T IPA 1204848 Chapter (3)

(1)

Feri Andi Syuhada, 2014

PENGEMBANGAN BUKU AJAR REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah pengembangan dan validasi, dengan model rekonstruksi guruan (Model of Educational Reconstruction/ MER). Pada tahapannya, model ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah satu dan dua yakni terkait dengan perpaduan antara konten-konteks serta pertimbangan aspek pedagogis dalam pembuatan buku ajar. MER memiliki tiga komponen yaitu klarifikasi dan analisis konten sains, penelitian mengajar dan belajar, serta rancangan dan evaluasi lingkungan belajar dan mengajar. Pada penelitian ini, peneliti mengambil dua komponen yakni : (1) klarifikasi dan analisis konten sains serta (2) penelitian mengajar dan belajar.

Pada klarifikasi dan analisis konten sains, melalui tahapan elementarisasi dihasilkan wacana teks konten kimia dan konteks kembang api serta struktur makro sebagai ide dasar dari konten. Kemudian pada tahapan membangun struktur konten (konstruksi), dihasilkan teks perpaduan konten dan konteks dan dilanjutkan dengan proses penghalusan.

Pada komponen penelitian mengajar dan belajar, mencakup studi empiris yaitu penelitian perspektif persepsi peserta didik terkait konsepsi dan variabel afektif seperti minat dan konsep diri serta konsepsi guru, yakni terkait dengan konsep sains dan pembelajaran peserta didik. Perspektif peserta didik didapat melalui wawancara dan hasil tes tertulis, sedangkan konsepsi guru terkait sains dan pembelajaran peserta didik didapat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta buku acuan yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil studi empiris selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk dilakukan reduksi didaktik hingga dihasilkan buku ajar.

Dalam mengarahkan alur buku ajar, langkah pengembangannya disesuaikan dengan langkah pembelajaran STL dengan mengadopsi tahap-tahap pembelajaran berdasarkan proyek Chemie im Kontext dalam Nentwig dkk. (2007)


(2)

dan Holbrook (2005) yang meliputi: tahap kontak, tahap kuriositi, tahap elaborasi, tahap pengambilan keputusan dan tahap nexus.

B. Alur Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur penelitian. Secara rinci alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Validasi Buku ajar Uji keterbacaan Tahap 1 Tahap 3 Tahap 2 Penghalusan teks

Konten Konteks

Perpaduan konten-konteks 1. Klarifikasi dan analisis struktur konten

Analisis Literatur

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran kompetensi pengetahuan dan sikap Telaah Kurikulum

(Standar Isi mata pelajarankimia SMA) Telaah kepustakaan terkait konteks Telaah kepustakaan literasi sains Analisis KI dan KD

Analisis aspek literasi sains Analisis konteks kembang api Elementarisasi Reduksi Didaktik berdasarkan studi empiris

Buku ajar reaksi redoks dengan konteks kembang api

Analisis wacana

Revisi

Pengolahan data

Pengolahan data 2. Penelitian mengajar dan belajar

Studi empiris: Perspektif peserta didik dan

konsepsi guru

Tahap 4


(3)

Feri Andi Syuhada, 2014

PENGEMBANGAN BUKU AJAR REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut :

Tahap 1 :

1. Klarifikasi dan Analisis Struktur Konten

Analisis Literatur

a) Analisis kurikulum (standar isi mata pelajaran kimia SMA) berupa Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

b) Telaah kepustakaan yang berhubungan dengan literasi sains dan analisis aspek dari literasi sains.

c) Telaah kepustakaan terkait konteks kembang api.

d) Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran pada kompetensi pengetahuan melalui telaah konteks, konten dan kompetensi PISA dan disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD).

e) Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran pada kompetensi sikap melalui telaah konteks, konten dan sikap PISA dan disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD).

Analisis Wacana

Pada tahap ini, setelah dihasilkan wacana teks konten reaksi redoks dan konteks kembang api melalui tahap elementarisasi, dilanjutkan dengan proses perpaduan konten-konteks dan proses penghalusan teks yang di dalamnya terdapat proses penghapusan atau penyisipan kata. Tahapan selanjutnya yaitu proses reduksi didaktik dengan melihat hasil studi empiris hingga dihasilkan buku ajar.

2. Penelitian mengajar dan belajar

Pada tahap ini, dilakukan studi empiris, yaitu melakukan penelitian perspektif peserta didik terkait konten, konteks, proses dan sikap serta konsepsi guru terkait dengan materi reaksi redoks. Hasil studi empiris akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan proses reduksi didaktik.

Tahap 2: Validasi buku ajar

1. Melakukan validasi terhadap buku ajar reaksi redoks. Proses validasi dilakukan oleh tujuh orang pakar, yang terdiri dari empat orang dosen dan tiga orang guru kimia SMA. Penilaian buku ajar didasarkan pada lima poin penilaian, yaitu : (1) Ketepatan isi materi (konten dan konteks), (2) Kesesuaian


(4)

antara konten dan konteks, (3) Kesesuaian materi dengan kurikulum (tujuan pembelajaran), (4) Ketepatan ilustrasi gambar/simbol/lambang/percobaan, dan (5) Kelayakan untuk digunakan oleh peserta didik SMA.

2. Melakukan revisi rancangan buku ajar reaksi redoks dan mengolah data hasil validasi.

Tahap 3: Uji keterbacaan

Melakukan uji keterbacaan buku ajar oleh peserta didik SMA, kemudian mengolah data hasil uji keterbacaan.

Tahap 4: Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan dari hasil penelitian.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan dan menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, diantaranya :

1. Buku ajar adalah buku yang disusun untuk kepentingan proses pembelajaran yang bersumber dari hasil-hasil penelitian atau pemikiran pada bidang tertentu (Prasko, 2011). Pada penelitian ini, buku ajar yang dimaksud ialah subBAB dari materi kimia reaksi redoks dengan menggabungkan antara konten reaksi redoks dengan konteks kembang api.

2. Literasi sains ialah kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan kemampuan ilmiah, mengidentifikasikan pertanyaan-pertanyaaan ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti dan data yang ada agar dapat memahami dan membantu peneliti untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alamnya (Toharudin, dkk. 2011). Literasi sains dalam buku ajar diwujudkan dalam bentuk pengetahuan materi reaksi redoks yang dikaitkan dengan konteks kembang api; keterampilan dalam melakukan suatu percobaan; serta sikap terhadap pengaruh yang ditimbulkan kembang api sebagai konteks materi.

3. Model rekonstruksi pendidikan yang dimaksud berupa klarifikasi dan analisis konten sains; serta penelitian mengajar dan belajar (Duit, dkk. 2012). Pada


(5)

Feri Andi Syuhada, 2014

PENGEMBANGAN BUKU AJAR REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA

klarifikasi dan analisis konten sains, ada dua proses yang saling terkait, yaitu: klarifikasi materi subyek dan analisis signifikansi pendidikan. Sedangkan pada penelitian mengajar dan belajar yakni proses membangun struktur konten untuk pengajaran didasarkan pada penelitian empiris, berupa perspektif peserta didik dan konsepsi guru.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data hasil penelitian, maka diperlukan beberapa instrumen penelitian. Pertanyaan pada rumusan masalah pertama dijawab menggunakan instrumen format perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api, rumusan masalah kedua digunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan tes tertulis, rumusan masalah ketiga digunakan instrumen format validasi dan rumusan masalah keempat digunakan instrumen format uji keterbacaan buku ajar. Lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Format perpaduan konten-konteks

Format perpaduan konten dan konteks digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama. Diawali dengan penyajian konten, konteks, hingga perpaduan konten-konteks. Selanjutnya dilakukan proses penghalusan teks. Rincian proses tersebut disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Format perpaduan konten-konteks Konten Konteks Perpaduan konten

dengan konteks

2. Pedoman wawancara dan tes tertulis

Untuk menjawab rumusan masalah kedua terkait dengan pertimbangan aspek pedagogis digunakan pedoman wawancara dan tes tertulis sebagai instrumen dalam studi empiris.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui perspektif peserta didik SMA yang sudah mempelajari materi reaksi redoks yang mencakup aspek proses,


(6)

sikap, dan konteks dalam PISA. Pedoman wawancara terdiri dari sembilan pertanyaan yang mencakup aspek proses (tiga pertanyaan), aspek sikap (empat pertanyaan) dan aspek konteks (dua pertanyaan). Untuk melengkapi pertanyaan aspek konteks, peserta didik diberikan teks wacana terkait dengan kembang api. Pedoman wawancara dan teks wacana kembang api masing-masing dapat dilihat pada Lampiran A.1 dan Lampiran A.2. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui konsepsi peserta didik pada konten materi reaksi redoks. tes tertulis terdiri dari empat pertanyaan dalam bentuk essay. Pertanyaan disesuaikan dengan konsep-konsep yang terdapat pada materi reaksi redoks. Tes tertulis dapat dilihat pada Lampiran A.3.

3. Format validasi

Rumusan masalah ketiga terkait dengan validasi ahli dan guru kimia dijawab dengan menggunakan format validasi produk buku ajar, dalam hal ini dinilai oleh empat orang dosen dan tiga orang guru kimia. Format validasi buku ajar terdiri atas lima poin penilaian, yaitu (1) Ketepatan isi materi (konten dan konteks), (2) Kesesuaian antara konten dengan konteks, (3) Kesesuaian materi dengan kurikulum (tujuan pembelajaran), (4) Ketepatan ilustrasi gambar/ simbol/ lambang/ percobaan, dan (5) Kelayakan untuk digunakan oleh peserta didik SMA. Format validasi dapat dilihat pada Lampiran A.4.

4. Alat uji keterbacaan buku ajar

Rumusan masalah keempat terkait dengan penilaian peserta didik dijawab dengan menggunakan alat uji keterbacaan buku ajar, dilakukan dengan menuliskan ide pokok pada paragraf yang terdapat pada buku ajar. Wacana buku ajar dapat dilihat pada Lampiran D. Secara umum, diambil 44 paragraf dengan masing-masing satu ide pokok dan beberapa key words yang ditentukan di dalamnya. Penilaian didasarkan pada jumlah key words yang tepat yang dijawab oleh peserta didik, sebagai kesesuaian ide pokok yang ditulis oleh peserta didik dengan ide pokok yang dikembangkan oleh peneliti dan pembimbing. Peserta didik yang dimaksud ialah yang telah mempelajari materi reaksi redoks. Alat uji keterbacaan buku ajar oleh peserta didik dapat dilihat pada Lampiran A.5


(7)

Feri Andi Syuhada, 2014

PENGEMBANGAN BUKU AJAR REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA

E. Teknik Analisis Data

Perolehan data hasil penelitian bertujuan untuk menjawab empat pertanyaan penelitian yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimana perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api dalam wujud teks pada pengembangan buku ajar? (2) Bagaimana pertimbangan aspek pedagogis dalam penyusunan buku ajar reaksi redoks dengan konteks kembang api? (3) Bagaimana hasil validasi ahli terhadap buku ajar yang dikembangkan? (4) Bagaimana nilai keterbacaan buku ajar yang dikembangkan? Lebih jelas akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Analisis perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian pertama didapat dari proses analisis wacana dengan menelaah konten dan konteks hingga dihasilkan teks perpaduan serta dideskripsikan secara kualitatif.

2. Analisis hasil wawancara dan tes tertulis.

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian kedua diperoleh dari analisis hasil wawancara dan tes tertulis sebagai studi empiris. Hasil wawancara tersebut kemudian diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus % tanggapan dan hasil tes tertulis juga diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus % jawaban, kemudian menafsirkannya secara kualitatif. Rumus persentase tersebut ialah sebagai berikut:

% �� � = ℎ � � � �� �

ℎ � ℎ × 100%

% = ℎ � � �

ℎ � ℎ × 100%

3. Validasi

Data diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh para pakar sebanyak tujuh orang. Instrumen yang divalidasi adalah rancangan buku ajar reaksi redoks. Hasil validasi tersebut selanjutnya dihitung dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan CVI (Content Validity Index). Berikut penjelasan terkait CVR dan CVI:


(8)

a) Content Validity Ratio (CVR)

Indeks untuk menyatakan keshahihan berdasarkan validasi isi secara kuantitatif dapat diukur dengan CVR. Validasi isi berkenaan dengan kevalidan suatu alat ukur dipandang dari segi isi (konten) materi pelajaran yang melibatkan para panelis untuk menilai. Adapun rumus CVR adalah :

�� = � − �2

� 2

(Lawshe, 1975) Keterangan :

ne : jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ N : jumlah total responden

Dalam menentukan apakah judgment pakar dapat dinyatakan valid pada taraf alpha 0.05 (uji satu sisi), maka nilai CVRhitung harus lebih besar dari pada

nilai CVRtabel. Nilai CVR tabel yang digunakan ialah 0,622 taraf alpha 0.05 dan

jumlah total responden 7 orang. Berdasarkan perhitungan ulang yang dilakukan oleh Wilson, dkk. (2012) terhadap nilai CVRtabel untuk masing-masing panelis,

maka diperoleh nilai CVR hasil perbaikan dari CVR Lawshe yang disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Nilai kritis untuk CVR (Content Validity Ratio)

(Wilson, dkk. 2012) Karakteristik penilaian CVR :

1) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ kurang dari ½ total responden, maka nilai CVR akan negatif

Level of significance for one-tailed test

0,1 0,05 0,25 0,01

Level of Significance for two-tailed test

N 0,2 0,1 0,05 0,02

5 0,573 0,736 0,877 0,99

6 0,523 0,672 0,800 0,99

7 0,485 0,622 0,741 0,974


(9)

Feri Andi Syuhada, 2014

PENGEMBANGAN BUKU AJAR REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN KONTEKS KEMBANG API UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMA

2) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ ½ dari total responden, maka nilai CVR adalah 0

3) Jika seluruh responden menyatakan ‘ya’, maka nilai CVR adalah 1

4) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ lebih dari ½ total responden, maka nilai CVR berkisar antara 0 - 0,99

b) Content Validity Index (CVI)

Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada lembar validasi dengan menggunakan CVR, kemudian dihitunglah CVI (Content Validity Index). Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab ‘ya’. Adapun rumus CVI adalah :

�� = ��

ℎ ��

(Allahyari, dkk. 2011) Hasil perhitungan CVI adalah berupa rasio angka dari 0 - 1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

0 - 0,33 = tidak sesuai 0,34 - 0,67 = sesuai

0,68 - 1 = sangat sesuai

(Yusmaita, 2013) 4. Analisis Keterbacaan Buku Ajar

Analisis keterbacaan buku ajar dilakukan dengan menuliskan ide pokok pada paragraf yang terdapat pada buku ajar. Kemudian menentukan persentase skor berdasarkan jumlah key word yang dijawab oleh peserta didik dengan rumus:

= × 100%

(Marfuah, 2013) Keterangan :

= Persentase skor jumlah key word yang dijawab dengan benar = Jumlah key word yang diperoleh peserta didik


(10)

Langkah selanjutnya adalah mengubah jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar ke dalam bentuk nilai persentase berdasarkan rumus berikut:

=

�× 100%

Keterangan :

= Persentase jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar.

= Jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar.

� = Jumlah total peserta didik


(1)

klarifikasi dan analisis konten sains, ada dua proses yang saling terkait, yaitu: klarifikasi materi subyek dan analisis signifikansi pendidikan. Sedangkan pada penelitian mengajar dan belajar yakni proses membangun struktur konten untuk pengajaran didasarkan pada penelitian empiris, berupa perspektif peserta didik dan konsepsi guru.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data hasil penelitian, maka diperlukan beberapa instrumen penelitian. Pertanyaan pada rumusan masalah pertama dijawab menggunakan instrumen format perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api, rumusan masalah kedua digunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan tes tertulis, rumusan masalah ketiga digunakan instrumen format validasi dan rumusan masalah keempat digunakan instrumen format uji keterbacaan buku ajar. Lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Format perpaduan konten-konteks

Format perpaduan konten dan konteks digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama. Diawali dengan penyajian konten, konteks, hingga perpaduan konten-konteks. Selanjutnya dilakukan proses penghalusan teks. Rincian proses tersebut disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Format perpaduan konten-konteks

Konten Konteks Perpaduan konten dengan konteks

2. Pedoman wawancara dan tes tertulis

Untuk menjawab rumusan masalah kedua terkait dengan pertimbangan aspek pedagogis digunakan pedoman wawancara dan tes tertulis sebagai instrumen dalam studi empiris.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui perspektif peserta didik SMA yang sudah mempelajari materi reaksi redoks yang mencakup aspek proses,


(2)

sikap, dan konteks dalam PISA. Pedoman wawancara terdiri dari sembilan pertanyaan yang mencakup aspek proses (tiga pertanyaan), aspek sikap (empat pertanyaan) dan aspek konteks (dua pertanyaan). Untuk melengkapi pertanyaan aspek konteks, peserta didik diberikan teks wacana terkait dengan kembang api. Pedoman wawancara dan teks wacana kembang api masing-masing dapat dilihat pada Lampiran A.1 dan Lampiran A.2. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui konsepsi peserta didik pada konten materi reaksi redoks. tes tertulis terdiri dari empat pertanyaan dalam bentuk essay. Pertanyaan disesuaikan dengan konsep-konsep yang terdapat pada materi reaksi redoks. Tes tertulis dapat dilihat pada Lampiran A.3.

3. Format validasi

Rumusan masalah ketiga terkait dengan validasi ahli dan guru kimia dijawab dengan menggunakan format validasi produk buku ajar, dalam hal ini dinilai oleh empat orang dosen dan tiga orang guru kimia. Format validasi buku ajar terdiri atas lima poin penilaian, yaitu (1) Ketepatan isi materi (konten dan konteks), (2) Kesesuaian antara konten dengan konteks, (3) Kesesuaian materi dengan kurikulum (tujuan pembelajaran), (4) Ketepatan ilustrasi gambar/ simbol/ lambang/ percobaan, dan (5) Kelayakan untuk digunakan oleh peserta didik SMA. Format validasi dapat dilihat pada Lampiran A.4.

4. Alat uji keterbacaan buku ajar

Rumusan masalah keempat terkait dengan penilaian peserta didik dijawab dengan menggunakan alat uji keterbacaan buku ajar, dilakukan dengan menuliskan ide pokok pada paragraf yang terdapat pada buku ajar. Wacana buku ajar dapat dilihat pada Lampiran D. Secara umum, diambil 44 paragraf dengan masing-masing satu ide pokok dan beberapa key words yang ditentukan di dalamnya. Penilaian didasarkan pada jumlah key words yang tepat yang dijawab oleh peserta didik, sebagai kesesuaian ide pokok yang ditulis oleh peserta didik dengan ide pokok yang dikembangkan oleh peneliti dan pembimbing. Peserta didik yang dimaksud ialah yang telah mempelajari materi reaksi redoks. Alat uji keterbacaan buku ajar oleh peserta didik dapat dilihat pada Lampiran A.5


(3)

E. Teknik Analisis Data

Perolehan data hasil penelitian bertujuan untuk menjawab empat pertanyaan penelitian yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimana perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api dalam wujud teks pada pengembangan buku ajar? (2) Bagaimana pertimbangan aspek pedagogis dalam penyusunan buku ajar reaksi redoks dengan konteks kembang api? (3) Bagaimana hasil validasi ahli terhadap buku ajar yang dikembangkan? (4) Bagaimana nilai keterbacaan buku ajar yang dikembangkan? Lebih jelas akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Analisis perpaduan konten reaksi redoks dengan konteks kembang api

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian pertama didapat dari proses analisis wacana dengan menelaah konten dan konteks hingga dihasilkan teks perpaduan serta dideskripsikan secara kualitatif.

2. Analisis hasil wawancara dan tes tertulis.

Perolehan data untuk pertanyaan penelitian kedua diperoleh dari analisis hasil wawancara dan tes tertulis sebagai studi empiris. Hasil wawancara tersebut kemudian diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus % tanggapan dan hasil tes tertulis juga diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus % jawaban, kemudian menafsirkannya secara kualitatif. Rumus persentase tersebut ialah sebagai berikut:

% �� � = ℎ � � � �� �

ℎ � ℎ × 100%

% = ℎ � � �

ℎ � ℎ × 100%

3. Validasi

Data diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh para pakar sebanyak tujuh orang. Instrumen yang divalidasi adalah rancangan buku ajar reaksi redoks. Hasil validasi tersebut selanjutnya dihitung dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan CVI (Content Validity Index). Berikut penjelasan terkait CVR dan CVI:


(4)

a) Content Validity Ratio (CVR)

Indeks untuk menyatakan keshahihan berdasarkan validasi isi secara kuantitatif dapat diukur dengan CVR. Validasi isi berkenaan dengan kevalidan suatu alat ukur dipandang dari segi isi (konten) materi pelajaran yang melibatkan para panelis untuk menilai. Adapun rumus CVR adalah :

�� = � − �2

2

(Lawshe, 1975) Keterangan :

ne : jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ N : jumlah total responden

Dalam menentukan apakah judgment pakar dapat dinyatakan valid pada taraf alpha 0.05 (uji satu sisi), maka nilai CVRhitung harus lebih besar dari pada nilai CVRtabel. Nilai CVR tabel yang digunakan ialah 0,622 taraf alpha 0.05 dan jumlah total responden 7 orang. Berdasarkan perhitungan ulang yang dilakukan oleh Wilson, dkk. (2012) terhadap nilai CVRtabel untuk masing-masing panelis, maka diperoleh nilai CVR hasil perbaikan dari CVR Lawshe yang disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Nilai kritis untuk CVR (Content Validity Ratio)

(Wilson, dkk. 2012)

Karakteristik penilaian CVR :

1) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ kurang dari ½ total responden, maka nilai CVR akan negatif

Level of significance for one-tailed test

0,1 0,05 0,25 0,01

Level of Significance for two-tailed test

N 0,2 0,1 0,05 0,02

5 0,573 0,736 0,877 0,99

6 0,523 0,672 0,800 0,99

7 0,485 0,622 0,741 0,974


(5)

2) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ ½ dari total responden, maka nilai CVR adalah 0

3) Jika seluruh responden menyatakan ‘ya’, maka nilai CVR adalah 1

4) Jika jumlah responden yang menyatakan ‘ya’ lebih dari ½ total responden, maka nilai CVR berkisar antara 0 - 0,99

b) Content Validity Index (CVI)

Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada lembar validasi dengan menggunakan CVR, kemudian dihitunglah CVI (Content Validity Index). Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang

dijawab ‘ya’. Adapun rumus CVI adalah :

�� = ��

ℎ ��

(Allahyari, dkk. 2011) Hasil perhitungan CVI adalah berupa rasio angka dari 0 - 1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

0 - 0,33 = tidak sesuai 0,34 - 0,67 = sesuai

0,68 - 1 = sangat sesuai

(Yusmaita, 2013) 4. Analisis Keterbacaan Buku Ajar

Analisis keterbacaan buku ajar dilakukan dengan menuliskan ide pokok pada paragraf yang terdapat pada buku ajar. Kemudian menentukan persentase skor berdasarkan jumlah key word yang dijawab oleh peserta didik dengan rumus:

= × 100%

(Marfuah, 2013) Keterangan :

= Persentase skor jumlah key word yang dijawab dengan benar = Jumlah key word yang diperoleh peserta didik


(6)

Langkah selanjutnya adalah mengubah jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar ke dalam bentuk nilai persentase berdasarkan rumus berikut:

=

�× 100%

Keterangan :

= Persentase jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar.

= Jumlah peserta didik yang dapat menuliskan ide pokok dengan benar.

� = Jumlah total peserta didik