LAPPEN Yuliawati, G. Hartono Rekonstruksi Model Kelembagaan BAB 7

49

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1.

Peluang pemanfaatan STA oleh petani dipengaruhi oleh jarak tempat tinggal
petani dengan STA, tingkat pengetahuan petani tentang STA dan ikatan informal
petani dengan kelembagaan non STA. Di antara tiga variabel yang signifikan,
variabel pengetahuan petani tentang STA memiliki nilai odds ratio tertinggi
yaitu 5,279 artinya peningkatan satu unit tingkat pengetahuan petani akan
meningkatkan peluang untuk memanfaatkan STA sebesar 5,279 kali
dibandingkan dengan yang tidak memanfaatkan STA.

2.

Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan STA
dan analisis kinerja STA menggunakan kerangka analisis Struktur (Structure),
Perilaku (Conduct) dan Kinerja (Performance) menunjukkan:
2.1.


Struktur (Structure): (a) Struktur pasar yang terjadi dalam perdagangan
sayuran di STA adalah struktur pasar oligopoli terdiferensiasi; (b)
Hambatan masuk pasar ada tiga dan masih perlu dipertahankan, yakni
kartu anggota, tarif dan larangan memasukkan jenis sayuran dari daerah
lain ke STA bila jenis sayuran tersebut dihasilkan oleh petani sekitar; (c)
Penguasaan informasi berbeda antar pemeran pasar, terbanyak dimiliki
oleh pedagang besar, dan paling sedikit dimiliki oleh petani sayur. Perlu
dirancang sistem informasi yang dapat diakses oleh pemeran pasar dan
STA perlu diwajibkan menggunggah informasi termaksud ke internet.

2.2. Perilaku (Conduct): (a) Cara jual sayuran yang banyak dilakukan oleh
petani adalah cara jual per satuan tanpa grading yang dilakukan oleh
67,47% petani. Perlu dilakukan pembinaan pada petani agar melakukan
cara jual yang lebih baik yakni cara jual per satuan berdasarakan kualitas;
(b) Masih terlalu banyak petani yang harga jual sayurannya ditetapkan
secara sepihak oleh pedagang yang mencapai 58,57% petani. Perlu
diupayakan agar posisi tawar petani dalam menjual sayuran dapat

50


meningkat; (c) Cara pembayaran yang paling banyak terjadi adalah
pembayaran tunai yang mencapai 87.14%; (d) Hubungan dagang
berlangganan antara petani dengan pedagang masih jarang terjadi, yang
hanya mencapai 22,92 dengan pengumpul dan 25,81% dengan pedagang
besar; (e) Pelaksanaan fungsi pemasaran yang dilakukan relatif sederhana,
dan penyediaan fasilitas dengan teknologi tinggi seperti penyimpanan
sayuran dengan pendingin belum perlu dilakukan.
2.3. Kinerja (Conduct): Kinerka pasar yang ditemukan untuk komoditas
dominan kuantitas relatif baik. Pada kisaran margin pemasaran yang
hanya mencapai 5,88% hingga 33,33% dari harga beli dan kisaran bagian
yang diterima petani yang cukup tinggi yang mencapai 75% hingga
94,44% dari harga jual pedagang, keuntungan pedagang bisa mencapai
kisaran antara 33,33% hingga 150% dari biaya pemasaran
3. Rumusan Model Awal dan Pedoman Pengembangan STA, dimaksudkan untuk
meningkatkan peran STA sehinga dapat lebih dimanfaatkan oleh petani, untuk itu
disusun mekanisme, tahapan beserta pedomannya.
7.2. Saran
1. Perlu upaya untuk terus menerus menanamkan pengetahuan tentang pentingnya

keberadaan STA, sehingga dapat optimal dimanfaatkan oleh petani.

2. Upaya untuk meningkatkan posisi tawar petani dalam menjual sayuran dapat

ditempuh dengan meningkatkan fungsi kelompok tani/gapoktan dan kemudahan
dalam mengakses informasi harga.
3. Keberadaan STA yang relatif sudah berhasil memutus mata rantai sehingga
meningkatkan efisiensi pemasaran harus diimbangi dengan adanya jaminan kepastian
harga.