Home stri prakrti. stri prakrti
STRI PRAK
ٶ
TI
SKRIP KARYA SENI
OLEH :
NI PUTU WIDIASIH KURNIA DEWI NIM : 2007.01.015
PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2011
(2)
STRI PRAK
ٶ
TI
SKRIP KARYA SENI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S-1)
OLEH :
NI PUTU WIDIASIH KURNIA DEWI NIM : 2007.01.015
PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR
2011
(3)
STRI PRAK
ٶ
TI
SKRIP KARYA SENI
Disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S-1)
MENYETUJUI :
Pembimbing I Pembimbing II
I Gde Sukraka, SST., M.Hum Tjokorda Raka Tisnu, SST., MSi
(4)
SKRIP KARYA SENI
Skrip Karya Seni ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Sarjana Seni (S1), Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada :
Hari/Tanggal : Senin, 24 Mei 2011
Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (……….)
NIP. 19681231 199603 1 007
Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP.,M.Hum (……….)
NIP. 19641231 1999002 1 040
Dosen Penguji :
1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd. (……….)
NIP. 19541231 198303 1 016
2. Drs. I Nengah Sarwa, M. Pd. (……….)
NIP. 19501231 197503 1 005
3. I Wayan Sutirtha, S.Sn., M.S.n (……….)
NIP. 19730619 200312 1 008
Disahkan pada tanggal : ...
Mengetahui
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Ketua Jurusan Tari
Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar
I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Nyoman Cerita, SST, MFA NIP. 19681231 199603 1 007 NIP. 19611231 199103 1 008
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Mahaesa / Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulisan skrip karya tari yang
berjudul Stri Prakٷti dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Skrip karya tari ini merupakan uraian dari garapan tari Stri Prakٷti yang
diujikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh sarjana seni program Strata
Satu (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar.
Penata menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak
yang terkait kegiatan ini tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan. Dalam
kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. I Wayan Rai S.Ma., selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar
telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam penggunaan fasilitas,
sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan fasilitas.
3. Bapak I Nyoman Cerita, S.S.T., M.F.A., selaku Ketua Jurusan Seni Tari,
Institut Seni Indonesia Denpasar dan yang selalu memberikan dorongan serta
semangat untuk menyelesaikan garapan karya tari Stri Prakٷti .
4. Ibu Ni Nyoman Mulyati, S.S.T., M.Hum., selaku Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dari mulai terdaftar sebagai
mahasiswa hingga menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI)
(6)
5. Dosen pengajar mata kuliah bimbingan penulisan skrip yang telah
memberikan materi tentang cara penulisan skrip dan memberikan kesempatan
lebih awal dalam tugas pembuatan proposal.
6. Bapak I Gde Sukraka, S.S.T., M.Hum., selaku pembimbing pertama yang
telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Stri Prakٷti .
7. Bapak Tjokorda Raka Tisnu, S.S.T., Msi., selaku Pembimbing II yang telah
membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Stri Prakٷti .
8. Panitia ujian tugas akhir ISI Denpasar periode 2010/2011.
9. I Gede Arsana, S.Sn, yang telah membantu dalam penggarapan musik iringan
tari dan selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan
karya seni tari Stri Prakٷti .
10.Para pendukung tari, Ni Putu Chandra Jayantie, Ni Luh Putu Ika Agustini,
Luh Indrayani, Ni Putu Anik Duasti Hartini, pendukung karawitan Sekaa
Gong Kusuma Sari, Desa Penatih-Denpasar, dan stage crew yang telah
meluangkan waktu untuk membantu mensukseskan garapan ini.
11. Ketut Suardana, S.Sn., yang telah membantu membuat Topeng.
12.Bapak Lila yang bertugas di bagian tata lampu yang telah membantu dalam
proses pementasan karya tari Stri Prakٷti .
13.Orang tua tercinta Bapak I Wayan Suarka dan Ibu Ni Wayan Wirati serta
kekasih I Gusti Putu Arioka, S.Sn, yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan moral serta material yang mampu mempermudah proses garapan
ini.
14.Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah
(7)
Penata menyadari bahwa skrip karya seni dan karya tulis ini masih jauh
dari sempurna, oleh sebab itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati
dimohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan
selanjutnya. Semoga apa yang dipersembahkan dapat bermanfaat.
Denpasar, 16 Mei 2011
(8)
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Ide Garapan ... 4
1.3Tujuan Garapan ... 5
1.3.1 Tujuan Umum... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4Manfaat Garapan ... 6
1.5Ruang Lingkup ... 7
1.6Struktur Garapan ... 7
1.6.1 Flask Back ... 7
1.6.2 Pepeson ... 8
1.6.3 Pengawak ... 8
1.6.4 Pengecet ... 8
(9)
BAB II KAJIAN SUMBER ... 9
2.1Sumber Literatur... 9
2.2Sumber Tidak Tertulis ... 10
2.2.1 VCD ... 10
2.2.2 Wawancara ... 10
BAB III PROSES KREATIF ... 12
3.1Tahap Eksplorasi (Penjajagan) ... 12
3.2Tahap Improvisasi (Percobaan) ... 16
3.3Tahap Forming (Pembentukan) ... 18
BAB IV WUJUD GARAPAN ... 23
4.1Deskripsi Garapan ... 23
4.2Analisis Pola Struktur ... 24
4.2.1 Flash Back ... 24
4.2.2 Pepeson ... 24
4.2.3 Pengawak ... 24
4.2.4 Pengecet ... 25
4.2.5 Pekaad ... 25
4.3Analisis Simbol ... 25
4.4Analisis Materi ... 26
4.4.1 Motif Desain Kelompok ... 26
4.4.2 Perbendaharaan Gerak ... 27
4.5Analisis Penyajian ... 33
4.5.1 Tempat Pertunjukan ... 32
(10)
4.5.3 Properti ... 58
4.5.4 Tata Rias... 58
BAB V PENUTUP ... 65
5.1Kesimpulan ... 65
5.2Saran-saran ... 66
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Denah Stage ... 33
Gambar 2 Arah Hadap Penari ... 34
Gambar 3 Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Depan ... 51
Gambar 4 Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Belakang ... 52
Gambar 5 Foto Kostum Penari Remaja Putri Tampak Depan ... 53
Gambar 6 Foto Kostum Penari Remaja Putri Tampak Belakang ... 54
Gambar 7 Foto Kostum Penari Ibu-ibu Tampak Depan ... 55
Gambar 8 Foto Kostum Penari Nenek-nenek Tampak Depan ... 56
Gambar 9 Foto Kostum Penari Bersama ... 57
Gambar 10 Foto Topeng Remaja & Nenek-nenek ... 58
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahap Eksplorasi (Penjajagan) ... 14
Tabel 2 Tahap Improvisasi (Percobaan) ... 16
Tabel 3 Tahap Forming (Pembentukan) ... 19
Tabel 4 Rancangan Proses Kreativitas ... 22
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Lamipran 1 Daftar Informan
Lamipran 2 Daftar Nama Pendukung
Lampiran 3 Susunan Panitia
Lampiran 4 Foto Pementasan
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai siklus atau tahapan dalam perkembangan
hidupnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Sejak masih bayi, balita,
menanjak remaja, menjadi remaja yang dewasa, menikah, memiliki keturunan,
menjadi orang tua, menjadi lansia, dan meninggal. Siklus perkembangan ini,
tentunya membutuhkan proses dalam waktu yang cukup lama. Faktor ekologis,
fisik, dan perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan hidup manusia.
Untuk rencana Tugas Akhir, penata tertarik untuk menuangkan tentang
siklus kehidupan ini ke dalam sebuah tarian berjudul Stri Prakٷti. Dalam Kamus
Jawa Kuno, kata stri berarti wanita sedangkan Prakٷti berarti kodrat (kemauan
alam) dengan demikian judul tarian ini dapat diartikan dengan, kodrat wanita
dalam kehidupan.
Garapan ini memakai tema kehidupan wanita, karena di jaman modern ini
derajat wanita telah dikesampingkan oleh kaum pria, sekaligus ingin menonjolkan
emansipasi wanita di kalangan masyarakat. Hal yang mendorong untuk menata
tari kreasi putri bertopeng dan mengambil tema siklus kehidupan, karena ingin
memadukan tarian putri bertopeng dengan gerak-gerak lincah di dalam karakter
putri tersebut, serta fisik penata mencirikan karakter ganjen atau centil. Oleh
karena itu, digarap sebuah tari kreasi putri keras yang diberi judul tari Stri Prakٷti.
Garapan ini penata mengangkat siklus pertumbuhan hidup seorang wanita
(15)
nenek-nenek. Masa-masa kecil memiliki rasa ingin tahu, masa-masa bermain, dan
belajar. Aktivitas yang sering dilakukan anak-anak untuk mengisi luwang waktu
yaitu bermain, sebab dengan bermain seorang anak dapat memuaskan kebutuhan
emosionalnya.1 Seorang remaja wanita memiliki lekuk-lekuk tubuh yang indah,
memiliki karakter wajah yang centil dan memikat. Masa-masa pubertas yang
menjadi faktor utama seorang wanita dewasa mengalami perubahan psikologis,
fisik, sifat, dan cara berpikirnya.2 Setiap wanita dewasa memiliki naluri
keibuannya, namun di sisi lain menjadi seorang ibu masih memiliki naluri
remajanya yaitu ingin selalu tampil cantik agar menjadi kebanggaan suami,
bergaul bercanda tawa sesama ibu-ibu lainya. Karakter yang dimiliki seorang ibu
tidak hanya lembut, karena itu tergantung oleh faktor lingkungan dan keluarga
serta kepribadiannya. Seiring berjalannya waktu manusia pasti akan bertambah
usianya dan menjadi tua renta, begitu pula wanita setelah menjadi ibu-ibu
selanjutnya akan menjadi nenek-nenek serta mengalami masa menopouse (masa
akhir wanita bereproduksi). Sebuah karya seni pada hakikatnya adalah sarana
komunikasi emosional.3 Dari fenomena kehidupan inilah, digarap garapan tari Stri
Prakٷti.
Anak kecil memiliki rasa ingin tahu, lebih cenderung selalu ingin bermain
bersama teman-teman sepergaulannya dibandingkan dengan remaja putri yang
pada umumnya memiliki sikap yang agresif, kritis, dan dengan perasaannya
remaja putri lebih cendrung sensitif kepada lawan jenisnya. Seorang ibu memiki
1Diah Ayuningsih, M. Psi, 2010. Psikologi Perkembangan Anak, Yogyakarta, Pustaka Larasati. p 108.
2Aden. R. 2010. Ketika Remaja dan Pubertas tiba., Yogyakarta : Percetakan Hanggar Kreator. p. 14.
(16)
naluri keibuan dan lembut pada umumnya namun tidak sedikit juga ibu-ibu yang
memiliki sikap yang jenaka, ceria, dan pekerja keras. Pergaulan dan masalah
ekonomi yang menjadi faktor terbetuknya sikap tersebut. Wanita yang sudah
lanjut usia biasanya mengalami perubahan fisik, psikologis, dan biasanya akan
mengalami gangguan oleh panca ideranya, terkadang sikapnya kembali menjadi
seperti anak kecil.
Tarian ini memakai riasan wajah anak kecil, topeng kreasi cantik sebagai
properti dan selendang bagian dari kostumnya. Selain itu, adanya pengembangan
dari segi kostum yang dibuat semeriah mungkin, namun tetap berpijak pada
kostum tari putri tradisi yang telah ada seperti menggunakan petitis, prakapat,
badong, properti topeng dan selendang, sebagai identitas tari Stri Prakٷti .
Tarian ini digarap karena penata ingin memadukan empat karakter yaitu
anak-anak, remaja, ibu-ibu,dan nenek-nenek maka dibuat topeng berwajah cantik
dan memakai riasan berwajah seperti anak-anak yang terkesan lucu menor
(berlebihan) serta topeng berwajah nenek-nenek. Tarian ini ditarikan oleh 5 orang
penari putri secara berkelompok.
Tari Stri Prakٷti terwujud untuk menyampaikan pesan-pesan penata, karena
mengandung nilai-nilai di dalamnya. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah nilai
estetis dan moral. Menyampaikan pesan bahwa kecantikan itu tidak mutlak karena
dapat hilang seiring berjalannya waktu.
Berpijak dari latar belakang di atas, ide tersebut dapat ditransformasikan dari
unsur-unsur gerak tari tradisi Bali yang dipadukan dengan gerak tari modern dan
tari Jaipongan yang sekaligus menjadi ciri khas dalam tarian ini. Timbulnya gerak
(17)
dan distorsi (pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak
murni dan gerak maknawi. Diharapkan karya tari ini dapat memberi kesan,
menghibur dan mudah dicerna oleh masyarakat penikmat seni.
1.2. Ide Garapan
Ide garapan tari Stri Prakٷti muncul melalui proses pengamatan penata
terhadap seseorang ibu yang memiliki postur tubuh yang besar, lalu
membandingkan dengan masa remajanya yang cantik dan langsing. Sedangkan
masa tua atau nenek-nenek, penata terinspirasi dari pragina Jero Puspawati yang
masih kuat menari diusia lanjut. Melalui proses perenungan dan pengalaman yang
pernah penata alami sehingga tertarik untuk menggarap tari Stri Prakٷti .
Garapan ini menggunakan topeng, karena ada keinginan untuk
mengembangkan tarian topeng wanita yang sudah sangat jarang terlihat. Topeng
secara arti kata suatu benda penutup muka yang dibuat dari kayu, kertas, kain dan
bahan lainnya.4 Menari dan mengekspresikan menggunakan topeng, penata rasa
lebih menantang karena harus dapat menguasai serta memainkan karakternya
melalui gerak tubuh.
Garapan ini pada awalnya menunjukan aktivitas anak-anak kecil berusia 7
s.d. 10 tahun yang sedang bermain petak umpet dilanjutkan, memakai topeng yang
dibuat khusus centil dengan memadukan gerak-gerak anggun, humor, dilanjutkan
dengan adegan berubah menjadi ibu-ibu dengan melepaskan topengnya. Akhirnya
penari berubah menjadi nenek-nenek dengan memakai topeng nenek-nenek. Pada
babak menjadi ibu-ibu tersebut penari berias dengan riasan seperti ibu-ibu cantik.
Fungsi tata rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi
4 Ibid
(18)
karakter peran yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk
menambah daya tarik penampilannya. Gerak tari ini berpijak dari gerak-gerak tari
tradional Bali yang dipadukan dengan gerakan tari Jaipongan yang dikembangkan
menjadi motif gerakan baru.
Karya tari kreasi putri keras dengan judul tari Stri Prakٷti, bertemakan
kehidupan wanita. Tarian ini tarian kelompok yang ditarikan oleh lima orang
penari putri yang berdurasi kurang lebih dua belas menit dengan diiringi
seperangkat Gamelan Semara Pegulingan. Garapan tari Stri Prakٷti ini
menggunakan struktur pepeson, pengawak, pengecet, dan pekaad.
1.3. Tujuan Garapan
Untuk mewujudkan suatu garapan, perlu adanya tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan dari penggarapan tari kreasi Stri Prakٷti ini, dapat dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1Ingin melestarikan seni dan budaya Bali khususnya dibidang seni
tari.
1.3.1.2Ingin meningkatkan kemampuan berkreativitas dengan membuat
garapan tari.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1Ingin memadukan empat karakter dalam sebuah garapan tari kreasi
topeng yang menggambarkan tokoh putri.
1.3.2.2Ingin memberikan kesan dan pesan kepada masyarakat bahwa
garapan ini memiliki gerak-gerak yang bersifat humor dan
(19)
1.3.2.3Ingin menampilkan gerak-gerak baru dan mengembangkan
perbendaharaan gerak yang ada.
1.3.2.4Ingin menampilkan sebuah garapan tari yang inovatif dan
memadukan gerak-gerak yang mengandung nilai estetika dan nilai
etika.
1.3.2.5Ingin menuangkan potensi diri dalam penggarapan tari Stri Prakٷti.
1.3.2.6Ingin menyampaikan pesan moral dan menghimbau kaum wanita
harus dapat menjaga dan merawat diri dengan baik, agar tidak
menjadi penyesalan di kemudian hari.
1.4. Manfaat Garapan
Adapun manfaat yang diharapkan dalam garapan ini adalah :
1.4.1 Tari kreasi Stri Prakٷti dapat memberikan pengalaman pada penata dalam
menata sebuah tarian putri keras.
1.4.2 Memperoleh pengetahuan metode penciptaan seni tari secara terperinci
mengenai teori-teori seni tari dan cara menuangkannya ke dalam bentuk
karya seni tari.
1.4.3 Menambah keberanian dalam menciptakan suatu garapan tari topeng
sehingga dapat menjembatani para seniman dalam menciptakan suatu
garapan baru.
1.4.4 Memberikan contoh garapan tari yang inovatif sekaligus menghibur
(20)
1.5. Ruang Lingkup
Tari kreasi Stri Prakٷti merupakan jenis tari rakyat yang bertemakan siklus
kehidupan wanita. Garapan ini bersumber dari perubahan yang terjadi pada fisik
dan sifat wanita yang mengalami siklus kehidupan dari faktor usia diantaranya ;
masa kanak-kanak (usia 7-13 tahun), remaja (usia 14-25 tahun, menjadi seorang
ibu (25-50 tahun), dan menjadi nenek-nenek (usia 60-80 tahun). Garapan ini
masuk ke dalam tari putri keras karena gerak-gerak yang terdapat pada garapan ini
lebih banyak menggunakan gerak energik dan lincah.
Garapan tari kreasi Stri Prakٷti ini masih berpijak pada pola-pola tradisi,
namun demikian motif-motif geraknya dihasilkan dari pepaduan gerak-gerak tari
Jaipongan dan Bali. Properti yang dipakai yaitu topeng dan selendang. Tari Stri
Prakٷti berbentuk tari kelompok yang di tarikan oleh 5 (lima) orang penari putri.
Tari Stri Prakٷti di iringi musik gamelan Semara Pegulingan. Ada pun
pendukung karawitan dari Sekeha Gong Kusuma Sari, Banjar Batan Poh, Penatih,
penata karawitan I Gede Arsana, S.Sn.
1.6. Struktur Garapan
Struktur garapan Tari Stri Prakٷti adalah terdiri dari pepeson, pengawak,
pengecet dan pekaad. Adapun pembagian struktur tari Stri Prakٷti , terdiri dari: 1.6.1. Flash back
Menggambarkan tiga orang anak kecil yang sedang bermain petak umpet
(21)
1.6.2. Pepeson
Menggambarkan sekelompok remaja putri yang sedang menunjukan
pesona tubuhnya. Rasa kegembiraan muncul dalam menikmati masa-masa
mudanya.
1.6.3. Pengawak
Muncul rasa ketertarikan oleh remaja putri kepada lawan jenis dan mulai
memadu kasih, ada keinginan untuk bercinta, serta kemudian menjadi ibu-ibu
yang penuh semangat dalam menjalani aktivitasnya.
1.6.4. Pengecet
Menggambarkan keceriaan para ibu-ibu yang sedang berkumpul sibuk
mengatur kegiatan rumah tangganya, terdapat gerak-gerak humor dan riang
gembira. Tarian ini mengutamakan ekspresi wajah yang menggambarkan sosok
ibu-ibu jenaka dan kelincahan gerak ibu-ibu. Pada bagian ini para penari melepas
topengnya.
1.6.5. Pekaad
Terjadi perubahan menjadi nenek-nenek yang sudah lanjut usia, tua renta. Pada bagian ini penari memakai topeng nenek dan bergerak seperti nenek-nenek dan jatuh.
(22)
BAB II KAJIAN SUMBER
Pada kajian sumber Skrip karya tari Stri Prakٷti akan dikemukakan
konsep-konsep atau teori-teori yang dianggap relevan dalam menunjang penulisan ini.
Beberapa hal yang diketahui sehubungan dengan hal tersebut di atas antara lain:
2.1Sumber Pustaka
2.1.1 Aden. R. 2010, menulis Ketika Remaja dan Pubertas Tiba. Buku ini
menjabarkan pengertian pubertas serta ciri remaja mengalami pubertas .
Hal ini berkaitan dengan ide garapan tari Stri Prakٷti.
2.1.2 Diah Ayuningsih, M. Psi, menulis Psikologi Perkembangan Anak. Buku
ini menjabarkan tentang karakteristik dan perkembangan anak-anak pada
umumnya. Hal ini berkaitan dengan ide garapan tari Stri Prakٷti.
2.1.3 Sal Murgianto 1992, menulis Koreografi. Jakarta. Pada buku ini banyak
terdapat suatu penjelasan tentang penciptaan suatu tarian yang membantu
penata untuk dapat mencari perbendaharaan gerak tari yang mudah
dipahami penonton.
2.1.4 M. Jazuli, menulis Telaah Teoritis Seni Tari. 1994. Semarang. Pada buku
ini terdapat bagaimana koreografer menciptakan sebuah tarian, serta
banyak berisikan pengertian mengenai gerak-gerak yang berkaitan dengan
garapan tari Stri Prakٷti. Timbulnya gerak tari berasal dari proses
pengolahan yang mengalami proses stilirisasi (digayakan) dan distorsi
(pengubahan), yang kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak
(23)
2.1.5 I Wayan Dibia, 1979, menulis Sinopsis Tari Bali. Lebih lanjut dijabarkan
fungsi sebuah topeng yang digunakan sebagai properti tari Stri Prakٷti
secara umum. Topeng, secara demokratis berarti suatu benda penutup
muka yang dibuat dari kayu, kertas, kain dan bahan lainnya.
2.2 Sumber Tidak Tertulis 2.2.1 VCD
Mengamati sebuah karya tari Parade Nusantara 2006, di Sasane Langen
Budaya Taman Mini Indonesia Indah, yang dikemas dalam bentuk VCD dengan
judul tari Gelang Room. Tarian ini memilki berbagai macam pola lantai dan gerak
yang unik. Penampilan dari tarian ini juga menjadi inspirasi penata untuk
menggarap tarian kelompok.
2.2.2 Wawancara
Sumber wawancara yang penggarap dapatkan berdasarkan hasil wawancara
dan konsultasi garapan yang ingin digarap, dari segi karakter, judul, serta
pengetahuan tentang tari .
2.2.2.1Nama informan : I Nyoman Cerita, SST., M.FA
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan
Pakar : Seni Pertunjukan
Alamat : Br. Sengguan, Singapadu, Gianyar.
2.2.2.2Nama informan : Dra. Dyah Kustiyanti., M. Hum
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan
Pakar : Sastra
(24)
2.2.2.3Nama Informan : I Komang Dediana, S.Sn
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Seniman Tari
Pakar : Seni Pertunjukan
Alamat : Br. Buda Ireng, Batubulan Kangin,
(25)
BAB III
PROSES KREATIVITAS
Penggarapan sebuah karya seni tari kreasi diperlukan persiapan, baik itu
persiapan material maupun moral serta kreativitas yang tinggi. Terkait dengan
penggarapan tari secara konseptual diperlukan proses yang bertahap seperti tahap
eksplorasi (penjajaan), tahap improvisasi (percobaan) atau bergerak secara bebas,
tahap forming (pembentukan).5 Demikian pula dalam penggarapan tari kreasi baru
dengan judul Stri Prakٷti penata juga mempergunakan tahapan tersebut.
3.1 Tahap Eksplorasi (Penjajagan)
Eksplorasi termasuk berpikir berimajinasi, merasakan dan merespon.6
Tahapan ini merupakan langkah awal dari tari Stri Prakٷti, yang dimulai dari
mencari sebuah ide dan tema yang nantinya akan dituangkan ke dalam sebuah
garapan karya tari. Garapan tari Stri Prakٷti ini ditampilkan pada saat mengikuti
mata kuliah koreografi VI, dengan masing-masing mahasiswa disarankan
menggarap yang nantinya dipakai dalam tugas akhir. Setelah ujian koreografi VI,
akan dimantapkan tari lagi Stri Prakٷti yang sudah digarap untuk dipakai sebagai
garapan tugas akhir. Skrip karya seni tari ini ditulis untuk memaparkan proses
garapan dan seluk beluk mengenai tari Stri Prakٷti tercipta.
Pada awal bulan September 2010 dilaksanakan bimbingan bersama, pada
saat itu muncul imajinasi untuk membuat tarian rakyat dengan ciri khas memakai
5Y. Sumandiyo Hadi, Mencipta Lewat Tari (terjemahan Alma M. Hawkins dengan judul Creating Through Dance), Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2003, p. 18
6
(26)
tatarias humor. Beberapa lama kemudian, penata memberikan properti topeng
untuk memainkan karakter putri. Setelah itu melakukan pencarian Judul oleh
kerabat serta orang tua. Sebelumnya disampaikan terlebih dahulu ide, tema dan
konsep dari garapan sehingga diperoleh judul yang digunakan dalam karya tari
yaitu tari Suba Kadung. Judul tersebut tidak disetujui oleh para komentator pada
saat ujian proposal, dengan demikian penata melakukan konsultasi kepada Ibu
Dra. Dyah Kustiyanti, M. Hum, akhirnya judul karya tari ini menjadi Stri Prakٷti.
Setelah itu, penata melakukan wawancara dengan seorang seniman tari, yaitu I
Komang Dediana, S.Sn. Berdasarkan wawancara tersebut, penata diarahkan
mencari teknik permainan karakter jenaka dan topeng yang belum pernah
digunakan dalam seni tari dengan tujuan mengadakan pengembangan dari
fenomena yang sudah pernah ada sebelumnya.7
Setelah mewujudkan suatu konsep dan mencari pendukung tari serta
karawitan, lalu menuangkan ke dalam bentuk tulisan berstruktur, yang langsung di
membagikan ke para pendukung tari dan karawitan. Konsep itu dibagikan, agar
garapan yang akan digarap mudah dipahami dan para pendukung memahami
maksud penggarap menggarap tari tersebut. Sebelum memulai proses dalam
sebuah penggarapan perlu dicari hari baik atau nuasen. Upacara nuasen,
pendukung karawitan dan tari dilakukan pada tanggal 28 Desember 2010 di Pura
Padmasana Balai Banjar Batan Poh Penatih.
7 Berdasarkan wawancara dengan I Komang Dediana, S.Sn, pada tanggal 15 April 2011, di Br. Batan Poh Penatih
(27)
Tabel 1
Tahap Eksplorasi (Penjajagan)
Bulan November tahun 2010 sampai dengan Januari tahun 2011
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Minggu II (September)
Memikirkan dan mencari ide untuk membuat sebuah karya tari dalam mata kuliah
Koreografi VI serta sekaligus ditujukan sebagai karya Tugas Akhir (TA). Minggu III
(September)
Dalam usaha terus
melakukan pencarian ide, penata mencari suatu hal yang baru dalam tari sesuai dengan potensi penata.
Berdasarkan inspirasi yang penata dapatkan, penata menemukan ide sesuai keinginan, potensi diri dan pengalaman yang penata miliki selama untuk tari kreasi. Minggu IV
(September)
Mencari tema yang akan diangkat dalam garapan ini.
Menemukan beberapa tema yang harus dipertimbangkan, dan diseleksi.
Minggu I (Oktober)
Melakukan diskusi dengan I Nyoman Cerita , seorang seniman tari sekaligus dosen di ISI Denpasar mengenai konsep yang akan digarap.
Diarahkan mengobservasi siklus kehidupan wanita yang menjadi inspirasi penata, namun agar dapat berbeda dari yang sudah ada. Penata akhirnya memilih menggarap tari rakyat memakai properti topeng berkarakter lucu.
Minggu II (Oktober)
Melakukan bimbingan dan diskusi dengan dosen mata kuliah Koreografi VI mengenai ide garapan.
Memantapkan ide garapan dan mencari beberapa referensi serta melakukan
observasi yang mendukung ide garapan.
Wujud dan karakter remaja yang bersifat
centil menjadi ibu-ibu jenaka sebagai ide yang digarap dalam tari kreasi putri monyer, ditarikan secara berkelompok.
Menemukan buku, video, dan melakukan
pengamatan yang mendukung ide yang akan diwujudkan dalam garapan.
(28)
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Menentukan karakter topeng dan ekspresi yang sesuai dengan inspirasi.
Minggu II (November)
Menentukan alur dan struktur garapan agar sesuai dengan ide garapan.
Menetapkan struktur garapan yang akan
digunakan yaitu pepeson,
pengawak, pengecet, dan
pekaad.
Minggu IV (November)
Memikirkan dan mencari elemen pendukung terkait dengan garapan yang akan dibuat, seperti pendukung tari, pendukung karawitan, penata iringan, dan iringan yang akan digunakan.
Melakukan diskusi dengan penata iringan mengenai ide dan konsep garapan,
pendukung karawitan, serta iringan yang digunakan.
Menemukan pendukung tari yang sesuai dengan keinginan penata, dan penata iringan yang didapat setelah melakukan diskusi dengan beberapa kerabat jurusan karawitan, yaitu I Gusti Putu arioka, S.Sn dan I Gede Arsana,S.Sn.
Menetapkan pendukung
karawitan dari Sekaa
Gong Kusuma Sari,
Penatih, denpasar, dan iringan yang digunakan
adalah gamelan Semar
Pegulingan sebagai gamelan yang mengiringi tari kreasi putri.
Minggu I (Desember)
Memberikan rancangan alur dan struktur garapan kepada penata iringan.
Melakukan upacara nuasen
di Banjar Batan Poh, Penatih, Denpasar
Mulai melakukan latihan
iringan pada bagian pepeson
yang dipusatkan di Banjar Batan Poh, penatih
Terbentuk bagian
(29)
3.2 Tahap Improvisasi (Percobaan)
Tahapan ini merupakan penuangan ide garapan ke dalam wujud tari,
untuk itu dilakukan gerak-gerak spontanitas dan improvisasi. Gerak yang
didapat sedikit demi sedikit dicatat dengan tujuan untuk mempermudah
mengingatnya dan lebih mudah dalam merangkai gerak tari sesuai dengan
konsep garapan.
Sebelum proses latihan dimulai penata menjelaskan kepada pendukung
tari tentang judul, ide dan konsep garapan yang akan dituangkan ke dalam tari
Stri Prakٷti.. Setelah itu dilanjutkan dengan latihan yaitu penata menuangkan
gerak-gerak pokok tanpa menggunakan musik iringan.
Tabel 2
Tahap Improvisasi (Percobaan)
Bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2010
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Minggu II (Desember)
Mencoba bergerak dengan bebas dan spontanitas sesuai keinginan.
Mencari dan mencoba menyesuaikan gerak dengan tema, konsep serta ide garapan.
Latihan iringan tari untuk dilanjutkan pada bagian
pengawak dan pengecet.
Mendapatkan beberapa gerakan baru.
Mendapatkan inspirasi untuk menambahkan karakter nenek-nenek
pada bagian pekaad dan
karakter anak-anak pada bagian pepeson.
Memperoleh gerakan yang sesuai untuk digunakan pada bagian
pepeson.
Minggu III (Desember)
Mencoba menyesuaikan gerakan yang telah disusun dengan musik iringan pada
bagian pepeson.
Terbentuknya bagian
pepeson dari garapan tari kreasi Putri.
(30)
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Kembali dilakukan latihan iringan tari untuk
memantapkan bagian
pepeson dan pengawak.
Terbentuknya iringan tari
pada bagian pepeson dan
bagian pengawak
Minggu IV (Desember)
Mencoba untuk selalu mendengarkan iringan pada
bagian pepeson dan
pengawak.
Mencari dan menyesuaikan gerakan-gerakan yang akan digunakan pada bagian
pepeson dan pengawak.
Bagian pengawak
terbentuk.
Minggu IV (Januari)
Ujian Proposal, Ujian komposisi
Minggu II (Februari)
Kembali mengevaluasi dan mencari gerakan yang akan digunakan pada bagian
pepeson dan pengawak.
Terbentuknya bagian
pepeson dan pengawak
dari garapan tari ini. Menambahkan karakter anak-anak di bagian
pepeson.
Minggu III (Februari)
Mendengarkan kembali iringan tari yang sudah terstruktur agar dapat lebih menghayati dan merasakan nafas yang ada dalam
gending tersebut.
Melakukan latihan iringan tari untuk melanjutkan
bagian pengecet, dan pekaad.
Mendapatkan perbaikan pola gerak yang
disesuaikan dengan
angsel dan nafas gending.
Terbentuk iringan tari
pada bagian pengecet,
dan pekaad.
Minggu IV (Februari)
Mendengarkan iringan tari
pada bagian pengecet dan
pekaad.
Mencoba mencari gerakan yang akan digunakan pada
bagian pengecet dan pekaad.
Terbentuk bagian
pengecet dan pekaad dari garapan tari ini walaupun belum halus.
(31)
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Minggu I (Maret)
Kembali melanjutkan latihan iringan untuk menambah
bagian pekaad.
Memantapkan kembali
iringan tari dari pepeson
hingga pekaad
Mendengarkan iringan tari dan mencari-cari gerak yang akan digunakan pada bagian
pekaad
Terbentuknya iringan tari
pada bagian pekaad.
Secara umum iringan tari kreasi Putri rakyat ini telah terbentuk.
Bagian pekaad dari
garapan tari ini telah terbentuk.
3.3 Tahap Forming (Pembentukan)
Dalam tahapan ini diperlukan penyesuaian gerak dan musik agar menjadi
satu kesatuan yang nantinya akan menghasilkan suatu keharmonisan dalam
garapan ini. Gerak dan musik harus dihafal dengan benar oleh pendukung tari,
sehingga penjiwaan dan ekspresinya dapat dilakukan dengan baik. Begitu pula
kekompakan gerak dan pola lantai sangat menentukan keutuhan suatu karya
tari.
Tahapan ini merupakan tahap yang sangat penting dalam memberi kesan
dan bentuk yang akan diangkat agar mendapatkan hasil garapan yang
sempurna. Pada tahap pembentukan tari Stri Prakٷti ini sesuai dengan ide,
konsep dan motif-motif gerak yang telah didapatkan. Proses kreatif sampai
pada tahap pembentukan garapan tari Stri Prakٷti dapat di lihat pada tabel di
(32)
Tabel 3
Tahap Forming (Pembentukan)
Bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2011
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Minggu I (Maret)
Mengumpulkan pendukung tari serta memberikan pemahaman mengenai ide dan konsep garapan.
Melakukan latihan awal dengan pendukung tari dan penuangan gerak pada
bagian pengawak serta
pepeson .
Pendukung tari dapat mengetahui ide dan konsep garapan yang mereka bawakan.
Terbentuk bagian
pengawak dan pepeson
dari garapan tari ini.
Minggu I (Maret)
Latihan ditiadakan karena terbentur hari raya Nyepi.
Minggu IV (Maret)
Melakukan latihan untuk memantapkan bagian
pepeson dan penuangan gerak dan pola lantai pada
bagian pengawak disertai
dengan iringannya.
Pembentukan karakter ibu-ibu.
Kembali melakukan penuangan gerak dan pola lantai pada bagian
pengawak.
Bagian karakter
anak-anak dan pepeson telah
dikuasai.
Bagian pengawak,
karakter ibu-ibu telah dikuasai dengan baik.
Minggu I (April)
Melakukan latihan untuk memantapkan bagian
pepeson, pengawak dan pengecet disertai pola lantai serta iringannya.
Latihan dilanjutkan untuk penuangan gerak dan pola
lantai pada bagian pekaad
dengan iringannya.
Pendukung tari sudah menguasai bagian
pepeson sampai dengan
pengawak.
Bagian pekaad sudah
(33)
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
Minggu II (April)
Melakukan latihan untuk memantapkan bagian
pepeson sampai dengan
pengecet memakai properti topeng.
Latihan dilanjutkan untuk penuangan gerak dan pola lantai pada bagian
pengecet, dan pekaad
disertai dengan iringannya.
Bagian pepeson sampai
dengan pengecet karakter
topeng sudah dikuasai dengan baik oleh pendukung tari.
Garapan tari kreasi putri rakyat ini telah terbentuk.
Minggu III (April)
Mengadakan latihan untuk memantapkan seluruh bagian garapan.
Melakukan latihan untuk memantapkan dan
mengingat perubahan gerak yang sebelumnya.
Beberapa gerakan dan pola lantai ada yang dirubah dan ada yang disederhanakan (motif gerakannya dikurangi) agar lebih sesuai dengan
angsel gending.
Garapan tari kreasi Putri rakyat sudah terbentuk dan dikuasai dengan baik.
Minggu IV (April)
Mengadakan latihan untuk memantapkan gerakan, pola lantai, dan kesesuaian gerak dengan iringan tari.
Mengadakan latihan lebih padat untuk lebih
memantapkan yang disertai dengan penguasaan
ekspresi pembawaan karakter topeng pada setiap gerakan yang dibawakan.
Pendukung tari telah menguasai seluruh bagian garapan. Kekompakan dan penjiwaan mulai terbentuk dan disesuaikan. Minggu I (Mei) Mengadakan latihan gabungan antara penari dengan iringan tari.
Latihan dengan percobaan kostum yang akan
Garapan sudah terwujud secara utuh dengan menyesuaikan rasa antara penari dan iringan tari.
Diketahui terganggu atau tidaknya gerakan saat
(34)
Periode Waktu
per Minggu Kegiatan Hasil yang dicapai
digunakan.
Tahap finishing
menggunakan kostum.
Minggu III (Mei)
16-20 Mei 2011
Gladi bersih
Minggu IV (Mei)
24-27 Mei 2011
Ujian Tugas Akhir
Tabel-tabel yang digambarkan di atas merupakan kegiatan yang
dilaksanakan selama proses kreativitas berlangsung dan dilakukan selama 8 bulan
dari bulan September tahun 2010 hingga bulan Mei tahun 2011. Hal ini
membuktikan bahwa sebuah karya tidak dapat dihasilkan dengan mudah, karena
diperlukan suatu proses yang cukup lama untuk mewujudkan apa yang
diharapkan.
Selama proses kreativitas berlangsung, ada hambatan dan halangan yang
didapatkan karena terkadang apa yang diharapkan tidak selalu berjalan
sebagaimana yang diinginkan. Hambatan tersebut antara lain pendukung tari yang
sempat diganti, karena tiba-tiba berhalangan mendukung, namun penata akhirnya
mendapat pengganti yang siap mendukung garapan ini, dan sulitnya mengatur
waktu karena setiap pendukung memiliki jadwal kegiatan yang berbeda-beda.
Penata selalu mencoba mengatur jadwal latihan sesuai kesepakatan.
Perbaikan selalu didapatkan selama proses tersebut berlangsung melalui
(35)
proses perbaikan dan bimbingan inilah yang digunakan untuk menyempurnakan
dan sangat bermanfaat bagi penggarapan tari kreasi ini agar keutuhan garapan
dapat diwujudkan.
Tabel 4
Rancangan Proses Kreativitas
Tahap-tahap Januari Februari Maret April Mei
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Penjajagan
Tahap Percobaan
Tahap Pembentukan X T
KETERANGAN :
: Pencarian pendukung
: Latihan ringan selama ± 2 jam sehari
: Latihan sedikit padat selama ± 2 jam sehari
: Latihan padat ± 2-3 jam sehari
X : Gladi Bersih
(36)
BAB IV
WUJUD KARYA / GARAPAN
Wujud garapan merupakan rangkaian dari keseluruhan unsur-unsur tari
yang terdiri dari rangkaian gerak, pola lantai, tata rias dan busana, iringan tari
dan tata lampu yang membutuhkan keutuhan serta kesempurnaan sehingga
dapat dinikmati oleh penonton. Supaya diperoleh gambaran yang jelas
mengenai wujud karya tari Stri Prakٷti , berikut disajikan bagian-bagian tari ini
secara terperinci.
4.1 Deskripsi Garapan
Garapan tari Stri Prakٷti adalah garapan kreasi baru yang mengambil tema
siklus kehidupan wanita. Tari kreasi ini ditarikan oleh lima orang penari putri.
Garapan tari Stri Prakٷti merupakan garapan tari kreasi yang masih berpijak pada
pakem-pakem tari tradisi dan perpaduan gerak-gerak tari Jaipongan, juga berpijak
pada struktur tari tradisi yang terdiri dari pepeson, pengawak, pengecet dan
pekaad.
Tari kreasi Stri Prakٷti mengangkat tentang siklus kehidupan wanita.
Digambarkan sekelompok remaja yang menjadi ibu-ibu dan kemudian menjadi
nenek-nenek karena menjalani kodratnya sebagai wanita. Garapan ini yang
difokuskan adalah karakter putri yang centil beserta gerakannya dan permainan
ekspresi karakter ibu-ibu yang humor serta gerakan nenek-nenek yang sudah tua
renta. Tari ini diiringi oleh seperangkat gamelan Semara Pagulingan yang ditata
(37)
4.2 Analisis Pola Struktur
Struktur dari suatu karya seni adalah menyangkut keseluruhan yang meliputi
peranan masing-masing bagian untuk mencapai sebuah bentuk garapan tari, kata
struktur mengandung arti bahwa di dalam karya seni itu terdapat suatu
pengorganisasian penataan, ada hubungan tertentu antara bagian-bagian yang
tersusun itu.8 Demikian pula pada garapan tari Stri Prakٷti, merupakan
pengorganisasian gerak sehingga jalinan gerak yang satu dengan yang lain saling
berhubungan.
Tari Stri Prakٷti mempergunakan struktur garapan yang terdiri dari empat
bagian dengan maksud untuk mempermudah penggarapan, penghayatan dan
memperjelas pembabakan, sehingga apa yang disajikan dapat dimengerti oleh
penonton. Bagian-bagian tersebut yakni flash back, pepeson, pengawak, pengecet
dan pekaad. Dibawah ini diuraikan mengenai struktur dari tari Stri Prakٷti.
4.2.1 Flash back
Menggambarkan tiga orang anak kecil yang sedang bermain petak umpet.
4.2.2 Pepeson
Menggambarkan sekelompok remaja putri yang sedang menunjukan pesona
tubuhnya. Rasa kegembiraan muncul dalam menikmati masa-masa mudanya.
Pada bagian awal para penari memakai properti topeng putri remaja cantik.
4.2.3 Pengawak
Muncul rasa ketertarikan oleh remaja putri kepada lawan jenis dan mulai
memadu kasih, ada keinginan untuk bercinta, serta kemudian menjadi ibu-ibu
8A.A.M. Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, p. 41.
(38)
yang penuh semangat dalam menjalani aktivitasnya. Pada bagian ini para penari
masih menggunakan topeng putri remaja.
4.2.4 Pengecet
Menggambarkan keceriaan para ibu-ibu yang sedang berkumpul sibuk
mengatur kegiatan rumah tangganya, terdapat gerak-gerak humor dan riang
gembira. Tarian ini mengutamakan ekspresi wajah yang menggambarkan sosok
ibu-ibu jenaka dan kelincahan gerak ibu-ibu, para penari melepas topengnya.
4.2.5 Pekaad
Terjadi perubahan menjadi nenek-nenek yang sudah lanjut usia, tua renta.
Pada bagian ini penari memakai topeng nenek dan bergerak seperti
nenek-nenek.
4.3 Analisis Simbol
Seni tari menekankan berbagai macam simbol dalam menyampaikan
maksud dan tujuan kepada para penikmatnya. Simbol-simbol tersebut dapat
berupa motif-motif gerak, ekspresi wajah, permainan garis atau pola lantai yang
dapat memberikan informasi dengan maksud-maksud tertentu saat itu bentuk dan
warna-warni kostum yang digunakan dapat pula merupakan simbol yang memiliki
makna-makna tertentu yang ingin disampaikan pada penonton.
Melihat garapan Stri Prakٷti merupakan garapan yang bertemakan siklus
kehidupan wanita, yang menggunakan beberapa gerak yang memiliki makna
tertentu yang dapat dijadikan simbol gerak. Pada adegan gembira dipergunakan
motif gerak yang sifatnya enerjik seperti jalan, ulap-ulap, dan ngegol, dengan
(39)
dipergunakan motif gerak yang keras dan tegas seperti nelik dengan irama musik
lebih memuncak dan diikuti dengan ekspresi lucu.
Garapan tari ini mempergunakan tata rias karakter ibu-ibu yang dapat
ditunjukkan dengan bentuk alis agak tebal meruncing, make-up dibuat lucu, cantik
dan berlebihan namun bersih baik ronse (merah pipi) , eye shadow yang ditata dan
bentuk bibir yang disesuaikan dengan bentuk muka. Rias kepala menggunakan
gelungan yang sudah dimodifikasikan lagi. Riasan ini dipilih karena mengacu
pada tema yang diangkat dan sesuai dengan karakter yang ada dalam garapan Stri
Prakٷti ini.
Penggambaran pola lantai dapat juga menjadi suatu simbol yang memiliki
maksud dan makna.
4.4 Analisis Materi
Analisa materi dalam garapan tari Stri Prakٷti ini terdapat beberapa yang
dibahas, diantaranya adalah :
4.4.1 Motif Desain Kelompok
Ada beberapa motif gerak yang ada dalam garapan tari Stri Prakٷti ini yang
disesuaikan dengan suasana dalam setiap adegan. Garapan tari kreasi Stri Prakٷti
ini mempergunakan beberapa desain kelompok. Desan kelompok yang dilakukan
oleh semua penari dan membentuk motif-motif desain sebagai berikut :
4.4.1.1Desain Kompak (Unison)
Pada desain ini yang diutamakan adalah kekompakan dari gerak secara
keseluruhan yang dilakukan oleh para penari, untuk memberikan kesan
teratur dan rapi pada garapan. Garapan tari Stri Prakٷti ini, unison terdapat
(40)
4.4.1.2Desain Berimbang (Balance)
Desain ini merupakan pola lantai dengan membagi kelompok menjadi dua
bagian, desain ini terdapat pada gerak-gerak pengecet dan pekaad.
4.4.1.3Desain Bergantian (Cannon)
Desain cannon dilakukan secara bergantian dimana para penari
melakukan gerakan bergantian antara penari yang satu dengan penari
yang lainnya. Desain ini terdapat pada pepesok, pengawak, pegecet.
4.4.1.4Desain Selang-seling (Alternasi)
Desain ini memberikan kesan kesatuan yang terkadang pecah yang ada
pada bagian pepeson, pengecet dan pekaad.
4.4.1.5Desain terpecah (broken)
Desain terpecah atau broken merupakan desain yang memberikan kesan
ketidak beraturan. Desain ini digunakan pada bagian pengecet.
4.4.2 Perbendaharaan Gerak
Penciptaan sebuah garapan tari tidak bisa lepas dari gerak, karena gerak
merupakan unsur pertama pembentuk sebuah tarian. Penamaan istilah gerak
dalam garapan Stri Prakٷti menggunakan bahasa penata agar mudah diingat,
masih berpijak pada dasar-dasar tari tradisi yang sudah ada kemudian
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan garapan. Perbendaharaan gerak ini juga
didukung dengan desain koreografi untuk dapat mewujudkan keutuhan dalam
garapan. Adapun pengembangan gerak terdapat pada gerak murni, yaitu gerak tari
(41)
Atas dasar itulah perlu untuk mencantumkan pengertian dari motif-motif
gerak yang digunakan pada tari Stri Prakٷti ini. Berikut ini adalah beberapa motif
gerak yang digunakan dalam garapan tari Stri Prakٷti :
Agem Stri Prakٷti : Sikap pokok yang dilakukan dengan posisi kaki serong menyudut baik ke kanan maupun ke kiri
dengan jarak satu sama lainnya lebih kurang
satu sampai dua tapak kaki. Dapat dilakukan
dengan level rendah dan tinggi dimulai dengan
tangan silang di tengah perut
Matimpuh Stri Prakٷti : Posisi duduk dengan melipat kedua kaki ke
belakang.
Piles Stri Prakٷti : Gerakan sebelah kaki kiri atau kaki kanan yang diputar kearah tengah dengan merendahkan
badan.
Nyeregseg Stri Prakٷti : Posisi agem kedua kaki bergeser dengan berjinjit ke samping secara cepat.
Egol Stri Prakٷti : Gerakan pinggul yang digoyangkan ke kiri dan ke kanan dengan tempo sedang maupun cepat
yang mempunyai makna gerakan erotis dan
centil.
Sledet Stri Prakٷti : Merupakan gerakan mata ke samping/sudut kiri atau kanan diikuti dengan gerakan kepala
(42)
Ulap-ulap Stri Prakٷti : Gerakan maknawi di dalam tari Bali yang gerakannya seolah-olah melihat sesuatu yang
jatuh.
Tanjek Stri Prakٷti : Salah satu kaki yang menghentak ke lantai di
anggkat bersamaan dengan mengambil
selendang dengan mengangkat dagu, gerakan
ini dengan posisi menghadap ke samping.
Gendong anak Stri Prakٷti : Pose seperti menimang anak bayi dengan menekuk kedua tangan di gerakan ke kanan
dan ke kiri .
Enjot-enjot Stri Prakٷti : Gerakan kaki melangkah ke belakang di akhiri dengan hentakan badan naik turun.
Nyalud Stri Prakٷti : Merupakan gerakan tangan yang diikuti dengan gerakan kepala.
Angsel Stri Prakٷti : Merupakan perubahan dinamikai dalam tari. Berfungsi untuk mengubah posisi dari kiri ke
kanan atau sebaliknya, juga berfungsi untuk
mengajukannya suatu tarian. Angsel pendek
biasanya hanya mengambil suatu gong,
sedangkan angsel panjang bisa terdiri dari
empat sampai enam kali gong. Istilah angsel
berlaku juga menyebutkan perubahan dinamika
(43)
Ngotag Stri Prakٷti : Gerakan leher ke kiri dan ke kanan dengan cepat ataupun lambat.
Ngelier Stri Prakٷti : Gerakan mata dikecilkan satu dengan pandangan tetap ke depan diikuti dengan
gerakan kepala.
MetayunganStri Prakٷti : Gerakan ayunan tangan memegang kain yang merupakan gerakan imbang sewaktu berjalan.
Penekanan gerakan metayungan itu adalah pada
pengolahan gerakan tangan pada kain ke kanan
dan ke kiri, kepala, namun gerakan itu muncul
justru akibat adanya gerakan berjalan.
Ngembad manisStri Prakٷti : Gerakan tangan bergantian naik dan turun, tangan kanan di tekuk di dekatkan ke pipi,
tangan kiri luru ke samping melengkung ke arah
pinggul.
Piles Stri Prakٷti : Gerakan kaki yang dilakukan dengan mutar ke dalam.
Mecuk Alis Stri Prakٷti : Pangkal alis mata didekatkan keduanya sehingga menyatu sebagai ungkapan dan rasa
marah, kadang-kadang disertai dengan mata
mendelik.
Angguk Stri Prakٷti : Gerakan kepala maju mundur.
Kipekan Stri Prakٷti : Gerakan menoleh ke arah kiri dan kanan.
(44)
Jeriring Stri Prakٷti : Gerakan jari tangan bergetar.
Getar bahu lambat : Bahu di getarkan ke kanan ke kiri dengan
tempo yang lambat.
Getar bahu cepat : Gerakan bahu yang di getarkan dengan tempo
cepat.
Mungkah Stri Prakٷti : Ke dua tangan di dekatkan di depan muka lalu jari-jari tangan di getarkan dan di buka perlahan
hingga melewati batas bahu.
Loncat Stri Prakٷti : Hentakan kaki kanan melangkah di akhiri dengan kaki kiri, pada waktu proses melangkah
ke dua tangan di silang dan di buka.
LompatStri Prakٷti : Melompat dengan kedua kaki menghadap
diagonal di akhiri dengan pose.
Nyeleog selendang Stri Prakٷti : Gerakan kepala ke samping kanan da kekiri dengan menempelkan selembaran selendang
dengan jarak tangan dari bahu kanan ke bahu
kiri.
Putar Leher Stri Prakٷti : Dagu dan leher di putar penuh di akhiri
anggukan sekali.
Putar pinggul Stri Prakٷti : Pinggul di putar setengah lingkaran di akhiri
dengan hentakan pinggul.
Nyeleog Stri Prakٷti : Gerakan leher ke samping kanan dan ke kiri dengan tempo cepat.
(45)
Mejalan dadong-dadong Stri Prakٷti : Berjalan membungkuk sambil menggetarkan bahu dan dagu sperti
nenek-nenek.
Bahu patah-patah Stri Prakٷti : Bahu digerakkan pata-patah seiring dengan hentakan kaki.
4.5 Analisis Penyajian 4.5.1.Tempat Pertunjukan
Karya tari Stri Prakٷti ini dipentaskan dan disajikan di panggung
Prosenium Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, dimulai hari Selasa, tanggal 24
Mei 2011 pada pukul 20.00 wita sampai selesai. Terdapat juga penataan lampu
untuk menciptakan suasana yang diinginkan. Pada bagian pepeson lampu yang
digunakan adalah lampu general 50%. Pada bagian pengawak dan pengecet masih
menggunakan lampu general. Bagian pekaad menggunakan lampu general,
kemudian berubah menggunakan lampu ungu pada saat suasana mulai tenang dan
diakhiri dengan lampu polo spot.
Berikut ini adalah gambar denah panggung (gambar 1) seperti yang
ditawarkan oleh La Meri dalam buku Dance Compotion the Basic Element yang
diterjemahkan oleh Soedarsono dalam buku Komposisi Tari dan Elemen-elemen
(46)
20.89 m
113,70 m
Pit Orchestra Sisi panggung
bagian kiri Panggung bagian belakang
Menggunakan layar hitam
Auditorium (Penonton) UR UC UL
C
DC
DR DL
R L
Pit Orchestra Sisi panggung
bagian kanan
Gambar 1 Denah Stage
Keterangan stage:
C = Centre (pusat panggung).
L = Left (kiri panggung).
R = Right (kanan panggung).
UR = Up Right (pojok kanan belakang panggung).
UC = Up Centre (bagian belakang pusat panggung).
UL = Up Left (pojok kiri belakang panggung).
DR = Down Right (pojok kanan depan panggung).
DC = Down Centre (bagian depan pusat panggung).
(47)
5
Berdasarkan buku notasi laban dijelaskan tentang 8 arah hadap penari,
lintasan perpindahan serta setting panggung.9 Dalam garapan ini digunakan 8 arah
hadap yang disesuaikan dengan pola lantai penyajian.
Gambar 2 Arah Hadap Penari
Keterangan :
: Penari menghadap ke depan stage
1. : Penari menghadap ke depan stage.
2. : Penari menghadap ke diagonal kanan belakang stage.
3. : Penari menghadap ke kanan stage.
4. : Penari menghadap ke diagonal kanan depan stage.
5. : Penari menghadap ke belakang stage.
6. : Penari menghadap ke diagonal kiri belakang stage.
7. : Penari menghadap ke kiri stage.
8. : Penari menghadap ke diagonal kiri depan stage.
Lintas Perpindahan :
= Lintasan penari ke segala arah.
9Soedarsono, 1978, Notasi Laban, Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, p. 10.
4 6
1
8 7
2 3
(48)
= Arah putaran.
Setting Panggung :
= Layar.
1,2,3,4,5 = Penari.
Adapun pola lantai, layar, suasana, lighting, dan rangkaian gerak yang
digunakan dalam tari kreasi Stri Prakٷti , adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Pola Lantai, Layar, Suasana, Tata Lampu (Lighting), dan Rangkaian Gerak Tari Kreasi Stri Prakṛti
No Pola Lantai
Layar, Suasana, dan
Tata Lampu
Rangkaian Gerak
1
Bagian: flash back
Layar: candi bentar
Suasana: gembira
Lighting : fokus ke T1
Satu orang penari
menuju center stage
melakukan gerak murni dengan peran anak kecil yang sedang menunggu teman-temannya
bermain.
(49)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 2 Bagian:
Layar : candi bentar
Suasana: bermain
Lighting: 50 %
T1 melakukan pose
duduk T2 & T3 melang-
kah menghampiri T1
dengan mengejutkan T1
yang sedang melamun,
ketika dikejutkan T1
meloncat ke bekalang.
3
T1 T2 T3 memulai
permainan dengan Hom, Pim, Pa, dengan mem-bentuk lintasan meling-kar sebanyak dua kali.
4
T1 kalah hompimpa, ditugaskan untuk berjaga dengan menutup mata-nya dengan tangan-mata-nya, T2 dan T3 sudah mulai bersembunyi. T2 menuju layar berwarna hitam di
pojok kiri belakang
stage sedangkan T3
berlari menuju layar
berwarna hitam di
sebelah kanan tengah panggung stage.
5
idem
T1 mulai kebingungan mencari T2 menuju layar hitam sebelah kiri tengah stage, T1 berlari menuju ke kanan depan stage mencari T3, ketika itu T2 meledek T1,
2 3
1
1 2
3
1
2 3
1
(50)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 6
idem T3 meledek T1 dari
belakang T1 lalu masuk lagi ketika T1 muncul
7
idem T1 mencari T2 ke arah
T2 bersembunyi, T2
muncul tiba-tiba, T1
terkejut dan jatuh,
menangis kesakitan.
8 idem T2 dan T3 cemas,
mengitari T1 dengan ekspresi penasaran dan
membangunkan T1,
namun T1 menangis ,
berontak, menjatuhkan
T2,
9
idem T2 akhirnya menangis
dan mengejar T1 T1 dan T3 berlari ke pojok kiri
belakan stage.
10
Bagian :
Pepeson
Layar : Candi
Bentar
Suasana : penuh pesona
(gadis-Penari bergerak secara
bergantian (canon)
dimulai dari penari T2
dan T3 menghadap ke
pojok belakang dalam
posisi agem tengah
menutup muka dengan selendang bergerak kaki
1 3 1 2 3 2 1 2 1 3
(51)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak gadis yang sedang bersenda gurau) Lighting :100 % terang
kanan dan kiri
melang-kah ke belakang,
enjot-enjot pinggul. Dilanjut-kan penari T1, dari arah tengah belakang, T4,T5, dari arah pojok kanan dan kiri depan
meng-hadap ke belakang
nyeregseg cepat naik dan turun.
11
idem
T4, T5 saling
berhadap-an posisi metimpuh
(kaki kiri di tekuk
kedepan kaki kanan
kebelakang, sambil
mengalun ke kanan dan
kekiri, agem tengah
menutup muka dengan selendang. T1, T2, T3, berlari sambil mengalun,
agem tengah menutup
muka. saling bertemu
secara bergantian
sebanyak 4 kali.
12
idem
Penari melakukan
gerakan kompak agem tengah menutup muka
dengan selendang,
mengalun, melepaskan
selendang, piles kanan ,
agem kanan Stri
Prakٷti, 13
idem Di lanjutkan nyeregseg
pojok kiri tangan di bahu
membentuk pose centil
oleh T1, T5, T4, ber-gantian dengan T3 dan
T2, seluruh penari
membentuk posisi dua
diagonal dari kanan
depan oleh T1, T4, T5 di belakang oleh T3 dan
1
4
5
5
2 1 3 4
5 2
1 3 4
(52)
No Pola Lantai
Layar, Suasana, dan
Tata Lampu
Rangkaian Gerak
T2. Gerakan rampak
mungkah dan tanjek atas
Stri Prakٷti kiri, ke depan pelan, mengalun
kanan kiri, ulap-ulap
Stri Prakٷti , ileg-ileg, metayungan manis 5 kali bergantian kanan dan
kiri, tanjek bawah Stri
Prakٷti kiri, angsel kiri
kanan nyeregseg.
14
idem Nyeregseg dengan kedua
tangan sirang dada,
badan bergetar.
15 idem Ke lima penari
melaku-kan geramelaku-kan rampak, nyeregseg T1, T2, T3 menuju ke tengah depan stage bebaris berurut-an,T4 dan T5 menuju ke pojok kanan dan kiri tengah stage, menaruh tangan kanan kiri, agem tengah, hentakan dagu, patah-patah bahu kanan kiri, getar bahu, loncat
Stri Prakٷti , ileg-ileg
kanan kiri,
angguk-anguk, berimbang menaruh tangan kanan
kiri, agem tengah dua
kali. 2 5 1 4 3 4 3 2 1 5
(53)
No Pola Lantai
Layar, Suasana, dan
Tata Lampu
Rangkaian Gerak
16 idem Para penari mengambil
selendang nyeregseg.
17
idem Lompat Stri Prakٷti
rampak T3 metimpuh,
ileg selendang tujuh kali kanan kiri,kipek kanan kiri satu kali loncat Stri Prakٷti . Piles kiri ,
agem kiri Stri Prakٷti, di lanjutkan nyeregseg pojok kiri tangan di bahu
membentuk pose centil
oleh T1, T2 level bawah
di depan stage
berganti-an dengberganti-an T3 nyeregseg ke depan stage berganti-an dengberganti-an T4, T5, T3
mundur ke tengah
belakang stage.
Gerakan rampak
mungkah dan tanjek atas
Stri Prakٷti kiri, ke depan pelan, mengalun
kanan kiri, ulap-ulap
Stri Prakٷti , ileg-ileg, metayungan manis 5 kali bergantian kanan dan
kiri, tanjek bawah Stri
Prakٷti kiri, angsel kiri
kanan nyeregseg.
4 3 2 1 5 2 3 1 4 5
(54)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 18
idem Ke lima penari
melakukan gerakan
rampak, nyeregseg T1,
T2, menuju ke tengah
stage bebaris
berurut-an,T4, T3 dan T5
menuju ke depan stage kanan dan kiri tengah
stage, menaruh tangan kanan kiri, agem tengah, hentakan dagu, patah-patah bahu kanan kiri bergantian, getar bahu, loncat Stri Prakٷti ambil
selendang nyeregseg
mundur. 19
idem Nyeregseg mundur.
20
idem T3 nyregeseg maju,
melakuan goyangan
pinggul satu putaran
penuh, kemudian
mundur.
21
idem T3 nyeregseg mundur ke
belakang stage, berganti-an dengberganti-an T5 dberganti-an T1
nyeregseg bertukar tempat, ketika bertemu di tengah stage
melakuk-an gerakan salingga
menyapa
1 3 2
5 4
1 3 2
5 4
1 3 2
5 4
2 1
3
(55)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 22 idem
di susul T2 bertukar tempat dengan T4, lalu
melakukan gerakan
rampak goyang pinggul pelan kanan dan kiri
sebanyak tiga kali,
melakukan langkah
patah.
23
idem NyeregsegStri Prakٷti.
24
idem Ke lima penari
nyeregseg jadi satu membentuk 1 barisan ke belakang stage, dengan tangan simetris di atas, dan berpisah.
25
Bagian :
Pengawak
Layar : layar
putih
Suasana : romantic (satu orang penari T1 sedang merasakan jatuh cinta, membayangkan dirinya bersama kekasinhya).
T1 berputar maju ke tengah stage melakukan
gerakan asmara Stri
Prakٷti, T2,T3, T4,T5,
melakukan gerakan
ber-gantian matimpuh santai
dan rampak background,
melakukan gerakan
mengalun badan ke
kanan dan ke kiri,
ulap-ulap bergantian,
angguk-angguk.
2 3
5
4 1
1
4 2 5 3 4 3 5 2 1 2 1 4 5 3
(56)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak Lighting :100 % terang 26
idem T2, T3, T4, T5,
melakukan gerakan
nyeregseg jongkok
menghadap ke kanan
dan kiri panggung
meninggalkan T1 ke luar stage dari sisi kiri dan kanan belakang stage, T1 melakuakan gerakan baling-baling tangan di sisi kiri atas, agem acuh
kiri, nyeledet kanan,
ileg-ileg.
27 idem T1 tampes kaki kanan
berputar merendah, T2, T3, T4, T5 datang dari
sisi kiri dan kanan
belakang stage
nyeregseg
28
idem
ke lima penari
melakukan gerakan
rampak, merendah, ileg-ileg, sirang kanan sirang kiri tiga kali berputar,
alunan badan agem
tengah, balik kanan
tampes kaki kanan belakang alunan badan agem tengah menghadap
ke belakang, ileg-ileg
agem manja kanan kiri tiga kali, agem tengah
bergantian pose lucu
enam kali, loncat
samping, maju pinggul ke depan. 1 2 4 5 3 3
5 2 4
1
3
5 2 4
(57)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 29
idem Ngegol, piles kanan kiri,
tayung tinggi rendah
badan, ke pojok kiri
depan stage, rampak,
30
idem T1 melakukan gerakan
goyang dangdut2,
berputar dengan badan berputar, goyang pinggul
kanan kiri, T2, T3, T4,
T5 melakukan
improvisasi atau broken
level bawah dengan
ekspresi tertawa, T1
melakukan gerakan
goyang dangdut2, di
ikuti, T2, T3, T4, T5,
ketika T1 berputar T2, T3, T4, T5 kaget dan diam sejenak.
31
idem Dilanjutkan goyang
dangdut 3 oleh semua penari T1 mundur.
32
idem
Kelima penari
melakukan tayung
selendang menuju ke tengah stage, 5 2 1 3 4
2 3 4 1 5
2 3 4 1 5
1 5
2 3 4
(58)
No Pola Lantai
Layar, Suasana, dan
Tata Lampu
Rangkaian Gerak
33 idem Membentuk pose, T4 di
posisi tengah agem
tengah, T1 dan T3
merendah saling
menghadap, T5 dan T2
nampis selendang,
menghadap berlawanan kanan dan kiri.
34
idem Ke lima penari
nyeregseg membentuk
posisi diagonal, nampis
selendang Stri Prakٷti
delapan kali, maju
mundur menghadap ke kanan stage.
36
idem Dilanjutkan agem tengah
getar pipi, angguk,
nyeregseg, nampis
selendang membentuk
posisi sejajar,
baling-baling selendang
permainan level, putar selendang ke tangan,
seperti menggendong
bayi
37
Bagian : pengecet
Layar : hitam
Suasana : tenang
( sekelompok ibu yang sedang menggendong bayi)
Lighting : 100 %
Kelima penari
bergantian berbaris,
nyregseg, menaruh
topeng remaja berubah menjadi ibu-ibu, secara bergantian
5 3 4 1 2
5
4 3
1 2
2 1 4
5 3
1 2 5 3 4
(59)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 38
idem idem
39
idem Para penari melakukan
gerakan mencuci baju dan menggendong anak secara bergantian. 40 Bagian Layar Suasana Lighting
Kelima penari
melakukan tayung
selendang membentuk
posisi berimbang.
41
idem Kelima penari
melakuk-an gerakan ileg-ileg
bungkuk sambil bertukar tempat, agem kanan
ileg-ileg, nyeledet Stri
Prakٷti.
Dilanjutkan dengan
gerakan meng-gendong bayi permainan level.
5 2 1 3 4 5 3 2 4 5 1 3 2 1 4 5 1 2 4 5 3
(60)
No Pola Lantai
Layar, Suasana, dan
Tata Lampu
Rangkaian Gerak
42 idem Dilanjutkan dengan
gerakan menggendong
bayi, permainan level.
43
idem Langkah dadong Stri
Prakٷti enam kali.
44
idem Balik kiri belakang,
memakai topeng tua,
berjalan jinjit ke pojok
belakang stage.
45 Bagian: Pekaad Layar: hitam Suasana : tenang (sekelompok nenek-nenek) Lighting: agak redup 30 %
Para penari melakukan
agem dadong
bergantian, kipek bawah
kanan, dilanjutkan
improvisasi.
46
idem T4 dan T5, melakukan
gerakan nenek- nenek yang sakit pinggang, berjalan bergetar menuju ke pojok kanan depan stage. 1 4 3 5 2 1 2
5 4
3
2 4 5
2 1
5 1 4 3 2
(61)
No Pola Lantai Layar, Suasana, dan Tata Lampu Rangkaian Gerak 47
idem T1 melakukan gerakan
nenek sakit kepala, dan batuk ke depan, memutar ke belakang, T2 dan T3
melakukan gerakan
nenek-nenek sedang
menyirih, menuju ke pojok kanan depan stage.
48
idem
T2, T3, T4, T5, berada di pojok kanan depan
stage melakukan
improvisasi seperti
sekelompok
nenek-nenek yang sedang
berkumpul dan
bersantai.
49
Bagian : pekaad
(ending)
Layar : hitam
Suasana : haru / sedih
Lighting : redup
T1 menuju tengah stage
dengan gerakan
memangggil-memanggil
bergerak seolah-olah
sakit dada dan pingsan. T2, T3, T4, T5, kaget
menengok ke tengah
stage.
4.5.2 Kostum
Kostum tari yang baik bukan sekedar berguna sebagai penutup tubuh penari,
tetapi merupakan pendukung desain ke ruangan yang melekat pada tubuh penari.
Kostum mengandung elemen-elemen wujud, garis, warna, kualitas, tekstur dan
dekorasi.10
10
Sal Murgianto. Koreografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5 1 4 3 2 1 5 2 3 4
1
2 3 4
(62)
Kostum merupakan faktor pendukung yang sangat penting pada tari Bali,
karena melalui kostum yang digunakan dapat membedakan setiap jenis tarian
yang ditampilkan. Dalam menunjang keberhasilan suatu pementasan penataan
kostum dapat mempengaruhi nilai artistik dari karya seni. Maka perlu
dipertimbangkan mengenai pemilihan warna dan desain kostum yang harus sesuai
dengan konsep garapan.
Warna kostum antara lain merubah penampilan seorang penari, pelengkap
sebuah pertunjukan, penutup bagian-bagian tubuh, membedakan peran yang satu
dengan yang lain, menumbuhkan rasa keindahan lewat warna dan hiasan yang
menyertai, memperkuat kesan karakter peran itu sendiri, serta menghidupkan
perwatakan pelaku baik dari umur, kepribadian maupun status sosial yang
dibawakannya.
Kombinasi warna memiliki kekuatan untuk menampilkan suasana tertentu
kepada penonton. Warna-warna ini harus dipilih sesuai dengan jenis tarian yang
dibawakan.
Adapun rincian kostum yang digunakan pada tari kreasi Stri Prakٷti ini
adalah :
Kostum Penari Putri
- Kain berwarna emas dengan motif daun paku di modifikasi menjadi
rok dominan berwarna ungu tua.
- Angkin berwarna biru tua kombinasi ungu di prade motif prada
kembang bun.
- Kain segitiga bermote untuk lapisan di dalam rok.
(63)
- Kalung segitiga modifikasi tersambung dengan lengan berbentuk
terompet berwarna ungu yang berhiaskan manik-manik.
- Ampok-ampok kain bermote.
- 2 Kantong belakang yang telah di modifikasi berwarna pink.
- 1 pasang gelang kaki dan tangan bermote emas.
Riasan Kepala Penari Putri
- Gelungan dengan hiasan Petitis dan Prakapat
(64)
Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Depan
Gambar 3
Selendang
Gelungan
Gelang tangan
Angkin
Stiker modifikasi
(65)
Foto Kostum Penari Anak-anak Tampak Belakang
Gambar 4
Kantong topeng
Kain ampok-ampok
Gelang kaki
Antol/cemara
Rok modifikasi
Angkin Hiasan Lengan
(66)
Foto Kostum Remaja Tampak Depan
Gambar 5
(67)
Foto Kostum Penari Remaja Tampak Belakang
(68)
Foto Kostum Penari Ibu-ibu
(69)
Foto Kostum Penari Nenek-nenek
Gambar 8
Topeng nenek-nenek
(70)
Foto Kostum Penari Bersama
(71)
4.5.3 Properti
Properti yang digunakan dalam garapan tari kreasi Stri Prakٷti adalah 2
buah topeng, yaitu topeng remaja putri tanpa memakai rambut tambahan dan
topeng nenek-nenek memakai rambut berwarna putih panjang menjuntai di atas
dahi topeng. Dalam mendukung garapan, selendang memiliki peranan yang
penting sebagai properti dan bagian dari tari. Penggunaan selendang untuk
keindahan gerak Stri Prakٷti dan ingin menampilkan permainan selendang serta
menutup muka penari pada saat memakai topeng. Selendang yang digunakan
dalam garapan tari Stri Prakٷti terbuat dari kain transparant dengan kombinasi
warna pink cerah.
Adapun properti topeng yang dipakai adalah sebagai berikut :
Topeng Remaja Topeng Nenek-nenek
Gambar 10
4.5.4 Tata Rias
Tata rias wajah bertujuan untuk mempertegas ekspresi wajah para penari,
(72)
digunakan dalam tari kerasi Stri Prakٷti adalah tata rias wajah penonjolan karakter ibu-ibu yang jenaka. Adapun perlengkapan yang digunakan adalah :
Milk Cleansing Viva : Untuk membersihkan wajah
Face Tonic Viva : Untuk menyegarkan wajah
Alas bedak padat coklat kanebo : Untuk foundation wajah sehingga pori-pori
wajah tertutupi dan bedak tabur dapat
melekat dengan baik
Bedak Viva No. 5 : Untuk menutupi foundation wajah sehingga
meratakan permukaan wajah
Ronse/merah pipi Inez : Untuk memberi bayangan pada pipi sehingga
dapat mendukung garis senyum
Pensil alis hitam Viva : Untuk mempertegas alis
Eye shadow Ratu Ayu : Untuk memberikan bayangan pada kelopak mata sehingga mata kelihatan lebih terbuka
Eye liner : Untuk mempertegas garis mata
Bulu mata palsu : Untuk melentikkan bulu mata
Mascara : Untuk melentikkan bulu mata
Lipstik Viva No.5 : Untuk pemerah bibir
2 pasang Stiker berbentuk bulat dan berbentuk bibir kecil : Untuk
membentuk karakter anak-anak, karena
memperlihatkan karakter anak kecil yang
(73)
Tata Rias wajah Sri Prakṛti
Anak kecil Ibu-ibu
Gambar 11
4.5.5 Musik Iringan Tari
Musik iringan merupakan salah satu elemen pendukung yang sangat penting
dalam mewujudkan sebuah garapan tari. Tari pada dasarnya memiliki dinamika
dan dapat diperkuat dengan ritme dan tempo yang pada musik iringan sehingga
antara tari dan musik dapat berjalan selaras. Disamping itu, musik dapat
menimbulkan kesan yang kuat untuk menghidupkan suasana dan mewakili
karakter yang dibawakan penari.
Pendukung musik iringan tari kreasi Stri Prakٷti adalah Sekaha Gong
Kusuma Sari, Banjar Batan Poh, Penatih, Denpasar. Penata iringannya adalah
I Gede Arsana, S.Sn. Adapun perangkat gamelan Semar Pegulingan yang
(74)
- 1 (satu) pasang kendangkrumpung (kendang lanang dan wadon)
- 4 (empat) tungguh gangsa pemade
- 4 (empat) tungguh gangsa kantilan
- 2 (dua) tungguh jegogan
- 2 (dua) tungguh jublag
- 1 (satu) buah kajar Palegongan
- 1 (satu) pangkon ceng-ceng ricik
- 4 (empat) buah suling
- 1 (satu) buah rebab
- 1 (satu) buah kemong
- 1 (satu) buah klenang
- 1 (satu) tungguhgong
- 1 (satu) tungguhkempur
Notasi gending yang dipergunakan dalam garapan tari kreasi Stri Prakٷti
(75)
(76)
(77)
(78)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Garapan tari Stri Prakٷti adalah sebuah bentuk tari kreasi yang mengambil
tema siklus pertumbuhan hidup seorang wanita cantik dari masa kanak-kanak,
remaja, menjadi ibu-ibu, dan selanjutnya menjadi nenek-nenek. Seorang remaja
wanita memiliki lekuk-lekuk tubuh yang indah, memiliki karakter wajah yang
centil menjadi ibu-ibu yang memiliki sifat jenaka dan penuh semangat, sedangkan
nenek memiliki karakter tenang. Garapan ini menggunakan 2 properti topeng
yaitu topeng putri mewakili karakter remaja dan topeng nenek-nenek, untuk
karakter anak-anak dan ibu-ibu menggunakan riasan wajah khusus, selain itu pada
gerakannya tarian ini memainkan properti selendang.
Garapan ini terwujud melalui 3 tahap yaitu tahap exploration (penjajagan),
tahap improvisation (percobaan) dan tahap forming (pembentukan). Sesuai dengan
alur cerita, struktur dari garapan ini terdiri dari bagian pepeson, pengawak,
pengecet dan pekaad. Perbendaharaan gerak yang digunakan untuk mendukung
garapan ini adalah pola gerak tari tradisi yang kemudian dikembangkan agar
dapat memunculkan sebuah garapan yang indah dan menarik.
Kostum yang digunakan masih berpijak pada kostum tari tradisi yang telah
dimodifikasikan lagi. Tata rias yang digunakan adalah tata rias putri halus dan
yang sesuai dengan karakter yang diambil. Iringan tarinya adalah gamelan Semara
Pengulingan yang ditata oleh I Gede Arsana.,S.Sn, dan didukung oleh Sekaa
(79)
5.2 Saran-saran
5.2.1 Dalam upaya menciptakan sebuah karya seni yang baru tidaklah mudah,
perlu adanya daya kreativitas yang tinggi. Oleh karena itu disarankan bagi calon-calon penata yang akan datang, diperlukan persiapan dari segi mental atau fisik agar menghasilkan karya tari yang lebih berbobot.
5.2.2 Diharapkan karya-karya seni yang disajikan dalam ujian akhir ISI
Denpasar bisa diperluas kepada masyarakat umum, agar karya tersebut dapat dikenal dan berkembang di masyarakat.
5.2.3 Kepada penonton, pengamat dan penguji diharapkan kritik dan saran untuk
(80)
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningsih, Diah, Psikologi Perkembangan Anak, Penerbit Pustaka, Yogyakarta.
Bandem, I Made, Ensiklopedi Tari Bali, Denpasar : ASTI Denpasar, 1983.
Bandem Dr. I Made. Ensiklopedi Gamelan Bali, Proyek Penggalian, Pembinaan,
Pengembangan Seni Klasik/Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah Tingkat I Bali. 1983.
Dibia, I Wayan. Sinopsis Tari Bali. Sanggar Tari Bali Waturenggong. 1979
Djelantik, A.A. Made. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia. 1999.
Mardiwarsito, Kamus Jawa Kuno – Indonesia : Nusa Indah. Percetakan Arnoldus
Ende-Flores. 1998.
Murgianto, Sal. Koreografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rai, I Wayan dkk. Pedoman Tugas Akhir. Institut Seni Indonesia, Denpasar, 2011.
R. Aden, Ketika Remaja dan Pubertas Tiba., Percetakan Hanggar Kreator,
Yogyakarta, 2010.
Soedarsono, Notasi Laban, Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978.
Sumandiyo Hadi Y. Mencipta Lewat Tari. Terjemahan Alma M. Hawkins,
University California Los Angeles : Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 2003.
Waluyo, Herman J. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta : Hanindita
(81)
Lampiran 1
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : I Komang Dediana, S.Sn.
Umur : 26 tahun.
Pekerjaan : Seniman Tari.
Alamat : Br. Buda Ireng, Batubulan Kangin, Sukawati-Gianyar.
2. Nama : I Nyoman Cerita, SST., M.FA.
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan.
Alamat : Br. Sengguan, Singapadu – Gianyar.
3. Nama : Dra. Dyah Kustiyanti., M. Hum.
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan.
(82)
Lampiran 2
Daftar Nama Pendukung
Nama Pendukung Tar i :
1. Luh Indrayanti. (Mahasiswi Institut Seni Indonesia Denpasar, Semester VI).
2. Ni Putu Anik Duasti Hartini. (Mahasiswi Institut Seni Indonesia, Denpasar,
Semester VI) .
3. Ni Putu Chandra Jayanti. ( Siswi SMK Negeri 3 Sukawati, Gianyar).
4. Ni Luh Putu Ika Agustini. ( Siswi SMK Negeri 3 Sukawati, Gianyar).
Nama Pendukung Ker awitan
Penata Karawitan :
I Gede Arsana, S.Sn., oleh Sekaa Gong Kusuma Sari,Br. Batan Poh, Pang Tengah,
(83)
Lampiran 4`
(84)
(85)
(86)
(1)
68 Lampiran 1
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : I Komang Dediana, S.Sn. Umur : 26 tahun.
Pekerjaan : Seniman Tari.
Alamat : Br. Buda Ireng, Batubulan Kangin, Sukawati-Gianyar. 2. Nama : I Nyoman Cerita, SST., M.FA.
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan. Alamat : Br. Sengguan, Singapadu – Gianyar. 3. Nama : Dra. Dyah Kustiyanti., M. Hum.
Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Pertunjukan. Alamat : Perumahan Kutri, Singapadu – Gianyar.
(2)
69 Lampiran 2
Daftar Nama Pendukung
Nama Pendukung Tar i :
1. Luh Indrayanti. (Mahasiswi Institut Seni Indonesia Denpasar, Semester VI). 2. Ni Putu Anik Duasti Hartini. (Mahasiswi Institut Seni Indonesia, Denpasar,
Semester VI) .
3. Ni Putu Chandra Jayanti. ( Siswi SMK Negeri 3 Sukawati, Gianyar). 4. Ni Luh Putu Ika Agustini. ( Siswi SMK Negeri 3 Sukawati, Gianyar).
Nama Pendukung Ker awitan
Penata Karawitan :
I Gede Arsana, S.Sn., oleh Sekaa Gong Kusuma Sari,Br. Batan Poh, Pang Tengah, Penatih, Denpasar.
(3)
70 Lampiran 4`
(4)
(5)
(6)