan nyaman.

6 remaja menyatakan relasi mereka dengan keluarga dan orangtua cukup baik, mereka merasa bahwa keluarga mereka mau menerima, tetap memberikan perhatian, semangat serta dukungan selama mereka berada di Rutan, sedangkan beberapa remaja lainnya menyatakan bahwa keluarganya acuh tak acuh terhadap dirinya, hubungan orangtuanya tidak harmonis dan mereka berharap keluarganya akan mengunjunginya karena hingga saat ini belum ada anggota keluarga yang menjenguknya.

6 remaja menyatakan bahwa selama ini mereka cukup sering melangggar aturan baik itu di rumah maupun di sekolah bahkan saat berada di Rutan ”X”, 2 remaja diantaranya ada yang melanggar aturan dan harus menerima sanksi dari pembina. 4 remaja lainnya menyatakan bahwa meskipun pernah melakukan pelanggaran namun tindakan tersebut jarang dilakukan dan selama mereka berada di Rutan ”X” mereka tidak pernah melanggar aturan yang ada.

Sebagian besar remaja menyatakan bahwa hubungan mereka dengan sesama teman-teman di Rutan cukup baik, meskipun banyak yang berkelompok namun mereka dapat beradaptasi dengan keadaan di Rutan ”X” dengan cukup baik, hanya ada 1 remaja yang menyatakan bahwa ia pernah terlibat keributan dengan salah satu teman di Rutan namun masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

Meskipun Rutan ”X”, Bandung belum dapat secara maksimal melakukan perkembangan sesuai dengan perubahan fungsinya namun Rutan ”X” tetap


(41)

6

berupaya melakukan pembinaan terhadap para tahanan sesuai dengan kapasitasnya. Kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin, aktivitas pendidikan dari Bantuan hukum (Bankum) serta aktivitas lain yang diselenggarakan oleh yayasan sosial diharapkan dapat memberikan masukkan yang positif untuk mengarahkan remaja putra di Rutan ”X” belajar, mengambil hikmah, memperbaiki diri serta membangun konsep diri yang positif.

Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung akan berada di Rutan dalam periode waktu tertentu sesuai dengan masa tahanannya. Mereka akan tinggal, beradaptasi, melakukan aktivitas keseharian, berelasi sosial dan melakukan rutinitas lainnya sesuai dengan keadaan di Rutan. Pengalaman, feedback dari lingkungan Rutan serta pembelajaran yang mereka peroleh selama berada di Rutan ”X” akan terkait dengan bagaimana mereka membentuk konsep dirinya apakah secara positif atau negatif.

Konsep diri yang dimiliki para remaja putra di Rutan ”X”, Bandung akan turut mempengaruhi bagaimana kesiapan dan tingkah laku mereka setelah menjalani masa tahanannya dan kembali kemasyarakat. Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang memiliki konsep diri positif akan memiliki penerimaan diri yang positif, mudah atau mau bersosialisasi, memiliki rasa percaya diri, memiliki motivasi untuk menghadapi tantangan. Sebaliknya remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang memiliki konsep diri negatif cenderung merasa rendah diri, mudah menyerah bahkan menunjukkan perilaku agresif.

Pada beberapa remaja putra di Rutan ”X”, Bandung terdapat kesamaan latar belakang misalnya usia, terlibat dalam kasus yang sama dan kondisi relasi


(42)

7

keluarga yang kurang harmonis, namun dari beberapa kesamaan latar belakang tersebut beberapa remaja putra di Rutan ”X” menunjukkan konsep diri yang berbeda, ada pula beberapa remaja yang memiliki latar belakang yang berbeda namun dapat memiliki konsep diri yang sama, ada yang memiliki rasa percaya diri akan penampilannya ada pula yang tidak, ada yang mudah menyesuaikan diri dengan peraturan, ada yang sering melanggar aturan dan masih banyak lagi persamaan dan perbedaan yang mereka miliki.

Misalnya G (17 tahun) kasus pencurian perhiasan dengan masa tahanan 1 tahun 3 bulan. G menyatakan bahwa relasi G dengan orangtuanya sangat dekat. Selama ia berada di Rutan, ia merasa tenang karena keluarganya sering mengunjunginya, memberinya semangat dan perhatian. Berbeda dengan beberapa temannya, G menyatakan bahwa ia jarang melakukan pelanggaran aturan baik itu di rumah, di sekolah bahkan selama ia berada di Rutan ia tidak pernah melakukan pelangaran. G sangat menyesali perbuatannya, menurut G hanya karena satu kekhilafan maka ia harus mendekam di tahanan. Hal yang paling diingat dari pesan orangtuanya adalah bahwa ia jangan pernah menginginkan barang milik orang lain. Dukungan dan perhatian keluarganyalah yang mendorong G untuk memperbaiki diri dan tidak ingin menyia-nyiakan masa depannya. Meskipun G memiliki perasaan rendah diri akan penampilannya namun G menyatakan bahwa jika ia telah keluar nanti ia akan merawat diri, penampilan dan kesehatannya hal ini dikarenakan keadaan di Rutan ”X” yang tidak memungkinkan sehingga ia akan melakukan hal tersebut setelah ia bebas. G juga mudah beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman di Rutan. Jika G telah bebas, ia yakin lingkungan


(43)

8

akan mau menerimanya kembali, karena menurut G di kampungnya tidak pernah ada orang yang men-cap jelek warganya, G telah membuat rencana bahwa setelah ia keluar nanti ia akan melanjutkan sekolah dan hobinya bermain musik.

Berbeda dengan G, D (17 tahun) terlibat kasus pencurian kendaraan bermotor dengan masa hukuman 8 bulan, D memiliki latar belakang relasi keluarga yang tidak harmonis, D merasa bahwa keluarganya acuh tak acuh terhadap dirinya, meskipun begitu D tetap memiliki pandangan yang positif tentang kelurganya. Berbagai pengalaman negatif serta pelanggaran-pelanggaran aturan yang sering dilakukannya, menumbuhkan keyakinan pada diri D bahwa ia harus dapat membuktikan kepada orangtua dan masyarakat bahwa ia bisa berubah dan menjadi lebih baik. Meskipun D cenderung merasa rendah diri akan penampilannya saat ini dan merasa bahwa lingkungan akan sulit menerimanya kembali, D telah memiliki tujuan dan rencana bahwa setelah ia keluar nanti ia akan bekerja di tempat ayahnya dan ikut oraganisasi sosial yang bertujuan membantu orang lain. Pengalamannya berada di Rutan ”X” sangat membuatnya jera dan insyaf untuk menjadi orang yang lebih baik.

Dua remaja lainnya yakni H (18 tahun) terlibat kasus pencurian dengan masa tahanan 9 bulan dan W (17 tahun) dengan kasus dan masa tahanan yang sama, keduanya cenderung memiliki latar belakang yang sama. H dan W menyatakan bahwa relasi mereka dengan anggota keluarga terutama dengan orangtua sangat dekat, selama mereka berada di Rutan ”X” keluarga mereka sering menjenguk. H dan W menyatakan bahwa mereka sering melanggar peraturan baik itu di rumah maupun di sekolah. H dan W cukup mudah dalam


(44)

9

beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman di Rutan ”X”, hanya saja mereka cenderung merasa rendah diri dengan penampilan dan kesehatan mereka. Kesamaan latar belakang yang H dan W miliki tidak menunjukkan kesamaan penghayatan dan pandangan H dan W terhadap diri pribadi mereka masing-masing.

H merasa bahwa orangtuanya selalu memberikan perhatian dan tidak melupakannya meskipun ia berada di Rutan, membuat H bertekad untuk membuat orangtuanya bangga. Sedangkan W, W senang karena keluarganya sangat memperhatikannya namun dalam diri W ada keinginan untuk bebas/tidak terikat dengan keluarganya. Begitu pula dengan penyesuaian diri dengan aturan, jika saat ini H mau belajar dan sadar akan kesalahan yang telah ia lakukan, W cenderung takut mengulangi kesalahannya karena ia tidak ingin/takut menerima hukuman lagi. H juga telah memiliki rencana dan tujuan setelah ia keluar nanti meskipun ia cenderung merasa lingkungan luar akan menjauhinya, H tetap yakin bahwa ia bisa menghadapinya, sedangkan W, W cenderung kurang memiliki dorongan untuk maju ke depan, ia cenderung mengandalkan dukungan dari lingkungan karena W merasa bahwa setelah ia keluar nanti lingkungan pasti akan menerimanya kembali, sehingga W merasa cukup dengan menjalani hari depannya seperti biasanya.

Dari paparan di atas, dapat dilihat ada beberapa kesamaan namun juga ada beberapa perbedaan dari penilaian dan pemahaman tiap-tiap remaja mengenai dirinya dan tiap-tiap remaja putra di Rutan ”X”, Bandung memiliki konsep diri yang berbeda-beda.


(45)

10

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti konsep diri remaja putra yang berada di Rumah Tahanan “X”, di kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seperti apakah konsep diri remaja putra di Rutan “X”, Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai konsep diri pada remaja putra di Rutan “X”, Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kosep diri dan aspek-aspek konsep diri pada remaja putra di Rutan “X”, Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Sebagai penerapan di ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan.

2. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep diri sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti konsep diri yang dikaitkan dengan aspek lain.


(46)

11

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Sebagai informasi bagi para Pembina di Rutan dalam membimbing para remaja putra di Rutan “X”, Bandung.

2. Sebagai masukan bagi para Pembina di Rutan “X”, Bandung agar lebih memahami konsep diri para remaja dan membantu mengembangkan ke arah positif.

3. Sebagai masukan bagi remaja putra di Rutan ”X”, Bandung untuk mengembangkan konsep dirinya ke arah yang positif

1.5 Kerangka pikir

Masa remaja merupakan masa yang unik, dimana pada masa ini remaja mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Berbagai perubahan dan perkembangan dialami oleh remaja, yakni perubahan kognitif dan perkembangan inteligensi, dimana berbagai pengetahuan dan pemahaman remaja semakin meningkat, memiliki persepsi dan berbagai sudut pandang, berusaha mandiri dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan, dsb. Perubahan fisik dan biologis dimana remaja mengalami pubertas yang turut mempengaruhi perubahan fisik serta perkembangan peran sosial, dimana remaja berupaya menyeseuaikan diri dengan lingkungan, memperluas wawasan dan pergaulan serta perkembangan psikologis.

Begitu pula dengan remaja putra di Rutan ”X”, Bandung, meskipun keadaan, kebebasan serta pengalaman remaja putra di Rutan ”X” berbeda dengan remaja umumya namun sama halnya dengan remaja lainnya, mereka juga akan


(47)

12

mengalami berbagai perubahan dan perkembangan pada diri mereka. Berbagai perubahan dan perkembangan pada diri remaja akan terkait dengan konsep dirinya.

Konsep diri adalah keseluruhan kesadaran atau persepsi tentang diri yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh individu itu sendiri. (Combs dan Snygg, dalam Fitts 1971). Konsep diri merupakan konstruk yang penting karena konsep diri mampu memberikan pemahaman tentang individu, memprediksi tingkah laku dan merupakan indeks aktualisasi diri. Konsep diri dibangun sejalan dengan pengalaman pribadi, interaksi dengan orang lain serta berbagai kejadian yang terjadi di lingkungannya serta berkembang secara bertahap sejalan dengan munculnya kemampuan perseptif. Selama periode awal kehidupan, konsep diri remaja sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang diri sendiri, kemudian menjadi lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. ( Symonds 1951, dalam Fitts 1971)

Dalam konsep diri terdapat dua dimensi yakni dimensi internal dan dimensi eksternal, kedua dimensi ini melebur dalam suatu kesatuan yang dinamis. Dimensi internal adalah persepsi putra di Rutan ”X”, Bandung berdasarkan dunia dalamnya atau batinnya sendiri. Dimensi internal terbagi atas diri identitas, diri pelaku dan diri penilai. Diri identitas adalah untuk menjawab pertanyaan “Siapa saya?” dan sebagai label atau simbol untuk membentuk identitas diri. Diri pelaku adalah gambaran remaja putra di Rutan ”X” mengenai tingkah lakunya, meliputi tingkah laku yang dipertahankan atau yang diabaikan, sedangkan diri penilai merupakan penilaian remaja putra di Rutan ”X” mengenai interaksi diri identitas


(48)

13

dengan diri pelaku. Pada diri penilai peran remaja adalah sebagai pengamat, penetap standar, pembanding, mediator antara diri identitas dan diri pelaku, sehingga dapat menilai atau menentukan apakah dirinya dalam kategori baik, memuaskan atau buruk.

Dimensi eksternal adalah penilaian remaja putra di Rutan ”X”, Bandung tentang diri sebagai hasil interaksi dengan dunia luar diri, termasuk pengalaman dan hubungan interpersonalnya. Dimensi eksternal terdiri dari diri fisik, diri moral etik, diri personal, diri keluarga dan diri sosial. Diri fisik adalah bagaimana remaja putra di Rutan ”X” mempersepsikan kesehatan tubuh dan penampilannya. Diri moral etik adalah bagaimana remaja putra di Rutan ”X” mempersepsikan pribadinya dari standar pertimbangan nilai moral dan etika serta batasan baik dan buruk yang dipegang. Diri personal adalah pandangan remaja putra di Rutan ”X” terhadap nilai-nilai pribadi atau sejauh mana remaja putra di Rutan ”X” puas terhadap dirinya sebagai pribadi yang tepat. Diri keluarga adalah mengenai hubungan pribadi remaja putra di Rutan ”X” dengan keluarga dan orang terdekat serta perasaannya sebagai anggota keluarga. Diri sosial merupakan kesesuaian remaja putra di Rutan ”X” dalam berinteraksi dengan masyarakat atau lingkungan sosial.

Menurut Fitts dkk (1971), ada tiga faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu pengalaman, aktualisasi diri dan kompetensi. Pengalaman adalah bagaimana lingkungan mempersepsi individu, terutama pengalaman interpersonal yang dapat meningkatkan perasaan positif juga berharga. Pengalaman seseorang akan mempengaruhi konsep dirinya. Lynch 1968 (dalam Fitts 1971)


(49)

14

menyatakan, individu yang memiliki konsep diri yang positif sebenarnya juga pernah mengalami pengalaman negatif, namun hal tersebut dapat menambah wawasan dirinya dan dijadikan pelajaran untuk ke depan, sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif biasanya dikarenakan banyak pengalaman negatif yang dialaminya dan hal tersebut membuat mereka menutup diri dari kehidupan. Faktor kedua yang mempengaruhi konsep diri adalah aktualisasi diri atau perealisasian potensi-potensi individu. Kata aktualisasi mengacu pada proses untuk membuat sesuatu menjadi nyata atau proses mengimplementasikan potensi yang dimiliki individu dalam kehidupan nyata. Faktor ketiga adalah kompetensi atau kemampuan dalam lingkup yang dihargai oleh individu dan orang lain.

Konsep diri tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk melalui proses belajar sepanjang kehidupan. Selama periode awal kehidupan, konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang diri sendiri, kemudian menjadi lebih luas yang didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. (Symonds 1951, dalam Fitts 1971). Konsep diri yang terbentuk pada masa kanak-kanak awalnya didasari oleh dimensi internal atau dunia dalam/batin. Seiring dengan perkembangan, wawasan dan relasi sosial individu menjadi semakin luas sehingga konsep diri yang dimilikinya tidak hanya berasal dari dimensi internalnya saja namun juga berinteraksi dengan dimensi eksternal yang berasal dari luar diri atau lingkungan. Dengan demikian konsep diri yang dimiliki individu akan diwarnai oleh interaksi dimensi internal dan eksternal.

Pada awal tahap perkembangan, remaja putra di Rutan ”X”, Bandung mulai memahami siapa dirinya dari hal yang paling sederhana seperti nama, usia,


(50)

15

hobi, sampai dengan penilaian diri yang lebih kompleks seperti apakah ia individu yang baik atau nakal, menarik, sederhana, menyenangkan dsb. Pada tahap ini, peran keluarga sangat penting bagi remaja putra di Rutan ”X” dalam membangun konsep dirinya, karena keluarga merupakan lingkungan terdekat yang mengasuh, memberikan nilai-nilai awal dan dasar kehidupan. Bagaimana situasi keluarga, relasi, komunikasi, sikap keluarga serta pola asuh orangtua terhadap remaja akan terkait dengan konsep dirinya.

Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang merasa dirinya didukung dan diberikan kasih sayang yang cukup oleh keluarganya menumbuhkan penilaian bahwa ia diterima oleh lingkungan terdekatnya. Suasana keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong remaja putra di rutan untuk berani mengemukakan pendapat. Keluarga yang hangat, suportif dapat memberikan rasa aman bagi remaja putra di Rutan ”X” bahkan saat mereka terlibat dalam masalah dan harus menjalani masa tahanan, dukungan keluarga akan sangat membantu mereka untuk menjalaninya namun jika pengasuhan, kasih sayang, dukungan yang tidak terpenuhi serta relasi anggota keluarga remaja putra di Rutan ”X” yang tidak harmonis dapat menumbuhkan rasa tidak aman dan ditolak oleh lingkungan terdekatnya sehingga dapat menumbuhkan penilaian-penilaian negatif bagi remaja putra di Rutan ”X”, Bandung terhadap diri pribadinya.

Seiring dengan waktu dan perkembangan, para remaja putra di Rutan ”X”, Bandung akan memperluas relasinya dari lingkungan keluarga ke lingkungan sosial yang lebih luas, misalnya dengan teman-teman sekolah, orang-orang di lingkungan sekitarnya, masyarakat serta dengan teman-teman, para pembina dan


(51)

16

lingkungan Rutan ”X”, Bandung dimana ia berada saat ini sehingga pemahaman dan penilaian akan dirinya menjadi semakin berkembang.

Dalam berinteraksi dengan orang lain, para remaja putra di Rutan ”X”, Bandung diharapkan dapat bertingkah laku mengikuti aturan/norma dan etika yang berlaku di lingkungan serta menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Dapat dikatakan saat ini para remaja putra di Rutan ”X” telah melanggar norma atau aturan yang berlaku di lingkungannya sehingga mereka harus menjalani hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Hukuman yang diberikan bertujuan agar mereka dapat menyadari kesalahannya. Selama para remaja putra menjalani masa hukumannya di Rutan ”X”, Bandung mereka diberikan penanaman nilai-nilai keagamaan yang diberikan oleh para pembina yang dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan para remaja putra di Rutan ”X” sehingga mereka dapat mengambil hikmah dan memiliki bekal untuk masa depannya.

Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang dapat memahami kesalahannya dan mengerti aturan-aturan yang berlaku di lingkungan dan nilai-nilai keagamaan akan berusaha memperbaiki diri dan menyesuaikan diri dengan nilai dan aturan yang berlaku, namun remaja putra di Rutan ”X” yang menolak untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan nilai dan aturan di lingkungannya akan tetap mempertahankan perilakunya dan tidak berusaha untuk memperbaiki dirinya.

Kemampuan penyesuaian diri di lingkungan juga akan memudahkan para remaja putra di Rutan ”X”, Bandung untuk beradaptasi di lingkungan yang baru, baik pada saat awal mereka berada di Rutan ”X” maupun setelah mereka selesai


(52)

17

menjalani masa hukumannya dan kembali ke lingkungan masyarakat. Pandangan dan penilaian masyarakat terhadap para remaja putra di Rutan ”X” turut terkait dengan konsep diri mereka. Lingkungan yang memberikan label yang negatif kepada para remaja putra di rutan akan mempersulit mereka untuk berelasi dengan lingkungannya. Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang mengalami kesulitan untuk menjalin relasi sosial dengan orang lain akan merasa dirinya ditolak oleh lingkungannya, ia akan menarik diri dari lingkungan dan merasa rendah diri, namun jika remaja putra di Rytan ”X” dapat menyesuaikan diri dan menjalin relasi yang baik dengan lingkungannya ia akan merasa diterima oleh lingkungannya, bebas beraktivitas dan memiliki rasa percaya diri sehingga akan membangun penilaian-penilaian yang positif bagi dirinya sendiri.

Selain penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, penilaian remaja putra di Rutan ”X”, Bandung mengenai penampilan fisiknya turut dipengaruhi oleh reaksi orang lain atau lingkungan disekitarnya. Remaja putra di Rutan ”X” akan berusaha melihat, memahami dan menilai baik buruknya penampilan dan kesehatan dirinya, penilaian dan umpan balik mengenai penampilan dan kesehatan dirinya dari lingkungan membuat remaja putra di Rutan ”X” ingin tampil lebih menarik dan sehat. Remaja putra yang merasa memiliki kekurangan dalam penampilan fisik atau kesehatannya dapat menurunkan rasa percaya dirinya, menarik diri serta memunculkan pandangan-pandangan negatif tentang penampilannya, namun ada pula remaja putra di Rutan ”X” yang menilai bahwa kekurangan penampilan fisik tidak menjadi masalah bagi dirinya atau merasa bahwa penampilan dirinya baik sehingga ia tetap merasa nyaman dan percaya diri.


(53)

18

Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung akan merasakan dan menilai apakah dirinya telah puas sebagai pribadi yang tepat atau belum. Seperti beberapa hal yang telah diungkapkan di atas, yakni apakah ia telah merasa puas dengan penampilan fisiknya, atau apakah ia merasa lingkungan masih memberikan label yang negatif terhadap dirinya sehingga ia masih harus memperbaiki diri, bangga menjadi bagian di keluarganya dan sebagainya.

Dengan berinteraksi dengan lingkungannya remaja putra di Rutan ”X”, Bandung memperoleh berbagai pengalaman dalam kesehariannya baik itu pengalaman positif maupun negatif. Pengalaman positif yang dimilikinya, misalnya mendapat perhatian dan kasih sayang dari orangtua, memiliki teman dan sahabat yang baik, mampu memperoleh apa yang diinginkan dapat membentuk konsep diri yang positif. Sebaliknya pengalaman relasi yang kurang harmonis dengan keluarga, kesulitan dalam berteman, sering menerima kekerasan dsb, dapat membentuk konsep diri yang negatif pada remaja putra di Rutan ”X”. Remaja yang memiliki konsep diri yang positif tidak selalu memiliki pengalaman yang positif, remaja putra di Rutan ”X”, Bandung dengan pengalamannya saat ini harus menjalani masa hukumannya, berada dalam situasi Rutan, jauh dari keluarga merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, namun jika mereka dapat mengambil hikmahnya baik itu dari bimbingan dari para pembina, nilai-nilai moral yang ditanamkan kepada mereka, mereka akan belajar dari pengalaman yang ada dan berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Begitu pula dengan remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang memiliki konsep diri negatif, mereka tidak selalu mengalami pengalaman yang negatif, hanya saja pengalaman


(54)

19

negatif yang kerap mereka alami membuat mereka menutup diri dan tidak mau berusaha untuk memperbaiki pandangan akan diri pribadinya.

Adanya kegiatan Bankum dan pembinaan remaja putra di Rutan ”X”, Bandung melalui kegiatan-kegiatan ibadah bagi remaja putra di Rutan memberi kesempatan bagi mereka untuk mengaktualisasikan diri, mengembangkan minat dan bakatnya sehingga dapat membangun konsep diri yang positif pada diri mereka, namun sarana pengembangan potensi remaja yang ada di Rutan ”X” saat ini masih terbatas sehingga pengembangan tersebut masih dirasa kurang bagi para remaja putra di Rutan ”X”, Bandung.

Remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan optimal dapat menimbulkan perasaan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang dihadapkan padanya sehingga tumbuh rasa percaya diri dan penilaian yang positif akan dirinya, namun ada kalanya mereka mengalami kegagalan yang membuat dirinya merasa pesimis dan cemas saat menghadapi tantangan sehingga ia sering merasa tidak mampu untuk mengatasi persoalan atau membuat keputusan.

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Rutan “X”, Bandung diharapkan dapat memberikan bekal, pengalaman dan pembelajaran yang positif bagi para remaja putra di Rutan ”X”. Dengan membangun penerimaan diri mereka, memberikan dukungan, serta mengembangkan ketrampilan yang dimiliki diharapkan akan dapat mempengaruhi penilaian diri, perasaan didukung dan diterima sehingga dapat membangun dan mengembangkan konsep diri remaja putra di Rutan ”X”, Bandung yang positif.


(55)

20

Untuk lebih jelasnya, uraian kerangka pemikiran digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Negatif Konsep diri

Positif Remaja

putra di Rutan “X”

Aspek konsep diri: Dimensi internal

• Diri identitas

• Diri pelaku

• Diri penilai Dimensi eksternal

• Diri fisik

• Diri moral etik

• Diri personal

• Diri keluarga

• Diri sosial

Faktor yang mempengaruhi konsep diri:

Pengalaman Aktualisasi diri Kompetensi


(56)

21

1.6 Asumsi

1. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung menghayati konsep diri yang berbeda-beda yakni positif dan negatif.

2. Selain keluarga, lingkungan dan pembinaan di Rutan “X” juga berperan penting dalam pembentukkan konsep diri remaja putra di Rutan “X”.

3. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung yang memiliki konsep diri positif akan lebih mampu menerima dirinya, dapat mengambil hikmah dan mau berusaha memperbaiki diri.

4. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung yang memiliki konsep diri negatif cenderung akan merasa ditolak, tidak dapat mengambil hikmah dan tidak mau


(57)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengambilan data terhadap 50 remaja putra di Rutan “X” Bandung mengenai konsep diri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 50 remaja putra yang berada di Rutan “X”, Bandung 60% remaja putra memiliki konsep diri yang positif, artinya para remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki pandangan dan penilaian diri serta perilaku yang positif terhadap dirinya, sedangkan 40% remaja putra lainnya memiliki konsep diri yang negatif, artinya para remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki pandangan dan penilaian diri serta perilaku yang negatif terhadap dirinya.

2. Remaja putra di Rutan “X” yang memiliki konsep diri positif menunjukkan pandangan yang positif pada aspek fisik, moral etik, personal, keluarga dan sosial.

3. Remaja putra di Rutan “X” yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan pandangan yang negatif pada aspek moral etik, personal, keluarga dan sosial sedangkan pada aspek fisik menunjukkan pandangan yang positif.


(58)

87

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 5.2.1 Saran untuk Penelitian

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti kontribusi dari faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri terhadap konsep diri.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Mengingat masih cukup banyak remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki konsep diri yang negatif, disarankan agar Pembina dan Pengurus Rutan “X” Bandung dapat mengarahkan dan mendampingi remaja putra di Rutan supaya dapat mengembangkan konsep dirinya, terutama pengembangan pada aspek personal dan kesempatan untuk aktualisasi diri. Pada aspek personal dapat dikembangkan dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk pengembangan diri sedangkan kesempatan aktualisasi diri dengan mengembangkan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan minat, kemampuan dan keterampilan remaja putra.

2. Bagi lingkungan terdekat dan keluarga, agar dapat memberi support secara berkelanjutan bagi remaja putra di Rutan “X”, Bandung agar dapat membantu mengembangkan konsep diri mereka.

3. Bagi remaja putra di Rutan “X”, Bandung disarankan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan konsep diri mereka, seperti aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan Bankum, kegiatan keagamaan, menjalin relasi sosial yang baik dengan


(59)

88

lingkungannya serta aktif dalam kegiatan-kegiatan lain di Rutan “X”, Bandung.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Behavior. Western Psychological Services, California.

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Delinquency. Western Psychological Services, California

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Self Actualization. Western Psychological Services, California

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Hurlock, Elizabeth. Adolescent Development . International Student Edition Santrock, J. 2001. Adolescence. Dallas, University of Texas

Sarwono, Sarlito. 2004. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sitepu, Nirwana. SK. 1995. Analisis Korelasi, Jati Nangor: Fakultas MIPA,

Universitas Padjajaran.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology. 6th edition. The

Mc.Graw-Hill Companies, Inc All rights reserved, inc 1221.


(1)

Untuk lebih jelasnya, uraian kerangka pemikiran digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

Negatif Konsep diri

Positif Remaja

putra di Rutan “X”

Aspek konsep diri: Dimensi internal

• Diri identitas

• Diri pelaku

• Diri penilai Dimensi eksternal

• Diri fisik

• Diri moral etik

• Diri personal

• Diri keluarga

• Diri sosial

Faktor yang mempengaruhi konsep diri:

Pengalaman Aktualisasi diri Kompetensi


(2)

1.6 Asumsi

1. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung menghayati konsep diri yang berbeda-beda yakni positif dan negatif.

2. Selain keluarga, lingkungan dan pembinaan di Rutan “X” juga berperan penting dalam pembentukkan konsep diri remaja putra di Rutan “X”.

3. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung yang memiliki konsep diri positif akan lebih mampu menerima dirinya, dapat mengambil hikmah dan mau berusaha memperbaiki diri.

4. Remaja putra di Rutan “X”, Bandung yang memiliki konsep diri negatif cenderung akan merasa ditolak, tidak dapat mengambil hikmah dan tidak mau


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengambilan data terhadap 50 remaja putra di Rutan “X” Bandung mengenai konsep diri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 50 remaja putra yang berada di Rutan “X”, Bandung 60% remaja putra memiliki konsep diri yang positif, artinya para remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki pandangan dan penilaian diri serta perilaku yang positif terhadap dirinya, sedangkan 40% remaja putra lainnya memiliki konsep diri yang negatif, artinya para remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki pandangan dan penilaian diri serta perilaku yang negatif terhadap dirinya.

2. Remaja putra di Rutan “X” yang memiliki konsep diri positif menunjukkan pandangan yang positif pada aspek fisik, moral etik, personal, keluarga dan sosial.

3. Remaja putra di Rutan “X” yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan pandangan yang negatif pada aspek moral etik, personal, keluarga dan sosial sedangkan pada aspek fisik menunjukkan pandangan yang positif.


(4)

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 5.2.1 Saran untuk Penelitian

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti kontribusi dari faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri terhadap konsep diri.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Mengingat masih cukup banyak remaja putra di Rutan “X” Bandung memiliki konsep diri yang negatif, disarankan agar Pembina dan Pengurus Rutan “X” Bandung dapat mengarahkan dan mendampingi remaja putra di Rutan supaya dapat mengembangkan konsep dirinya, terutama pengembangan pada aspek personal dan kesempatan untuk aktualisasi diri. Pada aspek personal dapat dikembangkan dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk pengembangan diri sedangkan kesempatan aktualisasi diri dengan mengembangkan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan minat, kemampuan dan keterampilan remaja putra.

2. Bagi lingkungan terdekat dan keluarga, agar dapat memberi support secara berkelanjutan bagi remaja putra di Rutan “X”, Bandung agar dapat membantu mengembangkan konsep diri mereka.

3. Bagi remaja putra di Rutan “X”, Bandung disarankan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan konsep diri mereka, seperti aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan Bankum, kegiatan keagamaan, menjalin relasi sosial yang baik dengan


(5)

lingkungannya serta aktif dalam kegiatan-kegiatan lain di Rutan “X”, Bandung.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Behavior. Western Psychological Services, California.

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Delinquency. Western Psychological Services, California

Fitts, William. 1971. The Self Concept and Self Actualization. Western Psychological Services, California

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Hurlock, Elizabeth. Adolescent Development . International Student Edition Santrock, J. 2001. Adolescence. Dallas, University of Texas

Sarwono, Sarlito. 2004. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sitepu, Nirwana. SK. 1995. Analisis Korelasi, Jati Nangor: Fakultas MIPA,

Universitas Padjajaran.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology. 6th edition. The Mc.Graw-Hill Companies, Inc All rights reserved, inc 1221.