BAB III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 3bf5250c63 BAB IIIBAB 3

BAB III Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  

3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN

PENATAAN RUANG

  3.1.1 RTRW Nasional

  Kebijakan strategis dapat ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah. Untuk Kabupaten Mesuji tidak termasuk dalam kawasan strategis RTRW Nasional.

  3.1.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional

  Menurut PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Kawasan Kabupaten Mesuji tidak termasuk di dalamnya. Untuk wilayah Provinsi Lampung yang termasuk kawasan strategis nasional adalah Kawasan Perbatasan Negara di pesisir timur Provinsi Lampung yang berhadapan dengan laut lepas/Samudera Hindia (Teluk Ratai Padangcermin - Kab. Pesawaran).

  3.1.3 RTRW Pulau

  Kabupaten Mesuji merupakan Kabupaten pecahan dari Kabupaten induk Tulang Bawang yang tidak memiliki wilayah pulau. Sehingga kabupaten Mesuji tidak termasuk dalam kawasan strategis Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW) Pulau.

  3.1.4 RTRW Provinsi Lampung

  Untuk Kabupaten Mesuji terdapat kebijakan tentang Kawasan Kawasan Andalan Provinsi, yaitu Kawasan Andalan Mesuji yang diarahkan sebagai kota pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang berfungsi sebagai pusat produksi dan distribusi untuk mendukung sektor produksi wilayah sekitarnya seperti Pertanian, Perkebunan, Agro Industri, dan Peternakan. Dalam konteks kawasan strategis Mesuji, pemerintah Provinsi Lampung dalam RTRW Provinsi Lampung menetapkan bahwa di Mesuji terdapat satu kawasan strategis, yaitu Kawasan niaga terpadu berbasis potensi lokal dengan managemen agribisnis akan dikembangkan di sekitar kawasan agropolitan pertama di Lampung, yaitu di Kabupaten Lampung Tengah serta Kawasan

KABUPATEN MESUJI

  Transmigrasi Mandiri (KTM) yang ada di Kabupaten Mesuji yaitu di wilayah Tanjung Mas Makmur sampai Tanjung Mas Mulya. Dengan adanya pengembangan ini diharapkan mampu mendistribusikan pusat-pusat perekonomian, sehingga tidak terkonsentrasi di Kota Bandar Lampung. KTM diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi bagi wilayah Provinsi Lampung bagian utara.

3.1.5 RTRW Kabupaten Mesuji

  Secara lokalitas, selain KTM Mesuji, terdapat beberapa kawasan yang potensial dapat diusulkan sebagai kawasan strategis kabupaten (lokal), yaitu :

  1. Kawasan Wiralaga Kota Bahari; pada kawasan ini terdapat kebun buah, serta akan dibangun dermaga yang bertarap internasional dan diarahkan sebagai kota bahari.

  2. Kawasan Minapolitan Rawajitu Utara dan Mesuji Timur, pada kawasan ini

  terdapat kawasan dengan kegiatan perikanan/minapolitan, sebagai pusat perdagangan serta akan dibangun Dermaga Minapolitan.

  3. Kawasan Agropolitan Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Mesuji,

  dikawasan tersebut terdapat beberapa potensi untuk dikembangkan komoditas unggulan terutama dari perkebunan pertanian dan lainnya.

  4. Kawasan Konservasi Mesuji Timur, di dalam kawasan hutan produksi register 45 sungai buaya terdapat areal konservasi seluas 1000 Ha.

  5. Kawasan Perdagangan dan Jasa, serta pusat perekonomian berada dikec. Simpang pematang

  Adapun fasilitas pendukung yang ada adalah:

  • - Pasar modern, yang terletak diantara propinsi lampung dan sumatera sela
  • - Jasa perbankan, kantor pos - Dan jasa lainnya.

  Untuk menetapkan kawasan-kawasan strategis yang sudah diidentifikasikan di atas ada baiknya untuk mencermati kawasan tersebut dari sisi kriteria kawasan strategis yang sudah ditetapkan Dengan demikian untuk kawasan strategis kabupaten dapat diusulkan kawasan berikut :

  1. Kawasan KTM Mesuji yang berada pada Mesuji Timur dengan Kegiatan penunjang minapolitan dan Agropolitan, Kota Agropolitan, Wisata Agro, Pertanian lahan pangan sebagai lumbung padi dan hortikultura, serta perdagangan.

KABUPATEN MESUJI

  2. Kawasan Kota Bahari Wiralaga Kecamatan Mesuji dengan kegiatan yang terdiri dari perikanan, pusat perdagangan jasa dan pelayanan publik, industri pengolahan hasil serta perkebunan.

  3. Kawasan Minapolitan Rawajitu Utara dan Mesuji Timur sebagai kegiatan minapolitan serta pusat perdagangan dan jasa.

  Kawasan Agropolitan Mesuji dan Mesuji Timur sebagai kegeiatan Agropolitan.

4. Secara keseluruhan terdapat 3 rencana Kawasan Strategis untuk Kabupaten Mesuji yaitu :

  a. Kawasan KTM Mesuji; mempunyai nilai strategis ekonomi

  b. Kawasan Kota Bahari Wiralaga; mempunyai nilai strategis ekonomi

  c. Kawasan Minapolitan Rawajitu Utara dan Mesuji Timur; mempunyai nilai strategis ekonomi

3.1.6 Arahan Strategis Nasional Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

  Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:

  a. Pertahanan dan keamanan

  b. Pertumbuhan ekonomi

  c. Sosial dan budaya

  d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  e. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan 76 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut:

KABUPATEN MESUJI

  a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga c. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

  a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (Perpres N0. 32

Tahun 2011

  Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

KABUPATEN MESUJI

  Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut: a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan

  b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI

  c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra-sentra produksi di masing-masing KPI d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI) Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel berikut.

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 NO KORIDOR KPI (1) (2) (3)

  1 Koridor Ekonomi (KE) Sei Mangkei Sumatera Tapanuli Selatan

  Dairi Dumai Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

  Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas

KABUPATEN MESUJI

  tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:

  a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan; c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; d. Mempunyai batas yang jelas.

  Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (1) (2) (3)

  1 Kabupaten Simalungun, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Sumatera Utara Mangke

  2 Kabupaten Pandeglang, Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Banten Lesung

  3 Kabupaten Kutai Timur, Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Kalimantan Tmur

  4 Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung

KABUPATEN MESUJI

3.1.7 Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

  KABUPATEN MESUJI Kabupaten Mesuji tidak termasuk dalam salah satu kawasan arahan strategis nasional.

  Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya salah satunya mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dengan mengacu kepada peraturan perundangan tersebut, maka prioritas penanganan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis secara nasional. Pada pelaksanaannya, alokasi APBN Bidang Cipta Karya terdapat 5 (lima) klaster penanganan Bidang Cipta Karya sebagai berikut:

  a. Klaster A, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung.

  b. Klaster B, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW.

  c. Klaster C, terdiri dari kabupaten/kota yang menjadi prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), berdasarkan karakteristik antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin.

  d. Klaster D ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.

  e. Klaster E ditujukan untuk kabupaten/kota yang memiliki program inovasi baru Bidang Cipta Karya yang diusulkan secara kompetitif dan selektif.

  Kabupaten Mesuji termasuk dalam Klaster C prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), berdasarkan karakteristik antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin.

WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)

  Kabupaten Mesuji juga masuk dalam deliniasi Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) wilayah 6 di Sumatera.

KABUPATEN MESUJI

3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

  3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

  Dalam hal ini Kabupaten Mesuji belum menyusun dokumen Rencana Kawasan Permukiman (RKP).

  3.2.2 Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

  Mengingat kondisi eksisting UPTD Kab. Mesuji saat ini dan dengan pertimbanganpertimbangan lainnya, maka disusunlah rencana pengembangan sebagai berikut :

  1. SPAM IKK dengan sumber air baku air tanah dalam

  2. SPAM Pedesaan rawan air bersih dengan sumber air baku air tanah dangkal – sedang

  3. SPAM Pedesaan rawan air bersih dengan sumber air permukaan Rencana Pengembangan SPAM IKK Kabupaten Mesuji adalah seluruh Kecamatan memiliki SPAM IKK, zona pelayanan yang terdiri dari 7 unit pelayanan dengan rencana pengelompokan (cluster) dibagi menjadi 7 SPAM IKK (wilayah Ibukota Kecamatan dan sekitarnya), yakni :

  1. Cluster I IKK Simpang Pematang, meliputi wilayah layanan kampung Simpang Pematang, Budi Aji, dan Jaya Sakti, dan sekitarnya

  2. Cluster II IKK Mesuji Timur, meliputi wilayah layanan kampung Tanjung Mas Makmur, Tanjung Mas Jaya, dan Pangkal Mas Mulya, dan sekitarnya

  3. Cluster III IKK Mesuji, meliputi wilayah layanan kampung Wiralaga I, Wiralaga II, dan Nipah Kuning dan sekitarnya

  4. Cluster IV IKK Tanjung Raya, meliputi wilayah layanan kampung Brabasan, Gedung Ram, dan Mekar Sari dan sekitarnya

  5. Cluster V IKK Panca Jaya, meliputi wilayah layanan kampung Adi Luhur, Adi Karya Mulya, dan Adi Jaya dan sekitarnya

  6. Cluster VI IKK Way Serdang, meliputi wilayah layanan kampung Buko Poso, Kebun Dalam, dan Bumi Harapan dan sekitarnya

  7. Cluster VII IKK Rawajitu Utara, meliputi wilayah layanan kampung Panggung Jaya, Sidang Way Puji, Tlogo Rejo dan sekitarnya

  3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

  Dalam merumuskan pengembangan pengelolaan sanitasi, pentahapan dibagi ke dalam tahap jangka pendek (1-2 tahun), menengah (5 tahun), jangka panjang (10 tahun), maupun kombinasi antara 2 tahapan.

KABUPATEN MESUJI

  Penentuan tahapan dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang meliputi :

  1. Kepadatan Penduduk adalah Jumlah jiwa yang mendiami Desa/ Kelurahan per hektar;

  2. Kondisi ekstrem adalah Desa/Kelurahan yang didefinisikan sebagai daerah genangan yang diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut;

  3. Wilayah Komersil (CBD) merupakan wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa baik untuk saat ini maupun yang akan datang berdasarkan dokumen RTRW; 4. Resiko Kesehatan adalah hasil dari analisa area beresiko, yang mempunyai skor 3 dan 4.

  Gambaran yang berupa alur logis antara permasalahan mendesak, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan sanitasi di Kabupaten Mesuji dapat dilihat pada uraian berikut,

  1. Perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Mesuji didasarkan kepada permasalahan – permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini berdasarkan analisa SWOT. Hal ini dilakukan agar dalam pembuatan perencanaan tersebut dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kemampuan penganggaran, sumber daya manusia dan kondisi – kondisi lainnya saat ini serta yang akan mempengaruhi perencanaan yang akan dibuat.

  Posisi pengelolaan sanitasi pengelolaan air limbah di Kabupaten Mesuji saat ini berada pada posisi diantara kelemahan/weakness dan ancaman/threats (W-T), sehingga strategi yang digunakan adalah meminimalkan kelemahan yang ada di Pemerintah Kabupaten Mesuji dan menghindari ancaman ada, strategi weakness dan threats (W-T).

  Berdasarkan hal – hal tersebut, maka telah disusun visi sanitasi Kabupaten Mesuji, yang akan menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan air limbah domestik di Kabupaten Mesuji. Berdasarkan isu – isu strategis yang ada telah dibuat misi sanitasi dalam bidang air limbah domestik yang akan menjadi landasan operasional dalam penyusunan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Mesuji.

  2. Pembangunan persampahan di Kabupaten Mesuji didasarkan kepada permasalahan – permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini berdasarkan analisa SWOT. Hal ini dilakukan agar dalam pembuatan perencanaan tersebut dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kemampuan penganggaran, sumber daya manusia dan kondisi

  • – kondisi lainnya saat ini, yang akan mempengaruhi perencanaan yang akan dibuat. Posisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Mesuji saat ini berada pada posisi diantara kelemahan/weakness dan peluang/oportunity (W-O), sehingga strategi yang digunakan adalah meminimalkan kelemahan yang ada di Internal Pemerintah Kabupaten Mesuji

KABUPATEN MESUJI

  dengan memanfaatkan peluang yang ada, strategi weakness dan oportunity (W-O). Berdasarkan hal – hal tersebut, maka telah disusun visi sanitasi Kabupaten Mesuji, yang akan menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan persampahan di Kabupaten Mesuji. Agar lebih operasional, maka berdasarkan isu – isu strategis yang ada telah dibuat misi sanitasi dalam bidang persampahan yang akan menjadi landasan operasional dalam penyusunan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan persampahan di Kabupaten Mesuji.

  3. Pembangunan drainase di Kabupaten Mesuji didasarkan kepada permasalahan – permasalahan mendesak dan posisi pengelolaan sanitasi saat ini berdasarkan analisa SWOT. Hal ini dilakukan agar dalam pembuatan perencanaan tersebut dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kemampuan penganggaran, sumber daya manusia dan kondisi – kondisi lainnya saat ini, yang akan mempengaruhi perencanaan yang akan dibuat. Posisi pengelolaan sanitasi di Kabupaten Mesuji saat ini berada pada posisi diantara kelemahan/weakness dan ancaman/threats (W-T), sehingga strategi yang digunakan adalah meminimalkan kelemahan yang ada di Pemerintah Kabupaten Mesuji dan menghindari ancaman ada, strategi kelemahan/weakness dan ancaman/threats, strategi weakness dan oportunity (W-T). Berdasarkan hal – hal tersebut, maka telah disusun visi sanitasi Kabupaten Mesuji, yang akan menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan drainase di Kabupaten Mesuji. Agar lebih operasional, maka berdasarkan isu – isu strategis yang ada telah dibuat misi sanitasi dalam bidang drainase yang akan menjadi landasan operasional dalam penyusunan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase di Kabupaten Mesuji.

  3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten Mesuji belum menyusun RTBL.

  3.2.5 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Dalam hal ini rencana strategis memuat rencana masing-masing sektor,

KABUPATEN MESUJI

Tabel 3.3 Matriks Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Produk Status Arahan Indikasi No.

  Lokasi Rencana (Ada/Tidak) Pembangunan Program/Kegiatan

  • 1 RKP Tidak - -

  Pelayanan Aman Penyediaan air minum Kabupaten

  2 RISPAM Ada Air Minum seluruh Kabupaten Mesuji

  Pelayanan air limbah, Pelayanan Layak persampahan dan Kabupaten

  3 SSK Ada Sanitasi drainase seluruh Mesuji

  Kabupaten

  4 RTBL Tidak