Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Chrystine Anggrainy Sidabutar 100522166

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skirpsi saya yang berjudul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orag lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlalu.

Medan, Oktober 2012

NIM : 100522166


(3)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan karena berkat pertolongan Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Penulis dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda (Alm.) Ir. Dohar Sidabutar dan Ibunda Sarina S.J. Sianipar yang telah banyak sekali memberi bantuan, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga kepada peneliti. Selama Peneliti menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi USU dan menyusun Skripsi ini, peneliti banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M,Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal sampai selesainya skripsi ini.

6. Kepada Kakak Cindhy N. Sidabutar Amd., Adik (Citra G.A.Sidabutar Amd., dan Irvando D.Sidabutar) serta teman-teman dekatku (Daniel F. Siahaan, Fanny, Natalia) dan kepada orang yang tidak dapat disebut satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung. Terimakasih untuk dukungan dan doa kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi Pembaca.

Medan, Oktober 2012 Penulis

Chrystine A. Sidabutar NIM: 100522166


(5)

ABSTRAK

PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER),DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2011 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bei yait Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, dan ROE. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: current ratio, debt to equity ratio, return on equity, harga saham, makanan dan minuman.


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), AND RETURN ON EQUITY (ROE) TOWARD THE STOCK PRICE OF

FOOD AND BEVERAGES COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), And Return On Equity (ROE) toward the stock price of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research in causal associative. Population of this research are 16 food and beverages companies lists in Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011 and the sample consists of 9 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data obtained from . Data collection method used was the study documentation. The dependent variable is the stock price, while the independent variables are CR, DER, and ROE. This research uses multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

The partially test indicated that, each independent variable (CR, DER, and ROE) does not significantly the stock price. The simultaneously tests of CR, DER, and ROE give a significant influence to the stock price.

Key word: current ratio, debt to equity ratio, return on equity, stock price, food and beverages.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Analisa laporan keuangan ... 10

2.1.2 Current Ratio (CR) ... 11

2.1.3 Debt To Equity Ratio (DER) ... 12

2.1.4 Return On Equity (ROE) ... 13

2.1.5 Saham ... 13

2.1.6 Return saham ... 15

2.1.7 Harga saham ... 17

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham ... 18

2.1.9 Hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham... 20

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3Kerangka Konseptual ... 23

2.4Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 26

3.2Jenis dan Sumber Data ... 26

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.4Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.6Metode Analisis Data... 31


(8)

b.Uji multikolinearitas ... 32

c. Uji heterokedastisitas ... 33

d.Uji autokorelasi ... 34

3.6.2 Pengujian hipotesis ... 34

a. Koefisien determinasi (R2) ... 35

b.Uji signifikansi serempak ... 35

c. Uji signifikansi parsial... 36

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Data Penelitian ... 38

4.1.1 Pengelompokan sampel ... 38

4.1.2 Variabel Current Ratio ... 38

4.1.3 Variabel Debt To Equity Ratio ... 39

4.1.4 Variabel Return On Equity ... 39

4.1.5 Variabel harga saham ... 39

4.2Analisis Data Penelitian ... 40

4.2.1 Analisis statistik dekriptif ... 40

a. Statistik deskriptif variabel current ratio ... 41

b.Statistik deskriptif variabel debt to equity ratio... 41

c. Statistik deskriptif variabel return on equity ... 41

d.Statistik deskriptif variabel harga saham ... 42

4.2.2 Pengujian asumsi klasik ... 42

a. Uji normalitas data ... 42

b.Uji multikolinearitas ... 45

c. Uji heterokedastisitas ... 46

d.Uji autokorelasi ... 47

4.2.3 Pengujian hipotesis penelitian ... 49

a. Koefisien determinasi (R2) ... 50

b.Uji signifikansi serempak ... 51

c. Uji signifikansi parsial... 52

4.3Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 56

5.2Keterbatasan ... 57

5.3Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu... 22

Tabel 3.1 Daftar Popuasi Perusahaan ... 28

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 29

Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

Tabel 3.4 Kriteria Keputusan Autokorelasi ... 34

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 38

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.7 Interpretasi Nilai Durbin Watson ... 48

Tabel 4.8 Hasil Regresi Linear Berganda ... 49

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.10 Uji Serempak ... 52


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Histogram ... 43

Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 44


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di BEI (Populasi dan Sampel) ... 63 Lampiran ii Data Variabel Penelitian 2009-2011 ... 65 Lampiran iii Hasil Output SPSS 18.0... 66


(12)

ABSTRAK

PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER),DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2011 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bei yait Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, dan ROE. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: current ratio, debt to equity ratio, return on equity, harga saham, makanan dan minuman.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), AND RETURN ON EQUITY (ROE) TOWARD THE STOCK PRICE OF

FOOD AND BEVERAGES COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), And Return On Equity (ROE) toward the stock price of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research in causal associative. Population of this research are 16 food and beverages companies lists in Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011 and the sample consists of 9 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in this research is secondary data obtained from . Data collection method used was the study documentation. The dependent variable is the stock price, while the independent variables are CR, DER, and ROE. This research uses multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

The partially test indicated that, each independent variable (CR, DER, and ROE) does not significantly the stock price. The simultaneously tests of CR, DER, and ROE give a significant influence to the stock price.

Key word: current ratio, debt to equity ratio, return on equity, stock price, food and beverages.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang, semakin banyak orang maupun perusahaan yang menginvestasikan dana mereka dalam bentuk sekuritas. Investasi dalam bentuk sekuritas umumnya dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi, namun yang lebih populer adalah dalam bentuk saham. Penjualan dan pembelian saham pada umumnya dapat dilakukan di pasar modal, yaitu tempat bertemunya pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Pihak-pihak yang membutuhkan dana dapat menerbitkan sahamnya dan memasarkannya ke pasar modal dengan tujuan untuk mendapatkan dana yang akan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan atau untuk memperluas usaha. Pihak yang kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham yang diterbitkan perusahaan penerbit dengan harapan bahwa dana yang diinvestasikan tersebut dapat menghasilkan pengembalian yang diharapkan.

Investasi dalam saham terbagi menjadi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi saham dalam jangka pendek biasanya dimaksudkan untuk dijual kembali dengan segera. Investasi saham dalam jangka panjang biasanya dimaksudkan untuk memiliki hak suara di perusahaan lain atau untuk menguasai perusahaan lain. Pengembalian yang didapatkan dari investasi dalam saham dapat berbentuk dividen dan capital gain. Dividen yaitu laba yang dibagikan oleh


(15)

perusahaan kepada pemegang saham atau investor, sedangkan capital gain adalah selisih lebih antara harga pembelian dengan harga penjualan dari saham tersebut.

Sebelum melakukan investasi, para investor perlu melakukan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu untuk menilai apakah investasi yang akan dilakukannya layak atau tidak untuk dilakukan. Saham yang berada di pasar modal ada yang undervalue dan overvalue. Jika suatu saham undervalue artinya nilai pasar saham berada dibawah nilai wajarnya, dan sebaiknya dibeli atau ditahan oleh investor dengan tujuan untuk memperoleh capital gain karena harganya akan naik mendekati harga wajarnya. Lawan dari saham undervalue adalah saham overvalue artinya nilai pasar saham berada diatas nilai wajarnya, dan sebaiknya tidak dibeli atau cut loss (menjual sekarang saham yang dimiliki demi terhindar dari kerugian di masa depan) karena harganya akan turun untuk menyesuaikan dengan harga wajarnya (Rinasari, 2003).

Nilai wajar suatu saham dari sebuah perusahaan dapat dipengaruhi faktor internal maupun eksternal, baik yang secara langsung maupun tidak langsung hubungannya dengan perusahaan tersebut. Untuk mengetahui berapa nilai wajar saham dari sebuah perusahaan, dapat digunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham. Analisa fundamental berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai tujuannya.

Perusahaan yang dipilih untuk menjadi obyek penelitian ini adalah Perusahaan industri makanan dan minuman (food and beverage). Perusahaan Industri Makanan


(16)

survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) mengungkapkan perusahaan jenis ini memiliki prospek yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya. Penyebabnya adalah hasil industri ini cenderung digemari oleh masyarakat seperti makanan ringan, minuman energi minuman isotonik hingga minuman dalam kemasan. Perusahaan industri makanan dan minuman merupakan kategori perusahaan industri manufaktur dimana produknya sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat menguntungkan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang, selain itu saham perusahaan tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis atau tahan terhadap ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan.

Penulis melihat pada masa sekarang konsumen semakin menyukai makanan dan minuman siap saji. Hal ini didukung oleh adanya hasil survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang melakukan survei konsumsi masyarakat Indonesia sekali dalam tiga tahun. Hasil Susenas menyingkapkan bahwa pola pengeluaran untuk konsumsi makanan jadi di antara masyarakat perkotaan telah meningkat. Dapat dilihat pada tahun belakangan ini, industri makanan dan minuman semakin berkembang pesat. Semakin banyak hadirnya restaurant-restaurant yang menyediakan berbagai macam makanan dan inovasi terhadap makanan ataupun minuman yang disediakan oleh restaurant tersebut. Pada tahun 2008 hingga 2009 terjadi gejolak krisis ekonomi global di seluruh dunia, tetapi hal tersebut tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap industri makanan dan minuman. Industri


(17)

yang paling aman dalam berbisnis adalah industri makanan dan minuman, karena hal tersebutlah maka banyak para investor baik dalam ataupun luar negeri yang menginvestasikan dananya kepada industri makanan dan minuman.

Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan terdapat di pasar saham yang menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan harga saham antara lain faktor dari informasi keuangan yaitu informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Apabila suatu informasi disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Rasio-rasio keuangan sebagai hasil perumusan dari analisis terhadap laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi mengenai keadaan perusahaan.

Rasio-rasio keuangan ini banyak digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan berinvestasi. Rasio-rasio keuangan yang ada meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dari berbagai rasio keuangan yang ada, peneliti menggunakan Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE).

Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu


(18)

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya”. CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) menunjukkan bahwa CR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang umumnya digunakan untuk mengukur leverage suatu perusahaan. Bagi investor maupun perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston (2001 : 84), “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas dan resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”. Namun, DER yang terlalu tinggi juga tidak baik karena tingkat utang yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan resiko gagal bayar (risk of default) bunga pinjaman maupun pokok utang yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2009) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Juventus (2008) dan Kielsan (2010) menunjukkan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Return On Equity merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat imbal hasil (return) yang akan diperoleh ekuitas perusahaan dalam menggunakan modal


(19)

sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, ROE dapat diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Alam (2008) dan Juventus (2008) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun, penelitian yang dilakukan Efendi (2009), Yurico (2010), dan Kielsan (2010) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara ROE dengan harga saham.

Perbedaan pada variabel penelitian yang digunakan dan ketidakkonsistenan antara teori dengan hasil penelitian maupun antar hasil penelitian sebelumnya mendorong penelitian untuk melakukan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap harga saham, yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity. Peneliti tertarik untuk menggunakan data perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya.

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti menuangkan penelitiannya dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(20)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham baik secara serempak maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER)dan return on equity (ROE) secara serempak terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan return on equity (ROE) secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1.4.1 Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh - pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on equity terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.4.2 Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diperkirakan berpengaruh terhadap harga saham yaitu current ratio, debt to equity ratio dan return on equity.

1.4.3 Bagi investor

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Diharapkan faktor – faktor yang diteliti penulis dapat memberikan gambaran kepada investor dalam menganalisis berapa besar harga saham yang dapat diperoleh jika dihubungkan dengan faktor – faktor yang telah diteliti di atas.


(22)

1.4.4 Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan penilaian harga saham, seperti current ratio, debt to equity ratio dan return on equity.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Analisa laporan keuangan

Menurut Harahap (2008:190), analisis laporan keuangan berarti:

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Van Horne dan Wachowicz (2005 : 202) mengatakan bahwa rasio keuangan adalah “sebuah indeks yang membutuhkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Berdasarkan sumber datanya, rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.

b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi.

c. Rasio antar laporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber, baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.


(24)

Weston dalam Kasmir (2008 : 106) mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1.Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) 2.Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 3.Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

4.Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 5.Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) 6.Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

2.1.2 Current Ratio (CR)

Kasmir (2008 : 134) menyebutkan bahwa “current ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya”. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena hal ini berarti adanya kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.


(25)

Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:

2.1.3 Debt to Equity Ratio (DER)

Kasmir (2008 : 166) menyebutkan bahwa “debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas (modal sendiri)”. Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.

Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston (2001 : 84), “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas dan resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”.


(26)

2.1.4 Return On Equity (ROE)

Menurut Brigham dan Daves (2004 : 240), “Ultimately, the most important, or bottom line accounting ratio is the ratio of net income to common equity, which measures the return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a return on their money, and this ratio tells how well they are doing in an accounting sense”. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE).

Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya dan rasio ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham dan sebaliknya.

Rumus untuk menghitung Return On Equity adalah:

2.1.5 Saham

Saham dapat didefenisikan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahaan (Brigham, 2006 : 58). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi


(27)

kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham dibedakan lagi antara saham biasa (common stock) dengan saham preferen (preferred stock).

a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa adalah efek dari penyertaan kepemilikan (equity security) dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham bisa memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam bentuk dividen apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.

Ciri-ciri saham biasa adalah sebagai berikut:

1) dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, 2) memiliki hak suara (one share one vote),

3) hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.


(28)

b. Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen dapat dikatakan serupa dengan saham biasa. Hal ini disebabkan karena dua hal pokok, yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan memperoleh dividen.

Ciri-ciri saham preferen adalah sebagai berikut: 1) memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, 2) tidak memiliki hak suara,

3) dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus,

4) memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu seletah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

2.1.6 Return saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) (Jogiyanto, 2007 : 107). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang.


(29)

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi. Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi.

Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return lokal sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya. (Hartono, 2000 : 107) menyatakan bahwa “return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi”.

Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus – menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh.


(30)

Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang sahan, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang akan dibagikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham.

2.1.7 Harga saham

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan atas suatu saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat lebih banyak orang yang menjual saham tersebut dibandingkan dengan orang yang berminat membelinya, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.


(31)

Harga saham dapat berubah naik turun dalam hitungan yang begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Autonomated Trading System). Pada lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat 400 terminal komputer dimana para floor tracker dapat memasukkan pesanan yang diterimanya dari nasabah. Pada monitor – monitor yang memantau perdagangan saham, tertera beberapa istilah harga saham, yaitu (dalam Darmadji, 2006 : 131):

a.Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. b.Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.

c.High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

d.Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

e.Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga

yang terjadi.

g.Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada saat akhir sesi II, yaitu jam 16.00 sore.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham penutupan (average closing price) selama suatu periode tertentu.

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Arifin (2004 : 116) mengatakan bahwa “faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan


(32)

dan rumors”. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain:

a.Faktor fundamental perusahaan

Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan (manajemen, sumber daya manusia, teknologi) dan kondisi keuangan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, penurunan kinerja keuangan akan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal karena investor menjadi tidak tertarik pada saham perusahaan tersebut.

b.Pasar

Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi tingkat harga saham. Bila saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Sebaliknya, jika pasar menilai bahwa harga saham tersebut terlalu rendah maka jumlah permintaannya akan meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut.


(33)

c. Tingkat suku bunga

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham akan naik.

d.Indeks harga saham

Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang waktu tertentu menunjukkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya, jika mengalami penurunan berarti iklim investasi sedang memburuk. Kondisi demikian akan mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal.

e.News and rumors

Berbagai cerita dan rumor yang beredar di masyarakat menyangkut beberapa hal seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan dapat mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.

2.1.9 Hubungan antara rasio keuangan dengan harga saham

Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yang luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai laporan keuangan dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu saja. Salah satu pihak yang


(34)

membuat keputusan investasinya, investor perlu mengetahui dan memahami terlebih dahulu bagaimana kinerja keuangan perusahaan, baru kemudian dapat membuat penilaian dan menentukan keputusan investasinya. Oleh karena itu, investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang. Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian – penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(35)

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Dipo

Satria Alam (2008)

Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga

Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek

Jakarta

Variabel Independen: CR, DAR, TATO, ITO, NPM, ROE, dan

PER. Variabel Dependen: Harga Saham

Semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh terhadap harga saham secara serempak. Secara parsial, hanya variabel CR, NPM, dan ROE yang signifikan berpengaruh terhadap harga saham.

2 Juventus

(2008)

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga

Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta

Variabel Independen: ROA, ROE, DER dan DAR. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak, ROE,DER, dan DAR berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, hanya rasio ROE dan DAR yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.

3 Efendi

(2009)

Pengaruh Rasio Proitabilitas, Rasio Solvabilitas, dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta

Variabel Independen: ROA, ROE, DER dan BETA. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara parsial, ROA, DER, dan BETA mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

4 Yurico

(2010)

Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turn Over, dan Earnings per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Variabel Independen: CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO dan EPS.

Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham

5 Lenny

Kielsan (2010)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Variabel Independen: DER, NPM, ROA dan ROE. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstraplorasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004 : 13). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : diolah penulis, 2012

Current Ratio (CR)

(X1)

Debt To Equity Ratio (DER) (X2)

Return On Equity (ROE) (X3)

Harga Saham


(37)

Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk memnuhi kewajiban lancarnya. Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Return on Equity merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang dapat diperoleh pemegang saham.

Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Semua rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen dalam penelitian ini merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi harga saham.

2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2008 : 41), “Hipotesis menyatakan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:


(38)

H1: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity

(ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H2: Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, Menurut Sugiyono (2007 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”. Penelitian ini menguji pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity terhadap harga saham.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003 : 124) dan merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,


(40)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan elemen atau individu yang akan diteliti. Menurut Erlina (2008 : 75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia mulai dari 2009 sampai dengan tahun 2011 yang berjumlah 16 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 73). Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan - perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011.

2. Perusahaan - perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dan tidak keluar (delisting) selama periode 2009 – 2011.

3. Perusahaan - perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut melaporkan laba yang positif selama tahun 2009 – 2011.


(41)

Tabel 3.1

Daftar Populasi Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan 1 Kriteria 2 3 No. Sampel

1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk. √ √ √ 1

2 AQUA Aqua Golden Missisipi - - - -

3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ √ 2

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 3

5 DAVO Davomas Abadi Tbk. √ √ - -

6 DLTA Delta Jakarta Tbk. √ √ √ 4

7 FAST Fast Food Indonesia Tbk. √ - √ -

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ - - -

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ 5

10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 6

11 MYOR Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

12 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. √ √ - -

13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. √ - - -

14 SKLT Sekar Laut Tbk. √ √ - -

15 STTP Siantar Top Tbk. √ √ √ 8

16 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ √ 9

Sumber : diolah penulis, 2012

Dari 16 populasi yang diambil dari perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman, yang memenuhi kriteria sebanyak 9, maka sampel yang digunakan sebanyak 9 perusahaan, sampel tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini:


(42)

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan 1 Kriteria 2 3 No. Sampel

1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk. √ √ √ 1 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ √ 2

3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 3

4 DLTA Delta Jakarta Tbk. √ √ √ 4

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ 5

6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 6

7 MYOR Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

8 STTP Siantar Top Tbk. √ √ √ 8

9 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ √ 9

Sumber : diolah penulis, 2012

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: a. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data

pendukung berupa literatur, penelitian terdahulu, dan laporan – laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti.

b. Tahap kedua, dilakukan melalui pengumpulan data sekunder melalui fasilitas internet dengan mengakses situs – situs resmi yang berisi laporan keuangan Perbankan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 – 2011.


(43)

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset”. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, DER dan ROE. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham. Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti:


(44)

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Sumber: Peneliti, 2012

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS. Peneliti ini melakukan terlebih dahulu melakukan pengujian hipotess. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolineritas.

Jenis Variabel

Nama Variabel

Definisi Pengukuran Skala

Pengukuran

Independen

Current Ratio (X1)

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio Debt to Equity Ratio (X2)

Rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas (modal sendiri)

Rasio Return On Equity (X3) Rasio yang membandingkan laba

bersih dengan ekuitas pemegang saham. Rasio Dependen Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan

Rata-rata harga saham penutupan selama 1 periode tertentu.


(45)

Untuk pengujian hipotesis dilakukan analisis regresi linear berganda. Kemudian dilakukan proses pengujian analisis F dan pengujian analisis t untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara individu maupun secara serempak terhadap variabel dependen.

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu ataupun residual memiliki ditribusi normal adalah dengan melakukan uji kolomogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05, maka residual itu tidak memiliki distribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen (Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara


(46)

variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inlation Factor (VIF) dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya,


(47)

hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Keputusan Autokorelasi

Jika Keputusan

0 – DL Terjadi autokorelasi positi

DL - DU Tanpa kesimpulan

DU – (4 – DU) Tidak terjadi autokorelasi

(4 – DU) – (4 – DL) Tanpa kesimpulan

(4 – DL) - 4 Terjadi autokorelasi negatif

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas (Lubis et.al, 2007: 47). Persamaan regresi linier berganda yaitu:


(48)

Ket:

Y = harga saham

X1 = CR

X2 = DER

X3 = ROE

α = konstanta

b1, b2 , b3 = koefisien regresi

e = error

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005 : 83). Nilai koefisien determinasi dapat dilihar pada R Square. R Square dikatakan baik jika nilainya di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

b. Uji signifikansi serempak

Secara serempak, pengujian hipotesis dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen/terikat”.


(49)

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Ha : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan :

jika Fhitung < Ftabel pada α 0,05 dan nilai p-value > level of significant

sebesar 0,05, maka Ha ditolak, dan

jika Fhitung > Ftabelpada α 0,05 dan nilai p-value < level of significant

sebesar 0,05 , maka Ha diterima.

c. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.


(50)

Ho : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Ha : artinya variabel current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak; Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.


(51)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Pengelompokan sampel

Data cross section cross section yang digunakan berjumlah 16 perusahaan- perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan time series selama 3 tahun pengamatan pada periode 2009-2011 sehingga diperoleh sampel sebanyak 9 perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian:

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk. 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk.

4 DLTA Delta Jakarta Tbk.

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 7 MYOR Mayora Indah Tbk.

8 STTP Siantar Top Tbk. 9 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. Sumber : diolah penulis, 2012


(52)

Varabel current ratio diukur dengan membagi total aktiva lancar dengan total hutang lancar yang datanya diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Data current ratio 9 perusahaan yang menjadi sampel secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran ii.

4.1.3 Variabel Debt To Equity Ratio

Variabel debt to equity ratio diukur dengan membagi total hutang dengan total modal yang datanya diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Data debt to equity ratio 9 perusahaan yang menjadi sampel secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran ii.

4.1.4 Variabel Return On Equity

Variabel return on equity diukur dengan membagi laba bersih setelah pajak dan bunga dengan rata-rata modal yag datanya diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Data return on equity 9 perusahaan yang menjadi sampel secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran ii.

4.1.5 Variabel harga saham

Variabel harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham penutupan (average closing price) selama satu periode tertentu.


(53)

Data harga saham 9 perusahaan yang menjadi sampel secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran ii.

4.2 Analisis Data Penelitian

4.2.1 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Dalam suatu penelitian, anaisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data (Erlina, 2008:88).

Statistik deskriptif meliputi nilai minimum, nilai maksumum, rata-rata, dan devasi standar dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu current ratio, debt to equity ratio, return on equity, dan harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan data, deskripsi statistik dari data penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2


(54)

a. Statistik deskriptif variabel current ratio

Berdasarkan Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata current ratio perusahaan adalah 2,2356 dengan standar deviasi sebesar 1,45249. Nilai current ratio minimum sebesar 0,66 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2009. Sedangkan nilai current ratio maksmum sebesar 6,33 dimiliki oleh PT Delta Jakarta Tbk. pada tahun 2010. Nilai rata-rata current ratio yang lebih besar dari nilai standar deviasinya memiiki arti bahwa penyimpangan datanya kecil sehingga data tidak tersebar.

b. Statistik deskriptif variabel debt to equity ratio

Berdasarkan Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata debt to equity ratio perusahaan adalah 1,3393 dengan standar deviasi sebesar 1,53034. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya yang berarti penyimpangan datanya besar sehingga data tersebar. Nilai debt to equity ratio minimum sebesar 0,20 dimiliki oleh PT Delta Jakarta Tbk. pada tahun 2010. Sedangkan nilai debt to equity ratio maksimum sebesar 8,43 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2009.

c. Statistik deskriptif variabel return on equity

Berdasarkan Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata return on equity perusahaan adalah 0,2875 dengan standar deviasi sebesar 0,33325.


(55)

Variabel return on equity memiliki nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya yang berarti penyimpangan datanya besar sehingga data tersebar. Nilai return on equity minimum sebesar 0,03 dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. pada tahun 2009. Sedangkan nilai return on equity maksimum sebesar 1,38 dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2011.

d. Statistik deskriptif variabel harga saham

Berdasarkan Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham perusahaan sebesar Rp 38885,9259. Harga saham minimum dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. pada tahun 2009 sebesar Rp 411. Sedangkan harga saham maksimum dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2011 sebesar Rp 359.000. ilai standar deviasi harga saham 82067,89999 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel harga saham adalah sebesar 82067,89999.

4.2.2 Pengujian asumsi klasik a. Uji normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot, dan Kolmogorov-Smirnov Test adalah sebagai berikut:


(56)

Gambar 4.1 Histogram

Sumber: data diolah dengan SPSS, 2012


(57)

Normal P-P Plot

Sumber: data diolah dengan SPSS, 2012

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data

Hasil uji normalitas engan menggunakan histgram yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Namun pada Gambar 4.2 hasil uji normalitas dengan menggunakan normal probability plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tet pada penelitian ini menunjukkan besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah 0,460 dan signifikansi 0,984.


(58)

kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 (5%), sehingga dapat dikatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi normal.

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah variabel-varabel yang terdapat dalam model regresi memiliki korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan model regresi tersebut terdapat masalah multikolinearitas. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai ariance Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Nilai tolerance dari ketiga variabel yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity memiliki nilai diatas 0,1 dan VIF untuk semua


(59)

variabel independen memiliki nilai lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas.

c. Uji heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil dari uji heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber: data diolah dengan SPSS, 2012

Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.


(60)

Pendekatan statistik untuk menguji apakah terjadi heterokedastisitas pada model regresi dapat dilakukan dengan uji Glejser. Hasil dari uji Glejser dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel current ratio adalah 0,070, untuk variabel debt to equity ratio adalah 0,867, dan untuk variabel return on equity adalah 0,059.Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas karena semua variabel independen tidak signifikan (sig > 0,05) terhadap variabel dependen.

d. Uji autokorelasi

Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watsin dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(61)

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

H

asil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (DW) sebesar 2,300 dari jumlah 27 dengan 3 variabel (n=27, k=3) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan melihat tabel Durbin-Watson, diperoleh nilai Du= 1,6510 dan nilai DL= 1,1624, maka diinterpretasikan sebagai

berikut:


(62)

Tabel 4.6 menunjukkan nilai Dw yang dihasilkan 2,300, terletak

diantara nilai DU – (4-DU) yaitu 1,6510<2,300<2,340 sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

4.2.3 Pengujian hipotesis penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dalam pengolahan data dengan model regresi linear berganda dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap harga saham. Hasil dari regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Regresi Linear Berganda

B erd


(63)

asarkan hasil pengolah data yang terlihat pada Tabel 4.7 pada kolom unstandardized coefficients bagian B, diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y= -62833,446 + 14811,129X1 + 824,459X2 + 234772,695X3 + e

Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear tersebut adalah sebagai berikut:

1) Konstanta (α) sebesar -62833,446 menyatakan nilai konstanta ini

menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel CR, DER, dan ROE, maka harga saha yang terbentuk adalah 62833,446

2) Koefisien X1 (β1) sebesar 14811,129 menunjukkan bahwa setiap

variabel CR meningkat sebesar 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 14811,129.

3) Koefisien X2 (β2) sebesar 824,459 menunjukkan bahwa setiap variabel

DER meningkat sebesar 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 824,459.

4) Koefisien X3 (β3) sebesar 234772,695 menunjukkan bahwa setiap

variabel ROE meningkat sebesar 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 234772,695.

a. Koefisien determinasi (R2)


(64)

nya. Nilai adjusted R square adalah 0 sampai 1, artinya semakin mendekati 1 maka semua variabel independennya memberikan semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil uji determinasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Nilai adjusted R square yang ditampilkan pada Tabel 4.8 adalah 0,839 artinya 84% faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dijelaskan oleh current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity sedangkan sisanya 16% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji signifikansi serempak

Uji signifikansi serempak atau F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua cariabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji serempak adalah sebagai berikut:


(65)

Tabel 4.10

Tabel 4.9 menunjukkan hasil hipotesis secara serempak dengan hasil signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,005 dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu

36,290 > 2,96. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka dapat disimpulkan Ha diterima (Ho ditolak), yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity secara serempak berpengaruh signifikansi terhadap harga saham.

c. Uji signifikansi parsial

Uji signifikansi parsial dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji signifikansi parsial dapat dilihat melalui Tabel 4.10 berikut ini:


(66)

Uji Parsial

Berdasarkan tabel uji t diatas dapat kita lihat bahwa nilai signifikansi dari setiap variabel independen current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel independen yang diteliti tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Hasil penelitian dengan menggunakan data perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti, yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel depende (harga saham).Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari setiap variabel inependen (CR, DER, dan ROE) yang lebih besar dari 0,05.

Current Ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari CR sebesar 0,070 > 0,05 setelah


(67)

dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CR tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2009-2011. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) yang menunjukkan CR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari DER sebesar 0,867 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2009-2011. Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2009) bahwa Der secara parsial berpengaruh yang signidikan terhadap harga saham. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juventus (2008) dan Lenny Kielsan (2010) yang menunjukkan bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Return On Equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari ROE sebesar 0,059 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabe ROE tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2009-2011. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) dan Juventus (2008) bahwa ROE secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


(68)

Efendi (2009), Yurico (2010), dan Lenny Kielsan (2010) yang menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidakk berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil pengujian variabel secara serempak (uji F) menunjukkan bahwa variabel CR, DER, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,01 yang leih kecil dari 0,05. Besarnya nilai adjusted R square berdasarkan hasil anaisis dengan menggunakan SPSS v18 adalah sebesar 0,839. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen dala penelitian ini (current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity) terhadap harga saham adalah sebesar 84%. Hal in menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut memiliki hubungan yang sangat erat terhadap harga saham. Artinya, setiap perubahan yang terjadi atas nilai ketiga variabel ini sangat mempengaruhi nilai harga saham. Sedangkan sisanya 16% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan dapat dikatakan hubungannya sangat tidak erat terhadap harga saham.

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


(69)

a. Current Ratio (CR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukan oleh nilai signifikansi dari CR sebesar 0,70> 0,05 setelah dilakukan uji t.

b. Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukan oleh nilai signifikansi sebesar 0,867 > 0,05.

c. Return On Equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukan oleh nilai signifikansi sebesar 0,059 > 0,05.

d. Variabel-variabel independen (CR, DER, dan ROE) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 setelah dilakukan uji F. Besarnya nilai adjusted R Square adalah sebesar 0,839. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen dalam penelitian ini (current ratio, debt to equity ratio, dan return on equity) terhadap harga saham adalah sebesar 84%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut memiliki hubungan yang sangat erat terhadap harga saham. Artinya, setiap perubahan yang terjadi atas nilai ketiga variabel ini sangat mempengaruhi nilai harga saham. Sedangkan sisanya 16% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan dapat dikatakan hubungannya sangat tidak erat terhadap


(70)

variabel independen yang diteliti dapat digunakan secara bersama-sama (serempak) untuk memprediksi harga saham.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

a. Peneliti hanya menggunakan perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian dan sampel yang diperoleh hanya berjumlah 9 perusahaan sehingga belum dapat mewakili keseluruhan perusahaan yang terdaftar di BEI.

b. Peneliti hanya melakukan pengamatan dan analisis data selama periode tiga tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

c. Peneliti melakukan pengamatan dan analisis terhadap harga saham hanya dengan menggunakan faktor-faktor fundamental perusahaan seperti rasio keuangan (CR, DER, dan ROE) dengan mengabaikan kondisi makro ekonomi yang juga mempengaruhi harga saham, seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, situasi politik dan juga sentimen pasar.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak berikut ini:

a. Bagi perusahaan

Perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor eksternal dan peristiwa aktual yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham di pasar modal.


(71)

Kondisi ekonomi yang tidak stabil merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dikendalikan sehingga manajemen perusahaan harus mengambil kebijakan yang tepat agar sahamnya memiliki nilai yang wajar bagi investor dan memberikan return yang diharapkan.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengamatan terhadap seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode yang lebih panjang. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk melakukan analisis dengan menggunakan rasio keuangan lainnya serta menambahkan faktor-faktor eksternal di luar rasio keuangan seperti resiko pasar, tingkat bunga, tingkat inflasi, dan sebagainya dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

c. Bagi investor

Dengan menganalisis dan memprediksi harga saham suatu perusahaan, sebaiknya investor mengetahui latar belakang dan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain faktor-faktor fundamental perusahaan yang tercermin dalam rasio keuangan, para investor juga harus memperhatikan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi harga saham seperti ukuran perusahaan, sentimen pasar,


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arifin, Ali, 2004. Membaca Saham, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kedelapan, Alih bahasa oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta.

__________, 2004. Intermediate Financial Management, Eighth Edition, South Western Thomson, United States of America.


(73)

Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, cetakan kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Home, James C. Van dan John Wachowicz, Jr, 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kedua Belas, Alih Bahasa oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto dan Hartono, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, cetakan pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

__________, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman – Pengalaman, Edisi Keempat, cetakan pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utasa, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan. Kasmir, 2008, Analisa laporan keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad dan Firman Syarif, 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Alfabeta, Bandung. Skripsi:

Alam, Dipo Satria, 2008. Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri manufaktur di BEJ. Skripsi Universitas Sumatera Utara : Medan.

Efendi, 2009. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek jakarta. Skripsi


(74)

Juventus, 2008. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga Saham Perbankan di BEJ. Skripsi Universitas Sumatera Utara : Medan.

Kielsan, Lenny, 2010. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity terhadap harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi Universitas Sumatera Utara : Medan.

Yurico, 2010. Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cash Flow per Share, Return On Equity, Return On Asset, Total Assets Turn Over, dan Earning per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi Universitas Sumatera Utara : Medan.

Situs:

Rinasari, 2003. Analisis Dasa Investasi (Analisis Fundamental).

Juli.

2012)

Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan 1 Kriteria 2 3 No. Sampel

1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk. √ √ √ 1

2 AQUA Aqua Golden Missisipi - - - -

3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ √ 2

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. √ √ √ 3

5 DAVO Davomas Abadi Tbk. √ √ - -

6 DLTA Delta Jakarta Tbk. √ √ √ 4

7 FAST Fast Food Indonesia Tbk. √ - √ -

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ - - -


(75)

10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 6

11 MYOR Mayora Indah Tbk. √ √ √ 7

12 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. √ √ - -

13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. √ - - -

14 SKLT Sekar Laut Tbk. √ √ - -

15 STTP Siantar Top Tbk. √ √ √ 8

16 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. √ √ √ 9

Sumber: www.idx.co.id

Lampiran ii Data Variabel Penelitian

Variabel Current Ratio (CR)

No. Kode Saham 2009 2010 2011

1 ADES 2,26 1,51 1,71

2 AISA 1,20 1,29 1,89

3 CEKA 4,80 1,67 1,69

4 DLTA 4,53 6,33 6,00

5 INDF 1,59 1,71 1,80

6 MLBI 1,16 2,04 1,91

7 MYOR 0,66 0,95 0,99


(1)

(2)

(3)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 50 95

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 41 129

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137