ADIL DALAM AL-QUR’AN : KAJIAN TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAYLI.

ADIL DALAM AL-QUR’AN
(KAJIAN TAFSI<
R AL-MUNI<
R KARYA WAHBAH AL-ZUH{AYLI<
)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Tafsir Hadis
Konsentrasi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:
Avif Alfiyah
NIM: F0.5.2.12.077

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
 
 


 

 

ABSTRAK
Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang tinggi dalam
sistem perundang-undangannya. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa banyak
ayat-ayat yang menjelaskan dan memerintahkan untuk berbuat adil dalam segala
aspek kehidupan manusia. Wahbah al-Zuh}ayli>merupakan seorang ulama’ ahli
fiqh yang berusaha menguraikan ayat al-Qur’an dengan sumber, cara dan metode
r al-Muni>
r yang terdiri dari 17
yang dapat diterima di kalangan masyarakat. Tafsi>
jilid merupakan Tafsir kontemporer, yang disusun dengan gaya bahasa yang
mudah dicerna dan difahami dan disertai dengan analisis yang relevan untuk
menjawab pertanyaan yang muncul pada masa sekarang dan menjawab
kegelisahan tentang keadaan zaman di mana kecenderungan pada gaya hidup
masyarakat yang semakin menjauh dari al-Qur’an.
Dari situ bisa diketahui keadaan masyarakat sekarang ini yang terkadang

belum begitu paham dengan makna adil secara komprehensif. Oleh karena itu
penulis mempunyai rumusan masalah dalam tesis ini, yaitu bagaimana makna
adil dalam al-Qur’an dan bagaimana metode dan aliran tafsir al-Muni>
r, serta
r al-muni>
r karya Wahbah al-Zuh}ayli>
.
bagaimana makna adil dalam kitab al-tafsi>

r al-Muni>
r menjadi
Dengan menggunakan metode kualitatif, kitab al-tafsi>
sumber pokok dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan yang detail terkait dengan persoalan adil dalam al-tafsi>
r al-Muni>
r
yang menjadi sorotan utama di dalamnya. Sehingga dari kesimpulan yang
didapat pada penelitian ini bisa menjadi pandangan bagi umat dalam menyikapi
masalah konsep adil dan prakteknya dalam masyarakat.
Adil dalam al-Qur’an adalah bermakna seimbang, sama, memberikan

sesuatu kepada yang berhak (proposional). Metode yang dipakai Wahbah aln (segi sumber penafsiran),
Zuh{ayli>dalam tafsirnya adalah metode bi al-iqtira>
tafs}i>
li>(segi keluasan penafsiran), tah}li>
li>(segi susunan penafsiran), muqa>
rin (segi
, adabi>
, dan ijtima>
‘i>
.
cara penafsiran), dan corak tafsirnya yaitu fiqhi>
Menurut Wahbah al-Zuh}ayli>makna adil secara umum mengarah kepada arti
proposional, tetapi ada makna lain di antaranya adalah al-tawa>
zun (seimbang),
al-musa>
wah (sama), al-ins}a>
f dan al-wast}(moderat), dan al-mayl (condong atau
kecenderungan). Praktek keadilan bisa dilakukan dalam berbagai aspek, seperti
dalam memutuskan perkara atau hukum, persaksian bermu’amalah (pinjaman,
sewaan, temuan, dan lain-lain), persaksian wasiat, pernikahan atau perceraian.

Dalam hal ini, makna adil bisa direalisasikan menurut kondisi masyarakat agar
tercipta kerukunan, dan kenyamanan. Konsep adil harus dijunjung dan dilakukan
karena menjadi jembatan untuk menambah nilai ketaqwaan kita kepada Allah.
Penulis berharap tesis ini bisa memberikan kontribusi buat para pembaca
secara umum, dan penulis secara khususnya dan juga memberikan pemahaman
yang mendalam dan pengetahuan yang baru tentang konsep adil.

vii 
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

 

 

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM …………………….…………...…………………………..... i
PERNYATAAN KEASLIAN ……………..………………...………………….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………….…………………...……….... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ……………….……………………………..... iv
PEDOMAN TRANSLITERASI …………....…………………….…………...… v
MOTTO ……………………………………….…….……………….................. vi
ABSTRAK ……………………………………………….……….…………..... vii
UCAPAN TERIMA KASIH …………………………………..…………….... viii
DAFTAR ISI …………………………………………………….….................... xi
BAB I

: PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang …………………………………………………………..... 1

B.

Identifikasi dan Batasan Masalah ………………...……………………… 7

C.


Rumusan Masalah ……………………………...………...…...…………... 8

D.

Tujuan Penelitian ………………………………………...……………….. 9

E.

Kegunaan Penelitian ………………...……………………………………. 9

F.

Kerangka Teoritik ……………………………………………………..… 10

G.

Penelitian Terdahulu …………………………………………………….. 12

H.


Metode Penelitian ………………………...……………………………... 13

I.

Sistematika Pembahasan ……………………………...………………… 17

xi 
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

 

 

BAB II

: ADIL DALAM AL-QUR’AN

A.


Adil dalam Artian Umum ………………………………...……………... 21

B.

Makna Kata al-‘Adl dalam al-Qur’an ………………………………….... 24

C.

Term Kata al-‘Adl dalam al-Qur’an …………………………...……..…. 30

D.

Sinonim Kata al-‘Adl ……………………………………………………. 31

E.

Sisi Keadilan dalam Ajaran Islam ……………………...……………..… 39

F.


Hikmah Adil dalam Kehidupan Masyarakat ………………...………….. 43

BAB III
A.

B.

: WAHBAH AL-ZUH{AYLI
1.

Kelahiran, Latar Belakang Keluarga ………………….……………. 45

2.

Pendidikan dan Karir ……………….…………………………...….. 45

3.

Guru-gurunya ……………….…………………………………….… 48


4.

Madzhab ……………………….………………………………….… 49

5.

Karya-karyanya …………….……………………………...……..… 50

Tafsir al-Muni>
r fi>al-‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah wa al-Manhaj
1.

Latar Belakang Penulisan Tafsir ………………...……………….… 54

2.

Metode dan Corak Penafsiran Wahbah al-Zuh}ayli>…………...….… 57


3.

Sistematika Penulisan Tafsir al-Muni>
r ………..…………….......…. 68

4.

r …………...………….…. 70
Komentar Ulama tentang Tafsir al-Muni>

5.

Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Muni>
r ……………...…….…... 71

6.

Contoh Penafsiran Wahbah al-Zuh}ayli>………………..……….…... 72

xii 
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

 

 

BAB 1V

: ADIL DALAM TAFSIR AL-MUNI<
R KARYA WAHBAH AL-

ZUH{AYLI<
A.

B.

Adil dalam tafsir al-Muni>
r karya Wahbah al-Zuh}ayli>…………..…...…. 75
1.

Adil bermakna al-Musa>
wah (persamaan) ……………….….…..….. 75

2.

f dan al-Wast}(moderat) ………….………… 94
Adil bermakna al-Ins{a>

3.

Adil bermakna al-Tawa>
zun (seimbang) ……………….………….. 102

4.

Adil bermakna proposional …………………….…………………. 104

5.

Adil bermakna al-Mayl (condong atau kecenderungan) ……….…. 131

Macam-Macam Adil
1.

Menurut Sasaran Obyek ……………………….………………….. 134

2.

Menurut Keadaan atau Hal ………………….……………….….... 137

BAB V

: PENUTUP

A.

Kesimpulan ……………………………...……………………………... 139

B.

Saran-saran …………………...…………………………………..……. 141

DAFTAR PUSTAKA ……………………...……………………………….. 142
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………...…………………………. 147

xiii 
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

 
 
 

 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an1 sebagai teks (nas{) yang terbatas harus selalu didialogkan dengan
perkembangan problem sosial kemanusiaan yang dihadapi umat Islam sebagai
konteks (waqa>
i‘) yang tak terbatas. Hal ini merupakan tuntutan dari pandangan
bahwa al-Qur’a>
n s}a>
lih}un li kulli zama>
n wa maka>
n, al-Qur’an selalu cocok dalam
setiap waktu dan tempat. Kegiatan penafsiran terhadap al-Qur’an pun tidak
pernah dan tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun. Hal ini terbukti dengan
munculnya beragam karya tafsir (madha>
hib al-tafsi>
r) dengan ragam metode dan
pendekatan, serta corak dan warna yang berbeda-beda. Dari zaman ke zaman
selalu muncul tafsir al-Qur’an yang memiliki karakteristik yang berbeda sesuai
dengan kecenderungan yang ada.2
Keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan al-Qur’an sebagai teks
yang terbatas dengan problem sosial kemanusiaan yang tak terbatas merupakan
spirit tersendiri bagi dinamika kajian tafsir al-Qur’an.3 Tafsir sendiri bermakna
ilmu yang membahas keadaan al-Qur’an dari segi tujuan Allah (dalam ayat-ayatNya), dan dari segi kemukjizatannya, dengan kadar kemampuan manusia yang
                                                            

  Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan lafadh/lisan Arab, ditulis dalam mushaf, dinilai ibadah jika orang membacanya,
diturunkan secara berangsur-angsur yang dimulai dari surat al-Fa>
t ih{ah dan diakhiri dengan surat
al-Na>
s. lihat selengkapnya di Wahbah al-Zuh{ayli>
, al-Tafsi>
r al-Muni>
r fi>al-‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah
r al-Fikr, 2011), 15.
wa al-Manhaj juz 1 jilid 1 (Damaskus: Da>
2
M.Yusron, dkk. Studi Kitab Tafsir (Yogyakarta: TH-Press, 2006), v.
3
Abdul Mustaqim. Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: Lkis, 2011), 1.
1

 
 



 

memahaminya. Fungsi dari tafsir adalah sebagai penjelas dari al-Qur’an,
terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu
adanya penjelasan lebih lanjut, supaya Al-Qur’an dapat dicerna oleh seluruh
kalangan dan dijadikan rujukan dan panduan dalam kehidupan.
Model penafsiran seorang mufassir lazimnya dilatarbelakangi keilmuan yang
dikuasainya, walaupun ada sebagian mufassir yang menulis tafsir dari latar
belakang yang berbeda dari basic keilmuan yang dimilikinya. Wahbah al-Zuh}ayli>
seorang ahli Fiqh yang berusaha menguraikan ayat-ayat al-Qur’an, dengan
sumber, metode, corak, dan karakteristik yang khas. Ia dilahirkan pada 1351
H/1932 M, di daerah Da>
r ‘A<
t }iyah, Damaskus. Ia adalah putra dari syekh Mus}t}afa>
al-Zuh}ayli>
, seorang petani sederhana yang hafal al-Qur’an.4
Wahbah al-Zuh{ayli>merupakan seorang tokoh ulama fiqh abad ke-20 yang


terkenal dari Syuria. Namanya sebaris dengan tokoh-tokoh tafsir dan Fuqaha>
yang telah berjasa dalam dunia keilmuan Islam abad ke-20, seperti T{a>
hir Ibn
‘Ashu>
r yang mengarang tafsir al-Tah{ri>
r wa al-Tanwi>
r, Sa‘i>
d Hawwa dalam Asas

l al-Qur’a>
n. Sementara dari segi
fi>al-Tafsi>
r, Sayyid Qut}b dalam tafsir fi>Z{ila>
fuqaha>
’, namanya sebaris dengan Muh}ammad Abu>Zahrah, Mah}mu>
d Shalt}u>
t },
‘Abdul Ghani, dan sebagainya.5

                                                            
Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir al-Qur’an. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, tth),

4

174.
5
Moh. Rumaizuddin Ghazali, Wahbah Al-Zuh}ayli>: Mufassir dan Ahli Fiqh Terkenal Abad ini,
http://www.abim.org.my/minda_madani/userinfo.php?uid=4, diakses pada 25 januari 2014.

 



 

Sebagaimana diketahui, Wahbah merupakan ulama’ kontemporer yang ahli
dalam bidang fiqh. Karya-karyanya sangat banyak dan popular. Dalam penjelasan
tafsirnya, ia menegaskan tidak akan membatasi diri hanya pada persoalan
perbedaan hukum seputar fiqih, akan tetapi ia juga menjelaskan hukum-hukum
sebab kandungan al-Qur’an mencakup banyak aspek. Diantaranya aspek aqidah,
akhlak, tata pergaulan, pedoman hidup, dan juga keutamaan-keutamaan ayatayat al-Qur’an lain yang dapat dipetik sebagai penjelasan, penegasan, dan isyarat
bagi pembangunan kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik dan juga bagi
kehidupan individu setiap manusia dalam segala bidang.6

Al-Tafsi>
r al-Muni>
r: fi>al-‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah wa al-Manhaj adalah nama
lengkap salah satu kitab tafsir karangan Wahbah al-Zuh}ayli>
. Tafsir ini menjadi
sumber primer dari penelitian kami. Tafsir ini terdiri dari 17 jilid besar, yang
masing-masing terdiri dari dua juz. Untuk pertama kali, kitab ini diterbitkan
pada tahun 1991 oleh Da>
r al-Fikr, Damaskus.

r adalah untuk memudahkan para pengkaji
Tujuan penulisan tafsir al-Muni>
ilmu ke-Islaman, Wahbah menjelaskan dalam muqaddimah tafsirnya:
“Tujuan utama dalam pemakalahan kitab ini adalah mengikat umat
Islam dengan al-Qur’an yang merupakan firman Allah dengan ikatan
yang kuat dan ilmiah. Sebab, al-Qur’an adalah pedoman dan aturan
yang harus ditaati dalam kehidupan manusia. Konsen saya dalam kitab
ini bukan untuk menjelaskan permaslahan khilafiyah dalam bidang
fikih, sebagaimana dikemukakan para pakar fikih, akan tetapi ingin
menjelaskan hukum yang dapat diambil dari ayat al-Qur’an dengan
maknanya yang lebih luas. Hal ini akan lebih dapat diterima dari
sekedar menyajikan maknanya secara umum. Sebab al-Qur’an
mengandung aspek aqidah, akhlak, manhaj, dan pedoman umun serta
                                                            
6
Wahbah al-Zuh{ayli>
, al-Tafsi>
r al-Muni>
r juz I jilid I ………………, 11.

 



 

faedah-faedah yang dapat dipetik dari ayat-ayat-Nya. Sehingga setiap
penjelasan, penegasan, dan isyarat ilmu pengetahuan yang terekam di
dalamnya menjadi instrumen pembangunan kehidupan sosial yang lebih
baik dan maju bagi masyarakat modern secara umum saat ini atau
untuk kehidupan individual bagi setiap manusia.”7

ffah) karena Islam mempunyai
Islam adalah agama yang komprehensif (ka>
konsep yang mendasar dalam kehidupan manusia. Konsep itu adalah aturan
tentang hubungan manusia dengan Allah (h{ablun min Alla>
h), hubungan manusia
dengan manusia (h{ablun min al-na>
s), dan hubungan manusia dengan lingkungan.
Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam dan menjadi pendobrak
ketidakadilan sosial, dan ekonomi.
Ajaran moral al-Qur’an itu merupakan bentuk reformasi sosial Islam
mengenai keadilan yang pada dasarnya berusaha meningkatkan posisi dan
memperkuat kondisi kaum lemah agar menjadi lebih baik. Pentingnya keadilan
dalam pandangan Islam dapat dilihat dari pencapaian ketaqwaan dengan
menegakan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam al-Qur’an, ada banyak ayat suci membicarakan mengenai keadilan,
sebagai salah satu dari asma>
’ al-h}usna>Allah dan perintah kepada Rasulullah
untuk berbuat adil dalam menyikapi semua umat yang muslim maupun yang
kafir. Begitu juga perintah untuk berbuat adil kepada masyarakat dalam segala
urusan. Keadilan yang ditawarkan Islam tidak tertuju kepada golongan pemimpin
saja tetapi semua lapisan masyarakat Islam yang terdiri dari suami isteri, penjual
dan pembeli, sesama Muslim dan antara pemimpin dengan rakyatnya.
                                                            
7
Wahbah al-Zuhayli>
, Tafsi>
r al-Muni>
r juz I jilid I…………………., 6.

 



 

Al-Qur’an yang di turunkan oleh Allah SWT telah menanamkan dasar
keadilan dalam masyarakat muslim. Hal ini mengaitkan terealisasinya keadilan
dengan Allah. Dia yang memerintahkan untuk berbuat adil dan yang mengawasi
pelaksanaannya dalam kehidupan nyata, Dia yang memberi pahala bagi yang
melaksanakannya, dan memberikan siksaan bagi yang mengabaikannya. Islam
memerintahkan umatnya untuk berbuat adil dengan orang mereka cintai dan
orang yang mereka benci.
Dalam penelitian ini, penulis ingin menguak makna adil secara umum, karena
mayoritas masyarakat menganggap adil adalah sama atau seimbang, padahal adil
mempunyai makna yang banyak, tergantung dari konteks ayat dan social pada
saat itu. Dalam kasus poligami, penulis berpendapat bahwasannya adil dalam
memberikan hak kepada semua istrinya adalah bukan dengan cara membagi harta
yang sama, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari istri dan anakanaknya. Jadi adil bukan berarti sama atau seimbang.
Di dalam al-Qur’an kata al-‘adl (‫ )العدل‬disebutkan sebanyak 28 kali, yaitu:8
a. Term ‘adala terdapat dalam surat al-Infit}a>
r ayat 7
b. Term ta‘dilu terdapat dalam surat al-An‘a>
m ayat 70.
c. Term ta‘dilu>terdapat dalam surat al-Nisa>
’ ayat 3, 129, dan 135. al-Ma>
’idah
ayat 8.
                                                            
8
Muh}ammad Fu’a>
d ‘Abd al-Ba>
qi>
, al-Mu‘jam al-Mufahrash li Alfa>
z}al-Qur’a>
n al-Kari>
m (Beirut:
Da>
r al-Fikr, 1994), 550-551. ‘Alami>Za>
dah Fayd{ulla>
h ibn Mu>
sa>al-H{asani>al-Maqdisi>
, Fath}alRah}ma>
n li T{a>
lib A<
ya>
t al-Qur’a>
n (Beiru>
t : Da>
r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2012), 486-487.

 



 

n terdapat dalam surat al-An‘a>
m ayat 1, dan 150. al-A‘ra>
f ayat
d. Term ya‘dilu>
159 dan 181. al-Naml ayat 60.
e. Term a‘dila terdapat dalam surat al-Shu>
ra>ayat 15.
’idah 8, al-An‘a>
m ayat 152.
f. Term i‘dilu>terdapat dalam surat al-Ma>
g. Term ‘adl terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 48, 123, 282 (dua kali), alNisa>
’ ayat 58, al-Ma>
’idah ayat 95 (dua kali) dan 106, al-An‘a>
m ayat 70 dan
115, al-Nah}l ayat 76 dan 90, al-H{ujura>
t ayat 9, dan al-T{ala>
q ayat 2.

Dan untuk derivasinya akan kami sebutkan pada bab selanjutnya, seperti kata

al-qist}, al-wazn, dan lainnya yang mempunyai makna hampir sama dengan adil.
Adapun salah satu contoh penafsiran Wahbah al-Zuh}ayli>tentang ayat keadilan:

ِ
ِ
ٍ ‫َواﺗﱠـ ُﻘﻮا َـ ْﻮً ﺎ َﻻ َْﲡ ِﺰي َـ ْﻔﺲ َﻋ ْ ـَ ْﻔ‬
َ ‫ﺲ َﺷْﺌًﺎ َوَﻻ ـُ ْﻘﺒَ ُﻞ ْـ َﻬﺎ َﺷ َﻔ‬
ْ ُ ‫ﺎﻋﺔٌ َوَﻻ ـُ ْﺆ َﺧ ُﺬ ْـ َﻬﺎ َﻋ ْﺪ ٌل َوَﻻ‬
ٌ
  (٤٨) ‫ﺼُﺮو َن‬
َ ُْ‫ـ‬
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang
tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak
diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.”
(QS. Al-Baqarah: 48).9
Pada ayat tersebut Wahbah al-Zuh}yli>menafsiri kata ‘adl dengan balasan dan
pertolongan, ayat ini memberikan pengertian tentang penerapan konsep adil
dalam perbuatan, yang menceritakan tentang orang yahudi atau kafir, kelak di
akhirat ia tidak akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad dan tidak
mendapatkan balasan dan tidak pula mendapat pertolongan. Apa yang dilakukan
                                                            
 Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemah…………, 8. 

9

 



 

selama di dunia itulah yang akan ia dapatkan balasannya di akhirat. Karena
setiap hamba Allah pasti mempertanggungjawabkan apa yang dilakukanya
selama di dunia. Allah maha adil, Ia tidak akan berbuat dzolim. Oleh karena itu
balasan terhadap orang kafir maupun muslim merupakan salah satu wujud dari
sifat adil yang dimilik oleh Allah.10

Dengan melihat salah satu penafsiran beliau, bisa diketahai bahwa adil tidak
hanya bermakna sama, seimbang, ataupun tidak dzalim, tetapi maknanya bisa
berkembang lebih luas. beliau juga membagi adil dalam beberapa segi, baik dari
sisi hukum, kemasyarakatan, dan yang lain.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Penulis mengidentifikasi beberapa hal yang dapat dibahas dalam tesis ini.
Dimulai dengan biografi Wahbah al-Zuh}ayli>dan Tafsi>
r al-Muni>
r fi>al-‘Aqi>
dah wa

al-Shari>
‘ah wa al-Manhaj serta adil dalam tinjauan umum dan dalam pandangan
Wahbah al-Zuh{ayli>dalam kitab tafsirnya al-Muni>
r. Penulis membatasi penelitian
terhadap ayat-ayat mengenai Adil dalam al-Qur’an (Kajian Tafsi>
r al-Muni>
r fi>al)
‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuh{ayli>
Keadilan dalam penelitian ini adalah gambaran umum yang menunjuk kepada
makna dan hakikat yang terkandung dalam keadilan. Sementara yang dimaksud
dengan perspektif al-Qur’an adalah pandangan dan wawasan al-Qur’an yang
dalam hal ini diartikan sama dengan informasi dan penjelasan yang diberikan
                                                            
10
 Wahbah al-Zuh{ayli>
, al-Tafsi>
r al-Muni>
r juz I jilid I…………., 156.

 



 

oleh al-Qur’an sebagai Kitab suci umat Islam yang diyakini sebagai Kalam Allah
yang bertujuan memberi bimbingan (hidayah) kepada umat manusia.
Kajian dan studi yang dilakukan untuk memahami kandungan al-Qur’an
adalah bagian dari perintah Allah Swt atas dasar asumsi bahwa al-Qur’an
merupakan bagian dari sumber informasi Ilahi yang lengkap dan sempurna dan
bersifat universal.
Penulis berupaya menangkap makna keadilan yang terdapat dalam al-Qur’an
dalam batas upaya merumuskan nilai-nilai instrumental, yang pada giliranya
akan dilanjutkan dalam penelitian berikutnya dengan merumuskan nilai
operasional yang dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan.
C. Rumusan Masalah
Karena objek material penelitian ini sepenuhnya adalah al-Qur’an, maka
pembahasan akan fokus pada tema keadilan dalam ayat-ayat al-Qur’an,

r al-muni>
r, sehingga masalah pokok yang akan
khususnya dalam kitab tafsi>
dibahas sebagai kajian utama adalah sejauh manakah makna-makna keadilan
dalam perspektif al-Qur’an disertai dengan derivasinya.
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
pokok bahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana makna adil dalam al-Qur’an?

r al-Muni>
r?
2. Bagaimana metode dan aliran kitab tafsi>
3. Bagaimana makna adil dalam kitab tafsi>
r al-Muni>
r karya Wahbah al-Zuh}ayli>
>
?

 



 

D. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas, di antaranya:
1. Untuk mengetahui makna adil dalam al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui metode dan aliran tafsi>
r al-Muni>
r
3. Untuk mengetahui makna adil dalam kitab tafsi>
r al-Muni>
r karya
Wahbah al-Zuh}ayli>
>
.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengkaji

‘Ulu>
m al-Qur’a>
n, ilmu tafsir dan bagi seluruh umat muslim pada umumnya.
Adapun beberapa manfaat yang diharap dapat diambil adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah keilmuwan khususnya
dalam kajian tafsir, sehingga memberikan kejelasan kepada siapapun yang ingin
mengetahui tentang hubungan dari beberapa ayat dari berbagai surat sehingga
tidak menimbulkan adanya pertentangan atau bertolak belakang di dalamnya.
2. Manfaat Praktis
Mengetahui tentang salah satu sosok tokoh penafsir kontemporer dan juga
mengetahui tentang makna adil disertai dengan derivasi dan prakteknya dalam
kehidupan di masyarakat. pemahaman tentang makna keadilan dalam Al-Qur’an
menjadi sangat penting. Kajian tentang konsep keadilan bukan saja berpengaruh

 

10 

 

terhadap sikap batin dan pandangan hidup manusia, melainkan juga akan
melahirkan sikap-sikap formal dalam perilaku yang lebih bermakna.
F. Kerangka Teoritik
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua kerangka teoritik, yaitu
pengertian adil dan teori tafsir al-Qur’an.
1. Adil
Secara bahasa adil dari kalimat “adala-ya’dilu, yang artinya sama. Sedangkan
arti adil secara istilah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau berbuat
sesuatu yang tidak ada unsur dzalim di dalamnya. Pengertian adil dalam alQur’an tidak hanya menggunakan lafadh al-adl tapi juga menggunakan kata al-

qist},al-wazn dan sebagainya.11
Dalam penelitian ini, penulis akan mengupas klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an
yang menjelaskan tema adil, diantaranya mengenai makna adil dalam al-Qur’an,
dan membahas term-term keadilan dalam Al-Qur’an, dari kata-kata yang secara
langsung membawa makna keadilan, yaitu al-‘adl, al-qisth, al-wazn dan al-wasth
dan semua derivasinya. Perubahan bentuk kata dibahas sedemikian rupa, karena
ia akan menawarkan dan membawa makna-makna yang akan memperkaya arti
keadilan dan juga penafsiran Wahbah al-Zuhayli>
.

                                                            
11

Muh}ammad ibn Mukrim ibn Madz}u>
r al-Afri>
qi>
, Lisa>
n al-‘Arab juz XI (CD ROM al-Maktabah alSha>
milah: Global Islamic Software, 1991-1997), 430. M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi al-Qur’an
Tafsir Sosial berdasarkan Konsep Kunci-Kunci (Jakarta: Paramadina, cet II, 2002), 369.

 

11 

 

2. Tafsi>
r al-Muni>
r karya Wahbah al-Zuhayli>

l”, berasal dari akar kata alTafsir secara bahasa mengikuti wazn “taf’i>
fasr (fa, sa, ra) yang berarti penjelaskan, penyingkapan dan penampakkan atau
penerangkan makna yang abstrak. Kata kerjanya mengikuti wazn “d}araba -

yad}ribu - d}arban“ dan “nas}ara - yans}uru - nas}ran”. Dikatakan “fasara – yafsiru
dan yafsuru – fasran”,

kata

kerjanya

“fasarahu”,

artinya

“aba>
nahu”

r dan al-fasr mempunyai arti penjelasan dan
(menjelaskannya). Kata al-tafsi>
penyingkapan yang tertutup. Dalam Lisa<
n al-‘Arab dinyatakan, bahwa kata “al-

fasr” berarti penyingkapan yang tertutup, sedangkan kata “al-tafsi>
r” berarti
penyingkapan maksud sesuatu lafazh yang mushkil dan pelik.12
Para ulama’ berpendapat, bahwa tafsir adalah penjelasan tentang arti atau
maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufassir).13
tafsir juga menjelaskan makna serta megeluarkan hukum dan hikmahnya.14 Usaha
untuk memahami dan menafsirkan al-Qur’an terus menerus berkembang pada
generasi-generasi selanjutnya, sehingga melahirkan karya baik dari mufassir
kalsik hingga mufassir kontemporer, dengan berbagai macam kecenderungan
metode dan corak dari masing-masing mufassir.

                                                            
12
Manna>
’ Khali>
l al-Qat}t}a>
n, Maba>
hi}th fi>‘Ulu>
m al-Qur’a>
n (Surabaya: al-Hida>
yah, 1973), 323-324.
13
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung: Mizan, 1999). 75.
14
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Dasar-dasar Penafsiran al-Qur’an terj. H. Agil Husin alMunawwar dan Ahmad Rifqi Mukhtar (Semarang: Dimas Utama, t.th), 18-20. Lihat juga
Muhammad Chirzin, al-Qur’an & Ulumul Qur’an (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), 5.

 

12 

 

G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengkaji mengenai seorang tokoh dan pemikiran Wahbah alZuh}ayli> banyak dilakukan, termasuk tentang biografi Wahbah al-Zuh{ayli>
.
Penelitian mengenai tafsirnya “al-Muni>
r” juga sudah banyak dikaji, tetapi
penelitian yang fokus terhadap keadilan dalam tafsirnya belum penulis temukan.
Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada special research mengenai
penafsiran Wahbah al-Zuh{ayli> tentang ayat-ayat keadilan. Penulis hanya
menemukan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi yang berjudul konsep
adil dalam al-Qur’an menurut Quraish Shihab.
Persamaannya adalah tentang pembahasan biografi Wahbah al-Zuh{ayli>
, atau
tentang konsep adil secara umum. Sedangkan perbedaannya adalah makna
khusus dari Wahbah al-Zuh{ayli>tentang konsep adil. Menurut Qurais Shihab adil
dimaknai dengan persamaan antara kedua belah pihak.

r al-Muni>
r adil dimaknai dengan menempatkan sesuatu
Dalam kitab tafsi>
kepada yang lebih berhak meskipun tidak harus sama yang disertai dengan
adanya dalil hukum yang berlaku di masyarakat. Itulah yang membedakan
dengan penelitian ini.
Dari penjelasan yang penulis sebutkan di atas, disimpulkan bahwa belum ada
penelitian yang membahas tentang adil dalam tafsir al-Muni>
r karya Wahbah alZuh}ayli>
.

 

13 

 

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam istilah penelitian dikenal ada 2 metode. Yaitu metode kuantitatif
(eksperimen) dan metode kualitatif. Sebagai suatu istilah penelitian,
kualitatif digunakan oleh banyak peneliti dengan menggunakan suatu
pendekatan tertentu yang bertujuan memproduk pengetahuan. Telah ada
pengertian konvensional bahwa data kualitatif tidak berupa angka-angka
melainkan berupa data-data.15
Penelitian yang penulis lakukan adalah bersifat kualitatif, model
penelitiannya termasuk kategori studi pustaka (Library Research) dengan
objek berupa beberapa naskah, baik dari buku-buku, jurnal, artikel ataupun
literatur lainnya yang berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Ide
besar yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah adil dalam al-Qur’an
dalam kajian tafsir al-Muni>
r karya Wahbah al-Zuh}ayli>
.
2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:
a. Sumber yang bersifat primer, yaitu: kitab tafsir karangan Wahbah alZuhayli, yaitu Tafsi>
r al-Muni>
r fi al-‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah wa al-Manhaj.

                                                            
15
Khoizin Afandi, Langkah Praktis Merancang Proposal (Surabaya: Pustakamas, 2011), 87.

 

14 

 

b. Sumber data yang bersifat sekunder, di sini penulis menggunakan
sebagian kitab yang dipakai oleh Wahbah al-Zuh{ayli>
, baik dalam bidang
tafsir, hadis, sejarah, dan sebagainya.
Adapun sumber yang dipakai Wahbah al-Zuh{ayli>dalam kitab tafsir al-

Muni>
r adalah sebagai berikut:
1) Bidang Tafsir, seperti:

Ah}ka>
m al-Qur’a>
n karya Ibn al-‘Arabi>
. Ah}ka>
m al-Qur’a>
n karya alJas}s}a>
s}. Al-Kashsha>
f karya Ima>
m al-Zamakhshari>
. Al-Manna>
r karya
Muh{ammad ‘Abduh dan Rashi>
d Rid}a>
. Al-Ja>
mi‘ fi>Ah}ka>
m al-Qur’a>
n karya
Al-Qurt}ubi>
. Tafsi>
r al-T{abari>karya Muh}ammad ibn Jari>
r Abu>Ja‘far al-

r al-Kabi>
r karya Ima>
m Fakhr al-Di>
n al-Ra>
zi>
. Fath}al-Qadi>
r
T{abari>
. al-Tafsi>
karya Ima>
m al-Shawka>
ni>
. Mah}as>in al-Ta’wi>
l karya al-Qa>
simi>
. Ta’wi>
l

r al-Alu>
si>karya Shiha>
b alMushkil al-Qur’a>
n karya Ibn Qutaybah. Tafsi>
Di>
n Mah}mu>
d ibn ‘Abdilla>
h. Tafsi>
r Al-Bah}r al-Muh}i>
t }karya Ima>
m Abu>

r al-Mara>
ghi>karya Mus}t}afa>alH{ayya>
n Muh}ammad ibn Yu>
suf. Tafsi>
Mara>
ghi>
. Tafsi>
r A<
yat al-Ah}ka>
m karya Muh}ammad ‘Ali>al-Sayis. Tafsi>
r

ibn Kathi>
r karya Isma>
‘i>
l ibn ‘Umar ibn Kathi>
r. Tafsi>
r al-Kha>
zin karya
Abu>H{asan ‘Ali>ibn Muh}ammad. Tafsi>
r Bayd}a>
wi>karya Al-Bayd}a>
wi>
.
2) Bidang Ulum al-Qur’an, seperti:

Asba>
b al-Nuzu>
l karya al-Wa>
h}idi>al-Naysa>
bu>
ri>
. Al-Itqa>
n karya Ima>
m
al-suyu>
t }i>
. Dala>
’il al-I‘ja>
z fi ‘ilm al-Ma’ani karya Ima>
m ‘Abd al-Qa>
dir al-

 

15 

 

h}ith fi>‘Ulu>
m al-Qur’a>
n karya S{ubh}i>al-S{a>
lih}. Luba>
b alJurja>
ni>
. Maba>
m al-Suyu>
t }i>
. I‘ja>
z al-Qur’a>
n karya
Nuqu>
l fi>Asba>
b al-Nuzu>
l karya Ima>
Ima>
m al-Ba>
qila>
ni>
. Ghara>
’ib al-Qur’a>
n wa Ragha>
ib al-Furqa>
n karya H{asan
al-Qammi al-Naysa>
bu>
ri>
. Al-Burha>
n fi>‘Ulu>
m al-Qur’a>
n karya Ima>
m alZarkashi>
. Tana>
suq al-D{urar fi>Tana>
sub al-Suwar karya Imam Suyuthi.
3) Bidang Hadis, seperti:

Al-Mustadrak karya Ima>
m H{ak>im. al-Dala>
’il al-Nubuwwah karya
Ima>
m Bayhaqi>
. Al-kabi>
r karya al-T{abra>
ni>
. S{ah}i>
h} al-Bukha>
ri> karya
Muh}ammad ibn Isma>
‘i>
l ibn Ibra>
hi>
m al-Bukha>
ri>
. Sunan al-Tirmidhi>karya
Muh}ammad ibn ‘I<
sa>Abu>‘I<
sa>al-Tirmidhi>
. ‘Umdah al-Qa>
ri>Sharh}Al. Sunan Ibn Ma>
jah karya Abu> ‘Abdilla>
h ibn
Bukha>
ri> karya al-‘Ayni>
Muh}ammad ibn Yazi>
d al-Qazwaini. S{ah}ih>} Muslim karya Muslim ibn

wud karya Sulayma>
n ibn Shada>
d.
H{ajja>
j Abu>al-H{usain. Sunan Abi>Da>
Sunan al-Nasa>
’i>karya Ah}mad ibn Shu‘ayb al-Nasa>
’i>
.
4) Bidang Teolog, seperti:

Al-Ka>
fi>karya Muh}ammad ibn Ya‘qu>
b. Al-Sha>
fi>Sharh}Us}u>
l al-Ka>
fi>
’ ‘Ulu>
m al-Di>
n karya Ima>
m al-Ghaza>
li>
.16
karya ‘Abdulla>
h Muz}affar. Ih}ya>
5) Bidang Bahasa, seperti:

Mufrada>
t al-Raghi>
b karya al-As}fiha>
ni>
. Al-Furuq karya al-Qirafi>
. Lisa>
n
r.
al-‘Arab karya Ibn al-Manz}u>
                                                            

 Hasil penelitian atau pembacaan dari tafsi>
r al-Muni>
r dari jilid I sampai jilid XV.

16

 

16 

 

6) Bidang Ushul Fiqh dan Fiqh, seperti:

Bida>
yat al-Mujtahid karya Ibn Rushd al-H{a>
fidh. Al-Fiqh al-Isla>
mi>wa
. Us}ul al-Fiqh al-Isla>
mi> karya
Adillatuhu karya Wahbah al-Zuh}ayli>
Wahbah al-Zuh}ayli>
. Al-Risa>
lah karya Ima>
m al-Sha.fi‘i>
. dan Al-Mus}t}afa>
karya Ima>
m al-Ghaza>
li>
.
7) Bidang Tarikh/ Sejarah, seperti:

Si>
rah Ibn Hisha>
m karya Abu>Muh}ammad ibn Ma>
lik. Muqaddimah
karya Ibn Khaldu>
n. Al-Anbiya>
’ karya ‘Abd al-Wahha>
b al-Najja>
r.
3. Pengumpulan data
Untuk mengetahui term adil dengan derivasinya dalam al-Qur’an beserta
penafsirannya, penulis mempelajari bahan kepustakaan dengan cara
mengumpulkan ayat-ayat yang ada kaitannya dengan tema penelitian agar
data yang diperoleh lebih lengkap.
4. Analisis data
Tahap ini adalah tahap yang terakhir. Setelah semua data terkumpul,

‘i>untuk mengkaji lebih mendalam
penulis menggunakan metode tafsir mawd}u>
penafsiran Wahbah al-Zuh{ayli>tentang adil dalam kitabnya tafsir al-Muni>
r.17

                                                            

  Analisis berasal dari bahasa Inggris “analysis”. Analisis berarti memilah bagian-bagian dari
keseluruhan dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut. Selain memilah analisis
juga berusaha menemukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lain serta memberikan
penjelasan. Analisis bertujuan untuk mencapai kesimpulan yang valid dan apa adanya dari data, 
17

 

17 

 

I. Sistematika Pembahasan
Untuk menciptakan alur penulisan dalam pembahasan ini, maka analisa data
akan dipaparkan secara sistematis, sebagai berikut:
Bab Pertama, merupakan pendahuluan. Bagian ini akan dijelaskan mengenai
latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode
penelitian, sistematika pembahasan, outline penelitian dan daftar Pustaka.
Bab kedua, memuat tentang tentang makna adil dalam al-Qur’an. Untuk
memahami lebih dalam, maka pembahasan ini diperjelas dengan makna adil
dalam artian umum, sinonim kata al’adl, disertai dengan hikmah menegakkan
keadilan dalam masyarakat.
Bab ketiga, memuat Biografi Wahbah al-Zuhayli dan tafsir al-Muni>
r. di
dalamnya membahas tentang biografi, riwayat pendidikan, dan karya-karyanya
dan juga membahas mengenai pemikiran Wahbah al-Zuh}ayli> mengenai
penafsiran al Qur’an yang mencakup metodologi, karakteristik penafsirannya,
langkah-langkan penafsiran dan komentar ulama mengenai tafsirnya.
Bab keempat , memuat analisa dari data-data yang diperoleh, bab ini berisi
tentang adil menurut Wahbah al-Zuh}ayli>
. Pada pembahasan ini akan dijelaskan
mengenai penafsiran beliau terhadap ayat-ayat keadilan dan dianalisis dengan
data-data yang lain. Dalam bab ini juga dilengkapi dengan pembagian adil
menurut sasaran obyek dan menurut hal atau keadaannya.

 

18 

 

Bab kelima, memuat tentang penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan
saran-saran. Dalam bab ini penulis berharap dapat memberikan kontribusi yang
berarti

berupa

kesimpulan

terhadap penelitian serta

memberikan dorongan dan inspirasi pada peneliti berikutnya.

 

saran-saran

yang

BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis sebutkan di bab awal, maka
kesimpulan yang diambil adalah:

1.

Keadilan dalam prespektif Al-Qur’an:

Keadilan dalam al-Qur’an mempunyai makna yang banyak, makna aslinya
adalah al-sawiyyah yang diartikan dengan sama. Akan tetapi kata al-‘adl juga
dimaknai dengan seimbang, membagi atau menengahi di antara dua hal, dan
proposional.
Kata Al-‘adl juga disebut dengan kata al-‘Ada>
lah, al-‘Udu>
lah, al-Ma‘dalah,

al-Mi‘dalah, al-Ta‘di>
l, al-Mu‘a>
dalah, al-‘Adi>
l, al-I‘tida>
l, al-‘Idl, dan A‘da>
l.
Semua kata tersebut mengarah pada makna keadilan.

2.

r al-Muni>
r:
Metode dan Aliran al-tafsi>
Wahbah al-Zuh}ayli> adalah tokoh fiqh yang terkenal, pemikirannya

memberikan wacana yang baru kepada para pembaca dalam memahami hukum.
Begitu juga terhadap Tafsi>
r al-Muni>
r yang hadir di tengah-tengah kegelisahan
dan kehausan umat dalam memahami al-Qur’an.

 
 
140 

 

Metode yang dipakai Wahbah al-Zuh{ayli>dari segi sumber penafsiran tafsir

n, kalau dari segi keluasan penafsirannya
ini menggunakan metode bi al-iqtira>
tafsir ini menggunakan metode tafs}i>
li>
, sementara kalau dari segi cara
penafsirannya tafsir ini menggunakan metode muqa>
rin, kalau dari segi susunan
penafsirannya tafsir ini menggunakan metode tah{li>
li>
, dan kalau dilihat dari segi
aliran atau corak tafsir ini menggunakan metode tafsir fiqhi>
, adabi>
, dan ijtima>
‘i>
.

3.

Adil menurut Wahbah al-Zuh{ayli>:

Wahbah al-Zuh}ayli>memaknai kata adil sesuai dengan konteks ayat yang

wah (persamaan), al-Ins}af dan aldibahas, di antara maknanya adalah al-Musa>
Wast}(moderat), al-Tawa>
zun (seimbang), al-Mayl (condong atau kecenderungan),
dan proposional. Secara garis besar bisa disimpulkan kalau beliau memaknai kata
adil adalah segala sesuatu yang diberikan atau dilakukan sesuai dengan haknya.
Beliau juga menjelaskan bahwa sikap adil tidak harus melalui perbuatan saja
tetapi juga melalui tulisan, dan ucapan.
Beliau membagi konsep keadilan dalam beberapa hal, di antaranya adalah
menetapkan hukum, memberikan kesaksian, berbicara, memberikan hak, menulis
hutang piutang, mendamaikan orang yang berselisih, menghadapi orang yang
tidak disukai, pemberian balasan, menebus, dan kemusyrikan.
Salah satu wujud hikmah yang terkandung dalam keadilan adalah
mewujudkan persatuan dan persaudaraan, membina hubungan dan keakraban
yang harmonis di kalangan masyarakat.

 
 
141 

 

B.

Saran-Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran-saran, yaitu:
Untuk pembaca sebaiknya melihat dan memperdalam pemikiran Wahbah
al-Zuh}ayli>secara komprehensif karena beliau adalah tokoh fiqh, bukan mufassir
murni yang menyebabkan ia selalu berpikir kritis sesuai dengan keadaan yang
dialami. Kitab tafsir yang diteliti memang ditelusuri banyak dihubungkan dengan
masalah hukum. Oleh karena itu bagi pembaca harus mendalaminya lagi.
Untuk semua pihak yang berkonsentrasi pada bidang tafsir hendaknya
mampu meneladani kepribadian Rasulullah pada setiap aspek kehidupan dalam
langkah dan waktu. Maksudnya sendi-sendi keIslaman yang berkaitan dengan
keadilan sudah berjalan sejak lama sampai sekarang harus tetap berjalan.
Untuk civitas akademika UINSA Surabaya, hendaknya menggali lebih
dalam pemikiran Wahbah al-Zuh}ayli>dalam mengaplikasikan konsep keadilan
sebagaimana yang diajarkan dalam al-Qur’an.
Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak agar memelihara keadilan
dalam kehidupan sehari-hari, kepada pemerintah dan semua pihak penyelenggara
negara, bahkan sampai kepada masyarakat harus berusaha menegakkan keadilan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak terjadi diskriminasi dalam
pergaualan dan pemberian sesuatu.

 

 

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet. dan H. Aminuddin. Fiqh Munakahat
Pustaka Setia. 1999.

cet. I. Bandung: CV.

Afandi, Khoizin. Langkah Praktis Merancang Proposal. Surabaya: Pustakamas,
2011.

n al-‘Arab CD ROM alAfri>
qi>(al), Muh}ammad ibn Mukrim ibn Manz}u>
r. Lisa>
Maktabah al-Sha>
milah: Global Islamic Software, 1991-1997.
Akk (al), Kha>
lid ‘Abd al-Rah}man. Us}ul>al-Tafsi>
r wa Qawa>
‘iduhu. Dimaskus: Da>
r
al-Nafa>
’is, 1986.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press. 2001.
Ardiansyah. Pengantar Penerjemah, dalam Badi>al-Sayyi>
d al-Lahham, Syeikh

Prof. Dr. Wahbah al-Zuh}ayli>
: Ulama Karismatik Kontemporer - Sebuah
Biografi. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010.
t
Asfaha>
ni>(al), Abu>Qa>
sim Abu>al-H{usain ibn Muh}ammad al-Ra>
ghib. al-Mufrada>
fi>Ghari>
b al-Qur’a>
n. Mesir: Mus}t}afa>al-Ba>
b al-H{alabi>
, 1961.
q al-Lughawiyah. tt: Mu’assasah al-Nashr
Askari>(al), Abu>Hila>
l. Mu‘jam al-Furu>
al-Isla>
mi>
. 2000.
‘At}iyyah, Abd al-H{aq ibn. al-Muh{arrir al-Waji>
z. Beirut: Da>
r ibn H{azm. 2002.
d ‘Abd. al-Mu‘jam al-Mufahrash li Alfa>
z}al-Qur’a>
n alBa>
qi>(al), Muh}ammad Fu’a>
r al-Fikr, 1994.
Kari>
m. Beirut: Da>
Bayd}a>
wi>(al), Na>
s}ir al-Di>
n Abu>al-Khair Abdulla>
h ibn ‘Umar. Anwar al-Tanzi>
l
b al-Halabi. 1939.
wa al-Asra>
r al-Ta’wi>
l jilid I. Mesir: Mus}t}afa>al-Ba>
Chirzin, Muhammad. al-Qur’an & Ulumul Qur’an. Jakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa, 1998.
Dhahabi>(al), Muh}ammad H{usain. al-Tafsi>
r wa al-Mufassiru>
n jilid I. Kairo:
Maktabah Wahbah, 2000.
Engineer, Asghar Ali. Hak-hak Perempuan dalam Islam, Terj. Farid Wajidi dan
Cici Farkha Assegaf. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000.

 
 

 
 
143 

 

yah fi>al-Tafsi>
r al-Mawd}u>
‘i>
. Kairo: Da>
r alFarma>
wi>(al), Abd al-H{ay al-Bida>
T{iba>
‘ah wa al-Nashr al-Isla>
mi>
, 2005.
mi‘ al-Duru>
s CD ROM al-Maktabah al-Sha>
milah: Global
Ghala>
yi>
ni> (al). Ja>
Islamic Software, 1991-1997.
Ghazali, Moh. Rumaizuddin. Tokoh Islam Kontemporer. Tt: Tradisi Ilmu, 2005.
Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufasir al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, tth.
Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2003.
Hawwa>
s, ‘Abdul ‘Azi>
z Muh{ammad Azzam dan ‘Abdul Wahha>
b Sayyid. al-Usrah
wa Ah{ka>
muha>fi>al-Tashri>
‘ al-Isla>
mi>Terj. ‘Abdul Maji>
d Khon. Jakarta:
Amzah, 2009.
H{usayni>(al), Muh}ammad ibn Muh}ammad ibn ‘Abd al-Razza>
q. Ta>
j al-‘Aru>
s min
Jawa>
hir al-Qa>
mu>
s. CD ROM al-Maktabah al-Sha>
milah: Global Islamic
Software, 1991-1997.
Iyazi, Sayyid Muhammad Ali>
. Al-Mufassiru>
n H{aya>
t uhum wa Mana>
hijuhum,
Teheran: Wiza>
nah al-Thaqa>
fah wa al-Insha>
q al-Isla>
m, 1993.
Izzan, Ahmad. Metodologi Ilmu tafsir. Bandung: Tafakur. 2009.

d al-Masi>
r fi>‘Ilm al-Tafsi>
r (Beirut: Da>
r Ibn H{azm.
Jawzi>(al), Ibn al-Qayyim. Za>
2002.
Khalaf, Abd al-Wahha>
b. Ilmu Us}u>
l al-Fiqh Terj. Noer Iskandar al-Barsany dan
Moh. Thalchah Mansoer, “Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul alFiqh”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

yah
Khuwa>
rizmi>(al), Abu>al-Qa>
sim Mah{mu>
d ibn ‘Umar al-Zamakhshari>
. al-Niha>
fi>Ghari>
b al-Athar . Mesir: Mus}ta}fa>al-Ba>
b al-H{alabi>
. tth.
ghah dalam CD ROM al-Maktabah al-Sha>
milah: Global
_________. Asas al-Bala>
Islamic Software, 1991-1997.
Mahmud, Ali Abdul Hakim. Fikih Responsibilities Tanggung Jawab Muslim
dalam Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1998.
Ma’luf, Lawis. al-Munjid. Beirut: tp. 1937.

 

 
 
144 

 

n al-‘Arab CD ROM al-Maktabah al-Sha>
milah: Global
Manz}u>
r (al), Ibn. Lisa>
Islamic Software, 1991-1997.
r al-Mara>
ghi>
, Jilid V. tt.: Da>
r al-Fikr, 1974.
Mara>
ghi>(al), Ah}mad Mus}t}afa>
. Tafsi>
Maqdisi>(al), ‘Alami>Za>
dah Fayd{ulla>
h ibn Mu>
sa>al-H{asani>
. Fath}al-Rah}ma>
n li
t : Da>
r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2012.
T{a>
lib A<
ya>
t al-Qur’a>
n. Beiru>
Ma’shum, Ali Zawani dan Syaifullah. Penjelasan al-Qur’an tentang Sosial,
Ekonomi, dan Politik. Jakarta: Gema Insani Press. 1999.
Muh}ammad, Abu>I<
sa.>Sunan al-Turmudhi>juz IV. Beirut: Da>
r al-Fikr. t.th.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.
Yogyakarta: Pustaka Progressif. 2002.
Muqri>(al), Abu>al-‘Abba>
s Ah}mad ibn Muh}ammad ibn Ali>al-Fayyu>
mi>Al-Mis}ba>
h{
milah:
al-Muni>
r fi>Ghari>
b al-Sharh}al-Kabi>
r. CD ROM al-Maktabah al-Sha>
Global Islamic Software, 1991-1997.
Muslim, Ima>
m Abi>al-H{usayni>
. S{ah}i>
h}Muslim juz II. Beirut: Da>
r al-Fikr. t.th.
Mus}ta}fa>
, Ibra>
hi>
m. al-Mu‘jam al-Wasi>
t }. Theheran: al-Maktabah al-Ilmiyyah,
1934.
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Lkis, 2011.
Nai>
sa>
bu>
ri>(al), Abi>al-H{asan ‘Ali>ibn Ah}mad al-Wa>
h}idi>
. Asba>
b al-Nuzu>
l. Beirut:
Da>
r al-Fikr, 1991.
Nakhrawie, Asrifin an. Ringkasan Asbaabun Nuzul; Sebab-Sebab Turunnya
b al-Nuqu>
l fi>Asba>
b al-Nuzu>
l. Surabaya:
Ayat-Ayat al-Qur’an Terj. Luba>
Ikhtiar. 2011.
Nasir, M. Ridlwan. Memahami al-Quranprespektif Baru Metodologi Tafsir
Muqarin. Surabaya; Indra Media, 2003.
Nuryanto, M. Agus. Islam, Teologi Pembebasan dan Kesetaraan Gender: Studi
Atas Pem,ikiran Asghar Ali Engineer. Yogyakarta: UII Press. 2001.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
1997.
Qat}t}a>
n (al), Manna>
’ Khali>
l. Maba>
h}ith fi>‘Ulu>
m al-Qur’a>
n. Surabaya: al-Hida>
yah,
1973.

 

 
 
145 

 

r fi>Z{ila>
l al-Qur’a>
, Jilid V. Beirut: Da>
r al-Ih}ya>
’ al-Tura>
t h alQut}b, Sayyid. Tafsi>
‘Arabi>
. 1967.
Raharjo, M. Dawam. Ensiklopedi al-Qur’an Tafsir Sosial berdasarkan Konsep
Kunci-Kunci. Jakarta: Paramadina. 2002.
Ra>
zi>(al), Abu>al-H{usain Ah}mad ibn Fa>
ris ibn Zakariyya>
. Maqa>
yi>
s al-Lughah.
Mesir: Da>
r al-Kutub al-Mis}riyyah, 1906.
Ra>
zi>(al), Fakhr al-Di>
n. al-Tafsi>
r al-Kabi>
r jilid X. Beirut: Da>
r Ih}ya>
’ al-Tura>
t h al‘Arabi>
. tth.
RI, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Departemen Agama. Al-Qur’an dan
Terjemah. Bekasi: Sukses Publishing. 2012.
Rid}a>
, Muh}ammad Rashi>
d. Tafsi>
r al-Qur’a>
n al-H}aki>
m. Kairo: Da>
r al-Manna>
r.
1947.
Rodiah, dkk. Studi al-Qur’an Metode dan Konsep. Yogyakarta: eLSAQ Press.
2010.
S{a>
bu>
ni> (al), Muh{ammad ‘Ali>
. al-Tibya>
n fi> ‘Ulu>
m al-Qur’a>
n, Damaskus:
Maktabah al-Ghaza>
li>
, 1981.
Sabiq, Sayyid. al-Fiqh al-Sunnah jilid II (Kairo: Da>
r al-Fath}li al-I’la>
m al-‘Arabi>
,
2000.
Sachedina, Abdul Aziz A. The Just Ruler in Shi’ite Islam terj. Ilyas Hasan,
Kepemimpinan dalam Islam Perspektif Syi’ah. Bandung: Mizan. 1994).
S{a>
lih{, Abd. al-Qa>
dir Al-Tafsi>
r wa al-Mufassiru>
n fi>‘As}r al-H{adi>
t h. Beirut: Da>
r alFikr, 2003.

sah Konsep Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an.
Salim, Abd. Muin. Fiqh Siya>
Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1994.
Shah}ru>
r, Muh}ammad. Prinsip dan Dasar Heremeneutika Hukum Islam
Kontemporer terj, Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin Dzikri.
Yogyakarta: eLSAQ Press. 2007.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat . Bandung: Mizan, 1999.
___________. Wawasan Al-Quran Tafsir Maudlu’i atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan. 1998.

 

 
 
146 

 

kiyya>
t al-Isla>
mi>
, Terj. M. Abdai Ratomy
Siba>
‘i>(al), Mus}t}afa>H{usni>
. Ishtira>
“Sosialisme Islam” (Bandung: Diponegoro. 1969.
Suma, Muhammad Amin. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001.
Suyu>
t }i>(al), Jala>
l al-Di>
n. Sunan al-Nasa>
’i>bi Sharh}al-Suyu>
t }i> juz V. Beirut: Da>
r
al-Kutub al-Ilmiyyah. 1930.
T{aba>
t }aba>
‘i>
, Muh}ammad H{usain. Tafsi>
r al-Mi>
za>
n Jilid XVIII. Theheran: Da>
r alKutub al-Isla>
miyyah. 1397H.
Utsaimin (al), Muhammad bin Shalih Dasar-dasar Penafsiran al-Qur’an terj. H.
Agil Husin al-Munawwar dan Ahmad Rifqi Mukhtar. Semarang: Dimas
Utama, t.th.
Yusron, Muhammad dkk. Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: TH-Press, 2006.

r Miqba>
s min Tafsi>
r ibn ‘Abba>
s.
Zabadi>(al), Abu>T{a>
hir ibn Ya‘qu>
b al-Fair. Tanwi>
ttp: Da>
r al-Fikr li Ittiba>
‘ah wa al-Nashr wa al-Tawzi>
‘. tth.
f ‘an H{aqa>
iq al-Tanzi>
l wa ‘Uyu>
n al-Aqa>
wi>
l fi>
Zamakhshari>(al). al-Kashsha>
r al-Kutub al-‘Ilmi>
yah.
Wuju>
h al-Ta’wi>
l Jilid I. Beirut: Da>
Zarqa>
ni>(al), Muh{ammad ‘Abd al-‘Az}i>
m Mana>
hil al-‘Irfa>
n fi>‘Ulu>
m al-Qur’a>
n
Vol. I. Beirut: Da>
r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 2004.

r al-Muni>
r fi>al-‘Aqi>
dah wa al-Shari>
‘ah wa alZuh{ayli>(al), Wahbah. al-Tafsi>
r al-Fikr, 2011.
Manhaj. Damaskus: Da>
___________. al-Waji>
z fi>Us}u>
l al-Fiqh. Damaskus: Da>
r al-Fikr, 2003.
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah; Kapita Selekta Hukum Islam. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung, 1994.
 
 
 
 
 
 
 

 

 
 
147 

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama

: Avif Alfiyah

NIM

: F.0.5.2.12.077

TTL

: Gresik, 09 Juli 1988

Alamat

: Desa Tebaloan, Kec. Duduksampeyan, Kab. Gresik

Orang tua

:

1.

: Nama

Ayah

Pekerjaan
2.

Ibu

: Nama
Pekerjaan

: Mat Kholil (Alm.)
: PNS
: Zahrokhah
: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan

:

1.

TK

: RAM Muslimat 48 (1993-1995)

2.

MI

: MI Da’watul Khoiriyah (1995-2001)

3.

MTs

: MTs. Ihyaul Ulum (2001-2004)

4.

MA

: MA Ihyaul Ulum (2004-2007)

5.

S-1

: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2007-2011)

6.

S-2

: UIN Sunan Ampel Surabaya (2012-2015)