Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS

PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

TANTRI EKA WARDANA 100522136

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS

PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memperoleh data secara tidak langsung yang berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui BEI selama periode 2009 – 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 14 perusahaan yang terdaftar di BEI diperoleh 10 perusahaan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DAR, DER secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Pengujian secara Parsial menunjukkan variabel DAR, DER secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF DEBT TO ASSET RATIO , DEBT TO EQUITY RATIO OF RETURN ON ASSETS LISTED IN AGRICULTURE IN BEI

Formulation of the problem in this study is whether there is the influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on BEI . The purpose of this study was to determine whether there is an influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on the BEI .

The hypothesis of this study is that there is an influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on BEI .

Secondary data collection is done with the data obtained indirectly in the form of financial statements published by the company during the period BEI 2009-2011 . The sample selection method and purposive sampling of 14 companies listed on BEI gained 10 sample firms . The analytical method used was multiple linear regression and performed classical assumption first.

These results indicate that the variable DAR , DER simultaneously not significantly affect ROA . Partial testing showed variable DAR , DER partially no significant effect on ROA .


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt to Asset Ratio

(DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Program Studi Strata-1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari tidak dapat berdiri sendiri dalam menyelesaikan penelitian ini tanpa bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar,M.Si.,Ak sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar,M.Si.,Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan waktu untuk membaca dan menilai skripsi ini.

6. Orang tua penulis, Ayahanda Willy Ardana dan Ibunda Marina yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil kepada penulis. Serta seluruh sahabat penulis yang telah menjadi sumber inspirasi dan yang mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan lmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Medan, Oktober 2013

Penulis

NIM. 100522136 Tantri Eka Wardana


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... iv

DAFTAR SNGKATAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Hutang... 9

2.1.1.1 Hutang Jangka Pendek ... 10

2.1.1.2 Hutang Jangka Panjang ... 10

2.1.1.3 Faktor – Faktor yang Memiliki PengaruhTerhadap Kebijakan Hutang... 11

2.1.2 Rasio Solvabilitas... 13


(7)

2.1.3 Profitabilitas... 15

2.1.3.1 Cara Mengukur Rasio Profitabilitas... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 20

2.3 Kerangka Konseptual... 25

2.4 Hipotesis... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 28

3.2 Jenis Sumber Data... 28

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 28

3.4 Defenisi Operasional Variabel... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 31

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data... 31

3.6.1 Metode Analisis Data... 31

3.6.2 Pengujian Hipotesis... 34

3.7 Waktu Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Data Penelitian... 38

4.1.2 Fluktuasi Retrun On Asset... 39

4.1.3 Fluktuasi Dest To Asset Ratio... 43

4.1.4 Fluktuasi Debt To Equity Ratio... 47

4.2 Analisis Statistik... 51

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 51

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana... 52

4.2.3 Uji Asumsi Klasik... 53

4.2.3.1 Uji Normalitas... 53


(8)

4.2.3.3 Uji Autokorelasi... 62 4.1.3.4 Pengujian Hipotesis... 63 4.3 Pembahasan... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 71 5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Sampel Penelitian ... 30

3.2 Operasional Variabel... 30

3.3 Waktu Penelitian ... 36

4.1 Data Variabel ROA ( Y ) ... 38

4.2 Data Variabel DAR ( X1 ) ... 38

4.3 Data Variabel DER ( X2 ) ... 39

4.4 Pertumbuhan ROA ... 39

4.5 Pertumbuhan DAR ... 44

4.6 Pertumbuhan DER ... 48

4.7 Statistik Deskriptif ... 51

4.8 Tabel Regresi ... 52

4.9 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolnogrov-Sinirnov ... 55

4.10 Hasil Uji Normalitas (2) Setelah Transformasi dengan logaritma Natural ... 57

4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ... 60

4.12 Hasil Uji Autokorelasi ... 62

4.13 Hasil Penguji Koefisien Determinasi ... 64

4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan ( Uji – F ) ... 65

4.15 Hasil Uji t ... 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Histogram Uji Normalitas ... 54

4.2 Uji Normalitas P - Plot ... 56

4.3 Histogram Setelah Transformasi ... 58

4.4 Grafik Normal P – Plot Setelah Transformasi ... 59


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


(12)

ABSTRAK

PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS

PADA PERUSAHAAN PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

Hipotesis dalam penelitian ini ialah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan memperoleh data secara tidak langsung yang berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui BEI selama periode 2009 – 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 14 perusahaan yang terdaftar di BEI diperoleh 10 perusahaan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DAR, DER secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Pengujian secara Parsial menunjukkan variabel DAR, DER secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF DEBT TO ASSET RATIO , DEBT TO EQUITY RATIO OF RETURN ON ASSETS LISTED IN AGRICULTURE IN BEI

Formulation of the problem in this study is whether there is the influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on BEI . The purpose of this study was to determine whether there is an influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on the BEI .

The hypothesis of this study is that there is an influence of the Debt to Asset Ratio ( DAR ) and the Debt to Equity Ratio ( DER ) significantly to Retrun on Assets ( ROA ) partially and simultaneously on agricultural company listed on BEI .

Secondary data collection is done with the data obtained indirectly in the form of financial statements published by the company during the period BEI 2009-2011 . The sample selection method and purposive sampling of 14 companies listed on BEI gained 10 sample firms . The analytical method used was multiple linear regression and performed classical assumption first.

These results indicate that the variable DAR , DER simultaneously not significantly affect ROA . Partial testing showed variable DAR , DER partially no significant effect on ROA .


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan laba yang diperoleh. Suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan agar dapat melangsungkan hidupnya. Dalam menjalankan usahanya perusahaan haruslah memiliki sumber dana bagi perusahaan. Sumber dana terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan ekuitas pemilik. Salah satu sumber dana yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam mendanai aktiva atau asset perusahaan adalah dengan hutang.

Tujuan utama perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) serta pencapaian laba yang optimal. Perusahaan dituntut untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik sebagai jaminan kelangsungan hidupnya. Perusahaan membuat berbagai kebijakan dalam usaha pencapaian profitabilitas optimal. Perusahaan dapat menggunakan rasio Return on Assets

(ROA) sebagai indikator mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas. Rasio ini diperoleh membagikan laba bersih perusahaan dengan total aktiva. Rasio return on asset (ROA) menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva.

Laba merupakan kelebihan hasil (revenue) dari biaya seluruh pos pendapatan (gain) dan rugi dari biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil. Laba merupakan perbedaan antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Dalam akuntansi, perbandingan tersebut


(15)

memiliki dua tahap proses pengukuran secara fundamental yaitu pengakuan pendapatan sesuai dengan prinsip realisasi dan pengakuan biaya. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya, dilakukan dalam laporan laba rugi. Penyajian informasi laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting dibanding dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya atau menurunnya modal bersih. Lebih lanjut informasi laba juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa mendatang.

Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Penelitian Atmini (Wa’affani, 2008:7) menyatakan bahwa “laba yang dilaporkan oleh manajemen adalah untuk memperbaiki citra perusahaan dimata pihak eksternal yaitu bahwa perusahaan memiliki resiko yang rendah”. Selain itu, informasi laba yang dilakukan manajemen untuk memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba yang akan datang. Informasi laba dapat meningkatkan kepuasan relasi-relasi usaha, meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen. Namun demikian kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penjualan, biaya, dan modal kerja. Selain itu perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi tentu akan berkurang labanya karena sebagian laba digunakan untuk membayar hutang.

Bagi manajemen perusahaan, prediksi laba satu tahun ke depan merupakan bagian dari rencana bisnis tahunan perusahaan. Prediksi tersebut kemudian


(16)

dibandingkan dengan laba aktual sehingga diperoleh selisih lebih atau selisih kurang. Perbedaan inilah yang nantinya menjadi perhatian manajemen di dalam evaluasi tahunan. Untuk itu, penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka, tidak terkecuali perusahaan perbankan.

Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah adanya kecenderungan turunnya laba perusahaan Pertanian di BEI (dilihat dari lampiran). Berdasarkan data lampiran diketahui bahwa turunnya laba perusahaan tahun 2009 pada perusahaan Pertanian sebagai indikasi utama alasan penelitian ini.

Perkembangan laba diindikasikan sekitar 45% perusahaan mengalami masalah pada tahun 2009. Masalah yang dimaksud yaitu laba yang menurun, laba

yang tidak stabil dan laba negatif. Pada tahun 2009 PT. SMART Tbk mengalami penurunan laba yang signifikan, pada PT. Bisi Internasional Tbk menunjukkan

penurunan laba negatif yang terjadi dari tahun 2009, dan Bakrie Sumatra Plantations Tbk laba mulai menurun di tahun 2009 yang pada tahun 2010 laba

mulai sedikit meningkat, tetapi menurun kembali pada tahun 2011, penurunan juga terjadi pada Multibreeder Adirama Ind.Tbk di tahun 2009 walaupun sempat

mengalami peningkatan laba di tahun 2010 dan mengalami penurunan laba kembali secara signifikan di tahun 2011,. Tentunya hal ini akan berdampak bagi kelangsungan perusahaan karena apabila perusahaan terus mengalami penurunan


(17)

pada jumlah laba, maka para investor akan menjadi tidak percaya untuk menginvestasikan dana mereka.

Fenomena Total Hutang mengalami peningkatan di tahun 2009 sebesar 45%, dimana Bumi Teknokultura Unggul Tbk mengalami kenaikan total hutang di tahun 2009 dan 2011, Bisi Internasional Tbk mengalami kenaikan total hutang yang sangat signifikan ditahun 2009, kenaikan yang sama juga terjadi pada Multibreeder Adirama Ind.Tbk ditahun 2009 dan mengalami penurunan modal hutang di tahun 2010 tetapi mengalami kenaikan yang sangat signifikan di tahun 2011. Total hutang yang meningkat tentunya akan berdampak positif apabila dana tersebut digunakan untuk memperbesar modal kerja bagi perusahaan dan akan berdampak negatif apabila digunakan untuk membayar hutang sebelumnya.

Modal kerja, sebagian besar perusahaan mengalami kenaikan pada total

modal kerja dan sebahagian mengalami penurunan modal kerja, yaitu Multibreeder Adirama Ind.Tbk yang mengalami penurunan di tahun 2009 dan

sempat mengalami kenaikan modal kerja di tahun 2010 tetapi mengalami penurunan modal kerja kembali pada tahun 2011, Bumi Teknokultura Unggul Tbk

mengalami penurunan modal kerja yang sinifikan pada tahun 2009 sampai 2011. Kenaikan pada total modal kerja berarti pendanaan perusahaan juga meningkat.

Dan sebaliknya, penurunan pada total modal kerja berarti pendanaan perusahaan juga menurun.

Penelitian yang dilakukan oleh Jin dan Machfoedz (Wa’affani, 2008:6) tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi laba telah menganalisis


(18)

variabel-variabel antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas sektor industri dan kebijakan hutang perusahaan”.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal kerja. Bagi beberapa perusahaan yang memiliki ekuitas pemilik besar, tidak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan ekuitas pemilik, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat mengatasi hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal kerja, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal kerja tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

Salah satu faktor yang paling mempengaruhi turunnya laba adalah meningkatnya total hutang. Penggunaan hutang dalam jumlah besar dapat mengurangi laba perusahaan sehingga dapat membawa kearah kebangkrutan Brigham ( Wa’affani, 2008:3). Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, solvabilitas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan. Kenaikan terhadap total hutang perusahaan yang ditunjukan dalam lampiran akan


(19)

meningkatkan bunga dan beban biaya terhadap perusahaan, hal tersebut berdampak pada turunnya laba perusahaan. Jadi besarnya hutang secara langsung berpengaruh terhadap naik turunnya laba perusahaan, oleh karena itu kebijakan hutang sangat penting dilakukan agar berdampak positif pada perusahaan dan kenaikan laba perusahaan. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding ekuitas pemilik maka tingkat solvabilitas akan meningkat karena beban bunga yang harus di tanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah hutang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari hutang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Penelitian terdahulu yang membahas hubungan antara DAR dan DER terhadap ROA dan mempunyai kaitan dengan penelitian ini diantaranya oleh Dessy (2010) mengemukakan hasil penelitian bahwa DAR dan DER mempunyai pengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap ROA yang terjadi pada Perusahaan Pertanian yang terdaftar di BEI periode 2006 sampai 2009. Hal ini dilihat dari hasil korelasi berganda dan uji-F yang menunjukkan bahwa sig.


(20)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio

(DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Return on Assets (ROA) secara parsial dan simultan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap

Return on Assets (ROA) baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap

Return on Assets (ROA) baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui apakah Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA) baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.


(21)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu :

1. Bagi penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai konsep solvabilitas dan profitabilitas.

2. Bagi investor dan kreditor penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi dan memberikan kredit pada suatu perusahaan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori terutama untuk penelitian yang sama di masa yang akan datang.

4. Menambah literatur mengenai aspek fundamental yang berkaitan dengan solvabilitas khususnya pengaruh dari DAR dan DER terhadap ROA yang terjadi.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Hutang

Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Untuk menentukan suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya, seperti yang dikemukakan oleh FASB berikut ini dalam Statement of Financial Accounting Concept No.6

(Chariri dan Ghozali, 2005:157) yaitu “hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”.

Menurut Munawir (2007:18) ialah “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal kerja perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan menurut Hongren, et. al. (2006:505) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan


(23)

kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo.

2.1.1.1 Hutang Jangka Pendek

Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar. Menurut Yusup (2005:230), “kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Menurut Dyckman, et al. (2000:138), “kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya secara layak diperkirakan akan memerlukan penggunaan sumber daya yang ada, yang secara tepat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

2.1.1.2 Hutang Jangka Panjang

Menurut Kieso (2002:242) bahwa “hutang jangka panjang terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Menurut Dyckman,


(24)

et al. (2000:184), “hutang jangka panjang adalah kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.

Menurut Baridwan (2000:365) bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005:83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah ekuitas pemilik.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Memiliki Pengaruh Terhadap Kebijakan Hutang

Terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang, antara lain :

1. NDT (Non-Debt Tax Shield)

Manfaat dari penggunaan hutang adalah bunga hutang yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak perusahaan. Namun untuk mengurangi


(25)

pajak, perusahaan dapat menggunakan cara lain seperti depresiasi dan dana pensiun. Dengan demikian, perusahaan dengan NDT tinggi tidak perlu menggunakan hutang yang tinggi.

2. Struktur Aktiva

Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman.

3. Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

4. Risiko Bisnis

Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan menggunakan hutang yang lebih kecil untuk menghindari risiko kebangkrutan.

5. Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan risiko kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan yang besar lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan eksternal.


(26)

6. Kondisi Internal Perusahaan

Kondisi internal perusahaan menentukan kebijakan penggunaan hutang dalam suatu perusahaan.

2.1.2 Rasio Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan. Menurut Mamduh M.Hanafi (2005:40) ialah “rasio solvabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya”. Menurut Munawir (2007:32), “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang”. Pengertian rasio solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.

Solvabilitas Ratio merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukkan besarnya bagian aktiva yang diperoleh atau didanai oleh hutang dan yang termasuk dalam perhitungan hutang adalah kewajiban lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang). Supaya aman, porsi hutang harus lebih kecil dari aktiva, berarti semakin kecil nilai rasio hutang atas aktiva, maka akan semakin aman.

2.1.2.1 Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas

Menurut (Munawir, 2007:239) bahwa “Rasio solvabilitas terdiri dari debt to asset ratio, debt to equity ratio,current liabilities to net worth,


(27)

tangible assets debt coverage, long term debt to equity ratio, dan debt service”. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

debt to total asset dan debt to equity ratio.

1. Debt to asset ratio (DAR)

Debt to asset ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung risiko maka semakin besar persentasenya makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor dan kreditor. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Formulasi dari debt to asset ratio adalah sebagai berikut:

Total Liabilities DAR =

Total Asset

Keterangan :

Total Liabilities = Jumlah hutang keseluruhan

Total Assets = Jumlah aktiva keseluruhan

2. Debt to Equity Ratio ( DER )

Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan ekuitas pemilik perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal kerja perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang


(28)

didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik. Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

Total Liabilities DER =

Total Equity

Keterangan :

Total Liabilities = Jumlah hutang keseluruhan

Total Equity = Jumlah aktiva keseluruhan

2.1.3 Profitabilitas

Kondisi perusahaan dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya melalui rasio profitabilitas. Rasio-rasio profitabilitas yang dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Terdapat beberapa pengukuran terdadap profitabilitas atau rentabilitas suatu perusahaan yang masing-masing dihubungkan dengan total aktiva, ekuitas pemilik maupun nilai penjualan yang dicapai. Menurut Mamduh M.Hanafi (2005:hal.42) “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu”.

Berdasarkan pengertian– pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan sebuah kinerja perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting karena profitabilitas


(29)

yang tinggi merupakan tujuan setiap perusahaan. Jika dilihat dari perkembangan rasio profitabilitas menunjukkan suatu peningkatan hal tersebut menunjukkan kinerja yang efisien.

Hubungan laba yang diperoleh dengan investasi yang ditanamkan pemilik saham di amati secara teliti oleh khalayak keuangan. Analisis menurunkan beberapa ukuran pokok yang menggambarkan prestasi perusahaan dalam hubungannya dengan kepentingan pemilik. Dua dari persamaan yaitu hasil pengembalian atas kekayaan bersih dan hasil pengembalian atas ekuitas biasa, menunujukkan profitabilitas kepemilikan total. Sedangkan yang ketiga laba per saham, mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba perusahaan dalam satu periode.

Pemegang saham merupakan penuntut terhadap laba setelah pajak dikurangi dividen preferen (laba tersedia bagi saham biasa) tingkat yang dihasilkan atas modal yang di investasikan pemegang saham (pengembalian ekuitas pemegang saham) dan perilaku komponen dasar menentukan bahwa pengembalian merupakan kriteria utama dalam memilih saham. Dua penentu dasar besarnya pengembalian atas ekuitas pemegang saham adalah pengembalian atas aktiva dan proporsi aktiva yang didanai oleh pemilik,bukan oleh kreditor.

Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen dalam pemegang saham. Menurut (Sudjaja dan Barlian, 2003:389) bahwa “tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan


(30)

oleh pemegang saham, baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain”.

Rasio laba bersih terhadap total aktiva merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas yang dicapai perusahaan. Dalam hal ini rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak.

2.1.3.1 Cara Mengukur Rasio Profitabilitas

1. Gross profit Margin (GPM)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan tertentu dengan mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual.

Perhitungan dari rasio ini adalah:

Gross profit Margin (GPM) =

Penjualan Kotor Laba

2. Operating Profit Margin (OPM)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi pada tingkat penjualan tertentu. Nilai rasio yang rendah akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap efisiensi perusahaan.

Perhitungan dari rasio ini adalah:

Operating Profit Margin (OPM) =

Penjualan Operasi Laba


(31)

3. Net Income to Sales (NIS)

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

Perhitungan dari rasio ini adalah:

Net Income to Sales =

Penjualan Bersih Laba

4. Return On Assets (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan secara relative dibandingkan dengan total asetnya atau ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan. Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2005:42).

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh

profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha semakin baik atau sehat.

ROA mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana, yang sering disebut dengan hasil pengembalian atas investasi. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat


(32)

mempertahankan arus sumber-sumber modal perusahaan. ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas mamajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Semakin besar Return On Asset (ROA) semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi perusahaan dari segi penggunaan asset.

ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi total aktivanya. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya. ROA dapat dihitung dengan membagikan laba bersih dengan total aktiva.

Aktiva Total

Bersih Laba

ROA=

ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisis laporan keuangan laporan kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Aktiva (asset) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan di neraca keuangan dan dibagi dalam beberapa


(33)

a. Aktiva lancar b. Aktiva tetap

c. Aktiva tidak terwujud d. Aktiva lain-lain

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu oleh Hilda Anggarini (2009) yang membahas tentang hubungan likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas dan mengemukan kesimpulan bahwa likuiditas yang dihitung dengan

current ratio (CR) memiliki hubungan positif dan signifikan dan quick ratio (QR) memiliki hubungan positif tetapi tidak signifikan terhadap rasio profitabilitas yang dihitung dengan return on investment (ROI). Sedangkan leverage yang dihitung dengan debt to total equity ratio (DER) dan debt to total asset ratio (DAR) memiliki hubungan negative dan tidak signifikan terhadap return on investment

(ROI). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regersi berganda.

Penelitian Dessy (2010) yang membahas tentang hubungan pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI. Tunjuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI dan mengemukan kesimpulan bahwa debt to total equity ratio (DER) dan


(34)

maupun simultan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regersi berganda.

Siwi (2005) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan property

dan real estate yang go public dibursa efek Jakarta pada tahun 1998–2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan

real estate yang go public dibursa efek Jakarta . Rasio-rasio yang digunakan adalah working capital turnover ratio (WCT), current ratio, debt to equity ratio

(DTA) dan return on investment (ROI). Sampel yang digunakan sebanyak 37 perusahaan property dan real estate yang sudah listing dari tahun 1998-2002. Dalam penelitiannya Siwi (2005) menggunakan analisis regresi berganda linier yang hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja (working capital turnover) dan solvabilitas (total debt to total capital assets) yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment). Sedangkan secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian Siwi (2005) terletak pada sampel dari perusahaan yang digunakan. Penelitian ini menggunakan industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005 dengan sampel sebanyak 34 perusahaan.

Redy Khoirianto (2009) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh struktur modal ( DAR, DER dan LDER ) terhadap ROE pada perusahaan


(35)

manufaktur size besar dan kecil yang listing dibursa efek Indonesia tahun 2009. Tujuan peneletian ini adalah untuk mengetahui kondisi ROE yang dicerminkan oleh DAR, DER, dan LDER, untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel DAR, DER, dan LDER terhadap ROE. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data laporan keuangan. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2009, sebanyak 118 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive kuota sampling dan dihasilkan 30 perusahaan size

besar dan 30 perusahaan size kecil yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai sampel penelitian. Penggolongan sampel ke dalam size besar dan kecil berdasarkan total aktiva perusahaan. Analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi DAR, DER, LDER, dan ROE pada perusahaan size besar dan kecil berklasifikasi rendah. Untuk perusahaan size besar, secara parsial Debt to Assets Ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, sedangkan Debt To Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap ROE. Secara simultan Debt to Assets Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap ROE. Untuk perusahaan size kecil, secara parsial Debt to Assets Ratio (DAR),

Debt To Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Secara simultan Debt to Assets Ratio

(DAR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt To Equity Ratio


(36)

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian Variabel

Tujuan Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Hilda Anggarini (2009) Dessy (2010) Siwi (2005) Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage

terhadap Profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Pengaruh Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan pertanian yang Terdaftar di BEI Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Variabel Independe n: CR, QR, DAR, DER Variabel dependen: ROI Variabel Independe n: DAR, DER Variabel dependen: ROA Variabel Independe n: WCT, CR, DTA Variabel dependen: ROI Untuk menganalisi hubungan likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas Untuk menganalisi hubungan pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI Untuk menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regersi berganda. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regersi berganda Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda linier CR memiliki hubungan yang positif dan signifikan, QR memiliki hubungan yang positif tetapi tidak signifikan, DAR dan DER memiliki hubungan yang

negative dan tidak signifikan

DAR dan DER memiliki pengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap ROA Secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja (working capital

turnover) dan solvabilitas (total debt to total capital assets) yang


(37)

Redy Khoirianto (2009)

Property And Real Estate

Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Pengaruh struktur modal ( DAR, DER dan LDER ) terhadap ROE pada perusahaan manufaktur

size besar dan kecil yang listing dibursa efek Indonesia tahun 2009 Variabel Independe n: DAR, DER dan LDER Variabel dependen: ROE perusahaan

property dan

real estate

yang go public dibursa efek Jakarta Untuk mengetahui kondisi ROE yang dicerminkan oleh DAR, DER, dan LDE, untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel DAR, DER, dan LDER terhadap ROE Teknik analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (return on investment)

Menunjukkan kondisi DAR, DER, LDER, dan ROE pada perusahaan size

besar dan kecil berklasifikasi rendah


(38)

2.3 Kerangka Konseptual

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen penjelas yang digunakan adalah solvabilitas yang terdiri dari DAR, dan DER. Sebaliknya, variabel dependen atau variabel yang dijelaskan yang diteliti adalah profitabilitas (ROA) perusahaan. Debt to total equity ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Debt to total asset ratio (DAR) adalah rasio perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan pertanian dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pertanian sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Hubungan antara solvabilitas dengan profitabilitas dinyatakan bahwa perusahaan yang insolvabel tetapi likuid tidak segera dalam keadaan kesukaran

finansial, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalam kesukaran karena segera menghadapi tagihan-tagihan dari krediturnya. Perusahaan yang insolvable

tapi likuid masih dapat bekerja dengan baik, dan sementara itu masih mempunyai kesempatan atau waktu untuk memperbaiki solvabilitasnya. Tetapi apabila


(39)

usahanya tidak berhasil, maka pada akhir perusahaan tersebut akan menghadapi kesukaran juga (Bambang Riyanto, 1978:25).

Dalam penelitian Siwi (2005) yang hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja dan solvabilitas yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas.

Dalam Penelitian Dani (2003) menunjukkan bahwa secara simultan faktor likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.

Berikut dibawah ini adalah gambaran kerangka konseptual yang terbentuk:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka variabel diatas memperlihatkan bahwasannya variabel X1 yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) mempengaruhi profitabilitas (ROA) untuk variabel Y nya. Begitu juga dengan variabel X2 yang merupakan Debt to Equity

Profitabilitas ( ROA )

(Y) H1

H2

H3 Debt to Asset Ratio

( DAR ) (X1)

Debt to Equity Ratio ( DER )


(40)

Ratio (DER) disini bertindak sebagai variabel independen yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat (dependen) yaitu profitabilitas (ROA).

Selain itu variabel X1, dan X2 atau gabungan keduanya pada kerangka diatas juga memperlihatkan bahwa variabel-variabel tersebut mempengaruhi variabel Y yang bertindak sebagai variabel terikatnya.

2.4 Hipotesis

Berikut adalah hipotesis yang terbentuk dari latar belakang masalah yang ada sebelumnya yang akan dijadikan sebagai acuan jawaban sementara untuk mempermudah analisis proses dari penelitian, yaitu:

H1= Ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

H2= Ada pengaruh dari Debt to Equity Ratio (DER ) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

H3= Ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio

(DER) terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan hubungan kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Rochaety, dkk (2009:17), “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2011. Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan individu atau proyek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai kelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan. Populasi dalam penelitian


(42)

ini adalah perusahaan Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 14 perusahaan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Menurut (sugiyono, 2008:122), “Purposive Sampling Method adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian meliputi :

1. Perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2009 - 2011 yang mencantumkan data secara lengkap berturut-turut selama periode penelitian.

2. Perusahaan sampel telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2009, 2010, dan 2011. Laporan per 31 Desember merupakan laporan yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya.

3. Tahun fiskal emiten berakhir pada bulan Desember. Kriteria ini untuk memastikan bahwa sampel tidak akan meliputi laporan keuangan tahunan secara parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun periode 2009 – 2011 sebanyak 10 perusahaan. Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka peneliti mengambil kesepuluh perusahaan tersebut sebagai sampel penelitian dimana kesepuluh perusahaan tersebut memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Perusahaan Pertanian yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat secara lebih jelas dalam tabel 3.1.


(43)

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Populasi Sampel

1 SMAR SMART Tbk √

2 MBAI Multibreeder Adirama Ind. Tbk √

3 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk √

4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk √

5 CPDW Cipendawa Agroindustri Tbk √

6 DSFI Dharma Samudera Fishing In Tbk √

7 LSIP PP London Sumatera Tbk √

8 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk √

9 AALI Astra Agro Lestari Tbk √

10 BISI Bisi International Tbk √

11 IIKP Inti Agri Resources Tbk X

12 CPRO Central Proteinaprima Tbk X

13 GZCO Gozco Plantations Tbk X

14 SGRO Sorini Agro Asia Tbk X

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2012)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional variabel terdapat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

No Nama Variabel

Defenisi Variabel Rumus Skala

Pengukuran

1.

2.

ROA (Y)

DAR (X1)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

DAR menggambarkan perbandingan hutang dengan total asset. Assets Total Bersih Laba ROA= Assets Total lities TotalLiabi DAR= Rasio Rasio


(44)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui studi dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut (Umar, 2004), “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain”. Penulis mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan penelitian, terutama yang bersumber dari data yang terdapat pada

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan adalah regresi berganda menurut Gujarati (2003) dan Zulaikha (2008),

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata populasi atau nilai rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Model persamaan regresi untuk menguji formulasi sebagai berikut : Y = a1 + b1X1 + b2X2 + e

3. DER (X2) DER menggambarkan

perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Total Liabilities

DER =

Total Equity


(45)

Y = Variabel Pertumbuhan ROA

a = Konstan

b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel Pertumbuhan DAR

X2 = variabel Pertumbuhan DER

e = error (tingkat kesalahan)

1. Uji Asumsi klasik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yaang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat grafik histogram atau normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga bila sebaliknya. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residul akan dibandingkan dengan garis diagonal. “Jika distribusi data residul normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya” (Ghozali, 2002 dalam Zulaikha 2008). Pengujian normalitas data juga


(46)

Smirnov (K-S). Jika tingkat signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Metode pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas (Duwi, 2011).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. “Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas” (Duwi, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokerelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) (Duwi, 2011).


(47)

a. Du<dw<4-du maka Ho diterima artinya tidak terjadi autokorelasi b. Dw<dl atau dw>4-dl maka Ho ditolak artinya terjadi autokorelasi

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda karena subvaribel dalam penelitian ini lebih dari satu. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu Debt to Asset Ratio (DAR), dan Debt to Equity Ratio (DER)secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Debt to Asset Ratio (ROA).

1. Uji Koefisien Determinasi (R)

Pengujian koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Kofisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < R < 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya, jika R semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).

2. Uji – F

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dan menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas,


(48)

Urutan uji F meliputi :

a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H0 : β1 = β2 = β3 =β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi≠ 0 i = 1,2,3,4

b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu :

F=

dimana : R2= koefesien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1.

c. Kriteria Pengujian :

dimana : Fhitung > Ftabel = H0 ditolak

Fhitung ≤ Ftabel = H0 diterima

3. Uji t

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05).

Urutan Uji t :


(49)

H0: β1= β2= β3=β4 = 0

Ha: Paling sedikit ada satu βi≠ 0 i = 1,2,3,4

b. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : Clave et al., (2001:534)

t

-hitung =

dimana : bi = koefesien regresi masing-masing variabel

Sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian dibandingkan dengan t-tabel pada tingkat keyakinan 95%.

a. Kriteria pengujian :

t hitung > t tabel = H0 ditolak

t hitung ≤ t tabel = H0 diterima

3.7 Waktu Penelitian

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

Tahapan Penelitian

Mar’12 Apr’12 Mei’12 Mar’13 Apr’13 Mei’13 Agst’13

Pengajuan Judul Pengajuan Proposal Bimbingan


(50)

Proposal Pengumpulan Data

Pengolahan

Data & Bimbingan

Skripsi Ujian


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Penelitian

Data penelitian untuk periode 2009 s.d 2011 pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Data variabel ROA ( Y )

No Nama Perusahaan KODE 2009 2010 2011

1 SMART Tbk SMAR 7.39% 11.11% 13.13%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI 20.84% 24.47% 1.79%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 9.01% 7.70% 10.66%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK 7.49% 5.68% 4.52%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW 14.92% 12.58% 19.96%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI 71.62% 3.54% 4.60%

7 PP London Sumatera Tbk LSIP 14.48% 19.85% 27.54%

8 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP 4.98% 6.83% 2.01%

9 Astra Agro Lestari Tbk AALI 21.93% 24.65% 26.30%

10 Bisi International Tbk BISI 5.36% 10.34% 10.28%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2013)

Tabel 4.2

Data variabel DAR ( X1 )

No Nama Perusahaan KODE 2009 2010 2011

1 SMART Tbk SMAR 51,51% 52,09% 50,17%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI 53,76% 39,83% 53,35%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 67,35% 65,99% 62,13%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK 0,97% 6,11% 1,80%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW 94,99% 85,49% 93,77%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI 88,12% 85,26% 77,47%


(52)

8 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP 47,34% 53,80% 51,57%

9 Astra Agro Lestari Tbk AALI 15,18% 17,43% 24,59%

10 Bisi International Tbk BISI 24,59% 10,86% 15,75%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2013) Tabel 4.3

Data Variabel DER ( X2 )

No Nama Perusahaan KODE 2009 2010 2011

1 SMART Tbk SMAR 109,68% 111,47% 100,69%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI 116,28% 39,83% 114,39%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 207,98% 194,06% 164,08%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK 1,05% 6,51% 20,41%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW 1895,06% 587,49% 1306,81%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI 741,45% 578,49% 343,77%

7 PP London Sumatera Tbk LSIP 27,06% 22,12% 16,31%

8 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP 89,93% 119,67% 106,48%

9 Astra Agro Lestari Tbk AALI 23,11% 21,10% 32,61%

10 Bisi International Tbk BISI 34,15% 12,77% 18,70%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2013)

4.1.2 Fluktuasi Return On Assets

Data perkembangan ROA untuk periode 2009 s.d 2011 pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Pertumbuhan ROA

No Nama Perusahaan KODE Periode

2009-2010

Periode 2010-2011

1 SMART Tbk SMAR 3,72% 2,02%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI 3,62% -22,68%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA -1,3% 2,95%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK -1,81% -1,16%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW -2,35% 7,38%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI -68,08% 1,07%

7 PP London Sumatera Tbk LSIP 5,37% 7,7%


(53)

9 Astra Agro Lestari Tbk AALI 2,72% 1,66%

10 Bisi International Tbk BISI 4,98% -0,06%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2013)

Diketahui bahwa untuk perusahaan SMART Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 3,72% dan pada periode 2010 – 2011 mengalami sedikit penurunan sebesar 2,02%. Hal ini diakibatkan oleh penurunan pada laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, sementara total aktiva yang dihasilkan mengalami peningkatan. Indikasi dari permasalahan tersebut, dikarenakan kurang optimalnya perusahaan memberdayakan total aktiva yang dimiliki guna menghasilkan laba bersih seperti yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan dampak negatif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada perusahaan Multibreeder Adirama Ind. Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 3,62%, namun mengalami penurunan pada periode 2010 – 2011 sebesar -22,68%. Indikasi dari permasalahan tersebut, dikarenakan kurang optimalnya perusahaan memberdayakan total aktiva yang dimiliki guna menghasilkan laba bersih seperti yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan dampak negatif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.


(54)

Untuk perusahaan Tunas Baru Lampung. Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -1,3%, pada periode 2010 – 2011 mengalami kenaikan sebesar 2,95 Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Untuk perusahaan Bumi Teknokultura Unggul Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -1,81% dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar -1,61%,. Hal ini karenakan terjadi penurunan pada laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, sementara total aktiva yang dihasilkan mengalami peningkatan. Indikasi dari permasalahan tersebut, dikarenakan kurang optimalnya perusahaan memberdayakan total aktiva yang dimiliki guna menghasilkan laba bersih seperti yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan dampak negatif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada perusahaan Cipendawa Agroindustri Tbk mengalami penurunan pada periode 2009 – 2010 sebesar -2,35%. Namun pada periode 2010 – 2011 mulai mengalami peningkatan sebesar 7,38%. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif


(55)

bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada perusahaan Dharma Samudra Fishing Ind. Tbk penurunan pada periode 2009 – 2010 sebesar -68,08% dan mulai mengalami kenaikan pada periode 2010 – 2011 menjadi 1,07%. Tentunya apabila hal ini terus berlanjut maka akan dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan perusahaan.

Untuk perusahaan PP London Sumatera Tbk pada periode 2009 – 2010 perusahaan mengalami kenaikan sebesar 5,37% dan pada periode 2010 – 2011 mengalami kenaikan sebesar 7,7%. %. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada perusahaan Bakrie Sumatra Plantation Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami peningkatan sebesar 18,5%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yaitru -66,33%. Indikasi dari permasalahan ini, dikarenakan perusahaan tidak mampu dalam mengoptimalkan pemberdayakan total aktiva perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan laba bersih yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan ancaman untuk kelangsungan perusahaan di masa akan datang.


(56)

Pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,72%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan yaitu 1,66%. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi operasionalisasi perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Pada perusahaan Bisi International Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,98%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yaitu -0,06%. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan dampak negatif bagi operasional perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya yang dimilikinya untuk dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

4.1.3 Fluktuasi Debt To Assets Ratio

Data perkembangan DAR dari seluruh perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa efek Indonesia ( BEI ) mulai periode 2009 s.d 2011 seperti terlihat dalam tabel dibawah ini :


(57)

Tabel 4.5 Pertumbuhan DAR

NO NAMA PERUSAHAAN KODE Periode

2009-2010

Periode 2010-2011

1 SMART Tbk SMAR 0,58% 1.92%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI -13,93% 13,52%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA -1,36% -3,86%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK 5,14% -4,31%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW -9,5% 8,28%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI -2,86% -7,79%

7 PP London Sumatera Tbk LSIP -3,19% -4,09%

8 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP 6,46% -2,23%

9 PP London Sumatera Tbk AALI 2,23% 7,16%

10 Bakrie Sumatra Plantations Tbk BISI -13,73% 4,89%

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2013)

Pada perusahaan SMART Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,58%, dan pada periode 2010 – 2011 terus mengalami kenaikan sebesar 1,92%. Ini diakibatkan karena jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang sedikit. Ini tentunya akan berdampak positif karena membuat resiko yang akan ditanggung perusahaan akan semakin kecil.

Perkembangan DAR pada perusahaan Multibreeder Adirama Ind. Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -13,93%, dan pada periode 2010 – 2011 mulai mengalami peningkatan sebesar 13,52%. Hal ini dikarenakan jumlah utang yang meningkat yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan semakin besar resiko yang akan ditanggung perusahaan karena jumlah utang yang terus meningkat sehingga dapat


(58)

mengakibatkan perusahaan mengalami likuidasi di masa yang akan datang.

Pada perusahaan Tunas Baru Lampung Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -1,36%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan lagi sebesar -3,86%. Hal ini akan membawa pengaruh positif karena semakin kecil persentase maka akan semakin kecil resiko tanggungan utang. Hal ini dikarenakan jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang adalah kecil. Tentunya ini akan berdampak positif bagi para kreditur karena semakin kecil persentasenya maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian perusahaan sehingga dapat terhindar dari peristiwa likuidasi.

Perusahaan Bumi Teknokultura Unggul Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 5,14%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar –4,31%. Ini diakibatkan karena jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang sedikit. Ini tentunya akan berdampak positif karena membuat resiko yang akan ditanggung perusahaan akan semakin kecil.

Pada perusahaan Cipendawa Agro Industri Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -9,5%, dan pada periode 2010 – 2011 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 8,28%. Hal ini dikarenakan jumlah utang yang meningkat yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.


(59)

Pada perusahaan Dharma Samudera Fishing Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -2,86%, dan pada periode 2010 – 2011 terus menurun sebesar -7,79%. Indikasi dari permasalahan ini, dikarenakan perusahaan tidak mampu dalam mengoptimalkan pemberdayakan total aktiva perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan laba bersih yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan ancaman untuk kelangsungan perusahaan di masa akan datang.

Pada perusahaan PP London Sumatera Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -3,19%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami terus menurun sebesar -4,09%. Ini diakibatkan karena jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang sedikit. Ini tentunya akan berdampak positif karena membuat resiko yang akan ditanggung perusahaan akan semakin kecil.

Pada perusahaan Bakrie Sumatera Plantation Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 6,46%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar -2,23 Indikasi dari permasalahan ini, dikarenakan perusahaan tidak mampu dalam mengoptimalkan pemberdayakan total aktiva perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan laba bersih yang diharapkan. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan memberikan ancaman untuk kelangsungan perusahaan di masa akan datang.


(60)

Pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,25%, dan pada periode 2010 – 2011 terus mengalami kenaikan sebesar -7,16%. Hal ini dapat terjadi karena

perusahaan mampu mempertahankan dalam mengoptimalkan

pemberdayaan total aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih yang diharapkan. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi operasionalisasi perusahaan untuk terus dapat meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

Yang terakhir pada perusahaan Bisi International Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -13,73%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,89%. Hal ini dikarenakan jumlah utang yang meningkat yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan semakin besar resiko yang akan ditanggung perusahaan karena jumlah utang yang terus meningkat sehingga dapat mengakibatkan perusahaan mengalami likuidasi di masa yang akan datang.

4.1.4 Fluktuasi Debt To Equity Ratio

Data perkembangan DER dari seluruh perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) mulai periode 2009 s.d 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(61)

Tabel 4.6 Pertumbuhan DER

No Nama Perusahaan KODE Periode

2009-2010

Periode 2010-2011

1 SMART Tbk SMAR 1.79% -10.78%

2 Multibreeder Adirama Ind. Tbk MBAI -76.45% 74.56%

3 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA -13.92% -29.98%

4 Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK 5.46% 13.9%

5 Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW -1307.57% 719.32%

6 Dharma Samudera Fishing In Tbk DSFI -162.96% -234.72%

7 PP London Sumatera Tbk LSIP -4.94% -5.81%

8 Bakrie Sumatra Plantations Tbk UNSP 29.74% -13.19%

9 Astra Agro Lestari Tbk AALI -2.01% 11.51%

10 Bisi International Tbk BISI -21.38% 5.93%

Sumber: Bursa Efek Indonesia (2013)

Dari tabel diatas dapat dilihat pada perusahaan SMART Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami peningkatan sebesar 1,79%, pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar -10,78%,. Hal ini dikarenakan jumlah utang menurun sehingga modal sendiri mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Tentunya hal ini dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya laba karena jumlah kewajiban bunga dan cicilan kewajiban pokoknya akan menurun.

Pada perusahaan Multibreeder Adirama Ind. Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami penurunan sebesar -76,45%, pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya sebesar -74,56%. Hal ini dikarenakan jumlah utang meningkat. Hal ini akan berdampak bagi laba perusahaan kedepannya karena perusahaan harus membayar seluruh kewajibannya.

Perusahaan Tunas Baru Lampung Tbk mengalami penurunan selama dua periode berturut – turut, pada periode 2009 – 2010 mengalami


(62)

penurunan sebesar -13,92%, dan pada periode 2010 – 2011 penurunan sebesar -29,98. Hal ini dikarenakan jumlah utang menurun sehingga modal sendiri mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Tentunya hal ini dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya laba sesuai dengan yang diharapkan karena jumlah kewajiban bunga dan cicilan kewajiban pokoknya akan menurun.

Sedang pada perusahaan Bumi Teknokultura Unggul Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami peningkatan sebesar 5,46%, pada periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan terus saja terjadi menjadi 13,9. Hal ini dikarenakan jumlah utang menurun sehingga modal sendiri mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Tentunya hal ini merupakan salah satu faktor pendukung dapat meningkatnya laba laba perusahaan.

Pada perusahaan Cipendawa Agroindustri Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami peningkatan sebesar -1307,57%, sedang pada periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan sebesar 719,32%. Hal ini menunjukkan kemampuan modal untuk memenuhi seluruh kewajibannya sangat baik. Perusahaan mampu mengefesien kan modalnya dengan tepat.

Perusahaan Dharma Samudera Fishing Tbk pada periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -162,96%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar -234,72%. Hal ini dikarenakan


(63)

jumlah utang meningkat.hal ini akan berdampak bagi laba perusahaan kedepannya karena perusahaan harus membayar seluruh kewajibannya.

Pada perusahaan PP London Sumatera Tbk untuk periode 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar -4,94%, sedang pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya sebesar -5,81. Hal ini dikarenakan jumlah utang meningkat. Hal ini berakibat pada turunnya laba perusahaan karena harus membayar kewajiban yang meningkat pula.

Terakhir pada perusahaan Bakrie Sumatera Plantation Tbk untuk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami peningkatan sebesar 29,74%, dan pada periode 2010 – 2011 mengalami penurunan sebesar -13,19. Hal ini dikarenakan jumlah utang menurun sehingga ekuitas pemilik mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Tentunya hal ini dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya laba karena jumlah kewajiban bunga dan cicilan kewajiban pokoknya akan menurun.

Pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami penurunan sebesar -2,01%, sedang pada periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan sebesar 11,51%. Hal ini menunjukkan kemampuan modal untuk memenuhi seluruh kewajibannya sangat baik. Perusahaan mampu mengefesiensikan ekuitas pemilik dengan tepat.

Pada perusahaan Bisi International Tbk periode 2009 – 2010 perkembangan DER mengalami penurunan sebesar -2,01%, sedang pada


(64)

periode 2010 – 2011 mengalami peningkatan sebesar 11,51%. Hal ini menunjukkan kemampuan ekuitas pemilik untuk memenuhi seluruh kewajibannya sangat baik. Perusahaan mampu mengefesiensikan ekuitas pemilik dengan tepat.

4.2. Analisis Statistik

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksmum, nilai rata-rata, varience serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik data penelitian ini disajikan dalam tabel 4.7. berikut:

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAR 30 ,97 94,99 44,8233 29,22453 DER 30 1,05 1895,06 238,7837 421,25575 ROA 30 1,79 71,62 17,7330 17,42214 Valid N (listwise) 30

Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.

Berdasarkan data dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel DAR memiliki nilai minimum 0.97 dan nilai maksimum 94,99 dengan rata-rata DAR adalah 44,8233 dengan standar deviasi 29,22453. 2. Variabel DER memiliki nilai minimum 1,05 dan nilai maksimum 1895,06

dengan rata-rata DER adalah 238,7837 dengan standar deviasi 421,25575. 3. Variabel ROA memiliki nilai minimum 1,78 dan nilai maksimum 71,62


(65)

4. Jumlah sampel yang ada sebanyak 30.

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Tabel Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Stand ardize d Coeffic ients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Zero-order

Parti al Part

Tolera nce VIF

1 (Const ant)

13,650 6,613 2,064 ,049

DAR ,096 ,166 ,161 ,578 ,568 ,145 ,111 ,110 ,467 2,142

DER -,001 ,012 -,023 -,081 ,936 ,095 -,016 -,015 ,467 2,142

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a1 + b1X1 + b2X2 + e


(66)

Keterangan:

1. α sebesar 13,650 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka Debt to Aset Ratio adalah sebesar 13,650.

2. b1(X1) sebesar 0,096 menunjukkan bahwa Debt to Aset Ratio (DAR) berpengaruh positif terhadap ROA Sehingga apabila Debt to Aset Ratio

(DAR) dinaikkan sebesar satu satuan maka ROA bertambah sebesar 0,096.

3. b2(X2) sebesar -0,001 menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap ROA. Sehingga apabila Debt to Equity Ratio

(DER) dinaikkan sebesar satu satuan maka ROA menurun sebesar 0,001.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yaang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat grafik histogram atau normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga bila sebaliknya. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk


(1)

Hasil Uji Normalitas (2)

Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 17.23671503

Most Extreme Differences Absolute .199

Positive .199

Negative -.151

Kolmogorov-Smirnov Z 1.092

Asymp. Sig. (2-tailed) .184

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

(3)

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_DAR .214 4.674

LN_DER .214 4.674


(4)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Auto korelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .599a .359 .237 1.15500 2.299


(5)

Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .735 2 .368 .426 .657a

Residual 23.298 27 .863

Total 24.034 29

a. Predictors: (Constant), LN_DER, LN_DAR b. Dependent Variable: LN_ROA

Hasil Uji-t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.108 .553 3.810 .001

LN_DAR .286 .332 .353 .863 .396

LN_DER -.139 .226 -.251 -.613 .545


(6)

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .175a .031 -.041 .92892

a. Predictors: (Constant), LN_DER, LN_DAR b. Dependent Variable: LN_ROA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 117 80

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Pengaruh Net Working Capital (NWC), Debt To Equity Ratio (DER ) Dan Return On Asset Ratio (ROA) Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 116 73

Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

17 84 71

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2