Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK

PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NOVITA SARIKA N SEMBIRING M 130521020

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK

PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA

Novita Sarika N S Meliala

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhdebt to equity ratio, return on asset, current ratio, danmaturitasterhadapperingkatsukukpadaperusahaanpenerbitsukuk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia danterdaftardalamperingkatsukuk yang dikeluarkanoleh PT. PEFINDO periodetahun2012 hinggatahun 2014. Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah

10perusahaanpenerbitsukuk.Teknikpengambilansampelditentukandenganmetodep opulasisasaran, sedangkanmetodeanalisis yangdigunakanadalahanalisis regresiberganda.

Penelitianini menggunakan skala 5% dan menghasilkanbahwadebt to equity ratiodan return on asset berpengaruh negative terhadapperingkatsukuk, sedangkancurrent

ratiodanmaturitasberpengaruhpositifterhadapperingkatsukuk.Hal

inimenunjukkanbahwadebt to equity ratiodan return on

assetdapatberpengaruhburukterhadapperingkatsukukperusahaanpenerbitsukukjikan ilainyasemakintinggi.Sedangkancurrent

ratioberpengaruhpositifterhadapperingkatsukukjikanilai pada

semakintinggidanpadamaturitassemakindekatjatuh tempo makasemakinbagusperingkatsukuknya.Hal

iniberartitinggiataurendahnyavariabel-variabeltersebutberdampakpadabaikdanburuknyaperingkatsukukperusahaankhusus nyaperusahaanpenerbitsukuk di Bursa Efek Indonesia.

HasilpenelitianinidiharapkanbisadijadikanrujukanbagiperusahaanPenerbits ukukdalammeningkatkanperingkatsukukyaitudengancaramemperbaikikinerjaperus ahaandanmeminimalkanpeminjaman modal keluarperusahaan, sedangkanbagi investorbisadijadikansebagaipertimbanganuntukmelakukaninvestasisukuk,

sertabagipenelitiselanjutnyadapatdigunakanuntukmemberikanacuandangambarana walmengenaiperingkatsukuk.

Kata kunci: peringkatsukuk, debt to equity ratio, return on asset, current ratio, maturitas.


(3)

ABSTRACT

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK

PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA

Novita Sarika N S Meliala

MahasiswaFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara

This study aims to determine the effect of the debt to equity ratio, return on assets, current ratio, and maturity of sukukin the sukukratings to company issuing the sukuk listed in Indonesia Stock Exchange and registered in the ratings ofsukuk issued by PT. PEFINDO the period 2012 to 2014. In this study the sampel were10 sukuk issuer by company. The sampling technique is determined by the method of the targeting population, whereas the method of analysis used is multiple regression analysis.

This research result that the debt to equity ratio and return on assets negative effect on ratings of sukuk, while the current ratio and the maturity positive effect in rankings of sukuk. This shows that the debt to equity ratio and return on assets can effect the bad of rating sukuk in company issuing the sukuk if the higher value. While the current ratio positive effect in the ratings of sukuk if the value at the higher and at maturity the closer maturity then the better in the rattings of sukuk. This means that a high or low level of these variables on the good and bad ratings company, especially company issuing the sukukin Indonesia Stock Exchange.

The result of the study is expected to be a reference for the companies toincrease of the sukuk ratings that is by improving corporate performance and minimize borrowing of capital outside the company, while for investors can be made as consideration for investing insukuk, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on sukuk ratings.

Keywords: sukuk rating, debt to equity ratio, return on asset, current ratio, bond maturity


(4)

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpeneliti ucapkan kepada Allah SWTatas rahmat dan karuniaNya yang begitu besar serta shalawat beriringkan salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW sehinggapeneliti bisamenyelesaikanpembuatanskripsiinisebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehG elarSarjanaEkonomiDepartemenManajemenpadaFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.

Kepada Ayah saya F. S Meliala dan Ibu yang sangat saya cintai B.Tarigan. Terimakasihatasdoa, kasihsayang, pengorbanan, dandukungan yang telah di berikan selama ini. Skripsiiniberjudul“Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return

on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia”.

Penelititelahbanyakmenerimabimbingan, saran, motivasi, dandoadariberbagaipihakselamapenulisanskripsiini. Olehkarenaitu, padakesempataninipenelitiinginmenyampaikanterimakasihkepadasemuapihak

yang telahmemberikanbantuandanbimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof Dr. AzharMaksumselakuDekanFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. IsfentiSadalia, SE, ME

selakuKetuaDepartemenManajemenFakultasEkonomidan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

3. IbuDra. Marhayanie,

M.SiselakuSekretarisDepartemenManajemenFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sumatera

4. Ibu Dr.EndangSulistyaRini, SE, M.SiselakuKetua Program

StudiManajemenFakultasEkonomidan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Ketua Program StudiManajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 5. Ibu Dr. KhairaAmalia Fachrudin, SE, MBA, AkselakuDosenPembimbing yang

telah banyak memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan, danmemberikan saran kepadapeneliti.

6. Ibu Dra. Lisa Marlina, M,Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalampenulisandanperbaikanskripsiini.


(5)

7. SeluruhDosen yang telahmembagikanilmudanpengetahuandanPegawaiFakultasEkonomidan Bisnis

Universitas Sumatera Utara untuksegalajasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Adik-adikku tersayang yang telahbanyakmemberikan dukungan, doa, kasih saying dan semangat kepada peneliti.

9. Buat yang tersayang Teja Pramono, Juliya Masrani, Fara Diba, Ezi Fauzi dan Mariyanti, sertateman-temanlainnya yang tidakdapatdisebutkannamanyasatu-persatu. Terimakasihatasdoa, perhatian, kasihsayang, semangat,

danpersahabatan yang telahdiberikanselamamasaperkuliahandansukadukadalammelewatiperkuliahand

andalampenyusunanskripsiselamaini.

10.Buat teman-teman seperjuangan, Monika Haloho, Sinta Klini, Irma D Sihombing, Syarifah Noer Lubis dan Titis Mufliha, sertateman-temanlainnya yang tidakdapatdisebutkannamanyasatu-persatu. Terimakasihatassemangat, dan kekompakkan dalam menyelesaikan penyusunanskripsiselamaini.

Akhir kata,penelitiberharapsemogaskripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitilainnya.

Medan, Desember2015 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12

2.1 Teori Tentang Sukuk... 12

2.1.1 Pengertian Sukuk ... 12

2.1.2 Karakter Sukuk ... 14

2.1.3 Jenis Sukuk ... 15

2.2 Peringkat Penerbitan Sukuk ... 17

2.3 Risiko Investasi Sukuk ... 18

2.4 Faktor Keuangan yang MempengaruhiPeringkat ... 21

2.5 Debt to Equity Ratio. ... 23

2.6 Return on Asset... 23

2.7 Current Asset ... 24

2.8 Maturitas... 24

2.9 Penelitian Terdahulu ... 25

2.10Kerangka Konseptual ... 27

2.11Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35


(7)

3.7 Jenis Data ... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 37

3.10Uji Asumsi Klasik ... 38

3.11 Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 SejarahSingkat Bursa Efek Indonesia ... 42

4.2 SejarahSingkat PT Pefindo... 43

4.3 Profil Perusahaan... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1UjiAsumsiKlasik ... 52

4.2.2MetodeAnalisisStatistikDeskriptif ... 58

4.2.3AnalisisRegresi Linier Berganda ... 60

4.2.4PengujianHipotesis ... 61

4.3 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan... 76

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Debt to Equity Ratiodan Peringkat Sukuk di

BursaEfek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 5

Tabel 1.2 Data Return on AssetdanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 6

Tabel 1.3 Data Current RatiodanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 7

Tabel 1.4 DataMaturitasdanPeringkatSukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 ... 8

Tabel 2.1 Perbandingan SukukdenganObligasiKonvensional ... 15

Tabel 2.2 PeringkatObligasiBerdasarkan PT PEFINDO ... 17

Tabel 2.3 TabelPenelitianTerdahulu ... 25

Tabel 3.1 KonversiSukuk ... 32

Tabel 3.2 OperasionalVariabel ... 34

Tabel 3.3 Sampel Perusahaan yang MenerbitkanSukuk ... 36

Tabel 4.1 HasilUjiKolmogrov-Sminorv ... 54

Tabel 4.2HasilUjiMultikolonieritas ... 55

Tabel 4.3 HasilUjiGlejser ... 57

Tabel 4.4 HasilUjiDurbin-Watson ... 58

Tabel 4.5 StatistikDeskriptif ... 59

Tabel 4.6 HasilAnalisisRegresiBerganda ... 60


(9)

Tabel 4.8 HasilUjiStatistik t (Parsial) ... 64

Tabel 4.9 HasilKoefisienDeterminan... 65

Tabel 4.10 Perusahaan yang Memiliki DER Tertinggi ... 67

Tabel 4.11 Perusahaan yang Memiliki DER Terendah ... 68

Tabel 4.12 Perusahaan yang Memiliki ROA Tertinggi ... 70

Tabel 4.13 Perusahaan yang Memiliki ROA Terendah... 71

Tabel 4.14 Perusahaan yang Memiliki CR Tertinggi ... 72

Tabel 4.15 Perusahaan yang Memiliki CR Terendah ... 73

Tabel 4.16 Perusahaan yang Memiliki Maturitas Tertinggi ... 74


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 KerangkaKonseptual ... 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 52

Gambar4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 53


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Presentase Perusahaan Penerbit Sukuk beserta sukuk

yang beredar ... 79

Lampiran 2 Daftar Presentase DER Perusahaan Penerbit Sukuk ... 80

Lampiran 3 Daftar Presentase ROA Perusahaan Penerbit Sukuk ... 81

Lampiran 4 Daftar Presentase CR Perusahaan Penerbit Sukuk ... 82

Lampiran 5 Daftar Presentase Maturitas Perusahaan Penerbit Sukuk ... 83

Lampiran 6 Daftar Presentase Peringkat Perusahaan Penerbit Sukuk ... 84


(12)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK

PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA

Novita Sarika N S Meliala

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhdebt to equity ratio, return on asset, current ratio, danmaturitasterhadapperingkatsukukpadaperusahaanpenerbitsukuk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia danterdaftardalamperingkatsukuk yang dikeluarkanoleh PT. PEFINDO periodetahun2012 hinggatahun 2014. Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah

10perusahaanpenerbitsukuk.Teknikpengambilansampelditentukandenganmetodep opulasisasaran, sedangkanmetodeanalisis yangdigunakanadalahanalisis regresiberganda.

Penelitianini menggunakan skala 5% dan menghasilkanbahwadebt to equity ratiodan return on asset berpengaruh negative terhadapperingkatsukuk, sedangkancurrent

ratiodanmaturitasberpengaruhpositifterhadapperingkatsukuk.Hal

inimenunjukkanbahwadebt to equity ratiodan return on

assetdapatberpengaruhburukterhadapperingkatsukukperusahaanpenerbitsukukjikan ilainyasemakintinggi.Sedangkancurrent

ratioberpengaruhpositifterhadapperingkatsukukjikanilai pada

semakintinggidanpadamaturitassemakindekatjatuh tempo makasemakinbagusperingkatsukuknya.Hal

iniberartitinggiataurendahnyavariabel-variabeltersebutberdampakpadabaikdanburuknyaperingkatsukukperusahaankhusus nyaperusahaanpenerbitsukuk di Bursa Efek Indonesia.

HasilpenelitianinidiharapkanbisadijadikanrujukanbagiperusahaanPenerbits ukukdalammeningkatkanperingkatsukukyaitudengancaramemperbaikikinerjaperus ahaandanmeminimalkanpeminjaman modal keluarperusahaan, sedangkanbagi investorbisadijadikansebagaipertimbanganuntukmelakukaninvestasisukuk,

sertabagipenelitiselanjutnyadapatdigunakanuntukmemberikanacuandangambarana walmengenaiperingkatsukuk.

Kata kunci: peringkatsukuk, debt to equity ratio, return on asset, current ratio, maturitas.


(13)

ABSTRACT

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO DAN MATURITASTERHADAP PERINGKAT SUKUK

PADA PERUSAHAAN PENERBIT SUKUK DI BURSA EFEK INDONESIA

Novita Sarika N S Meliala

MahasiswaFakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara

This study aims to determine the effect of the debt to equity ratio, return on assets, current ratio, and maturity of sukukin the sukukratings to company issuing the sukuk listed in Indonesia Stock Exchange and registered in the ratings ofsukuk issued by PT. PEFINDO the period 2012 to 2014. In this study the sampel were10 sukuk issuer by company. The sampling technique is determined by the method of the targeting population, whereas the method of analysis used is multiple regression analysis.

This research result that the debt to equity ratio and return on assets negative effect on ratings of sukuk, while the current ratio and the maturity positive effect in rankings of sukuk. This shows that the debt to equity ratio and return on assets can effect the bad of rating sukuk in company issuing the sukuk if the higher value. While the current ratio positive effect in the ratings of sukuk if the value at the higher and at maturity the closer maturity then the better in the rattings of sukuk. This means that a high or low level of these variables on the good and bad ratings company, especially company issuing the sukukin Indonesia Stock Exchange.

The result of the study is expected to be a reference for the companies toincrease of the sukuk ratings that is by improving corporate performance and minimize borrowing of capital outside the company, while for investors can be made as consideration for investing insukuk, and for the next researcher can be used to provide reference and initial description on sukuk ratings.

Keywords: sukuk rating, debt to equity ratio, return on asset, current ratio, bond maturity


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivative maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji,et al.2001:1). Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam pilihan sekuritas untuk berinvestasi,salah satu sekuritas yang diperdagangkan tersebut adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten).

Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada emiten dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu. Padahal dalam Islam bunga merupakan riba yang jelas diharamkan. Untuk itu, dalam perkembangannya ada alternatif pengganti obligasi yang berbasis bunga (riba) yaitu obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk.


(15)

Sukuk ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang sukuk sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali pokok dana sukuk pada tanggal pembayaran kembali namun akadnya bukan utang-piutang melainkan investasi. Sebelum ditawarkan, sukuk harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas sukuk sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu sukuk bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi pokok pinjaman.Sehingga pemodal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat sukuk. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya sukuk tersebut diinvestasikan.

Kualitas suatu sukuk dapat dimonitor dari informasi peringkatnya (rating). Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PT. PEFINDO. Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PT. PEFINDO berdasarkan pada 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek industri dan aspek bisnis. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai aspek mana yang lebih diutamakan dalam


(16)

pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu aspek tersebut yaitu aspek keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel leverage, profitabilitas dan likuiditas. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan.

Investor harus melihat banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk pengukuran hutang perusahaan menggunakan Leverage. Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Proksi rasio hutang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio(DER) yaitu rasio yang digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut (Fahmi, 2014:75). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk atau peringkat sukuk yang rendah (Herwidi, 2005).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan (Hanafi dan Halim,


(17)

2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade) (Manurung, etal.2009).

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya (Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

Brigham, et al.(2006) menyatakan umur obligasi berpengaruh pada peringkat sukuk. Waktu jatuh tempo (maturitas) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi dan mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana sukuk tersebut. Semakin lama sukuk tersebut jatuh tempo maka semakin banyak resiko yang akan dialami oleh investor dan melemahkan peringkat sukuk suatu perusahaan, maka karena itu banyak investor yang memilih sukuk yang singkat jatuh temponya.


(18)

Selain kejadian tersebut, berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.1

Data Debt to Equity Ratio dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)

DER (%) PeringkatSukuk

2012 2013 2014 2012 2013 2014

BBMI

Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank

Muamalat 2008

4.48 4.97 4.35 A+(sy) A(sy) A(sy)

Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I

Tahap II Bank Muamalat

2012

4.48 4.97 4.35 A+(sy) A(sy) A(sy)

PPLN

Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A

2.50 2.92 2.66 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sukuk Ijarah PLN IV Tahun

2010 Seri B

2.50 2.92 2.66 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sumber:

Berdasarkan Tabel 1.1 yang menjelaskan data debt to equity ratio tersebut dapat dilihat indikasi perbedaan. Pada tahun 2012 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memilki DER sebesar 4,48 dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 4,97 dan peringkat sukuknya mengalami penurunan dari A+(sy) menjadi A(sy). Sedangkan pada PT PLN yang

menerbitkan sukuk ijarah juga mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,92 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 2,50 terjadi kenaikan peringkat yang dari AA+(sy) menjadi AAA(sy). Hal yang terjadi pada PT PLN ini tidak sesuai


(19)

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herwidy (2006) yang menyatakan semakin tinggi DER pada suatu perusahaan seharusnya makin rendah peringkat sukuk pada perusahaan tersebut.

Tabel 1.2

Data Return on Asset dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)

ROA (%) Peringkat Sukuk

2012 2013 2014 2012 2013 2014

BBMI

Sukuk Subordinasi Mudharabah

I Tahap II Bank Muamalat

2008

8.80 5.50 12.10 A+(sy) A(sy) A(sy)

Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan

I Tahap II Bank Muamalat

2012

8.80 5.50 12.10 A+(sy) A(sy) A(sy)

PPLN

Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A

5.53 4.44 2.94 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

Seri B

5.53 4.44 2.94 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sumber:

Pada Tabel 1.2 yang menjelaskan data return on asset, terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami penurunan pada tahun 2013 dimana pada tahun 2012 sebesar 8,80 menjadi 5,50. Peristiwa ini mengakibatkan peringkat sukukperusahaan menjadi turun yaitu

A+(sy) ke A(sy). Pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah mengalami


(20)

peringkat sukuk. Hal yang terjadi pada PT Muamalat Indonesia tbk ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Manurung, etal.2009), karena semakin rendahnya return on asset pada perusahaan PT Muamalat Indonesia Tbk semakin rendah juga peringkat obligasinya.

Tabel 1.3

Data Current Ratio dan Peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)

CR(%) Peringkat Sukuk

2012 2013 2014 2012 2013 2014

BBMI

Sukuk Subordinasi Mudharabah

I Tahap II Bank Muamalat

2008

89.70 69.60 270.30 A+(sy) A(sy) A(sy)

Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan

I Tahap II Bank Muamalat

2012

89.70 69.60 270.30 A+(sy) A(sy) A(sy)

PPLN

Sukuk Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A

92.10 94.40 97.81 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

Seri B

92.10 94.40 97.81 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sumber:

Pada Tabel 1.3 yang menjelaskan data current ratio terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 270,30 yang sebelumnya 69,60 pada tahun 2013 namun peringkat sukuk tidak berubah. PT PLN mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 94,40 yang sebelumnya 92,10 pada tahun 2013 dan mengakibatkan peringkat naik dari AA+(sy) menjadi AAA(sy). Hal ini sesuai


(21)

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gitman (629:2006), karena jika current ratio pada perusahaan PT PLN mengalami kenaikan seharusnya peringkat sukuknya juga harus naik.

Menurut teori Bringham, etal.(2009 : 373), peringkat sukuk dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan. Faktor keuangan terdiri dari rasio-rasio yaitu debt to equity ratio, return on asset dan current ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi peringkat sukuk di suatu perusahaan.Ada pula faktor non keuangan yang mempengaruhi peringkat sukuk, yaitu maturitas (masa jatuh tempo), jaminan aset dan ukuran perusahaan. Namun pada penelitian ini dipilihlah variabel maturitas, agar mengetahui sejauh mana variabel tersebut mempengaruhi peringkat sukuk di suatu perusahaan.Berikut data empiris maturitas:

Tabel 1.4

Data Maturitas dan Peringkat Sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan Nama Obligasi Syariah (Sukuk)

Maturitas (Tahun) Peringkat Sukuk

2012 2013 2014 2012 2013 2014

BBMI

Sukuk Subordinasi Mudharabah I Tahap II Bank Muamalat

2008

6 5 4 A+(sy) A(sy) A(sy)

Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I

Tahap II Bank Muamalat

2012

9 8 7 A+(sy) A(sy) A(sy)

PPLN Sukuk Ijarah PLN IV Tahu

2010 Seri A


(22)

Sukuk Ijarah PLN IV Tahun

2010 Seri B

9 8 7 AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

Sumber:

Pada Tabel 1.4 terlihat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memiliki maturitas yang masih panjang yaitu 10 tahun pada 2012 dan semakin dekat masa jatuh temponya terjadi penurunan peringkat menjadi A(sy) yang sebelumnya pada tahun 2012 peringkat A+(sy).

Namun PT PLN yang menerbitan sukuk ijarah juga memiliki maturitas selama 6 tahun lagi pada tahun 2013 dan semakin hari semakin dekat dengan waktu jatuh temponya terjadi kenaikan peringkat menjadi AAA(sy) yang 2012 peringkatnya

AA+(sy). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brigham, et al

.(2009).

Fenomena ini menunjukan beberapa penelitian yang tidak sesuai dengan pendapat ahli sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah mengenai “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan

Maturitas terhadap peringkat Sukuk pada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia“.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat Sukuk Pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?


(23)

2. Apakah return on asset berpengaruh positifterhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah current ratio berngaruh positifterhadap peringkat sukukpada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah maturitas berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk Pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor


(24)

Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi syariah (Sukuk) perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturita sterhadap peringkat sukuk pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumbangan pikiran dan informasi bagi pihak yang ingi melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.


(25)

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Obligasi Syariah (Sukuk)

2.1.1 Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)

Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan (Jogiyanto, 2003:11).

Menurut Moechdie, et al.(2012:299) Obligasi adalah salah satu jenis hutang. Secara umum obligasi adalah surat tanda hutang jangka panjang. Menurut konvensi yang berlaku di Indonesia, surat hutang dengan tenor di atas 5 (lima) tahun disebut obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun yang diterbitkan perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. Kebanyakan obligasi yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling panjang adalah 30 (tiga puluh) tahun.

Menurut Tandelilin (2010) dalam Pandutama (2012), dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan menyatakan hutang perusahaan kepada


(26)

pemegangnya, sedangkan dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi yang berbeda dengan saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan. Kupon obligasi yang diterima pemodal secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan suatu pendapatan tetap. Investasi pada obligasi relatif lebih aman dibanding dengan investasi saham, karena pemegang obligasi memiliki hak pertama atas asset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi.Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah memiliki kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi.

Dalam islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan shukuk. Shukuk merupakan bentuk jamak shukkum yang artinya surat pengakuan utang, cek bak. Kata shukuk sendiri artinya dokumen atau piagam akte. Dalam istilah perbankan syariah maknanya surat berharga yang diterbitkan sesuai prinsip syariah. Istilah Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dalam bahasa arab yang berasal dari kata ”sakk” yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan (www.wikipedia.or.id).

Sukuk merupakan sertifikat bernilai sama yang mewakili bagian tak terpisahkan dalam kepemilikan suatu aset berwujud, manfaat atau jasa, atau kepemilikan dari aset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi setelah adanya penerimaan dana sukuk, penutupan pemesanan dan dana yang diterima dimanfaatkan sesuai dengan tujuan penerbitan sukuk.


(27)

Obligasi syariah merupakan obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah. Pendapatan bagi hasil dibayarkan setiap periode tertentu (3 bulan, 6 bulan atau setiap tahun). Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagi hasilkan, yang besarnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten triwulan yang terakhir diterbitkan sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan. Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing pemegang sukuk akan dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan sukuk yang belum dibayar kembali.

2.1.2 Karakteristik Obligasi Syariah (Sukuk)

Ada beberapa kriteria persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten, yaitu: 1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi

Fatwa No.20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah islam diantaranya adalah:

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang, usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram.


(28)

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

2. Peringkat Investment Grade:

a. Memiliki fundamental usaha yang kuat b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat c. Memiliki citra yang baik di publik

3. Keuntungan tambahan jika termasuk korporasi atau institusi syariah yang terdaftar dalam komponen Jakarta Islamic Index.

Tabel 2.1

Perbandingan Obligasi Syariah (Sukuk) dengan Obligasi Konvensional

Deskripsi Obligasi Syariah Obligasi

Konvensional

Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi Sifat

Instrumen

Sertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu asset

Instrumen Pengakuan Hutang

Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga kupon, capital gain

Jangka Waktu Pendek-menengah Menengah-panjang

Underlying Asset

Perlu Tidak Perlu

Price Market Price Market Price

Investor Islami, konvensional Konvensional

Penggunaan Dana Hasil Penerbitan

Harus sesuai syariah Bebas

Sumber: Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah

2.1.3 Jenis Obligasi Syariah (Sukuk)

Academy for International Modern Studies (AIMS) mengklasifikasikan jenis sukuk sebagai berikut:

1. Sukuk mudharabah 2. Sukuk musyarakah


(29)

3. Sukuk ijarah 4. Sukuk murabahah 5. Sukuk salam 6. Sukuk istishna 7. Sukuk hybrid

Di samping itu, AIMS juga membagi sukuk menjadi empat kelompok berdasarkan aset atau proyek yang menjadi dasar transaksinya, sebagai berikut: 1. Sukuk yang mewakili kepemilikan pada aset berwujud (sebagian besar berupa

transaksisale and lease back atau direct lease).

2. Sukuk yang mewakili kemanfaatan atau jasa (mendasarkan pada transaksi sub lease atau penjualan jasa/sale of service).

3. Sukuk yang mewakili bagian ekuitas dalam usaha atau portofolio investasi tertentu (berdasarkan akad musyarakah atau mudharabah)

4. Sukuk yang mewakili piutang atau barang yang diterima di masa depan (berdasarkan murabahah, salam, atau istishna). Atas dasar proyek atau aset yang mendasarinya tersebut di atas, sukuk dapat juga dikelompokkan menjadi dua yaitu sukuk yang dapat diperdagangkan dan sukuk yang tidak dapat diperdagangkan. Sukuk yang dapat diperdagangkan (tradable sukuk) adalah sukuk yang mewakili aset berwujud atau porsi kepemilikan dari usaha atau portofolio investasi tertentu. Contohnya:sukuk ijarah, sukuk mudharabah, atau sukuk musyarakah. Sementara sukuk yang mewakili piutang dalam bentuk uang maupun barang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable sukuk). Contohnya : sukuk salam, sukuk istishna, atau sukuk murabahah.


(30)

Di Indonesia, fatwa DSN MUI baru mengatur beberapa jenis Obligasi Syariah yaitu Obligasi Syariah Mudharabah (fatwa Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002), Obligasi Syariah Ijarah (fatwa Nomor 41/DSN-MUI/III/2004) dan Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (fatwa Nomor 59/DSN-MUI/V/2007). Jenis-jenis sukuk yang dimungkinkan untuk diterbitkan berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal adalah sukuk Mudharabah dan sukuk Ijarah.

2.2 Peringkat Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)

Peringkat sukuk merupakan peringkat yang menyatakan mutu sukuk yang mencerminkan kemungkinan gagal bayar Bringham dan Houston (2006:373) yang disebut dengan risiko kredit. Peringkat obligasi berdasarkan definisi Peringkat PEFINDO adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Peringkat SukukBerdasarkan PEFINDO

idAAA(sy)

Efek Utang dengan peringkat idAAA(sy) merupakan Efek Utang yang

didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

idAA(sy)

Efek Utang dengan peringkat idAA(sy) memiliki kualitas kredit sedikit

di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibandingkan ekuitas Indonesia lainnya.

idA(sy)

Efek Utang dengan Peringkat idA(sy) memiliki dukungan kemampuan

Obligor yang kuat dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan

idBBB(sy)

Efek Utang dengan peringkat idBBB(sy) didukung oleh kemampuan

obligor yang memadai relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai


(31)

dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

idBB(sy)

Efek Utang dengan peringkat idBB(sy) menunjukkan dukungan

kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

Sambungan Tabel 2.2

Peingkat Sukuk Berdasarkan PEFINDO

idB(sy)

Efek utang dengan peringkat idB(sy) menunjukkan parameter

perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

idCCC(sy)

Hutang dengan peringkat ini rentan terhadap non-payment, dan tergantung pada bisnis yang menguntungkan dan kondisi keuangan bagi obligor untuk memenuhi hutang jangka panjangnya.

idD(sy)

Keamanan hutang pada peringkat ini dalam gagal bayar, atau gagal memenuhi kewajiban, terjadi secara otomatis pada kewajiban non-payment yang pertama kali. Pengecualian dibenarkan bila pembayaran bunga lewat dari tanggal jatuh tempo yang dilakukan dalam masa tenggang.

Sumber:

Dari peringkat AA(sy) ke B(sy) dapat dimodifikasi dengan penambahan

tanda plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dari kategori dalam peringkat, atau disebut sebagai rating outlook. Peringkat sukuk dengan tanda positif (+) menandakan peringkat tersebut dapat ditingkatkan, sedangkan peringkat sukuk dengan tanda negatif (-) menandakan peringkat tersebut dapat diturunkan. Tetapi peringkat dengan tanda negatif (-) nilainya lebih rendah dari peringkat tanpa tanda dan peringkat dengan tanda positif (+). Sebaliknya,


(32)

peringkat dengan tanda positif (+) nilainnya lebih tinggi dari peringkattanpa tanda dan peringkat dengan tanda negatif (-).

2.3 Risiko Investasi Obligasi Syariah (Sukuk)

Sukuk berdasarkan sudut pandang investor, merupakan suatu aset (finansial aset), yaitu: suatu sekuritas yang dapat memberikan pendapatan tetap sehingga dianggap berbobot risiko. Bagi investor yang selalu mengelak risiko, maka investasi dalam sukuk adalah instrumen yang paling tepat. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi oleh investor dalam investasi obligasi (Fabozzi, 2000) yaitu:

1. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat Bunga

Pada umunya harga sukuk bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga.Apabila suku bunga naik, harga sukukakan turun, dan sebaliknya. Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan sukuk sampai jatuh tempo, perubahan harga sukuk sebelum maturitas tidak menarik perhatiannya akan tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan suku bunga setelah membeli sukuk berarti adalah capital loss yang direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga sukuk karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang sukuk tetap hanya akan menerima tingkat bagi hasil yang sudah ditetapkan.


(33)

Menurut Moeljadi (2006:109) Risiko tingkat reinvestasi merupakan “risiko penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio obligasi”. Kenaikan suku bunga akan merugikan pemegang sukuk, karena menurunkan nilai sukuk. Demikian juga jika ada penurunan suku bunga, maka para pemegang sukukakan mengalami penurunan pendapatan.

Risiko suku bunga berhubungan dengan nilai sukuk, sedangkan risiko reinvestasi berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh bagi hasil. Pemegang sukuk jangka panjang akan menghadapi risiko suku bunga, namun tidak menghadapi risiko tingkat investasi. Pemegang sukuk jangka pendek, tidak akan menghadapi risiko suku bunga sehingga nilai bagi hasil tetap stabil, namun akan menghadapi risiko investasi dan pendapatan akan berfluktuasi dengan perubahan suku bunga.

3. Default Risk (Risiko Bangkrut atau Risiko Kredit)

Risiko kredit yaitu risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bagi hasil dan pokok pinjaman, sesuai dengan kontrak. Sukuk perusahaan mempunyai default risk yang lebih besar daripada sukuk pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini.Cara terbaik untuk melihat risiko ini adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek.Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling tidak aman atau paling banyak risikonya diberi peringkat D.


(34)

Menurut Tandelilin (2010:48) peningkatan inflasi secara secara relative merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan, maka dari itu risiko ini juga disebut sebagai risiko daya beli.

5. Risiko Kurs Valuta Asing

Orang Indonesia yang membeli sukuk di negara lain dapat mengalami kerugian perbedaan kurs valuta asing (foreign exchange risk).

6. Marketability Risk (Risiko Likuidasi)

Yakni risiko yang mengacu pada seberapa mudah investor dapat menjual sukuknya, sedekat mungkin dengan nilai dari sukuk tersebut.Cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan dan harga penawarannya yang dipasang oleh perantara pedagang efek.Semakin besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi.

7. Event Risk

Seringkali kemampuan emiten untuk membayar bagi hasil dan pokok pinjaman tanpa terduga berubah karena, bencana alam dan pengambilalihan.

2.4 Faktor-faktor Keuangan Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk

Peringkat sukuk membantu investor dalam penilaian hutang dan risiko kegagalan (default risk) dari sukuk.Peringkat sukuk mencoba mengukur adanya risiko kegagalan berupa ketidakmampuan emiten sebagai dalam membayar bagi


(35)

hasil selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh temponya. Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham, et al.(2006:373) adalah sebagai berikut:

1. Berbagai macam risiko rasio-rasio keuangan, termasuk debt to equity ratio, current ratio dan return on asset. Jika perusahaan mengalami kenaikan pada debt to equity ratio maka peringkat sukuk perusahaan akan menurun namun jika current ratio dan return on assetperusahaan mengalami kenaikan maka peringkat sukuk perusahaan akan mengalami kenaikan.

2. Jaminan aset untuk sukuk yang diterbitkan (mortage provision). Apabila sukuk dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating pun akan membaik.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis.

4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan. Kadangkala informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam. 5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman


(36)

6. Masa waktu jatuh tempo. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.

7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.

8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.

10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif 11. Mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.

2.5 Debt to Equity Ratio

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah dengan menggunakan debt to equity ratio. Menurut Sudana (2011:20) debt to equity ratio adalah rasio yang mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai modal perusahaan.

Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan (Herwidi, 2005:28). Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada default risk atau peringakat sukuk yang rendah.


(37)

Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, dapat dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Manurung, etal.(2009) mengatakan bahwa semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki maka penerbit sukuk dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade).

2.7 Current Ratio

Menurut Kasmir (2008:134), current ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

2.8 Masa Jatuh tempo (Maturitas)

Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal demgam istilah maturity date yaitu tanggal yang tercantum pada sukuk dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit sukuk (Halim, 2015:9). Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi


(38)

hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun.

Maturitas adalah tanggal dimana jumlah pokok sukuk yang akan dibayar penuh dan biasanya diatur ketika dikeluarkan oleh penerbitnya (Gannon, 2005). Menurut Brigham,et al.(2006), umur obligasi berpengaruh pada peringkat obligasi, umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode Analisis

Data


(39)

1 Pandutama (2012) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Dependen: Peringkat obligasi Independen: debt to equity ratio, ukuran perusahaan, return on asset, market to book value, umur obligasi, reputasi auditor, dan jaminan obligasi

Regresi logistic

1. Jaminan Obligasi positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

2. Market to Book Value dan Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Return on Asset, Umur Obligasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

2 Satoto

(2011) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bond Rating Dependen: Bond rating Independen: time interest earned, debt ratio, current ratio, operating profit margin, cash flow to debt ratio, return on asset

Regresi linear berganda

1. Debt Ratio, Cash Flow to Debt Ratio, Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bond Rating.

2. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap bond rating.

3. Time Interest Earned, Operating Profit Margin berpengaruh negative

dan tidak signifikan terhadap Bond Rating.

LanjutanTabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian

3 Susilowati dan Sumarto (2010) Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Dependen: Peringkat obligasi Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan umur obligasi Regresi logistik 1. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Peringkat obligasi

2. Profitabilitas, Ukuran perusahaan, umur obligasi berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

4 Magreta dan Nurmayanti (2009) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Dependen: peringkat obligasi Independen: ukuran perusahaan, current catio, return on investment, debt to equity ratio, produktivitas,

Regresi logistic

1. Return On Investment dan produktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. 2. jaminan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat


(40)

Non akuntansi jaminan, umur obligasi, reputasi auditor.

obligasi.

3. ukuran perusahaan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Umur Obligasi, Reputasi Auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

5 Manurung, et al (2009) Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Rating Obligasi Dependen: Rating Obligasi Independen: Current Ratio, Total Asset Turnover, Return on Asset, Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio

Regresi Linear Berganda

1. Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 2. Current Ratio, Total Asset Turnover

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Peringkat Obligasi. 3. Net Profit Margin, Return on Equity, debt to equity ratio berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

2.10 Kerangka Konseptual

Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel variabel dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, likuiditas, dan maturitas sebagai variabel independen (bebas).Sedangkan peringkat sukuk sebagai variabel dependen (terikat).

Debt equity ratio menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki dan besarnya proporsi utang dibanding ekuitas dapat meningkatkan risiko terkait kesulitan keuangan.Proporsi penggunaan utang dalam kegiatan pendanaan perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan.Proporsi utang yang baik adalah adanya keseimbangan


(41)

antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Menurut Herwidi (2005), jika rasio ini cukup tinggi maka hal tersebut menujukkan tingginya penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup besar. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk.Risiko kebangkrutan yang besar mengakibatkan peringkat obligasi menjadi rendah. Dengan demikian berarti semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan (Hanafi dan Halim, 2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade) (Manurung,et al.2009).

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya


(42)

(Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut.

Setiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturitas yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi (Halim, 2015:9). Emiten memiliki kewajiban mutlak untuk membayar kembali nilai nominal dengan cara membagi hasil atau membayar sewa kepada investor. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Menurut Brigham,et al.(2006), obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akandidapat juga akan semakin besar. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade.


(43)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.11 Hipotesis Penelitian

Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.Hipotesis adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang diperkirakan secara logis dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2009:135). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada

Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H2: Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk

Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H3: Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peringkat sukuk

Pada Perusahaan Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia.

H4: Maturitasberpengaruh negatif terhadap Peringkat sukuk Pada Perusahaan

Penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. Debt To Equity Ratio

Peringkat Sukuk Return on Asset

Current Ratio Maturitas


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.


(45)

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan situs http://idx.co.id

3.3 Batasan Operasional

dan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan September sampai dengan November 2015.

Batasan operasional dilakukan untuk mengindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan Maturitas.

2. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah peringkat sukuk.

3. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan peringkat sukuk dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2012 - Desember 2014.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Untuk memahami variabel-variabel dan memberikan gambaran jelas mengenai penelitian , berikut uraian mengenai variabel-variabel dalam penelitian: 1. Peringkat sukuk (Y)

Peringkat sukuk merupakan skala risiko dari semua sukuk yang diperdagangkan.Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu sukuk bagi investor.Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten (sebagai penerbit sukuk) dalam membayar bagi hasil dan pelunasan pokok sukuk pada akhir masa jatuh temponya. Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh


(46)

PEFINDO yang secara umum terbagi menjadi dua yaitu investment grade (AAA(sy), AA(sy), A(sy), BBB(sy)) dan non investment (BB(sy), B(sy), CCC(sy), D(sy)).

Dikarenakan peringkat sukuk yang dikeluarkan oleh PEFINDO dalam bentuk huruf, maka peringkat tersebut dikonversikan ke dalam bentuk angka.

Tabel 3.1

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

AAA+(sy) 22 A-(sy) 14 B(sy) 6

AAA(sy) 21 BBB+(sy) 13 B-(sy) 5

AAA-(sy) 20 BBB(sy) 12 CCC+(sy) 4

AA+(sy) 19 BBB-(sy) 11 CCC 3

AA(sy) 18 BB+(sy) 10 CC-(sy) 2

AA-(sy) 17 BB(sy) 9 D 1

A+(sy) 16 BB-(sy) 8

A(sy) 15 B+(sy) 7

Sumber: Manurung et.al.(2009)

2. Debt to Equity Ratio (X1)

Debt to equity ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan.Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah Debt to Equity Ratio dari tahun 2012 - 2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dengan total aset. Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Gumanti, 2011: 113) :


(47)

�����������������= ���������

�����������

3. Return on Asset (X2)

Return on asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Variabel ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah return on asset dari tahun 2012-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut(Gumanti, 2011: 112) :

������������� =����������������

����������

4. Current Ratio (X3)

Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%) dan data yang diambil adalah current ratio dari tahun 2012-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai berikut (Fahmi, 2014:121):

������������= ������������

������������������× 100

5. Maturitas (X4)

Jatuh tempo adalah tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi.Diberikan nilai satu jika sukuk mempunyai masa waktu antara 1-5 tahun dan nol jika mempunyai masa diatas 5 tahun.

Tabel 3.2 Operasional Variabel


(48)

Variabel Defenisi Variabel Rumus Skala Pengukuran

Peringkat Obligasi

Skala risiko dari semua obligasi yang

diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor.

Peringkat sukuk dikonversikan ke dalam

bentuk angka Interval

Debt to Equity

Ratio

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. = ��������� ����������� Rasio Return on Asset Kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. =���������������� ���������� Rasio Current Ratio Kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

= ������������

������������������× 100 Rasio

Maturitas Tanggal dimana pemegang sukuk akan mendapatkan

pembayaran kembali pokok pinjaman yang dimilikinya (jatuh tempo)

Dikonversikan ke dalam kelompok bagian.

Rasio

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturitas adalah skala rasio. Karena skala rasio memiliki nilai dasar yang tidak dapat dirubah. Data yang dihasilkan dari skala rasio disebut data rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yang sesuai (Ghozali, 2013:5).


(49)

Sedangkan peringkat sukuk menggunakan skala interval. Skala interval merupakan skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau memiliki satuan atau unit tertentu (Zuriah 2006:158)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi syariah yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 sebanyak 70sukuk dari 10 perusahaan.

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat genelaisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2012:126). Maka dari itu diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan yang sukuknya masih beredar pada tahun 2012 sampai 2014 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sampel Perusahaan Penerbit Sukuk

No Nama Perusahaan Tahun

2012 2013 2014

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk A-(sy) A(sy) A(sy)

2 PT Adira Dinamika Multi Financial Tbk

AA+(sy) AA+(sy)

3 PT Aneka Gas Industri A-(sy) BBB(sy) AAA(sy)

4 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk


(50)

5 PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

A(sy) A(sy) A-(sy)

6 PT Indosat Tbk AA+(sy) AA+(sy) AAA+(sy)

7 PT Mayora Indah Tbk AA+(sy) AA-(sy) A-(sy)

8 PT Perusahaan Listrik Negara AA+(sy) AAA(sy) AAA(sy)

9 PT Sumberdaya Sewatama A(sy) A(sy) A(sy)

10 PT Summarecon Agung Tbk A+(sy) A+(sy)

Sumber

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, jurnal-jurnal, literatur ilmiah, penelitian terdahulu dam laporan-laporan yang dipublikasikan serta data-data yang diperoleh dari media internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.Dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang sedang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia yang bersumber dari media internet.


(51)

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturitas terhadap peringkat sukuk.

Dalam teknik analisis penelitian menggunakan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan.Menurut Ghozali (2013:7) persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

Y = Peringkat sukuk

α = Konstanta

β1-4 = Koefisien regresi

X1 = Debt to Equity Ratio

X2 = Return on Asset

X3 = Current Ratio

X4 = Maturitas

e = Standard Error

3.10 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk


(52)

lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan (Situmorang dan Lutfi, 2011:100). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi, 2011: 108). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatter plot dan uji glejser. Pada grafik scatter plot terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang


(53)

jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai dan jika pada uji gleser variabel X memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedasitas pada data penelitian.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Durbin Watson Test).Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah (Ghozali, 2009):

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif.

3.11 Uji Hipotesis

Metode regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. UjiHipotesis Secara Serempak (Uji-F)

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara


(54)

serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel debt to equity ratio, return on asset,

current ratio, dan maturitas tidak bepengaruh secara signifikan terhadap Peringkat sukuk terhadap perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. H1 : Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabe l

independen (debt to equity ratio, return on asset, current ratio, dan maturitas) yang berpengaruh terhadap Peringkat sukuk Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

a). Jika Sig < 0,05 dan Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

b). Jika Sig > 0,05 dan Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (debt to equity ratio, return on asset, current ratio, dan maturitas) secara parsial terhadap variabel dependen (Peringkat Sukuk) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

a. H0 : bi = 0, artinya debt to equity ratio, return on asset, current ratio, dan

maturitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat sukuk perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(55)

b. H1 : bi ≠ 0, artinya debt to equity ratio, return on asset, current ratio, dan

maturitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peringkat Sukuk Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

a). Jika Sig < 0,05 dan thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

b). Jika Sig > 0,05 dan thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu.Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs merupakan data laporan keuangan perusahaan yang menerbitkan sukuk yang


(56)

dipublikasikan setelah di audit oleh auditor independen pada tahun 2012 hingga 2014.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda.Penguji asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18.Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 10 perusahaan yang menerbitkan sukuk yang memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini selamaperiode tahun 2012 hingga 2014.

4.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Bursa efek atau pasar modal telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2


(57)

Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

4.2. Sejarah Singkat PT PEFINDO

PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia.

Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya.

PEFINDO adalah merupakan perseroan terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan perusahaan sekuriti. Guna meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's).


(58)

PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).

4.3 Profil Perusahaan

1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

PT Adhi Karya (Persero) Tbk didirikan tanggal 1 Juni 1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960.Kantor pusat kedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup bidang usaha meliputi: Konstruksi, konsultasi manajemen dan rekayasa industri dan perdagangan umum, jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi informasi, real estate dan agro industri. Saat ini kegiatan utama PT Adhi Karya adalah dalam bidang konstruksi, EPC, real estate dan pengadaan barang.Pada tahun 27 Juni 2012, PT Adhi Karya memperoleh pernyataan efektif dari Bappepam-LK untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas sukuk mudharabah berkelanjutan I ADHI tahap I tahun 2012 sebesar Rp125 miliar.Sukuk mudharabah ini berjangka waktu 5 (lima) tahun, dengan nisbah pemegang sukuk sebesar 73,05%. Sukuk mudharabah akan digunakan untuk pembiayaan kembali (refinancing) Sukuk Mudharabah I ADHI Tahun 2007 dan pada tanggal 5 april 2013, PT. Adhi Karya melakukan penawaran atas sukuk mudharabah berkelanjutan I ADHI tahap II tahun 2013 sebesar Rp 250 miliar, jangka waktu dan nisbah pemengang sukuknya sama dengan sukuk mudharabah Berkelanjutan I ADHI Tahap I tahun 2012.


(1)

DaftarPersentasePeringkatSukukPerusahaanPenerbitSukukBesertaSukuk

yang beredarPadaTahun 2012 – 2014

No Kode NamaSukuk PeringkatSukuk

2012 2013 2014

1 ADHI

SukukSubordinasiMudharabahBerkelanjutan I

AdhiTahap I Tahun 2012 14 15 15

SukukSubordinasiMudharabahBerkelanjutan I

AdhiTahap I Tahun 2013 - 15 15

2 ADR

SukukMudharabahblkt I AdiraTahapITahun

2013 Seri A - 19 19

SukukMudharabahblkt I AdiraTahapIITahun

2013 Seri B - 19 19

SukukMudharabahblkt I AdiraTahapIITahun

2013 Seri C - 19 19

SukukMudharabahblkt I AdiraTahap II Tahun

2014 Seri A - - 19

SukukMudharabahblkt I AdiraTahap II Tahun

2014 Seri B - - 19

3 AGII SukukIjarah Aneka Gas Indusri I Tahun 2008 14 - -

SukukIjarah Aneka Gas Indusri II Tahun 2012 14 12 19

4 BBMI

SukukSubordinasiMudharabah I Tahap II Bank

MuamalatTahun 2008 16 15 15

SukukSubordinasiMudharabahBerkelanjutan I

Tahap II Bank MuamalatTahun 2012 16 15 15 5 BSSR SukukMudharabah Bank Sulselbar I Tahun

2011 15 15 14

6 ISAT

SukukIjarahIndosat III Tahun 2008 19 15 -

SukukIjarahIndosat VI Tahun 2009 Seri A 19 19 22

SukukIjarahIndosat VI tahun 2009 Seri B 19 19 22

SukukIjarahIndosat V tahun 2012 19 19 22 7 MYOR Sukukmudharabah II Mayora Indah tahun 2012 19 19 14

8 PLN

SukukIjarah PLN II Tahun 2007 19 17 21

SukukIjarah PLN III Tahun 2009 Seri A 19 21 -

SukukIjarah PLN III Tahun 2009 Seri B 19 21 -

SukukIjarah PLN IV Tahu 2010 Seri A 19 21 21

SukukIjarah PLN IV Tahu 2010 Seri B 19 21 21

SukukIjarah PLN V Tahun 2010 Seri A 19 21 21

SukukIjarah PLN V Tahun 2010 Seri B 19 21 21 9 SSMM SukukIjarahSumberdayaSewatama I Tahun

2012 15 21 15

10 SMRA SukukIjarahSummareconAgung I tahap II


(2)

101

HASIL SPSS 18


(3)

(4)

103

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1.19828699

Most Extreme Differences

Absolute .117

Positive .117

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .977

Asymp. Sig. (2-tailed) .296

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 Maturitas, DER,

ROA, CRb . Enter

a. Dependent Variable: abs b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .267a .071 .014 1.23461

a. Predictors: (Constant), Maturitas, DER, ROA, CR b. Dependent Variable: abs


(5)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.485 .577 4.303 .000

DER -.058 .098 -.074 -.590 .557

ROA -.020 .064 -.044 -.307 .760

CR -.001 .004 -.022 -.153 .879

Maturitas -.113 .058 -.249 -1.961 .054


(6)

105

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 Maturitas, DER,

ROA, CRb

. Enter a. Dependent Variable: PeringkatSukuk

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .671a .450 .416 2.09526 1.732

a. Predictors: (Constant), Maturitas, DER, ROA, CR b. Dependent Variable: PeringkatSukuk

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PeringkatSukuk 70 12.00 22.00 17.9571 2.74224

DER 70 .89 7.35 3.9097 1.58264

ROA 70 2.00 12.10 5.3817 2.76824

CR 70 49.80 270.30 96.2113 43.24600

Maturitas 70 .00 10.00 4.3714 2.74084

Valid N (listwise) 70

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 233.514 4 58.379 13.298 .000b

Residual 285.357 65 4.390

Total 518.871 69

a. Dependent Variable: PeringkatSukuk


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio likuiditas, profitabiltas, aktivitas, leverage, dan frim size terhadap return saham: studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45

1 5 70

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan MaturitasTerhadap Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 13 107

Cover Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Abstract Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Chapter I Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Chapter II Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Reference Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

1 1 4

Appendix Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Peringkat Sukukpada Perusahaan Penerbit Sukuk di Bursa Efek Indonesia

0 0 11