BAHAN DAN METODE Ekstrak Daun Ciplukan

  Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 259-265

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN CIPLUKAN ( Physalis angulata L.)

TERHADAP SISTEM KEKEBALAN TUBUH IKAN NILA ( )

# Oreochromis niloticus

Yusrika Octarina, Eva Prasetiyono , Dwi Febrianti, dan Robin

  

Jurusan Aku akultur, Universitas Bangka Belit ung

Jl. Kam pus Terp adu UBB, Kel. Balunijuk, Kec. Merawang, Balun Ijuk, Me rawang,

Kab . Bangka, Kep ulau an Bangka Belitun g 33172

  

(Naskah dit erima: 11 M ei 2018; Revisi final: 24 Okt ober 2018; Diset ujui publikasi: 25 Okt ober 2018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetah ui efektivitas ekstrak daun cip lukan ( Physalis angulat a ) seb agai

imunostimulan dalam meningkatkan jumlah leukosit dan aktivitas fagositosis pada ikan nila. Ikan nila yang

digunakan berukuran panjang 10-12 cm dan bobot 70-90 g. Ikan tersebut diperoleh dari pembudidaya

ikan nila di Desa Rid ing Panjang Ke camat an Merawang. Pene litian ini me nggunakan Rancangan Acak

Lengkap tunggal. Rancangan ini terdiri atas lima perlakuan (P), yaitu P1= kontrol positif (penyuntikkan

dengan larutan fisiologis), P2= 4% (v/v) (1 mL ekstrak + 24 mL akuades), P3= 8% (v/v) (2 mL ekstrak + 23

mL akuades), P4= 12% (v/v) (3 mL ekstrak + 22 mL akuades) dan P5= kontrol negatif (tanpa penyuntikan).

Ekstrak ciplukan diinjeksikan sebanyak 0,1 mL pada setiap ekor ikan secara intra-muskular. Indikator imun

yang diamati adalah jumlah total leukosit dan aktivitas fagositosis. Data dianalisis menggunakan analisis

sidik ragam (ANOVA). Hasil yang menunjukkan pengaruh antara perlakuan, selanjutnya dianalis dengan uji

wilayah bergan da du ncan. Hasil pen elitian men unjukkan b ahwa e kstrak cip lukan dapat meningkat kan

jumlah leukosit dan aktivitas fagositosis. Dosis terbaik dalam meningkatkan respon imun adalah dosis

ekstrak P4= 12% (v/v) ekstrak dengan jumlah total leukosit (12,43 x 108 sel/mL) dan aktivitas fagositosis

(46,67%).

  Physalis angulata; KATA KUNCI: respon imun; aktivitas fagositosis; jumlah leukosit ABSTRACT: The efectiveness of the extract ciplukan leaves (

  Physalis angulat a L.) on the immune system of nile tilapia (

  Oreochromis nilot icus). By: Yusrika Octarina, Eva Prasetiyono, Dwi Febrianti, and Robin

The aim of t his research was t o det ermined t he effect ivit y of t he ext ract Physalis angulat a as immunostimulant on t he

amount of t ot al leucocyt e count and phagocytosis act ivity of nile t ilapia. The test ed fishes were nile t ilapia wit h size of,

10-12 cm in t ot al lengt h, and 70-90 g in weight . The fish were obt ained from fish farmers in Riding Panjang village

M erawang Sub Dist rict . The research was designed in single complet ely randomized design. There were five levels of

t reat ment (P), wit h P= posit ive cont rol (inject ed wit h physiological solut ion), P2= 4% (v/v) (1 mL ext ract + 24 mL

aquadest ), P3= 8% (v/v) (2 mL ext ract + 23 mL aquadest ), P4= 12% (v/v) (3 mL ext ract + 22 mL aquadest ) and P5=

negat ive cont rol (wit hout inject ion). The ext ract Physalis angulat a L. was inject ed int ramuscularly at a dose of 0.1 mL

per fish. The immune indicat ors observed were t ot al leucocyt e count and phagocyt osis act ivit y). Dat a analyzed by using

analysis of variant (Anova). if t here were any significant different bet ween t he t reat ment , analysis cont inued by

duncan” s mult iple range t est . The result s of t he research showed t hat t he ext ract could increase t he amount of t ot al

leucocyt e count and phagocyt osis act ivit y. The ciplukan leaves at a dose of 12% (v/v) were t he most effect ive dose in

enhancing t ot al leucocyt e (12.43 x 108 cell/mL) and phagocyt osis act ivit y (46.67%).

KEYW ORDS:

  

Physalis angulat a; immune response; phagocytosis activity; total leucocyte count

#

  Ko re sp o n d e n si: Ju r u san Akuaku lt u r, Unive r sit as Ban g ka Be lit u n g . Jl. Kam p u s Te r p ad u UBB, Kel. Balu n iju k, Ke c. Me r awang , Balu n Iju k, Me r awan g , Kab . Ban g ka, Ke p u lau an Ba n g ka Be lit u n g 3 3 1 7 2 Te l. + 6 2 8 1 1 7 1 7 8 7 6 9 evai nt egr al @ gmai l .com

  E-m ail: Co p yrigh t @ 201 8, Jurn al Riset Akuakult ur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534

  Efekt ivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina) PENDAHULUAN

  pada t ekanan 175 mbar, suhu 60°C dan kecepatan put aran 80 rpm (Arifin

  2016). Perlakuan P1 dilakukan dengan menyunt ikkan larut an fisio lo gis sebanyak 0,1 mL/eko r. Perlakuan P2, P3, dan P4 dilakukan dengan penyunt ikan ekst rak daun ciplukan dengan do sis 4% (v/v), 8% (v/v), dan 12% (v/v) pada masing-masing ikan nila sebanyak 0,1 mL/eko r. Sedangkan perlakuan P5 tanpa penyuntikan (t anpa perlakuan). Jumlah ikan yang digunakan pada masing-masing ulangan t erdiri at as 12 eko r ikan nila. Ikan dipelih ara dalam akuarium dengan ukuran 90 cm x 60 cm x 50 cm, selama 14 hari. Pakan yan g dib erikan b eru pa pakan ko me rsil d e n g a n k an d u n g an p r o t e in s e b e s a r 2 5 %. Pa k a n diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 dan 16.00 WIB.

  et al.,

  ., 2008; Sat yant ini

  et al

  pemberian ekst rak daun ciplukan pada ikan nila dilakukan dengan t iga perlakuan do sis berbeda dan dua perlakuan ko nt ro l (P). Pe mberian ekst rak daun ciplukan dilakukan dengan cara injeksi sebanyak 0,1 mL secara int ramuskular (Yuhana

  in vivo

  Pengujian

  Uji in vivo

  Hewan uji yang digunakan adalah ikan nila yang sehat dengan panjang 10-12 cm dan bo bo t 70-90 g. Ikan berasal dari pembudidaya ikan nila di Desa Riding Pan jang Kecamat an Me rawan g. Seb anyak 180 e ko r ikan diaklimat isasi dalam akuarium dengan ukuran 90 cm x 60 cm x 50 cm selama 14 hari.

  Ikan Uji

  ., 2009). Ekst rak alko ho l ciplukan dibuat dalam do sis 4% (v/v), 8% (v/v), dan 12% (v/v) (Effendi & Hart i, 2014). Pembuat an do sis 4% (v/v) daun ciplukan adalah dengan melarut kan 1 mL ekst rak cair daun ciplukan ke dalam akuades hingga 25 mL. Pembuat an ekst rak dengan do sis 8% (v/v) dan 12% (v/ v) d ilakukan de ngan cara yang sam a yait u de ngan melarut kan 2 mL dan 3 mL ekst rak cair daun ciplukan ke dalam akuades hingga 25 mL.

  et al

  rot ar y evapo- rat or

  Ikan nila (

  96%, selama 3 hari. Simplisia disaring set elah 3 hari. Ekst rak yang dipero leh diuapkan dengan

  dan disaring sehingga dipero leh serbuk halus (simplisia). Pembuatan ekst rak daun ciplukan dilakukan secara meserasi dengan merendam simplisia dalam alko ho l

  blender

  Daun ciplukan yang digunakan dalam penelit ian ini adalah daun keempat dan kelima dari pucuk. Daun yang t elah dikumpulkan, dicuci bersih kemudian dit iriskan. Pengeringan daun dilakukan dengan cara dianginkan selama 5 hari. Daun yang t elah dikeringkan selanjut nya dihaluskan menggunakan

  BAHAN DAN M ETODE Ekstrak Daun Ciplukan

  L.) m e r u p a k a n t a n a m a n ya n g berpo t ensi sebagai imuno st imulan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun ciplukan antara lain flavonoid se ban yak 0 ,3 3 %; t an in 0 ,9 3%; sapo n in 0,3 0 %; d an p o life n o l 0 ,2 3 % (As t u t i, 2 0 1 6 ). Pe n e lit ia n ya n g dilakukan o leh Effendi & Hart i (2014) menggunakan ekst rak et ano l daun ciplukan yang diberikan melalui pakan pada mencit dengan do sis 4%, 8%, 12% v/v dapat m e n in g k a t k a n a k t ivit a s Ig M (im u n o g lo b u lin ). Kandungan yang t erdapat dalam daun ciplukan sepert i fla vo n o id , s a p o n in , d a n t a n in m e m ilik i s ifa t im u n o s t im u la t o r. Im u n o s t im u la t o r m e r u p a ka n se n yawa ya n g d ap at m e n in gkat kan sist e m im u n , se pe rt i h aln ya p ad a m e ncit yan g d it an d ai d e ngan m e n in g ka t k at n ya ak t ivit a s Ig M (im u n o glo b u lin ). Pe n e lit ian in i p e rlu d ilaku kan u n t u k m e n ge t ah u i t ingkat e fekt ivit as ekst rak daun ciplukan t e rhad ap sist em kekebalan t ubuh ikan nila secara no n spesifik yang diberikan melalui met o de injeksi.

  Physal i s ang ul at a

  De wasa in i, ko nt ro l pen yakit ban yak dilakukan dengan menggunakan bahan alami at au t anaman obat se bagai sum ber imu no st imu lan . Tanam an ciplukan (

  Usaha budidaya secara int ensif dapat menyebabkan mu nculnya p erub ah an lingku ngan bu didaya akib at t in ggin ya p e nce m aran d an ke salahan p e n an ganan b u d id a ya , s e h in g g a m e m icu t im b u ln ya m as a la h penyakit . Serangan penyakit pada ikan budidaya akan menyebabkan kerugian eko no mi bagi pembudidaya. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa ca r a s e p e r t i p e m b e r ia n a n t ib io t ik , va k s in , d a n imuno st imulan (Payung & Hengky, 2015).

  ., 2015).

  et al

  ) merupakan salah satu ikan budidaya air t awar yang mempunyai pro spek ya n g b a ik . Ik a n n ila m e m illik i s ifa t ya n g mengunt ungkan ant ara lain mudah berkembang biak dan p ert umb uhan nya re lat if cep at . Kelebihan yang dimiliki ikan nila ini menyebabkan ikan nila banyak dibud idayakan dan me miliki permin t an pasar yang cukup t inggi. Oleh karena it u, banyak pembudidaya mene rapkan sist em budidaya secara int ensif u nt uk meningkat kan jumlah pro duksi ikan nila (Pasaribu

  Oreochromis nilot icus

  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) t unggal yang t erdiri at as 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan (P) t erdiri dari P1= Kontro l po sit if (penyunt ikkan dengan larutan fisio lo gis), P2= 4% (v/v) (1 mL ekst rak ekst rak + 24 Co p yrigh t @ 201 8, Jurn al Riset Akuakult ur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 259-265

  mL akuades), P3= 8% (v/v) (2 mL ekst rak + 23 mL aku ad e s), P4 = 1 2 % (v/v) (3 m L e kst rak + 2 2 m L a k u a d e s ), d a n P5 = Ko n t r o l n e g a t if (t a n p a penyunt ikan).

  Pe n g e lo la a n k u a lit a s a ir d ila k u k a n d e n g a n pen yipo nan set iap 2 h ari sekali dan pe rgant ian air dilakukan sebanyak 30%. Paramet er kualit as air yang d iam at i ad alah su hu , d e rajat ke asam an (p H), d an o ksigen t erlarut (DO).

  Do sis 1 2% (v/v) (P4 ) m e mb e rikan re spo n s yan g berbeda nyat a (P< 0,05) dibandingkan ko nt ro l negat if di semua pengamat an. Respo ns ini disebabkan adanya bahan akt if berupa flavonoid, saponin, dan tanin dalam ekst rak daun ciplukan (Effendi & Hart i, 2014). Bahan akt if yang masuk segera dikenali o leh ikan sehingga pada hari ke-1 ikan langsung mempro duksi leuko sit . Pen in gkat an le u ko sit in i d iawali ket ika m asu knya ekst rak daun ciplukan (ant igen) ke dalam t ubuh ikan. Ant igen adalah semua benda asin g yang masuk ke dalam t ubuh ikan di luar bagian dari tubuh ikan sendiri. Namun, antigen yang masuk yaitu berupa ekstrak daun ciplukan ini t idak berbahaya bagi t ubuh ikan karena t idak bersifat pat o gen. Met o de injeksi yang diberikan ju ga d id u ga m e n jad i p e nye b ab re sp o n sifn ya ikan t e rh a d ap an t ige n . Hal in i d id u k u n g o le h Olga & Fat mawat i (2013) yang menyebut kan bahwa met o de injeksi m erupakan met o de yang efekt if unt uk ant i- gen m asu k ke d alam t u bu h secara sist e mik, yait u melalui pembuluh darah dan beredar ke seluruh t ubuh, sehingga respo ns yang diberikan akan semakin cepat .

  10 8 sel mL -1 ).

  10 8 sel mL -1 ), P3 (7,90 x 10 8 sel mL -1 ), dan P5 (6,72 x

  ). Pengamat an pada hari ke-14 setelah diberi perlakuan diket ahui bahwa P4 (12,43 x 10 8 sel mL -1 ) berbeda nyat a (P< 0,05) dengan P1 (4,85 x 10 8 sel mL -1 ), P2 (7,12 x

  Pengamat an hari ke-7 set elah diberi perlakuan, P4 (16,18 x 10 8 sel mL -1 ) t idak memberikan respo n yang berbeda nyat a dengan P1 (17,02 x 10 8 sel mL -1 ) t et api berbeda nyat a (P< 0,05) dengan P2 (v/v) (6,56 x 10 8 sel mL

  • -1 ), P3 (7,35 x 10
  • 8 sel mL -1 ), dan P5 (4,75 x 10 8 sel mL - 1

      (1,64 x 10 8 sel mL -1 ), dan P5 (3,90 x 10 8 sel mL -1 ).

      (18,51 x 10 8 sel mL -1 ) berbeda nyat a (P< 0,05) dengan P1 (6,11 x 10 8 sel mL -1 ), P2 (7,68 x 10 8 sel mL -1 ), P3

      ) berbeda nyat a (P< 0,05) dengan P1 (3,88x 10 8 sel mL

    • -1 ) dan P5 (5,73 x 10
    • 8 sel mL -1 ), namun t idak berbeda nyat a dengan P2 (8,02 x 10 8 sel mL -1 ) dan P3 (8,21 x 10 8 sel mL
      • -1 ). Pengamat an hari ke-4, diket ahui bahwa P4

        Jumlah sel darah putih pada berbagai perlakuan dan rent ang pengamat an dit unjukkan pada Gambar 1. Pe n g a m a t a n p a d a h a r i k e -1 t e la h t e r ja d i peningkatan leuko sit . Perlakuan P4 (12,60 x 10 8 sel mL - 1

        HASIL DAN BAHASAN TLC (Total Leucocyte Count)

        Dat a h asil p e ngam at an m e lip u t i TLC, akt ivit as fa go s it o sis d io lah m e n gg u n a ka n Ms.Exce l 2 0 1 0 , kem udian dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Hasil t abel sidik ragam yang menunjukkan pengaruh yang berbeda, dilanjut kan dengan uji duncan dengan t araf kepercayaan 95%.

        , d it a m b a h k a n 5 0 ìL r a g i ya n g s u d a h d ia k t ifk a n . Su s p e n s i r a g i d ih o m o g e n k a n d a n d iin k u b as i d ala m su h u ru a n g se la m a 1 5 m e n it , k e m u d ia n s e b a n ya k 5 ìL d ib u a t s e d ia a n u la s dikeringkan di udara. Ulasan difiksasi dengan met ano l se lam a 5 me nit d an dikeringkan. Ulasan dirend am dalam pewarna giemsa selama 15 menit , kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan t issue. Dihit ung jumlah sel yang menunjukkan pro ses fago sit o sis dari 100 sel fago sit yang t eramat i.

        Parameter Pengam at an

        ringkas, sebanyak 50 µL darah dimasukkan ke dalam m i cr ot u be

        r k e m u d ia n d it u t u p d e n g a n g e las s penut up (Blaxhall & Deasley, 1973). Akt ivit as fagosito sis dilakukan mengikut i prosedur yang t elah dilapo rkan sebelumnya o leh Ut ami (2009). Sebelumnya, sebanyak 0,05 mg ragi yang digunakan unt uk uji akt ivit as fago sit o sis diakt ifkan dulu dengan penambahan 0,10 g gula pasir. Kemudian ditambahkan air yang t elah dipanaskan dengan suhu 70°C sebanyak 25 mL. Ragi ini berfungsi sebagai mikro o rganisme, untuk melihat kemampuan akt ivit as fago sito sis. Secara

        hem ocyt om et e

        . Darah dihisap dengan pipet sampai skala 0,5 dan dtambahkan larut an Turk’s sampai skala 11, pipet diayunkan membent uk angka delapan selama 5 menit hingga darah bercampur rat a. Laru t an t e rse b u t ke m u d ian d it e t e skan p ad a

        haemocyt ometer

        ., 2013). TLC dihit ung menggunakan

        et al

        1 mL yang sudah diberi ant iko agulan nat rium sit rat 3,8%. Sampel darah diambil melalui int ra-vena (Lengka

        spuit

        (TLC) d an ak t ivit a s fago sito sis. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-0 sebelum ikan diinjeksi dan hari ke-1, 4, 7, dan 14 hari set e lah dib eri perlakuan. Pe ngambilan darah dilakukan menggunakan

        Tot al Leucocyt e Count

        Paramet er darah yang diamat i dalam penelit ian ini a d a la h

        Do sis 12% (v/v) merupakan do sis ekst rak ciplukan yang paling t inggi yang digunakan pada penelit ian ini. Do sis yan g sem akin t inggi me n ye bab kan re spo n s (p e n in gka t a n le u ko sit ) ya n g d ib e n t u k ju g a ak an se m ak in b an yak . Pe n e lit ian ya n g d ilaku kan o le h

      • 1

        Gambar 1. To t al leuko sit ikan nila pada berbagai perlakuan ( P1= ko nt ro l po sit if, P2= 4 % (v/v), P3= 8% (v/v), P4 = P3 = 8% (v/v), dan P5= ko nt ro l negat if).

        Hari pengam at an ( Observat ion days )

        )

        8 se l m L

        1

        Ju m la h s e l d a ra h p u ti h ( x

        30 0 (sebelum diinjeksi) 1 (Set elah diinjeksi) 4 (Setelah diinjeksi) 7 (Set elah diinjeksi) 14 (Set elah diinjeksi)

        25

        20

        15

        10

        5

        

      Figure 1. Tot al leucocyt e count of nile t ilapia in t he various t reat ment s (P1= Posit ive

      cont rol, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 8% (v/v), and P5= negat ive cont rol). a a

      ab

      a a a ab ab b a a ab b b a a b c a b a a c b a

        Sis t e m p e r t a h a n a n a la m ia h s e la in n e u t r o fil (leuko sit granular), yait u sel-sel fago sit ik yang t erdiri at as m o n o sit d an m akro fag. Makro fag m erup akan m o n o s it m a t a n g ya n g m a m p u m e m fa g o s it 1 0 0

        Efekt ivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina)

        Akt ivit as fago sit o sis (%) ikan nila pada berbagai p e r la k u a n d a n b e r b a g a i r e n t a n g p e n g a m a t a n dit unjukkan pada Gambar 2.

        Aktivit as Fagosit osis

        Hakikat nya ikan yang t erp ap ar p at o ge n ju ga akan mengalami peningkat an jumlah leuko sit. Peningkat an ini t erjadi unt uk mengeliminasi pat o gen yang masuk, sehingga jumlah leuko sit yang dipro duksi o leh t ubuh ikan akan langsung t ermanfaat kan. Berbeda h alnya d e n ga n p e n in gk at an le u ko sit yan g t e rjad i k e t ika d ib e r ik a n e k s t r a k d a u n c ip lu k a n , in i a k a n men yebabkan ikan mem pro du ksi leuko sit sebe lum t e rjad in ya p ap aran p e n ya kit , se h in gga ik an le b ih t anggap apabila t erpapar pat o gen. Menurut Efendi & Hart i (2014), ciplukan mengandung senyawa sapo nim dan flavonoid yang bersifat imunostimulator yang dapat membangkit kan respo ns imun.

        (1985) berkisar ant ara 2-15 (x 10 7 sel mL -1 ) atau pada penelitian ini (3,78 x 10 8 sel mL -1 ). Pemberian ekst rak daun ciplukan secara injeksi memberikan efek p o s it if t e r h a d a p p e n in g k a t a n t o t a l le u k o s it .

        Jumlah leuko sit pada ikan yang no rmal menurut Angka et al.

        Penurunan jumlah leuko sit t erjadi pada hari ke-7 dan ke-14. Hal ini berkaitan dengan lama dosis bereaksi di dalam t ubuh. Menurut penelitian Anderson & Siwiski (1993), menggunakan glucan dan chito san dengan cara p e m b e r ia n d is u n t ik a t a u d ir e n d a m p a d a ik a n mengalami penurunan kualit as efek o bat pada hari ke- 14 dan ke-21. Penurunan ini juga diduga karena ikan t idak t erpapar pat o gen sehinggga ikan akan berhent i mempro duksi leuko sit secara berlebihan dan kembali menuju keadaan no rmal.

        Peningkat an leuko sit di semua perlakuan bekerja o pt imal pada hari ke-4. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi & Hart i (2014) yang mengat akan bila ant igen pertama kali masuk ke dalam tubuh, terjadilah respons im un hum o ral yang dit and ai den gan dihasilkann ya ant ibo di (IgM) 6-7 hari set elah pemaparan. Respo ns pembent ukan ant ibo di merupakan respo ns imun hu- mo ral yang art inya ket ika t erpapar ant igen, ikan lebih d ahu lu akan m elalu i re spo n s im u n se cara se lu lar. Respo ns imun selular biasa t erjadi 1-5 hari set elah pemaparan (Effendi & Hart i, 2014).

        yang d ib erikan secara in je k s i ju g a m e m b e r ik a n r e s p o n s p e n in g k a t a n leu ko sit t e rt in ggi pad a p e rlakuan 20 %. Do sis 20 % m e r u p ak an d o sis t e r t in g gi yan g d igu n aka n p a d a penelit ian t ersebut .

        Spir ulina plat ensis

        . ( 2016) menggunakan ekstrak air panas mikro alga

        et al

        Sat yantini

        P1 P2 P3 P4 P5 Co p yrigh t @ 201 8, Jurn al Riset Akuakult ur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 259-265

        bakt eri. Mo no sit berfungsi sebagai fago sit t erhadap b e n d a -b e n d a a sin g, t e rm as u k an t ig e n . Akt ivit a s fa g o s it o s is b ia s a d ija d ik a n p a r a m e t e r u n t u k menent ukan sist em ket ahanan t ubuh ikan. Akt ivit as fago sit o sis p ad a p e n gam at an h ari k e -0 (1 6 ,2 0 %) merupakan ko ndisi no rmal ikan pada awal sebelum diberi perlakuan.

        20

        Gambar 2. Akt ivit as fago sit o sis (%) ikan nila pada pada berbagai perlakuan (P1= ko nt ro l po sit if, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 12% (v/v), dan P5= ko nt ro l negat if).

        P1 P2 P3 P4 P5

        Hari pengamatan (Observation days)

        A ct iv it ie s p h a g o cy to si s (% )

        A k ti v it a s F a g o si to si s (% )

        80 0 (sebelum diinjeksi) 1 (Setelah diinjeksi) 4 (Setelah diinjeksi) 7 (Set elah diinjeksi) 14 (Set elah diinjeksi)

        70

        60

        50

        40

        30

        10

        Pe ngam at an hari ke-1 P4 (4 2,17 %) me mb erikan respo n berbeda nyat a (P< 0,05) dibandingkan dengan P5 (21,50%), P1 (28,67%), dan P2 (28,83%), namun t idak berbeda nyat a dengan P3 (40,83%). Pengamat an pada hari ke -4 b erbe da n yat a (P< 0,05 ) an t ar perlakuan. Akt ivit as fago sit o sis t ert inggi pada P4 yait u sebanyak 67,00%. Pengamat an pada hari ke-7 diket ahui bahwa P4 (42 ,3 3%) b erbe da n yat a (P < 0 ,0 5) d en gan P5 (27,67%), P2 (v/v) (34,00%) dan P1 (37,17%) t et api t idak berbeda nyat a dengan P3 (40,33%). Pengamat an pada hari ke-14 P4 (46%) berbeda nyat a (P < 0,05) dengan P5 (38,83%) dan P1 (39,00%), namun tidak berbeda nyata dengan P2 (41,83%) dan P3 (43,17%).

        a a a ab a a a b a ab a b c b c ab a b d c b a c e a a

        . (2 0 1 1 ), e ks t r ak d au n c ip lu k a n m e m p u n ya i s ifa t a n t im ik r o b a . Sifa t ant imikro ba ini disebabkan o leh adanya zat -zat akt if ya n g la r u t k e t ik a d a u n c ip lu k a n d ie k s t r a k menggunakan pelarut alko ho l. Zat -zat akt if t ersebut ant ara lain flavo no id, alkalo id, dan fo lifeno l.

        et al

        Me n u ru t Fit r ia n t i

        dengan met o de dilusi t abung dan penggo resan media NAP. Berdasarkan beberapa p e ne lit ian in i d ap at d ike t ahi b ahwa ekst rak dau n ciplukan memiliki sifat ant imikro ba.

        Pseudomonas aeruginosa

        Penelit ian yang dilakukan o leh Fit riant i et al . (2011) d ike t ah ui bah wa e kst rak d au n ciplu kan m e miliki efektivitas sebagai antimikro ba t erhadap bakt eri MRSA secara in vit ro . Penelit ian serupa juga dilakukan o leh Sudart o (2009) diket ahui bahwa ekst ak daun ciplukan dengan ko nsent rasi 30% mampu membunuh bakt eri

        in vit r o .

        Ha sil p e n e lit ian in i ju ga m e n u n ju kkan b ah wa ekst rak daun ciplukan dapat meningkat kan akt ivit as fago sit o sis ikan n ila t e rh adap ragi se cara

        Pr o se s fago sit o sis m e n u ru t An d e r so n (1 9 9 2 ), a p a b ila t e r ja d i k o n t a k a n t a r a p a r t ik e l d e n g a n permukaan sel fago sit o sis. Membran sel kemud ian mengalami invaginasi di mana dua lengan sit o plasma m en e lan p art ike l asin g seh ingga t erku run g d alam sit o plasma sel, t erlet ak dalam vakuo la yang dilapisi m e m b ra n (fa go lis o so m ). En z im p e n ce r n a an d a n sen yawa ant imikro ba yang t erdapat dalam liso so m dapat mendegradasi sel mikro ba yang t ert elan.

        Berd asarkan d at a pe n gam at an dap at d ike t ahu i bahwa pemberian ekstrak daun ciplukan secara injeksi ke t u b u h ikan n ila d ap at m e n in gkat kan akt ivit as fagosito sis. Uji lanjut duncan yang dilakukan diketahui bahwa do sis 12% (v/v) (P4) memberikan respo ns yang b e r b e d a n yat a (P> 0 ,0 5 ) d e n gan ko n t ro l n e gat if. Me n in g k a t n ya a k t ivit a s fa g o s it o s is m e r u p a k a n ind ikat o r p en in gkat an kekeb alan t ub uh . Alifud din (1999) menyatakan peningkatan kekebalan tubuh dapat diketahui dari peningkat an aktivit as sel fagosit. Pro ses ini memberi perlindungan segera dan efekt if t erhadap infeksi.

        

      Figure 2. Act ivit ies phagocyt osis (%) of t ilapia in t he various t reat ment s (P1=

      posit ive cont rol, P2= 4% (v/v), P3= 8% (v/v), P4= 12% (v/v), and P5= negat ive cont rol).

        Efekt ivitas ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap ..... (Yusrika Octarina)

        80.00 100.00 120.00

        Param et er ( Parameter )

        Perlakuan Treatment

        SNI 25 -30 6 .5 -8.5 ≥5.0

        P1 26 -29 7 .1 -7.4 6 .1 -6 .3 P2 26 -29 7 .1 -7.3 5 .4 -6 .1 P3 26 -29 6 .9 -7.3 5 .1 -5 .4 P4 26 -29 7 .1 -7.5 6 .0 -6 .4 P5 26 -29 7 .3 -7.5 5 .7 -5 .8

        ) (°C) pH D O (m g L -1 )

        Suhu ( Temperature

        S in ta sa n ( S u rv iv a l r a te )

        )

        Treatment

        Perlakuan (

        60.00

        Gambar 3 Kelangsungan hidup ikan nila yang dipelihara selama 14 hari.

        40.00

        20.00

        0.00

        Table 1. Wat er qualit y of nile t ilapia during 14 days rearing a a a a a

        Tabel 1. Dat a kualit as air ikan nila selama 14 hari pemeliharaan

        Taufik (1 984 ), kadar o ksige n yan g o pt imu m u nt uk menjaga kesehat an ikan dalam media pemeliharaan harus berada dalam kisaran 6,5-12,5 mg L -1 . pH yang t erukur selama penelit ian yait u berkisa 6,9-7,5 yang sesuai dengan st andar nasio nal ikan nila. Kualit as air yang t erukur selama penelit ian dalam ko ndisi yang baik unt uk mendukung st at us kesehat an ikan.

        Berdasarkan dat a pad a Tabe l 1, dapat diket ahui bahwa kualitas air yaitu suhu, pH, dan DO selama masa pemeliharaan 14 hari dalam ko ndisi yang baik. Hal ini dikarenakan paramet er yang t erukur t elah memenuhi St andar Nasio nal Indo nesia (SNI) pemeliharaan ikan nila. Suh u yang t erukur selama pemeliharaan ant ar p e r la k u a n s a m a ya it u b e r k is a r a n t a r a 2 6 -2 9 °C. Pe r u b ah an su h u a k an m e m p e n ga ru h i ke ce p a t a n p e r k e m b a n g a n m e k a n is m e p e r t a h a n a n d a n pembentukan ant ibodi, perubahan suhu dapat menjadi penyebab st res yang mempengaruhi kesehat an ikan (Abdullah, 2008). Oksigen t erlalut yang t erukur selama m asa pe me liharaan yait u 5,1–6,1 mg L

      • -1 . Men u ru t

        Da t a k u a lit a s a ir ya n g t e r u k u r s e la m a m a s a pemeliharaan pada Tabel 1.

        Kualitas Air

        Ke la n g s u n g a n h id u p ik a n n ila s e la m a m a s a pemeliharaan 14 hari dit unjukkan pada Gambar 3. Be r d a s a r k a n Ga m b a r 3 , d ik e t a h i b a h w a ke lan gs u n ga n h id u p ikan n ila t id ak m e m b e rik an pengaruh yang berbeda nyat a (  0,05) ant ar perlakuan selama masa pemeliharaan 14 hari. Kelangsungan hidup ikan nila pada penelit ian ini bisa dikat akan cukup baik karena lebih dari 50%. Kelangsungan hidup yang cukup t inggi ini dikarenakan do sis perlakuan yang diberikan t idak t erlalu t inggi, sehingga masih bisa dit o leransi oleh ikan. Ikan dipelihara dalam wadah yang terkontrol yait u dalam ruangan sehingga flukt uasi kualit as air dapat dit e kan. Men urut Tau fik (1 98 4), ku alit as air san gat m e m p e n gar u h i ke la n gsu n gan h id u p ik an , karena pe rubahan sat u paramet er kualit as air akan mempengaruhi paramet er lainya.

      P1 P2 P3 P4 P5

        Figure 3. The survival rat e of nile t ilapia during 14 days rearing Sint asan (SR)

      KESIM PULAN

        Impa- t iens balsamina

        Oreochromis nilot icus

        Payung, C.N. & Hengky, M. (2015). Peningkat an respo n keb al n o n-spe sifik d an p ert u mb u han ikan n ila (

        Jurnal Budidaya Perairan, 3(1), 83-82.

        ) .

        Oreochromis nilot icus

        L.) u nt uk m eningkat kan re sp o n imun no n spesifik ikan nila (

        (2015). Efekt ivit as ekst rak daun pacar air (

        Zing i ber of f i ci nale

        Pasaribu, W., Sammy, N.J., Lo ngdo ng, & Jo ppy, D.M.

         Fish Scientiae, 4(6), 138-140.

        Ophiocephalus st riat us ).

        (

        Aeromonas hydrophila asb-0 1 pada ikan gab us

        Olg a & Fa t m a w a t i. (2 0 1 3 ). Efik a s i r u t e va k s in

        Budidaya Perairan, 1(2), 21-28.

        ) ssmelalui pemberian jahe, (

        )

        L) melalui pemberian bawang put ih (

        Sk rip s i. In s t it u t Pe rt an ia n Bo go r, Fakult as Perikanan dan Ilmu Kelaut an. Yu h a n a , M., No r m a lia , I. , & Su k e n d a . (2 0 0 8 ).

        Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakult ur Indonesia, 7(1), 95-97.

        ) ya n g d iin fe k s i

        Pa ng asi an odon hyp ot hal m u s

        ) untuk pencegahan dan pengobat an pada ikan pat in (

        Allium sat ivum

        Pemanfaatan ekstrak bawang put ih (

        Efekt ivit as ekst rak paci-paci (Leucas lavandulaefolia ) yang diberikan lewat pakan unt uk pen ceg ah an da n pen g obat a n penyaki t M ot i l e Aeromonas Sept icemia (M AS) pada ikan lele dumbo (Claria s sp.).

        . Jur nal Budi daya Per ai r an, 1(3), 12.

        . Ma ja la h Pert anian. Jakart a. Ut ami, W.P. (2009).

        Fakt or kualit as air dapat mempengaruhi t i m bu l nya sua t u penyak i t pada i kan

        Taufik, P. (1984).

        Sensivit as Ekst r ak Daun Cepl ukan seb a g ai Ant i m i k r oba t er h a da p Pseu dom ona s aeruginosa . Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang.

        , 17, 349. Su d ar t o . (2 0 0 9 ).

        . Jurnal Vateriner

        Sat yant ini, W.H., Agust o no , Arimbi, Emy, K.S., Budi, M., & Lina, W.A. (2016). Peningkat an respo n imun spesifik ikan gurami pasca pemberian ekst rak air panas mikro alga Spirulina platensis

        Allium sat ivum ).

        Co p yrigh t @ 201 8, Jurn al Riset Akuakult ur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (3), 2018, 259-265

        Injeksi ekst rak daun ciplukan dengan do sis 4% (v/ v), 8% (v/v), dan 12% (v/v) sebanyak 0,1 mL per eko r secara int ra musku lar dapat m emberikan pe ngaruh yang nyat a t erhadap sist em kekebalan tubuh ikan nila. Do s is 1 2 % (v/v) m e r u p a k an d o s is t e rb a ik d a la m m e n in g k a t k a n ju m la h le u k o s it d a n a k t ivit a s fago sit o sis. Jumlah leuko sit dan akt ivit as fago sit o sis pada hari ke-14 masing-masing sebesar 12,43 x 10 8 sel mL

      • -1 dan 46,67%.

        Anderso n, D.P. (1992). Immuno stimulant,adjuvant and vaccine carrier in fish: Applicatio ns t o aquacult ure.

        129. Arifin , M.F., Nu rh id ayat i, L., Syarm alin a, & Re n sy.

        Clarias bat hrachus. Biot rop Special Publishing, (2),

        Angka, S.L., Wo ngkar G.T., & Kar wani, W. (1985). Bloo d pict u re and bact e ria iso lat ed fro m ulcere d and cro o ked back

        . Aquat ic Animal Healt h and t he Environment . Phuket , Thailand 185-202.

        An d e r s o n , D. P. & Siw ic k i A. K. (1 9 9 3 ). Ba s ic h ae mat o lo gy and sero lo gy fo r fish he alt h p ro - grams. Paper present ed in seco nd sympo sium o n diseases in asian aquaculture

        Annual Review of Fish Diseases, 21 , 281-307.

        . Jurnal Akuakulur Indonesia, 1(2) , 87-92.

        Piper bet le

        Alifu dd in , M. (1 9 99 ). Im un o st im u lasi p ad a h e wan akuat ik

        Sept i cem i a .Sk r ip s i. In s t it u t Pe r t a n ia n Bo g o r : Fakult as Perikanan dan Ilmu Kelaut an.

        Leucas la vandula efolia unt uk penceg ahan dan p en g ob at an p enyak i t M AS M ot i l e Aer om ona d

        Abdullah, Y. (2008). Efekt ivit as ekst rak daun paci-paci

        DAFTAR ACUAN

        Ucapan t erima kasih disampaikan unt uk Jurusan Akuakult ur, Universit as Bangka Belit ung dan SMK N 4 Pan gkalpin an g at as fasilit as yan g t elah dib erikan selama pro ses penelit ian yang dilakukan.

        UCAPAN TERIM A KASIH

        (2009). Fo rmulasi edible film ekst rak daun sirih (

        L.) sebagai ant ihalit o sis

        Pe nin gkat an respo n imu n n o n spe sik ikan m as (

        . Jurnal Kesehat an, 7 , 353-359.

        212-214. Le ngka, K., Mano p o , H., & Ko lo pit a, M.E.F. (2 013 ).

        . Jurnal Kedokt eran Brawij aya, 26(4),

        in vit ro

        lococcus aureus

        (2011). Efekt ivit as ekst rak daun ciplukan sebagai ant imikro ba t erhadap met hicilli-resist ant St aphy-

        Fit riant i, D.A.R., No o hamdani, A.S., & Set yawat i, S.K.

        linn.) pada mencit

        . Kongres Ilmiah, 17 , 7-9.

        Physalis minima

        Effend i, N. & Hart i W. (201 4). Id ent ifikasi akt ivit as imu no glo bu lin M (Ig.M) e kst rak e t ano lik d au n ciplukan (

        Journal of Fish Biology , p. 577-581.

        Blaxa ll & De a s le y, K.W. (1 9 7 3 ). Da s le y: Ro u t in e Haemat o lo gical Met ho ds fo r Use Wit h Fish Blo o d.

        . s k r ip s i. Un ive r s it a s Se b e la s Ma r e t , Fa k u lt a s Mat emat ika dan Ilmu Penget ahuan.

        Uj i akt ivit as ant ioksidan ekst r ak klor ofor m daun t omat (Solanum lycopersicum l.), daun cabai merah (Capsicum annum l.) dan daun ciplukan (Physalis angulata l.) dengan met ode dpph

        As t u t i, S. (2 0 1 6 ).

        Cyprinus carpio