BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang - Hubungan Antara Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Tekanan Nadi Dan Tekanan Arteri Rata-Rata Dengan Fungsi Kognitif Pada Usia Lima Puluh Tahun Ke Atas

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Penelitian Swan GE, dkk (1998) adalah yang pertama menunjukkan

  bahwa tekanan darah sistolik berhubungan dengan perubahan pada 10 tahun kemudian terhadap fungsi kognitifnya. Pada analisis ini diamati bahwa kelompok dengan tekanan darah sistolik tertinggi pada usia pertengahan memiliki penurunan terbesar dalam kecepatan psikomotor dan mengalami penurunan pada kelancaran bicara selama pengamatan dalam 10 tahun. Hasil ini konsisten dengan banyak penyelidikan sebelumnya. Penelitian ini juga yang pertama menunjukkan hubungan antara tekanan darah sistolik pada usia pertengahan dan morfologi otak.

  Pada penelitian ini, peningkatan tekanan darah sistolik berhubungan dengan volume otak yang lebih kecil dan volume WMHIs (White Matter

  Hyperintens) yang lebih luas. Hasil ini mendukung temuan dari penelitian cross-sectional sebelumnya dan menunjukkan peningkatan tekanan darah

  sistolik yang berkelanjutan memiliki pengaruh yang dapat diukur pada karakteristik otak. Fakta bahwa kehidupan di kemudian hari berhubungan dengan efek penurunan kognitif dari peningkatan takanan darah sistolik melalui efeknya pada struktur otak.

  1 Menurut penelitian Kivipelto dkk (2000) dalam penelitiannya menghubungkan tekanan darah sistolik di usia pertengahan dengan gangguan fungsi kognitif. Penelitian yang dilakukan secara cross sectional ini mendapatkan bahwa tekanan darah sistolik yang meningkat berisiko terhadap terjadinya penyakit Alzheimer, tetapi tidak pada tekanan darah diastolik.

  Hubungan tekanan darah sistolik dengan fungsi kognitif yang dinilai dengan Mini Mental State Examination (MMSE) pada masyarakat Swedia terhadap 1.736 orang yang berusia 75-101 tahun dengan usia, jenis kelamin, pendidikan, penggunaan obat antihipertensi, penyakit jantung, dan stroke dianggap sebagai kovariat, menemukan bahwa individu dengan tekanan darah sistolik awal kurang dari 130 mmHg memiliki OR 1,88 (p = 0,05) pada follow-up terhadap penurunan fungsi kognitif (MMSE skor < 24) dibandingkan dengan mereka yang tekanan sistolik adalah 130-159 mmHg. Peningkatan resiko namun secara statistik tidak signifikan terhadap penurunan kognitif dihubungkan dengan tekanan darah tinggi (tekanan sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan diastolik ≥95 mmHg). Hasil ini mungkin mendukung pandangan bahwa tingkat tekanan darah tertentu, terutama tekanan sistolik minimal 130 mmHg penting untuk pemeliharaan fungsi kognitif pada usia tua. Mereka juga menyebutkan bahwa hipertensi berat yang tidak terkontrol dengan baik (tekanan sistolik >180 mmHg atau tekanan diastolik >95 mmHg) masih ancaman bagi fungsi kognitif pada kelompok usia ini. (Guo Z. dkk, 1997)

  Penelitian Yasar S dkk (2011) mengevaluasi efek peningkatan tekanan darah sistolik dan tekanan nadi pada kemampuan kognitif pada wanita usia 70-80 tahun, hasil penelitian menunjukkan pada wanita yang berusia 76-80 tahun memiliki fungsi kognitif yang terganggu pada peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan nadi ≥ 84 mmHg.

  Beberapa studi telah menunjukkan bahwa demensia berhubungan dengan atherosclerosis, penyakit jantung, dan penyakit serebrovaskular.

  Peningkatan tekanan nadi pada orang tua yang merupakan hasil dari peningkatan tekanan darah sistolik dan penurunan tekanan darah diastolik, menyebabkan terjadinya peningkatan arterial stiffness atau

  atherosclerosis yang luas. Oleh karena itu, peningkatan tekanan nadi dapat dihubungkan dengan demensia melalui perubahan patologis ini.

  (Van Popele NM. dkk, 2001) Pada saat tekanan darah sistolik terus meningkat sementara tekanan darah diastolik menurun, mengakibatkan peningkatan drastis pada tekanan nadi dan tekanan nadi yang tinggi dihubungkan dengan peningkatan risiko untuk penyakit Alzheimer dan demensia pada orang dewasa tua, yang terjadi karena arterial stiffness dan atherosclerosis yang luas. (Qiu C. dkk, 2003)

  Tekanan darah sistolik yang tinggi dan tekanan nadi yang lebih tinggi dihubungkan dengan fungsi kognitif lebih buruk daripada tekanan darah normal pada usia 70- 80 tahun. Tidak ada hubungan negatif yang signifikan terlihat pada peserta berusia 60 sampai 69 tahun. Temuan paling penting dari studi ini adalah bahwa tekanan darah tinggi, dan tekanan nadi berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk daripada tekanan darah normal. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah yang optimal (tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80 mmHg) berhubungan dengan fungsi kognitif yang terbaik. Hubungan ini tidak berhubungan dengan jenis kelamin, suku, pendidikan, pendapatan, dan riwayat stroke dan tidak signifikan berubah dengan kontribusi penggunaan obat, indeks massa tubuh, atau aktivitas fisik. (Obisesan TO dkk, 2008)

  Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tekanan nadi merupakan suatu penanda dari keutuhan pembuluh darah yang berhubungan dengan kerusakan mikrovaskuler otak dan penurunan kognitif yang dihubungkan dengan usia. Penelitian ini meneliti hubungan antara tekanan nadi dan kognitif dalam sampel dewasa sehat yang lebih tua. Seratus sembilan peserta dievaluasi neurologis dan neuropsikologis. Analisis regresi digunakan untuk menguji hubungan antara tekanan nadi yang merupakan tekanan darah sistolik dikurang dengan tekanan darah diastolik darah, usia, dan kognitif. Hasil menunjukkan bahwa kenaikan tekanan nadi dapat ditambahkan sebagai risiko penurunan kognitif global dan penurunan tertentu dalam kemampuan bahasa. (Nation D.A. dkk, 2010)

  Menurut penelitian Kilander L dkk (1998) bahwa tekanan darah diastolik yang tinggi pada pemeriksaan awal di usia 50 tahun adalah berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada 20 tahun kemudian. Pengukuran cross sectional pada usia 70 tahun menunjukkan bahwa tekanan darah diastolik yang tinggi, resistensi insulin dan diabetes semuanya berhubungan dengan fungsi kognitif yang rendah. Hubungan antara hipertensi dan gangguan kognitif paling banyak terdapat pada pria dengan tanpa pengobatan antihipertensi. Tekanan darah yang tinggi merupakan prediktor independen penyakit serebrovaskular. Mereka menyimpulkan bahwa hipertensi berkontribusi terhadap gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut.

  Tekanan nadi dihubungkan dengan risiko lebih besar kejadian kardiovaskuler dan ditemukan berhubungan dengan demensia dan penurunan kognitif dalam kehidupan di kemudian hari, tetapi hanya sedikit yang telah melaporkan tekanan nadi dan tekanan arteri rata-rata pada usia pertengahan dalam hubungannya dengan hasil kognitif di kemudian hari. (Taylor C. dkk, 2013)

I.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi dan tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas?

I.3. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan:

  1.3.1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi dan tekanan arteri rata- rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2. Tujuan Khusus

  1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah sistolik, dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.2 Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah diastolik dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan antara tekanan nadi dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.4 Untuk mengetahui hubungan antara tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.5 Untuk mengetahui nilai rerata MMSE pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.6 Untuk mengetahui nilai rerata CDT pada usia lima puluh tahun ke atas.

  1.3.2.7 Untuk mengetahui karakteristik demografi sampel usia lima puluh tahun ke atas yang berobat di Poli Umum Departemen Neurologi RSUP Haji Adam Malik Medan dan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Karya Kasih Medan.

  I.4. Hipotesis

  Ada hubungan antara tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi dan tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas.

  I.5. Manfaat Penelitian

  1.5.1. Manfaat Penelitian untuk Peneliti

  Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kewajiban pada Program Pendidikan Dokter Spesialis di bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

  1.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara keilmuan tentang hubungan antara tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi dan tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas dan dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya.

1.5.3. Manfaat Penelitian untuk Masyarakat

  Dengan mengetahui hubungan antara tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi dan tekanan arteri rata-rata dengan fungsi kognitif pada usia lima puluh tahun ke atas, maka dapat dilakukan tindakan pencegahan bagi penderita yang memiliki faktor resiko untuk mengalami gangguan fungsi kognitif.