Tersedia online di: http:ejournal-balitbang.kkp.go.idindex.phpjra PENGARUH PEMBERIAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN DENGAN METODE YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN BOTIA (Chromobotia macracanthus)

  Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (2), 2018, 123-130

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

  

PENGARUH PEM BERIAN HORM ON PERTUM BUHAN REKOM BINAN

DENGAN M ETODE YANG BERBEDA TERHADAP PERTUM BUHAN BENIH IKAN BOTIA

*)# **) ***) *) *)

( Chromobotia macracanthus )

Asep Permana , Alimuddin , Wart ono Hadie , Agus Priyadi , dan Rendy Ginanjar

*)

  

Balai Rise t Bud idaya Ikan Hias

**)

Jl. Perikan an No. 13, Pancoran Mas, Depo k 16364

De part men Budidaya Perairan, Fakult as Perikanan dan Ilm u Ke lautan, Institut Pert anian Bo gor

Kam pus IPB Darm aga, Jl. Agat is, Babakan, Dram aga, Bogor, Jawa Barat 16680

***)

Pu sat Rise t Pe rikanan

  

Jl. Pasir Putih II, Anco l Timur, Jakarta Utara 14430

(Naskah dit erima: 15 M aret 2018; Revisi final: 16 Agust us 2018; Diset ujui publikasi: 16 Agust us 2018)

  ABSTRAK

Pertumbuhan ikan botia tergolong lambat, memerlukan waktu sekitar enam bulan untuk mencapai ukuran

komersial (panjang total 4-5 cm). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons pertumbuhan benih

ikan botia yang diberi hormon pertumbuhan ikan kerapu (r El GH) melalui tiga metode yaitu: perendaman,

oral, dan kombinasi perendaman dan oral. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dan setiap

perlakuan diulang tiga kali. Dosis r El GH melalui perendaman yaitu 1,2 mg/L diberikan pada larva umur

tujuh hari, sedangkan dosis secara oral yaitu 30 mg/kg pakan dan diberikan pada benih umur tiga bulan.

Ikan dipelihara dalam akuarium sistem resirkulasi (80 cm x 40 cm x 25 cm) dengan kepadatan 5 ekor/L

selama pemeliharaan tiga bulan pertama dan 1 ekor/L selama pemeliharaan periode tiga bulan kedua. Hasil

pen elitian men unjukkan b ahwa p erlakuan kombinasi pe rendaman d an oral mem berikan pertumbu han

yang lebih tinggi sebesar 12,04% dibandingkan kontrol. Perlakuan ini juga meningkatkan level ekspresi

insulin-like growth factor-1/ IGF-1 sebesar 29,37% dibandingkan kontrol. recombinant growth hormone Chromobotia macracanthus

  KATA KUNCI: ; metode pemberian hormon; ABSTRACT: The effects of using recombinant growth hormone on the growth of Clown Loach (

  Chromobot ia macracant hus) juveniles with different methods of administration. By: Asep Permana, Alimuddin, Wartono Hadie, Agus Priyadi, and Rendy Ginanjar

  

The growt h of Clown Loach is slow. It t akes about six mont hs t o reach t he market size (4-5 cm t ot al body lengt h). This

study aimed t o evaluat e t he growth response of Clown Loach t reated with recombinant giant grouper growt h hormone

(rElGH) delivered by t hree different methods: immersion, oral, and t he combinat ion of immersion and oral. A complet ely

randomized design was used as t he experiment al design and each t reatment was replicated t hree t imes. The immersion

met hod used rElGH dose of 1.2 mg/L on seven-day-old larvae, while oral t reat ment used 30 mg rElGH/kg feed on t he

t hree-mont h-old juvenile. The fish were reared in a closed recirculat ion t ank (80 cm x 40 cm x 25 cm) at a densit y of

5 fish/L for t he first t hree mont hs, and 1 fish/L for t he second t hree mont hs of rearing period. The result showed t hat

t he combinat ion of immersion and oral t reat ment s produced a higher growt h rat e of 12.04% compared t o cont rol

t reatment. Those t reatment s also increased insulin-like growth fact or-1/IGF-1 expression level about 29.37% compared

t o t he cont rol.

  KEYW ORDS: recombinant growth hormone; delivery method; clownloach; Chromobot ia macracant hus #

  Ko r e sp o nd en si: Balai Riset Bu d id aya Ikan Hias. Jl. Per ikan an No . 1 3 , Panco r an Mas, De p o k 1 6 3 6 4, In d o n esia. Te l. + 6 2 2 1 7 5 2 0 4 8 2 asep_ aa3 7 @ yah oo.co.i d

  E-m ail: Co p yrig ht @ 20 18, Jurnal Riset Akuakultur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534

  Pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dengan met ode ..... (Asep Permana) PENDAHULUAN

  Prosedur Pencampuran rElGH ke Pakan Bloodworm

  El

  beku dicairkan dan dit iriskan. Ho rmo n reko mbinan r

  et al . (2012). bloodworm

  mengikuti/mo difikasi dari Hardiant ho

  bloodworm

  Pro se d u r p e n cam p u ran h o rm o n p e r t u m b u h an reko mbinan pada

  GH Lar va ikan bo t ia yang digunakan dalam penelit ian ini adalah hasil budidaya dari BPPBIH Depok, berukuran panjang 0,57 cm dan bo bo t 0,0019 g yang berasal dari sat u induk. Lar va diberikan perlakuan kejut salinit as NaCl 20 g/L selama sat u menit unt uk memaksimalkan p ro se s o sm o regu lasi se bagai jalan rGH m asu k ke dalam t ubuh ikan, kemudian direndam selama sat u jam dalam air mengandung larut an r El GH (r El GH do sis 1,2 mg/L + NaCl 3 g/L + BSA 100 mL/L) d i dalam basko m plast ik yang berisi 1 L air.

  line

  El

  Pro sedur Perendaman Lar va dalam r

  Pen e lit ian d ilaksan akan d i Balai Pe ne lit ian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH), Depo k pada bulan Juli 2014 sampai dengan Desember 2014.

  BAHAN DAN M ETODE Waktu dan Tempat Penelit ian

  IGF-1 dalam hati ikan bot ia. Hasil akhir yang diharapkan adalah ikan bo t ia yang diberikan rGH melalui met o de yang berbed a d apat t umb uh cep at seh ingga dap at mempersingkat masa pemeliharaan.

  pemberian rGH melalui ko mbinasi perendaman pada st adia lar va dan secara o ral melalui pakan pada st adia b e n ih d ilaku ka n d e n g an t u ju an m e n gu ji re sp o n s pert umbuhan benih ikan bo t ia yang dimediasi o leh

  et al ., 2011). Berdasarkan hal ini, penelit ian aplikasi

  GH dengan do sis 30 mg/kg dilarut kan dalam 10 mL phosphat e buffer sa-

  (PBS). Larut an r

  , 2012).

  GH diberikan dua kali seminggu (t iga kali sehari) dan disiapkan set iap akan diberikan ke ikan. Pakan diberikan secara

  bloodworm

  , dan

  Art emia

  Ikan dipelihara dalam akuarium ukuran 80 cm x 40 cm x 25 cm dengan sistem resirkulasi dan diberi pakan berupa naupli

  Prosedur Pemeliharaan dan Rancangan Perlakuan

  ad sat iat ion .

  El

  El

  GH d ib iarkan selama 5-10 menit sebelum diberikan ke benih ikan bo t ia sesuai perlakuan. Bloodworm yang mengandung r

  El

  yan g t e lah d ise m p ro t r

  bloodworm . Bloodw or m

  berupa kuning t elur 0,13 mg/mL dan disempro t kan pada

  binder

  GH diberi

  Budidaya ikan bo t ia di luar habit atnya t elah sukses d ila ku kan d i Bala i Pe n e lit ian d an Pe n ge m b a n gan Budidaya Ikan Hias, Depok. Permasalahan utama dalam budidaya ikan bo t ia yait u pert umbuhan yang lambat , diperlukan waktu sekit ar enam bulan unt uk mencapai (panjang t o tal 4-5 cm) at au ukuran ko mersial (Permana

  GH do sis 15 mg/L selama t iga jam dapat meningkat kan bo bo t sebesar 109,9%; panjang sebesar 26,0%; dan bio massa sebesar 66,0% lebih t inggi dibandingkan ko nt ro l (Subaidah et al.

  Pe m be rian h o rm o n p e rt u m b u h an re ko m b in an , terutama pada ikan ko nsumsi, dilaporkan efekt if unt uk meningkat kan laju pert umbuhan ikan. Pada ikan hias, efekt ivit as pemberian rGH t elah dilapo rkan pada ikan ko ki m am pu m en in gkat kan b o b o t sam pai 3,1 kali d ib an d in gk an co n t ro l (Pr o m d o n ko y

  et al

  El

  Pe rb an d in gan p ro d u ksi p ro t e in d ari t iga je n is ho rmo n pert umbuhan reko mbinan yang berasal dari ikan mas, gurame, dan kerapu kert ang menunjukkan bahwa ho rmo n pert umbuhan reko mbinan dari ikan kerapu kertang (r

  et al ., 2010).

  ., 2007), dan rGH dari ikan gurami dan ikan kerapu kert ang (Alimuddin

  et al

  ., 2004), rGH dari ikan salmo n (Mo riyama & Kawauchi, 1990), rGH dari t ilapia (Aco st a

  (Pro mdo nko y

  Cc

  giant cat fish

  ) mampu meningkat kan bo bo t sampai 1,6 kali dibandingkan co nt ro l (Aco st a et al ., 2009). Beberapa ho rmo n pert umbuhan ikan sudah berhasil dipro duksi, di ant aranya rGH dari

  Pt erophyllum scalare

  ., 2009). Pada ikan manvish (

  et al

  ., 2 0 0 4 ; Aco st a

  et al

  GH) paling banyak digunakan karena t ingkat pro du ksi pro t ein lebih t inggi dibandingkan dengan ho rmo n pert umbuhan dari ikan mas (r

  GH) dan ikan gurami (r

  El

  ., 2004), secara o ral melalui pakan (Hardiant ho

  GH s e la m a d u a ja m d e n g a n d o s is 1 2 m g /L d a p a t meningkatkan pert umbuhan sebesar 37,4% lebih tinggi d ib a n d in g k a n k o n t r o l (Ha n d o yo et al . , 2 0 1 2 ). Sement ara it u, perendaman udang vaname st adia PL- 2 dalam air yang mengandung r

  El

  GH pada benih ikan sidat melalui perendaman selama dua ja m d e n g a n d o s is 3 m g /L, d a p a t m e n in g k at k a n biomassa sebesar 28% dan sintasan sebesar 15,2% lebih t inggi dibandingkan ko nt ro l. Lebih lanjut, perendaman benih ikan sidat dalam air yang mengandung r

  El

  ., 2012), melalui perendaman (Aco st a et al ., 2007), dan ko mb in asi ant ara peren daman d an o ral (Hand o yo , 2012). Aminah (2012) melapo rkan bahwa aplikasi r

  et al

  et al

  Og

  GH dan r Og GH (Alimuddin et al ., 2010). Ho r m o n p e r t u m b u h a n r e k o m b in a n d a p a t diaplikasikan dengan cara injeksi (Pro mdo nko y

  Cc

  GH d a la m m e r a n g s a n g pert umbuhan pada ikan nila lebih baik daripada r

  El

  ., 2012). Selain it u , b io a k t ivit a s r

  et al

  GH) (Irmawat i

  . Ikan dipelihara dengan padat t ebar yang sama, yait u 5 eko r/L (pada p e m e lih a r a a n 1 -3 b u la n ) d a n 1 e k o r /L (p a d a p em elih araan 4 -6 bu lan). Pen elit ian m en ggu nakan rancangan acak lengkap dan set iap perlakuan diulang Co p yrig ht @ 20 18, Jurnal Riset Akuakultur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (2), 2018, 123-130

  t iga kali. Perlakuan yang diujikan adalah: 1) ko nt ro l (A), ikan t idak diberi r

  pada suhu 58°C selama 30 det ik, dan ekst ensi pada suhu 72°C selama 30 det ik, sert a ekst ensi akhir pada suhu 72°C selama t iga menit kemudian pengo ndisian akhir pada suhu 4°C. Analisis ekspresi gen dilakukan secara semi-kuant it at if, yait u dengan membandingkan t ingkat ekspresi gen IGF-1 dan â-akt in. Kuant ifikasi ket ebalan pit a pada gen IGF- 1 dan â-akt in dilakukan menggunakan pro gram Alpha View SA u n t u k m em b and in gkan an t ara p erlaku an t erbaik dengan ko nt ro l.

  µL mast er mix , primer forward 1 µL dan reverse 1 µL (20 mol), cDNA 2 µL, dan nuclease free wat er

  sampai

  total volume reaksi 25 µL. Proses PCR IGF-1 dilakukan

  de ngan p ro gram : d en at urasi awal pada suh u 95 °C selam a 15 men it , diikut i o leh 35 siklu s amplifikasi pada denat urasi 94°C selama 20 det ik, annealing pada suhu 65°C selama 30 det ik, dan ekst ensi pada suhu 72°C selama 30 det ik, sert a ekst ensi akhir pada suhu 72°C selama 10 menit kemudian pengko ndisian akhir pada suhu 4°C. Sebagai ko nt rol int ernal digunakan gen â-akt in universal-2 menggunakan primer forward (5’- TAT GAA GGT TAT GCT CTG CCC-3’) dan

  reverse

  (5’- CAT ACC CAG GAA AGA TGG CTG-3’). Primer t ersebut d isu su n m e n ggu n a kan p r o gram GENETIX ve rs i 7 dengan panjang gen t arget â-akt in universal-2 sekit ar 300 bp. Pro ses PCR â-aktin dilakukan dengan pro gram: denat urasi awal pada suhu 94°C selama t iga menit , diikut i o leh 30 siklus amplifikasi pada denat urasi 94°C selama 30 det ik,

  annealing

  Analisis Dat a

  Dream Taq Green PCR M ast er M ix (2X) Thermo Scient ific

  Panjang akhir, laju pert umbuhan harian panjang, sert a sint asan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA) dan jika t erdapat perbedaan nyat a (P< 0,05), maka dilanjut kan dengan uji Tukey dengan bant uan p ir a n t i lu n a k SPSS ve rs i 1 7 . Eks p re si ge n IGF-1 dianalisis secara deskript if.

  HASIL DAN BAHASAN Pert umbuhan dan Sint asan

  Penelit ian uji bio akt ivit as pemberian r

  El

  GH melalui kombinasi perendaman pada st adia larva dan o ral pada st adia be nih didapat kan hasil sepe rt i t erlihat pada Tabel 1. Respo ns pert umbuhan t ert inggi didapat kan pada perlakuan D yait u kombinasi ant ara perendaman dan o ral. Perlakuan t ersebut menghasilkan panjang akhir yang nilainya 12,04% lebih t inggi dibandingkan kontrol (P< 0,05), dan laju pertumbuhan harian panjang 5,83% leb ih t in ggi diband ingkan ko nt ro l (P< 0 ,05 ). Perlakuan C yait u perlakuan pemberian r El GH secara o ral me mb erikan respo n s pert u mbu han leb ih baik d ib a n d in g k a n k o n t r o l. Pe r la k u a n t e r s e b u t menghasilkan panjang akhir yang nilainya 5,87% lebih t in g gi d ib a n d in g k an ko n t ro l (P< 0 ,0 5 ), d a n laju p e r t u m b u h a n h a r ia n p a n ja n g 2 ,9 2 % le b ih t in gg i dibandingkan kont rol (P< 0,05). Respo ns pertumbuhan t erendah didapat pada perlakuan B yait u perlakuan p e m b e r ia n r

  El

  GH s e car a p e re n d a m a n . Pe r la ku an t ersebut m enghasilkan panjan g akhir yang nilainya 3,96% lebih tinggi dibandingkan kont ro l (P> 0,05); dan laju pert umbuhan harian panjang 1,97% lebih t inggi d ib a n d in g k a n k o n t r o l (P> 0 , 0 5 ). Ha l in i ju g a menunjukkan bah wa pemberian r

  El

  . Ko mpo sisi pereaksi t erdiri at as: 12,5

  Panjang gen t arget IGF-1 sekitar 150 bp. PCR dilakukan menggunakan kit

  El

  An alis is e k sp re s i g e n IGF-1 d ila k u ka n u n t u k menjelaskan mekanisme yang melibat kan rGH dalam induksi pert umbuhan ikan. IGF-1 diekspresikan di hati. Jaringan hat i ikan bo t ia d ari perlakuan t erbaik dan ko n t ro l diamb il se cara acak p ad a akh ir pe ne lit ian m a s in g -m a s in g s e b a n ya k t ig a e ko r. RNA t o t a l diekstraksi dari jaringan hat i menggunakan

  GH; 2) perendaman (B), ikan dib eri r

  El

  GH m elalui p ere nd aman; 3) o ral (C), ikan diberi r El GH melalui pakan; 4) perendaman dan o ral (D), ikan diberi r

  El GH melalui perendaman dan o ral.

  Parameter yang Diam ati

  Paramet er yang diam at i me liput i pert u mbu han, sint asan, dan ekspresi gen insulin-like growt h fact or-1 (IGF-1 ). Pe rt u m b u h an yan g d ia m at i h an ya t e rkait panjang saja, dikarenakan unt uk ikan hias paramet er panjang lebih dijadikan pat o kan bagi ukuran jual di pasaran.

  Laju pert umbuhan harian panjang (LPHp) dihit ung berdasarkan fo rmula dari Effendie (1997). LPHp = [(ln P t - ln P ) /t x 100]; Pt = rerat a panjang t o t al t ubuh pada akhir penelit ian (mm), P = rerat a panjang t o t al t u b u h d i a wa l p e n e lit ia n (m m ), t = la m a w ak t u penelit ian (hari).

  Sint asan ikan merupakan persent ase jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian dibandingkan dengan jumlah ikan pada saat t ebar Effendie (1997).

  t ri-reagent kit

  et al ., 2012).

  (

  M olecular Research Center

  ). Sintesis cDNA dilakukan menggunakan Transcript or First St rand cDNA Synt hesis

  Kit

  (

  Roche ) dengan konsentrasi total RNA 1 µg tiap

  s a m p e l. Ek s p r e s i IGF -1 ik a n b o t ia d ia n a lis is menggunakan met o de RT-PCR menggunakan primer fo r ward IGF-1 (5’-ACC ATG CGC TGT CTC CCG AGT ACC-3’) dan reverse

  IGF-1 (5’-CAC ACA AAC TGC AGC GTG TCT ACA AGC TCC-3’) (Hardiant ho

  GH lebih efekt if jika diberikan secara berulang dan dalam do sis yang t e p a t . Se m e n t ar a it u , sin t asa n ik an p a d a s e m u a perlakuan t idak berbeda secara signifikan (P> 0,05).

  Pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dengan met ode ..... (Asep Permana)

  89.33 ± 6.11 a

  1.188 ± 0.009 ab

  1.199 ± 0.009 b

  1.233 ± 0.010 c

  Sintasan (%) Survival rate (%)

  86.00 ± 6.00 a

  90.00 ± 3.00 a

  88.67 ± 2.52 a

  45.23 ± 0.76 c

  Paramet er Parameters

  Perlakuan ( Treatments

  ) Ke terangan: Hu ruf sup erskrip yang b erb ed a p ad a baris yang sama ad alah berbed a n yata (P< 0,0 5) Not e: Di ffer ent superscri pt let t ers in t he same r ow are st at ist ically di ffer ent (P< 0.0 5)

  A B C D 1 cm

  Gambar 1. Ikan bo t ia umur enam bulan hasil perco baan perlakuan pemberian r El GH dengan met o de berbeda: A) ko nt ro l; B) perendaman; C) o ral; D) perendaman + o ral.

  

Figure1. Six mont hs old Clown Loach fish produced from rElGH deliv-

ered t hrough different methods: A) cont rol; B) immersion only; C) orally at feed only; D) immersion + orally at feed.

  LPHp (%) 1.165 ± 0.020 a

  42.74 ± 0.62 b

  Ukuran ikan t iap perlakuan pada akhir penelit ian (s e t e la h u m u r e n a m b u la n ) d a p a t d ilih a t p a d a Gambar 1.

  GH melalui ko mbinasi perendaman pada st adia lar va dan o ral pada st adia benih

  Peningkat an pert umbuhan melalui pemberian rGH pada ikan ko nsumsi sudah banyak dilapo rkan. Met ode pemberiannya juga beragam (injeksi, perendaman, dan o ral). Pada ikan hias, efekt ivit as pemberian rGH t elah d ila p o r ka n p ad a ikan k o ki m e la lu i in je ks i d ap at me ningkat kan p ert umbu han bo bo t h ingga 3,1 kali dibandingkan ko ntro l (Pro mdo nko y

  et al

  ., 2004), pada ikan manvish melalui perendaman dapat meningkatkan p ert u mb uh an b o b o t hingga 1 ,6 kali d ib an dingkan ko nt ro l (Aco st a

  et al

  ., 2 009 ). Pe mb erian rGH pada p e n e lit ian -p e n e lit ian se b e lu m n ya b ias an ya h an ya menggunakan sat u met o de saja. Pemberian melalui ko mbinasi ant ar met o de sudah dilakukan pada ikan sidat , yait u melalui ko mbinasi perendaman dan o ral. Ha sil p e n e lit ian m e n u n ju kk an b ah wa k o m b in a si ke d u an ya le b ih b aik d ib an d in gkan h an ya m e lalu i perendaman at au o ral saja (Hando yo , 2012). Tabel 1. Panjang akhir, laju pert umbuhan harian panjang (LPHp), dan sint asan benih ikan bo t ia pada ko nt ro l dan perlakuan pemberian r

  El

  

Tabel 1. Final lengt h, lengt h daily growt h rat e (LPHp), and survival rat e of Clown Loach j uveniles on

cont rol and rElGH delivered t hrough combinat ion met hods of immersion at larval st adium and oral at j uvenile st adium

  41.97 ± 0.61 ab

  A B C D Kontrol Control

  Perendaman Immersion

  Oral Orally

  Perendaman dan oral Immersion and orally

  Panjang akhir (mm) Final length (mm)

  40.37 ± 1.35 a

  A B C D 1 cm Co p yrig ht @ 20 18, Jurnal Riset Akuakultur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (2), 2018, 123-130

  Pada penelit ian ini, respo ns perlakuan pemberian rGH melalui perendaman saja pada stadia lar va hasilnya me nu njukkan t id ak be rb ed a nyat a d en gan co n t ro l se t e lah pe m e liharaan se lama e n am b u lan. Hal in i menunjukkan bahwa pemberian rGH hanya sekali di awal pemeliharaan yait u pada saat lar va kurang efekt if u n t u k m e n in gkat ka n p e rt u m b u h an . Pe rlu ad an ya p e n g u la n g a n d a la m p e m b e r ia n r GH u n t u k m em aksimalkan p ert um b uh an . Hasil in i dip erkuat d e n ga n d at a le ve l IGF-1 s e p e rt i d ila p o r kan o le h Irmawat i et al . (2012) yang menyat akan bahwa level

  El

  El

  GH lebih t inggi daripada ko nt ro l (Hando yo , 2012; Hardiant ho

  et al

  ., 2012). Pada fakt anya, peningkat an daya t ahan ikan yang t elah diberi rGH t erhadap infeksi penyakit karena GH mampu meningkatkan sel-sel yang berko mpet en dalam sist em kekebalan t ubuh (Kelley, 1989; Gala, 1991; Sakai et al ., 1997; Harris & Bird, 2000).

  Ekspresi Gen IGF-1

  Keberadaan gen IGF-1 pada benih ikan bo t ia yang diberi perlakuan D dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa level ekspresi IGF-1 pada ikan perlakuan D (2,91) meningkat sebesar 29,38% lebih t inggi dibandingkan ko nt ro l (2,25) (Gambar 3). Tingginya t in gkat ekspresi IGF-1 akibat pem berian r

  GH menunjukkan bahwa akt ivit as r

  El

  El

  GH melibatkan IGF-1 yang t elah dielekt ro po rasi (Gambar 3). Pe ra n GH d alam m e m e n g ar u h i p e rt u m b u h a n , penelit iannya sudah banyak dilakukan. Perkembangan t erakhir diket ahui adanya mekanisme pengat uran GH secara langsung dan t idak langsung dalam memacu pert umbuhan. Mekanisme secara langsung adalah GH akan langsung memengaruhi pert umbuhan o rgan t ar- get (t anpa perant ara IGF-1 di dalam hat i). Mekanisme t id a k la n g s u n g a d a la h m e k a n is m e GH d a la m memengaruhi pert umbuhan yang dimediasi o leh IGF- 1 dalam hat i ikan. Pada penelit ian ini ekspresi IGF-1 le b ih t in g g i d a r ip a d a k o n t r o l. Ha l t e r s e b u t men gindikasikan bahwa indu ksi p ert umb uhan ikan bo t ia akibat pemberian r

  El GH dimediasi o leh IGF-1.

  Hasil yang sama juga t elah dilaporkan pada ikan

  yellow t ail

  (

  Ser iola quinquer adiat a

  GH melalui perendaman, oral, dan kombinasi perendaman dan oral t id ak b e rb e d a s e ca ra sign ifika n d e n g an k o n t ro l (P> 0,05). Jika dilihat dari nilai sint asannya, semuanya t ergo lo ng t inggi yait u > 86%. Ko ndisi ini dikarenakan selama penelit ian t idak ada serangan penyakit . Terkait pengaruh r El GH t erhadap sintasan, beberapa penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa sintasan ikan yang diberi r

  Sint asan benih ikan bot ia yang diberi r

  IGF-1 lar va ikan gurami mengalami peningkatan setelah diredam dalam larut an yang mengandung rGH, dan puncaknya pada jam ke-24, dan kemudian menurun sampai kembali ke ko ndisi semula pada jam ke-48.

  et al

  Perlakuan pemberian rGH melalui oral lewat pakan

  bloodworm

  p ada st adia b enih m emb erikan re spo ns yang berbeda nyat a dibandingkan ko nt ro l t et api t idak b e rb e d a n yat a d e n gan p e rlaku an p e m b e ria n rGH m e lalu i p e re n d a m a n p a d a st ad ia la r va t e r h a d a p p e rt u m b u h an. Hasil in i ju ga m e n u nju kkan b e lu m o pt imalnya pemberian rGH melalui pemberian secara o ral saja. Pemberian secara berulang perlu dilakukan unt uk meningkat kan pert umbuhan lebih maksimal. Hasil ini juga diperkuat dengan dat a level IGF-1 ikan sidat t ujuh hari set elah diberhent ikan pemberian rGH secara o ral ant ara ikan sidat perlakuan dan ko nt ro l (0 jam) menunjukkan level yang sama, dan meningkat 24 jam set elah pemberian pakan yang mengandung r El GH (Hando yo , 2012).

  Pe r lak u an k o m b in a s i p e m b e r ian r GH m e la lu i perendaman pada st adia lar va dan dilanjut kan secara o ral melalui pakan alami

  bloodworm

  pada st adia benih t erbukt i menghasilkan perfo rma t erbaik dibandingkan k o n t r o l d a n k e d u a m e t o d e ya n g la in (m e la lu i perendaman saja atau oral saja). Hasil ini membuktikan bahwa pemberian rGH pada ikan perlu dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal sepert i halnya pada ikan sidat (Hando yo , 2012). Pada ikan rainbow, Haghighi

  . (2011) menyatakan bahwa h o rmo n pe rt u mb uh an re ko mb inan yang dibe rikan secara o ral t idak t erdet eksi lagi dalam darah, saluran p e n c e r n a a n , d a n o t o t p a d a 9 0 m e n it s e t e la h pembe rian.

  et al ., 2003).

  Penjelasan mengenai m ekanisme masuknya rGH dalam t ubuh ikan ketika diberikan melalui perendaman dan oral (melalui proses penyalutan) masih belum jelas. Pada penelit ian sebelumnya dijelaskan bahwa

  gona- dot ropin releasing hormone

  mampu t erserap oleh insang ikan mas ko ki, dan pada perco baan BSA yang diberi label radio akt if mampu melewat i insang dan lapisan epidermis ikan rainbo w t ro ut setelah direndam dalam larut an yang berisi BSA t ersebut . Ukuran part ikel BSA

  (66,5 kDA) lebih besar dibandingkan dengan rGH (20- 25 kDa) (Mo riyama & Kawauchi, 1990; Carpio

  et al

  ., 2007). Dengan demikian, diduga bahwa rGH diserap o leh t ubuh ikan melalui insang dan lapisan epidermis.

  Selanjut nya, penyerapan rGH pada pemberian secara o ral adalah melalui usus (Habibi

  ), p e rlaku a n rGH d ap at meningkat kan IGF-1 dalam hat i (Pedro so et al. , 2009). Pe mb e rian GH secara o ral p ad a ikan salmo n ju ga meningkat kan plasma IGF-1 sampai puncaknya pada 24 jam set elah pemberian . Level plasma IGF masih t inggi sampai t iga hari, kemudian kembali pada level no rmal (Mo riyama et al ., 2000). Mekanisme rGH dalam m en ingkat kan p ert u mb u han m e lib at kan b e be rap a

  • -act in gene presence in liver organs of clown loach j uvenile (M = marker, (A1-A3)= con- t rol, (D1-D3)= combinat ion of rGH administ rat ion t hrough immersion and oral) .

  I G F

  

Cont rol

  Ko ntrol (

   akt in

  IGF-1

  300

  200 100 500 400

  Ko ntro l ( Control ) rGH M A1 A2 A3 D1 D2 D3 bp

  ) Ko nt rol rGH

  Treat ment s

  Perlakuan (

  1 /B et a a ct in

   I G F

  R a ti o

  1 / B e ta a c ti n

  R a si o

  Pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dengan met ode ..... (Asep Permana)

  Gambar 3. Tingkat ekspresi mRNA gen

  fakt o r yang be rperan yait u: re sept o r GH (GHr), GH

  binding prot eins

  (GHBPs), IGF

  binding prot eins

  (IGFBPs), dan resept o r IGF. GHr berfungsi dalam me nangkap sin yal GH yan g d isekresikan o le h p it uit ari, GHBPs berfungsi dalam melindungi, dan pengangkut an GH dari pit uit ari di dalam darah. IGFBPs berfungsi dalam me lind ungi dan m engangkut IGF-1 d i dalam darah me nu ju ke o rgan t arge t . Resep t o r IGF-1 b er fu ngsi untuk menangkap sinyal IGF-1 dalam organ-o rgan yang menjadi t arget (Sanchez & Pierre, 1999; Mo riyama

  et al ., 2000; Wo ng et al ., 2006; Debnant h, 2010).

  insulin-like growt h fact or I

  0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500

  (IGF-1) pada perlakuan ko nt ro l (bar hit am) dan perlakuan ho rmo n pert umbuhan reko mbinan (rGH, bar put ih) dengan ko mbinasi perendaman do sis 1,2 mg/L dan o ral melalui pakan do sis 30 mg/kg pakan. Ekspresi mRNA gen â-akt in digunakan sebagai ko nt ro l int ernal loading RNA t o t al dalam sint esis cDNA.

  

Figure 3. mRNA gen insulin-like growt h fact or I (IGF-1) exspresion level at cont rol t reat ment

(black bar) and recombinant growt h hormone (rGH) t r eat ment (w hit e bar) wit h combinat ion t reat ment immersion at 1.2 mg/L dose and orally at 30 mg/kg feed. mRNA gen â-akt in exspresion used as int ernal cont rol on t ot al int ernal loading RNA at cDNA synt hesis

  . Gambar 2. Amplifikasi keberadaan gen IGF-1dan gen  -akt in p ada o rgan hat i benih ikan bot ia (M= marker, (A1-A3)= ko nt ro l,

  (D1-D3)= ko mbinasi pemberian rGH melalui perendaman dan o ral).

  Figure 2. Amplificat ion of IGF-1 gene and

  2.250 2.911

  ) rGH Co p yrig ht @ 20 18, Jurnal Riset Akuakultur, p -ISSN 19 07-6754 ; e-ISSN 25 02-6 534 Jurnal Riset Akuakult ur, 13 (2), 2018, 123-130

  Pem berian r

  Vet eri- nar y Immunology and Immunopat hology

  , 28, 463-467. Haghighi, M., Sharif, R.M., Sharifpo ur, I., Sepahdari,

  A., & Lasht o o , A.G.R. (20 11). Oral reco mbin ant b o vine so m at o t ro pin im pro ve s gro wt h p erfo r- mance in rainbo w t ro ut

  Oncorhynchus mykiss .

  Ira- nian Journal of Fisheries Sciences

  , 10, 415-424. Hando yo , B. (2012).

  Respons benih ikan sidat t erhadap hor m on per t um buhan r ekom bi nan i kan ker apu kert ang melalui perendaman dan oral

  . Tesis. Inst it ut Pert anian Bo go r. Bo go r. Han d o yo , B., Alim u d d in , & Ut o m o , N.B.P. (2 0 1 2 ).

  Pe rt u mb uhan, ko nve rsi d an ret en si pakan , d an p ro ksim at t u b u h be n ih ikan sid at yan g d ib e ri ho rmo n pert um buhan re ko m binan ikan kerapu kert ang m elalui pe re nd am an .

  Jur nal Akuakult ur Indonesia

  , 11, 132-140. Hardiant ho , D., Alimuddin, Praset yo , A.E., Yant i, D.H.,

  & Sumant adinat a, K. (2012). Perfo rma benih ikan n ila d ib e r i p a k a n m e n g a n d u n g h o r m o n pert umbuhan reko mbinan ikan mas dengan do sis berbeda. Jurnal Akuakult ur Indonesia , 11(1), 17-22. Harris, J. & Bird, D.J. (2000). Mo dulat io n o f t he fish immune syst em by ho rmo nes: Mini review.

  , 77, 163- 176. Irm awat i, Alimuddin, Ju nio r, M.Z., Sup rayud i, M.A.,

  Gast ric upt ake o f reco mbinant gro wt h ho rmo ne in rainbo w t ro ut .

  & Wahyudi, A.T. (2012). The increase o f gro wt h rat e giant go urami fr y

  Osphronemus goramy Lac.

  t hat imm erse d wit h t he wat e r co n t ain ing co m- mo n carp gro wt h ho rmo ne.

  Jurnal Ikt iologi Indone- sia

  , 12, 13-23. Kelley, K.W. (1 989). Gro wt h ho rmo ne, lympho cyt es and macro phages.

  Biochemical Pharmacology

  , 38, 705-713. Mo riyama, S. & Kawauchi, H. (1990). Gro wt h st imu- lat io n o f juvenile salmo nids by immersio n in re- combinant salmo n gro wt h ho rmone.

  Nippon Suisan Gakkaishi , 56, 31-34.

  Mo riyama, S., Felix, G.A., & Hiro shi, K. (2000). Gro wt h regulat io n by insuline-like gro wt h fact o r-1 in fish.

  Bioscience Biotechnology Biochemistr y , 64, 1553-1562.

  Pedro so , F.L., Fukada, H., & Masumo t o , T. (2009).

  In Vivo an d in vit ro effe ct o f reco m binan t salm o n

  Fish Physiology and Biochemist r y

  Habibi, H.R., Ewing, R., Bajwa, & Walker, R.I. (2003).

  El

  Aco st a, J., Est rada, M.P., Carpio , Y., Ruiz, O., Mo rales, R., Mart inez, E., Valdes, J., Bo rro t o , C., Besada, V., Sanchez, A., & Herera, F. (2009). Tilapia so ma- t o t ro pin po lypept ides: po t ent enhancers o f fish g ro w t h a n d in n a t e im m u n it y.

  GH melalui perend aman at au o ral t idak efekt if dalam meningkat kan pert umbuhan ikan b o t ia. Pe m b erian r

  El

  GH se cara ko m b in asi m e lalu i met o de perendaman pada st adia lar va dan o ral pada stadia benih memberikan efek signifikan t erhadap laju pert umbuhan yait u 12,04% lebih t inggi dibandingkan ko nt ro l. Peningkat an pert umbuhan ikan bo t ia seiring dengan meningkat nya level ekspresi gen IGF-I yait u se b esar 2 9 ,37 % d ib an d in gkan ko n t ro l. Pe m b erian r

  El

  GH secara o ral, pe rend aman at aupun ko m binasi keduanya t idak memberikan efek signifikan t erhadap sint asan.

  UCAPAN TERIM A KASIH

  Penelitian ini merupakan kegiatan yang didanai oleh DIPA-APBN Tahun 2014. Terima kasih kami ucapkan ke p ad a p ara t e kn isi Han ggar Balai Pe ne lit ian d an Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH) Depo k yang telah membantu pelaksanaan penelit ian ini (Rona, Rinal, Sant i, Hasan, dan Angga G.) sert a t im penelit i ikan bo t ia at as kerja samanya.

  DAFTAR ACUAN

  Aco st a, J., Mo rales, R., Mo rales, A., Alo nso , M., & Est rasa, M.P. (2007).

  Pichia past oris

  expressing re- combinant t ilapia gro wth ho rmo ne accelerat es the gro wt h o f t ilapia.

  Biot echnol Let t ., 29, 1671-1676.

  Bi ot ech nol og i a Aplicada

  Proc. Sot . Exp. Biol. M ed ., 198, 513-527.

  , 26, 267-272. Alimuddin, Lesmana, I., Sudrajat , A.O., Carman, O., &

  Fa is al, I. (2 0 1 0 ). Pr o d u ct io n an d b io a ct ivit y po t ent ial o f t hree reco mbinant gro wt h ho rmo nes o f farmed fish.

  Indonesian Aquacult ure Journal

  , 5(1), 11-16. Aminah. (2012).

  Aplication of giant grouper recombinant hormone on glass eel by immersed at different doses

  . Skripsi. Bo go r Agricult ural Universit y. Bo go r. Carpio , Y., Leo n, K., Aco st a, J., Mo rales, R., & Est rada,

  M.P. (2007). Reco mbinant t ilapia neuro pept ide Y p ro m o t e s gro wt h and an t io xidan t d efe n se s in African cat fish

  Clarias gariepinus fr y.

  Aquacult ure

  , 272, 649-655. Debnant h, S. (2010). A review o n t he physio lo gy o f insulin like gro wt h fact o r-I (IGF-I) pept ide in bo ny fish e s an d it s p h ylo g e n e t ic co rr e la t io n in 3 0 different t axa o f 14 families o f t eleo st s. Advances

  in Environment al Biology , 5, 31-52.

  Effendie, M.I. (1997). Fish eries bio lo gy. Yo gyakart a: Yayasan Pust aka Nusat ama, 163 hlm. Gala, R.R. (1991). Pro lact in and gro wt h ho rmo ne in t he regulat io n o f t he immune syst em.

  gro wt h ho rmo ne t reat ment o n IGF-1 and IGFBPs

  Pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dengan met ode ..... (Asep Permana)

  in yello wt ail Seriola quinqueradiata . Fisheries Science , 75, 887-894 . Permana, A., Kusumah, V.R., & Priyadi, A. (2011). Cul- t ure of bot ia fish

  Chromobotia macracanthus

  Bleeker as

  ex-sit u co n se r vat io n m o de l.

  Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber Daya Ikan III

  . Hasil Penelit ian Perikanan dan Kelaut an, Bandung. Pro mdo nko y, B., Warit , S., & Panyim, S. (2004). Pro - duct io n o f a bio lo gically act ive gro wt h ho rmo ne fro m giant cat fish Pangasianodon gigas in Escheri-

  chia coli .

  Biot echnol Let t ., 26, 649-653.

  Sakai, M., Kajit a, Y., Ko b ayashi, M., & Kawauchi, H.

  (1 9 9 7 ). Im m u n o st im u la t in g e ffe ct o f g ro wt h h o r m o n e :

  i n -vi vo

  a d m in is t r a t io n o f g r o w t h ho rmo ne in rainb o w t ro ut enh ances resist ance t o Vi br i o a n g u i l l a r u m in fe ct io n . Vet er i na r y

  Immunology and Immunopat hology , 57, 147-152.