Kata Pengantar - Rencana Pembangunan Daerah Dan Renja Skpd - Pemerintah Kabupaten Bungo

  

Kata Pengantar

Pertama-tama kami menyampaikan rasa syukur

kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, Dokumen RPJMD

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)

Kabupaten Bungo Tahun 2012-2016 ini telah disusun

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

  

Berpedoman kepada Undang-undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional) dan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010

tentang RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional) Tahun 2010-2014, maka dokumen

ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari RPJPD

(Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)

Kabupaten Bungo Tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi

Jambi Tahun 2010-2015, dan RPJMN Tahun 2009-2014.

  Dokumen RPJMD ini disusun berdasarkan Visi dan

Misi Bupati dan Wakil Bupati Bungo Periode 2011-2016.

  

Untuk memperkuat substansi Dokumen RPJMD ini, maka

dirumuskan pula secara seksama sasaran, strategi,

program prioritas, dan arah kebijakan umum.

  Sebagai sebuah dokumen perencanaan, maka

RPJMD masih sangat terbuka terhadap setiap bentuk

saran/pendapat dan kritik yang konstruktif, demi

perbaikan dan penyempurnaan materi yang terdapat

dalam dokumen ini. Terhadap setiap bentuk

saran/pendapat dan kritik yang konstruktif dimaksud,

akan menjadi sarana untuk penyempurnaan Dokumen

RPJMD Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016.

  Akhirnya, dengan mengucap

alhamdulillahhirobbil alamin, kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak (stakeholder) yang telah

membantu menyediakan data dan informasi yang

sangat berguna dalam penyusunan dokumen

perencanaan 5 tahunan ini. Tanpa dukungan data dan

informasi dari berbagai stakeholder tersebut, mustahil

Dokumen RPJMD Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 ini

  

dapat tersusun dengan baik. Semoga dokumen ini akan

menjadi sarana mewujudkan visi dan misi demi

kesejahteraan masyarakat.

  Muara Bungo, Nopember 2011

BUPATI BUNGO,

  H. SUDIRMAN ZAINI

  Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang........................................................................

  1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ...................................................

  2

  1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainya ......................................................................................

  8 1.4. Sistimatika Penulisan .............................................................

  11 1.5. Maksud dan Tujuan ...............................................................

  12 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi .........................................

  15 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .....................................

  22 2.3. Aspek Pelayanan Umum ......................................................

  27 2.4. Aspek Daya Saing .................................................................

  31 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

  DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ...............................................

  62 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan .....................................

  78 3.3. Kerangka Pendanaan ..........................................................

  82 BAB IV ANALISIS ISSU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah .............................

  89

  4.2. Issu Strategis............................................................................. 102

  BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

  5.1. Visi Pembangunan ................................................................ 106

  5.2. Misi Pembangunan Daerah.................................................. 108

  5.3. Tujuan dan SasaranPembangunan ................................... 109

  BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

  6.1. Strategi Pembangunan ........................................................ 118

  6.2. Arah Kebijakan Pembangunan .......................................... 119

  BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

  7.1. Prioritas Pembangunan Daerah .......................................... 154

  7.2. Program Pembangunan Daerah......................................... 155

  7.3. Program Lintas Bidang dan Lintas SKPD ............................. 175

  BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN ............................. 214 BAB IX PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN

  247

INDIKATOR KINERJA DAERAH ...............................

  BAB X KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI

  10.1. Kaidah Pelaksanaan .................................................... 261

  10.2. Pedoman Transisi........................................................... 262 265 BAB XI PENUTUP ...............................................................

  Daftar Tabel

Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bungo atas Dasar

  Harga Konstan 2000 menurut Lapangan usaha Tahun 2004-2009 .......................................................................

  32 Tabel 2.2 Distribusi PDRB Kabupaten Bungo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 – 2009 ................................

  34 Tabel 2.3 Perkembangan PDRB Sektor Pertanian terhadap Total PDRB Kabupaten Bungo tahun 2004-2009 ...............

  36 Tabel 2.4 Luas Lahan Perkebunan Perusahaan Swasta Nasional di Kabupaten Bungo Tahun 2009 ..................................

  39 Tabel 2.5 Produksi Hasil Hutan Kabupaten Bungo Tahun 2009

  40 Tabel 2.6 Luas Tanaman, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Tanaman Perkebunan Kabupaten Bungo Tahun 2009 ................................................................................

  41 Tabel 2.7 Luas Tanaman dan Komposisi Komoditas Perkebunan Kabupaten Bungo Tahun 2009 ..................................

  43 Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap total PDRB Kabupaten Bungo Tahun 2004-2009 ...........................................................

  44 Tabel 2.9 Potensi dan Penyebaran Bahan Galian Kabupaten Bungo Tahun 2009 ........................................................

  45

Tabel 2.10 Invenstasi Pihak Swasta pada Sektor Pertambangan Kabupaten Bungo Tahun 2009 ..................................

  47 Tabel 2.11 Perkembangan PDRB Sektor Industri terhadap total PDRB Kabupaten Bungo Tahun 2004-2009 .........................

  48 Tabel 2.12 Jumlah Unit Usaha, Investasi Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Kelompok Industri Besar di Kabupaten Bungo 49

Tabel 2.13 Jumlah Unit Usaha, Investasi Tenaga Kerja dan Nilai

  Produksi Kelompok Industri Kecil di Kabuapten Bungo 50

Tabel 2.14 Jumlah Perbandingan Unit Usaha, Investasi, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri Besar dan Industri Kecil di

  Kabupaten Bungo Tahun 2009 ..................................

  51 Tabel 2.15 Perkembangan Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan terhadap total PDRB Kabupaten Bungo Tahun 2004-2009 .......................................................................

  53 Tabel 2.16 Sarana dan Prasarana Perdagangan menurut Jenis di Kabupaten Bungo Tahun 2009 ...............................

  53 Tabel 2.17 Jumlah Investor yang berminat untuk berinvestasi di Kabupaten Bungo Tahun 2009 ...............................

  57 Tabel 2.18 Jumlah penertiban izin KP bahan galian golongan A B dan C di Kabupaten Bungo Tahun 2006-2010 .....

  58 Tabel 2.19 Perkembangan jumlah investasi pada sektor industri di Kabupaten Bungo Tahun 2006-2010 ......................

  59 Tabel 2.20 Sumber Daya Manusia yang bekerja terdaftar di Kabupaten Bungo berdasarkan sektor, periode Tahun 2006-2009 .......................................................................

  60 Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2006-2009 .......................................................................

  67

Tabel 3.2 Asset yang dimiliki Kabupaten Bungo 2005-2009 ....

  73 Tabel 3.3 Kewajiban Daerah Kabupaten Bungo selama Tahun 2005-2009 .......................................................................

  75 Tabel 3.4 Ration Liquiditas Kabupaten Bungo selama Tahun 2005- 2009 ................................................................................

  76 Tabel 3.5 Ratio Sovabilitas Kabupaten Bungo selama Tahun 2005- 2009 ................................................................................

  77 Tabel 3.6 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2005-2010 .......................................................................

  80 Tabel 3.7 Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) Kabupaten Bungo Tahun 2006-2010 ...........................................................

  81 Tabel 3.8 Kerangka Pendanaan APBD Kabupaten Bungo Tahun 2006-2010 .......................................................................

  85 Tabel 3.9 Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dan penggunaannya Kabupaten Bungo Tahun 2012 - 2016 ................................................................................

  88 Tabel 5.1. Misi, Tujuan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2012 - 2016 ........................................................ 114

Tabel 6.1. Matrik Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

  Pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2012 - 2016 ................................................................................ 123

Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

  Kabupaten Bungo Tahun 2011 - 2016 .................... 180

Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai

  Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Bungo Tahun 2011 - 2016 .................................................................... 221

Tabel 9.1. Indikasi Kinerja RPJM Kabuapten Bungo Tahun 2011 - 2016 ................................................................................ 256

  Bab-1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bungo 2011–2016 merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Bungo terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilu Kada) Bupati Tahun 2011. Dokumen RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus tersedia dalam penyelenggaraan pemerintah sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan Provinsi Jambi dan Nasional sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

  RPJMD Kabupaten Bungo 2011–2016 merupakan tahapan lima (5) tahun kedua dalam rangka mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bungo 2005–2025, RPJMD 2011– 2016 merupakan pendoman bagi penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya. Di samping itu, RPJMD 2011–2016 disusun secara terpadu, komprehensif dengan mengedepankan partisipasi masysrakat dengan mempertimbangkan aspirasi stakeholder pembangunan lainnya.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

  Landasan ideal dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Bungo ini adalah Pancasila dan Landasan Konstitusional adalah UUD 1945. Sedangkan landasan operasional meliputi perundang-undangan/peraturan yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah yaitu :

  1. Undang-undang Nomor

  61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swantantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112)

  2. Undang-Undang Nomor

  12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Jambi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko, Bungo, Tebo, Batanghari, Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755).

  3. Undang-undang Nomor

  54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903), sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3979).

  4. Undang-undang Nomor

  28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

  5. Undang-undang Nomor

  17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  6. Undang-undang Nomor

  1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

  7. Undang-undang Nomor

  15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggung Jawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomo 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);

  8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

  9. Undang-undang Nomor

  32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

  10. Undang-undang Nomor

  33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

  11. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

  12. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

  13. Undang-undang Nomor

  12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undagan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

  14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

  15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594) ;

  16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

  17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Pemerintah Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

  18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

  Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

  19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

  20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

  21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

  22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

  23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

  Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

  25. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2011, Nomor 01);

  26. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2007 Nomor 1);

  

1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen

Perencanaan Lainnya

  Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :

  1. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Bungo

  RPJMD Kabupaten Bungo 2011–2016 merupakan rencana pembangunan tahap kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) selain memuat visi, misi dan program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Bungo periode 2011-2016 juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Bungo 2005 – 2025.

  2. RPJMD dan RTRW Kabupaten Bungo

  Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan arahan, pola, dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bungo sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Bungo.

  3. RPJMD dan Rencana Strategis

  RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan.

  Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bungo.

4. RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

  Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bungo 2011 – 2016 setiap tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Bungo yang memuat program prioritas dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Bungo yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat dusun/kelurahan dan kecamatan, hingga tingkat Kabupaten Bungo.

  Secara visual hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya berupa RPJPD, RTRW, Renstra SKPD dan RKPD dapat digambar pada skematis. Adapun skematis yang dimaksud dapat diamati pada gambar berikut. Gambar : Skema Hubungan RPJMD dengan RPJPD, RTRW, Renstra SKPD dan RKPD

  RPJMD Kabupaten Bungo 2011– 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS RPJMD

  20 tahun Renstra SKPD RPJMD 5 tahun tahun II RTRW RKPD 1 tahun

1.4 Sistematika Penulisan

  BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB XI PENUTUP

1.5 Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud

  Maksud dari penyusunan RPJMD Tahun 2011– 2016 adalah untuk merumuskan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah secara terarah, dan terpadu sehingga dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Bungo 2011 – 2016 dengan memperhatikan arahan RPJPD Kabupaten Bungo Tahun 2005 – 2025, dan memperhatikan aspirasi seluruh stakeholder pembangunan di Kabupaten Bungo.

  Dokumen RPJMD Kabupaten Bungo merupakan acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Bungo dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan merupakan acuan dalam penentuan program daerah yang akan dibahas dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Bungo secara berjenjang.

1.5.2 Tujuan

  Tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Bungo Tahun 2011–2016 adalah :

  1. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program Bupati dan Wakil Bupati Bungo ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan selama tahun 2011– 2016.

  2. Menyiapkan rujukan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Bungo, guna menentukan program prioritas dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Bungo dan

  APBD Provinsi Jambi, APBN, dan sumber dana lainnya ;

  3. Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan daerah antar SKPD, antar pemerintah kabupaten/kota, serta antara Pemerintah Kabupaten Bungo dengan Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Pusat.

  4. Untuk mempermudah pengukuran kinerja dan pengevaluasian kinerja dari SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bungo

  5. Untuk meningkatkan pemerataan pelaksanaan pembangunan daerah dan hasil-hasil pembangunan daerah tersebut.

  6. Untuk menciptakan pemerintahan yang baik (good

  governance), guna terwujudnya kondisi yang

  aman dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan daerah melalui kebersamaan antara Pemerintah daerah dengan swasta dan masyarakat.

  Bab-2

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Daerah

  Kabupaten Bungo terletak pada posisi antara 01 08’ sampai 01 55’ Lintang Selatan dan antara 101 27’ sampai 102 30’ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat). Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kerinci. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo. Posisi tersebut menjadikan Kabupaten Bungo sebagai daerah lintasan antar wilayah barat, timur dan selatan.

  2 Luas Kabupaten Bungo adalah 4.673,16 km dengan

  topografi datar, berbukit-bukit dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl. Kabupaten Bungo adalah daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  mm/tahun (138 hari/tahun). Jenis tanah yang mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol dan andosol. Kondisi lahan yang dimiliki Kabupaten Bungo secara umum berupa morfologi datar, bertekstur agak kasar dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40 % yang mencapai 80% dari luas wilayah. Kondisi daerah ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan. Sisanya sebanyak 20% luas wilayah berupa kemiringan lebih dari 40% termasuk dalam kawasan lindung.

2.1.2 Potensi Pengembangan Daerah

  Potensi daerah yang menjadi andalan dan merupakan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat Kabupaten Bungo adalah potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Komoditas tanaman pangan berupa padi dan palawija telah dikenal sejak lama dan terus berkembang dengan baik. Rata rata produksi padi per tahun mencapai 35.290 ton, kedelai 292,2 ton, kacang tanah 776,5 ton dan jagung 4.436,8 ton. Dengan penambahan lahan yang mencukupi dan penerapan teknologi pertanian yang sesuai, maka produksi masing– masing komoditas tersebut masih dapat ditingkatkan.

  Pada sisi lain perkebunan yang menjadi primadona adalah karet. Selain karet, tanaman kelapa sawit juga menjadi jenis yang diminati pengembangannya. Perkebunan sejak lama menjadi salah satu sektor penghasilan utama masyarakat, kurang lebih 55% penggunaan wilayah Kabupaten Bungo dijadikan perkebunan, baik perkebunan karet maupun kelapa sawit. Kehadiran perkebunan besar mempunyai manfaat yang cukup berarti dalam memacu produksi perkebunan.

  Luas lahan menempati urutan kedua dalam penggunaan jenis lahan. Kurang lebih 34% luas wilayah Kabupaten Bungo merupakan kawasan hutan. Hal ini telah sesuai dengan pasal 18 Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan: minimal 30% dari luas daerah aliran sungai dan atau pulau dengan sebaran proporsional”. Hasil hutan berupa kayu dan non kayu menjadi kontributor terhadap perekonomian secara umum. Baik terhadap penerimaan pembangunan dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) serta pembukaan lapangan kerja.

  Menurut data Profil Investasi di Kabupaten Bungo, Kabupaten Bungo memiliki potensi sumber daya pertambangan yang meliputi batu bara, emas, minyak bumi, bijih besi, granit dan pasir kuarsa. Bahan tambang batu bara di Kabupaten Bungo memiliki kualitas cukup baik

  Pemerintah Kabupaten Bungo dengan kandungan kalori antara 5.000-7.300 kalori. Saat ini bahan tambang batu bara sudah diusahakan oleh beberapa perusahaan, selain itu masih ada perusahaan lain yang tengah dalam proses perizinan.

  Potensi emas di Kabupaten Bungo terdiri dari dua sumber yaitu emas primer dan emas sekunder. Potensi ini tersebar di beberapa lokasi antara lain Kecamatan Rantau pandan yang memiliki cadangan emas sebesar 14.400 Kg, Pelepat 87.000 kg, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang 25.000kg, Kecamatan Tanah Sepenggal 10.000 kg, Kecamatan Pelepat Ilir 13.000 kg, serta Kecamatan Jujuhan 11.000 kg.

  Kabupaten Bungo juga memiliki indikasi cadangan minyak bumi yang tersimpan di kedalaman 500-800 meter pada beberapa kecamatan. Kecamatan–Kecamatan tersebut antara lain Jujuhan memiliki 4 titik bor, Rantau Pandan 4 titik bor, Tanah Sepenggal 2 titik bor, Tanah Tumbuh 3 titik bor dan Pasar Muara Bungo 2 titik bor yang merupakan potensi untuk dieksploitasi.

  Keberadaan potensi bahan tambang dan sumber daya mineral memang memberikan manfaat ekonomis yang cukup berarti bagi masyarakat dan daerah. Namun perlu diwaspadai kemungkinan timbulnya penyebab kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

2.1.3 Daerah Rawan Bencana

  Secara teknis, Kabupaten Bungo tidak memiliki daerah khusus potensi rawan bencana alam. Hal ini terlihat dari topografi Kabupaten Bungo yang relatif datar dan tidak memiliki gunung dan bukit skala besar. Namun memiliki 4 (empat) sungai dan sungai terbesar adalah Sungai Batang Bungo. Potensi bencana yang mungkin muncul adalah bencana banjir akibat meluapnya

  4 (empat) sungai tersebut. Oleh karena Kabupaten Bungo berbatasan dengan

  Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin maka potensi limpahan bencana dari Gunung Kerinci dan Taman Nasional Kerinci Seblat kemungkinan terjadi. Gempa bumi yang terjadi di sekitar kabupaten tersebut akan berdampak terhadap Kabupaten Bungo sebagai tempat pelarian yang aman.

  Di samping itu Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat juga berbatasan dengan Kabupaten Bungo. Kabupaten tersebut merupakan ulu dari Sungai Batanghari. Bila ulu tersebut banjir bandang, maka akan berdampak terhadap sungai di Kabupaten Bungo.

  Potensi rawan bencana alam lain adalah pada kawasan tambang batu bara. Lahan tersebut terbuka dan bekas tambah potensi menimbulkan bencana alam yang

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  perlu diantisipasi sedini mungkin melalui rehabilitasi bekas lahan tambang.

  Rawan bencana non alam adalah rawan busung lapar pada dusun kantong kemiskinan terutama sepanjang DAS Sungai Batang Bungo. Hal ini dapat terjadi akibat dampak banjir yang menimbulkan gagal panen sehingga penduduk miskin kekurangan pangan dan gizi sehingga potensi timbulnya bencana busung lapar atau bencana kekurangan gizi.

2.1.4 Kondisi Demografi

  Berdasarkan data demografi hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten Bungo adalah sebanyak 302.558 orang yang terdiri dari 155.213 orang laki-laki dan 147.345 perempuan dengan sex ratio sebesar 105,34. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 yaitu sebesar 251.096 orang maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo mencapai 3,08% pertahun.

  Angka pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,08% cukup tinggi. Hal ini merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan daerah Kabupaten Bungo sehingga menarik orang datang ke Kabupaten Bungo. Pemerintah Kabupaten Bungo merespon pertumbuhan jumlah penduduk tersebut dengan melakukan pemekaran kecamatan dari 6 kecamatan pada tahun 2000 menjadi 17 kecamatan pada tahun 2008 sehingga pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih baik. Laju pertumbuhan penduduk paling tinggi terdapat di Kecamatan Bungo Dani sebesar 6,36%, selanjutnya Kecamatan Pasar Muara Bungo sebesar 5,19%, dan Kecamatan Bathin II Babeko sebesar 5,17%. Kecamatan yang paling rendah laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Jujuhan Ilir sebesar 1,02%.

  Komposisi umur merupakan faktor yang sangat penting dalam analisis kependudukan. Berdasarkan komposisi umur penduduk, penduduk tua adalah penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan penduduk umur 65 tahun ke atas minimal 10 persen dari penduduk pada suatu daerah. Sementara, penduduk muda adalah penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas maksimal 5 persen.

  Komposisi penduduk Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa 31,01% penduduk berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,24% berusia produktif (umur 15-64 tahun), dan hanya 3,75 % yang berumur 65 tahun lebih. Angka mutlaknya diperoleh angka ketergantungan sebesar 53,27%. Maksudnya adalah setiap 100 penduduk usia produktif

  Pemerintah Kabupaten Bungo menanggung sekitar 53 orang penduduk usia tidak produktif.

  Besarnya angka ketergantungan, maka besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, maka semakin besar hambatan atas upaya membangun daerah. Pada sisi lain penduduk Kabupaten Bungo masih bergantung atau mengandalkan sektor pertanian. Hal ini terlihat sebanyak 59,99% dari jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian. Sedangkan yang bekerja pada sektor perdagangan 16,32%, sektor jasa 11,57%, sektor industri pengolahan 0,91% dan lainnya sebesasr 11,22%.

  Di samping itu, terindikasi adanya konsentrasi atau pertambahan kelompok penduduk di usia semakin tua. Hal ini disebabkan bertambahnya kualitas kependudukan berkat perbaikan kualitas gizi sehingga membuat meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Bungo mencapai usia 67 tahun.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

  Angka pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan indikator ekonomi makro yang memperlihatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, kedua angka tersebut berasal dari perkembangan PDRB khususnya PDRB Kabupaten Bungo.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  PDRB Kabupaten Bungo selama lima tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan pendapatan masyarakat dan terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier. Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran usaha mikro, industri kecil dan koperasi, usaha ini merupakan penggerak perekonomian yang mampu menopang kehidupan masyarakat dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi.

  Sampai tahun 2009 , perekonomian Kabupaten Bungo masih didominasi sektor pertanian yang mencapai 29,19%. Kemudian sektor kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 18,43% lalu disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,51%.

  Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo pun meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp.6.130.247,25 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp.11.755.963, 20 pada tahun 2009. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo dapat memberi indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi di Kabupaten Bungo cukup konsisten dimana tingkat pertumbuhannya mencapai kisaran 6,5 – 7 persen. Besarnya pertumbuhan tersebut memberi gambaran bahwa

  Pemerintah Kabupaten Bungo daerah Kabupaten Bungo telah berkembang menuju masyarakat yang sejahtera.

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

  Pembangunan kesejahteraan sosial diperlukan guna memenuhi amanat konstitusi yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Titik kunci dari pembangunan kesejahteraan sosial adalah bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Khusus untuk sosial sendiri difokuskan kepada penanganan masalah kesejahteraan sosial terutama bagi masyarakat penyandang masalah sosial.

  Untuk pendidikan pembangunan kesejahteraan soosial diarahkan kepada pembangunan infrastruktur pendidikan guna meningkatkan APK dan APM. Selama 5 tahun terakhir, APK untuk SD/MI terus meningkat hingga mencapai 112,48% ditahun 2010 dan APK untuk SMP/MTS di tahun yang sama mencapai 96,34% sedangkan APK untuk SMA/SMK mencapai 72,71%.

  Sedangkan APM untuk kategori SD/MI telah mencapai 98,67% dan kategori SMP/MTS sebesar 88,13% pada tahun 2010. Pada tahun yang sama APM untuk kategori SMA/SMK mencapai 61,15%.

  Di bidang kesehatan, kesejahteraan sosial tergambar pada angka harapan hidup yang sudah mencapai 67 tahun akibat perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Bungo. Sedangkan angka kematian bayi lahir

  Pemerintah Kabupaten Bungo juga mengalami penurunan cukup besar yaitu 2 balita dari 22.297 kelahiran. Kematian ibu melahirkan juga menurun di tahun 2010 yaitu hanya 4 ibu dari 6.855 kelahiran hidup.

  Khususnya untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial perlu menjadi perhatian. Penyandang masalah tersebut meliputi mantan narapidana, pekerja seks komersial, narkoba/ODHA dan penyandang cacat fisik dan mental. Di samping itu penyandang masalah sosial lain berupa fakir miskin, anak yatim dan orang terlantar juga perlu diperhatikan karena kemajuan ekonomi sosial akan menimbulkan ketimpangan dan permasalahan sosial khususnya di Kota Muara Bungo sebagai ibukota kabupaten yang telah tumbuh dan berkembang pesat.

2.2.3 Seni Budaya dan Olah raga A.Seni Budaya

  Seni budaya merupakan potensi yang dapat dijadikan objek pariwisata. Event seni budaya dapat dijadikan kalender pariwisata, potensi seni budaya ini belum optimal digali dan dikembangkan dalam bidang pariwisata dimana pengembangan pariwisata masih terfokus pada objek wisata alam.

  Dalam bidang seni budaya Kabupaten Bungo telah berhasil mengikuti kejuaran dan festival dengan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2010 dalam Pesta Gendang

  Pemerintah Kabupaten Bungo Besar di Malaysia Kabupaten Bungo berhasil masuk 4 besar dan penampilan terbaik dalam Festival Tari Melayu di Palembang.

  Kedepan, menggalakkan cinta budaya Bungo perlu dilakukan terutama dalam kegiatan pemerintah Kabupaten Bungo dan masyarakat. Kemudian promosi budaya Bungo juga perlu dilakukan melalui media internet dan festival nasional dan internasional.

  B.Pemuda dan Olag raga

  Pembangunan pemuda dan olah raga bertujuan mewujudkan pemuda sebagai generasi pewaris nilai budaya dan penerus cita-cita perjuangan bangsa. Pemuda merupakan harapan bangsa dan kader pemimpin, harus segar bugar sehingga perlu berolahraga untuk kesehatan dan prestasi.

  Dalam rangka meningkatkan minat berolahraga maka telah dibangun fasilitas olahraga standar nasional pada tahun 2008 bersamaan dengan pelaksanaan PORPROV di Kabupaten Bungo. Melalui pengadaan fasilitas olahraga tersebut maka telah diperoleh pula keberhasilan dalam kejuaraan atau kempetisi olahraga.

  Pada tahun 2010 tercatat diperoleh 5 juara tingkat Provinsi Jambi dan 1 Juara Tingkat Nasional untuk Angkat

  Pemerintah Kabupaten Bungo Besi. Guna meningkatkan prestasi tersebut maka pembinaan dan pelatihan perlu ditingkatkan

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Pelayanan Dasar

  Pelayanan dasar yang harus diberikan pemerintah Kabupaten Bungo kepada masyarakat adalah pendidikan dan kesehatan. Kedua unsur pelayanan tersebut akan menjadi tolak-ukur keberhasilan dalam pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu aspek pelayanan dasar akan difokuskan kepada keberhasilan bidang pendidikan dan bidang kesehatan.

  a.Pendidikan

  Sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Bungo untuk terus meningkatkan pemerataan saran dan prasarana, peralatan dan fasilitas pendidikan membawa konsekuensi pada perkembangan APK dan APM di semua jenjang pendidikan. Pada 5 tahun terahir untukjenjang pendidikan SD/MI dan sederajat APK menunjukkan peningkatan, dari tahun 2006 sampai 2010 masing-masing adalah sebesar 11,09%, 112,18%, 112,26% dan 112,48%. Untuk APK jenjang SMP/MIS juga mengalami peningkatan dari tahun 2006 – 2010 yang masing masing dari 93,14%, 94,35%,

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  96,08% dan 96,34%. Serta APK untuk jenjang pendidikan SMA meningkat sebesar 51,64%, 6,99%, 69,86% dan 72,78%.

  Seiring dengan peningkatan APK, APM juga mengalami peningkatan dimana nilai APM untuk jenjang SD meningkat dari 98,43%, menjadi 98,90%, 99,28% dan 98,97% pada tahun 2010. Demikian halnya untuk jenjang SMP yang meningkat dari 71,46%, 79,00%, 84,05% dan 87,25% serta 88,13% pada tahun 2010. Sedangkan APM untuk jenjang pendidikan SMA sederajat hanya mampu meningkat dari 44,78%, 48,67%, 50,04%, 56,51% dan 61,15% pada tahun 2010.

  b.Kesehatan

  Tahun 2006 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo terdapat 799 tenaga kesehatan kemudian meningkat sebesar 8,93% pada tahun 2010 menjadi 1.097 tenaga kesehatan.

  Sedangkan untuk tenaga dokter juga mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010 yakni meningkat dari 52 menjadi 53 orang, dimana untuk dokter spesialis meningkat dari 8 orang menjadi 17 orang dan dokter gigi meningkat dari 9 orang menjadi 14 orang. Hal serupa terjadi pada tenaga bidan dimana pada tahun 2006 berjumlah 164 meningkat menjadi 230 orang sedangkan tenaga perawat dari 198 meningkat menjadi 486 perawat.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  Seiring dengan meningkatnya tenaga kesehatan maka terjadi pula peningkatan jumlah puskesmas yang pada tahun 2006 hanya berjumlah 14 unit meningkat menjadi 18 unit, serta penambahan 1 puskesmas pembantu dari 60 unit pusakesmas pembantu menjadi 61 puskesmas pembantu. Untuk rumah dokter juga mengalami peningkatan dari 20 unit menjadi 40 unit pada tahun 2010, rumah para medis juga meningkat dari 53 unit menjadi 71 unit, dan kendaraan roda empat dari 19 unit menjadi 71 unit serta kendaraan roda dua dari 74 unit meningkat menjadi 139 unit pada tahun 2010.

  Akibat dari peningkatan jumlah tenaga kerja kesehatan yang diikuti pula oleh peningkatan sarana dan prasarana kesehatan tersebut maka pelayanan dasar dibidang kesehatan juga meningkat. Akibatnya derajat kesehatan masyarakat meningkat dan perilaku hidup bersih dan sehat meningkat pula. Hal ini tergambar dari indikator derajat kesehatan seperti angka harapan hidup, jumlah kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan. Disamping indikator PHBS (prilaku hidup bersih dan sehat).

  Pada tahun 2006 jumlah kematian bayi sebanyak 41 bayi dari 7.036 kelahiran hidup dan menurun menjadi 19 kematian dari 6.866 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian balita sebesar 11 dari 22.543 anak balita menurun menjadi 2 balita dari 22.297 balita pada tahun 2010.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  Angka kematian ibu Mortality Maternal Rate (MMR) mencerminkan besarnya resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan persalinan yang disebabkan oleh prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama dari 22.543 anak balita menurun menjadi 2 balita dari 22.297 balita pada tahun 2010.

  Angka kematian ibu (MMR) mencerminkan besarnya resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan persalinan yang disebabkan oleh prilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2006 jumlah MMR adalah 8 orang dari 7.036 kelahiran hidup menurun menjadi 4 orang dari 8.455 kelahiran hidup atau menurun sebesar 50%.

  Indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga bisa dijadikan tolok ukur perubahan prilaku hidup masyarakkat, ini terlihat dengan meningkatnya status PHBS tatanan rumah tangga yaitu 40% pada tahun 2006 menjadi 42,26% pada tahun 2010. Peningkatan perilaku ini seperti pada cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan imunisasi, penggunaan jamban keluarga, penggunaan rumah bersih dan cakupan rumah sehat. Pembinaan PHBS dijenjang dusun, kecamatan

  Pemerintah Kabupaten Bungo maupun kabupaten sejak tahun 2006 sampai 2010 telah dilakukan di seluruh kecamatan.

2.4 Aspek Daya Saing

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah

A. Struktur Ekonomi Daerah

  Ekonomi Kabupaten Bungo, telah tumbuh dan berkembang lebih cepat selama 6 (enam) tahun terakhir. Perkembangan perekonomian ini dapat diamati dan dianalisis dalam 9 (sembilan) sektor lapangan usaha. Dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha ini, dapat menggambarkan sektor-sektor ekonomi yang menentukan dan berpengaruh besar dalam pembangunan Kabupaten Bungo, sehingga sektor tersebut merupakan sektor unggulan dalam perekonomian daerah.

  Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bungo selama Tahun 2004 – 2009 dapat diamati pada tabel di bawah ini.

  Pemerintah Kabupaten Bungo

  Tabel : 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bungo atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 – 2009 Tahun Rata Lapangan Usaha Rata 2004 2005 2006 2007 2008 2009

  1.Pertanian,Peternakan, 1,54 2,92 3,00 1,89 3,01 5,12 2,9

  Kehutanan dan perikanan

  2.Pertambangan dan 22,94 25,03 163,4 80,47 62,82 -8,71 57,7

  Penggalian

  3.Industri Pengolahan 3,08 2,48 2,41 4,91 6,03 6,97 4,3

  4.Listrik, Gas dan Air bersih 11,88 16,76 14,53 12,15 11,10 12,29 13,1

  5.Bangunan 52,79 24,05 18,65 11,18 13,65 14,87 22,5

  6.Perdagangan, Hotel dan 6,13 6,89 9,48 11,06 13,92 14,06 10,3

  Restoran

  7.Pengangkutan dan 2,38 10,37 3,04 4,05 4,65 6,88 5,2

  Komunikasi

  8.Keuangan,Persewaan dan 5,71 7,38 4,21 4,24 4,28 7,97 5,6

  Jasa Perusahaan

  9.Jasa-jasa 1,29 7,23 2,81 4,67 4,16 7,23 4,6

  Sumber : BPS Kabupaten Bungo, 2010 Tabel di atas, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bungo dari tahun