Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015 - Pemerintah Kabupaten Bungo

  Laporan Kinerja Ikhtisar

  Tahun 2015 Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF

  Kabupaten Bungo merupakan kabupaten yang terletak di daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh).

  Untuk mengetahui dan atau mengukur kinerja pemerintah telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011-2016 dan Rencana Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun, yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kegiatan. Adapun Visi dan Misi Pembangunan kepemimpinan Bupati H. Sudirman Zaini dan Wakil Bupati H. Mashuri, yakni:

  “Bungo Yang Mandiri, Aman, dan Sejahtera Tahun 2016” (Bungo MAS 2016).

  Untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan “Misi Pembangunan” sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa ke hadirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan;

  2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan udara yang mendorong sekaligus mendukung kemajuan perekonomian daerah;

  3. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah, efisien, efektif, bersih dandemokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima;

  4. Meningkatkan kemampuan dan pengembangan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri kecil, perdagangan dan jasa, serta koperasi;

  5. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara cerdas dan bijaksana demi kepentingan masyarakat luas dan kelestarian lingkungan hidup;

  Laporan Kinerja Ikhtisar

  Tahun 2015 Eksekutif

  6. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

  7. Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui partisipasi aktif masyarakat;

  8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan beragama, adat istiadat dan budaya guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat.

  Visi dan Misi tersebut diatas merupakan acuan untuk menetapkan tujuan, sasaran dan strategi yang ingin dicapai. Pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Bungo telah menetapkan rencana kinerja yang diukur melalui capaian indikator kinerja sasaran. Capaian indikator kinerja sasaran diperoleh dari pelaksanaan program dan kegiatan dengan indikator kinerja berupa Input, Output dan Outcome.

  Selain itu, aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berkembang juga diupayakan dan diakomodir dalam APBD Tahun Anggaran 2015 melalui suatu mekanisme dan prosedur administrasi penganggaran daerah dan kebijakan yang ditetapkan bersama antara pemerintah dan pihak legislatif yang tertuang dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bungo.

  Laporan Kinerja Kata

  Tahun 2015 Pengantar

  B U P A T

  I B U N G O B U P A T

  I B U N G O KATA PENGANTAR

  Puji syukur bagi Allah SWT, karena dengan bimbingan dan Inayah-Nya, Pemerintah Kabupaten Bungo telah selesai melaksanakan amanah rakyatnya untuk membangun

  “Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun” Kabupaten Bungo yang tercinta.

  Selanjutnya dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang akuntabel dan transparan, maka telah dilakukan penyusunan Laporan Kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kabupaten Bungo sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan di segala bidang, terus berupaya dengan sungguh-sungguh meningkatkan hasil dan manfaat atau outcome yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

  Peningkatan kualitas pelayanan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tergambar dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

  Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo ini merupakan potret yang jelas dan transparan sebagai pertanggungjawaban atas pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bungo untuk satu Tahun Anggaran 2015.

  Semoga dapat bermanfaat, dan besar harapan kami kiranya laporan ini dapat memenuhi substansi dan materi evaluasi Laporan Kinerja lebih baik dari sebelumnya.

  Sekian dan terima kasih.

  Muara Bungo, Maret 2015

BUPATI BUNGO,

  H. SUDIRMAN ZAINI, SH, MH

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  17 BAB II. PERENCANAAN KINERJA ....................................................

  37 B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ............................

  36 A. Capaian Kinerja Organisasi ...............................................

  29 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................

  25 F. Pembiayaan ..........................................................................

  24 E. Penetapan Kinerja Tahun 2015 ..........................................

  23 D. Perioritas Pembangunan Daerah ......................................

  22 C. Arah Kebijakan Daerah ......................................................

  20 B. Strategi Pembangunan ........................................................

  19 A. Visi dan Misi Pembangunan .............................................

  16 H. Sistematika Penyajian .........................................................

  Daftar Isi DAFTAR ISI

  14 G. Isu Strategis...........................................................................

  13 F. Susunan Organisasi Perangkat Daerah ...........................

  11 E. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah .............................

  8 D. Sejarah Kabupaten Bungo ..................................................

  3 C. Kondisi Ekonomi .................................................................

  1 B. Gambaran Umum Daerah ..................................................

  1 A. Latar Belakang .....................................................................

  IKHTISAR EKSEKUTIF KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................

  Hal

  44

  Laporan Kinerja Daftar

  Tahun 2015 Isi

  BAB IV. PENUTUP ...................................................................................... 140 A. Tinjauan Umum ................................................................... 140 B. Tinjauan Khusus .................................................................. 158 C. Permasalahan dan Strategi Pemecahannya .................... 159 LAMPIRAN

  Laporan Kinerja Daftar

  Tahun 2015 Tabel

  DAFTAR TABEL No URAIAN Hal 1.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo.....................

  4

  1.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Kelamin di Kabupaten Bungo ...............................................

  5

  1.3. Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2010 s.d. 2014 .........................................

  6

  1.4. Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014 .........................................................

  7

  1.5. Persentase Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2014 ...............................

  8

  2.1. Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupten Bungo Tahun 2015 ..............................................................................................................

  25 2.2. Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015 .........

  30

  2.3. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Bungo Tahun Anggaran 2011 – 2015 ...........................................................

  31

  2.4. Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 ......................................................................................................

  33

  2.5. Komposisi Pembiayaan Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

  34

  2.6 Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 .......................................................................................

  35

  2.7. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 .......................................................................................

  35 3.1. Kategori Presentase Pencapaian Sasaran ......................................

  39

  3.2. Target dan Realisasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015 ..........................................................................................

  39 3.3. Target dan Perincian Indikator Sasaran 1 Tahun 2015 .................

  44 3.4. Target dan Perincian Indikator Sasaran 2 Tahun 2015 .................

  50 3.5. Target dan Perincian Indikator Sasaran 3 Tahun 2015 .................

  59 3.6. Target dan Perincian Indikator Sasaran 4 Tahun 2015 .................

  60 3.7. Target dan Perincian Indikator Sasaran 5 Tahun 2015 .................

  64

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  95

  21. Perkembangan KUD di Kabupaten Bungo dati Tahun 2011 s.d 2015 ......................................................................................................

  87

  3.22. Perkembangan Koperasi/KUD Aktif dan Non Aktif di Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d. 2015 ................................

  88 3,23. Data Ruko, Kios dan Los dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015

  90 3.24. Jumlah Pasar Dusun di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ..............

  91 3.25. Target dan Perincian Indikator Sasaran 13 Tahun 2014 ...............

  3.26. Luas Tanam Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ..........................................................................

  84 3.20. Target dan Perincian Indikator Sasaran 12 Tahun 2015 ...............

  98

  3.27. Luas Panen Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ......................................................................................

  99

  3.28. Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ......................................................................................

  99

  3.29. Produktivitas Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .......................................................................... 100

  3.30. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hortikultura dari Tahun 2013 s.d. 2015 .......................................... 100

  86 3.

  3.19. Persentase Komposisi Jenis Kelamin Pada Jabatan Pemerintahan Di Kabupaten Bungo ...............................................

  Daftar Tabel

  3.11. Data Jumlah Jembatan dan Box di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d. 2015 ......................................................................................

  3.8. Data dan Kondisi Jalan di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ..........

  64

  3.9. Panjang Pengaspalan Jalan Perdesaan dan Perkotaan dari Tahun 2011 s.d. 2015 ..........................................................................

  65

  3.10. Perkembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d 2015 .........................................

  66

  68

  84

  3.12. Pekerjaan Pembangunan Bandara Muara Bungo dengan Sumber Dana APBD Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ..............................................................................................

  69 3.13. Target dan Perincian Indikator Sasaran 6 Tahun 2015 .................

  72 3.14. Target dan Perincian Indikator Sasaran 7 Tahun 2015 .................

  73 3.15. Target dan Perincian Indikator Sasaran 8 Tahun 2015 .................

  75 3.16. Target dan Perincian Indikator Sasaran 9 Tahun 2015 .................

  76 3.17. Target dan Perincian Indikator Sasaran 10 Tahun 2015 ...............

  82 3.18. Target dan Perincian Indikator Sasaran 11 Tahun 2015 ...............

  3.31. Data Penyuluh menurut Jenisnya Kabupaten Bungo Tahun 2015 ...................................................................................................... 101

  Laporan Kinerja Daftar

  Tahun 2015 Tabel

  3.32. Data Kelompok Tani Menurut Kelas Kelompok dan Gapoktan di setiap Kecamatan Tahun 2015 ..................................................... 103

  3.33. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ...................................................................................... 104

  3.34. Jumlah Peternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .. 104

  3.35. Produksi Ternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .. 105

  3.36. Konsumsi Hasil Ternak di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .............................................................................................. 106

  3.37. Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan Kelahiran Ternak Sapi di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ............................ 107

  3.38. Pencegahan Penyakit dan Pengamanan Ternak di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d. 2015 ............................................................. 107

  3.39. Produksi dan Konsumsi Ikan Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ...................................................................................... 108

  3.40. Target dan Perincian Indikator Sasaran 14 Tahun 2015 ............... 112

  3.41. Target dan Perincian Indikator Sasaran 15 Tahun 2015 ............... 113

  3.42. Target dan Perincian Indikator Sasaran 16 Tahun 2015 ............... 116

  3.43. Target dan Perincian Indikator Sasaran 17 Tahun 2015 ............... 119

  3.44. Target dan Perincian Indikator Sasaran 18 Tahun 2015 ............... 123

  3.45. Target dan Perincian Indikator Sasaran 19 Tahun 2015 ............... 124

  3.46. Target dan Perincian Indikator Sasaran 20 Tahun 2015 ............... 126

  3.47. Target dan Perincian Indikator Sasaran 21 Tahun 2015 ............... 128

  3.48. Target dan Perincian Indikator Sasaran 22 Tahun 2015 ............... 130

  3.49. Target dan Perincian Indikator Sasaran 23 Tahun 2015 ............... 132

  3.50. Target dan Perincian Indikator Sasaran 24 Tahun 2015 ............... 134

  3.51. Target dan Perincian Indikator Sasaran 25 Tahun 2015 ............... 137

  Laporan Kinerja Daftar

  Tahun 2015 Gambar

  DAFTAR GAMBAR No URAIAN Hal 1.1. Peta Kabupaten Bungo .....................................................................

  3

  1.2. Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya Tahun 2010- 2014 ......................................................................................................

  6

  3.1. Grafik Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat Kabupaten Bungo Tahun 2014-2015 ..............................

  51 Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  alah satu tuntutan publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya kepemerintahan yang baik (Good Governance), sehingga penyelenggaraan

  S

  pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung-jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggung¬jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan stratejik yang dirumuskan sebelumnya.

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I Pertanggungjawaban tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan

  Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

  Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan kepada atasan masing- masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berkewenangan, dan akhirnya kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggung-jawaban yang harus dilaksanakan secara periodik dan melembaga. Semua ini merupakan terobosan dalam pembangunan dengan sistem Akuntabilitas Negara Modern yang handal, demokratis, profesional, efisien, efektif, berkualitas, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat.

  Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Secara umum Laporan Kinerja ini bermanfaat untuk :

  1. Mendorong instansi pemerintah melaksanakan Good Governance, karena Laporan Kinerja menjadi dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan;

  2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dengan instansi pemerintah dan; 3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada instansi pemerintah.

  Uraian diatas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bungo wajib untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan perencanaan strategik dan sekaligus pengukuran terhadap pelaksanaannya, sehingga dapat mengetahui sampai seberapa jauh capaian kinerja pada Tahun Anggaran 2015.

  Tujuan penyusunan Laporan Kinerja yakni memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I B. Gambaran Umum Daerah

  1. Gambaran Umum Geografis

  Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01 08’ sampai 01 55’ Lintang Selatan dan antara 101 27’ sampai 102 30’ Bujur Timur.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bungo

  Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar), sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar) dan Kabupaten Kerinci serta sebelah timur dengan Kabupaten Tebo. Posisi demikian menempatkan Bungo sebagai daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh).

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  8. Rantau Pandan 239,61 5,14

  Kabupaten Bungo merupakan wilayah bertopografi datar, berbukit- bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl. Kabupaten Bungo merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol, dan andosol.

  17. Jujuhan Ilir 193,04 4,14 J u m l a h 4.659,00 100,00

  15. Jujuhan 254,12 5,45

  15. Bathin II Pelayang 179,84 3,86

  14. Limbur Lubuk Mengkuang 932,41 20,01

  13. Tanah Tumbuh 236,55 5,08

  12. Tanah Sepenggal Lintas 77,51 1,66

  11. Tanah Sepenggal 106,92 2,29

  10. Bathin III Ulu 373,83 8,02

  9. Muko-Muko Bathin VII 186,37 4,00

  7. Bathin III 80,46 1,73

  BAB

  6. Pasar Muara Bungo 9,21 0,20

  5. Bungo Dani 35,97 0,77

  4. Rimbo Tengah 96,9 2,08

  3. Bathin II Babeko 176,29 3,78

  2. Pelepat Ilir 410,29 8,81

  1. Pelepat 1.069,07 22,95

  Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo NO. KECAMATAN Luas (Km 2 ) % terhadap Luas Kabupaten (Persen)

  yang terdiri dari 17 kecamatan 134 dusun dan 12 kelurahan, adapun luas masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1.

  2

  I Secara Administrasi, Luas Kabupaten Bungo adalah 4.659 km

  Kondisi lahan di Kabupaten Bungo secara umum adalah bermorfologi datar, bertekstur agak kasar, dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40 persen yang mencapai 80 persen dari luas wilayah. Kondisi ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan. Sedangkan sisanya sebanyak 20 persen luas wilayah dengan kemiringan lebih dari 40 persen termasuk dalam kawasan lindung.

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  BAB

  I

  2. Gambaran Umum Demografi

a. Kependudukan

  Perkembangan Penduduk Kabupaten Bungo mengalami kenaikan, jumlah penduduk Tahun 2014 sebanyak 336.320 jiwa meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2013 yang berjumlah 312.695 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 4.659 km

  8 Rantau Pandan 5.118 5.026 10.144 101,83

  17 Jujuhan Ilir 5.182 4.932 10.114 105,07 172.028 164.292 336320 104,71 Jumlah

  16 Jujuhan 8.114 7.636 15.750 106,26

  15 Bathin II Pelayang 4.963 4.407 9.370 112,62

  14 Limbur Lubuk Mengkuang 7.662 7.333 14.995 104,49

  13 Tanah Tumbuh 6.881 7.135 14.016 96,44

  12 Tanah Sepenggal Lintas 11.534 11.475 23.009 100,51

  11 Tanah Sepenggal 10.896 11.018 21.914 98,89

  10 Bathin III Ulu 4.263 4.141 8.404 102,95

  9 Muko-Muko Bathin VII 7.238 7.207 14.445 100,43

  7 Bathin III 11.513 10.964 22.477 105,01

  2

  6 Pasar Muara Bungo 12.800 12.003 24.803 106,64

  5 Bungo Dani 14.420 13.410 27.830 107,53

  Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu- waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.

  3 Bathin II Babeko 6.224 5.964 12.188 104,36

  2 Pelepat Ilir 25.896 23.772 49.668 108,93

  1 Pelepat 15.912 14.962 30.874 106,35

  No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

  Sumber Data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

  Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Kelamin di Kabupaten Bungo

  sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada Tahun 2014 adalah 72,19 jiwa per km2. Adapun data jumlah penduduk perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.2.

  4 Rimbo Tengah 13.412 12.907 26.319 103,91

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  BAB

  I Penduduk Kabupaten Bungo seluruhnya berjumlah 336.320 jiwa,

  sebagai salah satu modal dasar pembangunan (tenaga kerja) dan sekaligus menjadi beban pembangunan. Karena jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas SDM yang memadai. Sehingga mampu menjadi penggerak dan pendorong pembangunan di daerah.

  Gambaran jumlah penduduk dan pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya Tahun 2010 – 2014 Tabel 1.3 Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014

  Tahun Perempuan Laki -laki Jumlah 2010 147.680 155.455 303.135 2011 160.382 167.993 328.375 2012 156.664 163.983 320.627 2013 152.701 159.994 312.695 2014 164.292 172.028 336.320

  Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

b. Persebaran Penduduk

  Persebaran penduduk di Kabupaten Bungo relatif merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan penduduk selalu bervariasi.

  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut : Tabel 1.4.

  Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014 Jumlah Luas Kepadatan No Kecamatan Penduduk 2 2 (Km ) (Orang/Km ) (Orang)

  1 Pelepat 1.069,07 30.874 28,88 2 49.668 121,06 Pelepat Ilir 410,29

3 Bathin II Babeko 176,29 12.188 69,14

  4 Rimbo Tengah 96,9 26.319 271,61 5 27.830 773,70 Bungo Dani 35,97

  6 24.803 2.693,05 Pasar Muara 9,21 Bungo

  7 22.477 279,36 Bathin III 80,46

  8 Rantau Pandan 239,61 10.144 42,34 9 14.445 Muko-Muko 186,37

  77,36 Bathin VII

  10 8.404 22,48 Bathin III Ulu 373,83

  11 Tanah Sepenggal 106,92 21.914 204,96 12 23.009 296,85 Tanah Sepenggal 77,51 Lintas

  13 Tanah Tumbuh 236,55 14.016 59,25 14 14.995 16,08 Limbur Lubuk 932,41 Mengkuang

  15 Bathin II Pelayang 179,84 9.370 52,10 16 15.750 61,98 Jujuhan 254,12

  17 10.114 52,39 Jujuhan Ilir 193,04

  Jumlah 4.659,00 336.320 72,19 Sumber data :BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

  Dari tabel diatas bahwa tingkat kepadatan penduduk pada Tahun

  2

  2014 di Kabupaten Bungo adalah sebesar 72,19 jiwa/km . Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Muara

  

2

Bungo yaitu sebesar 2.693,05 jiwa/km . Tingkat kepadatan penduduk

  2

  terendah terdapat di Kecamatan Batin III Ulu sebesar 22,48 jiwa/km

  2 dan Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sebesar 16,08 jiwa/km .

c. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

  Tingkat partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Bungo pada Tahun 2014 sebesar 66,09 persen, dengan Tingkat Pengangguran terbuka sebesar 6,34 persen. Transmigrasi merupakan usaha pemerintah

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I

  dalam penyebaran penduduk. Sejak Tahun 2010, Kabupaten Bungo telah menerima transmigran asal Pulau Jawa sebanyak 242 jiwa. Transmigran ini ditempatkan di Kecamatan Rantau Pandan dan Bathin III Ulu.

C. Kondisi Ekonomi

  1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  Struktur perekonomian sebagian masyarakat Kabupaten Bungo telah bergeser dari kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan ke kategori ekonomi lainnya. Hal ini terlihat dari besarnya sumbangan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Bungo. Sumbangan terbesar pada Tahun 2014 dihasilkan dari kategori industri pertambangan dan penggalian, kemudian kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; perdagangan besar dan eceran; kategori konstruksi masing-masing diatas 6 persen.

  2. Pertumbuhan Ekonomi

  a. Perkembangan Ekonomi

  Perekonomian Kabupaten Bungo pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bungo tahun 2014 mencapai 6,35 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 9,44 persen.

  b. Laju Pertumbuhan Rill PDRB

  Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo Menurut Lapangan Usaha dari Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.5 Persentase Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2014

  No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014** (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, 4,48 5,73 6,12 11,06 dan Perikanan

  2 Pertambangan dan Penggalian 15,68 14,48 13,11 -6,57

  3 Industri Pengolahan 10,12 8,60 8,75 8,80

  Adapun kategori-kategori lainnya berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tercatat sebesar 20,60 persen, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 14,37 persen, kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,35 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,65 persen, kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 11,06 persen, kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 9,12 persen, kategori Industri Pengolahan sebesar 8,80 persen, kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,63 persen, kategori Pengadaan listrik dan gas 7,33 persen, kategori Jasa lainnya sebesar 6,33 persen, kategori

  11 Jasa Keuangan dan Asuransi 21,48 9,91 12,86 3,43

  Laju pertumbuhan rill PDRB ekonomi tertinggi pada Tahun 2014 dicapai oleh kategori konstruksi sebesar 25,79 persen. Sedangkan kategori ekonomi PDRB lainnya pada Tahun 2014 sebagian besar mengalami pertumbuhan yang positif. Untuk kategori pertambangan dan penggalian nilai pertumbuhannya mencapai minus 6,57 persen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi batu bara dan harga komoditas Batubara di pasar dunia serta dipengaruhi oleh adanya pencabutan izin beberapa perusahaan tambang batubara .

  17 Jasa lainnya 4,31 5,05 5,35 6,33

Produk Domestik Regional Bruto 9,74 9,65 9,44 6,35

Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

  16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,14 8,55 9,32 12,35

  15 Jasa Pendidikan 7,14 8,55 4,52 1,89

  14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 9,57 3,97 6,83 20,60

  13 Jasa Perusahaan 0,44 2,71 2,68 5,19

  12 Real Estat 4,96 7,55 5,06 2,99

  10 Informasi dan Komunikasi 10,33 12,57 9,12 9,12

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,53 7,50 8,10 14,37

  8 Transportasi dan Pergudangan 6,46 5,64 11,41 8,63

  7 Perdagangan Besar dan Eceran ; Reparasi dan Sepeda Motor 9,78 5,05 4,33 11,65

  6 Kontruksi 4,46 14,38 15,36 25,79

  5 Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang 8,25 1,80 1,91 1,72

  4 Pengadaan Listrik dan Gas 12,15 10,98 13,98 7,33

  I

  BAB

  • ) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I Jasa Perusahaan sebesar 5,19 persen, kategori Jasa Keuangan dan

  Asuransi sebesar 3,43 persen, kategori Real Estat sebesar 2,99 persen, kategori Jasa Pendidikan sebesar 1,89 persen dan kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 1,72 persen.

  Bila dibandingkan antara pertumbuhan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo, laju pertumbuhan masing-masing sektor dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

  1. Sektor yang berada di atas Laju Pertumbuhan Rill PDRB, yaitu :

  1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan sebesar 11,06 persen.

  2. Sektor Industri Pengolahan sebesar 8,80 persen.

  3. Sektor Listrik dan Gas sebesar 7,33 persen.

  4. Sektor Kontruksi sebesar 25,79 persen.

  5. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 11,65 persen.

  6. Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,63 persen.

  7. Sektor Akomodasi Makan dan Minum sebesar 14,37 persen.

  8. Sektor Administrasi dan Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial sebesar 20,60 persen.

  9. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,35 persen.

  2. Sektor yang berada di Bawah Laju Pertumbuhan Rill PDRB, yaitu: a. Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar -6,57 persen.

  b. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 1,72 persen.

  c. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 3,43 persen.

  d. Sektor Real Estat sebesar 2,99 persen.

  e. Sektor Jasa Perusahaan sebesar 5,19 persen.

  f. Sektor Jasa Pendidikan sebesar 1,89 persen.

  g. Sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 4,79 persen h. Sektor Jasa-jasa lainnya sebesar 6,33 persen. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dan dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak Iangsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di masa yang akan datang.

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  BAB

  I D. Sejarah Kabupaten Bungo

  Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, Kabupaten Merangin yang semula ibukotanya berkedudukan di Bangko dipindahkan ke Muara Bungo. Selanjutnya Dalam perkembangannya Daerah Tingkat I Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 81 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Jambi dirubah menjadi UU No. 81 Tahun 1958 yang wilayahnya terdiri dari Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci. Pada Tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD Peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengambil keputusan antara lain:

  1. Mendesak Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri untuk memekarkan Kabupaten Merangin menjadi 2 (dua) kabupaten antara lain:

  a. Kewedanaan Muara Bungo dan Kewedanaan Muara Tebo menjadi Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibukotanya Muara Bungo.

  b. Kewedanaan Sarolangun dan Kewedanaan Bangko menjadi Kabupaten Bangko dengan Ibukotanya Bangko.

  2. Mengirim delegasi ke Jakarta untuk menghadap Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Propinsi Jambi guna memperjuangkan keputusan tersebut. Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II yang mengubah Undang- undang Nomor 12 Tahun 1956 sebagai Pemekaran Daerah:

  1. Kabupaten Merangin menjadi:

  a. Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko.

  b. Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara Bungo.

  2. Kabupaten Batanghari menjadi:

  a. Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di Kuala Tungkal.

  b. Pemerintah Daerah Tingkat II Batanghari berkedudukan di Kenali Asam. Pada Tanggal 12 September 1965 dilakukan pelantikan Bapak M. Saidi sebagai Pejabat Bupati Kepala daerah Tingkat II Muara Bungo

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  BAB

  I Tebo dan diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan diganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo.

  Sehubungan dengan hal tersebut, maka tanggal 19 Oktober 1965 tetap dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan penyebutannya dan dengan tidak mengurangi makna keputusan dan jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 dan Keputusan DPRDGR Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan Kabupaten Bungo Tebo.

  Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan pembangunan, maka paska reformasi Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Sehubungan dengan itu tanggal 19 Oktober dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Bungo saja, dengan motto: Langkah Serentak Limbai Seayun.

  Secara garis besar, pembentukan Kabupaten Bungo didasarkan kepada:

  1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);

  2. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903); sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969).

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I E. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

  Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, disebutkan bahwa yang menjadi urusan pemerintahan dan menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal. Adapun urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk Kabupaten Bungo meliputi:

  1. Pendidikan;

  2. Kesehatan;

  3. Pekerjaan Umum;

  4. Perumahan;

  5. Penataan Ruang;

  6. Perencanaan Pembangunan;

  7. Perhubungan;

  8. Lingkungan Hidup;

  9. Kependudukan dan Catatan Sipil;

  10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

  11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;

  12. Sosial;

  13. Ketenagakerjaan;

  14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;

  15. Penanaman Modal;

  16. Kebudayaan;

  17. Kepemudaan dan Olahraga;

  18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;

  19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;

  20. Ketahanan Pangan;

  21. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan 22. Perpustakaan.

  Sedangkan yang menjadi urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bungo dan disesuaikan dengan kondisi, ciri khas daerah dan potensi unggulan daerah Kabupaten Bungo.

  Laporan Kinerja Tahun 2015

  BAB

  I Selanjutnya berbagai kewenangan tersebut dijabarkan menjadi

  tugas pokok dan fungsi organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bungo dalam rangka mewujudkan upaya mencerdaskan, mensejahterakan dan melindungi masyarakat melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat secara profesional, akuntabel, transparansi dan partisipatif.

F. Susunan Organisasi Perangkat Daerah

  1. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan;

  2. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;

  3. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

  4. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD;

  Dalam rangka mendukung kelancaran tugas serta melakukan pelayanan terhadap masyarakat, maka, susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bungo telah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bungo sebagai berikut:

  6. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah;

  7. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2011 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; dan

  8. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pembentukan Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

  Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, maka Organisasi atau Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bungo terdiri dari :

  a. Dua Sekretariat, yaitu : 1. Sekretariat Daerah.

  2. Sekretariat DPRD.

  b. Dua Belas Lembaga Teknis, yaitu :

  1. Inspektorat;

  5. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah;

  Laporan Kinerja BAB

  Tahun 2015

  I

  2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

  3. Badan Kepegawaian dan Diklat;

  4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

  5. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Dusun, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

  6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

  7. Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu;

  8. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

  9. Kantor Ketahanan Pangan;

  10. Kantor Lingkungan Hidup;

  11. Rumah Sakit Umum Daerah;

  12. Satuan Polisi Pamong Praja; dan 13. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.

  c. Empat Belas Dinas, yaitu :

  1. Dinas Pendidikan;

  2. Dinas Kesehatan;

  3. Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi;

  4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

  5. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika;

  6. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga;

  7. Dinas Pekerjaan Umum;

  8. Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan;