Dampak Pertanian Presisi Terhadap Produksi dan Pendapatan (Studi Kasus: Usahatani Padi di Sentra Produksi Padi Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagei, Sumatera Utara)

Pertanian Pres isi Menuj u Kedaula tan Panga n

DAMPAK PERTANIAN PRESISI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN
(Studi Kasus: Usahatani Padi di Sentra Produksi Padi Desa Lubuk Bayas, Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagei, Sumatera Utara)
Diana Chalil
Program Studi Magister Agribisnis, FP USU
Email: ana.ch@lycos.com

ABSTRAK
Padi merupakan komoditi terpenting dalam program swasembada pangan di Indonesia.
Dalam upaya peningkatan produksi padi, Pemerintah mengupayakan pemberian pupuk Urea
bersubsidi dalam jumlah yang cukup besar. Ironinya, hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar usahatani padi telah menggunakan pupuk Urea tersebut dalam jumlah yang
berlebihan. Padahal dalam konsep pertanian presisi dinyatakan bahwa penggunaan input
yang tepat dapat menguntungkan setidaknya dalam 3 hal: peningkatan produkstivitas,
efisiensi biaya dan mengurangi kerusakan lingkungan hidup. Hasil estimasi menunjukkan
bahwa secara rata-rata pengurangan penggunaan Urea dapat meningkatkan produksi padi
dan meningkatkan pendapatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertanian presisi
dapat menjadi salah satu solusi yang ekonomis dci.lam upaya ketahanan pangan.
Kata kunci: Pertanian Presisi, Padi, Produksi, Pendapatan


LATAR BELAKANG
Sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, beras merupakan
komoditi utama yang mendapat perhatian dalam program ketahanan pangan, Dengan
pertambahan penduduk dari waktu ke waktu, diperlukan pula pertambahan produksi padi
untuk lnemenuhi keperluan konsumsi beras. Ironinya, selama 6 tahun (2004-2009), luas
areal sawah di Sumatera Utara telah menurun lebih dari 65 ribu ha (hampir 13%), dengan
penurunan 1% sampai 36% untuk masing-masing kabupaten sentra produksi padi (BPS,
2010). Lahan sawah tersebut ada beralih fungsi menjadi lahan non pertanian tetapi ada juga
yang tetap menjadi lahan pertanian tetapi bertukar tanaman.
Alasan utamanya adalah petani menganggap usahatani padi Inembutuhkan biaya
yang tinggi sehingga kurang menguntungkan lagi. Padahal Pemerintah telah memberikan
bantuan sarana produksi dalam jumlah yang cukup besar. Untuk , subsidi pupuk saja
misalnya, pada tahun 2011 Pemerintah Sumatera Utara mengalokasikan dana untuk 554.206
ton pupuk, dengan kenaikan 44 196 ton dari alokasi di tahun 2010 yang tercatat sebesar
510.010 ton (Pasaribu, 2010). Nanlun denlikian, terdapat indikasi bahwa penggunaan pupuk
tersebut belunl optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan input di berbagai sentra
produksi padi sangat beragmn.
Hal tersebut dapat terjadi karen a berbagai hal, mulai dari ketidaktahuan petani akan .
junllah dan jenis yang tepat sampai kepada keterbatasan modal untuk 111embeli input pada

waktu dan dalanl jumlah yang tepat. Akibatnya: biaya dan tingkat pI ~ oduksi
lnenjadi tidak
optimal sehingga akhilTIya pendapatan juga lnenjadi tidak optinlal. Jika penggunaan input
- dapat diaplikasikan dalanl junllah dan jenis yang tepat 111aka biaya produksi dapat ditekan
sehingga pendapatan dapat ditingkatkan. Hal tersebut dij elaskan dalanl konsep Pertanian
Presisi yang lnenyatakan bahwa penggunaan input, telmasuk pupuk, haruslah sesuai dengan
kebutuhan tananlan. Dengan kondisi lahan yang berbeda-beda, maka dibutuhkan deliniasi
kebutuhan input yang spesifik lokasi. Dengan denlikian, tingkat efisiensi usahatani tersebut
juga akan naik sehingga daya saing hasil outputnya di pasaran juga meningkat.
66

Prosid in g Semi nar Nasi onal Pe rtan ian Presi si

TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis keragaman penggunaan pupuk urea dan tingkat produksi padi.
Menganalisls efisiensi penggunaan pupuk urea.
Menganalisls keillungkinan peningkatan produksi dan pendapatan l11elalui efisiensi
penggunaan pupuk Urea.
TINJAUAN PUST AKA
Pertanian Presisi

Menurut NRC (1997) dan SKY-Farm (1999) (dalam Shibusawa, 2002) pertanian
r sisi bertujuan untuk (i) meningkatkan produktivitas, (ii) mengurangi biaya dan (iii)
"- eningkatkan kualitas lingkungan hidup. Dalam konsep tersebut keragaman pada kondisi
. an, iklim dan cara bertanam pada setiap lokasi harus dipahanli dengan baik sehingga input
:- ng digunakan akan sesuai kebutuhan. Menurut Searcy (1997) dalam pertanian presisi
.-arakteristik tanah dan tanaman perlu diketahui sampai satuan yang terkecil untuk
:nengptimalkan pemakaian input produksi seperti pupuk dan pestisida. Dengan demikian,
:' oduktivitas akan optimal, biaya minimal, pendapatan maksimum dan kondisi lingkungan
.: :;,a dapat terj aga.
METODE

Data
Data yang digunakan bersumber dari hasil penelitian Saragih (2009) yang merupakan
ta primer berupa data produksi, luas lahan, jumlah penggunaan urea, SP36, phospat dan
'bit, harga jual padi, harga beli urea dan pendapatan. Data diperoleh pada musim tanam I
un 2008/2009 dari 60 usahatani padi sawah di desa Lubuk Bayas, Kecamatan
P rbaungan.

Analisis Variasi Penggunaan Urea dan Tingkat Produksi
Analisis Variasi dilakukan secara deskriptif dengan melihat perbedaan nilai

inimum dan maksimum penggunaan urea dan tingkat produksi. Beberapa ukuran yang
.:;,unakan yaitu nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance
enunjukkan adanya penyimpangan, standard deviation diperoleh dari nilai kuadrat nilai
: riance, dan coefficient variation diperoleh dari rasio standard deviation dengan nilai yang
iukur.
Analisis Efisiensi Penggunaan Urea
' ingkat efisiensi penggunaan urea dihitung berdasarkan efisiensi harga dengan rumus
- bagai berikut:
NPM x

EH= _

f~ rI

'

PyPlvl r,
1>.1',

'i mana EH= tingkat efisiensi input atau efisiensi harga, PM:-,-= produk 111arginal input Xi, Py =

rga daun teh kering, Pxi = harga rata-rata input Xi. Jika (NPM x 1 p,J > L artinya
nggunaan input X belum e-fisien. Untuk mencapai efisn~
input x harus dita111bah dan jika
. .PM x / Px) < 1: artinya penggunaan input X tidak efisien. Untuk menjadi efisien, 111aka
. nggunaan input x perlu dikurangi. Produksi marginal (PM) diperoleh dari penurunan
.- ngsi produksi total padi sebagai berikut:

}. = f(x" /3" s-)
imana Y= produksi padi (kg), Xi = sarana produksi, di mana i= l, ... ,n, f3= koetisien re gres i
rand0111 enor.
n ~l=

67

Pertanian Pres isi Menuj u Kedaul atan Pa nga n

Analisis Pendapatan
Pendapatan adalah n - TR - TC , di mana TI = Pendapatan, TR= Total Revenue/ Penerilnaan
dan TC= Total Cost/Biaya. Tingkat efisiensi maksimum diperoleh dari kondisi pendapatan
maksimum, yang input diperoleh dari turunan pertama dari fungsi keuntungan:


NPM xi =1

Px;

Jika penggunaan input tidak efisien, maka

aD = NPM

-

a'X;

y

~ 'i

-px . =c;
I


C=FO

Maka kemungkinan perubahan pendapatan yang dapat diperoleh dengan perubahan
penggunaan jumlah input adalah sebesar c.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan estimasi dari data sampel, dilakukan identifikasi outlier terlebih
dahulu untuk menghindari hasil yang bias. Hasilnya, 8 sampel teridentifikasi outlier
sehingga data yang selanjutnya digunakan adalah sebanyak 52 data. Hasil estimasi dan
perhitungan adalah sebagai berikut.
A nalisis Variasi Penggunaan Urea dan Tingkat Produksi

Dari data penggunaan urea oleh 52 sampel, terlihat penyebaran yang cukup besar,
dimana penggunaan minimum adalah sebanyak 4 kg/rante atau 100kgiha, sedangkan jumlah
maksimum adalah sebanyak 20 kg/rante atau 500 kg/ha, dengan nilai rata-rata sebanyak 7,27
kg/rante atau 181 ,86 kg/ha. Kondisi tersebut memberikan nilai standar deviasi sebesar 77,06
dengan koefisien variasi lebih dari 400/0 (0,42). Kemungkinan hal tersebut terkait dengan
kelangkaan pupuk yang dihadapi petani. Awalnya. Pemerintah melalui PPL menganjurkan
penggunaan pupuk berimbang dengan pemakaian urea: SP 36 dan Phoska sebanyak 8 : 6: 3
kg/rante. N amun demikian, akibat kelangkaan pupuk, Pemerintah n1emberikan altematif
komposisi yang lain sebanyak 4: 1: 3 kg/rante. Selengkapnya, penyebaran penggunaan urea

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
600.00



500.00

~

400.00

1

300.00

-I

ro

........


b.O

.::t!

200.00
100.00
0.00

#

l



I

-1-

..


• • *•

.-~

t

0

10

20

30

40

50

60


Gambar 1. Penggunaan Urea pad a Petani Sam pel di Desa Lubuk Bayas, 2009
Sumber: Saragih, V.B., 2009

68

Prosiding Seminar Nasiona l Pertal'r

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

8 73 198

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 72

II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 19

I. PENDAHULUAN - Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 8

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 18

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 25

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13