MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN ROVING STRI

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN ROVING STRIPPER DI PT. INDO-RAMA SYNTHETICS TBK., INDORAMA TEKNOLOGIES COMPLEX LAPORAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek dan Seminar di Program Studi D4 Teknik Otomasi Industri

Jurusan Teknik Elektro

Oleh:

Ogi Fathu Rizki

NIM 141364025

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

HALAMAN PENGESAHAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN ROVING STRIPPER DI PT. INDO-RAMA SYNTHETICS TBK., INDORAMA TEKNOLOGIES COMPLEX

Diajukan Oleh Ogi Fathu Rizki 141364025

Pelaksanaan di perusahaan/industri : Tanggal

: 03 Juli 2017 s/d 05 Agustus 2017 Tempat

: PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex Diseminarkan : Tanggal

Tim Penguji : 1.

Disetujui oleh :

Pembimbing Perusahaan

Dosen Pembimbing

Yusep Yudiana ,ST Siswoyo, Drs., ST., MSIE. NIK. 590064

NIP. 195909091986031003

Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Otomasi Industri Politeknik Negeri Bandung

Sarjono Wahyu Jadmiko., ST. M.Eng NIP.196012191993031002

HALAMAN PERNYATAAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN ROVING STRIPPER DI PT. INDO-RAMA SYNTHETICS TBK., INDORAMA TEKNOLOGIES COMPLEX

”Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah hasil murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada perkerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan

sumbernya. Materi dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak/belum pernah

disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/Tugas Akhir/ Laporan Kerja Lapangan lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Bandung, 18 November 2017

Yang menyatakan,

Ogi Fathu Rizki NIM 141364025

Mengetahui

Pembimbing Dosen Pembimbing Perusahaan

Yusep Yudiana ,ST Siswoyo, Drs., ST., MSIE. NIK. 590064

NIP.195909091986031003

ABSTRAKSI

Perkembangan zaman yang demikian memaksa dunia industri untuk terus berupaya meningkatkan efisiensi produksi dengan cara menggantikan mesin konvensional dengan mesin yang lebih modern, lebih mudah dalam perawataannya, pengoperasiannya maupun dalam kemudahan untuk melakukan modifikasi sistem bila diperlukan dikemudian hari. PT. Indo-Rama Synthetics., Indorama Teknologies Complex yang merupakan salah satu perusahaan tekstil yang berskala internasional, menggunakan mesin Roving Stripper untuk meningkatkan efisiensi produksi. Mesin ini digunakan untuk melepas sisa benang roving yang masih menempel pada bobbin. Mesin Roving Stripper terdiri dari empat sensor, satu controller yaitu PLC ( Programmable Logic Control ) Omron Type CP1E dan satu inverter untuk mengatur putaran motor, selain itu memiliki dua output yaitu selenoid valve dan motor induksi 3 fasa. Hasil dari penelitian ini adalah dalam manajemen meliharaan mesin Roving Stripper ini terdapat 2 kegiatan yaitu pemeliharaan terprogram seperti Pemeliharaan Pencegahan (Perawatan), dan Pemeliharaan Perbaikan. Pada pemeliharaan terprogram ini menggunakan jenis preventif maintenance yaitu pemeliharaan terjadwal yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan pemeliharaan tak terprogram seperti Pemeliharaan Perbaikan (Darurat). Pada pemeliharaan tak terprogram ini menyesuaikan apabila terjadi gangguan.

Kata Kunci: Roving Stripper, manajemen pemeliharaan, komponen

ABSTRACT

In this modern era, industrial world are consistantly forced to keep improving the efficiency of the production process by replacing the convetional machine with the modern machine. This modern machine has

better qulity, easy to operate and the system is easy to modify if it‟s needed. PT. Indo-Rama Synthetics., Indorama Teknologies Complex is one of international textile companies. This company is using Roving Stripper Machine to improve their production efficiency. The machine is used to release the yarn which is still sticked on the bobbin. Roving Stripper machine is consisted of four sensors. One controller which is actually PLC (Program Logic Control) Omron type CP1E, one inverter to control the rotation and two outputs, which are Selenoid Valve and Induction Motor 3 Fasa. The finding of this study is specifically on Maintenance program of Roving Striper Machine. There are two important activities in maintenance program which are Preventive Maintenace and Recovery/replacing Maintenance. In Preventive maintence, the company using schedule of once in three months. While in Replacing or Emergency Maintenace, it will be based on the needs of it whether there is a problem or not.

Keywords: Roving Stripper, Maintenance Management, Component

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan yang selalu dijaga-Nya kepada kita semua, tidak lupa juga kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan kegiatan kerja praktek di PT KMK Plastics Indonesia, dan berhasil menyusun laporan selama praktek kerja lapangan . Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban penulis selama masa kerja praktek di PT KMK Plastics Indonesia dan sebagai salah satu syarat memenuhi mata kuliah kerja praktek dalam kurikulum program studi D-

IV Teknik Otomasi Industri Politeknik Negeri Bandung. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam hal Ilmu yang berupa materi maupun motivasi , pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT karna berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyusun laporan kerja praktek ini.

2. Bapak Yusup dan Ibu Lilis Rohamah selaku orang tua penulis yang senantiasa mendoakan penulis dan mendukung penulis baik moril maupun materil.

3. Bapak Malayusfi, BSEE., M.Eng selaku ketua Jurusan Teknik Elektro.

4. Bapak Sarjono Wahyu Jadmiko, ST., M.Eng., selaku ketua Program Studi D4-Teknik Otomasi Industri.

5. Bapak Siswoyo, Drs., ST., MSIE. selaku dosen pembimbing di Politeknik Negeri Bandung yang telah memberikan ilmu, pengarahan, dan dorongan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

6. Bapak Wahyono sebagai Manager Instrument di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex.

7. Bapak Yusep Yudiana, selaku HOS (kepala seksi) instrument sekaligus pembimbing Kerja Praktek di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex.

8. Seluruh staf pengajar khususnya Program Studi Teknik Otomasi Industri Politeknik Negeri Bandung.

9. Seluruh jajaran direksi PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex.

10. Teman-teman Program Studi Teknik Otomasi Indutri dan teman-teman ankatan listrik 2014, khusunya Moch Benny, Ridwan dan Sony Faizal sebagai partner kerja praktek yang telah memberikan dukungan dan semangatnya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak sekali kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya penulisan laporan yang lebih baik dan juga mendekati kesempurnaan. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 05 Oktober 2017

Penulis

Gambar III.12 Sistematika Kegiatan Pemeliharaan. ................................. 65

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Spesifikasi Sensor Photoelectric Sick VL180-2N41131 ............. 59 Tabel III.2. Spesifikasi Sensor Photoelectric Omron E3Z-L61 ...................... 60 Tabel III.3. Spesifikasi Sensor Reed Switch Sick MZT1 ............................... 61 Tabel III.4. Spesifikasi Sensor Optic Omron E3X-HD ................................... 62

BAB I PENDAHULUAN

I.2 Latar Belakang

Kemajuan elektronika ini menjadi suatu tantangan bagi dunia industri atau pabrik. Karena persaingan industri semakin meningkat maka efisiensi produksi umumnya dianggap sebagai kunci suskses perusahaan. Oleh karena itu untuk mengendalikan proses produksi yang berkesinambungan dengan kualitas produk yang terjamin serta memiliki daya saing yang tinggi dengan industry lainnya diperlukan mesin-mesin berteknologi tinggi dengan sistem pengendalian otomatis berbasis elektronika (Pandu, 2007).

Perkembangan zaman yang demikian memaksa dunia industri untuk terus berupaya meningkatkan efisiensi produksi dengan cara menggantikan mesin konvensional dengan mesin yang lebih modern, lebih mudah dalam perawataannya, pengoperasiannya maupun dalam kemudahan untuk melakukan modifikasi sistem bila diperlukan dikemudian hari (Pandu, 2007).

PT. Indo-Rama Synthetics., Indorama Teknologies Complex yang merupakan salah satu perusahaan tekstil yang berskala internasional, menggunakan mesin Roving Stripper untuk meningkatkan efisiensi produksi. Mesin ini digunakan untuk melepas sisa benang roving yang masih menempel pada bobbin.

Dari latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik untuk pembuatan Laporan Kerja Praktik dengan Dari latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik untuk pembuatan Laporan Kerja Praktik dengan

TEKNOLOGIES COMPLEX” agar memahami manajement pemeliharaan pada mesin roving

SYNTHETICS

TBK., INDORAMA

stripper serta mengetahui prinsip kerjanya.

I.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari dilakukannya PKL (Praktik Kerja Lapangan) yaitu, sebagai mahasiswa/i D4-Teknik Otomasi Industri, agar memiliki kemampuan secara profesional untuk mengenal suasana serta lingkungan dunia kerja dan mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia kerja terkait bidang otomasi industri denganbekal ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.

Sedangkan tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum Tujuan umum dilaksanakannya PKL ini menghubungkan kebutuhan antara intansi pendidikan, tuntutan pekerjaan dan dunia kerja industri melalui :

a. Mengetahui gambaran umum mengenai lingkungan kerja di dpartement Instrument di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. IndoRama Teknologies Complex.

b. Mengetahui dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama waktu berlangsung sebagai mahasiswa/i PKL di dpartement Instrument di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. IndoRama Teknologies Complex.

2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari PKL yang dilaksanakan di dpartement Instrument di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. IndoRama Teknologies Complex ialah sebagai berikut :

a. Mengetahui prinsip kerja dari mesin Roving Stripper.

b. Mengetahui komponen utama yang digunakan pada mesin Roving Stripper.

c. Menganalisis pemeliharaan pada mesin Roving Stripper.

I.4 Manfaat

I.4.1 Bagi Mahasiswa

Adapun manfaat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

1. Memahami atau mengetahui kebutuhan pekerjaan ditempat kerja praktik.

2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja setelah menyelesaikan studynya.

3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan teknologi terapan ditempat kerja praktek.

4. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh selama kerja praktek dalam bentuk laporan praktek kerja lapangan.

5. Diharapkan dapat menggunakan hasil atau data-data yang diperoleh pada praktek kerja lapangan untuk dapat dikembangkan menjadi tugas akhir

I.4.2 Bagi Lembaga Pendidikan

1. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dan perusahaan dalam mengembangkan SDM dan teknologi.

2. Mendapat informasi terkait kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan manajemen dan teknologi industri.

I.4.3 Bagi Perusahaan

1. Wujud pengabdian kepada masyarakat.

2. Menjadi sarana pendidikan di luar lembaga pendidikan.

3. Dapat membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan.

4. Dapat menyaring tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.

I.5 Waktu dan Tempat Kerja Praktek Industri

Kegiatan kerja praktek Industri ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan rincian sebagai berikut:

1. Waktu Pelaksanaan : 03 Juli 2017 s/d 05 Agustus 2017

2. Nama Industri : PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo Rama Teknologies Complex

3. Alamat : Jl. Raya Subang Ds. Cijaya km. 6, kec. Cempaka Purwakarta 41181, Jawa Barat, Indonesia

I.6 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja mesin Roving Stripper

2. Komponen apa saja yang digunakan pada mesin Roving Stripper

3. Bagaimana perawatan pada mesin Roving Stripper

I.7 Batasan Masalah

Penulisan laporan ini, penulis membatasi masalah dari pembahasan yaitu hanya membahas fungsi dan prinsip kerja mesin Roving Stripper di PT. Indorama.

I.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data untuk membuat laporan kerja praktik dilakukan dengan cara:

1. Studi Literatur; Pengumpulan data diperoleh dari melihat literatur dan tinjauan pustaka yang ada sehingga mendapatkan data yang faktual.

2. Studi Lapangan; Data diperoleh dengan cara wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang berwenang mengenai masalah yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan kerja praktek selain itu data juga dapat diperoleh secara observasi langsung dari lapangan.

I.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini disusun menjadi 4 bab, yaitu yang terdiri dari sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan; Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Perusahaan; Bab ini berisi tentang sejarah, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, divisi lingkungan, ruang lingkup, deskripsi jabatan, landasan teori yang digunakan sebagai pendukung dalam membahas tentang prinsip kerja mesin Roving Stripper , serta prosedur 2. Bab II Tinjauan Perusahaan; Bab ini berisi tentang sejarah, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, divisi lingkungan, ruang lingkup, deskripsi jabatan, landasan teori yang digunakan sebagai pendukung dalam membahas tentang prinsip kerja mesin Roving Stripper , serta prosedur

3. Bab III Pembahasan; Di dalam bab ini dijelaskan pokok permasalahan yang disusun oleh penulis yang berisi pembahasan tentang proses produksi polyester di spinning

8, serta prinsip kerja dan perawatan mesin Roving Stripper .

4. Bab IV Kesimpulan dan saran; Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang telah diperoleh setelah melaksanakan dan penyusunan laporan kerja praktik.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan ini mulai didirikan pada tahun 1974 atas prakarsa Mr. Mohanlal Lohia, seorang pengusaha yang berasal dari India, yang telah mempunyai pengalaman luas di Mancanegara (Jepang, Italy, Myanmar, Singapura, Hongkong dan Thailand) dalam bidang perdagangan tekstil sejak tahun 1947.

Pada tahun 1975, pabrik pemintalan benang (Spinning 1) mulai dibangun, yang berlokasi di Desa Ubrug Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta diatas tanah seluas 10,8 Ha dengan luas bangunan 9,918 M2 . Kemudian pada tahun 1976, pabrik pemintalan benang (Spinning 1) telah selesai dibangun, dan mulai berproduksi komersial pada bulan September 1976, dengan jumlah karyawan +600 orang.

Pada tanggal 01 Mei 1997, Mr. Prakash Lohia sebagai wakil Presiden Direktur PT. Indo-Rama Synthetics Tbk. Menghadap Notaris Dr. H. E Gewang dengan maksud untuk membangun sebuah pabrik industry pemintalan, polyester staple fiber dan polyester filament yang berlokasi di Desa Cijaya Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta dengan nomor notaris 1.

Kemudian berdasarkan akta pendiriran dari notaris tersebut, PT. Indo- Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex mendapat persetujuan dari Menteri Negara Penggerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan nomor : 368/1/PMDN/1997 dan nomor proyek dengan Kemudian berdasarkan akta pendiriran dari notaris tersebut, PT. Indo- Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex mendapat persetujuan dari Menteri Negara Penggerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan nomor : 368/1/PMDN/1997 dan nomor proyek dengan

Sejalan dengan keberadaannya,PT. INDO-RAMA SYNTHETICS Tbk. Sekarang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang memproduksi bahan baku tekstil. Kantor Pusat PT. Indo-Rama Synthetics Tbk. Di Jakarta adalah di gedung Graha Irama lantai 16-17, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X, Kav.1-2 Jakarta 12950 Telp. 021-5261555.

II.2 Visi, Nilai-nilai dan Motto Perusahaan

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk,. Indo-Rama Teknologies Complex memiliki visi, nilai-nilai dan motto perusahaan yaitu :

Gambar II.1 Visi, Nilai-nilai dan Motto Perusahaan Visi Indo-Rama. Kepemimpinan bisnis:

1. Industry Excellence (Keunggulan Industri)

2. Customer Delight (Kepuasan Pelanggan)

3. People First (Utamakan SDM)

4. Sustainability

(Keberlanjutan)

Nilai-nilai Indo-Rama:

3. Leadership (Kepemimpinan)

(Rasa Hormat)

(Tata Kelola)

Motto Indo-Rama:

II.3 Pernyataan Kebijakan Indorama

1. Untuk mengikuti dan melaksanakan Visi, Nilai-nilai dan Motto Indorama di semua level di dalam organisasi.

2. Berkomitmen untuk mencegah kecelakaan, sakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan dan secara terus menerus meningkatkan pemenuhan Mutu, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Sistem Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui penerapan Standard ISO, OHSAS dan pemenuhan terhadap peraturan dan persyaratan lainnya.

3. Untuk terus menerus mengkaji Sasaran Mutu, KPI, Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pengendalian Pengelolaan Limbah, Emisi dan Penerapan 4-R untuk meningkatkan Kinerja Perusahaan, Kesehatan & Keselamatan Kerja serta Lingkungan. Secara aktif mengedepankan nilai- nilai dengan meningkatkan training, pengetahuan dan kemampuan seluruh sumber daya manusia.

4. Menciptakan hubungan yang abadi dengan pelanggan melalui mutu produk, pelayanan yang efektif, aman dan ramah lingkungan dalam pengoperasian seluruh fasilitas kami.

II.4 Struktur Organisasi PT. Indo-Rama Synthetics Tbk - Indorama

Gambar II.2 Struktur Organisasi PT. Indo-Rama Synthetics Tbk - Indorama

II.5 Ruang Lingkup

Ditinjau dari ruang lingkup saat ini yang dalam mencapai fungsi dan tujuannya secara garis besar dibagi atas 3 lingkungan kerja, dan setiap lngkungan kerja tersebut terdiri beberapa department.

Adapun 3 lingkungan kerja yang dimaksud adalah:

1. Lingkungan Produksi

2. Lingkungan Engineering

3. Lingkungan Service/Pelayanan

II.5.1 Lingkungan Produksi

Department-departement yang terdapat dalam LINGKUNGAN PRODUKSI serta fungsinya masing-masing adalah sbb:

1. Department : BLOWROOM Fungsinya

: Pembuat ball fibred an pengurai fibre

2. Department : CARDING Fungsinya : Sebagai pengurai serat polyester /kapas (pembentukan

serat kapas menjadi sliver )

3. Department : DRAWING Fungsinya

: pelurusan serat polyester dan perangkapan sliver

4. Department : COMBER Fungsinya

: Pelurusan serat, memisahkan serat pendek dan panjang

5. Department : SIMPLEX Fungsinya

: Membuat sliver menjadi roving

6. Department : ELECTRONIC DATA PROCESSING (EDP) Fungsinya

: Menerima data dari semua department untuk diolah kedalam computer.

7. Department : STORAGE (STG) Fungsinya

: Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang atau spare part

8. Department : GENERAL AFFAIRS OFFICER (GAO) Fungsinya

: Menangani masalah yang bersifat umum (rumah tangga/ perusahaan)

9. Department : FIRE AND SAFETY (FST)

Fungsinya : Mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang mengandung dan berakibat terjadinya kecelakaan kerja dengan tingkat resiko tertentu serta mencegah terjadinya kebakaran dan ledakan

10. Department : WASTE (WST) Fungsinya

: Mengambil, menjaga, mengolah dan menjual waste yang berasal dari department produksi

11. Department : SECURITY (GSC) Fungsinya

:Mengendalikan segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban dilingkungan perusahaan.

12. Department : PURCHASE (PUR) Fungsinya

: Merencanakan dan melaksanakan pengadaan / pembelian barang sesuai dengan indent dan inventory Management

13. Department : RAW MATERIAL (RML)

Fungsinya : Mengendalikan material/ bahan baku yang datang.

II.5.2 Lingkungan Engineering

Department-departement yang terdapat dalam LINGKUNGAN ENGINEERING serta fungsinya masing-masing adalah dsb:

1. Department : SPINNING MAINTENANCE

Fungsinya : Untuk memelihara, membongkar dan atau memasang seta memonitor kelancaran jalanya mesin produksi.

2. Department : INSTRUMENT

Fungsinya : Memelihara, memasang atau membongkar peralatan dan instalasi mesin yang berhubungan dengan elektrik (arus lemah) termasuk Telpun.

3. Department : ELECTRICIAN Fungsinya

: Mengendalikan penyediaan listrik arus kuat melalui generator set (genset) ta memasang dan memelihara instalasi penerangan dan tenaga.

4. Department : UTILITY Fungsinya

: Mengendalikan kelancaran Air Conditioning (AC) Chiller , Boiler, Compressor dan Water Treatment H2 Nitrogen .

5. Department : CIVIL Fungsinya

: Mengawasi proyek dan pengawasan bangunan

II.5.3 Lingkungan Service /Pelayanan

Department-departement yang terdapat dalam LINGKUNGAN SERVICE /PELAYANAN serta fungsinya masing-masing adalah dsb:

1. Department : PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA &

PERSONALIA

Fungsinya :Merekrut, menyeleksi, menerima dan mengarahkan serta memberhentikan karyawan

2. Department : TRAINING (TRG) Fungsinya

:Sebagai wadah untuk membina/membimbing dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dana sikap mental karyawan secara terarah, terencana, serta terprogram.

3. Department : RESEARCH & DEVELOPMENT (QUALITY CONTROL) Fungsinya

:Meneliti hasil produksi agar dapat digolongkan ke dalam :Meneliti hasil produksi agar dapat digolongkan ke dalam

4. Department : PACKING (PCK) Fungsinya

: Melaksanakan pengepakan hasil produksi

5. Department : FINANCE ACCOUNTING (FAC) Fungsinya

:Mengkalkulasikan pemasukan dan pengeluaran perusahaan

II.6 Kegiatan Perusahaan

Perusahaan ini merupakan salah satu industry tekstil terbesar di Indonesia, PT. Indo-Rama Synthetic Teknologies Complex dengan kegiatan industry pemintalan benang yang berasal dari serat alam dan serat buatan.

Serat alam yaitu serat yang sudah terbentuk langsung dari alam. Serat alam terbagi menjadi 3. Pertama, serat binatang yaitu wol, sutera, mohair. Kedua, serat tumbuhan yaitu kapas / cotton, rami, henep,goni, jute. Ketiga, serat mineral yaitu asbes. sedangkan serat buatan yaitu serat yang dibuat oleh manusia atau yang dikenal dengan nama proses polymerisasi. Serat buatan terbagi menjadi 3. Pertama, serat yang diolah kembali seperti rayon. Kedua,serat setengah synthetics seperti asetat. Ketiga, serat synthetics yaitu nylon, acrylic, dan polyester.

Pemintalan di PT.Indo-Rama Synthetics Teknologies Complex menggunakan material serat alam berupa cotton dan serat buatan seperti polyester. Serat yang akan dipintal harus memenuhi syarat seperti serat harus cukup panjang, cukup halus, punya gesekan permukaan, cukup kenyal / elastis, memiliki kekuatan dan memiliki daya serap air.

Proses pemintalan benang dengan material serat alam berupa cotton 100% tahap-tahapnya yaitu:

Raw

Lap material

Pre

Drawing Fromer (Cotton)

Drawing Combing

Proses pemintalan benang dengan material serat buatan berupa Polyester 100% tahap-tahapnya yaitu

Raw Drawing Drawing material

Finisher (Polyester)

TFO(Twi st

One) Spinning Frame (Simplex)

Winding

Packing FPG

Selain proses pemintalan benang, terdapat proses yang menentukan kualitas benang yaitu Quality Control Proses agar kualitas benang tetap terjaga dan hasil yang optimal. Tahap- tahap quality control yaitu:

Quantum Wrapping

Uster

Twist

Tensorapid

tester

tester

tester

Density

Sehingga dengan proses pemintalan benang dan proses quality control produk benang yang di hasilkan dapat optimal dan memenuhi kriteria standart produksi yang telah ditentukan. Serta terdapat kegiatan lain sebagai pendukung seperti penangan system HVAC, penganan waste, keamanan dan keselamatan pabrik serta kegiatan lainnya.

II.7 Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan yaitu sebagai perusahaan di bidang tekstil terbesar di dunia dengan bisnis pemintalan kapas dan pembuatan benang polyester filament, serat polyester staple, PET resin, polyester chips untuk memenuhi pasar global.

II.8 Sistem Kerja

Sistem kerja di PT. Indo-Rama Teknologies Complex terdapat beberapa waktu kerja, terdiiri dari :

a. GS (General Shift) : waktu kerja 08.00-16.00

b. Shift 1 : waktu kerja 06.00-14.00

c. Shift 2 : waktu kerja 14.00-22.00

d. Shift 3 : waktu kerja 22.00-06.00 Apabila ada kendala atau masalah pada mesin maka dilakukan troubleshooting dengan tahap-tahap oleh Teknisi dengan durasi waktu 45 Menit apabila belum terselesaikan maka di atasi oleh posisi diatasnya dengan durasi waktu yang sama.

Dilakukan preventive maintenance dengan waktu yang telah ditentukan sebagai berikut:

Senin

: Scouring bagian Backprocess

Selasa-Kamis : Scouring bagian Simplex, Ringframe dan Winding Jum‟at

: Cleaning Panel

II.9 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.

1. Keselamatan (safety) Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.

2. Kesehatan (health) Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

II.9.1 OHSAS 18001:2007 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Kebijakan IRT-Complex dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah “Utamakan Keselamatan”. IRT-Complex berkomitmen untuk:

1. Menyediakan dan memelihara seluruh area kerja dalam kondisi aman dan memberlakukan praktek kerja yang aman untuk mencegah kecelakaan dan sakit akibat kerja.

2. Melaksanakan audit secara berkala untuk memastikan peningkatan berkelanjutan pada kinerja sesuai persyaratan OH dan S.

3. Melaksanakan pelatihan untuk seluruh karyawan dan pendukung lainnya untuk kinerja yang aman sesuai tugas dan area kerja mereka.

4. Memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan resmi (legal requirements).

II.9.2 Prosedur

1. Setiap karyawan yang melakukan aktifitas kerja harus memakai APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada untuk melindungi diri dari kemungkinan terjadinya kecelakaan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja.

2. Karyawan yang bekerja di area yang mempunyai tingkat kebisingan di atas

85 dB harus memakai ear plug.

3. Karyawan yang bekerja di area yang mempunyai debu di atas Nilai Ambang Batas harus memakai cloth masker.

4. Untuk pemakaian APD yang lainnya disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan resiko yang ada pada pekerjaan tersebut (lihat pada list APD).

5. APD harus dipakai secara tepat dan benar agar alat tersebut benar-benar dapat berfungsi dengan baik dan melindungi diri dari kecelakaan kerja secara maksimal.

6. Prosedur ini juga berlaku untuk tamu dan kontraktor yang bekerja di IRTC.

II.10 Landasan Teori

Landasan teori digunakan sebagai teori dasar atau acuan dalam penyusunan analisis permasalahan dari judul laporan kerja praktek. Landasan teori ini terdiri atas landasan teori mengenai Mesin Roving Stripper, Komponen Mesin Ropping Stripper, Perawatan pada Mesin Roving Stripper.

II.10.1 Motor Induksi

Motor induksi 3-fasa merupakan motor induksi yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan terutama di pabrik-pabrik yang menggunakan motor sebagai pengeraknya. Diantara semua jenis motor induksi, motor induksi 3-fasa merupakan motor yang paling stabil dalam kondisi normal bila disuplai dengan sistem 3-fasa yang seimbang.

Gambaran sederhana konstruksi motor induksi 3-fasa ini diperlihatka pada gambar 2.1.

Gambar II.3 Konstuksi sederhana motor induksi [1] Kecepatan putaran medan magnet motor induksi akan dipengaruhi oleh frekuensi sumber yang masuk ke motor (yang juga mempengaruhi kecepatan perputaran rotor pada motor) dengan mengacu ke persamaan (2.1) berikut.

Ns = 120. f / p ……..(2.1)

yang mana :

f = frekuensi sumber AC (Hz) p = jumlah kutup yang terbentuk pada motor Ns = kecepatan putaran medan magnet stator (putaran/menit, rpm)

Putaran medan magnet stator ini akan diikuti oleh putaran rotor motor induksi. Makin berat beban motor, maka kecepatan rotor juga akan turun sehingga terjadi slip (s), seperti yang diperlihatkan pada persamaan (2.2).

yang mana : s = slip Nr = kecepatan putaran rotor pada motor Perubahan frekuensi sumber pada motor induksi 3-fasa akan

mempengaruhi besarnya impedansi kumparan motor karena kumparan motor induksi mengandung reaktansi induktif

(XL) seperti yang diperlihatkan pada gambar II.4 di bawah ini.

Gambar II.4 Rangkaian ekivalen motor induksi 3-fasa perfasa [1]

Yang mana keterangan pada gambar II.4 sebagai berikut:

V 1 = Tegangan sumber perfasa pada kumparan stator R 1 = Resistansi kumparan stator

X 1 = Reaktansi Induktif kumparan stator R 2 ‟= Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator

X 2 ‟= Reaktansi Induktir rotor dilihat dari sisi stator

X m = Reaktansi magnet pada Motor

= Resistansi yang mewakili beban motor

I 1 = Arus kumparan stator

I 2‟ = Arus pada kumparan rotor dilihat dari sisi stator

I m = Arus Magnet

II.10.2 Sensor

Sensor adalah salahsatu peralatan dimana informasi atau data tentang situasi terakhir disekitar alat dikumpulkan untuk digunakan oleh program pengendali.

Terdapat berbagai jenis sensor yang tersedia dan bentuk juga ukurannya bermacam-macam tergantung pada perinsip kerjanya. Pada mesin Roving Stripper ada beberapa sensor yang digunakan yaitu saklar magnet (reed switch), sensor proximity, sensor photocell dan sensor fiberoptic.

1. Saklar Magnet (Reed Switch) Kontak saklar magnet (juga disebut sebagai relai buluh). Disusun dari dua plat kontak yang tertutup hermetis (kedap udara) pada tabung gelas yang diisi dengan gas pelingung. Pada saat magnet permanen mencapai saklar 1. Saklar Magnet (Reed Switch) Kontak saklar magnet (juga disebut sebagai relai buluh). Disusun dari dua plat kontak yang tertutup hermetis (kedap udara) pada tabung gelas yang diisi dengan gas pelingung. Pada saat magnet permanen mencapai saklar

Gambar II.5 Saklar Magnet [6]

Saklar magnet digunakan untuk mengetahui posisi silinder pneumatik, bila magnet yang terdapat di ujung dalam silnder menginduksi saklar magnet, maka saklar akan kontak dan sinyal akan diteruskan menuju PLC untuk diolah.

Karakteristik dari sensor reed switch yaitu mempunyai dua buah kabel untuk keluarannya, dan di hubungkan hanya ke beban yang kecil seperti relay, input module dan lain-lain. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi posisi silinder yang dimana apabila bagian permukaan dari sensor terkena medan magnet maka dua buah kontak plate tipis yang terdapat bagian dalam sensor akan tertarik oleh medan magnet, sehingga kontak akan terhubung. Medan magnet untuk menggerakan reed switch, berasal dari piston yang terdapat dibagian dalam penggerak cylinder yang bergerak naik dan turun, gerakan itulah yang dideteksi oleh reed switch.

2. Sensor Proximity Sensor proximity adalah suatu jenis sensor yang akan aktif bila benda obyek tertentu didekatkan padanya, yang memiliki sifat kerja secara tidak langsung membutuhkan kontak langsung dengan obyeknya.

Terdapat dua macam sensor proximity yang dibedakan berdasarkan jenis obyeknya yaitu :

a. Sensor Proximity Induktive Untuk mendeteksi benda obyek yang dapat menghasilkan „eddy current‟ bila dikenai medan magnet. Obyek yang seperti ini adalah benda

logam pada umummya. Prinsip kerja dari sensor proximity yaitu seperti transformator, kondisi pada kumparan sekunder akan mempengaruhi kondisi kumparan primer. Kumparan primernya pada proximity yaitu „detecting coil‟ yang diletakan

pada permukaan dteksi, sedangkan obyek seperti kumparan sekunder yang terminalnya terhubung singkat. Sehingga bila detecting coil diosilasikan, bila obyek didekatkan maka seolah seperti beban yang di tambah pada kumparan sekunder dan akan mengecilkan amplitudo osilasi pada sisi primer.

Gambar II.6 Proximity Induktif [3]

Karakteristik dari sensor ini adalah mendeteksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat. Proximity sensor ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC. Obyek yang dideteksi oleh sensor proximity induktif yaitu benda yang memiliki bahan logam.

b. Sensor Proximity Kapasitif Untuk mendeteksi benda obyek yang mudah terpolarisasi muatan

elektrostatis di dalamnya bila dikenai medan magnet statis. Obyek seperti ini adalah isolator dengan konstanta dielektrikum tinggi dan konduktor.

Prinsip kerjanya yaitu memanfaatkan efek polarisasi muatan. Bila dua muatan yang saling berhadapan dan tak saling bersentuhan dihubungkan pada kutub yang berlawanan dari sebuah sumber tegangan, maka pada permukaan penghantar yang berhadapan tersebut akan terkonsentrasi muatan listrik statis yang berlawanan jenis dan sama besar. Bila kemudian jaraknya diubah (misal didekatkan) maka kerapatan muatannya akan berubah (misal membesar).

Energi untuk menambah kerapatan muatan diambil dari sumber tegangan tersebut, sehingga perubahan kerapatan muatan menyebakan perubahan arus dari sumber.

Gambar II.7 Proximity Kapasitif [3]

Karakteristik dari sensor ini adalah mendeteksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat. Proximity sensor ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC. Obyek yang dideteksi oleh sensor proximity kapasitif yaitu benda yang memiliki bahan logam ataupun nonlogam.

3. Sensor Photoelektrik Sensor digunakan untuk mendeteksi dan merespon kondisi yang berubah pada lingkungan kerja dengan merubah besaran fisik menjadi sinyal elektrik yang di butuhkan controller. Sistem otomatis merupakan kontrol closed loop yang membutuhkan sensor untuk mendeteksi keluaran sehingga dapat dibandingkan dengan set point oleh controller. Penggunaan sensor dilakukan untuk dapat menentukan variabel kehadiran obyek, kecepatan gerak 3. Sensor Photoelektrik Sensor digunakan untuk mendeteksi dan merespon kondisi yang berubah pada lingkungan kerja dengan merubah besaran fisik menjadi sinyal elektrik yang di butuhkan controller. Sistem otomatis merupakan kontrol closed loop yang membutuhkan sensor untuk mendeteksi keluaran sehingga dapat dibandingkan dengan set point oleh controller. Penggunaan sensor dilakukan untuk dapat menentukan variabel kehadiran obyek, kecepatan gerak

Photoelectric sensor merupakan sensor yang tergolong dalam jenis sensor optikal. Sensor ini mengeluarkan LED ( Light Emitting Diode ) sebagai sumber cahaya yang memerlukan dan memancarkan sinar ( emitter ) yang terpantul ke penerima ( receiver ).

Sensor foto yang digunakan terdiri dari transmitter dan receiver, yang mana transmitternya mengandung LED yang memancarkan sinar infra merah. Jika ada obyek yang lewat, maka sinar infra merah akan terhalang sehingga akan menentukan keadaan output dari sensor foto.

Karakteristik dari sensor photoelectric yaitu memiliki power supply 12-24 VDC dengan konsumsi arus maksimal 45mA, respon time sebesar maksimal 1ms, dengan mode oprasi light on atau dark on dan juga memiliki kontrol output NPN atau PNP dengan tegangan beban maksimal sebesar 30VDC dan arus beban maksimal 200mA.

Berdasarkan cara mendeteksi obyeknya, Photoelectric sensor dapat digolongkan sebagai berikut, yaitu :

a. Sensor Photoelectric Jenis Retroreflektif. Pada sensor Photoelectric jenis retroreflektif sumber cahaya dan penerima menjadi satu tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya yang dipantulkan pada sudut tertentu oleh cermin khusus. Cermin khusus tersebut diberikan bersama photoelectric yang bersangkutan. Apabila cahaya tidak a. Sensor Photoelectric Jenis Retroreflektif. Pada sensor Photoelectric jenis retroreflektif sumber cahaya dan penerima menjadi satu tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya yang dipantulkan pada sudut tertentu oleh cermin khusus. Cermin khusus tersebut diberikan bersama photoelectric yang bersangkutan. Apabila cahaya tidak

Gambar II.8 Photoelectric Tipe Retroreflektif [3]

b. Sensor Photoelectric tipe Reflective Sumber cahaya dan penerima menjadi satu, terletak pada satu sumbu

dimana sudut kemiringan keduanya dapat diatur. Sudut kemiringan tersebut menentukan jarak obyek yang akan dideteksi dan titik fokus cahaya. Bila berada pada titik fokus tersebut, pantulan cahaya akan mengena pada penerima. Bila cahaya yang dipantukan cukup kuat (dapat diatur dengan sensitivitas) maka sensor akan aktif. Bila cahaya dipantulkan tidak dari titik fokus maka tidak akan tertangkap penerima dan sensor tidak aktif.

c. Sensor Photoelectric Jenis Difuse Sensor jenis ini pemancar dan penerima dikomposisikan pada suatu tempat. Obyek digunakan sebagai alat refleksi. Jarak sensor maksimum sekitar

20 cm, dan untuk membedakan terang / gelapnya sangat kritis. Biasanya dikemas dalam bentuk yang kompak sehingga mudah dipasang. Sensor-sensor ini bekerja berdasarkan dua keadaan, yaitu Dark-On (sensor akan bekerja jika 20 cm, dan untuk membedakan terang / gelapnya sangat kritis. Biasanya dikemas dalam bentuk yang kompak sehingga mudah dipasang. Sensor-sensor ini bekerja berdasarkan dua keadaan, yaitu Dark-On (sensor akan bekerja jika

Gambar II.9 Sensor foto jenis Difuse [3]

d. Sensor Photoelectric Jenis Separate Sumber cahaya dan penerima terpisah, diletakan berhadapan. Bila

obyek lewat dan memotong jalur cahaya, maka sensor akan aktif. Jarak antara pemancar dan penerima tergantung karakteristik photoelectric tersebut serta pengaturan sensitivitas yang diatur oleh oprator.

4. Sensor Optic Sebuah sistem sensor serat optic terdiri dari kabel serat optic yang terhubung ke remote sensor atau penguat.

Gambar II.10 Arsitektur Sensor Serat Optic [4]

Pada gambar diatas dalam penginderaan serat optic, Transmitter (Pengirim) dan Receiver (penerima) terletak dalam satu tempat. Kabel serat optic yang terhubung ke amplifier memungkinkan sensor untuk mencapai wilayah yang tidak terjangkau.

Karakteristik sensor serat optik yaitu memiliki output NPN atau PNP dengan rating voltase daya sebesar 12 hingga 24 VDC dan konsumsi arus maksimal 39mA pada tegangan 24V. Sesor ini memiliki waktu tanggap 50 µs pada kecepatan tinggi,untuk pemilihan output bisa di pilih antara light-on atau dark-on , selain itu sensor ini memiliki resistansi lingkungan dengan suhu sekitar antara -20 hingga +55ºC (tanpa pembekuan), kelembapan sejitar 35 hingga 85% RH (tanpa kondensasi) dan resistansi getaran sebesar 10 hingga

55 Hz.

II.10.3 Programmable Logic Controller Dalam sistem yang terotomasi, PLC berperan sebagai jantung dari sistem

kontrol. Dengan program aplikasi kontrol, yang di simpan dalam memori, PLC secara terus-menerus akan selalu memonitor keadaan sistem memaluli sinyal arus balik dari peralatan input . Logika pemograman merupakan dasar untuk menentukan jalannya kegiatan untuk dibawa ke peralatan output .

PLC ( Programmable Logic Controller ) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Central Processing Unit (CPU) yang berisi program aplikasi, input dan output interface modul yang secara langsung dihubungkan ke bagian peralatan I/O dimana ketika sinyal input dari peralatan input ON, maka tanggapan ini secara normal menyalakan sinyal output ke beberapa jenis peralatan output . Bagian lain yang tidak kalah pentingnya adalah programmer yang mengontrol atau mengatur jalannya program PLC. Hubungan antara bagian-bagian PLC di tunjukan oleh gambar di bawah ini.

Gambar II.11 Sistem layout dan skema PLC [5]

PLC merupakan suatu CPU sama seperti komputer, sehingga unutuk mengoprasikannya diperlukan suatu bahasa pemogramman. Pada pemograman PLC terdapat dua bahasa pemogramman, yaitu ladder diagram dan kode mnemonic .

Gambar II.12 Terminal Input/ Output PLC [5]

Keterangan :

1. Blok power suplai, ground dan input terminal.

2. Blok eksternal power suplai dan output terminal.

3. Peripheral USB Port untuk menghubungkan dengan komputer dan komputer dapat digunakan untuk memprogram dan memonitoring.

4. Operation indicator, mengindikasikan status operasi dari PLC termasuk power status, mode operasi, errors, dan komunikasi USB.

5. Baterai untuk mempertahankan internal clock dan isi RAM ketika suplai OFF.

6. Input Indicator, menyala jika kontak terminal input kondisi menyala.

7. Output Indicator, menyala jika kontak terminal output kondisi menyala.

8. Expansion I/O unit connector, digunakan untuk menambah input/output PLC.

9. Option board slot, digunakan untuk menginstal RS-232C

II.10.4 Inverter / Motor Drive AC 3 Fasa

Inverter adalah sebuah perangkat peubah listrik yang dikenal memiliki kemampuan untuk merubah listrik bertegangan DC menjadi listrik bertegangan AC dengan nilai frekuensi yang dapat diatur. Inverter pada umumnya digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor AC. Selain untuk mengendalikan kecepatan motor AC, inverter juga digunakan sebagai catu daya AC, dan berbagai macam kebutuhan lainnya.

Gambar II.13 Rangkaian Pengendali Kecepatan Motor AC

Struktur inverter memperlihatkan bahwa inverter dengan transistor yang menghasilkan daya dengan arus bolak-balik (AC) dengan frekuensi dari sumber komersial yaitu (50Hz atau 60Hz). Sirkuit inverter terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama sebuah sirkuit yang terbentuk dari sirkuit converter (yang mengubah sumber AC komersial menjadi arus searah (DC) dan menghilangkan riak (ripple) pada out-put DC. Bagian kedua adalah sirkuit inverter yang Struktur inverter memperlihatkan bahwa inverter dengan transistor yang menghasilkan daya dengan arus bolak-balik (AC) dengan frekuensi dari sumber komersial yaitu (50Hz atau 60Hz). Sirkuit inverter terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama sebuah sirkuit yang terbentuk dari sirkuit converter (yang mengubah sumber AC komersial menjadi arus searah (DC) dan menghilangkan riak (ripple) pada out-put DC. Bagian kedua adalah sirkuit inverter yang

Cara kerja inverter adalah, pertama input inverter adalah AC 50 Hz, lalu dirubah ke DC, kemudian difilter, setelah itu diubah lagi ke AC tetapi frekuensinya tidak lagi 50 Hz. Tetapi besarnya dapat diatur sesuai keinginan. Dengan demikian frekuensi keluaran ini akan berpengaruh terhadap putaran motor, seperti yang diperlihatkan pada persamaan (2.3).

n = 120 × f ÷ p ……..(2.3)

dimana: n = jumlah putaran, dalam satuan rpm

f = frekuensi, dalam satuan Hz p = jumlah kutub

II.10.5 Sistem Aktuator Pneumatik

Perkataan pneumatik berasal bahasa Yunani “ pneuma ” yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh

udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.

Sistem pneumatik terdiri dari komponen sebagai berikut :

1. Katup Solenoid (Solenoid Valve)

Katup Solenoid adalah kombinasi dari dua unit fungsional: solenoid (elektromagnet) dengan inti atau plungernya dan badan katup (valve) yang berisi lubang mulut pada tempat piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengizinkan aliran.

Gambar II.14 Torak Silinder Pneumatik Keluar saat Solenoid diberi Daya [6]

Gambar II.15 Silinder Pneumatik Masuk saat Solenoid tidak diberi Daya [6]

Gambar II.16 Simbol Katup Selenoid 5/2 [6]

2. Silinder Pneumatik Komponen kerja sistem pneumatik berfungsi untuk mengubah tekanan udara menjadi kerja.

a. Silinder Kerja Tunggal (Single Acting Cylinder) Silinder kerja tunggal (single acting cylinders) hanya bisa diberikan gaya pada satu arah, dan hanya mempunyai satu saluran masuk.

Gambar II.17 Silinder kerja tunggal dan simbol [6]

b. Silinder Kerja Ganda (Double Acting Cylinders) Silinder kerja ganda (double acting cylinders) digunakan apabila torak diperlukan untuk melakukan kerja bukan hanya gerakan maju, tetapi juga untuk gerakan mundur.

Gambar II.18 Silinder Kerja Ganda dan Symbol [6]

Jenis silinder dengan aksi ganda (Double Acting Cylinder). Keuntungan yang dapat diperoleh dari silinder kerja ganda yaitu bisa diatur kecepatan pada kedua arah gerakan batang pistonnya.

II.10.6 Jenis-Jenis Perawatan

Maintenance atau perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

1. Sistim pemeliharaan sesudah rusak ( breakdown maintenance ) Tujuan pemakaian metode ini adalah untuk mendapatkan penghematan waktu dan biaya dan perbaikan dilakukan pada keadaan yang benar-benar perlu. Pada pemeliharaan sistim ini pekerja-pekerja pemeliharaan hanya akan bekerja setelah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan. Jika kita memakai sistim ini kerusakan mesin atau equipment akan terjadi berkali kali dan frekuensi kerusakannya hampir sama saja setiap tahunnya. Artinya beberapa mesin atau equipment pada pabrik tersebut ada yang sering diperbaiki. Pada pabrik yang beroperasi secara terus menerus, dianjurkan untuk menyediakan cadangan mesin ( stand by machine ) bagi mesin-mesin yang vital. Sebagai tambahan, sistim ini untuk pembongkaran mesin-mesin pabrik tahunan tidak dipakai karena pada saat dilakukannya penyetelan dan perbaikan mesin, unit- unit mesin cadanganlah yang dipakai.

2. Sistim Pemeliharaan Rutin ( preventive maintenance ) Tipe pemeriksaan dan perbaikan preventive ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk

perbaikan dan faktor-faktor lainnya. Biaya perbaikan dan lamanya mesin/peralatan tidak beroperasi dapat diminimalkan dibandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan setelah mesin itu rusak total. Sistim pemeliharaan mesin meliputi rencana inspeksi dan perbaikan secara periodik. Biaya pembuatan atau modal awal dapat dikurangi bila bagian pemeliharaan dapat memberikan informasi-informasi yang baik tentang masalah-masalah servis mesin/peralatan, pemasangan unit-unit cadangan dapat dibuat optimal. Selanjutnya dilakukan standarisasi jenis mesin dan supplier dan juga meningkatkan mutu barang tanpa menambah biaya hingga modal dapat dihemat dan juga biaya-biaya pemeliharaan selanjutnya.

3. Sistim Pemeliharaan Ulang ( corrective maintenance ). Hal yang dilakukan dalam kegiatan pemeliharaan ulang umumnya terjadi pada peralatan atau mesin yang telah lama beroperasi, misalnya setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik, dari data inspeksi yang telah dilakukan akan diketahui umur serta biaya dari masing-masing peralatan, kemudian dapat ditentukan prioritas unit yang harus segera diperbaiki. Ini akan menjadikan prosedur perbaikan yang baik untuk dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk pekerjaan pemeliharaan rutin. Umumnya jika proses pemeliharaan ulang telah berjalan baik, maka tidak diperlukan mesin atau peralatan cadangan karena kondisi masing-masing mesin/peralatan sudah lebih terjamin.