EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP STRUKTUR MIKROSKOPIS SEL BETA PANKREAS TIKUS HIPERGLIKEMIK | Andalia | Jurnal Edubio Tropika 7148 15547 1 PB

Jurnal EduBio Tropika, Volume 5, Nomor 1, April 2017, hlm. 1-53

Nurlena Andalia
Prodi Magister Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

Safrida
Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

Mustafa Sabri
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Korespondensi: nurlena.andalia@yahoo.co.id

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)
TERHADAP STRUKTUR MIKROSKOPIS SEL BETA PANKREAS TIKUS
HIPERGLIKEMIK
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Kersen (Muntingia
calabura L) terhadap stuktur mikroskopis sel pankreas tikus hiperglikemik. Perlakuan pada penelitian ini
terdiri atas P0 sebagai kontrol negatif (diberi aquades), P1 sebagai Kontrol positif (75 mg/kg BB aloksan dan
diinkubasi selama 28 hari), P2 (75 mg/kg BB aloksan dan pemberian metformin sebagai pembanding obat
herbal dan sintetik) selama 28 hari, P3 (75 mg/kg BB aloksan dan pemberian 150 mg/kg BB ekstrak daun
Kersen (Muntingia calabura L) selama 28 hari), P4 (75 mg/kg BB aloksan dan pemberian 300 mg/kg BB

ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura L) selama 28 hari), P5 (75 mg/kg BB aloksan dan pemberian 450
mg/kg BB ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura L) selama 28 hari. Data dianalisis menggunakan analisis
varian pada selang kepercayaan α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kersen
(Muntingia calabura L.) pada berbagai dosis mempengaruhi proposi nekrosa sel pankreas dengan nilai
signifikan 0,036 pada tikus hiperglikemik. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Kersen
(Muntingia calabura L.) berpotensi dalam memperbaiki nekrosa sel beta pankreas tikus Hiperglikemik.
Kata Kunci: Muntingia calabura. L, Tikus, Sel

pancreas dan Hiperglikemik.

THE EFFECTS GIVING OF Muntingia calabura L. EXTRACT ON BLOOD GLUCOSE
CONCENTRATION AND MICROSCOPIC STRUCTURE PANCREAS CELLS OF THE
HYPERGLYCEMIC RATS
ABSTRACT: This study was designed to determine the effect of Muntingia calabura L on blood glucose
concentrations and pancreas cell microscopic structure of the hyperglycemic rat. This research has been carried
out in the Laboratory of Hystology Department of Clinical Veterinary Faculty of Veterinary Medicine
University of Syiah Kuala Juni to August 2016. This research used a completely randomized design with six
treatment and four replications. Each treatment in this study is consisted of a negative control (given distille
water), P1 as a positive control (75 mg/kg BB alloxan and incubated for 28 days), P2 (75 mg/kg BB alloxan
and metforminfor 28 days), P3 (75 mg/kg BB alloxan and 150 mg/kg of leaf extract of Muntingia calabura. L

for 28 days), P4 (75 mg/kg BB alloxan and 300 mg/kg of leaf extract of Muntingia calabura. L for 28 days), P5
(75 mg/kg BB alloxan and 450 mg/kg of leaf extract of Muntingia calabura. L for 28 days). Data were
analyzed using analysis of variance α 0,05 confidence interval. It was be concluded that the extract of
Muntingia calabura.L of 150, 300, 450 mg/kg for 28 days effective in lowering can reduce pancreatic cell
nekrosa hyperglycemic rats. provision of cherry leaf extract (Muntingia calabura L.) can affect the microscopic
structure of the rat pancreas hyperglycemic.
Keywords: Muntingia calabura. L extracts, Rats,

Cells and Hyperglycemic.

PENDAHULUAN
Menurut data WHO, Indonesia menempati
urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita
Diabetes Mellitus di dunia. Pada 1995, jumlah
penderita Diabetes mellitus di Indonesia mencapai
5 juta, pada tahun 2000 jumlah penderita
8.400.000 jiwa, pada tahun 2003 jumlah penderita

13.797 juta, pada tahun 2005 sekitar 24 juta orang.
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada

tahun yang akan datang (Soegondo, 2008).
WHO merekomendasikan penggunaan tanaman obat dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit (WHO,

49

50

Andalia, dkk.

2003). Gerakan memanfaatkan obat alam ini timbul karena banyak dijumpainya efek samping yang
tidak dikehendaki akibat penggunaan obat kimia
murni (Hardono, 1997). Obat tradisional merupakan salah satu alternatif dalam bidang pengobatan,
karena efek sampingnya dianggap lebih kecil dan
harganya lebih murah dibandingkan obat moderen
(Suwandi, dkk : 2003, didalam Christianto, 2012).
Tanaman Kersen mengandung beberapa
senyawa kimia, seperti pada daun Kersen mengandung tripenoid, karbohidrat, protein, polifenol,
flavonoid, asam askorbat, α – tocopherol, dan klorofil (Mohamed, et al., 2015). Daun Kersen mengandung kelompok senyawa yang menunjukkan
aktivitas antioksidatif (Priharyanti, 2007; Zakaria,
2007). Antioksidan tersebut diduga mampu melindungi sel hati dari kerusakan yang diakibatkan

radikal bebas. Secara kualitatif diketahui bahwa
senyawa yang dominan dalam daun Kersen adalah
flavonoid (Zakaria, 2007).
Berdasarkan unsur metabolit yang terdapat
pada daun Kersen (Muntingia calabura L.) maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Kersen (Muntingia
calabura L.) terhadap struktur mikrokopis sel beta
pankreas tikus hiperglikemik.

calabura L.) dibersihkan, dikeringkan tanpa terkena sinar matahari secara langsung, dan dipotong
kecil-kecil kemudian diblender. Selanjutnya serbuk daun Kersen (Muntingia calabura) diekstraksi
dengan menggunakan metode maserasi yaitu direndam dengan etanol 96%. Semua ekstrak disaring secara terpisah, selanjutnya diuapkan dengan
rotary evaporator pada tekanan rendah (Ohadoma,
2011).

Pemberian Aloksan dan Ekstrak Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)
Menurut Fauziah (2000), sebelum perlakuan
dilakukan, semua tikus ditimbang berat badannya
untuk penentuan dosis aloksan dengan menggunakan timbangan OHAUS dengan daya timbang

2610 g. Pemberian aloksan dilakukan satu kali
pada hari pertama perlakuan secara intraperitonial
dengan dosis 75 mg/kg BB dan dilanjutkan pemberian ekstrak daun Kersen dengan dosis yang
berbeda yaitu 150 mg/kg BB, 300 mg/kg BB dan
450 mg/kg BB mengacu pada Manohar et al.
(2012). Menurut Santos et al.,(1978) Pemberian
ekstrak daun Kersen dilakukan secara oral
(intubasi oesophagus) selama 28 hari untuk semua
perlakuan. Hewan kontrol hanya diberi pelarut
aloksan dan air. Pemberian perlakuan dilakukan
pada pukul 16.00 WIB sebelum hewan coba
METODE
diberi makan. Tikus dipuasakan selama enam jam
Penyiapan dan Percobaan Hewan Percobaan
Pada penelitian ini digunakan 24 ekor tikus sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Ratus novergicus jantan umur tiga bulan. Tikus
percobaan dibagi menjadi enam perlakuan dan Pengambilan Organ dan Pembuatan Sediaan
empat ulangan, terdiri dari P0= Kontrol negatif Histologis
(diberi aquades), P1 = Kontrol positif (75 mg/kg
Tikus dinekropsi satu hari setelah perlakuan

BB aloksan dan diinkubasi selama 28 hari), P2 (75 berakhir.Setelah dinekropsi, organ pankreas segera
mg/kg BB aloksan + produk komersial – Metfor- diambil dan selanjutnya dibuat sediaan histologis
min 2 mL), P3 (75 mg/kg BB aloksan dan 150 dengan menggunakan metode paraffin. Pembuatan
mg/kg BB ekstrak daun Kersen selama 28 hari), preparat histologi menggunakan pewarnaan HE
P4 (75 mg/kg BB aloksan dan 300 mg/kg BB (Muntiha, 2011). Diambil pankreas lalu dicuci
ekstrak daun Kersen selama 28 hari), P5 (75 mg/kg dengan NaCL fisiologis, difiksasi dengan formalin
BB aloksan dan 450 mg/kg BB ekstrak daun buffer 10% selama 18-24 jam, kemudian didehiKersen selama 28 hari), dan Tahap percobaan drasi dengan alkohol bertingkat 80%, 90%, 95%,
meliputi, adaptasi selama tujuh hari dengan alkohol absolut. Spesimen dimasukkan ke larutan
pemberian pakan pelet dan air minum secara ad xylol selama 1 jam untuk impregnasi, kemudian
libitum. Perlakuan seluruh kelompok dilakukan dimasukkan ke larutan xylol murni selama 1 x 1
selama 28 hari. Pada akhir penelitian semua tikus jam, parafin cair 1 x 1 jam untuk proses embeddinekropsi. Tikus dibedah segera setelah tikus mati ding ke dalam blok. Spesimen di dalam blok
dan diambil organ pankreas guna pemeriksaan parafin dipotong dengan mikrotom setebal 5
mikron, secara cross section/melintang. Irisan
histopalotologi.
diletakkan objek glass yang sebelumnya diolesi
Pembuatan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia polysilin. Diinkubasi untuk pembuangan parafin
yang kemudian diwarnai dengan pewarnaan HE
calabura L.)
Pembuatan ekstrak daun kersen berpedoman (Hematoksilin Eosin), setelah kering diberi balsem
pada (Ohadama, 2011) daun Kersen (Muntingia kanada. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop


Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.)

51

70
60
50
Ulangan I

40

Ulangan II
Ulangan III

30

Ulangan IV
20
10

0
Perlakuan 0 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4 Perlakuan 5

Gambar 1. Nekrosa Sel Beta Pankreas

cahaya Olympus dan pembuatan foto mikrograf.
Data diperoleh dari hasil pengamatan terhadap nekrosa sel β pankreas dilakukan dengan
menghitung jumlah rata-rata sel beta yang mengalami nekrosa pada pulau Langerhans.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Guna mengetahui jumlah sel-sel beta yang
mengalami nekrosa pada pulau Langerhans, telah
dilakukan pengamatan dengan pewarnaan HE
(Hematoksilin Eosin). Telah dilakukan pengamatan jumlah sel beta pankreas yang mengalami
nekosa menggunakan tiga lapangan pandang. Pada
tikus dewasa, sebaran sel-sel beta pada pulau
Langerhans berada di tengah-tengah, sementara
sel-sel beta pulau Langerhans berada di tengahtengah, sementara sel-sel lainnya seperti sel alfa,
delta dan sel PP tersebar di bagian perifer (Kim, et
al., 2007). Hasil pewarnaan HE (Hematoksilin
Eosin) untuk melihat nekrosa sel beta pankreas

disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1 Tampak sel beta pankreas meningkat pada pemberian ekstrak daun
Kersen (Muntingia calabura) pada P5 yaitu pemberian ekstrak daun Kersen sebanyak 450 mg/kg
BB, ini berarti pemberian ekstrak daun Kersen
yang 450 mg/kg BB dapat memperbaiki sel beta
pankreas yang mengalami nekrosa.
Menurut Szkudelski (2001), aloksan di dalam tubuh mengalami metabolisme oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan radikal aloksan.
Radikal ini mengakibatkan kerusakan pada sel beta
pankreas. Pada pulau Langerhans terlihat pengurangan jumlah massa sel, beberapa pulau Langer-

hans mengalami kerusakan, dimana ukuran menjadi lebih kecil bahkan ada yang hancur dan
menghilang. Akibat kerusakan sel beta, sel beta
tersebut tidak mampu menghasilkan insulin sehingga terjadi penyakit diabetes yang dikarakterisasi dengan keadaan hiperglikemia.
Hiperglikemia menurut Aronson (2008)
dapat memperparah kerusakan sel beta. Alasannya,
kondisi hiperglikemia kronis cenderung meningkatkan pembentukan radikal bebas (ROS) melalui
jalur metabolisme glukosa seperti autooksidasi
glukosa, metabolisme pembentukan metilglioksal,
dan fosforilasioksidatif (Robertsonet al., 2004).
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 2

sampai Gambar 7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh aloksan tampak nyata pada tikus diabetes
yang menyebabkan kerusakan sel beta pulau
Langerhans meskipun terdapat variasi di antara
individu tikus. Menurut Szkuldeski (2001) terdapat
variasi perubahan histopatologi pulau Langerhans
akibat induksi aloksan. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh cara pemberian (intravena, sub-kutan, intraperitoneal) dan ketahanan dari masing-masing
individu hewan.
Beberapa peneliti telah melaporkan perubahan histopatologi sel beta pulau Langerhans pada
kondisi diabetes. Menurut Jorns et al., (1997), efek
senyawa aloksan terhadap sel beta menyebabkan
nekrosis dan degenerasi bahkan dilaporkan 4050% sel beta mengalami nekrosis. Demikian juga
hasil penelitian Boudreau et al., (2006) yang menunjukkan bahwa intisel beta mengalami kariolisis,
komponen sitoplasma mengalami disintegrasi,

52

Andalia, dkk.


Gambar 2. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (Aquades). Pembesaran 40x (Sumber: Hasil Penelitian)

Gambar 3. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (75 mg/kg BB Aloksan
dan Diinkubasi Selama 28 Hari) Pembesaran 40x (Sumber: Hasil Penelitian)

Gambar 4. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (75 mg/kg BB Aloksan
dan pemberian metformin 2 mL Selama 28 Hari) Pembesaran 40x (Sumber:
Hasil Penelitian)

Gambar 5. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (75 mg/kg BB Aloksan
dan 150 mg/kg BB Ekstrak Daun
Kersen (Muntingia calabura.L) Selama
28 Hari) Pembesaran 40x (Sumber:
Hasil Penelitian)

Gambar 6. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (75 mg/kg BB Aloksan
dan 300 mg/kg BB Ekstrak Daun
Kersen (Muntingia calabura.L) Selama
28 Hari) Pembesaran 40x (Sumber:
Hasil Penelitian)

Gambar 7. Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Pada Perlakuan (75 mg/kg BB Aloksan
dan 450 mg/kg BB Ekstrak Daun
Kersen (Muntingia calabura.L) Selama
28 Hari) Pembesaran 40x (Sumber:
Hasil Penelitian)

Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.)

batas-batas sel tidak jelas, dan terdapat masa debris
yang mengandung fragmen fragmen inti serta
nekrosis.
Sel beta pankreas tikus yang diinduksi aloksan mengalami kerusakan dan dikarakterisasi
dengan kondisi hiperglikemia. Pengamatan ultra
struktur jaringan pankreas tikus positif diabetes
(DM) terlihat ukuran, jumlah, maupun bentuk
pulau Langerhans mengalami penurunan. Sekretori
granula insulin berkurang, pertautan antara sel
asinar dengan pulau Langerhans lepas, membran
mitokondria bocor (rupture), mitokondria kehilangan struktur kristae dan inti sel beta mengalami
kariopiknotis.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak
DAFTAR RUJUKAN
Aronson, D. 2008. Hyperglycemia and the pathobiology ofdiabetic complications. Adv. Cardiol. 45: 1-16.
Beenen, H.M., 1996, Diabetes Mellitus and Hypertension, General Introduction, Dissertation,
Universiteit Van Amsterdam, Netherlands
Fauziah. 2005. Aktivitas Antidiabetik Daun Lidah
Buaya (Aloe vera) pada tikus putih (Ratus
wistar) jantan, (online),http://digilib.bi.itb.
ac.Id/go.Php?id=jbptitbbigdl-s2-2005-Fauziah-1121&node=158&start=11, Diakses pada
tanggal 9 Mei 2013.
Jorns, A., R. Munday, M. Tiege and S. Lenzen.
1997. Comparative toxicity of alloxan, Nalkylalloxans andninhydrin to isolated pancreastic islet in vitro. J.Endocrinol. 155: 283293.
Kahn, C.R. 1995, Disorder of Fuel Metabolism, In
Becker, K.L. (Ed.), Priciples and Practice of
Endocrinology and Metabolism, 2nd Ed.,
1148-54,
Lawrence, J.C., 1994, Insulin and Oral Hypoglycemic Agents, In Brody, T.M., Larner, J.,
Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), Human Pharmacology, 2nd Ed., 523-539, Mosby, London.
Mohamed, A. K., Subhas, C., M., Dinesha, R.
2015. Antioxidant Activity: ROOT, Leaves,
fruits Aqueous Ekstract of Muntingia calabura

53

daun Kersen (Muntingia calabura L.) berpotensi
dalam memperbaiki nekrosa sel beta pankreas
pada tikus (Ratus novergicus) dengan dosis 450
mg/kg BB yang paling efektif bila dibandingkan
dengan dosis 150 mg/kg BB, 300 kg/mg BB serta
pemberian metformin sebanyak 20 mg/kg BB.
SIMPULAN
Nekrosa sel beta pankreas dapat diperbaiki
dengan menggunakan ekstrak daun Kersen
(Muntingia calabura L.) dengan dosis 450 mg/kg
BB memiliki kemampuan yang lebih untuk memperbaiki sel beta pankreas.

Ohadoma, SC, Michael HU. 2011. Effects of CoAdministration of Methanol Leaf Extract of
Catharanthusrosesus on the Hypoglycemic
Activity of Metformin and Glibenclamide in
Rats. Madonna University. Elele Rivers
State, Nigeria.
Robertson, R.P., J. Harmon, P.O. Tran, Y. Tanaka
and H.Takahashi. 2003. Glucose toxicity in
beta-cells: type 2diabetes, good radicals gone
bad, and the glutathioneconnection. Diabetes
52: 581-587.
Santos, A.C,P. Santos & C.R. Solevilla. 1978.
Phytochemical, Microbiological and Pharmalogical Screening of Medical Plant. Philiness: GMS. Publishing Coorporation
Soegondo, Sidartawan & Sukardji, Kartini. 2008.
Hidup secara mandiri dengan Diabetes
Mellitus; kencing manis; sakit gula. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Szkudelski, T. 2001. The mechanism of alloxan
andsreptozotocin action in cells of the rat
pancreas.Physiol. Res. 50: 536-546.
Unger, R.H. and Foster, D.W., 1992, Diabetes
Mellitus, In Wilson, J.D. and Foster, D.W.,
Endocrinology, 1255-1317, W.B Sunders
Company, A Division of Harcourt Brace and
Company, London.
WHO, 2003. Tradisional Medicine, http://www.
who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/.(Ju
ni 2012).

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP HAMBATAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Enterococcus faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 8 15

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP HAMBATAN Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Enterococcus faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 3 18

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Starch 1500 Dan Bahan Pengisi Manitol.

0 3 17

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Starch 1500 Dan Bahan Pengisi Manitol.

0 2 12

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DENGAN BAHAN Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Explotab Dan Bahan Pengisi Amilum.

4 20 12

PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DAN DAUN SIRSAK DALAM PEMBUATAN TEH DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dan Daun Sirsak Dalam Pembuatan Teh Dengan Penambahan Pemanis Daun Stevia.

0 2 15

PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DAN DAUN SIRSAK DALAM PEMBUATAN TEH DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dan Daun Sirsak Dalam Pembuatan Teh Dengan Penambahan Pemanis Daun Stevia.

0 3 14

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L) TERHADAP KADAR ALANINE AMINOTRANSFERASE (ALT) PADA Efek Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Terhadap Kadar Alanine Aminotransferase (ALT) pada Tikus yang Diinduksi Asetaminofen.

0 4 12

UJI EFEK EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L) TERHADAP KADAR ALANINE AMINOTRANSFERASE (ALT) PADA Efek Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Terhadap Kadar Alanine Aminotransferase (ALT) pada Tikus yang Diinduksi Asetaminofen.

0 3 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae COVER

0 0 15