GANGGUAN ILMU PENYAKIT KULIT.doc

  GANGGUAN ILMU PENYAKIT KULIT

ANATOMI KULIT

  Kulit: * Organ tubuh paling luar. 2 * Luas kurang lebih 1,5 m , barat kurang lebih 15% BB pada orang dewasa.

  • Cermin kesehatan & kehidupan.
  • Bervariasi.

  Terdiri atas 3 lapisan utama:

1. Lapisan epidermis o Stratum korneum terdiri dari sel-sel yang sudah mati (tidak mempunyai inti).

  o Stratum lusidum. Sel yang mati dan kelihatan jelas pada telapak tangan dan kaki. o Stratum granulosum yang kelihatan pada telapak tangan dan kaki tapi tidak nampak pada mucosa, bibir dan kelopak mata. o Stratum spinosum terdiri dari susunan sel yang berinti. o Stratum basale merupakan lapisan yang paling produktif dan selalu mengadakan mitosis (pembelahan). Sel ini juga produktif berbentuk melanin karena memiliki sel-sel pembentuk melanin yaitu melanosis.

  2. Lapisan dermis

  • Lebih tebal
  • Terdiri dari 2 bagian: - pars papilare: Menonjol ke epidermis, berisi sel syaraf dan pembuluh darah.
    • pars retikulare: Menonjol ke subkutis, berisi serabut kolagen, elastin, retikulin.

  3. Lapisan subkutis oKelanjutan dermis oTerdiri dari jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak. oFungsi sebagai bantalan kulit dan cadangan makanan. oTerdapat ujung syaraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.

  Adneksa kulit (tambahan kulit):

   Kelenjar kulit  Rambut  Kuku

  1. Kelenjar kulit (dilapisan epidermis)

  a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera) o Kelenjar ekrin: bentuknya kecil-kecil dan sekretnya encer. o Kelenjar apokrin: bentuknya lebih besar dan sekretnya kental.

  b. Kelenjar palit (grandula sebasea) o Seluruh permukaan kulit, telapak tangan dan kaki. o Sekresi dipengaruhi hormon androgen (hormon yang bertalian erat dengan hormon seksual).

  2. Kuku merupakan bagian terminal dari stratum korneum yang menebal.

  3. Rambut * Lanugo: Rambut yang halus dan tidak berwarna. Contoh pada bayi.

  • Terminal: Rambut yang kasar dan banyak pigmen. Biasanya terdapat pada orang

  dewasa.

   Pembagian berdasarkan lokasi kulit yang terkena. o Tinea kapitis, menyerang kulit kepala, rambut kepala. o Tinea kroris, menyerang lipat paha dan sekitarnya. o Tinea pedis/manus, menyerang kaki dan tangan. o Tinea unguium, menyerang kuku. o Tinea fasialis, menyerang wajah. o Tinea korporis, menyerang badan. o Tinea barbae, meyerang daerah yang selalu dicukur (jenggot dan kumis).  Gejala klinis o Penderita mengeluh gatal. o Berupa kelainan (lesu) yang berbatas tegas, bentuknya bermacam-macam. o Bagian tepi tampak lebih aktif daripada bagian tengah. o Berwarna kemerahan, kehitaman dan bersisik.

  4. Infeksi Protozoa

  3. Infeksi bakteri

  2. Infeksi virus

  1. Infeksi jamur

  Dibagi atas 4, yaitu:

  8. Fungsi pembentukan vitamin ”D” dibantu oleh sinar ultra violet. Didalam kulit terdapat 7 dihidroksi kolesterol.

  7. Fungsi keratinisasi.

  6. Fungsi pembentukan pigmen oleh epidermis stratum basale dan kontraksi pembentukan darah dikulit.

  5. Fungsi termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) dengan cara mengeluarkan keringat.

  4. Fungsi persepsi (merasakan/rasa). Terdapat ujung syaraf sensorik dikulit.

  3. Fungsi ekskresi (pengeluaran). Mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme.

  2. Fungsi absorbsi (Penyerapan). Lebih mudah menyerap zat yang larut dalam lemak.

  1. Fungsi proteksi. Sebagai perlindungan organ tersebut terhadap gangguan fisik (mekanik) dan kimiawi.

  Fungsi utama kulit:

  o Selain fungsi utama menjamin kelangsungan hidup. o Punya arti lain: estetik, ras, indikator sistemik.

  FAAL KULIT o Punya peranan yang sangat penting.

PENYAKIT INFEKSI PADA KULIT

PENYAKIT JAMUR (MIKOSIS)

I. TINEA  Nam lain : kurap, kadas/kaskado.

a. Tinea pedis 1. Mengenai kaki terutama telapak kaki dan sela-sela jari.

  • Berupa fisura sela jari dan sisik halus dan tipis --- kulit tampak putih dan

  bersifat rapuh.

  • Bisa terjadi infeksi sekunder oleh karena bakteri. 2. - Telapak kaki menebal, ada sisik tebal, dibagian tepi timbul plenting merah plenting dapat berisi nanah.
    • Mengenai orang dewasa, sering menggunakan sepatu tertutup, hygiene buruk, dan para pekerja yang sering kakinya basah.

  b. Tinea unguium o Infeksi dimulai dari tepi kuku, pangkal kuku dan ujung kuku.

  o Kuku yang teserang tidak tampak mengkilat, rapuh, tampak seperti kapur. o Paling sulit diobati karena jamurnya masuk kedalam kuku.

  c. Tinea kroris o Mengenai lipatan paha, sekitar anus, bokong, perut bagian bawah.

  o Lesi berbatas tegas, tepi lebih aktif --- adanya plenting berwarna kemerahan atau kehitaman atau bersisik.

  d. Tinea kapitis Terutama mengenai anak-anak dengan hygiene buruk.

  Gejala-gejala:

  1. Timbul sisik dan terasa gatal, rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga timbul kebotakan setempat.

  2. Rambut patah tetap pada muara-muara folikel sehingga tampak bintik-bintik hitam pada kulit kepala yang terinfeksi.

  3. Terjadi peradangan hebat berwarna merah, bengkak dan berisi nanah, apabila sembuh menimbulkan jaringan parut yang menetap.

  e. Tinea korporis

  o Lesi bermacam-macam, bulat atau lonjong, berbatas tegas, sisik positif, bagian tepi lebih aktif. o Timbul luka bekas garutan. o Untuk infeksi kronis, biasanya tidak tampak tanda-tanda radang, warnanya menjadi kehitaman.

  

Menegakkan diagnosa

   Gejala klinis Pemeriksaan laboratorium:

  • Langsung dengan:
    • Kerokan * Mikroskop * Pembiakan - Kultur (ditanam pada medium yang sudah disiapkan).

   Pengobatan

  1. Hygiene

2. Obat: o Preparat sulfur (belerang).

  o Salep 2- 4. o Krim: mikonasol, ketakonasol. o Tablet: Griscofolum, ketokonasol. Lama penyakit minimal 3 minggu.

II. TINEA VERSIKOLOR (PANU)  Nama lain: Pitiriasis versikolor, panu.

   Penyakit jamur kronik, keluhan tidak ada.  Bercak (lesi) sisik halus, warna putih atau coklat hitam terutama dibadan.  Banyak menyerang remaja, anak-anak dan dewasa jarang.  Gatal ringan.  Diagnosis:

  • Gejala klinis * Pemeriksaan lampu wood (diruang gelap).
  • Pemeriksaan sediaan langsung. --- mikroskop.

   Pengobatan: * Jaga kebersihan (hygiene).

  • Senyawa selenium sulfide.
  • Ketokonasol (krim, shampoo, tablet).

III. TINEA KANDIDOSIS

   Sebab: Candida albicaus  Menyerang: Kulit, kuku, mulut, vagina, panu.  Semua umur: laki-laki = perempuan.

  1. Endogen:

  • hamil
  • Obesitas (kegemukan)
  • DM - Penyakit genetic.
  • Umur (ortu/bayi)

  2. Eksogen: - Iklim (panas dan lembab) --- keringat.

  • Kebersihan kulit.
  • Rendam kaki terlalu lama.
  • Kontak dengan penderita.

  Gejala klinis:

  1. Kandidosis oral - Mengenai bayi.

  • Pseudo membran putih keabuan melekat lidah, pipi bagian dalam, tampak seperti kepala susu, bila terlepas dasarnya basah dan merah.

  2. Kandidosis vagina - penderita DM.

  • Keputihan, seperti susu pecah, gatal-gatal.

  3. Kandidosis kutis

  • Lipatan kulit
    • Ketiak * Lipat payudara * Lipat paha * Sela-sela jari.

  • Bercak batas tegas, sisik, basah, merah.
  • Bercak. Dikelilingi plenting merah, isi cairan.

  Diagnosis:

  Faktor pencetus

   Reaktivasi virus varicela zoster, setelah penderita mendapat varicela.  Lebih sering pada orang dewasa (laki = perempuan).  Klinis:

  6. Herpes simpleks

  o Isterahat o Simtomatik o Bedak gatal o Krim AB o Anti virus 2. Herpes zoster = dompo = cacar ular.

  Pengobatan

   Kemudian timbul keluhan kulit: plenting merah, besar, isi cairan, nanah --- pecah --- koreng.  Penyebaran: dada --- perifer dada.  Gatal-gatal, infeksi sekunder.

  Gejala klinis  Awal gejala sistemik: demam, nyeri kepala, lesu.

  o Infeksi akut oleh virus varicela zoster, menyerang kulit dan mukosa, gejala sistemik, kelenjar kulit, bermacam-macam. o Menyerang anak-anak dapat juga dewasa. o Penularan: Udara --- P. darah, limfe, jantung. o Masa penularan kurang lebih 7 hari.

  1. Cacar air (varicela)

  4. Moluskum kontablosum 5. Kondiloma akuminato (tempat organ genital laki & perempuan).

   Gejala klinis  Pemeriksaan langsung  Pembiakan

  3. Herpes zoster

  2. Kutil

  1. Cacar air

  

PENYAKIT VIRUS

  o Hindari pencetus o Gentian violet (warna ungu) o Krim/bedak (ketokonasol, mikonasol) o Tablet: ketokonasol, nistatin.

  Pengobatan

  • Sebelum timbul gejala kulit didahului gejala sistemik (demam, pusing, lemah, nyeri otot/tulang setempat).
  • Plenting merah --- isi cairan jernih, berkelompok, dasar merah dan bengkak (udem) --- keruh --- nanah --- koreng.
  • Hanya satu sisi badan (unilateral).

  • Sesuai dengan arah syaraf dermatum (syaraf nervus yang mensyarafi kulit).

3. Kutil = veruka  Sebab: Kuman papiloma virus.

  • Menonjol, permukaan kasar
  • Bedah listrik - Bedah pisau.

PENYAKIT KARENA PROTOZOA

1. Skabies Skabies = gudik, budukan, gatal agogo.

  • Sosek rendah
  • Hygiene buruk - Promiskuitas (hubungan seks).

  b. Menyerang manusia secara berkelompok

  1. PIODERMA  Infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman streptokokus dan stapilokokus yang menghasilkan nanah.

  d. Tungau (dengan mikroskop).  Pengobatan: o Jaga kebersihan. o Obat: Krim atau salep (salep sulfur, salep gamexan, salep krotamiton, dan salep permetrin). Digunkan pada malam hari (sekitar sesudah shalat isa) dan dibersihkan pada pagi hari selama 3 hari berturut-turut.

  c. Terowongan. Pada kulit yang tipis: sela jari, ketiak, lipat siku, sekitar pusar, bokong.

   Penularan:

  a. Gatal malam hari

   Sebab: Kutu --- sarcoptes scabiei  Faktor pencetus:

   Pengobatan: - larutan kimia

   Penularan: Kontak kulit, autoinokulasi.  Mengenai anak dan dewasa, tangan dan kaki dan bagian tubuh lain.  Klinis: - Bulat, abu-abu

  Pecah: krim antibiotic. o Anti virus (asiklovir).

   Pengobatan o Isterahat, simtomatik (pengobatan sesuai gejala). o Plenting: bedak gatal (salycil).

  • Kontak langsung
  • Kontak tidak langsung  Kilis (4 tanda utama)

INFEKSI KARENA BAKTERI

   Pencetus: a. Hygiene kurang

  b. Daya tahan tubuh turun

  c. Ada penyakit lain dikulit  Impetigo (pioderma superfisialis)

  • Impetigo krustosa: * Hanya pada anak-anak
    • Wajah, krusta/koreng, tebal, warna kuning seperti madu.

  • Impetigo bulosa:
    • Anak dan dewasa
    • Ketiak, dada, dan punggung
    • Merah, bula isi cairan, kendor
    • Antibiotika - Lokal: Krim, salep.

  • Sistemik: Ampicillin, amoxillin Eritromicin dll.
  • Termasuk bakteri tahan asam (BTA).
    • Secara inhalasi (melalui udara)
    • Bercak putih/merah * Anastesi (gangguan mati rasa)--- raba, suhu, dan nyeri.
    • Kusta yang kering
    • Tidak menular
    • Daya tahan tubuh penderita bagus
    • Gejala klinis:

   Folikulitis o Radang folikel rambut o Plenting merah/isi nanah, bagian tengah ada kelihatan rambut.  Forunkel o Radang folikel rambut dan sekitarnya. o Nyeri, benjolan bentuk kerucut tengahnya nanah --- lunak --- pecah --- lubang.  Erisipelas (pembesaran kelenjar). o Penyakit infeksi akut, kulit merah cerah, batas tegas, gejala sistemik. o Tungkai bawah, didahului trauma. o Disertai bengkak, cairan/nanah

   Selulitis = erisipelas Mengenai kulit lebih dalam/subkutan.  Pengobatan: * Hilangkan factor pencetus (hygiene ditingkatkan, obati penyakit dasarnya).

  KUSTA/LEPRA = MORBUS HANSEN

   Penyebab: - mycobacterium leprae (menyerang saraf perifer, folikel rambut, dan kulit).

   Penularan: * Kontak kulit yang erat dan lama.

   Gejala klinis 3 gejala pokok:

  Tipe Penyakit Kusta Dibagi Menjadi 2, Yaitu:

  I. Tipe T

  • Bercak putih
  • Anastesi (+)
  • BTA (-) * Pembesaran syaraf (N) ulnaris, N. aurikularis magnus, N. tibialis posterior.

  II. Tipe B

  • Kusta basah
  • Menular - Daya tahan tubuh jelek
  • Bercak merah menebal (lebih dari satu)
  • Anastesi, BTA (+)
  • Madarosis (alis mata rontok), cuping telinga menebal
  • Pembesaran nervus/saraf perifer
  • Mutilasi - Otot kontraktur

   Pengobatan - MDT (multi drug treatment)

  a. Rifampisin. 600 mg/bulan

  b. Dapson/DDA. 100 mg/hari

  c. Klofazimin/lamprene. 50 mg/hari

  • Lama pemberian:
    • Tipe T = 6 – 9 bulan
    • Tipe B = 12 – 18 bulan

   Setelah selesai masa pengobatan 6 bulan samapai 18 bulan tidak berarti penyakitnya sembuh total, tetapi dapat timbul penyakit lain yang disebut penyakit reaksi lepra, akibat daya tahan tubuh penderita yang menurun.  Reaksi lepra

  1. ENL (Eritema Nodosum Leprosum) * Nodul (benjolan), berwarna kemerahan, nyeri.

  • Nyeri persendian
  • Demam

  2. Reaksi reversal

  • Bercak merah agak menebal
  • Nyeri sendi +/-

   Pengobatan reaksi lepra

  • Isterahat total (bedrest)
  • Obat kusta diteruskan
  • Obat anti inflamasi = steroid oral/sistemik
  • Analgetik

  

DERMATITIS

 Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang disertai dengan gatal (pruritas (+) ).

   Reaksi alergi  Gejala macam-macam:

  • Bercak merah, plenting merah (papul/vesikel), berair, sisik (skuama), bentol, gatas.
  • Kronis residif (berulang-ulang ditempat yang sama)  Penyebab (terbagi 2)

  1. Endogen

  • Penyakit sistemik (DM, penyakit ginjal)
  • Gangguan sirkulasi darah (varises)
  • Gangguan psikis

  2. Eksogen * Kontak --- alergi, dan iritan (asam kuat & basa kuat).

  • Sinar --- sinar X, matahari * Obat ---- Sistemik (oral), tropical (obat luar).
  • Adanya inhalasi
  • Makanan dan minuman  Lama penyakit 1. Dermatitis akut (D. is

  ) 2. D. is sub akut 3. D. is kronik 1) Dermatitis akut

  • merah
  • odem, berair 2) Sub akut
  • merah berkurang
  • odem berkurang
  • sebagian lesi kering 3) Dermatitis kronik
  • Hitam - Tebal - Sisik  Macam-macam dermatitis

  a. Dermatitis kontak

  b. Dermatitis atopi

  c. Dermatitis numularis

  d. Dermatitis neurodermatitis

A. Dermatitis kontak

  o Defenisi: Adalah dermatitis yang disebabkan dengan kontak langsung dengan bahan-bahan kontaktan (eksogen).

  a. Dermatitis kontak iritan

  • Sebab: Bahan-bahan iritan (asam kuat atau basa kuat)
  • Permulaan penyakit: Kontak pertama
  • Contoh: sabun, kosmetik, bahan-bahan asam dan basa kuat, digigit serangga, getah tumbuh-tumbuhan * Penderita: Semua orang.
  • Lesi (kelainan kulit): Batasnya lebih jelas dan lebih eritem (merah) * Ada keluhan nyeri (gatal).
b. Dermatitis kontak alergi

  • Sebab: Kontak dengan bahan alergen
  • Penyebab penyakit: Kotak yang berulang
  • Contoh: Karena lateks (karet), logam, sandal, handchun, cat rambut
  • Penderita: Orang-orang tertentu (yang hanya ada reaksi alergi)
  • Lesi: Batasnya lebih jelas dan eritem kurang * Sakit: gatal saja.

  o Pengobatan:

  a. Hindari kontak

  b. Obat:

  • Topikal (obat luar)
    • akut: Golongan steroid/antibiotic Golongan steroid/antibiotic
    • Kronis: Salep golongan steroid

  • Sistemik (obat dalam/minum/suntik)
    • Antistamin golongan steroid
    • Obat antibiotic bila ada infeksi sekunder

B. Dermatitis atopi

  o Defenisi: Adalah dermatitis yang terjadi pada penderita atopi yang sifatnya bawaan/bakat yang diturunkan.

  Cat: Penyakit keturunan dengan congenital: Penyakit yang didapat sewaktu lahir atau dalam kandungan. Penyakit bawaan/bakat: Dari gen keturunan/bapak/nenek. o Bentuk klinis: Ada 3 berdasarkan umur, yaitu:

  1. Bentuk infantile (2 bulan – 2 tahun)

  • Eksim susu
  • Lokasi pipi, eritem batas tegas, berair, bersisik, koreng (luka yang mengeras).

  2. Bentuk anak (3 tahun – 12 tahun)

  • Riwayat bentuk infantil - Lokasi lipat siku, lipatan lutut, tengkuk.
  • Kelainan: penebalan, warna lesi bisa putih atau kehitaman.

  3. Bentuk dewasa (diatas 12 tahun)

  • Riwayat infantile pada anak positif
  • Lokasi: sama pada bentuk anak o Faktor pencetus:
    • Kulit kering
    • Kontaktan (jenis sabin dll)
    • Makanan-makanan tertentu (udang, telur, susu sapi,kacang-kacangan, food additive/makanan yang mengandung pengawet, pewarna dll) o Pengobatan:
    • Hindari factor pencetus
    • Obati gatalnya: anti histamine
    • Steroid topical
    • AB topical bila perlu

  C. Dermatitis numularis

   Penyebab:

  • Kulit kering
  • Infeksi lokal  Gejala:
    • Sangat gatal
    • Lesi bentuknya seperti uang logam
    • Eritem vesikel, berair, kalau sudah kering  Lokasi:
    • Tungkai bawah
    • Kumat-kumatan  Pengobatan:
    • Obati infeksi folikel
    • Lesi basah: * Kompres * Krim AB + steroid * Antihistamin (anti gatal).

  D. Neuro dermatitis

   Penyebab:

  • Isterahat kurang
  • Stress/cemas --- psikis (kejiwaan)  Gejala:
  • Gatal sering
  • Lokasi: Tengkuk dan pergelangan kaki depan
  • Kronis (berulang) -Bulat/lonjong. Kehitaman, menebal.

   Pengobatan:

  • Hindari factor pencetus
  • Konsul ke pikiatri (dokter jiwa)
  • Anti histamine
  • Salep/krim steroid

ERUPSI ALERGI OBAT

  o Defenisi: Reaksi alergi pada kulit atau mukosa yang terjadi akibat pemberian obat secara sitemik. o Obat adalah zat yang digunakan untuk menegakkan diagnosa dan preventif (pencegahan) untuk pengobatan dan obat termasuk jamu. o Sistemik:

  • Minum - Anus - Topikal - Suntik - Vagina - Kumur - Mata o Diagnosis:
    • Anamnesis:

  • Tanya jawab tentang obat yang dikonsumsi - Kelainan selama mengkonsumsi obat, akut beberapa hari.
  • Gatal

  • Distribusi: Letak kelainannya menyeluruh, simetris.
  • Bentuk kelainannya bermacam-macam

ALERGI OBAT

  1. Urtikaria/biduran/sumimikan o Kelainan: odem, eritem, bulat-bulat lonjong, gatal o Sebab lain:

  • makanan
  • Udara - Tekanan

  2. Eritema  Kemerahan pada kulit akibat pembuluh darah melebar.

   Apabila ditekan --- hilang.  Bentuk: bercak kecil ---seperti campak, nummular.

  3. Purpura Adanya bintik-bintik pendarahan di dalam kulit. Apabila ditekan --- tidak hilang.

  Purpura ini bisa juga timbul etitema.

  4. Eksantema fixtum Kelainan berupa eritema vesikel/plenting, biasanya bentuknya bulat (nummular).

  Dalam waktu beberapa hari berubah menjadi kehitaman, gatal.

  • Lokasi: terutama di bibir, genital
  • Apabila mengkonsumsi obat yang banyak akan berulang dan terjadi di temp at yang sama.

  Obat yang sering menimbulkan alergi

  • Golongan penisilin (ampisilin, amoxilin)
  • Golongan tetrasiklin
  • Golongan sulfa (trisulfa, kontrimoksasol)
  • Golongan analgetik/antipiretik (paracetmol, antalgin)

  Pengobatan: a. Stop obat yang dicurigai.

  b. Pemberian obat steroid sistemik. Antihistamin.

  c. Topikal: * Bedak selisil * Krim/salep steroid.

  

URTRIKARIA

Defenisi: Adalah penyakit vaskuler akut dikulit ditandai dengan edema (pembengkakan

merah (bentol) setempat) yang cepat timbul dan menghilang pelan-pelan. Keluhan: Gatal, rasa tersengat/tertusuk.

Angioedem:Adalah urtikaria yang mengenai lapisan kulit lebih dalam (sub mukosa/sub

kutis), yang mengenai saluran napas, saluran cerna dan organ kardiovaskuler. Nama lain urtikaria: Biduran/sumimikan. Penyebab bermacam-macam: 1. Obat (sama dengan erupsi yang mengakibatkan alergi(amoxillin, penicillin dll)).

  2. Makanan (Telur, udang, siput, food additive (makanan pengawet, penyedap, pewarna), coklat, keju dll).

  3. Insectbite (gigitan serangga: nyamuk, bulu ulat, tawon, semut ll).

  4. Inhalan (Terhisap melalui udara: misal serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang dll).

  5. Kontaktan (dari tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, bahan kosmetik, air liur binatang).

  6. Trauma fisik (suhu dingin, suhu panas, karena tekanan (misal ikat pinggang, BH dll)).

  7. Infeksi (infeksi bakteri, jamur, virus, protozoa).

  8. Psikis (stress emosional).

  9. Genetik.

  Urtikaria Dibagi 2 Berdasarkan Klinis: o Urtikaria akut < 6 minggu.

  o Urtikaria kronis ≥ 6 minggu

  Pengobatan:

  1. Obati penyebabnya

  2. Antihistamin (obat minum): ada yang mengantuk ada yang tidak, bisa diberikan tunggal, bisa kombinasi. (kombinasi: obat mengantuk pada sore hari, dan tidak mengantuk pada pagi hari).

  3. Obat topical (obat luar): Bedak (antigatal), bedak kocok dll.

SINDROMA STEVENS-JOHNSON

  

Defenisi: Sindroma (kumpulan gejala) yang mengenai kulit, selaput lendir orifisium

(lubang-lubang alami yaitu: mulut, telinga, vagina, penis, anus) dan mata. Keadaan umum bervariasi:

  • Ringan * Sedang * Berat

  Kelainan kulit: Eritema, vesikel/bula, purpura (bintik perdarahan dalam kulit). Termasuk penyakit kulit gawat darurat. Penyebab:

  o Golongan obat-obatan o Infeksi terutama infeksi virus o Karena keganasan o Karena radiasi

  Gejala klinis:

  Ada 3macam (trias): 1. Kulit: eritema, vesikel/bula, erosi, purpura --- bisa meluas hampir keseluruh tubuh.

  2. Selaput lendir orifisium: Biasanya dimulut (paling sering), lobang genital (sering), Telinga (jarang), anus (jarang).

  • Dimulut:
    • Krusta/koreng kehitaman - Organ lebih dalam: faring, laring, dan tenggorokan.

  3. Mata Pada mata biasanya terjadi konjungtivitis, ulkus kornea --- terlambat diobati bisa buta.

  Komplikasi:

   Bronchopneumonia  Kehilangan cairan/darah  Gangguan keseimbangan elektrolit  Buta Pengobatan:

  • Perlu tindakan yang cepat dan tepat * Cairan infuse (RL/Dextrosa).
  • Dexametason injeksi 3 – 4 ampul/hari
  • Kalau perlu pasang sonde
  • Antibiotika injeksi (gentamisin)
  • Antibiotika topical * Obat yang dicurigai penyebabnya harus dihentikan.
  • Kalau perlu transfusi darah

  

PSORIASIS

  • Defenisi: Adalah penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan bersifat kronis residif (penyakit menahun yang sering kambuh).
  • Ditandai dengan bercak eritema, berbatas tegas, dengan skuama (sisik) yang kasar dan seperti lembaran (berlapis).
  • Penyakit ini jarang menimbulkan kematian tetapi sering menjadi masalah penampilan bagi penderitanya.
  • ♂ > ♀, semua umur, (tetapi yang paling banyak orang dewasa).
  • Penyebab /etiologi: o Belum diketahui dengan pasti. o Pembentukan lapisan epidermis yang sangat cepat (3 – 4 hari).

  Normal = 3 – 4 minggu. o Faktor pencetus

  • Infeksi - Stress psikis/fisik
  • Tindakan bedah
    • Gejala klinis: - Secara umum keadaan umum penderita baik.

  • Sebagian kecil penderita mengeluh gatal.
  • Tempat predileksi (tempat yang sering muncul): Kulit kepala, siku, lutut, daerah lumbo sacral.
    • Kelainan kulit: o Bercak eritema yang meninggi disertai skuama (sisik) diatasnya. o Berbatas tegas, skuma (sisiknya) berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih.
    • Bentuk klinis: 1. Psoriasis inverse (tidak umum): lipat paha, ketiak, wajah.

  2. Psoriasis eksudativa (basah bentuknya seperti eksim).

  3. Psoriasis pustulosa (bernanah).

  4. Eritrodermi psoriasis (hampir seluruh tubuh / ≥ 80% luas permukan tubuh).

  • Tanda khas:

  • Fenomena tetesan lilin (apabila sisik digores pecah seperti lilin).
  • Tanda auspit (apabila sisik / skuama dikelupas akan muncul bintik perdarahan).
  • Fenomena kobner (garut ditempat yang sehat akan timbul lesi psoriasis).
    • Pengobatan: 1. Eliminasi factor pencetus.

  2. Obat topical: - Golongan kortikosteroid (golongan yang kuat).

  • Dengan menggunakan tar (luquor carbonas detergent).
  • Autralin

  3. Pengobatan sistemik  Obat sitostalik (metotreksat) untuk menghambat pertumbuhan sel yang berlebihan.

  PENYAKIT KULIT KARENA KEKURANGAN VITAMIN DAN GIZI

  I. Defesiensi Vitamin A o Kelainan kulit kering:

  • Xerosis kutis.
  • Skuamasi - Keratosis folikulitis (bintik-bintik putih, keras, luas 1 mm, multiple).

  o Diagnosis pasti: Periksa darah.

  II. Defesiensi Vitamin B

  a. Defesiensi Niasin (asam Nikotin/Vit B 7 ) --- Penyakit palagra.

  • Gejala klinis (3D)
    • Dermatitis * Diare * Dimentia - Pengobatan: * Peroral / diminum.
    • Kalau ada gejala diare injeksi sub kutan.

  III. Defesinesi Protein dan Kalori / PCM (Protein, Calori, Malnutrisi) = Kwasiorkor.

  Gejala klinis:

  a. Kulit: * Kering --- garis kulit lebih jelas --- kulit mosaic.

  • Hiperpegmentasi (tampak hitam) dan deskuamasi (bersisik).

  b. Rambut: - Mudah rontok (mudah dicabut) --- alopesia.

  • Merah --- Flag sign.
  • Kusam.

  c. Kelainan mukosa terutama mukosa mulut.

  • Stomatitis / sariawan.

  HUBUNGAN KELAINAN KULIT DAN PENYAKIT SISTEMIK

  I. Kelanian kulit yang menyebabkan keterlibatan sistemik a. Combustio (luka bakar) --- parah luas --- syok.

  b. Piodermi (penyakit yang disebabkan oleh kuman streptokokus/stapilokokus) dapat menyebabkan nefritis (penyakit ginjal).

  II. Kelainan kulit akibat penyakit sistemik a. Ikterus oleh karena penyakit hepar.

  b. Spider Nevi (seperti laba-laba) oleh karena penyakit sirosis hepatic.

  c. Ulkus diabetikum --- DM d. Ulkus plantaries --- MH (Morbus Hansen) / Lepra / Kusta.

  A. Kelainan Kulit dan Penyakit Sistemik

  1. Kualitas kulit

  a. Kelembaban  Hiperhidrosis (keringat berlebihan).

   Penyakit tiroid.  Penyakit demam --- malaria.  TBC.  Hipo/anhidrosis (kadar keringat/air didalam kulit kurang sekali). o DM (umum). o Kusta (lokalisasi/daerah tertentu).

  b. Turgor  Berkurang.

  • Dehidrasi.
  • Senilitas (usila/usia lanjut).

  c. Edema  Penyakit gagal jantung.

   Urtikaria.  Ginjal (Sindroma nefrotik/sindroma renal).

  2. Warna kulit a. Kepucatan.

  • Anemia.
  • Leulimia.
  • Takut/kaget.
  • Syok --- pingsan b. Eritema (kemerahan).
  • Blushing (malu).
  • Penyakit kulit/dermatitis.
  • Hipertensi, penyakit jantung.

  c. Warna kekuningan.

  • Ikterus.
  • Oleh karena obat (gol. Akridin).

  d. Sianosis.

  • Penyakit paru (emfisema).
  • Penyakit jantung.

  3. Pruritus (gatal --- menggarut).

   Pruritus gravidarum (gatal pada ibu hamil) --- oleh hormone estrogen.  Senilitas --- kulit kering --- gatal.  Penyakit hepar.  Penyakit endokrin --- DM.

   Penyakit ginjal --- uremia (kadar urea dalam darah tinggi).

B. Penyakit sistemik dan kelainan kulit

  1. Graviditas  Pruritus.

   Hiperpegmentasi pada: - Perut.

  • Muka.
  • Areola mamae.

  2. Deabetes Mellitus (DM)

  o Pruritus o Ulkus (gangren). o Kandidosis/tinea o Pioderma (infeksi kulit oleh bakteri). o Kulit kering.

  3. Hepar  Ikterus.

   Spider nevi.  Hiperpigmentasi --- difus.  Perubahan rambut --- tipis, mudah rontok.

  4. Penyakit ginjal  Pruritus.

   Kekeringan kulit (anhidrasi).  Produksi sebum/lemak berkurang.  Perubahan rambut.  Purpura (perdarahan pada kulit/bintik-bintik merah).  Perubahan warna kulit (pucat --- hiperpigmentasi).

GANGGUAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT

  o Berdasarkan Waktunya, Gigi Dibagi Atas 2 fase, yaitu: 1. Gigi anak – anak (gigi susu/gigi sulung).

  1. Cementum

  o Jaringan penyangga gigi adalah:

   Cat: pulpa berisi syaraf, pembuluh darah dan limfe

  Gigi permanen jumlahnya 32 buah yaitu: 8 insisivus, 4 kaninus, 8 premolar, dan 12 molar.

  2. Gigi dewasa (gigi permanen/gigi tetap).

  Gigi anak – anak jumlahnya 20 buah, yaitu: 8 gigi insisivus, 4 gigi kaninus, dan 8 gigi molar.

  o Fungsi Gigi dan Mulut: 1. Untuk mengunyah makanan.

  2. Estetika dan keindahan.

  1. Geraham kecil (premolar) Jumlahnya 8 buah, 4 diatas dan 4 dibawah (2 dikiri dan 2 dikanan).

  c. Gigi geraham Gigi geraham dibagi menjadi 2 yaitu:

  b. Gigi taring (caninus) Jumlahnya 4 buah, 2 dibawah dan 2 diatas (1 dikiri dan 1 dikanan).

  a. Gigi seri (insisivus) Jumlahnya 8 buah, 4 dibawah dan 4 diatas (2 sebelah kanan dan 2 sebelah kiri).

  o Bentuk – Bentuk Gigi dan nomenklaturnya:

  3. Untuk membantu berbicara.

  2. Geraham (molar) Jumlahnya 12 buah, 6 diatas dan 6 diabawah (3 dikiri dan 3 dikanan).

  2. Tulang alveolaris

  3. Gingiva/gusi

  o Penomoran Gigi:

  Dikenal ada beberapa macam cara, yaitu:

  1. Cara Zigmondy

  2. Cara Haderup

  3. Cara Amerika

  4. Cara Belanda

  5. Cara FDI/WHO

  1. Cara Zigmondy

  a. Gigi anak – anak (gigi sulung)

  V IV III II I I II III IV V

  V IV III II I I II III IV V Contoh: V = Gigi molar sulung kiri atas 2 III = Gigi kaninus sulung kanan bawah

  b. Gigi permanen 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

  8 Contoh:

   2 = gigi insisivus 2 permanen kiri atas.

  7 = gigi molar 2 permanen kiri bawah

  2. Cara Haderup

  a. Gigi sulung (gigi anak – anak) 05+ 04+ 03+ 02+ 01+ +01 +02 +03 +04 +05 05- 04- 03- 02- 01- -01 -02 -03 -04 -05

  b. Gigi permanen 08+ 07 +06 +05 +04 +03 +02 +01 +01 +02 +03 +04 +05 +06 +07 +08 08- 07- 06- 05- 04- 03- 02- 01- -01 -02 -03 -04 -05 -06 -07 -08 Contoh: 02- = gigi insisivus 2 kanan bawah

  • 01 = gigi incicivus 1 kiri bawah
    • 05 = gigi premolar 2 kiri atas

  O5+ = gigi premolar 2 kanan atas

  3. Cara Amerika

  a. Gigi sulung (gigi anak – anak)

  X IX VIII VII VI V IV III II I

  XI XII XIII

  XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX

  b. Gigi permanen 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

  4. Cara Belanda Cara Belanda ini adalah dengan singkatan huruf:

  • Gigi permanen (gigi tetap) Gigi insisivus = I Gigi kaninus = C Gigi premolar = P Gigi molar = P * Gigi sulung (gigi anak – anak) Gigi insisivus = i Gigi kaninus = c Gigi molar = m Gigi atas = superior = ”S” untuk permanen, dan ”s” untuk sulung. Gigi bawah = inferior = ”I” untuk permanen, dan ”i” untuk sulung.

  Kanan = dextra = ”D” untuk permanen, dan ”d” untuk sulung. Kiri = sinistra =”S” unutk permanen, dan ”s” unutk sulung.

  Contoh:

  M SS = Molar sinistra superior 1 1

  5. Cara FDI / WHO

  a. Permanen 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

  b. Sulung 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Cat: Yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah cara Zigmondy dan WHO/FDI.

  Terjadinya Kerusakan Pada Gigi Lubang pada gigi atau biasa disebut karies, merupakan kerusakan gigi yang paling banyak terjadi. Teori tantang terjadinya karies ini ada bermacam – macam, satu diantaranya adalah karies timbul karena adanya zat asam yang ditimbulkan dari hasil metabolisme sisa makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula oleh bakteri rongga mulut.

  Asam yang dihasilkan oleh bakteri akan melarutkan zat kapur dari email gigi, sehingga email gigi akan menjadi lemah, lama – kelamaan akan membentuk lubang kecil, melalui lubang kecil, tersebut asam akan melarutkan dentin sehingga lubang menjadi dalam. Jika prosesnya tidak dihentikan maka akan masuk kejaringan pulpa jika kerusakan sudah mencapai pulpa, maka akan terasa sakit yang berdenyut (pulpitis).

  G. Abses rahang

  B. Hiperemia pulpa  Penyebab: Caries dengan kedalaman sampai ke dentin.

   Gejala: Biasanya belum menimbulkan sakit/ngilu tetapi ada ngilu sedikit bila terkena dingin/panas.  Tindakan: Lakukan penambalan gigi.

  A. Iritatio pulpa (IP)  Penyebab: Lubang gigi yang masih kecil.

  Penjelasan:

  2. Jaringan penyangga gigi dapat rusak akibat: o Dental plak o Karang gigi menyebabkan ginggivitis o Ginggivitis o Trauma oclusion o Kebersihan mulut yang jelek (oral hygiene)

  I. Plegmon (Angina ludwiq)

  H. Osteomilitis (radang pada tulang gigi)

  F. Periostitis

  Penyakit gigi lainnya yang paling sering dijumpai selain karies yaitu radang gusi (binggivitis) yang disebabkan karena menumpuknya sisa – sisa makanan pada leher gigi yang bercampur dengan zat kapur dari air liur. Sisa – sisa makanan ini biasa disebut plak, jika dibiarkan akan menjadi karang gigi. Karang gigi sering menekan gusi sehingga mengakibatkan radang gusi, yang lama kelamaan akan merusak jaringan penyangga gigi.

  E. Periodontitis

  D. Ganggreng pulpa

  C. Pulpitis

  B. Hiperemia pulpa

  A. Iritatio pulpa

  1. Macam – macam penyakit gigi yang sering dijumpai dengan urutan dari yang ringan sampai yang berat.

  

Macam – Macam Penyakit Gigi dan Jaringan Penyangga

  Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan gigi menjadi goyang yang pada akhirnya tanggal.

   Gejala: Ngilu bila makanan masuk, dingin dan panas.

   Tindakan: Dilakukan penambalan gigi. C. Pulpitis  Penyebab: Caries yang dalam dan lebar dengan pulpa terbuka.

   Gejala: Sakit yang berdenyut terutama bila terkena dingin.  Tindakan: Diberi analgetik misalnya: asam mefenamat, antalgin.

  D. Ganggreng pulpa  Penyebab: Pulpanya sudah mati.

   Gejala: Biasanya tidak sakit tetapi terdapat lubang besar.  Tindakan: Konsul kedokter.

  E. Periodontitis  Penyebab: Penyebaran penyakit sudah sampai periodonsium  Gejala: Rasa sakit yang hilang timbul, gigi menjadi goyang.

   Tidakan: Berikan antibiotik (amox, ampi), dan analgetik.

  F. Periostitis  Penyebab: Penyebaran penyakit sudah sampai perios (jaringan tulang).

   Gejala: Rasa sakit yang hilang timbul.  Tindakan: Berikan antibiotik dan analgetik.

  G. Abses rahang  Penyebab: Gigi yang mati (ganggreng pulpa).

   Gejala: Bila abses kecil biasanya terlihat intra oral, bila sudah besar terlihat ekstra oral, kadang – kadang disertai dengan tidak dapat membuka mulut (trismus).  Tindakan: Berikan analgetik dan antibiotik.

  H. Osteomilitis  Penyebab: Ganggreng pulpa  Gejala: Pembengkakan ekstra oral dibedakan dengan abses melalui gambaran radiologi, dimana tulang terlihat rapuh.

   Tindakan: Berikan antibiotik, analgetik serta vitamin.

  I. Plegmen/Angina ludwiq  Penyebab: Ganggreng pulpa.

   Gejala: Abses yang besar dibawah rahang disertai kekakuan pada otot muka, leher dan dada, sertai pula kesulitan bernapas (membuka mulut).  Tindakan: Berikan antibiotik dosis tinggi secepatnya dikirim ke RS.

  Cara Pengobatan Gigi yang Rusak 1. Penentuan diagnosa yang tepat.

  2. Sedapat mungkin bila gigi lubang harus ditambal.

  3. Bila gigi tidak mungkin dirawat, lakukan pencabutan dengan memperhatikan efek sampingnya.

  4. Perioritaskan pengobatan gigi yang lebih sakit.

  Perawatan Gigi dan Mulut

  Pemeliharaan gigi dan mulut

  1. Dalam mengunyah makanan gigi harus dipergunakan pada kedua sisi rahang, karena gigi yang dipakai mengunyah mempunyai daya membersihkan sendiri dengan bantuan otot-otot pipi dan air liur sehingga bila hanya dipakai pada sebelah sisi saja pada sisi yang lain akan terjadi penumpukan sisa makanan.

  2. Gigi dan mulut harus dibersihkan setiap habis makan dan sebelum tidur malam, pembersihan gigi dilakukan dengan menggunakan sikat gigi yang baik dan pasta gigi 2 kali sehari.

  3. Mengurangi makanan yang banyak mengandung gula serta makan makanan yang berfaedah bagi pembentukan gigi (misal: sayuran, dan buah-buahan berserat).

  4. Memelihara gigi harus sudah dimulai/dilaksanakan sejak ibu hamil dimana proses pembentukan benih gigi anak masih dalam pembentukan dengan memberikan vitamin dan makanan bergizi pada ibu hamil.

  5. Melakukan pemeriksaan gigi kedokter setiap 6 bulan sekali, jika memungkinkan mulai anak umur 3 tahun kepoliklinik gigi atau rumah sakit.

  6. Pada anak-anak kebiasaan jelek seperti mengisap jari, dot, menggigit bibir/kuku harus dihilangkan untuk tidak menimbulkan kelainan pada gigi anak-anak.

  Pokok-Pokok Pengertian Dalam Usaha Kesehatan Gigi Preventif

  Prinsip utama usaha preventif atau pencegahan dibidang kesehatan gigi dan mulut meliputi segala usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, mendeteksi adanya penyakit sedini mungkin, memulihkan, mempertahankan serta meningkatkan derajat kesehatan gigi penderita.

  Secara garis besar usaha preventif dibagi 3 tingkatan, yaitu:

  1. Pencegahan tingkat pertama (primary preventif)

  2. Pencegahan tingkat kedua (secondary preventif)

  3. Pencegahan tingkat ketiga (testiary preventif) Dimana masing-masing tingkat meliputi usaha sebagai berikut:

  a. Pencegahan tingkat pertama meliputi:

  1. Peningkatan kesehatan (health promotion) Dengan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gigi.

  2. Pencegahan sfesifik (sfecific protection) Pencegahan untuk calon anggota.

  b. Pencegahan tingkat kedua meliputi:

  1. Diagnosa dan pengobatan sedini mungkin (early diagnosa) Dilakukan Dental Fitness/UKGS

  2. Bila ada kerusakan gigi lebih lanjut yang tidak dapat dilaksanakan lipangan penderita perlu dikonsulkan kepos kesehatan atau rumah sakit.

  c. Pencegahan tingkat ketiga Segala usaha yang ditujukan untuk memulihkan setiap kerusakan/kehilangan pada gigi akibat penyakit. Contoh dengan pembuatan prothesa.

GANGGUAN ILMU PENYAKIT JIWA

  Jiwa mempunyai 3 aspek:

  1. Kognitif (pikiran)

  2. Afektif (perasaan)

  3. Konatif (kemauan/psikomotor)

  Jiwa yang sehat (skinner):

  o Menerima diri sendiri Mengetahui dulu bentuk fisiknya dan tubuhnya dan diterima apa adanya yang kita punya. o Diterima oleh orang lain

  Walaupun keadaan tidak terlalu tidak menarik tapi kita dapat diterima dalam kelompok manapun. o Efesien dalam bekerja dan belajar Dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kemampuan dan waktu yang singkat. o Secara relatif bebas konflik

  Konflik adalah keragu-raguan yang tidak dapat mengambil keputusan Konflik terbagi atas 2: Mau, tidak mau Pilihan ganda Mengambil, melepaskan

  Masalah molaritas: Boleh ---- tidak boleh Masalah kejiwaan : Bisa ---- tidak bisa Yang diturunkan

  • Hormon --- chromosome
  • Susunan syaraf pusat

  Jiwa + tubuh

  Lingkungan sosial (diasuh )

  

STRES

  Stres adalah gangguan keseimbangan akibat fisik maupun psikologi terhadap tuntutan. Hal-hal yang menyebabkan stres disebut stresor Stresor dapat disebabkan fisik maupun psikologi

   Stres fisik o Suhu (terlalu dingin atau panas) o Kelelahan o Suara o Rasa nyeri/sakit o Kerusakan lingkungan

   Stres psikologi

  a. Pribadi (konflik, frustasi, tekanan, dan krisis)

  b. Interpersonal (Perkawinan, pekerjaan, sekolah, dll)

  Penjelasan: * Frustasi disebabkan karena tidak tercapainya keinginan.

  • Tekanan adalah tuntutan diri sendiri atau orang lain.
  • Krisis adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba.

  Stres dapat berakibat positif maupun negatif.

  • Akibat positif: Mengakibatkan daya dorong, motivasi untuk lebih baik.
  • Akibat negatif: Mal adaptif---gangguan jiwa

  Hubungan stres dengan prestasi

  Stres yang secukupnya/memadai akan mendorong prestasi, sebaliknya yang berlebihan akan menurunkan prestasi. Batasnya disebut nilai ambang stres adalah suatu batas jika stresor lebih besar dari nilai tersebut maka akan menurunkan prestasi. p Nilai ambang stres r e s t a s i stres

  (Ambang stres menurut SEYLE)

  Daya tahan terhadap stres

  Mekanisme pertahanan diri:

  1. Fisik oSeluler --- sel leukosit oImunologis --- imunoglobin/antibody (humoral)

  2. Psikologi o Berorientasi tugas (coping mak) a. Stresor jelas

  b. Tidak terlalu berat/menyulitkan

  c. Realistik Tindakan dapat berupa:

  a. Menghadapi b. Mundur c. Cara kompromi o Mekanisme pertahanan ego (diri/pribadi) a. Stresor tidak jelas

  b. Berat/menyakitkan

  c. Tidak realistic Tindakan menghadapi antara lain: a. Penyangkalan (tidak berani mengakui karena terlalu menyakitkan).

  b. Rasionalisasi (menyangkal dengan menggunakan pikiran untuk menghadapi).

  c. Projeksi (melimpahkan kesalahan sendiri kepada orang lain).

  d. Displacemen (mengalihkan kejengkelan/salah sasaran). Misal siswa dipanggil menghadap, karena saking jengkelnya dia menendang pintu, karena takut langsung memukul yang bersangkutan.

  e. Komfrensasi (ketidak mampuan suatu bidang diganti dengan bidang lain).

  f. Sublimasi (mengubah energi seksual menjadi non seksual).

  Dampak-Dampak stres

  1. Terhadap fisik

  a. Jantung berdebar-debar

  b. Otot tegang

  c. Sakit kepala, sakit perut, perut kembung, diare, letih, gangguan makan, sering kencing.

  2. Terhadap kejiwaan

  a. Cemas, khawatir berlebihan

  b. Mudah tersinggung