Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2016 - Pemerintah Kabupaten Bungo

  Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF

  Kabupaten Bungo merupakan kabupaten yang terletak di daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten- kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh).

  Untuk mengetahui dan atau mengukur kinerja pemerintah telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011-2016 dan Rencana Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun, yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kegiatan. Adapun Visi dan Misi Pembangunan kepemimpinan Bupati H. Sudirman Zaini dan Wakil Bupati H. Mashuri, yakni:

  “Bungo Yang Mandiri, Aman, dan Sejahtera Tahun 2016” (Bungo MAS 2016).

  Untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan “Misi Pembangunan” sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa ke hadirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan;

  2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan udara yang mendorong sekaligus mendukung kemajuan perekonomian daerah;

  3. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah, efisien, efektif, bersih dandemokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima;

  4. Meningkatkan kemampuan dan pengembangan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri kecil, perdagangan dan jasa, serta koperasi;

  Eksekutif

  5. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara cerdas dan bijaksana demi kepentingan masyarakat luas dan kelestarian lingkungan hidup;

  6. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

  7. Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui partisipasi aktif masyarakat;

  8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan beragama, adat istiadat dan budaya guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat. Visi dan Misi tersebut diatas merupakan acuan untuk menetapkan tujuan, sasaran dan strategi yang ingin dicapai. Pada Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bungo telah menetapkan rencana kinerja yang diukur melalui capaian indikator kinerja sasaran. Capaian indikator kinerja sasaran diperoleh dari pelaksanaan program dan kegiatan dengan indikator kinerja berupa Input, Output dan Outcome. Selain itu, aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berkembang juga diupayakan dan diakomodir dalam APBD Tahun Anggaran 2016 melalui suatu mekanisme dan prosedur administrasi penganggaran daerah dan kebijakan yang ditetapkan bersama antara pemerintah dan pihak legislatif yang tertuang dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bungo.

  Pengantar B U P A T

  I B U N G O B U P A T

  I B U N G O KATA PENGANTAR

  Puji syukur bagi Allah SWT, karena dengan bimbingan dan Inayah-Nya, Pemerintah Kabupaten Bungo telah selesai melaksanakan amanah rakyatnya untuk membangun “Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun” Kabupaten Bungo yang tercinta.

  Selanjutnya dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang akuntabel dan transparan, maka telah dilakukan penyusunan Laporan Kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kabupaten Bungo sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan di segala bidang, terus berupaya dengan sungguh-sungguh meningkatkan hasil dan manfaat atau outcome yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

  Peningkatan kualitas pelayanan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tergambar dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2016. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo ini merupakan potret yang jelas dan transparan sebagai pertanggungjawaban atas pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bungo untuk satu Tahun Anggaran 2016.

  Semoga dapat bermanfaat, dan besar harapan kami kiranya laporan ini dapat memenuhi substansi dan materi evaluasi Laporan Kinerja lebih baik dari sebelumnya. Sekian dan terima kasih.

  Muara Bungo, Maret 2017

BUPATI BUNGO,

  H. MASHURI, SP., ME

  Isi DAFTAR ISI

  23 A. Visi dan Misi Pembangunan .............................................

  43 B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ............................

  42 A. Capaian Kinerja Organisasi ...............................................

  34 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................

  29 F. Pembiayaan ..........................................................................

  28 E. Penetapan Kinerja Tahun 2015 ..........................................

  27 D. Perioritas Pembangunan Daerah ......................................

  26 C. Arah Kebijakan Daerah ......................................................

  25 B. Strategi Pembangunan ........................................................

  21 BAB II. PERENCANAAN KINERJA ....................................................

  Hal

  20 H. Sistematika Penyajian .........................................................

  18 G. Isu Strategis...........................................................................

  16 F. Susunan Organisasi Perangkat Daerah ...........................

  14 E. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan .........................

  9 D. Sejarah Kabupaten Bungo ..................................................

  3 C. Kondisi Ekonomi .................................................................

  1 B. Gambaran Umum Daerah ..................................................

  1 A. Latar Belakang .....................................................................

  IKHTISAR EKSEKUTIF KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................

  50

  Isi

  BAB IV. PENUTUP ...................................................................................... 136 A. Tinjauan Umum ................................................................... 140 B. Tinjauan Khusus .................................................................. 154 C. Permasalahan dan Strategi Pemecahannya .................... 154 LAMPIRAN

  Tabel DAFTAR TABEL No URAIAN Hal 1.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo.....................

  4

  1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bungo dari Tahun 2010 s.d. 2015 .....................................................

  6

  1.3. Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 .........................................................

  6

  1.4. Angka Bekerja, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja, Pengangguran Dan Tingkat Pengangguran periode 2012-2015 .

  7

  1.5. Jumlah Transmigrasi Menurut Lokasi dan Tahun Penempatan di Kabupaten Bungo s.d. Tahun 2015 .............................................

  8

  1.6. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d. 2015 ..........................................................................

  10

  1.7. Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Bungo Tahun 2014 ..........................................................................................

  12 2.1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupten Bungo Tahun 2016 .....

  29 2.2. Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2016 .........

  35

  2.3. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Bungo Tahun Anggaran 2011 – 2016 ...........................................................

  36

  2.4. Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016 ......................................................................................................

  39

  2.5. Komposisi Pembiayaan Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016

  34

  2.6 Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016 .......................................................................................

  40

  2.7. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016 .......................................................................................

  41 3.1. Kategori Presentase Pencapaian Sasaran ......................................

  45

  3.2. Target dan Realisasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2016 ..........................................................................................

  45 3.3. Target dan Perincian Indikator Sasaran 1 Tahun 2016 .................

  50 3.4. Target dan Perincian Indikator Sasaran 2 Tahun 2016 .................

  57

Tabel 3.5. Target dan Perincian Indikator Sasaran 3 Tahun 2016 .................

  3.25. Target dan Perincian Indikator Sasaran 13 Tahun 2016 ............... 102

  93

  3.21. Perkembangan KUD di Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d 2016 ......................................................................................................

  94

  3.22. Perkembangan Koperasi/KUD Aktif dan Non Aktif di Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d. 2016 ................................

  94 3,23. Data Ruko, Kios dan Los dalam Kabupaten Bungo Tahun 2016

  96 3.24. Jumlah Pasar Dusun di Kabupaten Bungo Tahun 2016 ..............

  97

  3.26. Target dan Perincian Indikator Sasaran 14 Tahun 2016 ............... 107

  3.19. Persentase Komposisi Jenis Kelamin Pada Jabatan Pemerintahan Di Kabupaten Bungo ...............................................

  3.27. Target dan Perincian Indikator Sasaran 15 Tahun 2016 ............... 108

  3.28. Target dan Perincian Indikator Sasaran 16 Tahun 2016 ............... 111

  3.29. Target dan Perincian Indikator Sasaran 17 Tahun 2016 ............... 114

  3.30. Target dan Perincian Indikator Sasaran 18 Tahun 2016 ............... 118

  3.31. Target dan Perincian Indikator Sasaran 19 Tahun 2016 ............... 119

  3.32. Target dan Perincian Indikator Sasaran 20 Tahun 2016 ............... 121

  3.33. Target dan Perincian Indikator Sasaran 21 Tahun 2016 ............... 123

  91 3.20. Target dan Perincian Indikator Sasaran 12 Tahun 2016 ...............

  90

  65 3.6. Target dan Perincian Indikator Sasaran 4 Tahun 2016 .................

  3.11. Data Jumlah Jembatan dan Box di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d. 2016 ......................................................................................

  67 3.7. Target dan Perincian Indikator Sasaran 5 Tahun 2016 .................

  70 3.8. Data dan Kondisi Jalan di Kabupaten Bungo Tahun 2016 ..........

  71

  3.9. Panjang Pengaspalan Jalan Perdesaan dan Perkotaan dari Tahun 2011 s.d. 2015 ..........................................................................

  72

  3.10. Perkembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan di Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016 .........................................

  73

  74

  88 3.18. Target dan Perincian Indikator Sasaran 11 Tahun 2016 ...............

  3.12. Pekerjaan Pembangunan Bandara Muara Bungo dengan Sumber Dana APBD Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d.

  2016 ......................................................................................................

  75 3.13. Target dan Perincian Indikator Sasaran 6 Tahun 2016 .................

  78 3.14. Target dan Perincian Indikator Sasaran 7 Tahun 2016 .................

  79 3.15. Target dan Perincian Indikator Sasaran 8 Tahun 2016 .................

  81 3.16. Target dan Perincian Indikator Sasaran 9 Tahun 2016 .................

  83 3.17. Target dan Perincian Indikator Sasaran 10 Tahun 2016 ...............

  3.34. Target dan Perincian Indikator Sasaran 22 Tahun 2016 ............... 125

  Tabel

  3.35. Target dan Perincian Indikator Sasaran 23 Tahun 2016 ............... 127

  3.36. Target dan Perincian Indikator Sasaran 24 Tahun 2016 ............... 128

  3.37. Target dan Perincian Indikator Sasaran 25 Tahun 2016 ............... 132

  Gambar DAFTAR GAMBAR No URAIAN Hal 1.1. Peta Kabupaten Bungo .....................................................................

  3

  1.2. Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya Tahun 2010- 2015 ......................................................................................................

  5

  2.1. Grafik Kontribusi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2016 .......................................................................................

  36

  3.1. Grafik Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat Kabupaten Bungo Tahun 2015-2016 ..............................

  58

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  alah satu tuntutan publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya kepemerintahan yang baik (Good Governance ), sehingga penyelenggaraan

  S

  pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung-jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

  Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggung¬jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan stratejik yang dirumuskan sebelumnya. Pertanggungjawaban tersebut kemudian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

  Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan kepada atasan masing-masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berkewenangan, dan akhirnya kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggung-jawaban yang harus dilaksanakan secara periodik dan melembaga. Semua ini merupakan terobosan dalam pembangunan dengan sistem Akuntabilitas Negara Modern yang handal, demokratis, profesional, efisien, efektif, berkualitas, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Secara umum Laporan Kinerja ini bermanfaat untuk :

  1. Mendorong instansi pemerintah melaksanakan Good Governance, karena Laporan Kinerja menjadi dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan;

  2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dengan instansi pemerintah; dan 3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada instansi pemerintah.

  Uraian diatas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bungo wajib untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan perencanaan strategik dan sekaligus pengukuran terhadap pelaksanaannya, sehingga dapat mengetahui sampai seberapa jauh capaian kinerja pada Tahun Anggaran 2016.

  Tujuan penyusunan Laporan Kinerja yakni memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

  Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

  B. Gambaran Umum Daerah

  1. Gambaran Umum Geografis

  Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01 08’ sampai 01 55’ Lintang Selatan dan antara 101 27’ sampai 102 30’ Bujur Timur.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bungo

  Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar), sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya (Sumbar) dan Kabupaten Kerinci serta sebelah timur dengan Kabupaten Tebo. Posisi demikian menempatkan Bungo sebagai daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci).

  Secara Administrasi, Luas Kabupaten Bungo adalah 4.659 km

  9. Muko-Muko Bathin VII 186,37 4,00

  Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016

  17. Jujuhan Ilir 193,04 4,14 J u m l a h 4.659,00 100,00

  15. Jujuhan 254,12 5,45

  15. Bathin II Pelayang 179,84 3,86

  14. Limbur Lubuk Mengkuang 932,41 20,01

  13. Tanah Tumbuh 236,55 5,08

  12. Tanah Sepenggal Lintas 77,51 1,66

  11. Tanah Sepenggal 106,92 2,29

  10. Bathin III Ulu 373,83 8,02

  8. Rantau Pandan 239,61 5,14

  2

  7. Bathin III 80,46 1,73

  6. Pasar Muara Bungo 9,21 0,20

  5. Bungo Dani 35,97 0,77

  4. Rimbo Tengah 96,9 2,08

  3. Bathin II Babeko 176,29 3,78

  2. Pelepat Ilir 410,29 8,81

  1. Pelepat 1.069,07 22,95

  2 ) % terhadap Luas Kabupaten (Persen)

Tabel 1.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo NO. KECAMATAN Luas (Km

  yang terdiri dari 17 Kecamatan 141 Dusun dan 12 Kelurahan, adapun luas masing- masing Kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut:

  Kabupaten Bungo merupakan wilayah bertopografi datar, berbukit- bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl. Kabupaten Bungo merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol, dan andosol. Kondisi lahan di Kabupaten Bungo secara umum adalah morfologi datar, bertekstur agak kasar, dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40 persen yang mencapai 80 persen dari luas wilayah. Kondisi ini sangat cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan. Sedangkan sisanya sebanyak 20 persen luas wilayah dengan kemiringan lebih dari 40 persen termasuk dalam kawasan lindung.

  2. Gambaran Umum Demografi

a. Kependudukan

  Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Perkembangan Penduduk Kabupaten Bungo mengalami kenaikan, jumlah penduduk Tahun 2015 sebanyak 344.100 jiwa meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2014 yang berjumlah 336.320 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 4.659

  2

  km sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada Tahun 2014 adalah 73,87 jiwa per km2 Penduduk Kabupaten Bungo seluruhnya berjumlah 344.100 jiwa, sebagai salah satu modal dasar pembangunan (tenaga kerja) dan sekaligus menjadi beban pembangunan. Karena jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas SDM yang memadai. Sehingga mampu menjadi penggerak dan pendorong pembangunan di daerah. Gambaran jumlah penduduk dan pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

  Grafik 1.1

Jumlah penduduk dan pertumbuhannya

Tahun 2010 – 2015

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bungo dari Tahun 2010 s.d. 2015

  Tahun Perempuan Laki -laki Jumlah 2010 147.680 155.455 303.135 2011 160.382 167.993 328.375 2012 156.664 163.983 320.627 2013 152.701 159.994 312.695 2014 164.292 172.028 336.320 2015 168.103 175.997 344.100

  Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016

b. Persebaran Penduduk

Tabel 1.3 Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 No Kecamatan Luas (Km

  2 ) Jumlah Penduduk (Orang) Kepadatan (Orang/Km 2 )

  1 Pelepat 1.069,07 31.609 29,57

  2 Pelepat Ilir 410,29 50.879 124,01

  3 Bathin II Babeko 176,29 12.595 71,44

  4 Rimbo Tengah 96,9 26.909 277,70

  Persebaran penduduk di Kabupaten Bungo relatif merata, secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan penduduk selalu bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut:

  6 Pasar Muara Bungo 9,21 25.393 2.757,11

  7 Bathin III 80,46 23.435 291,26

  8 Rantau Pandan 239,61 10.316 43,05

  9 Muko-Muko Bathin VII 186,37 14.676 78,75

  10 Bathin III Ulu 373,83 8.524 22,80

  11 Tanah Sepenggal 106,92 22.190 207,54

  12 Tanah Sepenggal Lintas 77,51 23.407 301,99

  13 Tanah Tumbuh 236,55 14.166 59,89

  5 Bungo Dani 35,97 29.007 806,42

  14 Limbur Lubuk 932,41 15.197 16,30 Mengkuang

  15 Bathin II Pelayang 179,84 9.591 53,33

  16 Jujuhan 254,12 15.985 62,90

  17 Jujuhan Ilir 193,04 10.221 52,95 Jumlah 4.659,00 344.000

  73.87 Sumber data :BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016

  Dari tabel diatas bahwa tingkat kepadatan penduduk pada Tahun 2015

  2

  di Kabupaten Bungo adalah sebesar 73.87 jiwa/km . Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Muara Bungo yaitu

  2

  sebanyak 2.757,11 jiwa/km . Tingkat kepadatan penduduk terendah

  2

  terdapat di Kecamatan Batin III Ulu sebesar 22,80 jiwa/km dan

  2 Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sebesar 16,30 jiwa/km .

c. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

  Ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkaitan erat dengan terciptanya pertumbuhan ekonomi dan percepatan pertumbuhan lapangan kerja. Laju pertumbuhan pembangunan ketenagakerjaan, merupakan bagian dari upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan keahlian serta rasa percaya diri masyarakat melalui pendidikan dan latihan serta pembinaan tenaga kerja yang terprogram. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja haruslah diikuti dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia sebagai antisipasi dari tuntutan ketersediaan lapangan kerja yang terbatas. Secara rinci perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Bungo selama periode tahun 2012-2015 tertera pada tabel berikut:

Tabel 1.4 Angka Bekerja, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja, Pengangguran Dan Tingkat Pengangguran periode 2012-2015 No Uraian 2012 2013 2014 2015

  1. Angka Bekerja 139.597 140.630 146.111 150.375

  2. Jumlah Angkatan Kerja 144.556 147.073 156.008 154.992

  3. Tingkat Kesempatan Kerja 96,57 95,62 93,66 97,02

  4. Jumlah Pengangguran 4.959 6.443 9.897 4.617 Sumber data :BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016 Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah pengangguran di Kabupaten Bungo selama periode 2012-2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan, menjadi sebanyak 4.617 orang dan tingkat kesempatan kerja sebesar 97,02 persen dan angka bekerja sebanyak 150.375 orang. Penurunan jumlah penggangguran ini telah diantisipasi dengan berbagai upaya antara lain dengan pelatihan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan lapangan kerja serta hubungan kerja industrial.

  Transmigrasi adalah salah satu usaha pemerintah untuk pemerataan penyebaran penduduk. Kabupaten Bungo merupakan salah satu daerah penerima transmigrasi di Propinsi Jambi, pada tahun 2011 telah menerima 242 jiwa. Transmigran ini ditempatkan di Kecamatan Rantau Pandan. Perkembangan transmigrasi di Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  13. Kuamang Kuning VIII 1983/1984 437 1 828

  23. Rantau Pandan II 2003 275 1 051

  22. Rantau Pandan I 2002 300 1 200

  21. Dusun Datar 1991/1992 100 436

  20. Kuamang Kuning XVIII 1984/1985 276 1 110

  19. Kuamang Kuning XVII 19984/1985 403 1 722

  18. Kuamang Kuning XVI 1984-1987 497 2 091

  17. Kuamang Kuning XV 1984/1985 295 1 346

  16. Kuamang Kuning XIX 1984/1985 466 2 055

  15. Kuamang Kuning XIV 1984/1985 555 1 433

  14. Kuamang Kuning X 1983/1984 348 1 371

  12. Kuamang Kuning VII 1982-1984 376 1 568

  Tabe l.5 Jumlah Transmigrasi Menurut Lokasi dan Tahun Penempatan di Kabupaten Bungo s.d. Tahun 2015 No Lokasi Tahun Jumlah Transmigran Kepala Keluarga Jiwa

  11. Kuamang Kuning VI 1981-1983 500 1 968

  10. Kuamang Kuning V 1981/1982 340 1 581

  9. Kuamang Kuning IX 1983/1984 442 1 885

  8. Kuamang Kuning IV 1981/1982 550 2 058

  7. Kuamang Kuning III 1981-1983 430 1 726

  6. Kuamang Kuning II 1982/1983 500 2 186

  5. Kuamang Kuning I 1981/1982 500 2 110

  4. Baru Pelepat 1997/1998 150 741

  3. Dusun Danau 1984/1985 300 1 514

  2. Jujuhan Blok FG 1977/1978 392 1 528

  1. Jujuhan Blok E 1977/1978 488 1 739

  24. Rantau Pandan III 2003/2004 200 756

  25. Rantau Pandan IV 2003/2004 270 1 130

  26. Rantau Pandan V 2004/2005 210 839

  27. Jujuhan I 1989/1990 350 1 432

  28. Jujuhan II 1990-1995 550 2 653

  29. Jujuhan III 1991-1993 350 1 663

  30. Jujuhan IV 1992-1993 300 1 423

  31. Jujuhan V 1994/1995 250 1 012

  32. Pelepat II 2006 90 375

  33. Pelepat II 2007 100 306

  34. Rantau Pandan X 2010 150 594

  35. Rantau Pandan X 2011 50 242 Sumber data :BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016

C. Kondisi Ekonomi 1) Pertumbuhan Ekonomi

  Untuk mengetahui proses kenaikkan pendapatan per kapita daerah Kabupaten Bungo dalam jangka panjang, dan sekaligus untuk mengetahui perekonomian Kabupaten Bungo dapat dilihat berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan adalah merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama ini ternyata juga memberikan dampak pelebaran kesenjangan pendapatan masyarakat, sehingga diperlukan suatu kebijakan dan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta manfaatnya dapat dinikmati masyarakat secara lebih merata, adil dan inklusif (equitable, just and inclusive growth), sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan, serta meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

  Kabupaten Bungo berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi pada periode waktu tahun 2010-2014 rata-rata sebesar 8,80 persen per tahun. Tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi (7,43 persen per tahun). Dibandingkan dengan 11 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jambi, maka rata-rata pertumbuhan ekonomi dengan migas Kabupaten Bungo menempati urutan ke 1. Pada periode tahun 2010-2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bungo turun dengan kisaran antara 6,35

  • – 9,74 persen. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi sebesar 9,74 persen
turun menjadi 9,65 persen pada tahun 2012, namun pada tahun 2014- 2015 kembali turun masing-masing sebesar 6,53 persen dan 5,13 persen.

Tabel 1.6 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d. 2015

  No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  1. Pertanian, Peternakan,

  4.48

  5.73

  5.89

  9.02

  7.30 Kehutanan, dan Perikanan

  2. Pertambangan dan Penggalian

  15.68

  14.48 10.92 -2.70 -0.26

  3. Industri Pengolahan

  10.12

  8.60

  8.65

  9.40

  5.70

  4. Pengadaan Listrik dan Gas

  12.15

  10.98

  13.95

  7.36

  4.20

  5. Pengadaan Air,Pengelolaan

  8.25

  1.80

  1.91

  4.25

  4.48 Sampah,Limbah dan Daur Ulang

  6. Kontruksi

  4.46

  14.38

  18.91

  22.02

  6.52

  7. Perdagangan Besar dan Eceran ;

  9.78

  5.05

  4.33

  11.65

  9.06 Reparasi dan Sepeda Motor

  8. Transportasi dan Pergudangan

  6.46

  5.64

  10.99

  8.62

  7.95

  9. Penyediaan Akomodasi dan

  8.53

  7.50

  8.10

  15.32

  6.91 Makan Minum

  10. Informasi dan Komunikasi

  10.33

  12.57

  7.70

  10.57

  9.40

  11. Jasa Keuangan dan Asuransi

  21.48

  9.91

  12.86

  3.55

  2.47

  12. Real Estat

  4.96

  7.55

  5.06

  2.99

  4.04

  13. Jasa Perusahaan

  0.44

  2.71

  2.68

  5.19

  4.20

  14. Administrasi Pemerintahan,

  9.57

  3.97

  6.83

  10.91

  5.15 Pertahanan dan Jaminan Sosial

  15. Jasa Pendidikan

  7.14

  8.55

  4.52

  2.09

  8.80

  16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

  7.14

  8.55

  9.32

  17.35

  15.40 Sosial

  17. Jasa lainnya

  4.31

  5.05

  5.35

  6.33

  6.78 Produk Domestik Regional Bruto

  9.74

  9.65

  9.02

  6.74

  5.13 Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016

  • ) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa angka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bungo selama kurun waktu 5 tahun selalu mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini tidak saja menjadi permasalahan daerah saja, akan tetapi sudah menjadi polemik nasional dimana angka pertumbuhan ekonomi nasional sampai dengan Tahun 2015 hanya mencapai 4,78 persen. Adapun beberapa faktor penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi yakni dikarenakan penurunan jumlah ekspor seiring dengan jatuhnya harga komoditas, kemampuan fiskal negara yang melemah berakibat kepada rendahnya nilai investasi pemerintah. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dan dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak Iangsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di masa yang akan datang

2) Laju Inflasi

  Gambaran stabilitas ekonomi sekaligus mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bungo dapat dilihat dari besaran inflasi. Dimana laju inflasi diukur dari laju perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu suatu indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk/rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan inflasi atau deflasi. Pada Tahun 2014, Kabupaten Bungo termasuk sebagai kota indikator inflasi di Provinsi Jambi. Kabupaten Bungo berada pada urutan 7 (tujuh) dari 23 (dua puluh tiga) kota di Sumatera yang dihitung inflasinya. Posisi inflasi Kabupaten Bungo di Pulau Sumatera sampai dengan triwulan IV Tahun 2014 cenderung meningkat. Inflasi yang terjadi di Kabupaten Bungo mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah, hal ini terlihat dari pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Nomor 157/Adm.Perek/2014 tentang Pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bungo dan Keputusan Gubernur Jambi Nomor 198/Kep.Gub/Ekbang/2009 tentang Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Provinsi Jambi.

  Pada Tahun 2014 Kabupaten Bungo mengalami inflasi sebesar 1,29 persen (year on year) dan angka inflasi ini lebih kecil dibandingkan tingkat inflasi Provinsi Jambi pada tahun yang sama, yaitu sebesar 1,39 persen. Inflasi harus tetap dipertahan dalam kondisi rendah dan stabil guna menjaga daya beli masyarakat berpengahasilan rendah yang rentan terhadap goncangan kenaikan harga.Inflasi terjadi pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 6,27 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,17 persen kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,89 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 2,87 persen dan kelompok sandang sebesar 1,53 persen.

Tabel 1.7 Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Bungo Tahun 2014

  Tingkat inflasi No Kelompok Pengeluaran

  (%)

  1 Bahan makanan -1.39

  2 Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau

  6.27

  3 Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar

  2.89

  4 Sandang

  1.53

  5 Kesehatan

  3.17

  6 Pendidikan, rekreasi & olah raga

  2.87

  7 Transport, komunikasi dan jasa keuangan -3.70 Total Tingkat Inflasi 1,29

  Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2016 Tidak jauh berbeda dengan Kota Jambi, inflasi Kabupaten Bungo utamanya disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas volatile food seperti cabai merah, kentang dan bawang merah serta beberapa komoditas administered price seperti tarif kendaraan travel, tarif angkutan antar kota, rokok kretek filter dan tarif listrik. Kenaikan bahan makanan dan tarif angkutan disebabkan meningkatnya permintaan selama lebaran. Disamping itu, momen lebaran juga mendorong kenaikan harga sepatu, emas perhiasan dan baju muslim. Pada Bulan Januari 2016, Kabupaten Bungo mengalami inflasi sebesar 0,78 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Bungo naik dari 120,60 pada Bulan Desember 2015 menjadi 121,54 pada Bulan Januari 2016. Laju inflasi tahun kalender Kabupaten Bungo sebesar 0,78 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2,63 persen.

  Inflasi terjadi pada lima kelompok pengeluaran barang dan jasa karena adanya kenaikan indeks Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,85 peren; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,62 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 1,67 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,22 persen; dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 0,69 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada Kelompok Kesehatan, yaitu sebesar 0,02 persen dan Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 1,39 persen.

  Grafik 1.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Bungo (%)

  Inflasi Kabupaten Bungo (%)

  2,00 1,66 1,60

  1,50 1,43 1,00

  0,78 0,62 0,50 0,34

  0,23 0,18

  • 0,12 0,09 0,07 0,00
  • >0,21 -0,32 -0,31
  • >0,68
  • >1,00
  • 1,50 Inflasi Kabupaten Bungo (%)

  Inflasi Bulan Januari 2016 disumbangkan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,4807 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,1276 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,3074 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,0184 persen; dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 0,0514 persen. Sedangkan deflasi disumbangkan oleh Kelompok Kesehatan sebesar 0,0009 persen dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar sebesar 0,2038 persen.

  Sepuluh komoditas utama yang memberikan andil terhadap terjadinya inflasi Bulan Januari 2016 adalah: tarif listrik, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, rokok kretek filter, bimbingan belajar, telur ayam ras, bawang putih, kasur, dan baju muslim. Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: bensin, solar, kentang, cabai rawit, kacang panjang, serai, udang basah, sandal kulit, terong panjang, dan bahan bakar rumah tangga. Mencermati perkembangan inflasi terkini, beberapa indikator harga dan kebijakan pemerintah, potensi tekanan inflasi diperkirakan akan mengalami penurunan pada bulan-bulan mendatang. Inflasi utamanya disebabkan kenaikan harga volatile food seperti daging ayam ras dan bawang merah. Berkurangnya pasokan bawang merah dari Pulau Jawa serta masih berlangsungnya masa ternak ayam ras ditengarai mendorong kenaikan harga kedua komoditas tersebut.

  Core inflation akan disumbangkan oleh kenaikan harga gula pasir

  seiring berkurangnya stok gula pasir di pasar yang ditengarai disebabkan masih berlangsungnya masa giling di Jawa. Kenaikan harga komoditas administered price akan disumbangkan oleh dampak lanjutan kenaikan harga tenaga listrik sesuai kebijakan tariff adjustment PLN pada pelanggan pascabayar. Kedepan, beberapa faktor resiko yang berpotensi memberikan tekanan ke inflansi (Upward Risks) tetap perlu diwaspadai, seperti resiko yang berasal dari kelompok volatile food utamanya disebabkan oleh anomali cuaca yang berdampak negatif terhadap produksi hortikultura (sayuran, cabai, dll) dan perikanan budidaya (ikan nila, gabus dan mas). Resiko dari kelompok administered price utamanya disebabkan oleh resiko kenaikan harga BBM premium dan solar seiring mulai meningkatnya harga minyak dunia dan resiko kenaikan tarif tenaga listrik seiring rencana pengalihan pelanggan listrik 900 VA ke 1.300 VA untuk mengurangi beban subsidi.

  Langkah-langkah strategis yang dipersiapkan dalam menghadapi resiko inflasi diantaranya adalah: Peningkatan produksi lokal komoditas yang berpotensi memicu

  • inflasi
  • Kerjasama antar daerah dengan mendatangkan komoditas pangan yang berpotensi memicu inflasi
  • Analisis dampak rencana kenaikan harga BBM dan tarif tenaga listrik

D. Sejarah Kabupaten Bungo

  Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, Kabupaten Merangin yang semula ibukotanya berkedudukan di Bangko dipindahkan ke Muara Bungo. Selanjutnya Dalam perkembangannya Daerah Tingkat I Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 81 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Jambi dirubah menjadi UU No. 81 Tahun 1958 yang wilayahnya terdiri dari Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci. Pada

  Tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD Peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengambil keputusan antara lain:

  1. Mendesak Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri untuk memekarkan Kabupaten Merangin menjadi 2 (dua) kabupaten antara lain:

  a. Kewedanaan Muara Bungo dan Kewedanaan Muara Tebo menjadi Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibukotanya Muara Bungo.

  b. Kewedanaan Sarolangun dan Kewedanaan Bangko menjadi Kabupaten Bangko dengan Ibukotanya Bangko.

  2. Mengirim delegasi ke Jakarta untuk menghadap Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Propinsi Jambi guna memperjuangkan keputusan tersebut. Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II yang mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 sebagai Pemekaran Daerah:

  1. Kabupaten Merangin menjadi:

  a. Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko.

  b. Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara Bungo.

  2. Kabupaten Batanghari menjadi:

  a. Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di Kuala Tungkal.

  b. Pemerintah Daerah Tingkat II Batanghari berkedudukan di Kenali Asam. Pada Tanggal 12 September 1965 dilakukan pelantikan Bapak M. Saidi sebagai Pejabat Bupati Kepala daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo dan diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan diganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tanggal 19 Oktober 1965 tetap dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan penyebutannya dan dengan tidak mengurangi makna keputusan dan jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 dan Keputusan DPRDGR Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan Kabupaten Bungo Tebo. Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan pembangunan, maka paska reformasi Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Sehubungan dengan itu tanggal 19 Oktober dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Bungo saja, dengan motto: Langkah Serentak Limbai Seayun.

  Secara garis besar, pembentukan Kabupaten Bungo didasarkan kepada:

  1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);