Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP

PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NOVITA NATALIA BANUREA 110521174

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP

PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peringkat Obligasi. Penelitian ini menggunakan Perusahaan Nonkeuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian 2010 - 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Return on Asset (ROA) dan Firm Size (FS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

Kata kunci: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) dan Peringkat Obligasi.


(3)

ABSTRACK

EFFECT OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, AND FIRM SIZE OF BOND RATINGS NON FINANCIAL

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Bond Rating. Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Bond Rating. This study uses nonfinancial companies are listed on Indonesia Stock Exchanges in as an object of research. The study period from 2010 – 2013. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. Based on the result of research, Return on Asset (ROA) and Firm Size (FS) influences positively and significantly toward the Bond Rating. Current Ratio (CR) influences negatively and significantly toward the Bond Rating. Debt to Equity Ratio (DER) influences negatively and insignificantly toward the Bond Rating. Key word: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugerahNya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin menucapkan terima kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda J.Banurea(Alm) dan Ibunda R. BRAHMANA yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis. 6. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kepada saudara-saudara penulis: Minda Banurea, Barsim Banurea, Antonius Banurea, Evatina Banurea, Inganta Banurea, Cerita Maklum Banurea, Martalena Banurea yang penulis cintai dan yang selalu mendoakan dan member dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Junedi Naibaho yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan selalu setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman penulis: Dahlia Sumah, Yohana Sinaga, Citra Sinaga, Chatlin Sinaga, Sintong Sialoho dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BABI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 8

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Manfaat Penellitian ... 8

BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Pengertian Obligasi ... 10

2.1.2. Jenis-Jenis Obligasi ... 11

2.1.3. Teori Sinyal ... 14

2.1.4. Karakteristik Obligasi ... 15


(7)

2.3. Return on Asset ... 21

2.4. Debt to Equity Ratio ... 21

2.5. Current Ratio ... 21

2.6. Firm Size ... 22

2.7. Penelitian Terdahulu ... 23

2.8. Kerangka Konseptual ... 27

2.8.1. Pengaruh Return on Asset terhadap Peringkat Obligasi .. 27

2.8.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Peringkat Obligasi ... 28

2.8.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Peringkat Obligasi... 29

2.8.4. Pengaruh Firm Size terhadap Peringkat Obligasi ... 29

2.9. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 31

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3. Batasan Operasional ... 31

3.4. Definisi Operasional ... 32

3.4.1. Variabel Dependen (Y)... 32

3.4.2. Variabel Independen (X) ... 33

3.4.2.1. Return on Asset (X1) ... 33

3.4.2.2. Debt to Equity Ratio (X2) ... 33

3.4.2.3. Current Ratio (X3) ... 34

3.4.2.4. Firm Size (X4) ... 34


(8)

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 36

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 37

3.8. Metode Analisis ... 37

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 37

3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 37

3.9. Pengujian Hipotesis ... 38

3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 38

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 39

3.9.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 40

3.10.Uji Asumsi Klasik ... 40

3.10.1. Uji Normalitas ... 40

3.10.2. Uji Multikolinearitas ... 41

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 41

3.10.4. Uji Autokorelasi ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan ... 43

4.2. Hasil Penelitian ... 54

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 54

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 56

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 56

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 59

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 59

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 60


(9)

4.2.4. Pengujian Hipotesis... 63

4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 63

4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 64

4.2.4.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 66

4.3. Pembahasan ... 67

4.3.1. Variabel Return on Asset (ROA) ... 67

4.3.2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 68

4.3.3. Variabel Current Ratio (CR) ... 68

4.3.4. Variabel Firm Size (FS) ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 70


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio,

Firm Size, dan Peringkat Obligasi Tahun 2012-2013 ... 5

Tabel 2.1 Peringkat Obligasi PT. PEFINDO ... 17

Tabel 2.2 Konversi Peringkat Obligasi ... 19

Tabel 2.3 Rating Outlook ... 19

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 35

Tabel 3.2 Sampel ... 36

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 55

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 57

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 61

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 61

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 64

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 65


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 58

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 58


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman

Lampiran 1 Perkembangan Rasio Keuangan ... 74 Lampiran 2 Hasil Pengolahan SPSS ... 79


(13)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, DAN FIRM SIZE TERHADAP

PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peringkat Obligasi. Penelitian ini menggunakan Perusahaan Nonkeuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian 2010 - 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Return on Asset (ROA) dan Firm Size (FS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

Kata kunci: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) dan Peringkat Obligasi.


(14)

ABSTRACK

EFFECT OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, AND FIRM SIZE OF BOND RATINGS NON FINANCIAL

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Bond Rating. Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Bond Rating. This study uses nonfinancial companies are listed on Indonesia Stock Exchanges in as an object of research. The study period from 2010 – 2013. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. Based on the result of research, Return on Asset (ROA) and Firm Size (FS) influences positively and significantly toward the Bond Rating. Current Ratio (CR) influences negatively and significantly toward the Bond Rating. Debt to Equity Ratio (DER) influences negatively and insignificantly toward the Bond Rating. Key word: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam pilihan sekuritas, pemilik modal diberi kesempatan untuk memilih diantara berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi bagi investor merupakan media investasi alternatif diluar deposito bank, sedangkan bagi emiten obligasi ini merupakan media sumber dana diluar kredit perbankan (Raharja dan Maylia, 2008:213).

Saat ini obligasi merupakan instrumen pembiayaan usaha yang banyak dilakukan perusahaan seperti perusahaan publik, perusahaan non publik, BUMN maupun BUMD. Obligasi memilki beberapa kelebihan sebagai sarana pembiayaan


(16)

usaha jika dibandingkan dengan alternatif lain seperti kredit dari perbankan maupun dengan menerbitkan saham. Terlihat peningkatan yang cukup signifikan atas penggunaan obligasi sebagai sumber pembiayaan seperti tingkat suku bunga yang cukup rendah, kondisi makro ekonomi yang cukup stabil serta tingkat penyerapan pasar yang cukup baik (Fakhruddin, 2008:35).

Setiap obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan memeroleh rating (peringkat) tertentu dalam menentukan mampu tidaknya emiten obligasi membayar kewajibannya, para investor berpatokan pada hasil peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada. Beberapa lembaga pemeringkat yang ada di dunia misalnya Moody’s Investor Service, Standard & Poor’s Corporation, Duff & Phelps, Fitch Investor Service, dll. Sedangkan di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat utang, yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Peringkat obligasi diperbarui secara reguler untuk mencerminkan perubahan signifikan dari kinerja keuangan dan bisnis perusahaan. Perubahan peringkat memiliki pengaruh signifikan pada aktivitas investasi dan pendanaan masa depan perusahaan serta profil resiko dan kinerja masa depannya. Oleh karena ada pengaruh yang signifikan, maka investor akan menyesuaikan strategi investasi mereka sesuai dengan perubahan peringkat (Magreta dan Nurmayanti, 2009:144).

Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang perusahaan (Altman and Nammacher dalam Raharja dan Maylia, 2008:213). Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh agen pemeringkat maka investor dapat


(17)

memperhitungkan return yang akan diperoleh dan resiko yang ditanggung. Secara umum obligasi dibagi menjadi dalam dua peringkat yaitu investment grade (AAA,AA, A, BBB) dan non-invesment grade (BB, B, CCC, dan D). Investment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi hutangnya. Sehingga bagi investor yang mencari investasi yang aman, umumnya mereka memilih rating investment grade. Non Investment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan dianggap memiliki kemampuan yang meragukan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang masuk kategori ini biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan. Investor obligasi memerlukan informasi yang dapat dijadikan acuan dalam mengkomunikasikan keputusan investasinya, sehingga informasi keuangan suatu entitas bisnis yang berkualitas sangat diperlukan sebagai pertanggung jawaban atas pengelolaan dana yang ditanamkan. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Untuk melakukan investasi pada obligasi, selain diperlukan dana yang cukup, pemilik modal juga memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi serta diikuti dengan naluri bisnis yang baik untuk bisa menganalisis atau memperkirakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi investasi pada obligasi (Almilia dan Devi, 2007:1).

Salah satu indikator penting diperhatikan untuk menilai peringkat obligasi di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor, salah satunya dengan


(18)

menggunakan ROA (Tandelilin, 2001 dalam Luky dan Sumarto, 2010:166). Pengukuran dari profitabilitas yang diinterpretasikan dengan ROA memberikan pandangan manajemen untuk mengendalikan pengeluaran secara efektif. Dengan demikian perusahaan diharapkan memperoleh rating yang baik untuk meningkatkan profil perusahaan dan mengamankan bisnis baru mereka dimasa mendatang.

Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Saharul dan Nizar, 2000 dalam Arif, 37 : 2011 ). Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada default risk atau peringkat obligasi yang rendah.

Likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Menurut Arifin (2005 dalam Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Oleh karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh pada peringkat obligasi yang baik.


(19)

Andry (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil. Dengan kata lain, perusahaan kecil memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar. semakin besar perusahaan dan semakin dikenal oleh masyarakat, maka semakin banyak informasi yang bisa diperoleh investor dan semakin kecil pula ketidakpastian yang dimiliki oleh investor.

Berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.1

Data Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size, dan Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 Kode

Perusah aan

2010 2011

ROA DER CR FS RATI

NG

ROA DER CR FS RATI

NG LTLS 3.04 2.25 110.11 6.55 A- 2.25 3.24 103.77 6.61 A- MEDC 18.88 0.71 160.52 7.37 AA- 0.71 2.15 264.86 7.41 AA- MPPA 0.75 1.17 176.08 7.06 A+ 1.17 0.81 122.23 7.01 A+ JSMR 6.25 6.15 165.04 7.28 AA 6.15 1.32 106.05 7.33 AA ISAT 1.37 1.79 51.55 7.72 AA+ 1.79 1.77 55.05 7.74 AA+ TLKM 15.91 15.01 91.49 7.99 AAA 15.01 0.69 95.8 9.01 AAA

Lanjutan Tabel 1.1

Data Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size, dan Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 Kode

Perusah aan

2012 2013

ROA DER CR FS RATI

NG

ROA DER CR FS RATI

NG LTLS 2.69 2.58 84.13 6.61 A- 1.77 2.53 114.53 6.67 A- MEDC 0.63 1.82 200.33 7.44 AA- 0.44 1.81 268.78 7.49 AA- MPPA 2.91 1.14 187.22 6.92 A+ 6.76 1 137.22 6.82 A+ JSMR 6.2 1.53 68.16 7.39 AA 4.36 1.61 76.15 7.45 AA ISAT 0.88 1.85 75.43 7.74 AA+ -3.08 2.1 49.8 7.74 AA+ TLKM 16.49 0.66 116.04 8.05 AAA 15.86 0.65 116.31 8.11 AAA


(20)

Sumber:

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat adanya fenomena (gap). Return on Asset yang dimiliki PT. Matahari Putra Prima Tbk mengalami kenaikan selama Tahun 2010-2013 dan Firm Size yang dimiliki perusahaan tersebut mengalami penurunan selama Tahun 2010-2013 sedangkan Peringkat Obligasi tidak berubah. Current Ratio yang dimiliki oleh PT. Jasa Marga Persero Tbk mengalami penurunnan selama Tahun 2010-2012 sedangkan Peringkat Obligasi tidak berubah. Debt to Equity Ratio yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami penurunan selama Tahun 2010-2013 sedangkan Peringkat Obligasi tidak berubah. Kenaikan dan penurunan Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size yang dimiliki PT. Matahari Putra Prima Tbk, PT. Jasa Marga Persero Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tidak diikuti dengan perubahan Peringkat Obligasi. Hai ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2009:373) bahwa peringkat obligasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan.

Terdapat beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi peringkat obligasi. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan Raharja dan Maylia (2008) tentang “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi” menyatakan bahwa sebanyak lima rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas) yang diuji, didapatkan hasil bahwa kelima rasio-rasio keuangan tersebut berbeda antara perusahaan yang peringkat obligasinya masuk investment grade dan non investment grade. Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi peringkat


(21)

obligasi (investment grade dan non investment grade) ditunjukkan oleh hasil pengujian dengan menggunakan MDA (Multiple Discriminant Analysis).

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto (2010) tentang “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI” menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Likuiditas dapat berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Artinya rasio tersebut mampu digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi dimasa mendatang. Ukuran perusahaan (size) tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur obligasi (maturity) dalam memprediksi peringkat obligasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti (2009) tentang “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi yang ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi” menyatakan bahwa hasil uji hipotesis satu menunjukkan bahwa profitabilitas dan produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi sedangkan ukuran perusahaan (size), likuiditas, leverage tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di PEFINDO kecuali perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel manakah yang mempunyai kemampuan data yang signifikan dalam memprediksi peringkat obligasi di Indonesia. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi, yaitu Return onAsset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio


(22)

(CR) dan Firm Size (FS). Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi praktisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bahkan panduan untuk berinvestasi di instrumen obligasi.


(23)

2. Bagi bond issuer, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi peringkat obligasi yang dijualnya di pasar modal.

3. Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian dibidang yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan landasan pijak untuk penelitian selanjutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi

Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut memiliki waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan Wachowisz, 2007:358). Sedangkan Menurut Keown et al., (2011:232) obligasi merupakan suatu jenis hutang atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam, yang berjanji untuk membayar kepemegangnya dengan jumlah yang tetap setiap tahun.

Menurut Tandelilin (2010) dalam Pandutama (2012), dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan menyatakan hutang perusahaan kepada pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki


(25)

kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi (Satoto, 2011).

2.1.2. Jenis-jenis Obligasi

Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi terdiri dari: 1. Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.


(26)

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:

a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:

1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:


(27)

a. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5. Dilihat dari segi nilai nominal:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:


(28)

1. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

2. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

2.1.3. Teori Sinyal

Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan Asimetri antara manajemen dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja dan Maylia, 2008). Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dibanding pihak lainnya. Manajemen selaku pihak intern perussahaan memiliki informasi yang lebih baik dibanding dengan pihak lain.

Informasi sangat dibutuhkan bagi pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan. Asimetri informasi menyebabkan pihak eksternal perusahaan sangat sulit untuk membedakan perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan rendah. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, pihak eksternal perusahaan seperti calon investor sangan membutuhkan unformasi tentang kondisi obligasi.


(29)

Untuk itu dengan teori sinyal diharapkan manajemen memberikan sinyal berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, apakah obligasi berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan peringkat obligasi. Investor maupun kreditur dapat mengetahui kondisi perusahaan dari sinyal yang diberikan. Sinyal yang ditunjukkan pada investasi obligasi adalah adanya peringkat obligasi.

2.1.4 Karakteristik Obligasi

Karakteristik Obligasi adalah sebagai berikut:

1. Nilai Nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

2. Kupon (the interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual persentase.

3. Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki


(30)

periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

4. Penerbit / Emiten (issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

2.2 Peringkat Obligasi

Menurut Priyo dan Ubaidillah (2000:161), peringkat obligasi dibuat untuk memberikan informasi kepada para investor apakah investasi mereka terutama dalam bentuk oligasi merupakan investasi beresiko atau tidak. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang perusahaan (Raharja dan Maylia, 2008:213). Selain itu dengan adanya pemeringkatan obligasi oleh agen pemeringkat maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh dan resiko yang ditanggung.

Di Indonesia, lembaga yang menentukan peringkat obligasi adalah PT.

PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). PT. PEFINDO didirikan di Jakarta pada

tanggal 21 Desember 1993 atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada

tanggal 13 Agustus 1994. PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No.


(31)

Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO adalah memberikan peringkat yang obyektif,

independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit (credit risk) sekuritas utang

(debt securities) secara publik. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam

melakukan pemeringkatan surat utang, PEFINDO juga menerbitkan dan

mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek.

Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi

beserta sektor aset acuannya.

Tabel 2.1

Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Peringkat Keterangan

AAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek Utang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.

AA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finasial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relative dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya.

A Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap

perubahan yang merugikan.

BBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu.


(32)

Lanjutan Tabel 2.1

Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Peringkat Keterangan

B Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor utuk memenuhi kewajiban finansialnya.

CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

D Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.

Sumber: PT. PEFINDO

Rating tertinggi adalah AAA yang menunjukkan kualitas terbaik atau perusahaan mempunyai tingkat risiko default yang paling rendah. Sedangkan klasifikasi rating paling rendah D yang menunjukkan perusahaan default. Obligasi dengan rating AAA sampai dengan BBB termasuk dalam kategori obligasi yang layak untuk investasi (investmentgrade) sedangkan obligasi dibawah rating BBB termasuk dalam kategori non investment grade dan dinilai bersifat spekulatif untuk investasi.

Dikarenakan data peringkat obligasi dalam penelitian ini menggunakan huruf sedangkan data rasio-rasio keuangan menggunakan angka, sehingga penelitian ini menggunakan sistem konversi. Sistem konversi ini mengkonversikan simbol dengan skala tertinggi untuk perusahaan dengan peringkat terbaik dan skala yang menurun untuk perusahaan dengan peringkat lebih rendah dengan asumsi jarak antara peringkat sama. Sistem konversi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem konversi yang digunakan oleh Manurung et al., (2009) dalam penelitiannya. Berikut ini adalah hasil


(33)

konversi peringkat untuk perusahaan-perusahaan yang diterbitkan peringkatnya oleh Pefindo:

Tabel 2.2

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat Nilai Peringkat Nilai

AAA+ 22 BBB- 11

AAA 21 BB+ 10

AAA- 20 BB 9

AA+ 19 BB- 8

AA 18 B+ 7

AA- 17 B 6

A+ 16 B- 5

A 15 CCC+ 4

A- 14 CCC 3

BBB+ 13 CC- 2

BBB 12 D 1

Sumber: Manurung et al dalam Isnurhadi dan Yanti (2011)

Salah satu produk dari Pefindo adalah mengeluarkan rating outlook yaitu penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai institusi yang diperingkat meliputi evaluasi terhadap perubahan perekonomian dan bisnis tersebut.

Tabel 2.3 Rating Outlook No Outlook Definisi

1. Positif Prospek yang berpotensi untuk menaikkan peringkat 2. Negatif Prospek yang berpotensi untuk menurunkan peringkat 3. Stabil Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil

peringkatakan stabil juga

4. Berkembang Prospek yang belum jelas disebabkan ketebatasan informasi, sehingga hasil peringkat bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya. Sumber: Rahardjo (2004:106)

Menurut Brigham dan Houston (2009:373), faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut:


(34)

1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.

2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating akan membaik.

3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukanobligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya.

4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.

5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).

6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.

7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.

8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.

10.Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.


(35)

2.3. Return on Asset

Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

2.4. Debt to Equity Ratio

Leverage adalah penggunaan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Sartono (2010) menyatakan bahwa leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk mebiayai investasinya. Rasio leverage yang di gunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.

2.5. Current Ratio

Menurut Kasmir (2008:134), current ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat


(36)

pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Menurut Arifin (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari hutang lancarnya. Hal tersebut akan membawa perusahaan untuk memperoleh peringkat obligasi yang lebih baik.

2.6. Firm Size

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005). Menurut Elton dan Gruber (1995 dalam Devi, 2007) menyatakan bahwa perusahaan kecil lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi. Oleh karena itu perusahaan yang besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi lebih baik.


(37)

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :

1. Magreta dan Nurmayanti (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Nonakuntansi”. Variabel dependen yang digunakan adalah peringkat obligasi, sedangkan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, Current Ratio, Return On Investment, Debt to Equity Ratio, produktivitas, Jaminan, Umur Obligasi, Reputasi Auditor. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistic. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variable Return On Investment dan produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Variabel jaminan berpengaruh negative dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

2. Susilowati dan Sumarto (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto berjudul “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah Peringkat Obligasi, sedangkan variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Umur Obligasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logit. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t)


(38)

variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

3. Satoto (2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Satoto berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bond Rating”. Variabel dependen yang digunakan adalah Bond Rating, sedangkan variabel independen yaitu Time Interest Earned, Debt Ratio, Current Ratio, Operating Profit Margin, Cash Flow to Debt Ratio, Return On Asset. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Debt Ratio, Cash Flow to Debt Ratio, Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bond Rating. variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bond rating. Sedangkan variabel Time Interest Earned, Operating Profit Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.

4. Pandutama (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Pandutama berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah peringkat obligasi, sedangkan variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Market to Book Value, Umur Obligasi, Reputasi Auditor, dan Jaminan Obligasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Jaminan Obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Variabel Market


(39)

to Book Value dan Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Umur Obligasi berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

5. Manurung et al (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh Manurung et al berjudul “Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating Obligasi”. Variabel dependen yang digunakan adalah rating obligasi, sedangkan variabel independen yaitu Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Current Ratio dan Total Asset Turnover berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Sedangkan Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.


(40)

Tabel 2.4

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil penelitian

1. Magreta dan Nurmayanti (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non akuntansi Dependen: peringkat obligasi Independen: ukuran perusahaan, current catio, return on investment, debt to equity ratio, produktivitas, jaminan, umur obligasi, reputasi auditor. Regresi logistik

1. Return On Investment dan produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. 2. jaminan berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap peringkat obligasi.

3. ukuran perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

2. Susilowati dan Sumarto (2010) Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Dependen: Peringkat obligasi Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan umur obligasi Regresi logit

1. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Peringkat obligasi

2. Profitabilitas, Ukuran perusahaan, umur obligasi

berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

3. Satoto (2011) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bond Rating Dependen: Bond rating Independen: time interest earned, debt ratio, current ratio, operating profit margin, cash flow to debt ratio, return on asset

Regresi linear berganda

1. Debt Ratio, Cash Flow to Debt Ratio, Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bond Rating.

2. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bond rating.

3. Time Interest Earned,

Operating Profit Margin berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.


(41)

Lanjutan Tabel 2.4 Rinkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil penelitian

4. Pandutama (2012) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Dependen: Peringkat obligasi Independen: debt to equity ratio, ukuran perusahaan, return on asset, market to book value, umur obligasi, reputasi auditor, dan jaminan obligasi Regresi logistik

1. Jaminan Obligasi positif dan

signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

2. Market to Book Value dan

Reputasi Auditor berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

3. Debt to Equity Ratio,

Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Umur Obligasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

5. Manurung et al (2009)

Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating Obligasi Dependen: Rating Obligasi Independen: Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio

Regresi Linear Berganda

1. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 2. Current Ratio, Total Asset

Turnover berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Net Profit Margin, Return on

Equity, debt to equity ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

2.8. Kerangka Konseptual

2.8.1. Pengaruh Return on Asset terhadap Peringkat Obligasi

Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Manurung (2009) menemukan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap peringkat obligasi. Sama halnya dengan Bram (2010) yang menemukan bahwa semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemungkinan perusahaan


(42)

penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade). Menurut Satoto (2011) Return on Asset berpengaruh positif dan sinifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Return on Asset diprediksi berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

2.8.2. Pengaruh Debt equity ratioterhadap Peringkat Obligasi

Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan. Proporsi penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan. Proporsi utang yang baik adalah adanya keseimbangan antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut Manurung (2009), jika rasio ini cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk. Risiko kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi menjadi rendah. Dengan demikian berarti semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan. Menurut Pandutama (2012) Debt equity ratio berpengaruh negatif dan


(43)

tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Debt equity ratio diprediksi berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi.

2.8.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Peringkat Obligasi

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya (Almalia, 2007). Pengelolaan keuangan perusahaan dengan baik, dengan terlunasinya kewajiban jangka pendek, mengindikasikan bahwa kewajiban jangka panjang juga dapat terpenuhi. Penelitian oleh Burton (2000) dalam Magreta (2009) menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara keuangan akan mempengaruhi peringkat obligasi. Menurut Magreta dan Nurmayanti (2009) Current Ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Current Ratio diprediksi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

2.8.4. Pengaruh Firm Size terhadap Peringkat Obligasi

Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total asset, penjualan maupun ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan. Menurut Elton dan Gruber (1995 dalam Devi, 2007) menyatakan bahwa perusahaan kecil lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga


(44)

dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi. Oleh karena itu perusahaan yang besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi lebih baik. Menurut Magreta dan Nurmayanti (2009) Firm Size berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Dengan demikian Firm Size diprediksi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.

Return On Asset

Current Ratio

Firm Size

Umur Obligasi

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini meneliti pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan situs November 2014 sampai dengan Januari 2015.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:


(46)

1. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Variabel Dependen, yaitu Peringkat Obligasi .

b. Variabel Independen, yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size.

2. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang menerbitkan obligasi pada tahun 2010-2013.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia pada website

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit obligasi) dalam membayar bunga dan pelunasan pokok obligasi pada akhir masa jatuh temponya. Peringkat obligasi sangat penting karena mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan (Sari, 2007). Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PEFINDO yang secara umum terbagi menjadi dua yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non investment (BB, B,CCC, D).


(47)

Dikarenakan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO dalam bentuk huruf, maka peringkat tersebut dikonversikan ke dalam bentuk angka.

Tabel 3.1

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

AAA+ 22 A- 14 B 6

AAA 21 BBB+ 13 B- 5

AAA- 20 BBB 12 CCC+ 4

AA+ 19 BBB- 11 CCC 3

AA 18 BB+ 10 CC- 2

AA- 17 BB 9 D 1

A+ 16 BB- 8

A 15 B+ 7

Sumber: Manurung et al dalam Isnurhadi dan Yanti (2011) 3.4.2. Variabel Independen (X)

3.4.2.1. Return on Asset (X1)

Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Variabel ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah Return on Asset dari tahun 2010-2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Return on Asset digunakan rumus:

Return on Asset =

3.4.2.2. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam


(48)

kali (X) dan data yang diambil adalah Debt to Equity Ratio dari tahun 2010 - 2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Debt to Equity Ratio digunakan rumus:

Debt to Equity Ratio = 3.4.2.3. Current Ratio (X3)

Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%) dan data yang diambil adalah Current Ratio dari tahun 2010-2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Current Ratio digunakan rumus:

Current Ratio = 3.4.2.4. Firm Size (X4)

Ukuran perusahaan menunjukkan tingkat besar atau kecilnya

suatu perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan,

atau ekuitas. Hasil logaritma dari aktiva, penjualan, atau ekuitas

tersebut mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Secara sistematis

ukuran perusahaan (firm size) dirumuskan sebagai berikut:


(49)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Rumus Skala Pengukuran Peringkat

Obligasi

Skala risiko dari semua obligasi yang

diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor.

Peringkat obligasi dikonversikan ke dalam

bentuk angka

Nominal

Return on Asset

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki.

Return on Asset = Rasio

Debt to Equity

Ratio

Kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Debt to Equity Ratio = Rasio

Current Ratio

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Current Ratio = Rasio

Firm Size Tingkat besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan, atau ekuitas.

Firm Size = Ln Total Asset

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi pada tahun 2010-2013. Adapun sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Obligasi yang tercatat aktif berturut-turut diperdagangkan selama Januari 2010 – Desember 2013


(50)

2. Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO) selama Januari 2010 – Desember 2013

3. Obligasi perusahaan tersebut memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama Januari 2010 – Desember 2013.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Sampel No. Nama Perusahaan

1. PT. Adhi Karya Tbk

2. PT. Apexindo Pratama Duta Tbk 3. PT. Bakrieland Development Tbk 4. PT.BW Plantation Tbk

5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6. PT. Indosat Tbk

7. PT. Jasa Marga Tbk 8. PT. Lautan Luas Tbk

9. PT. Matahari Putra Prima Tbk 10. PT. Mayora Indah Tbk

11. PT. Medco Energi International Tbk 12. PT. Mitra Adiperkasa Tbk

13. PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk 14. PT. Summarecon Agung Tbk 15. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang dan Lutfi, 2011:3). Data sekunder diperoleh melalui media internet dengan situs www.idx.co.id ,www.pefindo, jurnal, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan


(51)

dengan topik pembahasan penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumenter berupa literatur, buku, jurnal penelitian, artikel, serta laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.8. Metode Analisis 3.8.1. Analisis Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel independen (Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size), dan 1 (satu) variabel dependen yaitu Peringkat Obligasi.

3.8.2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). analisis linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi


(52)

akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolineritas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi, 2011:151). Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ∑

Dimana :

Y = Peringkat Obligasi a = Konstanta

b1...b4 = Koefisien Regresi X1 = Return on Assets X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Current Ratio X4 = Firm Size ∑ = Standard Error 3.9. Pengujian Hipotesis

3.9.1.Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.


(53)

2. H1 : Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabel independen (Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size) berpengaruh signifikan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

1. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size) secara parsial terhadap variabel dependen (Peringkat Obligasi) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. H1 : bi ≠ 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan

Firm Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:


(54)

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika Sig > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.9.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

3.10. Uji Asumsi Klasik 3.10.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan (Situmorang dan Lutfi, 2011:100). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal


(55)

3.10.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).

3.10.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi, 2011: 108). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai.

3.10.4.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan


(56)

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Durbin Watson Test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah (Ghozali, 2009):

- Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. - Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang dimaksud meliputi: deskripsi hasil penelitian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi, pengujian asumsi klasik, dan pembahasan.

4.1 Profil Perusahaan

1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

PT Adhi Karya (Persero) Tbk didirikan tanggal 1 Juni 1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta. Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama Perusahaan Bangunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Perusahaan. Pemegang mayoritas atau pengendali Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup bidang usaha meliputi: kostruksi, konsultasi manajemen dan rekayasa industry, dan perdagangan umum, jasa pengadaan barang, industry pabrikasi, jasa dalambidang teknologi informasi, real estate dan agro industri. Saat ini


(58)

kegiatan utama PT. Adhi Karya adalah dalam bidang konstruksi,EPC,real estate dan pengadaan barang. Pada tanggal 8 Maret, PT. Adhi Karya memperoleh pernyataan efektif dari Bappepam-LK untuk melakukan penawatan umum kepada masyarakat atas 441.320.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp.100 per saham dan harga penawaran Rp.150 per saham. 2. PT. Bakrieland Development Tbk

PT. Bakrieland Development Tbk (dahulu PT Elang Realty Tbk) didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada tanggal 12 Juni 1990 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat berlokasi di Gedung Wisma Bakrie 1 Lantai 6 dan 7, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Jakarta Selatan. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT Bakrieland Development Tbk adalah CGMI 1 Client Safekeeping Account (10,41%) dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (6,32%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan adalah bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa manajemen dan penyertaan pada Entitas yang berhubungan dengan usaha real estat dan properti, serta dalam bidang infrastruktur. Saat ini, PT Bakrieland Development Tbk dan anak usaha memiliki properti yang terletak di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali. Pada tanggal 13 Oktober 1995, PT Bakrieland Development Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 110.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham


(59)

dengan harga penawaran Rp625,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Oktober 1995. 3. PT. BW Plantation Tbk.

BW Plantation Tbk didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220. Pabrik pengolahan kelapa sawit dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT. BW Plantation Tbk, antara lain: PT BW Investindo (35,11%), Credit Suisse AG SG Branch S/A Matacuna Group (12,49%), Credit Suisse AG SG Branch S/A Pegasus CP One (9,06%), Barclays Bank PLC-KS (9,06%) dan JP Morgan Chase Bank NA RE Non-Treaty (5,99%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. PT. BW Plantation Tbk dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel). Pada tanggal 19 Oktober 2009, PT. BW Plantation Tbk memperoleh


(60)

pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.

4. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pemegang saham pengendali. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan Entitas Anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Perusahaan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Indonesia, sedangkan induk usaha terakhir dari Perusahaan adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat


(61)

sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.

5. PT. Indosat Tbk

PT. Indosat Tbk didirikan tanggal 10 Nopember 1967 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1969. Kantor pusat Indosat berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta. Induk usaha PT Indosat Tbk adalah Ooredoo Asia Pte. Ltd. (sebelumnya bernama Qatar Telecom (Qtel Asia)), Singapura. Sedangkan induk usaha terakhir PT Indosat Tbk adalah Ooredoo QSC (sebelumnya Qatar Telecom QSC), Qatar. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan adalah melakukan kegiatan usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau jasa teknologi konvergensi. Pada tahun 1994, PT Indosat Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 103.550.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.000,- per saham.

6. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat beralamat di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550. Pemegang saham mayoritas PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 70,00%.


(62)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas. Saat ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengoperasikan 25 ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 Kantor Cabang. Pada tanggal 01 Nopember 2007, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.700,- per saham.

7. PT. Lautan Luas Tbk

PT. Lautan Luas Tbk didirikan tanggal 18 Januari 1951 dengan nama Persekutuan Andil Maskapai Dagang dan Industri Lim Teck Lee dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1951. Kantor pusat terletak di Gedung Graha Indramas, Jl. AIP II K.S. Tubun Raya No. 77, Jakarta Barat 11410, Indonesia. Pemegang saham mayoritas PT Lautan Luas Tbk adalah PT Caturkarsa Megatunggal, dengan persentase kepemilikan sebesar 55,03%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan bergerak di bidang perdagangan, perindustrian, agro-bisnis dan penyediaan jasa, pertambangan, pembangunan/kontraktor dan perbengkelan. Kegiatan utama adalah distribusi bahan kimia serta melakukan penyertaan saham terutama pada perusahaan-perusahaan manufaktur bahan kimia.Pada tanggal 18 Juni


(63)

1997, PT Lautan Luas Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp2.950,- per saham.

8. PT. Matahari Putra Prima Tbk

PT. Matahari Putra Prima Tbk didirikan 11 Maret 1986 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat PT Matahari Putra Prima Tbk berlokasi di Menara Matahari Lantai 20, Jalan Boulevard Palem Raya No. 7, Lippo Karawaci – Tangerang, Jawa Barat. Induk usaha PT Matahari Putra Prima Tbk adalah PT Multipolar Tbk, sedangkan induk usaha terakhir PT Matahari Putra Prima Tbk adalah Lanius Limited. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha utama PT Matahari Putra Prima Tbk jaringan toko serba ada yang menyediakan berbagai macam barang untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini, MPPA mengoperasikan toko Hypermart, Foodmart dan Boston Health & Beauty di 222 yang berlokasi di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Pada tanggal 29 Nopember 1992, PT Matahari Putra Prima Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 8.700.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.150,- per saham.

9. PT. Mayora Indah Tbk.

PT. Mayora Indah Tbk didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat berlokasi di Gedung


(64)

Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PT. Mayora Indah Tbk adalah PT Unita Branindo, yakni dengan persentase kepemilikan sebesar 32,93%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT. Mayora Indah Tbk adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada tanggal 25 Mei 1990, PT. Mayora Indah Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham.

10.PT. Medco Energi Internasional Tbk

Medco Energi Internasional Tbk didirikan tanggal 09 Jun 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980. Kantor pusat terletak di Lantai 52, Gedung The Energy, SCBD lot 11A, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta 12190. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham MEDC, antara lain: Encore Energy Pte. Ltd (50,70%), Credit Suise Ag Sg Trust Account Client (20,73%) dan PT Prudential Life Assurance-Ref


(1)

PERKEMBANGAN PERINGKAT OBLIGASI TAHUN 2010-2013

KODE

PERINGKAT OBLIGASI

2010 2011 2012 2013

INDF AA AA+ AA+ AA+

MYOR A+ AA- AA- AA-

LTLS A- A- A- A-

ADHI A- A- A A

MEDC AA- AA- AA- AA-

BWPT A A A- BBB+

ELTY BBB+ BBB+ B CCC

PJAA A+ A+ AA- AA-

SMRA A A A+ A+

MPPA A+ A+ A+ A+

MIPA A+ A+ AA- AA-

JSMR AA AA AA AA

ISAT AA+ AA+ AA+ AA+


(2)

LAMPIRAN 2 HASIL PENGOLAHAN SPSS

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

ROA 56 -7.23 18.88 5.4671 4.85589

DER 56 .47 5.67 1.7379 1.16789

CR 56 32.21 484.81 144.1805 80.98935

FS 56 6.19 9.01 7.1139 .53995

PERINGKATOBLI GASI

56 3.00 21.00 16.1786 3.08136 Valid N (listwise) 56

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 56

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.13712999

Most Extreme Differences Absolute .123

Positive .082

Negative -.123

Kolmogorov-Smirnov Z .917

Asymp. Sig. (2-tailed) .369

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

HASIL UJI NORMALITAS (GRAFIK HISTOGRAM)


(4)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA .915 1.093

DER .887 1.128

CR .982 1.019

FS .913 1.095

a. Dependent Variable: PERINGKATOBLIGASI


(5)

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .720a .519 .481 2.21936 1.987

a. Predictors: (Constant), FS, CR, ROA, DER b. Dependent Variable: PERINGKATOBLIGASI

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA SEREMPAK (UJI F) ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 271.011 4 67.753 13.755 .000a

Residual 251.203 51 4.926

Total 522.214 55

a. Predictors: (Constant), FS, CR, ROA, DER b. Dependent Variable: PERINGKATOBLIGASI


(6)

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA PARSIAL (UJI t) Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.779 4.310 .413 .682

ROA .240 .064 .379 3.731 .000

DER -.025 .272 -.010 -.093 .926

CR -.015 .004 -.398 -4.061 .000

FS 2.153 .580 .377 3.711 .001


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Pengaruh Net Working Capital (NWC), Debt To Equity Ratio (DER ) Dan Return On Asset Ratio (ROA) Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 116 73

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

2 54 107

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70