BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi - Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Ind

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Obligasi
Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu
jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut memiliki
waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan
Wachowisz, 2007:358). Sedangkan Menurut Keown et al., (2011:232) obligasi
merupakan suatu jenis hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang
dikeluarkan oleh peminjam, yang berjanji untuk membayar kepemegangnya
dengan jumlah yang tetap setiap tahun.
Menurut Tandelilin (2010) dalam Pandutama (2012), dari sudut pandang
perusahaan, obligasi perusahaan menyatakan hutang perusahaan kepada
pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan
merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa
menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi
menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima
pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat
dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada
obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang

obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut
mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki

10
Universitas Sumatera Utara

kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang
obligasi (Satoto, 2011).

2.1.2. Jenis-jenis Obligasi
Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi terdiri dari:
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan
usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah
pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untut


membiayai

proyek-proyek

yang

berkaitan

dengan

kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan
sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan
secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan

akan dibayarkan secara periodik.

11
Universitas Sumatera Utara

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga
yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu
acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD)
yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke
dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang

umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor
yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada
harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

12
Universitas Sumatera Utara

a.

Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

b.


Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau
asset tetap.

c.

Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya
saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya
secara umum.

5. Dilihat dari segi nilai nominal:
a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam
satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government
bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
a. Konvensional

Bonds:

obligasi

yang

diperhitungan

dengan

menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini
dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

13
Universitas Sumatera Utara


1.

Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah
yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

2.

Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.

2.1.3. Teori Sinyal
Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan Asimetri antara manajemen
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan
(Raharja dan Maylia, 2008). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu
pihak memiliki informasi yang lebih baik dibanding pihak lainnya. Manajemen

selaku pihak intern perussahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding
dengan pihak lain.
Informasi sangat dibutuhkan bagi pihak yang berkepentingan dalam suatu
perusahaan. Asimetri informasi menyebabkan pihak eksternal perusahaan sangat
sulit untuk membedakan perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan rendah.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak
eksternal perusahaan seperti calon investor sangan membutuhkan unformasi
tentang kondisi obligasi.

14
Universitas Sumatera Utara

Untuk itu dengan teori sinyal diharapkan manajemen memberikan sinyal
berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, apakah obligasi
berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan
peringkat obligasi. Investor maupun kreditur dapat mengetahui kondisi
perusahaan dari sinyal yang diberikan. Sinyal yang ditunjukkan pada investasi
obligasi adalah adanya peringkat obligasi.

2.1.4 Karakteristik Obligasi

Karakteristik Obligasi adalah sebagai berikut:
1. Nilai Nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh
tempo.
2. Kupon (the interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah
setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual
persentase.
3. Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi
yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam
waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki
resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki

15
Universitas Sumatera Utara

periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang
jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

4. Penerbit / Emiten (issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi
Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat
melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu
(disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.

2.2 Peringkat Obligasi
Menurut Priyo dan Ubaidillah (2000:161), peringkat obligasi dibuat untuk
memberikan informasi kepada para investor apakah investasi mereka terutama
dalam bentuk oligasi merupakan investasi beresiko atau tidak. Peringkat obligasi
penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal
tentang probabilitas kegagalan hutang perusahaan (Raharja dan Maylia,
2008:213). Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh agen
pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh
dan resiko yang ditanggung.
Di Indonesia, lembaga yang menentukan peringkat obligasi adalah PT.
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). PT. PEFINDO didirikan di Jakarta pada
tanggal 21 Desember 1993 atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada

tanggal 13 Agustus 1994. PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.
39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal

16
Universitas Sumatera Utara

Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO adalah memberikan peringkat yang obyektif,
independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit (credit risk) sekuritas utang
(debt securities) secara publik. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam
melakukan

pemeringkatan

surat

utang,

PEFINDO

juga

menerbitkan

dan

mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek.
Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi
beserta sektor aset acuannya.

Tabel 2.1
Peringkat Obligasi PT PEFINDO
Peringkat
Keterangan
AAA
Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang
dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh
kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA
Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit
di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor
yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relative
dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.
A
Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan
Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap
perubahan yang merugikan.
BBB
Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor
yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan
tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan.
BB
Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan
kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan
dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban financial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka
terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu.

17
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
Peringkat Obligasi PT PEFINDO
Peringkat
Keterangan
B
Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan
yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun
adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
CCC
Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang
tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya
tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.
D
Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang
macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber: PT. PEFINDO

Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau
perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan
klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan perusahaan default. Obligasi
dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang
layak untuk investasi (investment grade) sedangkan obligasi dibawah rating BBB
termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif
untuk investasi.
Dikarenakan data peringkat obligasi dalam penelitian ini menggunakan
huruf sedangkan data rasio-rasio keuangan menggunakan angka, sehingga
penelitian

ini

menggunakan

sistem

konversi.

Sistem

konversi

ini

mengkonversikan simbol dengan skala tertinggi untuk perusahaan dengan
peringkat terbaik dan skala yang menurun untuk perusahaan dengan peringkat
lebih rendah dengan asumsi jarak antara peringkat sama. Sistem konversi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem konversi yang digunakan
oleh Manurung et al., (2009) dalam penelitiannya. Berikut ini adalah hasil

18
Universitas Sumatera Utara

konversi peringkat untuk perusahaan-perusahaan yang diterbitkan peringkatnya
oleh Pefindo:
Tabel 2.2
Konversi Peringkat Obligasi
Peringkat
Nilai
Peringkat
AAA+
22
BBBAAA
21
BB+
AAA20
BB
AA+
19
BBAA
18
B+
AA17
B
A+
16
BA
15
CCC+
A14
CCC
BBB+
13
CCBBB
12
D
Sumber: Manurung et al dalam Isnurhadi dan Yanti (2011)

Nilai
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu
penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai institusi yang
diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis
tersebut.
Tabel 2.3
Rating Outlook
No
1.
2.

Outlook
Positif
Negatif

3.

Stabil

Definisi
Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat
Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat

Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil
peringkatakan stabil juga
4.
Berkembang
Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan
informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya.
Sumber: Rahardjo (2004:106)
Menurut

Brigham

dan

Houston

(2009:373),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut:

19
Universitas Sumatera Utara

1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio,
profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio
keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.
2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila
obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan
membaik.
3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukanobligasi
lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat
lebih rendah dari yang seharusnya.
4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan
yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.
5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).
6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

20
Universitas Sumatera Utara

2.3. Return on Asset
Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui
ROA, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan
aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan
asset.

2.4. Debt to Equity Ratio
Leverage adalah penggunaan sumber dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham. Sartono (2010) menyatakan bahwa
leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk mebiayai
investasinya. Rasio leverage yang di gunakan dalam penelitian ini adalah debt to
equity ratio. Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk
membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang
dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.

2.5. Current Ratio
Menurut Kasmir (2008:134), current ratio adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat

21
Universitas Sumatera Utara

pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
safety) suatu perusahaan. Menurut Arifin (2005) menyatakan bahwa perusahaan
yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih
besar dari hutang lancarnya. Hal tersebut akan membawa perusahaan untuk
memperoleh peringkat obligasi yang lebih baik.

2.6. Firm Size
Ukuran

perusahaan

merupakan

pengukur

yang

menunjukkan

besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan
total aset, penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005). Menurut Elton dan Gruber (1995
dalam Devi, 2007) menyatakan bahwa perusahaan kecil lebih memiliki risiko
yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Aset yang dimiliki perusahaan
besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga dengan aset tersebut dapat digunakan
untuk jaminan membayar obligasi. Oleh karena itu perusahaan yang besar
diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban obligasi, sehingga
peringkat obligasi menjadi lebih baik.

22
Universitas Sumatera Utara

2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini antara lain :
1. Magreta dan Nurmayanti (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti berjudul “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi
dan Nonakuntansi”. Variabel dependen yang digunakan adalah peringkat obligasi,
sedangkan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, Current Ratio, Return
On Investment, Debt to Equity Ratio, produktivitas, Jaminan, Umur Obligasi,
Reputasi Auditor. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
logistic. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variable Return On
Investment dan produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peringkat obligasi. Variabel jaminan berpengaruh negative dan signifikan
terhadap peringkat obligasi. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
2. Susilowati dan Sumarto (2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto berjudul
“Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di
BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah Peringkat Obligasi,
sedangkan variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan dan Umur Obligasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi logit. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t)

23
Universitas Sumatera Utara

variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur obligasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
3. Satoto (2011)
Penelitian yang dilakukan oleh Satoto berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Bond Rating”. Variabel dependen yang digunakan adalah Bond
Rating, sedangkan variabel independen yaitu Time Interest Earned, Debt Ratio,
Current Ratio, Operating Profit Margin, Cash Flow to Debt Ratio, Return On
Asset. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Debt Ratio, Cash Flow to
Debt Ratio, Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bond
Rating. variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
bond rating. Sedangkan variabel Time Interest Earned, Operating Profit Margin
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.
4. Pandutama (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Pandutama berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di
BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah peringkat obligasi, sedangkan
variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Return On
Asset, Market to Book Value, Umur Obligasi, Reputasi Auditor, dan Jaminan
Obligasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Jaminan Obligasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Variabel Market

24
Universitas Sumatera Utara

to Book Value dan Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio, Ukuran
Perusahaan, Return On Asset, Umur Obligasi berpengaruh negative dan tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi.
5. Manurung et al (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh Manurung et al berjudul “Hubungan Rasio-Rasio
Keuangan dengan Rating Obligasi”. Variabel dependen yang digunakan adalah
rating obligasi, sedangkan variabel independen yaitu Current Ratio, Total Asset
Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity
ratio. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Return on Asset berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Current Ratio dan Total Asset
Turnover berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi.
Sedangkan Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

25
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.4
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No

1.

2.

3.

Peneliti /
Tahun
Magreta dan
Nurmayanti
(2009)

Susilowati
dan Sumarto
(2010)

Satoto
(2011)

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Metode
Analisis
Data
Regresi
logistik

Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Prediksi
Peringkat
Obligasi
Ditinjau dari
Faktor
Akuntansi dan
Non akuntansi

Dependen:
peringkat
obligasi
Independen:
ukuran
perusahaan,
current catio,
return on
investment, debt
to equity ratio,
produktivitas,
jaminan, umur
obligasi,
reputasi auditor.

Memprediksi
Tingkat Obligasi
Perusahaan
Manufaktur
yang Listing di
BEI

Dependen:
Peringkat
obligasi
Independen:
profitabilitas,
likuiditas,
ukuran
perusahaan dan
umur obligasi

Regresi
logit

Analisis Faktorfaktor yang
Mempengaruhi
Bond Rating

Dependen:
Bond rating
Independen:
time interest
earned, debt
ratio, current
ratio, operating
profit margin,
cash flow to
debt ratio,
return on asset

Regresi
linear
berganda

Hasil penelitian

1.

2.

3.

1.

2.

1.

2.

3.

Return On Investment dan
produktivitas berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap peringkat obligasi.
jaminan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
peringkat obligasi.
ukuran perusahaan, Current
Ratio, Debt to Equity Ratio,
Umur Obligasi, Reputasi
Auditor berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi.
Likuiditas
berpengaruh
signifikan
terhadap
Peringkat obligasi
Profitabilitas,
Ukuran
perusahaan, umur obligasi
berpengaruh
tidak
signifikan
terhadap
peringkat obligasi.

Debt Ratio, Cash Flow to
Debt Ratio, Return On Asset
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Bond
Rating.
Current Ratio berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap bond rating.
Time
Interest
Earned,
Operating Profit Margin
berpengaruh negative dan
tidak signifikan terhadap
Bond Rating.

26
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.4
Rinkasan Penelitian Terdahulu
No

4.

5.

Peneliti /
Tahun

Pandutama
(2012)

Manurung et
al (2009)

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Metode
Analisis
Data

Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Prediksi
Peringkat
Obligasi Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
BEI

Dependen:
Peringkat
obligasi
Independen:
debt to equity
ratio, ukuran
perusahaan,
return on asset,
market to book
value, umur
obligasi,
reputasi auditor,
dan jaminan
obligasi

Regresi
logistik

Hubungan
Rasio-Rasio
Keuangan
dengan Rating
Obligasi

Dependen:
Rating Obligasi
Independen:
Current Ratio,
Total Asset
Turnover,
Return on Asset,
Net Profit
Margin, Return
on Equity, debt
to equity ratio

Regresi
Linear
Berganda

Hasil penelitian

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Jaminan Obligasi positif dan
signifikan
terhadap
Peringkat Obligasi.
Market to Book Value dan
Reputasi
Auditor
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
Peringkat Obligasi.
Debt to Equity Ratio,
Ukuran Perusahaan, Return
on Asset, Umur Obligasi
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi.
Return on Asset berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap Peringkat Obligasi.
Current Ratio, Total Asset
Turnover
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap Peringkat Obligasi.
Net Profit Margin, Return on
Equity, debt to equity ratio
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
Peringkat Obligasi.

2.8. Kerangka Konseptual
2.8.1. Pengaruh Return on Asset terhadap Peringkat Obligasi
Menurut

Sartono

(2001)

profitabilitas

adalah

kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva, maupun modal sendiri. Manurung (2009) menemukan bahwa ROA
berpengaruh signifikan positif terhadap peringkat obligasi. Sama halnya
dengan Bram (2010) yang menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas
yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemungkinan perusahaan

27
Universitas Sumatera Utara

penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi
(investment grade). Menurut Satoto (2011) Return on Asset berpengaruh
positif dan sinifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Return
on Asset diprediksi berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

2.8.2. Pengaruh Debt equity ratio terhadap Peringkat Obligasi
Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk
membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi
utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan
keuangan. Proporsi penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan
perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan. Proporsi utang yang
baik adalah adanya keseimbangan antara hasil utang dengan kemampuan
pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut Manurung (2009), jika rasio ini
cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang,
sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar.
Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber
pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut
menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk.
Risiko kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi
menjadi rendah. Dengan demikian berarti semakin rendah leverage
perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.
Menurut Pandutama (2012) Debt equity ratio berpengaruh negatif dan

28
Universitas Sumatera Utara

tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Debt equity
ratio diprediksi berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi.

2.8.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Peringkat Obligasi
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat
pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan
mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya (Almalia,
2007).

Pengelolaan

keuangan

perusahaan

dengan

baik,

dengan

terlunasinya kewajiban jangka pendek, mengindikasikan bahwa kewajiban
jangka panjang juga dapat terpenuhi. Penelitian oleh Burton (2000) dalam
Magreta (2009) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara
keuangan akan mempengaruhi peringkat obligasi. Menurut Magreta dan
Nurmayanti (2009) Current Ratio berpengaruh positif terhadap peringkat
obligasi. Dengan demikian Current Ratio diprediksi berpengaruh positif
terhadap peringkat obligasi.

2.8.4. Pengaruh Firm Size terhadap Peringkat Obligasi
Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total asset, penjualan
maupun ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan. Menurut Elton dan
Gruber (1995 dalam Devi, 2007) menyatakan bahwa perusahaan kecil
lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar.
Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga

29
Universitas Sumatera Utara

dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi.
Oleh karena itu perusahaan yang besar diasumsikan memiliki kemampuan
untuk melunasi kewajiban obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi
lebih baik. Menurut Magreta dan Nurmayanti (2009) Firm Size
berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Firm
Size diprediksi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

Return On Asset

Current Ratio
Peringkat Obligasi
Firm Size

Umur Obligasi

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Return on Asset, Debt
to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size berpengaruh terhadap Peringkat
Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

30
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 80 83

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

2 54 107

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Firm Size dan Deviden Payout Ratio

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham - Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1. Struktur Modal 2.1.1.1. Pengertian Struktur Modal - Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek I

0 0 18