Uji Efek Insektisida Destilat Sereh (Cymbopogon Nardus L) terhadap Nyamuk Aedes Aegypti

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

Uji Efek Insektisida Destilat Sereh (Cymbopogon Nardus L ) terhadap

Aedes Aegypti Nyamuk Ema Nadliroh, Surahma Asti Mulasari

  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia

  

Abstrak

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemik, pertama kali

dilaporkan pada tahun 1968 berupa KLB di Jakarta dan Surabaya dan tercatat 54 kasus dengan

  

24 kematian Case Fatality Rate 41,5%. Upaya pemerintah yang dilakukan berupa fogging,

gerakan 3M, adanya kader jentik tiap RT diseluruh Indonesia. Penyakit ini kerap kali terjadi tiap

tahunnya tanpa ada pengurangan kasus yang signifikan. Tanaman sereh mengandung beberapa

senyawa diantaranya geraniol dan sitronela yang dapat menghambat peletakan telur, berfungsi

sebagai silica yang dapat menyerap cairan tubuh serangga terutama nyamuk Aedes aegypti.

  

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL),

dengan pengulangan atau replikasi satu kali atau lebih dan adanya pengkodingan. Analisis

penelitian menggunakan uji normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov) dan uji Homogenitas

(Levene Statistic), jika kedua analisis tersebut terpenuhi dilanjutkan pada analisis (One-Way

Annova ), jika tidak terpenuhi maka digunakan uji (One-Sample Kruskal-Wallis).

  

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pemaknaan secara biologis mempengaruhi sebanyak 54,1%

dan pemaknaan secara statistik p = 0,004 sedangkan α= 0,05 maka 0,004 < 0,05 Ho = ditolak dan

Hα= diterima. Pemenuhan uji normalitas nilai p = 0,888 dan nilai α= 0,05 maka 0,888 > 0,05

berarti data terdistribusi normal, sedangkan untuk uji homogenitas probabilitas 1.722 dengan

signifikansi 0,000. Jadi 0,000 < 0,005 berarti kedelapan varian tidak homogen. Hasil uji Kruskal-

Wallis nilai probabilitas 0,095 > 0,05 berarti terdapat perbedaan dari rerata jumlah kumulatif

kematian nyamuk Aedes aegypti antar penggunaan destilat sereh (Cymbopogon nardus L),

onepish vape , dan larutan propilen glikol 5%.

  

Kesimpulan: Destilat sereh dapat berpengaruh sebagai insektisida terhadap kematian nyamuk

Aedes aegypti , Nilai LC50 destilat sereh (Cymbopogon nardus L) adalah 30%, dan tidak ada

perbedaan rerata jumlah kumulatif pada LC50 uji akhir atau uji sesungguhnya, tetapi potensi

destilat sereh dibawah onepush vape 21,30%.

  Kata Kunci: Demam berdarah dengue, estilat sereh, nyamuk Aedes aegypti.

I. PENDAHULUAN

  Indonesia adalah salah satu negara tropis yang paling besar di dunia. Iklim tropis menyebabkan adanya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk, seperti malaria, demam berdarah, filaria, kaki gajah, dan chikungunya sering berjangkit di masyarakat, bahkan menimbulkan epidemi yang berlangsung dalam spektrum yang luas dan cepat. Penyebab utama munculnya epidemi berbagai penyakit tropis tersebut adalah perkembangbiakan dan penyebaran nyamuk sebagai vektor penyakit 1 yang tidak terkendali .

  Kekurangan yang dimiliki hutan hujan tropis di Indonesia khususnya dibidang kesehatan lebih disebabkan karena adanya interaksi antara alam Indonesia yang lembab dengan prilaku masyarakat Indonesia (manusia), sebab suhu yang lembab memungkinkan bakteri berkembangbiak secara optimal. Kedekatan manusia dengan alam sangat memungkinkan terjadinya interaksi tersebut. Salah satu masalah itu adalah dijadikannya tempat-tempat dengan suhu optimal tersebut sebagai tempat 2 perindukan serangga terutama nyamuk .

  Beberapa jenis nyamuk antara lain Anopeles Culex dan Aedes merupakan vektor dari berbagai penyakit antara lain malaria, filariasis, Japanese Encephalitis (JE), demam berdarah dengue (DBD), chikungunya. Salah satu pendekatan dalam pengendalian penyakit tular vektor adalah mencegah terjadinya kontak langsung antara manusia dengan nyamuk dengan kata lain mencegah terjadinya 3 gigitan nyamuk .

  Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemik di daerah perkotaan sebagian besar di Indonesia. DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, berkembang biak melalui permukiman manusia. Pencegahan dan penanggulangannya dipusatkan pada 4 pemutusan rantai penularan melalui pengendalian nyamuk Aedes aegypti . Penyakit ini menimbulkan ancaman morbiditas serius dan kematian yang terus-menerus, sering menimbulkan wabah dan dengan 5 jumlah kasus fatal .

  DBD telah muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat internasional pada abad 21, menurut WHO (2000) antara 1975-1995 terdeteksi di 102 negara dari lima wilayah WHO, yaitu 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tengara, 4 negara di Timur Tengah dan 29 negara di 5 Pasifik Barat . Pada awal tahun 2004 Indonesia menghadapi KLB DBD dengan jumlah kasus DBD sejak Januari sampai Mei mencapai 64.000 (Incidence Rate 39,7 per 100.000 penduduk) dengan 6 kematian 724 orang (Case Fatality Rate, 1,1 persen) .

  Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu pengembangan insektisida baru yang tidak menimbulkan bahaya dan lebih ramah lingkungan, hal ini diharapkan dapat diperoleh melalui penggunaan bioinsektisida. Bioinsektisida atau insektisida hayati adalah suatu insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang mengandung bahan kimia (bioaktif) yang toksik terhadap serangga namun mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi 7 manusia. Selain itu insektisida nabati juga bersifat selektif .

  Salah satu bahan nabati yang bersifat atraktan terhadap nyamuk adalah serai wangi 8 (Cymbopogon nardus L) . Minyak serai wangi berfungsi sebagai bahan penolak nyamuk dengan sitronela dan geraniol sebagai senyawanya. Kedua kompoenen tersebut menentukan intensitas bau harum, serta nilai harga minyak sereh. Komposisi minyak serai terdiri dari beberapa komponen, berkisar antara 30-40 komponen antara lain, alkohol, hidrokarbon, ester, aldehid, keton, okside, lakton, terpen, dan lain sebagainya. Senyawa tersebut dapat dicampurkan pada sediaan spraying untuk 9 mengusir nyamuk . Melihat fungsi dari minyak sereh yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk, maka pada penelitian ini, peneliti akan melakukan uji efek insektisida destilat sereh (Cymbopogon

  nardus L) terhadap nyamuk aedes aegypti agar masyarakat dapat memnfaatkan tanaman tersebut dan menggunakannya sebagai bahan repelan pengusir nyamuk.

II. METODE

  Jenis penelitian ini adalah true eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap 9 (RAL) . Peneliti mengujikan destilat sereh (Cymbopogon nardus L) terhadap hewan uji nyamuk Aedes

  

aegepty dewasa. Mengontrol hewan uji dengan menyamakan jenis dan umur nyamuk, kemudian

  diberikan perlakuan dan kontrol. Perlakuan yang diberikan dengan cara membandingkan tiap kadar dari destilat sereh, onepush vape serta propilen glikol 5 % sebagai kontrol.

  Penelitian dilakukan mulai tanggal 12 April – 21 Juni 2011 di Laboratorium Morfologi Tumbuhan Universitas Ahmad Dahlan, Laboratorium Fitokimia Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Laboratorium Uji Parasitologi Kedokteraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan yang digunakan adalah batang sereh kering berumur ± 6 bulan, Propelen Glikol (PG) 5 %, Aquades (H2O),

  8

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Etanol (C2H5OH) 96% . Bahan tersebut akan dilakukan destilasi/penyulingan untuk memisahkan minyak atsiri dengan air agar dapat ditentukan konsentrasinya. Setelah itu, diujikan dengan cara disemprotkan ke dalam kotak berisi nyamuk.

  Penelitian ini akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu dengan uji

  

Kolmogorov-Smirnov untuk satu sampel (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test). Uji homogenitas

  dilakukan dengan uji Levene Statistic. Uji yang dipakai adalah Uji Kruskal-Wallis (H) digunakan sebagai alternatif dari teknik analisis varians (Anova) dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dengan rerata jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

  Hasil Penelitian 1)

  Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besar kisaran konsentrasi yang mempunyai daya bunuh terhadap nyamuk uji sebesar 50 persen yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian akhir. Penelitian pendahulan dilakukan dengan mengujikan nyamuk pada 7 jenis konsentrasi dan 2 kontol, control tersebut dibagi lagi menjadi control negatif (-) dan control positif (+). Masing-masing perlakuan yang diujikan, kemudian diberikan kepada 20 ekor nyamuk.

  Tabel 1. Uji Labrotarium Persentase Mortalitas Nyamuk Aedes aerypti pada penelitian

  pendahuluan tahun 2011 Data pada Tabel 1. diperoleh setelah pengamatan 2 kali yaitu pada 20 menit pertama dan 20 menit selanjutnya hingga 20 kesembilan. Penentuan 20 menit dikarenakan selama pengamatan nyamuk, knockdown nyamuk terjadi pada waktu 20 menit pertama. Tabel 2. adalah hasil dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa selama 3 jam perlakuan, spraying Oleum citronella 27,1 persen dapat mematikan nyamuk uji sebanyak 18 ekor (70 persen) dan spraying Oleum citronella 30 persen dapat mematikan nyamuk uji sebanyak 20 ekor nyamuk (100 persen).

  Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Penelitian Pendahuluan Kemaknaan secara Biologi tahun

  2011 Konsentrasi destilat sereh (Cymbopogon nardus L) mempengaruhi daya bunuh terhadap nyamuk Aedes aegypti sebesar 62 persen.

  

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Penelitian Pendahuluan Kemaknaan secara Statistik

  tahun 2011 Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.012 pada α= 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa destilat sereh (Cymbopogon nardus L) mempunyai daya bunuh terhadap nyamuk

  Aedes aegypti . Hubungan yang terjadi adalah positif yang kuat antara konsentrasi destilat

  sereh (Cymbopogon nardus L) terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti sebesar 0,786 dengan persamaan garis lurus Y = -1,466 + 0.617X. 2)

  Penelitian Akhir Pada penelitian ini nyamuk uji diberi beberapa perlakuan antara lain perlakuan propilen glikol 5 persen sebagai kontrol negatif, one push vape sebagai control positif, dan kisaran konsentrasi LC50 hasil penelitian pendahuluan dengan jumlah nyamuk uji masing-masing perlakuan 20 ekor nyamuk uji. Pada penelitian akhir atau sebenarnya dilakukan 2 kali pengulangan.

  

Tabel 4. Uji Labrotarium Persentase Mortalitas Nyamuk Aedes aerypti pada Penelitian

  Akhir selama Pengamatan 3 Jam tahun 2011

  Keterangan: (%) = Nyamuk Mati x 100 % ΣNyamuk C1 : Konsentrasi deslilat oleum citronella 30 % C2 : Konsentrasi deslilat oleum citronella 31.45% C3 : Konsentrasi deslilat oleum citronella 32.50% C4 : Konsentrasi deslilat oleum citronella 33.95% C5 : Kosentrasi deslilat oleum citronella 35% K(-) : Kontrol negatif propilen glikol (PG) 5% K(+) : Kontrol positif (onepush vape) Kelembaban : 55 Suhu : 26°C

  Hasil dari penelitian akhir diperoleh bahwa pada destilat Oleum citronella mulai dari konsentrasi tertinggi 35% hingga konsentrasi terendah 30% masih efektif membunuh seluruh nyamuk sejumlah 20 ekor. Akan tetapi pada konsentrasi 31,45% pada perlakuan pertama hanya mampu membunuh nyamuk uji sebanyak 18 ekor dari jumlah total nyamuk uji sebanyak 20 ekor. Pengulangan atau replikasi konsentrsi 31.45% diperoleh kematian nyamuj uji sebanyak 20 ekor nyamuk uji. Perlakuan pada kontrol negatif (Propilen Glikol 5%) tidak menunjukkan adanya kemematian pada nyamuk uji, dengan kata lain Propilen Glikol 5 persen tidak memiliki toksik terhadap nyamuk uji, sementara perlakuan nyamuk

ISBN: 978-602-72412-0-6

  uji pada onepush vape sebagai kontrol positif menunjukkan hasil bahwa produk dagang tersebut dapat mematikan nyamuj uji. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan

  

onepush vape dapat membunuh nyamuk sebanyak 18 ekor dari jumlah total nyamuk 20

  ekor pada perlakuan pertama, sedangkan pada pengulangan atau replikasi control positif kedua menunjukkan onepush vape dapat membunuh semua nyamuk pada jam ketiga atau sama dengan menit ke 180.

  Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Penelitian Akhir

  Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa destilat sereh (Cymbopogon nardus L) mempengaruhi daya bunuh terhadap nyamuk Aedes aegypti sebesar 54,1 persen.

  Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Penelitian Akhir

  Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa bahwa hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,004 pada α= 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa destilat Cymbopogon

  

nardus L mempunyai daya bunuh terhadap nyamuk Aedes aegypti. Hubungan yang

  terjadi positif konsentrasi destilat Cymbopogon nardus L terhadap kematian nyamuk

  

Aedes aegypti yaitu sebesar 0,717 dengan persamaan garis lurus 0,717 dengan

persamaan garis lurus Y = -3,996 + 0,569X.

  Tabel 7. Hasil UjiMann-Whitney Pada Jam Ke-3 tahun 2011

  Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat bahwa: 1. Perbandingan antara kontrol positif (onepush vape 21 persen) dengan kontrol negatif

  (propilen glikol 5 persen) memiliki nilai 0,102 > 0,05 yang artinya antara kontrol negative dan control positif terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan kevaliditasan penelitian yang dilakukan.

2. Pada 5 konsentrasi destilat sereh yaitu konsentrasi 30,00 persen b/v; 31,45 persen b/v;

  32,50 persen b/v; 33,95 persen b/v; dan 35,00 persen b/v memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif (larutan propilen glikol 5 persen b/v), ini berarti bahwa ke-5 konsentrasi destilat sereh dapat digunakan sebagai insektisida.

  3. Pada kontrol positif (onepush vape 21,30 persen) nilai signifikansi terhadap konsentrasi 30,00 persen b/v adalah 0,683; konsentrasi 31,45 persen b/v adalah 0,121; konsentrasi 32,50 persen b/v adalah 0,439; konsentrasi 33,95 persen b/v adalah 0,439; dan konsentrasi 35 persen b/v adalah 0,102. Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada kelima konsentrasi destilat sereh adalah ≥0,05 yang berarti kontrol positif (onepush vape 21 persen) memiliki signifikansi dengan kelima konsentrasi destilat sereh. Dapat dilihat bahwa potensi insektisida pada destilat sereh berada diatas abate.

  4. Perbedaan rerata jumlah kumulatif kematian nyamuk Aedes aegypti antar-konsentrasi destilat sereh yang memiliki perbedaan signifikansi adalah: Konsentrasi A (30,00 persen b/v) tidak berbeda signifikan dengan konsentrasi B (31,45 persen b/v), C (32,50 persen b/v), D (33,95 persen b/v) dan E (35,00 persen b/v) dengan nilai signifikansi masing-masing 0,439; 0,439; 0,102 ≥0,05.

  Gambar 1. Grafik Analisis Probit Hasil Penelitian Akhir selama 3 Jam tahun 2011

  Grafik analisis probit hasil penelitian akhir selama 3 jam tahun 2011 menunjukkan bahwa tidak ada garis lurus yang menunjukkan kenaikan, sehingga didapat LC50 pada konsentrasi 30 persen.

  Tabel 8. Hasil Persamaan Garis Lurus pada Analisis Probit Penelitian

  Akhir setelah Pemaparan selama 3 Jam

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa setelah pemaparan destilat dari Oleum

  citronella selama 3 jam LC50 terletak pada satu titik yang sama yaitu pada persamaan garis lurus Y =1,5+1,5X, berarti tidak persamaan garis lurus yang bermakna.

  B.

  Pembahasan Uji pendahuluan dan uji akhir dikontrol untuk suhu dan kelembabannya yaitu suhu ruang berkisar 26°C - 30°C dan kelembaban 55. Kisaran suhu dan kelembaban tersebut merupakan suasana yang baik untuk perkembangan dan tempat hidup nyamuk. Pada penelitian ini dapat dikatakan suhu ruangan tidak berpengaruh pada hasil penelitian. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pada perlakuan kontrol negatif (larutan propilen glikol 5 persen) yang menunjukkan persentase kematian sebesar 0 persen.

  Penggunaan propilen glikol (PG) 5 persen pada penelitian ini karena hasil sulingan dari sereh tersebut merupakan minyak atsiri yang tidak dapat larut jika hanya menggunakan aquades. Larutan PG 5 persen didapat dengan mencampurkan 5 ml PG kedalam 95 ml aquades. Larutan PG ini hanya dapat menjadikan minyak atsiri dari sereh menjadi larutan koloid sehingga ketika akan digunakan untuk penelitian destilat sereh (Cymbopogon nardus L) cukup mengocoknya sehingga tercampur sempurna.

  1. Uji efek bunuh destilah sereh (Cymbopogon nardus L) terhadap nyamuk Aedes aegypti dalam ruangan Penelitian tentang uji efek insektisida destilat sereh (Cymbopogon nardus L) terhadap nyamuk Aedes aegypti dilakukan melalui 2 tahap, yaitu uji pendahuluan dan uji sesungguhnya (uji akhir).Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh kisaran konsentrasi tertinggi dan konsentrasi terendah yang akan digunakan pada penelitian seseungguhnya. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan setiap 20 menit sekali selama 3 jam dan tidak ada replikasi. Data yang dianalisis pada analisis data diambil dari data jumlah kumulatif kematian nyamuk Aedes aegypti pada jam ketiga atau menit ke 180 karena pada jam tersebut sudah ada perlakuan yang menyebabkan 100 persen kematian nyamuk uji yaitu konsentrasi 35 persen dan kontrol positif (+) atau onepush vape 21,30 persen .

2. Kadar efektif atau LC50 spraying Destilat sereh (Cymbopogon nardus L)

  Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa destilat sereh berpengaruh terhadap jumlah kumulatif nyamuk Aedes aegypti. Pengaruh destilat sereh pada jam ke 3 dari berbagai konsentrasi destilat sereh maka persentase kematian nyamuk Aedes aegypti semakin tinggi. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka toksin yang terkandung semakin pekat sehingga zat aktif tersebut bekerja lebih maksimal.

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa serai wangi (Cymbopogon nardus) mempunyai pengaruh daya tolak terhadap gigitan nyamuk

  Ae.aegypti adalah konsentrasi yang efektif yang digunakan sebagai repellent adalah

  minimal konsentrasi 3%. Semakin tinggi konsentrasi perasan serai wangi

  10

  (Cymbopogon nardus) maka semakin baik digunakan sebagai repellent . Penelitian lain, ekstrak etanol daun sirih efektif terhadap larva nyamuk Anopheles sp dan Culex sp yang ditandai dengan meningkatnya jumlah mortalitas larva, dengan LC50 sebesar 11

  0,012% dan 0,011% . Penelitian lain dengan menggunakan minyak serai menyatakan bahwa minyak serai dapat digunakan sebagai penolak larva H. Armigera instar II dengan 12 tingkat repelensi 20-40% dan 40-60% . Penelitian lain dengan menggunakan minyak sereh wangi dan geraniol menyatakan bahwa minyak sereh dan geraniol dapat digunakan 13 sebagai zat penolak nyamuk .

  Kematian nyamuk Aedes aegypti akibat perlakuan destilat sereh disebabkan oleh senyawa aktif yang terkandung dalam sereh, yaitu sitronela dan geraniol. Serai memilik daya bunuh terhadap serangga dan menghambat peletakan telur. Abu daun serai mengandung silica yang berfungsi menyerap cairan tubuh serangga sehingga terjadi dehidrasi hingga dapat menjadikan serangga kering. Bau khas dari sereh juga dapat digunakan sebagai campuran parfum.

IV. KESIMPULAN

  A.

  Destilat sereh dapat berpengaruh sebagai insektisida terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti.

  B.

  Nilai LC50 destilat sereh (Cymbopogon nardus L) adalah konsentrasi destilat sereh yang dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti sebanyak 50 persen adalah 30 persen.

V. DAFTAR PUSTAKA

  Lela., Kadarohman., Eko., 2010. Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria Zizanoides) Terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti, Culex Sp. Dan Anopheles Sundaicus . Jurnal Sains & Teknik Kimia. 1 (10): 59-65.

  Keputusan Menkes RI No. 658/ Menkes/ SK/ IV/ April 2008, Penilaian Tenaga Kerja Kesehatan di Puskesmas. Shinta. 2012. Potensi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon Cablin B.), Daun Babadotan

  (Ageratum conyzoides L), Bunga Kenanga (Cananga odorata Hook F & Thoms) Dan Daun Rosemarry (Rosmarinus officinalis L ) Sebagai Repelan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L., Jurnal Media Litbang Kesehatan . 22 (2): 62-69.

  Verawati. 2013. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Serai Bambu (Andropogon citratus D.C) & Uji Efektivitas Repellen terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Sains & Matematika.

  21 (1): 20-24. Depkes, R.I. 2003. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Badan Litbang dan Pegembangan Kesehatan.

  Depkes, R.I. 2005. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Badan Litbang dan Pegembangan Kesehatan. D.M, Zulfitriany., Sylvia, S., Gassa. 2004. Pemanfaatan Minyak Sereh (Andropogan nardus L.) sebagai Atraktan Berperekat terhadap Lalat Buah (Bactrocera spp.) pada Pertanaman Mangga.

  Jurnal Sains dan Teknologi . 4(3): 123-129.

  Pandia., Setiaty., Sukmayadi., Putra. 2008. Pemanfaat Ekstrak Serai (Sitronela) sebagai Pengusir Nyamuk Alamiah. Jurnal Teknologi Proses. 7(2): 84-89. Sudjana. 2008. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung. Karsito. Hal. 15. Manurung., Chahaya., Dharma. 2013. Pengaruh Daya Tolak Perasan Serai Wangi (Cymbopogon

  Nardus ) Terhadap Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Lingkungan & Kesehatan Kerja. 2 (1): 1-11.

  Jacob. 2012. Uji Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L) terhadap Larva Nyamuk. Jurnal Molucca Medica . 4 (1): 1-19. Hasyim., Setyawati., Murtiningsih., Sofiari. 2010. Efikasi Dan Persistensi Minyak Serai Sebagai

  Biopestisida Terhadap Helicoverpa Armigera Hubn. (Lepidoptera : Noctuidae). Jurnal Hortikultura . 20 (4): 377-386. Setyaningsih., Hambali., Nasution. 2007. Aplikasi Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil) Dan Geraniol

  Dalam Pembuatan Skin Lotion Penolak Nyamuk. Jurnal Teknik Industri Pertanian. 17 (3): 97- 103.