Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri Pada Mahasiswa Bertato di Universitas "X" Bandung.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha untuk mengetahui konsep diri mahasiswa yang mempunyai tato. Variabel dari penelitian ini adalah konsep diri yang dikembangkan oleh Fitts (1971), teori lain yang digunakan untuk mendukung variabel adalah teori perkembangan.

Penelitian ini diukur dengan menggunakan alat ukur quesioner yang dilandasi dari teori konsep diri. Terdiri dari 52 item dengan validitas sebesar 0.41-0.94 diolah dengan rumus Rank Spearman dan reliabilitas sebesar 0.738 dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato dengan menggunakan teknik sampling accidental.

Data diolah dengan menggunakan teknis tabulasi silang antara konsep diri dengan ke-18 aspek konsep diri yang didapat dari interaksi antara dimensi internal dan dimensi eksternal.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat sebanyak 60% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri positif dan sebanyak 40% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri negatif. Mahasiswa yang mempunyai konsep diri positif adalah mahasiswa yang mempunyai penerimaan terhadap dirinya sendiri dan menyadari bahwa lingkungan akan memberikan apresiasi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai konsep diri negatif adalah mereka yang sulit menerima keadaan diri sendiri dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha Student Tattooed at University “X” Bandung. Study was cconductedvto determine the self-concept of students who have tattoos. Variable of was study is self-concept developed by Fitts (1971), another theory used to support the variable is theory of development.

This study was measured using a measuring instrument which is based on the theory of self-concept. Consists of 52 items with the validity of 0.41-0.94 treated with Spearman Rank Formula and reliability is 0.738 with a Cronbach alpha formula. Study was conducted on University students “X” who has a tattoo using accindental technique.

Data processed using cross-tabulation technique between self-concept with the 18 th aspect of self-concept, derived from the interaction between the internal dimension and external dimension.

Conclusions obtained from this study is as much as 60% of student who have tattoos have a positive self-concept and as many as 40% of student who have tattoos have a negative self-concept. Student who have positive self-concept is a student who has an acceptance of herself and realizes that the environment will appreciate. While students who have negative self-concept are students who have difficulty accepting the situation himself and his difficulties in interacting with the environment.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

Daftar isi………....iii

Daftar Tabel………..……...vii

Daftar Bagan ……….……....x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………...1

1.2Identifikasi Masalah……….…....8

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian……….……8

1.3.1 Maksud Penelitian……….…...8

1.3.2 Tujuan Penelitian……….…...9

1.4Kegunaan Penelitian………...……….9

1.4.1 Kegunaan Teoritis………...………….……….9

1.4.2 Kegunaan Praktis……….……….9

1.5Kerangka Pemikiran………....………10

1.6Asumsi……….21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP DIRI…………..………....…...22


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1 Teori-Teori tentang Perkembangan Konsep diri………..…24

2.1.3 Pembentukan Konsep Diri………..…….26

2.1.4 Dimensi-dimensi Konsep Diri……….……...27

2.1.5 Aspek-aspek Konsep Diri………..……...…………31

2.1.6 Konsep Diri dan Kepribadian………...………….33

2.1.7 Konsep Diri dan Tingkah Laku………..…………..34

2.2 TATO……….………36

2.2.1 Definisi Tato...………36

2.2.2 Tinjauan Teoritis terhadap Fenomena Tato sebagai Budaya Tanding (Counter Culture) dan Budaya Pop (Pop Culture)...38

2.2.3 Tato dalam Masyarakat Adat Indonesia……….42

2.2.4 Idola, Simbol Ekspresi dan Imitasi Kaum Muda…...……….…44

2.3 REMAJA………...49


(5)

v Universitas Kristen Maranatha BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian………..………….54

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………54

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……...………55

3.3.1 Variabel Penelitian………...………..55

3.3.2 Definisi Operasional..………55

3.4 Alat ukur penelitian………..59

3.4.1 Alat Ukur Mengenai Konsep Diri Mahasiswa Universitas „X‟ Yang Mempunyai Tato ………..59

3.4.1.1 Kisi-kisi Alat Ukur………....……..60

3.4.2 Data Pribadi ………...………..……62

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur..………62

3.4.3.1 Validitas Alat ukur………..62

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur………..65


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha 3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………...…………67

3.6 Teknik Analisis Data……….…...………….67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden………...……….68

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………68

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Alasan Ditato……...……….69 4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Izin Keluarga………69 4.1.4. Gambaran Responden Berdasarkan Usia Saat Ditato……….……70

4.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Tujuan Ditato………..…70

4.2. Hasil Penelitian………..71

4.3 Pembahasan Hasil………...……...86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………97


(7)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(8)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.1 Tabel Tugas Perkembangan Remaja……….………49

3.1 Tabel Skor Item………60

3.2 Tabel Kisi – Kisi Alat Ukur……….60

3.3 Tabel Koefisiensi……….……...…………..64

Tabel 4.1. Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin…….………...68

Tabel 4.2. Gambaran Responden Berdasarkan Alasan Ditato………...69

Tabel 4.3. Gambaran Responden Berdasarkan Izin Keluarga………...69

Tabel 4.4. Gambaran Responden Berdasarkan Usia Saat Ditato………..70

Tabel 4.5. Gambaran Responden Berdasarkan Tujuan Ditato………..70 Tabel 4.6. Distribusi konsep diri mahasiswa bertato………...…..71

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical Identity………………….………….72

Tabel 4.8. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical Judgement………..….72


(9)

ix Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Moral Ethical Identity……….…74 Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Moral Ethical Judgement………..75 Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Moral Ethical Behavior………75 Tabel 4.13. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Personal Identity………..………..76 Tabel 4.14. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Personal Judgement……….77

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal Behavior………...78 Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Family Identity…………...…….78 Tabel 4.17. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek


(10)

x Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.19. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Social Identity………..80

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social Judgement………..81 Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Social Behavior………..………82 Tabel 4.22. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Academic Identity ………..82 Tabel 4.23. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Academic Judgement………..83

Tabel 4.24. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Academic Behavior ………...84 Tabel 4.25. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Jenis

Kelamin……….84

Tabel 4.26. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Alasan


(11)

(12)

xii Universitas Kristen Maranatha

1.1Bagan Kerangka Pemikiran………20


(13)

IDENTITAS PRIBADI

Petunjuk: Isilah pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan Saudara saat ini.

IDENTITAS DIRI

1. Tempat lahir : L / P

2. Usia :

3. Pendidikan :

4. Izin Keluarga :

5. Alasan mentato : Keinginan sendiri Ajakan Orang lain

Menutupi luka Lain-lain ...

6. Usia saat mentato :………..


(14)

PETUNJUK.

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan – pernyataan mengenai bagaimana saudara memandang dan menghayati diri saudara sendiri serta bagaimana perasaan saudara terhadap diri sendiri.

Tugas saudara adalah menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan kenyataan yang dialami sehari-hari.

Nyatakan jawaban saudara dengan memberi tanda silang ( X ) pada kolom pilihan jawaban ( SS, S, TS, STS ) yang tersedia untuk setiap pertanyaan, dengan memilih :

SS = Jika pernyataan tersebut sesuai dengan pandangan dan penghayatan tentang diri saudara maka pilihlah jawaban SANGAT SETUJU.

S = Jika pernyataan tersebut cukup sesuai dengan pandangan dan penghayatan tentang diri saudara maka pilihlah jawaban SETUJU.

TS = Jika pernyataan tersebut kurang sesuai dengan pandangan dan penghayatan tentang diri saudara maka pilihlah jawaban TIDAK SETUJU.

STS = Jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pandangan dan penghayatan tentang diri saudara maka pilihlah jawaban SANGAT TIDAK SETUJU.


(15)

Contoh :

Saya ingin memperbaiki beberapa bagian tubuh saya

Bila saudara SETUJU dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda silang ( X ) pada kolom pilihan jawaban “S” disamping pernyataan tersebut. Tetapi bila tindakan itu TIDAK SETUJU, maka berilah tanda silang ( X ) di kolom pilihan jawaban “TS” pada pernyataan tersebut.

Setiap jawaban yang diberikan adalah benar, jika jawaban tersebut sesuai dengan tindakan anda sehari hari. Hasil jawaban kuesioner ini tidak ada sangkut pautnya dengan penilaian kerja saudara. Perlu disampaikan pula bahwa kami tetap menjamin kerahasiaan terhadap jawaban tersebut. Akhirnya, atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.


(16)

No. Pernyataan SS S TS STS 1 Saya selalu merawat tato saya untuk menjaga kesehatan

tubuh saya.

2 Saya merasa tubuh saya kurang sesuai dengan yang saya harapkan.

3 Saya adalah orang yang menarik dalam berpenampilan. 4 Saya merasa puas dengan keadaan tubuh saya karena saya

mempunyai tato.

5 Dengan tato di tubuh saya, saya sering merasa canggung. 6 saya adalah orang yang kurang peduli dalam merawat diri. 7 Saya senang jika tampak rapi sepanjang hari

8 Saya memiliki tubuh yang sehat

9 Menurut saya tato merupakan tindakan yang melanggar agama.

10 Saya adalah orang yang mempunyai moral rendah. 11 Saya taat beragama dalam kehidupan saya sehari – hari 12 Saya seorang yang percaya pada agama

13 Saya merasa malu terhadap agama saya karena saya mempunyai tato.

14 Saya merasa puas dengan hubungan saya dengan Tuhan 15 Kadang – kadang saya melakukan hal – hal yang buruk

atau salah

16 Terkadang saya menyesal telah mentato bagian dari tubuh saya.


(17)

17 Saya merasa tidak puas dengan tato saya karena lingkungan sekitar saya menganggap kurang sopan. 18 saya adalah orang yang suka mengeluh dengan keadaan

tubuh saya.

19 Saya orang yang tidak berarti bagi orang lain 20 Saya bukanlah orang seperti yang saya inginkan 21 Saya sering mengubah pendirian saya

22 Saya malu mempunyai tato karena membuat saya berbeda dengan orang lain

23 Saya selalu mencoba lari dari masalah – masalah saya 24 Saya adalah orang yang terbuka terhadap keluarga 25 Saya merasa keluarga saya menjauhi saya karena saya

mempunyai tato.

26 Saya seorang anggota keluarga yang bahagia

27 Saya merasa bahwa saya adalah orang yang penting bagi lingkugan saya.

28 Saya merasa bahwa keluarga saya tidak mempercayai saya 29 Saya terlalu peka terhadap hal – hal yang dikatakan

keluarga terlebih sudah menyinggung masalah tato yang saya miliki

30 Saya sering bertengkar dengan keluarga saya karena masalah tato yang saya miliki

31 Tindakan saya mentato tubuh telah membuat keluarga kecewa


(18)

saya

33 Saya puas dengan keadaan keluarga saya saat ini 34 Saya selalu bercengkrama dengan orang-orang dirumah 35 Saya malu kepada keluarga karena saya mempunyai tato. 36 Saya puas berada dilingkungan keluarga yang mengerti

perkembangan zaman.

37 Saya dijauhin oleh teman-teman saya karena saya mempunyai tato.

38 Saya popular dikalangan pria maupun wanita

39 Saya merasa puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

40 Saya dipandang negative oleh teman-teman karena saya mempunyai tato.

41 Saya menilai lingkungan sekitar saya menyukai tato yang saya miliki.

42 Saya merasa tidak nyaman bergaul dengan orang lain 43 Saya merasa masyarakat menganggap saya tidak baik

karena saya mempunyai tato.

44 Saya memilih menghindar bila orang lain mengejek tato yang saya miliki

45 Saya bergaul baik dengan orang lain

46 Saya lebih bersemangat untuk belajar setelah saya mempunyai tato.

47 Saya berusaha keras untuk berprestasi walaupun saya mempunyai tato


(19)

48 Saya merasa tidak yakin dengan prestasi akademis yang akan saya capai

49 Dalam hidup saya, saya tidak pernah mencapai prestasi yang membanggakan.

50 Saya belajar yang giat untuk mencapai prestasi dibidang akademis

51 Saya malu karena saya tidak mempunyai prestasi yang membanggakan

52 Saya bangga dengan tato yang saya miliki sehingga meningkatkan semangat saya untuk berprestasi dibidang akademis


(20)

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur A. Validitas

Item Validitas Keterangan

1 .580 Diterima

2 .278 Ditolak

3 .703 Diterima

4 .486 Diterima

5 .433 Diterima

6 .450 Diterima

7 .488 Diterima

8 .833 Diterima

9 .595 Diterima

10 .648 Diterima

11 .479 Diterima

12 .450 Diterima

13 .635 Diterima

14 .472 Diterima

15 .478 Diterima

16 .648 Diterima

17 .662 Diterima

18 .524 Diterima

19 .837 Diterima

20 .878 Diterima

21 .340 Ditolak

22 .783 Diterima

23 .483 Diterima

24 .596 Diterima

25 .849 Diterima

26 .414 Diterima

27 .562 Diterima

28 .420 Diterima

29 .654 Diterima

30 .686 Diterima

31 .434 Diterima

32 .344 Ditolak

33 .947 Diterima

34 .427 Diterima

35 .434 Diterima


(21)

B. Reliabilitas

Reliabilitas No. Item

.738 52

37 .291 Diterima

38 .477 Diterima

39 .403 Diterima

40 .428 Diterima

41 .480 Diterima

42 .642 Diterima

43 .877 Diterima

44 .484 Diterima

45 .484 Diterima

46 .718 Diterima

47 .160 Ditolak

48 .438 Diterima

49 .482 Diterima

50 .407 Diterima

51 .413 Diterima


(22)

Gambaran Responden

Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1. Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Gambaran Responden Berdasarkan Alasan Ditato

Tabel 4.3. Gambaran Responden Berdasarkan Izin Keluarga

Izin Keluarga Jumlah Persentase

Diizinkan 17 56.6%

Tidak Diizinkan 13 43.4%

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Pria 23 76.6%

Wanita 7 23.3%

Jumlah 30 100%

Alasan Ditato Jumlah Persentase

Keinginan Sendiri 26 86.6%

Ajakan Orang Lain 2 6.6%


(23)

Tabel 4.4. Gambaran Responden Berdasarkan Usia Saat Ditato

Usia Ditato Jumlah Persentase

Remaja Awal 1 3.3%

Remaja Madya 3 9.9%

Remaja Akhir 26 86.6%

Tabel 4.5. Gambaran Responden Berdasarkan Tujuan Ditato

Tujuan Ditato Jumlah Persentase

Hobby 6 20%

Gaya 12 40%


(24)

Konsep Diri Mahasiswa Bertato

Tabel 4.6. Distribusi konsep diri mahasiswa bertato

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek-Aspek dari Konsep Diri

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical

Identity

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical Identity

Physical Identity

Total Positif Negatif

Konsep diri

positif 16(53.3%) 2(6.6%) 18(60%) negatif 5(16.6%) 7(23.3%) 12(40%) Total 21(70%) 9(30%) 30(100%)

Konsep Diri Jumlah Responden Persentase

Positif 18 60%

Negatif 12 40%


(25)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical

Judgement

Tabel 4.8. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical Judgement

Physical Judgement

Total Positif Negatif

Konsep diri

positif 14(46.6%) 4(13.3%) 18(60%) negatif 5(16.6%) 7(23.3%) 12(40%) Total 19(60.3%) 11(36.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical

Behavior

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Physical Behavior

Physical Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 11(36.6%) 7(23.3%) 18(60%) negatif 4(13.3%) 8(26.6%) 12(40%) Total 15(50%) 15(50%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral

Ethical Identity

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral Ethical


(26)

Moral Ethical Identity

Total

1 2

Konsep diri

positif 17(56.6%) 1(3.3%) 18(60%) negatif 5(16.6%) 7(23.3%) 12(40%) Total 22(73.3%) 8(26.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral

Ethical Judgement

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral Ethical

Judgement

Moral Ethical Judgement

Total

1 2

Konsep diri

positif 12(40%) 6(20%) 18(60%) negatif 4(13.3%) 8(26.6%) 12(40%) Total 16(53.3%) 14(46.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral

Ethical Behavior

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Moral Ethical


(27)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal

Identity

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal Identity

Personal Identity

Total

1 2

Konsep diri

positif 11(36.6%) 7(23.3%) 18(60%) negatif 5(16.6%) 7(23.3%) 12(40%) Total 16(53.3%) 14(46.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal

Judgement

Moral Ethical Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 17(56.6%) 1(3.3%) 18(60%) negatif 2(6.6%) 10(33.3%) 12(40%) Total 19(63.3%) 11(36.6%) 30(100%)


(28)

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal

Judgement

Personal Judgement

Total

1 2

Konsep diri

positif 17(56.6%) 1(3.3%) 18(60%) negatif 7(23.3%) 5(16.6%) 12(40%)

Total 24(80%) 6(20%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal

Behavior

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Personal Behavior

Personal Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 10(33.3%) 8(26.6%) 18(60%) negatif 3(10%) 9(30%) 12(40%) Total 13(43.3%) 17(56.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family


(29)

Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family Identity

Family Identity

Total

1 2

Konsep diri

positif 17(56.6%) 1(3.3%) 18(60%) negatif 3(10%) 9(30%) 12(40%) Total 20(66.6%) 10(33.3%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family

Judgement

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family Judgement

Family Judgement

Total

1 2

Konsep diri

positif 18(60%) 0(0%) 18(60%) negatif 6(20%) 6(20%) 12(40%)

Total 24(80%) 6(20%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family


(30)

Tabel 4.18 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Family Behavior

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social

Identity

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social Identity

Social Identity

Total

1 2

Konsep diri

positif 14(46.6%) 4(13.3%) 18(60%) negatif 6(20%) 6(20%) 12(40%) Total 20(66.6%) 10(33.3%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social

Judgement

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social Judgement

Social Judgement

Total

1 2

Konsep diri

positif 7(23.3%) 11(36.6%) 18(60%) negatif 2(6.6%) 10(33.3%) 12(40%)

Total 9(30%) 21(70%) 30(100%)

Family Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 16(53.3%) 2(6.6%) 18(60%) negatif 3(10%) 9(30%) 12(40%) Total 19(63.3%) 11(36.6%) 30(100%)


(31)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social

Behavior

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Social Behavior

Social Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 12(39.9%) 6(20%) 18(60%) negatif 6(20%) 6(20%) 12(40%) Total 18(60%) 12(40%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Academic Identity

Tabel 4.22. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Academic Identity

Academic Identity

Total

1 2

konsepdiri positif 9(30%) 9(30%) 18(60%) negatif 2(6.6%) 10(33.3%) 12(40%) Total 11(36.6%) 19(63.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek


(32)

Tabel 4.23. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Academic

Judgement

Academic Judgement

Total

1 2

Konsep diri

positif 13(43.3%) 5(16.6%) 18(60%) negatif 8(26.6%) 4(13.3%) 12(40%)

Total 21(70%) 9(30%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek

Academic Behavior

Tabel 4.24. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Aspek Academic Behavior

Academic Behavior

Total

1 2

Konsep diri

positif 16(53.3%) 2(6.6%) 18(60%) negatif 11(36.6%) 1(3.3%) 12(40%) Total 27(90%) 3(9.9%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Jenis Kelamin

Tabel 4.25. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Total laki-laki perempuan


(33)

Konsep diri

positif 12(40%) 6(20%) 18(60%) negatif 11(36.6%) 1(3.3%) 12(40%) Total 23(76.6%) 7(23.3%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Alasan Ditato

Tabel 4.26. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Alasan Ditato

Alasan Ditato Total keinginan sendiri ajakan orang lain menutupi luka Konsep diri

positif 16(53.3%) 1(3.3%) 1(3.3%) 18(60%) negatif 10(33.3%) 1(3.3%) 1(3.3%) 12(40%) Total 26(86.6%) 2(6.6%) 2(6.6%) 30(100%)

Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Usia Ditato

Tabel 4.27. Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Mahasiswa Bertato dengan Usia Ditato

usiaditato Total remaja awal remaja awal remaja akhir Konsep diri

positif 0(0%) 2(6.6%) 16(53.3%) 18(60%) negatif 1(3.3%) 1(3.3%) 10(33.3%) 12(40%) Total 1(3.3%) 3(9.9%) 26(86.6%) 30(100%)


(34)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tato konon pada awalnya ditemukan di Mesir pada waktu pembangunan The Great Pyramid. Pada saat orang-orang Mesir memperluas kerajaan mereka, tato pun ikut menyebar dimulai dari peradaban Crete, Yunani, Persia dan Arabia yang semakin memperluas penyebaran tato. Sedangkan arti dari kata tato berasal dari kata Tahitian „tatu‟ yang berarti „untuk menandakan sesuatu‟. (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/18/1003.htm). Menurut Amr bin

Abdul Mun’im (2007) yang dimaksud dengan membuat tato adalah menusuk-tusukan jarum atau sebangsanya dipunggung, telapak tangan atau lengan. Kemudian memberi celak atau kapur pada bekas luka tusukan tersebut hingga kulitnya berubah menjadi warna hijau. Maksud pembuatan tato sangat bermacam-macam, mulai dari alasan kebudayaan sampai sesuatu yang dianggap modis atau modern.

Di Indonesia sendiri, tato pertama kali ditemukan pada suku Mentawai. Orang-orang suku Mentawai menggunakan tato sebagai simbol ritual dan identitas diri. Orang-orang Mentawai mulai menato tubuh ketika remaja sebagai pertanda awal kedewasaan (http://kunci.or.id/esai/misc/juliastuti_tato.htm). Selain di


(35)

Universitas Kristen Maranatha Suku Mentawai, Suku Dayak di Kalimantan juga menggunakan tato sebagai simbol yang menunjukan keahlian khusus dirinya.

Namun kini tato tidak hanya dianggap sebagai bagian dari ritual atau menunjukan simbol tertentu pada suatu budaya tradisional. Seiring dengan berkembanganya pandangan manusia terhadap tato, maka pada zaman modern ini tato dianggap sebagai simbol modernism dan fashion. Gambar-gambar dari tato pun ikut berubah, tidak selalu mencerminkan „kengerian‟ tetapi berkembang ke arah yang feminim, seperti gambar bunga, kupu-kupu, hati dan pemandangan. Dengan demikian orang yang mempunyai tato tidak hanya berasal dari suku atau budaya tertentu, bahkan tokoh-tokoh penting atau publik figur banyak yang menggunakan tato sebagai bentuk aktualisasi diri (Olong, 2006).

Dalam perkembangannya di Indonesia bahkan di dunia seni tato pun tidak berjalan mulus. Pelarangan terhadap seni tato kerap kali dilakukan, karena tato terpolitisasi sebagai sebuah kesan yang menunjukkan kelompok atau orang yang kurang baik dan akhirnya mereka dimarjinalkan oleh lingkungan masyarakat (http://www.wpi.edu/News/TechNewa/article.php?=2). Sekitar tahun 80-an terjadi peristiwa yang sangat menyudutkan seni tato di Indonesia, yaitu orang-orang yang mempunyai tato akan dianggap sebagai penjahat dan akan ditembak mati oleh penembak misterius (petrus) (Brita L, 1997). Seakan memperkuat pandangan tersebut, Soeharto (mantan Presiden) dalam buku biografinya mengatakan bahwa petrus itu memang sengaja dilakukan sebagai treatment, tindakan tegas terhadap orang-orang jahat yang suka mengganggu ketentraman masyarakat (Dwipanaya&Ramadhan, 1989).


(36)

Universitas Kristen Maranatha Agama-agama tertentu melarang umatnya untuk mempunyai tato di tubuh, karena tato dianggap sebagai suatu yang haram dan melanggar etika. Menggunakan tato identik dengan memberontak terhadap tatanan nilai sosial dan agama tersebut. Seiring dengan perjalanan saat ini tato mempunyai makna sebagai budaya tanding atau counter culture. Budaya tanding adalah budaya yang dikembangkan oleh generasi muda sebagai ajang melawan pengawasan kelompok dominan (orang tua, kalangan elit masyarakat, norma sosial yang ketat) (Olong, 2006). Perlawanan yang ditunjukkan antara lain dalam bentuk pakaian, sikap, bahasa, musik hingga gaya hidup. Tato, dengan kata lain secara ideal merupakan counter culture terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan kemapanan dan norma-norma. Oleh karena itu, kebudayaan tandingan tersebut merupakan indikasi perubahan sosial.

Dunia tato dipahami sebagai dunia ekspresi remaja yang merepresentasikan gejolak ketidakberesan keadaan sekitar mulai dari masalah politik, korupsi, ketidakharmonisan dalam keluarga sampai masalah yang dianggap kecil, seperti patah hati dan jatuh cinta. Keadaan tersebut membuat remaja seakan tengah menentang sistem kemapanan sebagai rasa ketidakpercayaan. Pada sisi lain usia remaja adalah saat seseorang mencari nilai ideal yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan kepercayaan. Oleh sebab itu semakin banyak remaja yang menggunakan tato. Bahkan tidak sedikit dari mereka sudah mulai mentato bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka ketika masih duduk dibangku sekolah. Mereka menggangap tato sebagai simbol identitas,


(37)

Universitas Kristen Maranatha sebagai trend yang harus diikuti dan ada juga yang mengenakannya agar lebih diterima di lingkungannya. (http://www.satulelaki.com/peristiwa/).

Salah satu penyebab remaja mentato bagian tubuhnya adalah meniru fisik idola. Idola dalam hal ini adalah orang yang memberi inspirasi untuk menunjukkan jati diri. Terdapat tahapan pengaruh idola terhadap pengikut, yaitu : interest stage (tertarik penampilan seseorang), evaluation stage (mengevaluasi perlu atau tidaknya melakukan peniruan), trial stage (mencoba menirukan bagian yang menarik hatinya) dan adoption stage (mengambil keputusan, meniru sang idola). (Olong, 2006).

Terdapat alasan lain bagi remaja untuk mentato bagian tubuhnya seperti yang diungkapkan oleh Kent (dalam Olong, 2006) yaitu untuk mentutupi bekas luka, mentutupi tato sebelumnya yang dianggap kurang memuaskan, sebagai cara untuk mengekspresikan emosi, aktualisasi diri dan adanya ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Dengan ketidakpuasan terhadap dirinya akan menimbulkan harga diri (self esteem) yang mendasar pada dirinya. Sebaliknya bila mempunyai kepuasan diri yang tinggi remaja akan lebih realistis sehingga memungkinkan remaja untuk melupakan keadaan dirinya dan memfokuskan energi serta perhatiannya keluar diri dan pada akhirnya remaja dapat berfungsi lebih konstruktif (Fitts, 1971)

Dengan demikian remaja akan berusaha untuk mencapai kepuasan diri dengan cara mentato bagian dari tubuhnya. Dikatakan demikian karena untuk sebagian orang, tato dianggap sebagai cara untuk meningkatkan rasa percaya diri. Remaja yang mempunyai tato menganggap tato sebagai hal yang bisa


(38)

Universitas Kristen Maranatha dibanggakan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun keadaan di atas sangat berbenturan dengan etika dan moral atau diri moral etik yang merupakan persepsi seseorang individu dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika (Fitts, 1971).

Dampak negatif dari penggunaan tato pada mahasiswa selain terhadap kesehatan juga dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosialnya. Sebagai contoh dampak negatif tato terhadap kesehatan adalah seperti yang dialami oleh remaja yang tinggal di Burlington, Vermont, America. Gara-gara kegemarannya mentato tubuh ia divonis penyakit yang sangat berbahaya yaitu systemic lupus erythematosus (Lupus). Menurut dokter yang menanganinya, ia bisa terjangkit penyakit Lupus karena tercemar virus yang berasal dari jarum tato. (http://forum.wgaul.com/showthread.php?t=65043).

Tato pun mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan sosial mahasiswa yang menggunakannya, selain dampak negatif terhadap kesehatan. Dari sekian banyak persepsi masyarakat terhadap tato, rupanya tidak mudah untuk mengubah sudut pandang masyarakat terhadap tato. Walaupun banyak mengalami perubahan dari gambar dan bentuk, ternyata masih banyak kalangan masyarakat yang memandang tato sebagai sesuatu yang tidak baik dan orang yang mengenakannya jauh dari kesan baik. Dari sekian banyak pendapat miring tentang tato sebenarnya yang menjadi pertimbangan utama dari penilaian orang yang menentang tato adalah penilaian mereka dari sudut etika, moralitas, dan agama. (Hamzah dalam Tato, 2006).


(39)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan aspek-aspek konsep diri, yaitu aspek harga diri, orang-orang yang mempunyai tato mengharapkan penilaian yang positif dari lingkungan sekitarnya. Dengan demikian mereka mempunyai penilaian positif dan menghargai dirinya sendiri. Sedangkan apabila lingkungan sekitar mereka mempunyai penilaian yang negatif terhadap tato maka penilaian tersebut akan diinternalisasi dan membentuk penghargaan yang kurang baik pada dirinya sendiri (Fitts, 1971).

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa Universitas “X”, diketahui bahwa R (22 tahun) selalu menutup lengannya yang terdapat tato bergambar “Joker” apabila ia sedang berada dirumahnya. Setelah diwawancara lebih lanjut R mengatakan bahwa ia akan menutupi tatonya apabila sedang di rumah dikarenakan rasa segan bila terhadap kedua orang tua, terlebih kepada sang ayah yang sampai saat ini belum mengetahui bahwa R mempunyai tato di tubuhnya. R merasa bangga dengan tato yang dimilikinya karena tato tersebut dibuat melalui proses yang panjang dan menyakitkan. Disamping itu, tato tersebut menambah kepercayaan diri dalam berpenampilan.

S (21 thn) mempunyai tato di bawah perutnya. Tato tersebut digambar ketika S masih duduk di SMA, namun tato pertamanya tersebut dirasa kurang baik dengan demikian S tidak merasa puas dan kurang percaya diri dengan tatonya itu. Selain itu juga S kerap kali mendapat cemoohan dari peer group-nya mengenai tato pertamanya tersebut. Dengan keadaan seperti itu S berusaha untuk menutupi tato pertamanya tersebut. Walaupun dengan keadaan seperti itu S tidak akan


(40)

Universitas Kristen Maranatha menghapus atau menutupinya dengan tato yang baru. Selain mempunyai tato di bagian perut, S pun mempunyai tato di punggungnya. S menilai tato tersebut sebagai pengekspresian emosinya yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaandirinya dan tidak lagi mendapat ejekan dari teman-temannya.

Berbeda dengan A (21 thn) seorang mahasiswa, ia mempunyai kepercayaan diri dengan tato bergambar sayap dipunggungnya. A mempunyai kebanggaan karena tato tersebut dirasanya sudah sesuai dengan keinginan dan melalui proses yang cukup menyakitkan. A tidak merasa keberatan bila ada orang yang mau melihat tatonya. Selain mempunyai tato di punggung A pun masih mempunyai tato dibahunya. A menuturkan terkadang dalam memilih pakaian A mengenakan baju yang disebut dengan „indies‟ agar tato di bahunya itu dapat terlihat. Namun A merasa segan bila harus memperlihatkan tatonya tersebut kepada anggota keluarganya. Walaupun semua anggota keluarga tersebut mengetahui dengan tato yang dimiliki oleh A.

Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut, dapat diketahui gambaran mengenai konsep diri positif pada mahasiswa yang mempunyai tato diantaranya adalah merasa puas dan bangga terhadap kondisi tubuh, mempunyai kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan lingkungan dan tato adalah sebagai cerminan tentang keadaan dirinya. Konsep diri negatif adalah selalu menutupi tato yang dimiliki, merasa tidak puas dan kurang percaya diri terhadap tato yang dimili dan tato dianggap sebagai penghambat dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Perilaku mahasiswa yang mempunyai tato dari dimensi konsep diri diantaranya adalah mengenakan pakaian yang memperlihatkan tato,


(41)

Universitas Kristen Maranatha memperlihatkan tato yang dimiliki kepada orang lain, menutupi tatonya karena merasa tato tersebut kurang baik dan menutupi tatonya karena agar tidak diketahui oleh anggota keluarga yang lain.

Kepercayaan diri dari orang-orang yang mempunyai tato seharusnya tinggi, karena mereka mempunyai kepuasan terhadap keadaan diri setelah mentato bagian dari tubuhnya. Dengan kepercayaan diri yang baik, maka orang-orang yang mempunyai tato tersebut akan semakin percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Namun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada beberapa orang yang mempunyai tato, tidak semua orang yang memiliki tato mempunyai kepercayaan diri yang baik dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Berbekal dari masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai konsep diri pada mahasiswa yang mempunyai tato di Universitas „X‟ di Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui bagaimana Konsep Diri Mahasiswa Yang Mempunyai Tato di Universitas „X‟ di Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran mengenai konsep diri pada mahasiswa yang mempunyai tato di Universitas „X‟ di Bandung.


(42)

Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran yang lebih rinci dan mendalam mengenai konsep diri pada mahasiswa yang mempunyai tato di Universitas „X‟ di Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai konsep diri pada mahasiswa yang mempunyai tato dalam kaitannya dengan psikologi sosial atau psikologi pendidikan.

 Memberikan sumbangan informasi mengenai konsep diri kepada peneliti lain yang ingin meneliti mengenai individu yang mempunyai tato.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi mengenai konsep diri bagi individu yang akan menggunakan tato, yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggunakan tato.

 Memberikan informasi kepada peneliti lain mengenai budaya-budaya tato khususnya di Indonesia yang berkaitan dengan konsep diri. Membuka pandangan masyarakat bahwa tato saat ini merupakan sebuah bentuk karya seni modern.


(43)

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka pemikiran

Tato pada saat ini untuk sebagian masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang tidak tabu lagi, tato untuk sebagian masyarakat tidak dilihat sebagai hal-hal yang berhubungan dengan kriminal. Tato pada saat ini dilihat sebagai fashion dan pengekspresian emosi. Tato pada saat ini tidak hanya dimiliki oleh orang-orang dewasa, namun remaja pun sudah banyak yang mempunyai tato (http://kunci.or.id/esai/misc/juliastuti_tato.htm). Dengan keadaan seperti itu para remaja yang memiliki tato sudah dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan yang diambilnya. Menurut Hill (dalam Steinberg, 2002) ciri-ciri perkembangan remaja akhir adalah mencapai status,bertanggung jawab sebagai orang dewasa, mengambil keputusan dan kemandirian.

Remaja mengalami masa transisi secara biologis, ekonomi, sosial, dan psikologis (Steinberg, 2002). Selain adanya masa transisi seperti yang disebutkan diatas remaja juga mengalami perubahan dalam sosial kognitif. Sosial kognitif adalah aktivitas berpikir, termasuk berpikir mengenai orang-orang, hubungan sosial, dan institusi sosial (Lapsey dalam Steinberg, 2002). Dengan mempunyai pemikiran seperti itu remaja mulai berpikir mengenai orang-orang yang berada disekitarnya. Penampilan merupakan salah satu indikasi agar mereka dapat diterima di lingkungan sekitarnya. Tato merupakan salah satu cara yang dilakukan remaja untuk dapat mengubah penampilan dan agar dapat diterima oleh likungan. Selain agar dapat diterima oleh lingkungan tato pada remaja juga digunakan sebagai faktor yang dapat mengubah penampilan dan meningkatkan kepercayaan diri. Bila mereka mempunyai kepercayaan diri dengan tato yang


(44)

Universitas Kristen Maranatha dimilikinya dapat diindikasikan bahwa mereka mempunyai konsep diri yang positif, karekteristik yang muncul apabila mereka mempunyai konsep diri yang positif adalah dapat lebih terbuka dan mempunyai kepercayaan diri mengenai keadaan diri fisiknya. Sedangkan apabila tato yang mereka miliki dijadikan sebagai hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan lebih menarik diri dari lingkungan sekitarnya, maka dapat diindikasikan mereka mempunyai konsep diri yang negatif.

Konsep diri didefinisikan sebagai keseluruhan kesadaran atau persepsi tentang diri yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh individu yang bersangkutan, hal itu dikemukakan oleh (Fitts, 1971). Pengertian dari konsep diri adalah aspek penting dalam diri individu karena merupakan frame of preference dalam berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri awalnya muncul dari persepsi diri individu. (Taylor dalam Fitts, 1971) mengatakan bahwa konsep diri muncul pada usia 6 atau 7 bulan dan akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya nilai-nilai yang diperoleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan.

Konsep diri berguna bagi individu untuk menilai dirinya sendiri, yang merupakan hasil dari berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Konsep diri menurut (Fitts, 1971) dibagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi internal adalah penilaian individu terhadap diri sendiri berdasarkan dunia dalamnnya atau batinnya sendiri. Dimensi internal terdiri dari diri identitas (identity self), diri penilai (judging self), dan diri pelaku (behavior self).

Diri identitas (identity self) adalah aspek diri paling mendasar. Konsep ini mengacu pada pernyataan “siapa saya”?, dimana didalamnya tercakup label dan


(45)

Universitas Kristen Maranatha simbol yang diberikan pada diri oleh mereka untuk membentuk identitasnya. Penilaian-penilaian yang positif terhadap diri mereka sendiri akan mengembangkan konsep diri yang positif pula. Namun apabila mereka menilai bahwa tato sebagai tanda “pembeda” antara dirinya dengan lingkungan sekitar maka akan mengakibatkan konsep diri yang negatif.

Diri penilai (judging self) memberikan nilai terhadap mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato mengenai rasa puas dan tidak puas, kebanggan ataupun celaan. Seperti yang diungkapkan di atas, penilaian-penilaian yang positif terhadap diri orang-orang yang memiliki tato akan memiliki konsep diri yang positif pula. Namun sebaliknya penilaian-penilaian yang negatif terhadap diri orang-orang yang memiliki tato akan mengakibatkan konsep diri yang negatif.

Diri pelaku (behavior self) adalah gambaran mahasiswa universitas “X” yang memiliki tato mengenai tingkah lakunya, meliputi tingkah laku yang dipertahankan dan tingkah laku yang diabaikan. diri identitas sangat berkaitan erat dengan diri pelaku, diri identitas mempengaruhi tingkah laku orang-orang yang mempunyai tato. Sebaliknya diri identitas juga dipengaruhi oleh diri sebagai pelaku tersebut. Orang-orang yang mempunyai tato akan menunjukan tatonya bila mereka mempunyai penilaian yang positif terhadap dirinya.

Dimensi eksternal yaitu penilaian individu tentang dirinya sebagai hasil interaksi dengan dunia di luar dirinya, termasuk pengalaman individu dan hubungan interpersonal, yang terdiri dari diri fisik (physical self), diri moral etik


(46)

Universitas Kristen Maranatha (moral ethical self), diri pribadi (personal self), diri social (social self) diri keluarga (family self) dan diri akademik (academic self).

Diri fisik (physical self) adalah mengenai persepsi mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato tentang keadaan dirinya secara fisik. Pada orang-orang yang mempunyai tato mempunyai persepsi yang baik terhadap keadaan fisiknya. Orang-orang yang mempunyai tato dan memandang tato sebagai kelebihan dari fisiknya mempunyai konsep diri yang positif.

Diri moral etik (moral ethical self) adalah mengenai persepsi mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato terhadap hubungannya dengan Tuhan, kepuasan mengenai kehidupan agamanya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk. Orang-orang yang menyesali telah mentato tubuhnya karena takut akan dosa, berbenturan dengan nilai-nilai moral memiliki konsep diri yang negatif. Sebaliknya apabila mereka menilai tato tidak ada hubungannya dengan dosa dan nilai-nilai moral maka mereka mempunyai konsep diri yang positif.

Diri pribadi (personal self) adalah merupakan perasaan atau persepsi mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato tentang keadaan pribadinya. Merasa bangga dan puas terhadap tato yang dimilikinya dan menganggap dirinya tepat untuk memiliki tato merupakan gambaran tentang konsep diri yang positif pada orang-orang yang mempunyai tato. Diri sosial (social self) adalah yang menyangkut kesesuaian mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato dalam berinteraksi dengan masyarakat atau lingkungan sosial. Interaksi mereka yang mempunyai konsep diri positif dengan mereka yang mempunyai konsep diri yang


(47)

Universitas Kristen Maranatha negatif akan berbeda. Lebih terbuka mengenai tato yang dimilikinya terhadap lingkungan merupakan konsep diri yang positif. Sedangkan selalu menutup tato yang dimilikinya merupakan konsep diri yang negatif.

Diri keluarga (family self) berisi tentang hubungan pribadi mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato dengan keluarga serta perasaannya sebagai anggota keluarga. Selalu menutup tatonya bila berada dilingkungan keluarga dengan alasan nilai-nilai moral adalah gambaran konsep diri yang negatif. Bagian terakhir dari dimensi eksternal adalah diri akademik (academic self) yaitu bagaimana mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato mengenai keyakinan terhadap kemampuannya dalam akademik. Mempunyai pemahaman mengenai bahwa tato tidak ada hubungannya dengan nilai akademis adalah salah satu indikasi dari konsep diri yang positif.

Untuk dapat mengetahui konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato perlu interaksi antara dimensi eksternal dan dimensi internal, yaitu physical identity adalah seberapa besar penghayatan mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai gambaran dirinya dan pembentukan dirinya terhadap keadaan fisik, mencakup penilaian terhadap kesehatan, penampilan, keadaan tubuh dan gerakan motorik. Bila mereka menghayati keadaan fisiknya sebagai hal yang baik maka mereka mempunyai konsep diri yang positif, sebaliknya bila mereka menghayati fisiknya sebagai hambatan maka mereka mempunyai konsep diri yang negatif.

Physical judgement adalah seberapa besar rasa puas dan kebanggaan penilaian mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato tentang keadaan


(48)

Universitas Kristen Maranatha dirinya secara fisik, mengenai kesehatan, penampilan, keadaan tubuh, dan gerakan motoriknya. Adanya kepuasan dengan keadaan fisik yang dimilikinya mengindikasikan bahwa mereka mempunyai konsep diri yang positif, namun apabila mereka merasa tidak puas dengan keadaan fisiknya maka mereka mempunyai konsep diri yang negatif.

Physical behavior adalah seberapa besar mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai gambaran tingkah laku yang berkaitan dengan keadaan fisik mencakup keadaan kesehatan, penampilan, keadaan tubuh dan gerakan motoriknya. Memperlihatkan atau mempertontonkan tato yang terdapat pada tubuhnya merupakan gambaran dari konsep diri yang positif. Namun apabila cenderung menutupi dan tak ingin terlihat oleh lingkungan sekitarnya merupakan gambaran dari konsep diri yang negatif.

Moral ethical identity adalah seberapa besar penghayatan mahasiswa universitas‟X‟ yang mempunyai tato mengenai keadaan moral, etika, dan agama yang meliputi batasan baik dan buruk. Mengahayati bahwa tato tidak berkaitan dengan adanya etika, moral dan agama menandakan bahwa mereka mempunyai konsep diri yang positif. Sedangkan apabila mengahayati bahwa tato melanggar moral, etika dan agama berarti mereka mempunyai konsep diri yang negatif.

Moral ethical judgement adalah seberapa besar rasa puas dan kebanggaan penilaian mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai keadaan moral, etika, dan agama yang meliputi batasan baik dan buruk. Kebanggaan memiliki tato tanpa memikirkan etika, moral dan agama adalah sebagai bentuk


(49)

Universitas Kristen Maranatha konsep diri yang positif. Sedangkan apabila merasa malu dengan tato yang dimilikinya karena tidak sesuai dengan moral, etika dan agama merupakan gambaran dari konsep diri yang negatif.

Moral ethical behavior adalah bagaimana mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato tentang gambaran tingkah laku mengenai keadaan moral, etika, dan agama yang meliputi batasan baik dan buruk. Menyesali dan berusaha untuk menghapus tatonya karena berbenturan dengan moral, etika dan agama merupakan gambaran dari konsep diri yang negatif.

Personal identity adalah seberapa besar penghayatan mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato tentang keadaan pribadinya hal ini dipengaruhi oleh sejauhmana mereka merasa puas terhadap pribadinya. Menghayati bahwa mempunyai tato sangat mencerminkan keadaan dirinya merupakan gambaran konsep diri yang positif.

Personal judgement adalah seberapa besar rasa puas dan kebanggaan penilaian mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato tentang keadaan pribadinya yang dipengaruhi oleh sejauhmana mereka merasa puas terhadap pribadinya. Kebanggaan yang dimiliki dengan keadaan dirinya sebagai orang yang mempunyai tato merupakan gambaran dari konsep diri yang positif. Sebaliknya rasa malu dengan memiliki tato merupakan konsep diri yang negatif.

Personal behavior adalah bagaimana mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai gambaran tingkah laku tentang keadaan pribadinya yang dipengaruhi oleh sejauhmana mereka merasa puas terhadap pribadinya.


(50)

Universitas Kristen Maranatha Kepuasan memiliki tato dan menunjukkan kepada orang yang berada disekitar mereka merupakan gambaran dari konsep diri yang positif.

Family identity adalah seberapa besar penghayatan mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato tentang penilaian akan kedudukannya sebagai anggota keluarga yang didasarkan pada peran dan fungsinya sebagai anggota keluarga. mengahayati bahwa keluarga sebagai pertimbangan mereka untuk mentato tubuhnya adalah gambaran dari konsep diri yang positif.

Family judgement adalah sebarapa besar rasa puas dan kebanggaan penilaian mahasiswa unversitas „X‟ yang mempunyai tato tentang kedudukannya sebagai anggota keluarga yang didasarkan pada peran dan fungsinya sebagai anggota keluarga. Malu dengan keadaan dirinya yang mempunyai tato sebagai anggota dari suatu keluarga menandakan bahwa mereka mempunyai konsep diri yang negatif. Namun apabila mereka mempunyai kepuasan dengan tato yang dimilikinya dalam berinteraksi dengan keluarga merupakan indikasi dari konsep diri yang positif.

Family behavior adalah bagaimana mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai gambaran tingkah laku tentang kedudukannya sebagai anggota keluarga yang didasarkan pada peran dan fungsinya sebagai anggota keluarga. Selalu menutupi tato yang dimilikinya bila berada dalam lingkungan keluarga merupakan indikasi dari konsep diri yang negatif.

Social identity adalah seberapa besar penghayatan mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato dalam kaitan dengan orang lain dan lingkungan


(51)

Universitas Kristen Maranatha sekitarnya, yang dipengaruhi oleh penilaian dan interaksinya dengan orang lain. Menghayati bahwa mempunyai tato akan mempermudah mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan adalah indikasi dari konsep diri yang positif.

Social judgement adalah seberapa besar rasa puas dan kebanggaan penilaian mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato dalam kaitan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, yang dipengaruhi oleh penilaian dan interaksinya dengan orang lain. Kebanggaan mempunyai tato karena memiliki perbedaan dengan orang yang ada disekitarnya merupakan gambaran dari konsep diri yang positif. Social behavior adalah bagaimana mahasiswa universitas „X‟ yang mempunyai tato mengenai gambaran tingkah laku dalam kaitan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, yang dipengaruhi oleh penilaian dan interaksinya dengan orang lain. Berbaur dengan orang lain dan mudah akrab dengan orang lain, tanpa memikirkan dampak negatif dari penilaian orang lain terhadap tatonya adalah salah satu indikasi konsep diri yang positif.

Academic identity adalah seberapa besar penghayatan diri mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato terhadap keyakinan akan kemampuannya dalam bidang akademik. Mengahayati bahwa tato yang dimiliki sangat mempengaruhi prestasi yang dicapainya merupakan bentuk dari konsep diri yang positif. Berbeda bila tato dianggap sebagai penghambat dalam mewujudkan suatu prestasi hal tersebut merupakan bentuk dari konsep diri yang negatif.

Academic judgement seberapa puas dan bangga mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato terhadap keyakinan akan kemampuannya dalam bidang


(52)

Universitas Kristen Maranatha akademik. Merasa bangga dan puas dengan tato yang dimikinya sehingga meningkatkan semangatnya dalam mencapai prestasi dibidang akademik merupakan bentuk dari konsep diri positif. Academic behavior adalah bagaimana mahasiswa universitas “X” yang mempunyai tato mengenai gambaran tingkah laku terhadap keyakinan akan kemampuannya dalam bidang akademik. Mereka yang belajar dengan sungguh-sungguh dalam mencapai prestasi dibidang akademik merupakan gambaran konsep diri yang positif.

Dengan keadaan demikian konsep diri sangat tergantung dari penilaian lingkungan dan orang-orang yang berada disekitarnya terhadap mereka. Hal ini dikarenakan tidak selalu remaja yang memiliki tato mempunyai konsep diri yang positif. Mereka yang memiliki konsep diri yang positif adalah mereka yang mempunyai penilaian positif terhadap dirinya yang didasarakan pada batinnya sendiri dan berdasarkan hasil interaks dengan lingkungan, lalu mendapatkan apresiasi atau penerimaan dilingkungan sekitar dan menerima keadaan dirinya sendiri. Sedangkan mereka yang mempunyai konsep diri yang negatif adalah mereka yang mempunyai penilaian negatif terhadap diri sendiri didasarkan pada batinnya sendiri dan berdasarkan interaksi dengan lingkungan, lalu tidak mendapatkan penerimaan atau apresiasi dari lingkungan sekitarnya dan mereka yang sulit untuk menerima keadaan dirinya (Fitts, 1971).


(53)

Universitas Kristen Maranatha Untuk lebih jelasnya kerangkan pemikiran dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Mahasiswa

Universitas „X‟ yang

Mempunyai Tato Konsep Diri

Interaksi antara Dimensi Eksternal dan Dimensi Internal

 Physical Identity  Physical Judgement  Physical Behavior  Moral Ethical Identity  Moral Ethical Judgement  Moral Ethical Behavior  Personal Identity  Personal judgement  Personal Behavior  Family Identity  Family Judgement  Family Behavior  Social Identity  Social Judgement  Social Behavior  Academic Identity  Academic Judgement  Academic Behavior 

Positif


(54)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

Setelah menelaah dari uraian di atas, dapat diketahui asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Konsep diri yang positif diantaranya mempunyai kecenderungan penerimaan terhadap diri sendiri, keterbukaan terhadap lingkungan sekitar dan mempunyai kebanggaan akan dirinya sendiri.

2. Konsep diri yang negatif mempunyai kecenderungan terhambatnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan penolakan terhadap dirinya sendiri.

3. Dimensi judgement mempunyai nilai yang paling besar pada konsep diri mahasiswa yang memiliki tato.


(55)

97 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat ditarik

kesimpulan mengenai konsep diri pada mahasiswa bertato di Universitas “X”

Bandung sebagai berikut :

1. Sebanyak 60% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri positif dan sebanyak 40% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri negatif.

2. Konsep diri positif mahasiswa yang mempunyai tato adalah mereka menghayati bahwa keadaan diri fisiknya memberikan mereka kebanggaan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

3. Konsep diri negatif mahasiswa yang mempunyai tato adalah terhambatnya dalam beriteraksi dengan lingkungan sekitar dan penolakan terhadap dirinya sendiri.

4. Dari berbagai aspek konsep diri dimensi judgement mempunyai nilai yang lebih tinggi.


(56)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran kepada selanjutnya untuknya:

5.2.1 Saran Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk peneliti lain yang ingin meneliti lebih jauh mengenai konsep diri pada mahasiswa yang ditato. Peneliti pun menyarankan agar dilakukan penelitian lain untuk lebih memperdalam mengenai konsep diri pada kelompok sampel yang lain.

5.2.2 Saran Praktis

1. Memberikan pandangan atau persepsi kepada masyarakat luas bahwa tato saat ini tidak identik dengan kriminalitas.

2. Bagi mahasiswa yang mempunyai tato disarankan agar lebih bisa terbuka mengenai tato yang dimilikinya.

3. Memberikan pandangan kepada keluarga yang mempunyai anggota keluarga bertato untuk lebih bisa menerima dan tidak memberikan penilaian negatif terhadap anggota keluarga yang mempunyai tato.


(57)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Brita, L. 1997. Miklouho-Maklai dalam Menguak Luka Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fitts, Williams H. 1971. The Self Concept and Self Actualization. Los Angeles, California: Western Psychological Sevice A division of Manson Western Coporation.

Olong, Hatib Abdul Kadir. 2006. Tato. Bantul, Yogyakarta: LKiS. Nazir, Moh., 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ramadhan K.H. dan G. Dwipayana. 1989. Seoharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta: PT Citra Lamtorogung Persada.


(58)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Bezant, Holly. The Politics of Body Art

(http://www.wpi.edu/News/TechNewa/article.php?=2, diakses Maret 2009) Ertanto, Kirik. 2000. Anak Jalanan dan Subkultur.

(http://www.kunci.or.id/teks.kirik.htm. diakses maret 2009)

Tato yang Lagi Ngetrend (http://www.satulelaki.com/peristiwa/o,736,00.html. Diakses maret 2009)

Asal-usul Tato (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/18/1003.htm. diakses maret 2009)

Juliastuti, N. Tato: Antara Politik dan Keindahan Tubuh.

(http://kunci.or.id/esai/misc/juliastuti_tato.htm diakses maret 2009) Dampak Negatif dari Tato. (http://forum.wgaul.com/showthread.php?t=65043.


(1)

Untuk lebih jelasnya kerangkan pemikiran dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Mahasiswa Universitas „X‟ yang

Mempunyai Tato Konsep Diri

Interaksi antara Dimensi Eksternal dan Dimensi Internal

 Physical Identity

 Physical Judgement

 Physical Behavior

 Moral Ethical Identity

 Moral Ethical Judgement

 Moral Ethical Behavior

 Personal Identity

 Personal judgement

 Personal Behavior

 Family Identity

 Family Judgement

 Family Behavior

 Social Identity

 Social Judgement

 Social Behavior

 Academic Identity

 Academic Judgement

 Academic Behavior

Positif


(2)

21

1.6 Asumsi

Setelah menelaah dari uraian di atas, dapat diketahui asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Konsep diri yang positif diantaranya mempunyai kecenderungan penerimaan terhadap diri sendiri, keterbukaan terhadap lingkungan sekitar dan mempunyai kebanggaan akan dirinya sendiri.

2. Konsep diri yang negatif mempunyai kecenderungan terhambatnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan penolakan terhadap dirinya sendiri.

3. Dimensi judgement mempunyai nilai yang paling besar pada konsep diri mahasiswa yang memiliki tato.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan mengenai konsep diri pada mahasiswa bertato di Universitas “X” Bandung sebagai berikut :

1. Sebanyak 60% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri positif dan sebanyak 40% mahasiswa yang mempunyai tato memiliki konsep diri negatif.

2. Konsep diri positif mahasiswa yang mempunyai tato adalah mereka menghayati bahwa keadaan diri fisiknya memberikan mereka kebanggaan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

3. Konsep diri negatif mahasiswa yang mempunyai tato adalah terhambatnya dalam beriteraksi dengan lingkungan sekitar dan penolakan terhadap dirinya sendiri.

4. Dari berbagai aspek konsep diri dimensi judgement mempunyai nilai yang lebih tinggi.


(4)

98

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran kepada selanjutnya untuknya:

5.2.1 Saran Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk peneliti lain yang ingin meneliti lebih jauh mengenai konsep diri pada mahasiswa yang ditato. Peneliti pun menyarankan agar dilakukan penelitian lain untuk lebih memperdalam mengenai konsep diri pada kelompok sampel yang lain.

5.2.2 Saran Praktis

1. Memberikan pandangan atau persepsi kepada masyarakat luas bahwa tato saat ini tidak identik dengan kriminalitas.

2. Bagi mahasiswa yang mempunyai tato disarankan agar lebih bisa terbuka mengenai tato yang dimilikinya.

3. Memberikan pandangan kepada keluarga yang mempunyai anggota keluarga bertato untuk lebih bisa menerima dan tidak memberikan penilaian negatif terhadap anggota keluarga yang mempunyai tato.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Brita, L. 1997. Miklouho-Maklai dalam Menguak Luka Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fitts, Williams H. 1971. The Self Concept and Self Actualization. Los Angeles, California: Western Psychological Sevice A division of Manson Western Coporation.

Olong, Hatib Abdul Kadir. 2006. Tato. Bantul, Yogyakarta: LKiS.

Nazir, Moh., 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ramadhan K.H. dan G. Dwipayana. 1989. Seoharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta: PT Citra Lamtorogung Persada.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Bezant, Holly. The Politics of Body Art

(http://www.wpi.edu/News/TechNewa/article.php?=2, diakses Maret 2009) Ertanto, Kirik. 2000. Anak Jalanan dan Subkultur.

(http://www.kunci.or.id/teks.kirik.htm. diakses maret 2009)

Tato yang Lagi Ngetrend (http://www.satulelaki.com/peristiwa/o,736,00.html. Diakses maret 2009)

Asal-usul Tato (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0104/18/1003.htm. diakses maret 2009)

Juliastuti, N. Tato: Antara Politik dan Keindahan Tubuh.

(http://kunci.or.id/esai/misc/juliastuti_tato.htm diakses maret 2009) Dampak Negatif dari Tato. (http://forum.wgaul.com/showthread.php?t=65043.