KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

6.1 ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai :

  1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

  3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

  Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

  4. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

  6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  7. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

6.2 KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

  Uraian yang dijelaskan dalam penjabaran kondisi kelembagaan ini terkait dengan kondisi keorganisasian, ketatalaksanaan Bidang dan Sumber Daya Manusia

6.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Peraturan yang menjadi dasar dalam penetapan struktur organisasi pemerintahan di Kobupaten Kepulauan Mentawai mengacu pada :

  1. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

  2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014

  3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025

  4. Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

  6. Peraturan Menteri Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

  7. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

  8. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

  Oleh sebab itu untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan. Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya, informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut: a. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

  b. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kobupaten Kepulauan Mentawai saat ini.

  c. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.

  d. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai

a. PERATURAN DAERAH YANG MENJADI DASAR PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

  Adapun peraturan daerah yang menjadi dasar penetapan struktur organisasi pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai;

  b. GAMBARAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SAAT INI.

  Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai Saat ini sudah dioptimalkan dalam rangka ketatalaksanaan dan koordinasi dari masing-masing instansi yang terkait. Setiap instansi yang telah ditentukan tugasnya, melakukan koordinasi secara vertikal dalam satuan organisasi kepemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

  c. GAMBARAN STRUKTUR ORGANISASI INSTANSI YANG MENANGANI URUSAN BIDANG CIPTA KARYA SAAT INI

  Organisasi yang menangani urusan Bidang Cipta Karya saat ini berada di : Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai - untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut

1) BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Mentawai

  Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu organisasi Bappeda, dimana strukturnya terdiri dari Kepala Bappeda, Sekretariat yang membawahi 5 (lima) Sub Bagian, Lima Kepala Bidang yang masing-masing bidang membawahi 2 (dua) Sub Bidang.

  Visi Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah:

  ”Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Aplikatif, Partisipatif dan Akuntabel yang Berkeadilan”

  Sedangkan misi Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai, antara lain: 1) Meningkatkan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah.

  2) Mengembangkan partisipasi dan keterpaduan dalam perencanaan pembangunan daerah. 3) Mengembangkan perencanaan yang rasional berbasis data informasi

  4) Mengembangkan perencanaan pembangunan secara merata. 5) Meningkatkan kualitas SDM aparatur perencana dan sarana prasarana pendukung.

  Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda:

  a. Tugas Pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah

  3. Bidang Statistik dan Litbang:

  2. Bidang Prasarana dan Tata Ruang

  a) Sub Bidang Ekonomi Dan Dunia Usaha

  4. Bidang Ekonomi dan Investasi

  b) Sub Bidang Litbang

  a) Sub Bidang Statistik

  b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

  a) Sub Bidang Fisik dan Prasarana b) Sub Bidang Tata Ruang.

  a) Sub Bidang Sosial b) Sub Bidang Budaya.

  d. UPT e. Kelompok Jabatan Fungsional.

  1. Bidang Sosial dan Budaya:

  c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang yaitu:

  2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program.

  1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

  b. Sekretariat, membawahi:

  Struktur organisasi Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah: a. Kepala Badan.

  1) Perumusan kebijakan teknis penyusunan perencanaan pembangunan daerah; 2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah; 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah; dan 4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

  b) Sub Bidang Ekonomi Dan Penanaman Modal

2. Dinas Pekerjaan Umum

  Dinas pekerjaan umum adalah sebuah satuan perangkat kerja daerah yang melaksanakan pekerjaan dalam bidang keteknisan sebagai salah satu unsur pelaksana pembanggunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang dipimpin oleh seorang kepala dinas.

  Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai; Visi :

  Terwujudnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dibidang Pekerjaan Umum yang handal dan terpadu dalam rangka menunjang pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan, Sektor Pertanian, Perkebunan, Pertambangan, Industri Kecil dan Pariwisata.”

  Sedangkan Misi Dinas Pekerjaan Umum adalah:

  • Mewujudkan sistem pelayanan administrasi dan birokrasi yang efektif
  • Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang handal dan profesional.

  • Mewujudkan kualitas hasil pekerjaan sesuai Standar Nasional Indone
  • • Mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang

  • Meningkatkan pengelolaan sarana pengairan
  • Melaksanakan pembangunan berdasarkan peruntukan tata ruang.
  • Menciptakan kawasan hunian yang berwawasan lingkungan.
  • Meningkatkan pengelolaan sarana air bersih.
  • Mendorong partisipasi masyarakat untuk pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum.

  3. Sub Bagian Perencanaan dan Program

  2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air:

  c) Seksi Leger

  b) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

  a) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

  1. Bidang Bina Marga, membawahi

  c. Bidang-bidang yang terdiri dari 4 (empat) bidang, yaitu

  2. Sub Bagian Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan

  menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan

  1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

  b. Sekretariat, membawahi:

  a. Kepala Dinas

  Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari:

  1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum; 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan umum; 3) Pembinaan dan Pelaksanaan urusan dibidang pekerjaan umum; 4) Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah, dan 5) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

  a. Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugaspokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang pekerjaan umum b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

  Tugas Pokok dan Fungsi

  a) Seksi Irigasi dan Drainase b) Seksi Sungai Rawa dan Pantai;

c) Seksi Konservasi dan Pengelolaan air baku

  3. Bidang Cipta Karya

  a) Seksi Penataan ruang

  b) Seksi Bangunan Dan Lingkungan

  c) Seksi Tekhnik Penyehatan Lingkungan

  4. Bidang Perumahan

  a) Seksi Pembangunan

  b) Seksi Pengembangan;

  c) Seksi Pendataan Pengandalian dan Pengawasan

  d. Kelompok Jabatan Fungsional

6.2.2 KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

  Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi.Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi didalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

  Tabel: 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Kepulauan Mentawai Peran Instansi dalam Unit/Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

  a)Pengoordinasian

  1. Bappeda Bidang Prasarana dan tata penyusunan Ruang perencanaan pembangunan

  Peran Instansi dalam Unit/Bagian yang Menangani No Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK

  b)Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan c)Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan. d)Pengendalian pembangunan.

  2. Dinas a)Perumusan kebijakan Bidang Cipta Karya PU Pekerjaan teknis di bidang Umum pembangunan sarana dan prasarana Lingkunga n. b)Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana lingkungan. c)Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan. d)Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas lingkungan. a)Perumusan kebijakan Bidang Sumber Daya Air (SDA) teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase b)Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase c)Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana drainase.

  d) Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas drainase.

  e) Pelayanan Penanganan Bidang Cipta Karya PU Sampah dari TPS

  No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

  4. Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas lingkungan.

  1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan.

  4. Pengendalian pembangunan. Dinas PU

  3. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan.

  2. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan

  1. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan

  Bappeda

  Penataan Bangunan dan Lingkungan

  3. Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.

  sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

  2. Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana lingkungan.

  1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Lingkungan.

  PU

  Pengembangan Permukiman

Tabel 6.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya NO Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

  Dalam memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi tabel berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di Kabupaten kepulauan Mentawai

  Sumber ; SKPD Terkait

  f) Pengolahan Sampah di Lokasi TPA.

  2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan.

  3. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang tata ruang dan tata bangunan.

  Pengembangan PLP

  Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan SMA. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

  5. Pembinaan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam MewujudkanKota Bersih, Tertib dan Indah.

  3. Pelayanan Limbah Tinja 4. Pengolahan Sampah di Lokasi TPA.

  2. Fasilitasi/Pembuatan/Pemeliharaan Hutan Kota dan Taman Kota.

  1. Pelayanan Penanganan Sampah dari TPS sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

  Dinas PU

  4. Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas drainase.

  4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

  3. Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana drainase.

  2. Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase

  1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase

  PDAM Dinas PU

  Pengembangan Air Minum

  5. Pelaksanaan tugas lain yang yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6.2.3 KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG CIPTA KARYA

  Tabel: 6.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Latar Belakang Jabatan Golongan Jenis Kelamin Pendidikan Fungsional

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

  • Gol I : - org Pria : 14 org < SMA : 1 org Gol II : 12 org Wanita: 17 org SMA : 11 org Gol III : 15 org Dipl. : 0 org Gol IV : 4 org S1 : 14 org

  S2 : 5 org S3 : 0 org

  Dinas Pekerjaan Umum

  • Gol I : ….org Pria : 90 org < SMA : 29 org Gol II : ….org Wanita: 28 org SMA : 36 org Gol III : ….org Dipl. : 14 org Gol IV : ….org S1 : 31 org

  S2 : 8 org S3 : 0 org

  Sumber : Bappeda

6.3 ANALISIS KELEMBAGAAN

6.3.1 ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

  1. Struktur Organisasi

  • Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten kepulauan Mentawai
  • Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan

  2. Tugas dan Fungsi Organisasi

  • Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas
  • Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

  3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

  • Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.
  • Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

  4. Permasalahan Dalam Keorganisasian

  • Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.
  • Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang
  • Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan
  • >Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Kar
  • • Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya

  sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

  • Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi
  • Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat

6.3.2 ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Analisis ini dilakukan berguna untuk adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut:

  1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

  • Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

  2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

  • Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

  3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007

  • Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41

  Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase

  4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

  • • Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas

  • Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

  namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

  5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

6.3.3 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut:

  1. Ketersediaan SDM

  • SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya
  • Adanya tambahan pegawai namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan
  • Pegawai yang memiliki kemampuan dibidang Cipta Karya di mutasi ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya
  • Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya
  • Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru
  • Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat terkait dengan penerimaan PNS yang memprioritaskan tenaga honor serta pengadaan tenaga medis dan tenaga guru
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

  2. Permasalahan dalam manajemen SDM

  3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

  

Tabel: 6.4

  No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan)

  1. Bidang Prasarana dan Tata Ruang Bappeda

  S2

  • orang
  • orang
  • orang 1 orang 2 orang
  • orang
  • orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 4 o>Perenc.Kota
  • Lingkungan S1
  • T.Lingkungan
  • T.Sipil
  • T.Planologi SLTA
  • orang
  • orang

  2. Bidang Cipta Karya Dinas PU

  S2:

  • orang 5 orang
  • orang
  • orang
  • orang 6 orang 1 orang 6 orang 2 orang 1 orang 4 orang 6 orang
  • >Teknik sipil
  • S1
  • T.Sipil
  • T.Arsitektur
  • T.Lingkungan
  • D3
  • SLTA
  • 6.3.4 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

      Untuk mengetahui potensi dan permasalahan dalam bidang kelembagaan di digunakan Analisis SWOT . Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

      Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan

      Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-10.4.

      

    Tabel: 6.5

      Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

    PELUANG (O) ANCAMAN (T)

      a. Adanya dukungan

      a. Bertambahnya jumlah dana dari pusat dan penduduk provinsi untuk b. Law Inforcement menunjang dalam penegakan pengembangan hukum terkait sanitasi lingkungan.

      b. Pengembangan

      c. Terbatasnya dana SPAM untuk seluruh untuk allokasi bidang Kecamatan

      FAKTOR

      sanitasi

      c. Adanya kemungkinan

      EKSTERNAL

      d. Rendahnya tingkat kerjasama dengan partisipasi masyarakat pengembang, dalam bidang sanitasi khususnya pengembangan di perumahan baru d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR

      e. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari

      FAKTOR

      pusat terkait dengan tugas pokok dan

      INTERNAL

      fungsi

      f. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB)

      g. Promosi perumahan berwawasan lingkungan

    KEKUATAN (S)

      a. Secara kelembagaan,

      a. Segera menyiapkan

      a. Meningkatkan lembaga yang ada persaratan/dokumen sosialisasi kepada dan terkait dengan yang dibutuhkan masyarakat dan bidang Cipta Karya pemerintah pusat dan swasta dalam mempunyai lembaga donor menanggulangi kewenangan yang sebagai persaratan masalah sanitasi kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda

      b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll

      c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

      d. Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu. untuk mendapatkan bantuan hibah b. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.

      c. Memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment e. Penempatan personil yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan

      b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan

      c. Campaign kepada para pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.

    KELEMAHAN (W)

      a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

      b. Kurangnya koordinasi antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan, penanganan dan pengelolaan kawasan masih kurang.

      c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

      a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya

      c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai.

      d. Menerapkan program karier pegawai e. Campaign kepada pengambil keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.

      a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang

      Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.

      c. Memperbaiki kinerja sistem kepegawaian yang ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan e. SDM yang tersedia kebutuhan serta kurang memadai baik mutasi yang tidak dari segi jumlah diinginkan. maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

      f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase.

      g. Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.

      h. Adanya tambahan pegawai namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan i. Pegawai yang memiliki kemampuan dibidang Cipta Karya di mutasi ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya j. Pemberian reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

    6.4 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

      Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi yaitu strtegi pengembangan organisasi, strtegi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 6.7 dan 6.8.

      6.4.1 RENCANA PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN

      Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut:

      1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev;

      2. Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtek bidang cipta karya;

      3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

      4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

      5. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

      6.4.2 RENCANA PENGEMBANGAN TATA LAKSANA

      Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut:

      1. Meningkatkan koordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi

      2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

      6.4.3 RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

      Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut:

      1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

      2. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

      3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai

      4. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai

      Oleh sebab itu untuk mendukung rencana pengembangan Sumber Daya manusia (SDM ) dapat dilakukan upaya sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi berupa :

      12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik

      Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi Organisasi

      Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

      Tabel: 6.6

      Dengan demikian dapat dirumuskan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan yang dapat diorentasikan dari penjabaran organisasi, tata laksana dan Kelembagaan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut

      Sumber : Pedoman Penyusun RPI2JM Kementerian Pekerjaan Umum, 2014

      17 Diklat Jabatan Fungsional

      16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

      15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

      14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

      13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

      11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap

    Tabel 6.9 Pelatihan Bidang Cipta Karya No Jenis Pelatihan

      10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

      9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata

      8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

      7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan

      6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

      5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan- undangan

      4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan

      3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

      2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

      1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

      a. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev; b. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber a. Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen perencanaan yang ada (RPJMD, SSK, RISPAM, SPPIP,

      Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

      pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi c. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

      d. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

      e. Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan criteria yang dibutuhkan.

      SPM dll) kepada semua pegawai yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev.

      b. Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai serta menyiapkan anggaran yang memadai

      c. Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan PERDA tentang Larangan membuang sampah tidak pada tempatnya

      d. Membentuk tim Penyidik PNS (PPNS) untuk menindak masyarakat/bada n hukum yang melanggar PERDA

      Tata Laksana

      a. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi b. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

      a. Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

      Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

      a. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

      b. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi

      a. Pengadaan pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

      Aspek Strategi Rencana Aksi Kelembagaan

      kesempatan untuk mengikuti

      b. Mengusulkan pelatihan di bidang Cipta karya Pelatihan kepada c. Meningkatkan kesejahteraan semua staf teknis pegawai c. Mengusulkan

      d. Menerapkan reward dan penambahan funishment kepada semua pegawai anggaran kesejahteraan pegawai dalam APBD

      Tabe l:6.7 Usulan Program dan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan x Rp.1.000 Tahun APBN

      2

      20

      20

      20

      20 NO Program Vol Satuan Sws APBD APBD Masya

      17

      18

      19

      20 Rupiah CSR

      1 Prov Kab rakat PLN ta Murni

      6 I Aspek Organisasi :

      1 Sosialisasi dan penyebar luasan

      1 Paket √ √ √ √ √ √ dokumen yang ada (RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, dll) kepada semua instansi terkait bidang Cipta Karya

      2 Menyusun program pelatihan dan

      1 Paket √ √ pengembangan karier pegawai

      3 Sosialisasi kepada masyarakat terkait

      1 Paket √ √ √ √ √ √ dengan PERDA dan isu2 lingkungan seperti tentang Larangan membuang sampah sembarangan/tidak pada tempatnya

      II Aspek Tata Laksana

      1 Sosialisasi kepada semua instasi terkait

      1 Paket √ √ √ √ √ √ di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

      III Aspek Sumber daya manusia

      1 Paket

      1 Pengadaan pegawai baru sesuai

      1 Paket √ √ √ √ √ √ dengan kualifikasi yang dibutuhkan

      2 Pelatihan untuk semua staf teknis

      1 Paket √ √ √ √ √ √ Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai vi  21