TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL BELI PESANAN DI DTC WONOKROMO SURABAYA.

TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG
DENGAN AKAD JUAL BELI PESANAN DI DTC
WONOKROMO SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:
Fatimatuzzahro
NIM: C02212055

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
Surabaya

2016

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana mekanisme penundaan waktu penyerahan barang di DTC Wonokromo
Surabaya dan bagaiman tinjauan hukum Islam dan Undang-undang No.8 tahun
1999 terhadap penundaan waktu penyerahan barang dengan akad jual beli
pesanan di DTC Wonokromo Surabaya. Data penelitian dihimpun melalui
pengamatan dan wawancara kepada pembeli dan penjual dan selanjutnya
dianalisis dengan teknik deskriptif analisis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Menurut hukum Islam dalam
melakukan jual beli pesanan harus dilakukan dengan takaran tertentu, timbangan
tertentu sampai waktu yang diketahui. hal itu merupakan syarat mutlak sahnya
jual beli pesanan. Pertimbangan dasar hukum al-Quran dan Hadith,kaidah fiqh,
serta ijtihad para ulama Hanafiyah menyatakan bahwa penundaan waktu
penyerahan barang yang tidak memiliki hak khiyar menjadikan akad menjadi
rusak dan tidak sah. Konsekuensi hukum Islam atas akad yang rusak adalah
kebolehan penjual dalam menjual barang pesanan kepada pihak lain, hal ini boleh
dilakukan atas kesepakatan dan kerelaan hati pihak penjual dan pihak pemesan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen penundaan
waktu penyerahan barang telah melanggar Undang-undang Perlindungan
Konsumen pasal 16 ayat 1. Sehingga menurut Undang-undang Perlindungan
Konsumen penundaan waktu penyerahan barang dapat dikenai sanksi sesuai pada

pasal 62 huruf b yaitu dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Dengan hasil penelitian ini, saran yang penulis berikan bagi beberapa
toko di DTC Wonokromo diharapkan penundaan penyerahan barang karena
barang dijual kepada pihak lain yang bukan pemesan sebaiknya dihindari, bagi
pembeli diharapkan melakukan pengambilan barang pesanan sesuai pada tanggal
yang ditentukan sehingga penjual tidak terlalu lama menyimpan barang pesanan.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .....................................................................


ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................

iii

PENGESAHAN ..........................................................................................

iv

ABSTRAK .................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..............................................................................................


viii

DAFTAR TRANSLITERASI ....................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..........................................................................

8

C. Rumusan Masalah .............................................................................

9

D. Kajian Pustaka ..................................................................................


9

E. Tujuan Penelitian ..............................................................................

12

F. Kegunaan Hasil Penelitian ................................................................

12

G. Definisi Operasional .........................................................................

13

H. Metode Penelitian .............................................................................

14

I. Sistematika Pembahasan ...................................................................


19

BAB II JUAL BELI MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Jual Beli Menurut Hukum Islam .......................................................

21

1. Dasar Hukum Jual Beli ……………………………………………

22

2. Rukun dan Syarat Jual Beli ……………………………………….

25

3. Macam-macam Jual beli …………………………………………..

28


4. Jual Beli Yang Tidak Diperbolehkan ……………………………..

31

5. Jual Beli Yang Diperbolehkan …………………………………….

32

B. Jual Beli Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen …………………………………………………………….. 33
1. Pengertian Jual Beli ……………………………………………….. 33
viii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen …………………………… 36
3. Asas dan Tujuan Hukum Perlindungan Konsumen ………………..

38


C. Ketentuan Umum Tentang Jual Beli Pesanan (as-Salam) …………….

42

1. Pengertian Jual Beli Pesanan ……………………………………....

42

2. Dasar Hukum Jual Beli Pesanan (as-Salam) ……………………….

43

3. Rukun dan Syarat Jual Beli Pesanan ………………………………

46

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN DAN MEKANISME
PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DI TOKO
FIDHIA COLLECTION
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................................


48

1. Toko Fidhia Collection ……………………....................................

48

2. Toko Virgo Collection …………………………………………….

53

3. Toko Butik Altara …………………………………………………

56

B. Mekanisme Kegiatan Jual Beli Pesanan di DTC Wonokromo ............

58

C. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Pada Akad Jual Beli

Pesanan di DTC Wonokromo ………..…………………………………. 62
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 8
TAHUN

1999

TENTANG

PERLINDUNGAN

KONSUMEN

TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG
DENGAN AKAD JUAL BELI PESANAN
A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Pada Akad Jual Beli
Pesanan di DTC Wonokromo Surabaya ……………………………….

67

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penundaan Waktu Penyerahan Barang

dengan Akad Jual Beli Pesanan ………………………………………

67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..

76

B. Saran ……………………………………………………………………

78

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

79

LAMPIRAN …………………………………………………………………

80

ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kegiatan manusia tidak terlepas dari kegiatan berinteraksi
sosial, Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang berinteraksi dengan masyarakat. Menurut Ahmad Azhar
Basyir, Disadari atau tidak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, manusia
selalu berhubungan satu sama lain. Menurutnya Hubungan manusia sebagai
makhluk sosial ini dalam Islam disebut muamalat.1
Menurut Nasroen Haroen kata muamalat berasal dari bahasa
arab almu’a@malah yang secara etimologi sama dan semakna dengan al-

mufa@’alah (saling berbuat). Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dengan seorang atau beberapa orang dalam
memenuhi kebutuhan masing-masing. 2 Ada beberapa bentuk muamalat
antara lain, jual beli, utang piutang, kerjasama dagang, sewa menyewa,
upah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan interaksi sosial.
Salah satu bentuk muamalat yang sering digunakan oleh
manusia adalah kegiatan jual beli yaitu kegiatan menukar sesuatu dengan
sesuatu yang lain sebagai sarana memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 275 :

1
2

Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Muamalat , (UII Press: Yogyakarta, 2000), 11.
Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah, (Gaya Media Pratama: Jakarta, 2007), vii.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

           
                
              
      
Artinya: ‚Orang-orang yang makan (bertransaksi dengan) riba, tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
dibingungkan oleh setan, sehingga ia tak tahu arah disebabkan
sentuhan(nya). Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan
karena mereka berkata, ‚Jual beli tidak lain kecuali sama
dengan riba,‛ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Maka barang siapa yang telah sampai
kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu
berhenti (dari praktek riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(kembali) kepada Allah. Adapun yang kembali (bertransaksi
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal didalamnya.‛ 3
Ayat

tersebut

diatas menjelaskan bahwa Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, artinya setiap manusia
diperbolehkan untuk melakukan jual beli asalkan tidak mengandung unsur
riba didalamnya, riba yang dimaksud dalam ayat ini adalah riba nasi^’ah
yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat.
Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan jual beli tidak
semua kegiatan halal dilakukan, akan tetapi seseorang dalam melakukan
kegiatan jual beli tetap dibatasi oleh aturan yang harus ditaati sehingga
tidak merugikan manusia lainnya, maka seorang muslim harus

3

Departemen Agama R.I, Alqur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Syaamil Qur’an, 2009), 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

mempunyai acuan dalam melakukan kegiatan jual beli yaitu nilai-nilai
syariat Islam.
Menurut Abdul Sami’ Al-Mishri, jual beli sesuai ketentuan
syariat

Islam

dapat

menghilangkan

praktek

penipuan,

serta

memungkinkan ekonomi dapat berjalan dengan mudah dan penuh
kerelaan hati. 4
Terdapat dua macam bentuk jual beli yang sering digunakan
oleh masyarakat yang pertama adalah jual beli murni yang merupakan
bentuk jual beli yang digunakan masyarakat dan yang kedua adalah jual
beli dalam bentuk khusus yaitu jual beli pesanan. Didalam hukum Islam
jual beli pesanan disebut akad salam yaitu menjual suatu barang yang
penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas
dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya diserahkan
kemudian hari. 5
Sedangkan dalam Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen pada pasal 16 huruf a bab IV dijelaskan mengenai
peraturan pada jual beli pesanan yaitu :
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa melalui
pesanan dilarang untuk :
a) Tidak menepati pesanan dan atau kesepakatan waktu
penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan.6

4

Abdul Sami’ al-Mishri, Pilar-Pilar Ekonomi Islam, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), 95.
5
Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah . . ., 147.
6
Pemerintah R.I, Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 (Jakarta:
Lembaran Negara RI, 1999), 10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Sehingga dikarenakan jual beli pesanan merupakan jual beli
dalam bentuk khusus, maka transaksi jual beli pesanan atau dalam hukum
Islam disebut akad salam telah diatur dalam ketentuan hukum Islam dan
Undang-undang perlindungan konsumen No. 8 Tahun 1999.
Ada beberapa macam barang yang diperjualbelikan salah
satunya adalah jual beli busana atau pakaian. Jual beli busana pun
bermacam-macam, salah satunya adalah jual beli busana muslim yang
berupa gamis, rok, baju atasan, baju koko, kerudung, celana panjang dan
lain sebagainya. Jual beli busana tersebut biasanya dijual pada toko-toko
busana muslim, butik busana muslim atau toko-toko yang menjual busana
muslim yang berada di dalam mall, pasar, pinggir jalan, tempat wisata
dan lain sebagainya.
Khususnya di daerah Surabaya, terdapat banyak tempat
perbelanjaan busana muslim. Salah satu pusat perbelanjaan yang sering
dikunjungi masyarakat adalah DTC Wonokromo, di dalam mall ini
terdapat banyak toko penjualan mulai dari toko yang menjual sepatu,
sprei, tas, buku, busana muslim dan lain-lain.
Mekanisme kegiatan jual beli di dalam pusat perbelanjaan ini
adalah penjual telah menetapkan harga dan tidak memperbolehkan
pembeli untuk melakukan penawaran terhadap barang yang ingin dibeli
dan terkadang penjual memberikan diskon (potongan harga) dengan
syarat dan ketentuan yang berlaku di toko-toko tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Di dalam pusat perbelanjaan ini ada banyak toko yang menjual
busana muslim, antara lain Butik Altara, toko Virgo Collection, toko
busana Dannis, toko Fidhia Collection dan lain sebagainya.
Toko Fidhia Collection adalah salah satu toko busana muslim
yang berada di pusat perbelanjaan DTC Wonokromo yaitu di lantai 3
Blok A No.6 Surabaya. Toko Fidhia Collection adalah toko yang menjual
busana muslim antara lain, gamis, rok, celana, baju Koko, baju atasan
panjang wanita, baju gamis anak, baju koko anak. Sistem jual beli yang
ada pada toko ini sebenarnya sama dengan sistem jual beli yang ada di
toko lain yaitu penjual telah menetapkan harga dan pembeli tidak
diperbolehkan menawar harga yang telah ditetapkan oleh penjual, toko ini
juga menerapkan dua macam bentuk jual beli, yang pertama jual beli
murni yaitu sistem jual beli dimana proses saling tukar menukar antara
barang dan uang diserahkan dalam satu akad, sehingga akad jual beli
selesai pada saat itu. Yang kedua adalah sistem jual beli pesanan, yaitu
sistem jual beli dimana pembeli melakukan pesanan kepada penjual
dengan spesifikasi barang dan waktu penyerahan barang yang telah
disepakati.7Sehingga pembeli dapat menerima barang pesanan tepat
sesuai waktu yang diperjanjikan.
Dari sistem jual beli pesanan dalam toko ini, peneliti
mengamati ada kegiatan yang menarik untuk dibahas, yaitu ketika suatu
waktu tepatnya tanggal 22 Maret 2015, seorang pembeli sebut saja
7

Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah . . . , 146.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

pembeli FA datang ke toko ini, kemudian dikarenakan pembeli tidak
tertarik dengan busana yang ada ditoko, penjual mencoba menawarkan
busana lain namun, pembeliannya harus melalui jual beli pesanan,
pembeli kemudian tertarik dan menginginkan untuk memesan busana
yang ada pada gambar yang ditawarkan penjual. yaitu model busana
dengan kode busana GM-1030 sebanyak dua busana dan GM-1213
sebanyak dua busana dengan total harga Rp. 660.000, dan penjual
mensyaratkan agar pembeli membayar lunas diawal, kemudian setelah
pembeli membayar lunas busananya pembeli mendapatkan nota
pembelian lengkap dengan stempel waktu penyerahan barang yaitu
tanggal 26 Maret 2015 yang artinya pembeli dapat mengambil pesanan
pada tanggal tersebut. Kemudian peneliti juga mengamati pada tanggal
jatuh tempo tersebut sebelum si pemesan FA mengambil barang
pesanannya, datanglah pembeli DA dan ingin melakukan pembelian
busana sebanyak 20 busana, namun yang tersedia hanya 18 busana. Si
pembeli DA membutuhkan busana dengan kode busana GM-1030 dan
GM-1213 namun busana tersebut tidak tersedia, penjual kemudian
mengatakan bahwa busana tersebut tersedia namun merupakan pesanan
dari seseorang,

kemudian dikarenakan pembeli tersebut telah sering

melakukan transaksi di toko tersebut maka penjual dengan sengaja
menjual pesanan pembeli FA kepada pembeli DA ini. Sehingga pada
waktu FA ingin mengambil barang pesanannya penjual mengatakan
bahwa barang belum tersedia, kemudian penjual memberikan waktu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

penundaan lagi yaitu satu minggu kemudian.8 dan tidak diperkenankan
untuk membatalkan pesanan dikarenakan pesanan merupakan barang
yang susah untuk didapat, jikalaupun ingin membatalkan maka boleh
ditukar dengan busana yang lain yang senilai dengan harga barang
pesanan. Sehingga penjual tidak memperkenankan pembeli membatalkan
pesanan dan mengambil uang kembali melainkan juga harus berupa
barang. 9
Ada beberapa hal yang melatar belakangi peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap proses jual beli di toko Fidhia Collection
diantaranya karena jual beli dengan sistem pesanan merupakan jual beli
dalam bentuk khusus, sehingga telah disyariatkan oleh Islam agar dalam
melakukan jual beli pesanan harus dilakukan dengan spesifikasi barang
yang jelas dan waktu penyerahan barang yang disepakati. 10
Begitupun dijelaskan dalam Undang-undang perlindungan
konsumen No. 8 tahun 1999 bab IV pasal 16 huruf a bahwa dalam
transaksi jual beli pesanan pelaku usaha harus menepati pesanan sesuai
yang diperjanjikan.
Dari latar belakang sebagaimana dikemukakan diatas, maka
peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat
permasalahan mengenai Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999 Terhadap Penundaan Waktu

8

Fira Andriyani, Wawancara, 26 Maret 2015.
Anisah, Wawancara, Surabaya, 27 Maret 2015.
10
Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah . . . , 147.

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli Pesanan di DTC Wonokromo
Surabaya.

A. Identifikasi Masalah
Identifikasi

masalah

dilakukan

untuk

menjelaskan

kemungkinan-kemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam
penelitian dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi sebanyakbanyaknya kemungkinan yang dapat diduga sebagai masalah.11
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Mekanisme akad jual beli pesanan di beberapa toko DTC Wonokromo
Surabaya.
2. Penentuan waktu penyerahan barang, namun pada saat jatuh tempo,
penyerahan barang tidak dilakukan.
3. Jual

beli

pesanan

dalam

hukum

Islam

dan

Undang-undang

perlindungan konsumen No. 8 tahun 1999 bab IV pasal 16 huruf a.
4. Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu penyerahan barang
dengan akad jual beli pesanan.
Dari beberapa masalah yang mungkin dapat dikaji tersebut,
penulis menetapkan batasan-batasan masalah diantaranya adalah :

11

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk
Teknis Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Surabaya : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2014), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

a. Penundaan waktu penyerahan barang pada saat jatuh tempo dengan
akad jual beli pesanan.
b. Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen
No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu penyerahan barang
dengan akad jual beli pesanan.

B. Rumusan Masalah
Setelah peneliti paparkan latar belakang, identifikasi, dan
batasan masalah, maka untuk mempermudah pembahasan dalam
penelitian ini, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mekanisme penundaan waktu penyerahan barang dengan
akad jual beli pesanan di DTC Wonokromo Surabaya?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu penyerahan
barang dengan akad jual beli pesanan?

C. Kajian Pustaka
Kajian

Pustaka

merupakan

deskripsi

ringkas

tentang

kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang
diteliti sehingga tidak terjadi pengulangan atau bahkan duplikasi
kajian/penelitian yang sudah ada.12

12

Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Kemudian, dari hasil pengamatan peneliti tentang kajiankajian sebelumnya, peneliti temukan beberapa kajian diantaranya :
1. Skripsi yang ditulis oleh Taufiq Hidayah yang berjudul ‚Tinjauan
Hukum Islam Dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli Sistem Pesanan
Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban‛. Skripsi ini membahas
jual beli sistem pesanan pada perusahaan Kecap UD. Eka Usaha
Tuban, dalam transaksi akadnya pembeli dan penjual telah melakukan
kesepakatan diawal, dan transaksi jual beli dengan sistem pesanan
dalam perusahaan ini telah memenuhi persyaratan yaitu barang, tempat
dan waktu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan jual beli sistem
pesanan pada perusahaan kecap UD. Eka Usaha Tuban telah sesuai
dengan Hukum Islam dan Hukum Perdata. 13
2. Skripsi yang ditulis oleh Ernawati, yang berjudul ‚Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di Desa
Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep‛. Skripsi ini membahas
praktek jual beli pesanan tidak sesuai dengan hukum Islam dikarenakan
akadnya rusak. Yaitu dalam transaksinya pembeli yang membatasi
waktu penyerahan barang, namun pembayarannya dilakukan secara
berangsur, dan ketika barang pesanan telah selesai dibuat terdapat
permasalahan yakni barang tidak sesuai dengan keinginan pembeli,
sehingga pembeli ingin dibuatkan kembali tanpa menggunakan akad

13

Taufiq Hidayat, ‚Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Perdata Terhadap Jual Beli Sistem
Pesanan Pada Perusahaan Kecap UD. Eka Usaha Tuban‛ ( Skripsi-- IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2006), 70.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

baru dan dengan harga yang sama, hal ini merupakan kedzaliman
pembeli terhadap penjual, padahal hukum Islam telah menjelaskan jika
melakukan kegiatan Jual beli yang ditangguhkan maka harus dengan
spesifikasi yang jelas dan waktu yang jelas pula, sehingga hasil
penelitiannya praktek jual beli tidak sesuai dengan hukum islam. 14
3. Skripsi yang ditulis oleh M. Khoirul Adim, yang berjudul ‚Praktek Jual
Beli Pesanan Di Pasar Perak Jombang dalam Perspektif Pendapat
Ulama Fiqh‛. Skripsi ini membahas kesesuaian akad salam menurut
pendapat ulama Fiqh mengenai tatacara transaksi jual beli pesanan,
barang pesanan, harga barang, waktu penyerahan barang, dan tempat
penyerahan barang, semua harus jelas ketika akad berlangsung,
sehingga tidak terjadi perselisihan dikemudian hari. 15
Skripsi diatas lebih menekankan pada kesesuaian akad jual beli
pesanan pada semua kegiatan transaksi jual beli pesanan menurut Hukum
Islam, Hukum Perdata, dan Prespektif Ulama Fiqh, sedangkan yang akan
peneliti lakukan ini lebih menekankan pada penundaan waktu penyerahan
barang pada saat jatuh tempo menurut Hukum Islam dan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.

14

Ernawati, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Aksesoris Dengan Sistem Pesanan Di
Desa Brakas Kecamatan Raas Kabupaten Sumenep‛ (Skripsi -- IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2011), 65.
15
M.Khoirul Adim, ‚Praktek Jual Beli Pesanan Di Pasar Perak Jombang dalam Perspektif
Pendapat Ulama Fiqh‛ (Skripsi -- IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2003), 59.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang peneliti
lakukan ini adalah :
1. Untuk mengetahui mekanisme akad jual beli pesanan di DTC
Wonokromo Surabaya.
2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu
penyerahan barang dengan akad jual beli pesanan.

E. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna
baik bagi peneliti maupun pembaca lain, diantaranya :
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah
satu pengetahuan ilmiah yang akan menambah keilmuan dalam bidang
muamalah (Hukum Ekonomi Syariah).
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi :
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar S-1 dan juga
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan keilmuan dalam bidang
Hukum Ekonomi Syariah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat dalam
melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan
syariat-syariat Islam.
3. Lembaga Pendidikan
Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam
dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional memuat penjelasan tentang pengertian
yang bersifat operasional dari konsep atau variabel penelitian sehingga
bisa lebih memudahkan dan menyederhanakan serta bisa dijadikan acuan
dalam menelusuri, menguji dan mengukur variabel tersebut melalui
penelitian. Beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu :
Hukum Islam

: Ketentuan - ketentuan Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang wajib ditaati oleh umat-Nya, baik
ketentuan yang berhubungan dengan aqidah
maupun

ketentuan

yang

berhubungan

dengan amaliyah (perbuatan) yang dalam hal
ini berkaitan dengan jual beli pesanan atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

dalam hukum Islam disebut akad salam
berdasarkan Al-Quran, Hadits dan Pendapat
Ulama.
UU No.8 Tahun 1999

: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tentang Perlindungan Konsumen pasal 4
huruf g bab III tentang hak dan kewajiban
konsumen dan pasal 16 huruf a bab IV
tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku
usaha.

Jual Beli Pesanan

: Dalam hukum Islam disebut akad salam
yaitu Jual beli yang uang/modalnya dibayar
dahulu, sedangkan barangnya, diserahkan
sesuai dengan waktu yang disepakati.

Penundaan Waktu

: Pada saat jatuh tempo waktu penyerahan
barang

yang

telah

ditentukan penjual,

penjual melakukan penundaan waktu dengan
sengaja.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yaitu
kegiatan untuk memperoleh data penelitian langsung Di DTC
Wonokromo pada tiga toko, yaitu Toko Fidhia Collection, Toko Virgo
Collection, Toko Butik Altara. Sifat penelitian ini merupakan penelitian
Deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini.
Penelitian ini menggambarkan suatu kondisi apa adanya atau fakta-fakta
yang terjadi dilapangan. 16 berikut beberapa rangkaian metode penelitian :
1. Data yang dikumpulkan
Data merupakan kumpulan dari keterangan / informasi
yang benar dan nyata yang diperoleh baik dari sumber primer maupun
sumber sekunder.17 Menurut Burhan Bungin data dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data
primer atau sumber pertama di lapangan.18 Yaitu teori mengenai
aturan jual beli pesanan dalam Islam dan pendapat ulama serta
teori mengenai jual beli pesanan menurut Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder.19 Data sekunder yang peneliti
kumpulkan diantaranya :
1) Data mengenai kegiatan transaksi jual beli pesanan di DTC
Wonokromo Surabaya.

16

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006), 6.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 211.
18
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
124.
19
Ibid.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

2) Data mengenai penundaan waktu penyerahan barang pada
akad jual beli pesanan di DTC Wonokromo Surabaya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. 20
a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang digali
dari beberapa sumber utama yaitu :
1) Pemilik toko
2) Pelayan dan kasir toko.
3) Pembeli yang melakukan akad jual beli pesanan.
b. Sumber data sekunder
Sumber data ini diambil dari dokumen dan bahan pustaka
(literature buku) yang ada hubungannya dengan penelitian ini,
antara lain :
1) Dokumen yang dimiliki oleh Toko Fidhia Collection.
2) Fiqh Sunnah, karangan Sayyid Sabiq.
3) Fiqh Muamalat, karangan Nasroen Haroen.
4) Asas-Asas Muamalat, karangan Ahmad azhar Basyir.
5) Ekonomi Islam, karangan Hulwati.
6) Aspek Hukum dalam Ekonomi dan Bisnis, karangan Arus Akbar
Silondae dan Andi Fariana.
20

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 107.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

7) Pilar-Pilar Ekonomi Islam, karangan Abdul Sami’ al-Mishri.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data pada penelitian kualitatif
membutuhkan teknik-teknik kualitatif pula.21 teknik penggalian
data yaitu dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
a) Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap
objek yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
b) Interview yaitu mengadakan wawancara langsung dengan
beberapa pihak terkait dengan tiga Toko, yaitu di Toko Fidhia
Collection, Toko Virgo Collection, Toko Butik Altara.
c) Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dari dokumendokumen dan arsip yang berkaitan dengan penulisan skripsi
ini.
4. Teknik Pengelolaan Data
Tahapan pengelolaan data dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Organizing yaitu suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan
penelitian.

22

b) Editing yaitu kegiatan pengeditan akan kebenaran dan
ketepatan data tersebut.23 Serta memeriksa kembali semua

21

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, . . ., 173.
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
23
Ibid., 97.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

data-data yang diperoleh dengan memilih dan menyeleksi data
tersebut dari berbagai segi yang meliputi kesesuaian dan
keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian, kejelasan serta
relevansinya dengan permasalahan. Teknik ini digunakan
peneliti untuk memeriksa kelengkapan data-data yang sudah
diperoleh. 24
c) Coding yaitu kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data
yang relevan dengan tema penelitian agar lebih fungsional. 25
d) Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan
terhadap hasil editing dan organizing data yang diperoleh dari
sumber-sumber penelitian, dengan menggunakan teori dan
dalil-dalil lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan. 26
5. Teknik Analisis Data
Setelah tahapan pengolahan data langkah selanjutnya
yaitu

menganalisa

data.

Penelitian

ini

dianalisa

dengan

menggunakan teknik deskriptif analisis, yakni menggambarkan
kondisi, situasi, atau femnomena yang tertuang dalam data yang
diperoleh tentang penundaan waktu penyerahan barang kemudian
dianalisis dengan menggunakan teori hukum Islam dan UndangUndang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

24

Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: Bumi aksara, 1997), 153.
Ibid., 99.
26
Ibid., 95.
25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan
pola pikir Deduktif, yaitu menganalisa data umum yang telah
dikumpulkan dan didukung dengan teori hukum Islam tentang jual
beli pesanan akad salam dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen pasal 4 huruf g bab III tentang
hak dan kewajiban konsumen dan pasal 16 huruf a bab IV tentang
perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha sebagai dasar untuk
membangun sebuah analisa yang kemudian ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat khusus tentang penundaan waktu
penyerahan barang.
H. Sistematika Pembahasan
Penulisan
mempermudah

skripsi

pembahasan

ini

disusun

dalam

secara

penilitian

sistematis
ini,

agar

sistematika

pembahasannya adalah sebagai berikut :
Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang memaparkan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi
operasional,

metode

penelitian,

dan

yang

terakhir

sistematika

pembahasan.
Bab Kedua, adalah landasan teori yang menjelaskan tentang
jual beli pesanan menurut Hukum Islam yaitu jual beli pesanan dengan
akad salam dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen pasal 4 huruf g bab III tentang hak dan kewajiban konsumen

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

dan pasal 16 huruf a bab IV tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku
usaha.
Bab Ketiga, ini merupakan penyajian data hasil penelitian
pada beberapa toko di DTC Wonokromo yang menerapkan jual beli
pesanan. Dalam bab ini memuat tiga sub bab, pertama, Gambaran umum
Toko yang mencakup sejarah berdirinya Toko, struktur organisasi dan
produk-produk yang ada pada Toko. Kedua, memuat tentang mekanisme
kegiatan transaksi jual beli pesanan di Toko Fidhia Collection, Virgo
Collection, dan toko butik Altara. Ketiga, memuat tentang mekanisme
penundaan waktu penyerahan barang pada akad jual beli pesanan.
Bab Keempat, membahas mengenai Tinjauan Hukum Islam
dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu
penyerahan barang dengan akad jual beli pesanan. Bab empat ini berisi
dua sub bab, yaitu: Tinjauan Hukum Islam terhadap penundaan waktu
penyerahan barang pada jual beli pesanan dengan akad salam, dan
Tinjauan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 terhadap penundaan waktu
penyerahan barang pasal 4 huruf g bab III tentang hak dan kewajiban
konsumen dan pasal 16 huruf a bab IV tentang perbuatan yang dilarang
bagi pelaku usaha.
Bab kelima, adalah penutup yang terdiri atas kesimpulan yang
merupakan jawaban dari rumusan masalah dan dilanjutkan dengan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

BAB II
JUAL BELI MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Jual Beli Menurut Hukum Islam
Jual beli dalam istilah fiqh disebut al-bai’ yang berarti
menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. 1
Pada era saat ini jual beli identik dengan menukar mata uang dengan
barang atau yang lainnya. Lafal al-bai’ juga digunakan untuk pengertian
lawannya yang berarti menjual. Dengan demikian kata al-bai’ juga berarti
menjual tetapi sekaligus juga berarti membeli.
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang
dikemukakan oleh ulama fiqh, ulama Hanafiyah mendefinisikan dengan2 :

ٍ
ٍ ٍِ
ٍ ‫ص ْو‬
‫ص‬
ُ َْ‫لى َو ْجه م‬
َ ‫ُمبَ َادلَةُ َمال بَال َع‬
Saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu
Yang dimaksudkan ulama Hanafiyah mengenai definisi jual
beli dengan cara tertentu adalah melalui ijab (ungkapan membeli dari
pembeli) dan qabul (pernyataan menjual dari penjual), atau dapat juga
melalui saling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli.

1
2

Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah . . . , 111.
Sayyid Sabiq, Fiqhu al-Sunnah, (Beirut: Dar-al Fikiri, 1987), jilid III, 89.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Selain itu menurutnya barang yang diperjualbelikan harus
bermanfaat bagi manusia, tidak diperbolehkan memperjualbelikan
bangkai, minuman keras, dan darah karena benda-benda tersebut tidak
bermanfaat bagi muslim.
1.

Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana transaksi untuk saling memenuhi
kebutuhan mempunyai landasan hukum dalam al-Quran dan AsSunnah. Terdapat beberapa ayat al-Quran dan as-Sunnah tentang jual
beli diantaranya:
Dasar hukum jual beli berdasarkan al-Quran, antara lain :
a. Surat al-Baqarah ayat 198:
           

          
     
Artinya :
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak
dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.3

b. Surat an-Nisa ayat 29 :
3

Departemen Agama R.I, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syaamil Qur’an, 2009), 31.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

          
              
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang didasari suka sama suka diantara kamu. 4
Dasar hukum jual beli berdasarkan sunnah Rasulullah,
antara lain :
1) Hadith yang diriwayatkan oleh Al-hakim yang bersumber
pada Rifa’ah ibn Rafi’ :

ِ
ِ
‫ َع َم ُل‬: ‫ال‬
َ ‫ب ؟ فَ َق‬
ُ َ‫ ا‬: ‫ب صل اه عليه وسلم‬
‫ُسئ َل ال ِ ي‬
ُ َ‫ئ ال َك ْسب اَطْي‬
) ‫ ( رواه البزار و احاكم‬. ‫اْلَ َم ْرِءبِيَ ِدهِ َوُك يل بَْي ٍع َمْب ُرْور‬
Artinya :
‚Rasulullah Saw. Ditanya salah seorang sahabat mengenai
pekerjaan (profesi) apa yang paling baik. Rasulullah saw.
Menjawab : Pekerjaan orang dengan tangannya sendiri dan
setiap jual beli yang diberkati‛. ( HR. al-Bazzar dan alHakim).5

2) Dari Ali bin Thalib, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda :

ِ َ ‫اِن اه تَع‬
ِ َ‫ب اَ ْن يَرى َعْب َدهُ يَس َعى ِِ طَل‬
‫احَََ ِل‬
ْ ‫ب‬
َ َ
ْ
َ ‫اَ ُُ ي‬
)‫(رواه الطراى والديلمى‬
Artinya :
4
5

Ibid. , 83.
Sayyid Sabiq, Fiqhu al-Sunnah, . . . , 89.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

‚Sesungguhnya Allah ta’ala suka jika melihat hambaNya berusaha mencari sesuatu yang halal‛ (Riwayat Ath
Thabrani dan ad Dailami).6
3) Hadith yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim, Rasulullah
saw. Bersabda:

‫ َوبَْي َ ُه َما اُُم ْور ُم ْشتَبِ َهة فَ َم ْن تَ َرَك َما يُ ْشتَبِهُ َعلَْي ِه ِم َن‬،ِ‫اَ ْحَََ ُل بَ نِ َواحَر ُام بَ ن‬
ِ
ِ
ِ ‫ك فِي ِه ِمن‬
‫ك‬
َ ‫اا ِْْ اَْو َش‬
ْ ‫استَبَا َن اَتْ َرُك َوَم ِن‬
ْ ‫اا ِْْ َكا َن ل َما‬
َ ْ ‫اجتَ َرأَ َعلَى َما يَ ُش ي‬
ِ
)‫ (رواه البخارى ومسلم‬.‫استَبَا َن‬
ْ ‫اَ ْن يُ َواق َع َما‬
Artinya :
‚Yang halal itu jelas, dan yang haram juga jelas. Diantara
keduanya syubhat. Siapa yang meninggalkan barang yang
tidak jelas berupa dosa, maka terhadap yang sudah jelas dosa
lebih pantas ditinggalkan. Dan siapa yang melakukan barang
yang tidak jelas, ia diragukan akan jatuh pada hal-hal yang
sudah jelas‛. 7
Dasar hukum jual beli berdasarkan kaidah hukum ushul fiqh
muamalah:

ِ ََ‫اََْْصل ِِ الْمعام‬
ِْ ‫ت‬
‫احةُ إِا أَ ْن يَ ِد يل َدلِْي ُل َعلَى ََْ ِرْيِ َها‬
َ َ‫اْب‬
َ َُ ُ ْ
Artinya :
‚Hukum asal dari muamalah adalah boleh atau mubah kecuali ada
dalil yang melarangnya‛. 8

Jual beli yang diberkahi oleh Allah adalah setiap jual
beli yang tidak ada dusta dan khianat, sedangkan dusta itu adalah
penyamaran dalam barang yang dijual, dan pnyamaran itu adalah

6

Ibid.
At-thirmidhi, As-sunnah (‘Amman : Baitul Afka ad Dauliyah, t.t), Juz 1, 128.
8
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, 10.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

menyembunyikan aib barang dari penglihatan pembeli. Adapun
makna khianat yaitu menyangkut cakupan yang lebih umum
sehingga selain menyamarkan bentuk barang yang dijual, sifat, atau
hal-hal luar seperti dia menyifatkan dengan sifat yang tidak benar
atau memberi tahu harga yang dusta.9
2.

Rukun dan Syarat Jual Beli
Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus
dipenuhi, agar jual beli dapat dikatakan sah oleh syara’. Menurut
jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada empat,
yaitu10 :
a. Ada orang yang berakad (penjual dan pembeli)
1) Penjual adalah seorang atau sekelompok orang yang menjual
benda/jasa kepada pihak lain atau pembeli baik berbentuk
individu atau kelompok.
2) Pembeli adalah seseorang atau kelompok orang yang membeli
benda /jasa baik berbentuk individu atau kelompok.
b. Ada shigat (lafal ijab dan qabul)
Yaitu ucapan penyerahan hak milik dari satu pihak dan
ucapan penerimaan dipihak lain baik dari penjual atau pembeli.

9

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Grafindo Press, 2010), 27.
Wahbah Az-zuhaili, Fiqh Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 28.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

c. Ada barang yang diperjualbelikan
Adalah objek dari suatu transaksi jual beli baik
berbentuk barang/jasa.
d. Ada nilai tukar pengganti barang
Artinya barang yang diperjualbelikan harus terdapat
nilai tukar yang sesuai dengan barang/harga sehingga diketahui
nila tukarnya.
Menurut Mardani, suatu jual beli tidak sah bila tidak
terpenuhi dalam suatu akad tujuh syarat, yaitu11 :
1) Saling rela antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli
2) Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad, yaitu
orang yang telah baligh, berakal, dan mengerti jual beli.
3) Harta yang menjadi objek transaksi telah dimiliki sebelumnya.
maka, tidak sah jual beli barang yang belum dimiliki tanpa seizin
pemiliknya

atau

barang-barang

yang

masih

baru

akan

dimilikinya.
4) Objek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama. Maka,
tidak boleh menjual barang haram seperti khamr, bangkai dan
lain-lain.

11

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Group, 2012), 104.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

5) Objek transaksi adalah barang yang bisa diserahterimakan. Maka,
tidak sah jual burung yang masih terbang diangkasa karena tidak
dapat diserahterimakan.
6) Memberi manfaat menurut syara’, maka dilarang jual beli bendabenda yang tidak bisa diambil manfaatnya menurut syara’.
Seperti menjual babi, cicak, kalajengking dan lain sebagainya,
karena dalam transaki yang hendak diperoleh adalah manfaat itu
sendiri.
7) Tidak dikaitkan dengan atau hal-hal lain yang tidak pasti
misalnya: ‚jika ayahku pergi kujual motor ini‛.
8) Tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan saya jual motor ini
kepada tuan selama satu tahun. Maka penjualan tersebut tidak
sah, sebab jual beli adalah salah satu sebab pmilikan secara penuh
yang tidak dibatasi apapun kecuali ketentuan syara’.
9) Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak saat akad. Maka
tidak sah menjual barang yang tidak jelas.
10) Harga harus jelas saat transaksi. Maka tidak sah jual beli dimana
penjual tidak menetapkan harga jual.
3.

Macam-Macam Jual Beli

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Jual beli banyak macamnya tergantung dari sudut mana
jual beli itu dipandang. Maka untuk lebih jelasnya, seperti peneliti
jelaskan sebagai berikut :
a. Dilihat dari segi sifatnya.
1) Jual beli yang shahih, yakni jual beli yang disyariatkan
dengan memenuhi asalnya dan sifatnya, atau dengan
ungkapan lain, jual beli shahih adalah jual beli yang tidak
terjadi kerusakan, baik pada rukunnya maupun syaratnya.
2) Jual beli ghair shahih, yakni jual beli yang tidak dibenarkan
sama sekali oleh syara’ dan dinamakan jual beli bathil atau
jual beli yang disyariatkan dengan terpenuhi pokoknya
(rukunnya), tidak sifatnya dan ini dinamakan jual beli fasid
(rusak). 12
b. Dilihat dari segi obyek terhadap barang yang diperjualbelikan.
1) Jual beli pesanan (Bai’ al-Salam)
Yaitu jual beli melalui pesanan, yakni dengan cara
menyerahkan uang terlebih dahulu secara tunai, dan
penyerahan barang dilakukan setelahnya.
2) Jual beli Muqayyadah (barter)

12

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta : Amzah, 2010), 201.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Yaitu jual beli dengan cara menukar barang
dengan barang yang pada umumnya dikatakan barter
seperti menukar beras dengan minyak. 13
3) Jual beli Mutlaq
Yaitu jual beli dengan sesuatu yang telah disepakati dan
menggunakan Dirham, Dollar, Rupiah dan lain-lain sebagai
alat penukarannya. jual beli ini yang digunakan banyak
pedagang.
4) Jual beli thaman (alat penukar dengan alat penukar)
Yaitu menjual belikan S|aman (alat pembayaran) dengan
S|aman lainnya seperti uang perak dan uang emas.
c. Dilihat dari segi harga (thaman).
1) Jual beli al-murabahah, yakni jual beli mabi’ dengan harga
pokok

ditambah

sejumlah

keuntungan

tertentu

yang

disepakati dalam akad.
2) Jual beli al-tauliyah, yakni jual beli mabi’ dengan harga asal
tanpa ada penambahan atau pengurangan harga.
3) Jual beli al-wadhi’ah, yakni jual beli barang dengan
pengurangan sejumlah harga atau diskon.

13

Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 101.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

4) Jual beli al-musawamah, yakni jual beli barang dengan tsaman
yang disepakati kedua pihak, karena pihak penjual cenderung
merahasiakan harga asalnya. 14
d. Dilihat dari segi pelaksanaan pembayarannya.
1) Jual beli tunai, yaitu jual beli dimana harga dan barang
diserahkan secara tunai.
2) Jual

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN MUSLIM ATAS JUAL BELI HEWAN KURBAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG-BARANG YANG HILANG DI KAMAR HOTEL DI KAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

TINJAUAN HUKUM MENGENAI TRANSAKSI JUAL - BELI MELALUI SITUS BELANJA ONLINE ( ONLINE SHOP ) MENURUT KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG - UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 10

TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MEKANISME TRANSAKSI JUAL BELI MINUMAN KEMASAN DALAM MESIN OTOMATIS DI UNTAG 1945 SURABAYA.

5 386 94

Analisis hukum Islam dan Undang-Undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya.

0 0 80

TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI MP3 BERKEMASAN SEGEL DI TOKO HIKMAH CELL DARMO SATELIT SURABAYA.

0 0 73

TINJAUAN SADD AL-DHARI'AH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI ROTI SEMI KEDALUWARSA DI CV. SURYA GLOBAL SURABAYA.

0 1 101

Undang Undang No. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 45

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI ONLINE DAN RELEVANSINYA TERHADAP UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 18 165