Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar T1 292008132 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Belajar merupakan perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman.
Belajar bermula dari proses tidak tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Hal tersebut
menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri
sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi
kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan
Ekonomi. IPS merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi – materi
terpilih dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora untuk kepentingan pengajaran anak
didik. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga
dunia yang cinta damai. Sesuai dengan UU Nomor


20 tahun 2003 tentang

SISDIKNAS , tujuan pendidikan nasional secara umum adalah membentuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani berilmu, cakap,
kreatif serta mandiri sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya serta menjadi
warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Siswa dituntut untuk menjadi
pribadi yang mandiri dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukaan M.J
Langeveld yang diambil dalam bukunya Oemar Hamalik 2011 “ Pendidikan
adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan
mandiri”. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pengembangan
bakat dan potensi agar lebih cepat terarah maka perlu bimbingan yang profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

1

2

menilai, dan mengevaluai peserta didik pada pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan menengah pada pendidikan formal.

Selama ini proses pembelajaran IPS kebanyakan masih menggunakan
paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang
pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan
mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal sehingga Kegiatan
Belajaran Mengajar (KBM) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian
siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan belajar siswa
dalam memahami mata pelajaran IPS. Siswa tidak akan bisa belajar dari
pengalamannya sendiri. Seperti yang dikemukan oleh Slavin dan Catharina Tri
Anni 2004 dalam buku Agus Suprijono 2011, “belajar merupakan proses
perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman”.

Dari uraian yang

dikemukakan oleh Slavin dan Catharina Tri Anni menunjukkan bahwa dalam
proses belajar hendaknya guru adalah sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengarahkan siswa dalam belajar supaya menemukan pengalamannya sendiri.
Pengalaman itulah yang dijadikan sebagai sumber belajar siswa. Guru bukanlah
satu-satunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa hanya menerima apa
yang diberikan oleh guru.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS dan kompetensinya, diperlukan

suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru. Pembelajaran dapat berlangsung secara aktif jika disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,
siswa mengalami apa yang dipelajarinya sehingga menemukan sendiri konsepkonsep yang dipelajarinya, dan siswa membangun pengetahuannya berdasarkan
pengalaman yang dimilikinya dengan berinteraksi dengan teman atau gurunya,
serta menggunakan berbagai sumber atau media.
Agar proses pembelajaran semakin menarik perlu pemilihan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam
memahami konsep yang sulit pada saat proses pembelajaran. Banyak sekali

3

model–model pembelajaran yang inovatif dalam pendidikan. Diantaranya adalah
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match
artinya model pembelajaran mencari pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah
kartu (bisa soal bisa jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai
dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran
make a match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Sehingga

pembelajaran akan mudah dipahami serta membuat hubungan sosial siswa
berkembang. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibrahim (2000:2), model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa
mempelajarai isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran
kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan yaitu ; saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 2003:30).
Apabila komunikasi antara guru dengan siswa tidak seimbang atau guru
hanya berceramah saja maka yang ada siswa akan merasa jenuh atau bahkan
berbicara sendiri. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat observasi yang telah
dilakukan

di SD Negeri 1 Bogorejo dengan KKM mata pelajaran IPS 66

sebanyak 19 peserta didik atau 66% yang baru memenuhi KKM sedangkan 10
peserta didik atau 33% yang belum mencapai standar pada KKM yang telah
ditentukan dari jumlah keseluruhan 29 peserta didik kelas IV di SD Negeri 1
Bogorejo. Di SD Negeri 2 Bogorejo dengan KKM mata pelajaran IPS 66 yaitu
sebanyak 18 peserta didik atau 62, 5% yang sudah memenuhi standar KKM,
sedangkan 11 peserta didik atau 35% siswa belum mencapai standar KKM yang

sudah ditentukan dari jumlah keseluruhan 29 peserta didik kelas IV di SD Negeri
2 Bogorejo.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat observasi yang telah
dilakukan di SD Negeri 1 Bogorejo dan SD Negeri 2 Bogorejo, dari data yang
diperoleh maka perlu pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta
didik untuk lebih mudah dalam memahami konsep yang sulit pada saat proses
pembelajaran. Memperhatikan permasalahan pada latar belakang, sudah

4

selayaknya dalam pengajaran IPS di SD Negeri 1 Bogorejo dan di SD Negeri 2
Bogorejo dilakukan suatu inovasi. Inovasi tersebut adalah melalui pembelajaran
kooperatif tipe Make–A Match. Dengan make a match maka kekompakan siswa
akan meningkat dan siswa akan memahami dirinya bahwa manusia itu merupakan
makhluk sosial. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo
homini socius, artinya menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial (Anita
Lie,2003:27). Sehingga membuat kerjasama antar kelompok meningkat dan
menjadikan stimulus yang baik untuk kekompakan.
Model pembelajaran make a match akan terjalin asosiasi–asosiasi antara

pertanyaan–pertanyaan sebagai stimulus dan jawaban-jawaban sebagai respon dan
juga terjalin interaksi dan kerja sama antar siswa (Agus Suprijono, 2009:20).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Euis Kurniawati pada tahun 2009
menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
tipe Make A Match dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan

masalah

kurangnya

keterlibatan

siswa

pada

saat

pembelajaran dan referensi dari Agus Suprijono serta penelitian mengenai model

pembelajaran Make A Match maka peneliti melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah tertulis dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah model pembelajaran
make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial sekolah dasar “.
1.3. Tujuan Peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
make a match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial sekolah dasar.

5

1.4. Manfaat Peneliti
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu masukan agar dalam pembelajaran, guru dapat
menerapkan strategi pembelajaran yang mampu menunjang peningkatan hasil

belajar.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS dapat meningkat.
2. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam penggunaan strategi pembelajaran pada pelajaran
IPS dan menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk pembelajaran
materi lain.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam usaha untuk memperbaiki dan merumuskan sistem
pendidikan dan kualitas kelulusan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pembelajaran Outdoor Activities pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. T1 292008271 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar T1 292008132 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar T1 292008132 BAB IV

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar T1 292008132 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar

0 0 81

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode Pembelajaran Kontekstual Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA T1 292008269 BAB I

0 0 4