Chapter II Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku Dan Reservoir Secara Di Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Instalasi Pengolahan Air Di Sunggal Medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan
lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada
kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi
yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya
reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
3
Universitas Sumatera Utara
2.2 Karakteristik Air
Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1. Ciri-ciri Air Bersih
- Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
- Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
- Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa
(Hg) dan mangan (Mn).
- Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja
dan total coliforms.
2. Karakteristik Air Kotor
-
Berwarna kotor.
-
Suhunya panas.
-
Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
-
Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya.
-
Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
-
Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan
asam
amino.
· gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat,
termasuk selulosa.
4
Universitas Sumatera Utara
2.3 Parameter Kualitas Air
2.3.1. parameter fisik:
1.
Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri.
2.
Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.
Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4.
Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5.
Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2.3.2 . parameter kimia
1.
pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.
DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik.
Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
5
Universitas Sumatera Utara
3.
BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
4.
COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O 2 → CO 2 + H 2 O
5.
Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air
ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air.
6.
Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran
besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat
menjadi racun bagi manusia.
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber pencemaran, antara lain berasal dari
limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan sebagainya (Daryanto, 2004,
h.14).
1.
Limbah industri
Pabrik industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air, pembuangan
limbah industri ke sungai-sungai dapat menyebabkan merubahnya susunan kimia,
bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa logam berat
antara lain timbal, merkuri, tembaga, seng dan lain-lain.
6
Universitas Sumatera Utara
2.
Limbah rumah tangga
Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik yang
dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara di sungai-sungai. Selain dalam
bentuk zat organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit
penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi
yang luas di masyarakat.
3.
Limbah pertanian
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian,
air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang, sehingga mengalami pertumbuhan
dengan cepat, ganggang yang menutupi permukaan air akan berpengaruh jelek terhadap
ikan-ikan dan komponen biotik air ekosistem dari air tersebut.
Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang terbawa ke sungai atau
bendungan, pestisida yang bersifat toksik akan mematikan hewan-hewan air dan bahkan
manusia.
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri, air
pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang
didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air
lainnya.
Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu yang lebih tinggi dari pada air asalnya,
kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat yaitu jumlah oksigen terlarut di
dalam air menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, kehidupan ikan dan hewan air
lainnya terganggu, jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati.
Pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan beberapa hal
yaitu adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang, konsentrasi
oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak
menghambat pengambilan oksigen oleh air.
Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan detergen terutama menyangkut masalah
bahan pembentuk (surfaktan), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi
karena busanya yang akan mengganggu lingkungan disekitarnya.
7
Universitas Sumatera Utara
D.
Indikator Air Yang Telah Tercemar
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui adanya perubahan suhu air, adanya perubahan pH atau
konsentrasi ion Hidrogen, adanya perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan,
koloid dan bahan terlarut, adanya mikrooganisme dan meningkatnya radioativitas
lingkungan (Anonimous, 1998)
1.
Perubahan suhu air
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya panas reaksi
atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-mesin yang
menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik maka panas yang terjadi harus
dihilangkan. Penghilangan panas dilakukan dengan proses pendinginan air. Air
pendingin akan mengambil panas yang terjadi. Air yang menjadi panas tersebut dibuang
ke lingkungan. Apabila air yang panas tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan
menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan menganggu kehidupan hewan air dan
organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
dengan kenaikan suhu. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara
lambat terdifusi ke dalam air. Makin tingginya kenaikan suhu air makin sedikit oksigen
yang terlarut di dalamnya.
2.
Perubahan pH atau Konsentrasi ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara
6,5 – 9,0. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau
besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH yang lebih
kecil dan pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar
dari normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang
dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat menganggu
kehidupan organisme di dalam air.
3.
Perubahan warna, bau dan rasa air
Bahan buangan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan
organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah
8
Universitas Sumatera Utara
industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan
normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih.
Selain itu degradasi industri dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan warna air.
Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air, karena bahan
buangan industri yang memeberikan warna belum tentu belum tentu lebih berbahaya dari
bahan buangan industri yang tidak memberikan warna.
Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air
limbah dari kegiatan industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan
oleh mikroba yang hidup di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau
bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan
seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Mikroba di dalam air akan
mengubah bahan buangan organik, terutama gugus protein secara degradasi menjadi
bahan yang mudah menguap dan berbau.
Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka hal itu
berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya
biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga
telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dalam
air. Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air.
4.
Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
Endapan dan koloid serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang
berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap didasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloid. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air bersamasama dengan koloid. Endapan dan koloid yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan
oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Karena tidak ada sinar
matahari maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan
mikroorganisme jadi terganggu.
9
Universitas Sumatera Utara
5.
Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan
industri yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau mapun laut. Kalau bahan
buangan yang harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut
berkembang biak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup
kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba patogen adalah
penyebab timbulnya berbagai macam penyakit. Pada umumnya industri pengolahan
bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembang biaknya mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen.
6.
Komponen pencemar air
Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai
dengan program pengelolaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya
pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bahan buangan
dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya
pencemaran air.
2.5. Kualitas Air
2.5.1. Air sungai
Air sungai akan mengalir dari hulu (mata air) ke hilir (muara) karena pengaruh
kemiringan permukaan bumi. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna cokelatdengan
tingkat kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan lumpur, pelapukan kayu dan
pencemarlainnya. Kualitas air sungaijuga dipengaruhi oleh lingkungan disekitar aliran
sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah
hilir (muara) lebih rendah dibandingkan di daerah hulu (mata air). Hal ini terjadi
akibat limbah industri dan limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai
akan terkumpul di muara sungai. Akibatnya secara kualitas fisika, kimia, maupun
biologi, air di daerah muara sungai sangat rendah dan tidak layak di jadikan bahan
baku air minum (Sitepoe, 1997).
10
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Air Tanah
Air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air)
Air dalam tanah terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur
dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sedangkan untuk air sumur dalam, jauh lebih murni dan pada umumnya dapat
langsung di minum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan kualitasnya (Joko, 2010).
2.5.3. Air permukaan (danau)
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain
sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang
meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di
permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpal di tempat cekung yang
membentuk danau ataupun rawa. Pada umumnya, air permukaan tampak kotor
dan berwarna (tidak bening). Hal itu akibat kotoran, pasir dan lumpur yang ikut
terbawa (hanyut) oleh aliran air. Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai
kepentingan, antara lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi,
pembangkit listrik, industri dan sebagainya. Agar dapat diminum air permukaan
harus diolah terlebih dahulu, meliputi pengolahan fisika, kimia dan biologi (Alamsyah,
2007).
2.5.4. Air di PDAM Tirtanadi Sunggal
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di IPA Sunggal memerlukan
unit-unit pengolahan. Unit-unit serta proses pengolahan air yang terdapat di IPA
Sunggal adalah sebagai berikut:
1. Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu di
Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk menampung air
tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m (sesuai dengan lebar sungai)
dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat (channel) berupa
saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian
air masuk ke intake. Bendungan dibuat dengan sistem melintang.
11
Universitas Sumatera Utara
2. Intake
Intake berfungsi untuk pengambilan/penyadap air baku. Bangunan ini merupakan
saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) yang
berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar (>10 cm)
dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya
kotoran–kotoran maupun sampah berukuran kecil yang terbawa arus sungai (>5
cm). Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air (sluice gate)
dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan
dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk.
3. Raw Water Tank (RWT)
Raw Water Tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun setelah
intake yang terdiri dari dua unit (empat sel). Setiap unit berdimensi 50 m x 25 m,
tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet gate,
sluice gate dan pintu bilas dua buah. Raw water tank berfungsi sebagai tempat
pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan
sistem sedimentasi (pengendapan alamiah). Di IPA Sunggal volume air baku pada
dua RWT memiliki ± 14.000 m3. Waktu pengendapan (detention time) untuk air
baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar
menghasilkan air baku dengan turbidity (kekeruhan) rendah. Tiap sel dalam raw
water tank dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan dilakukan secara bergilir
setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar proses pengolahan air terus berjalan,
karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw Water Tank ditutup, sehingga
air baku dari intake tidak dapat masuk. Pembersihan sel Raw Water Tank
dilakukan pada malam hari secara manual dengan menggunakan nozle dan
dibuang ke lagoon.
Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut
prechlorination. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik,
anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut (alga) dan membunuh spora
dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya.
4. Raw Water Pump(RWP)
Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari
RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap
pompa adalah 110 l/detik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC nominal 75 KW.
12
Universitas Sumatera Utara
5. Clearator(Clarifier)
Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-masing 400
l/detik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat
sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator dilengkapi dengan
agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan
flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara
otomatis.
6. Filter
Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan
flok-flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak tertahan (lolos) dari clearator.
Filter yang dipakai di IPA Sunggal adalah sistem penyaringan permukaan
(surface filter). Filter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung
secara paralel, menggunakan jenis saringan cepat (rapid sand filter) berupa pasir
silika dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini
berfungsi menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter.
7. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi 50 m x 40 m x 4
m yang berfungsi untuk menampung air minum (air olahan) setelah melewati
media filter. IPA Sunggal mempunyai dua buah reservoir (R1 dan R2) dengan
kapasitas total 12.000 meter3. Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih
yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi sebagaitempat penyaluran air
ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi klor (post
chlorination) yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen dan
penambahan larutan kapur jenuh untuk menetralisasi pH air karena dengan adanya
kandungan alum dalam air akan membuat pH air bersifat asam. Kapur disalurkan
dari saturator.Saturator adalah sebuah tabung besar yang merupakan terminal
larutan kapur untuk diinjeksikan ke air hasil olahan. Di PDAM Tirtanadi terdapat
dua saturator yang dialirkan ke masing-masing reservoir 1 dan reservoir 2.
8. Finish Water Pump (FWP)
Finish Water Pump (FWP) IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk
mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir
distribusi cabang-cabang melalui pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi lima
jalur dengan kapasitas 150 liter/detik. Air hasil olahan tersebut dapat
didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas
13
Universitas Sumatera Utara
air, perlu dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan
agar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 yang meliputi aspek
fisika, kimia dan mikrobiologi.
9. Lagoon
Air buangan (limbah cair) dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke
lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman
dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
2.1.5 Standar Baku Air Minum
Standar mutu air minum untuk kebutuhan rumah tangga berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/ MENKES/ SK/ VII/ 2002
tentang persyaratan kualitas air minum. Standar baku air minum tersebut
disesuaikan dengan standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO(Kusnaedi,2010).
Kualitas air yang memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan
mikrobiologi menurut Kusnaedi (2010) antara lain:
1.Persyaratan Fisik
a. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
b. Temperatur normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara
(20-260C). Air yang sangat mencolok mempunyai temperatur di atas atau di
bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol
yang terlarut dalam air cukup banyak).
c. Rasanya tawar
Air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin
menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
oleh adanya garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
14
Universitas Sumatera Utara
e. Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan
tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
f. Tidak mengandung zat padatan
Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan. Walaupun
jernih, air yang mengandung zat padatan yang terapung tidak baik
digunakan sebagai air minum. Apabila air di didihkan, zat padat tersebut
dapat larut sehingga menurunkan kualitas air.
2. Persyaratan Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain : pH, zat organik,
kesadahan, besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), klorida (Cl), nitrit
(NO2), flourida (F), serta zat-zat beracun dan berbahaya.
3. Persyaratan mikrobiologi
a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E.coli,
Salmonella thipy, Vibrio clotera, kuman-kuman ini mudah tersebar oleh air.
b. Tidak mengandung bakteri non patogen, seperti actinomycetes,
phytoplankton, coliform, dadocera.
2.6. Logam Mangan Dalam Air
Mangan adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada
hampir setiap tempat dibumi. Dalam hubungannya dengan kualitas air yang sering
dijumpai adalah mangan berbentuk ion dengan valensi (Mn2+), (Mn4+) dan (Mn6+).
Didalam sistem pengelolahan air, senyawa mangan dapat berubah-ubah
tergantung derajat keasaman (pH) air. Apabila teroksidasi oleh udara atau
oksidator lain, mangan berbentuk (Mn4+). Perubahan ini tergantung pada pH,
alkaliniti, adanya zat organik.
Mangan bereaksi dengan air dan larut dalam larutan asam. Mangan banyak
digunakan pada berbagai alloy. Mangan digunakan sebagai bahan campuran
logam karena mangan bisa menghasilkan logam sehingga mudah dibentuk,
meningkatkan kualitas kekuatan logam, kekerasan dan ketahanan. Sekitar 90%
mangan dunia digunakan dengan tujuan metalurgi, yaitu untuk produksi besi-baja,
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain digunakan
untuk membuat baterai kering, keramik dan gelas, serta bahan kimia (Widowati,2008).
15
Universitas Sumatera Utara
2.7. Dampak Mangan (Mn) dalam lingkungan
Senyawa mangan secara alami ada dalam lingkungan sebagai padatan di dalam tanah dan
partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir dalam partikel debu.
Biasanya ini menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari.
Manusia meningkatkan konsentrasi mangan di udara oleh kegiatan industri dan melalui
pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berasal dari sumber manusia juga dapat
memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui penerapan pestisida
mangan, mangan akan memasuki tanah.
Untuk hewan, mangan adalah komponen lebih penting dari tiga puluh enam enzim yang
digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak. Jika Binatang makan
terlalu sedikit mengadung mangan menyebabkan gangguan pertumbuhan normal,
pembentukan tulang dan reproduksi akan terjadi.
Untuk beberapa hewan dosis yang mematikan sangat rendah, yang berarti mereka
memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan lebih kecil. Dosis mangan bila melebihi
dosis yang esensial. Zat mangan dapat menyebabkan paru-paru, hati dan gangguan
pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam perkembangan janin hewan
dan kerusakan otak.
Ketika penyerapan mangan terjadi melalui kulit dapat menyebabkan kegagalan tremor
dan koordinasi. Akhirnya, tes laboratorium dengan hewan telah di uji menunjukkan
bahwa keracunan mangan parah harus bahkan dapat menyebabkan perkembangan tumor
dengan binatang.
Pada tumbuhan ion mangan diangkut ke daun setelah pengambilan dari tanah. Bila
terlalu sedikit mangan dapat diserap dari tanah ini menyebabkan gangguan pada
mekanisme tanaman. Misalnya gangguan dari pembagian air untuk hidrogen dan
oksigen, di mana mangan memainkan peranan penting.
Mangan dapat menyebabkan keracunan dan kekurangan baik gejala pada tumbuhan. Bila
pH tanah rendah kekurangan mangan lebih umum.
Konsentrasi mangan Sangat beracun dalam tanah dapat menyebabkan pembengkakan
dinding sel, layu dari daun dan bercak-bercak cokelat pada daun. Kekurangan juga dapat
menyebabkan efek tersebut. Antara konsentrasi dan konsentrasi beracun yang
menyebabkan kekurangan area kecil konsentrasi untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal dapat dideteksi. (http://lovekimiabanget.blogspot.com/2010/04/manganmn.html )
16
Universitas Sumatera Utara
2.8.1 Penetapan Kadar Mangan Secara Kolorimetri
Cara pengujian kadar mangan dalam air dengan menggunakan alat
colorimetri DR/890. Mangan ditambahkan dengan 1 bungkus ascorbic acid lalu
ditambahkan dengan 15 tetes natrium sianida. Setelah itu, ditambahkan ke dalam
larutan sampel tersebut 21 tetes PAN Indicator Solution 0,1%. Mangan dalam
sampel air reservoir bereaksi dengan PAN Indicator Solution 0,1% menghasilkan
mangan (Mn2+), warna jingga/orange akan terbentuk jika mangan ada didalam
sampel. Diamkan larutan sampel air tersebut selama 2 menit masa reaksi. Sebagai
blanko, digunakan aquadest sebanyak 10 ml. Aquadest dimasukkan ke dalam
kuvet, lalu diukur dengan alat colorimetri, sehingga menunjukkan angka 0,00
mg/l (sebagai blanko). Setelah itu, masukkan larutan sampel air ke dalam alat
colorimetri dan baca hasil yang tertera pada layar (Sipayung, 2007).
2.8.2 kolometri
Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan
diabsorbsinya cahaya oleh zat berwarna baik warna yang berasal dari zat itu
sendiri maupun warna yang terbentuk akibat reaksi dengan zat lain (Khopkar,
2007).
Kolorimetri terbagi menjadi dua, yakni:
1. Kolorimetri visual
Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya
digunakan sebagai sumber cahaya. Penetapannya biasa dilakukan dengan suatu
instrumen sederhana yang disebut kolorimeter pembanding (comparator) warna,
dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata.
2. Kolorimetri fotolistrik
Sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Pada alat ini cahaya
yang digunakan dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit
dengan melewatkan cahaya putih melalui filter-filter dalam bentuk lempengan
berwarna yang terbuat dari kaca, gelatin dan sebagainya. Keuntungan utama
metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk
menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Khopar,2007).
Pemilihan prosedur kolormetri untuk penetapan zat akan bergantung pada
pertimbangan sebagai berikut :
17
Universitas Sumatera Utara
a. Metode kolorimetri seringkali memberikan hasil yang lebih tepat pada
konsentrasi rendah dibandingkan prosedur titrimetri ataupun gravimetri
padanannya. Selain itu prosedur kolorimetri lebih sederhana dilakukan dari pada
prosedur titrimetri ataupun gravimetri.
b. Suatu metode kolorimetri seringkali dapat diterapkan pada kondisi-kondisi
dimana tidak terdapat prosedur gravimetri ataupun titrimetri yang memuaskan,
misalnya untuk zat-zat hayati tertentu.
c. Prosedur kolorimetri mempunyai keunggulan untuk penetapan rutin dari
beberapa komponen dalam sejumlah contoh yang serupa dan dapat dilakukan
dengan cepat.
Batas atas metode kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen
yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2%. Kriteria untuk hasil analisis
kolorimetri yang memuaskan:
1. Kespesifikan reaksi warna
Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik (hanya
menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja).
2. Kestabilanwarna
Reaksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil
(periode warna maksimum cukup panjang) untuk memungkinkan pengambilan
pembacaan yang tepat. Dalam hal ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi
eksperimen (temperatur, pH) haruslah diketahui.
3. Kejernihan larutan
Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan
maupun menyerap cahaya.
4. Kepekaan tinggi.
Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan ditetapkan
sangat kecil (Basset, 1994).
18
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan
lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada
kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang,
dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi
yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya
reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
3
Universitas Sumatera Utara
2.2 Karakteristik Air
Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1. Ciri-ciri Air Bersih
- Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
- Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
- Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa
(Hg) dan mangan (Mn).
- Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja
dan total coliforms.
2. Karakteristik Air Kotor
-
Berwarna kotor.
-
Suhunya panas.
-
Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
-
Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya.
-
Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
-
Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan
asam
amino.
· gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat,
termasuk selulosa.
4
Universitas Sumatera Utara
2.3 Parameter Kualitas Air
2.3.1. parameter fisik:
1.
Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri.
2.
Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.
Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4.
Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5.
Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2.3.2 . parameter kimia
1.
pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.
DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik.
Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
5
Universitas Sumatera Utara
3.
BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
4.
COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O 2 → CO 2 + H 2 O
5.
Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air
ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air.
6.
Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran
besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat
menjadi racun bagi manusia.
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber pencemaran, antara lain berasal dari
limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan sebagainya (Daryanto, 2004,
h.14).
1.
Limbah industri
Pabrik industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air, pembuangan
limbah industri ke sungai-sungai dapat menyebabkan merubahnya susunan kimia,
bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa logam berat
antara lain timbal, merkuri, tembaga, seng dan lain-lain.
6
Universitas Sumatera Utara
2.
Limbah rumah tangga
Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik yang
dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara di sungai-sungai. Selain dalam
bentuk zat organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit
penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi
yang luas di masyarakat.
3.
Limbah pertanian
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian,
air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang, sehingga mengalami pertumbuhan
dengan cepat, ganggang yang menutupi permukaan air akan berpengaruh jelek terhadap
ikan-ikan dan komponen biotik air ekosistem dari air tersebut.
Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang terbawa ke sungai atau
bendungan, pestisida yang bersifat toksik akan mematikan hewan-hewan air dan bahkan
manusia.
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri, air
pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang
didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air
lainnya.
Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu yang lebih tinggi dari pada air asalnya,
kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat yaitu jumlah oksigen terlarut di
dalam air menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, kehidupan ikan dan hewan air
lainnya terganggu, jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati.
Pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan beberapa hal
yaitu adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang, konsentrasi
oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak
menghambat pengambilan oksigen oleh air.
Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan detergen terutama menyangkut masalah
bahan pembentuk (surfaktan), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi
karena busanya yang akan mengganggu lingkungan disekitarnya.
7
Universitas Sumatera Utara
D.
Indikator Air Yang Telah Tercemar
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui adanya perubahan suhu air, adanya perubahan pH atau
konsentrasi ion Hidrogen, adanya perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan,
koloid dan bahan terlarut, adanya mikrooganisme dan meningkatnya radioativitas
lingkungan (Anonimous, 1998)
1.
Perubahan suhu air
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses disertai dengan timbulnya panas reaksi
atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-mesin yang
menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik maka panas yang terjadi harus
dihilangkan. Penghilangan panas dilakukan dengan proses pendinginan air. Air
pendingin akan mengambil panas yang terjadi. Air yang menjadi panas tersebut dibuang
ke lingkungan. Apabila air yang panas tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan
menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan menganggu kehidupan hewan air dan
organisme air lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan
dengan kenaikan suhu. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara
lambat terdifusi ke dalam air. Makin tingginya kenaikan suhu air makin sedikit oksigen
yang terlarut di dalamnya.
2.
Perubahan pH atau Konsentrasi ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara
6,5 – 9,0. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau
besarnya konsentrasi ion Hidrogen di dalam air. Air yang mempunyai pH yang lebih
kecil dan pH normal akan bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar
dari normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri yang
dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada akhirnya dapat menganggu
kehidupan organisme di dalam air.
3.
Perubahan warna, bau dan rasa air
Bahan buangan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan bahan
organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah
8
Universitas Sumatera Utara
industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan
normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih.
Selain itu degradasi industri dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan warna air.
Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air, karena bahan
buangan industri yang memeberikan warna belum tentu belum tentu lebih berbahaya dari
bahan buangan industri yang tidak memberikan warna.
Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air
limbah dari kegiatan industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan
oleh mikroba yang hidup di dalam air. Bahan buangan industri yang bersifat organik atau
bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri pengolahan bahan makanan
seringkali menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung. Mikroba di dalam air akan
mengubah bahan buangan organik, terutama gugus protein secara degradasi menjadi
bahan yang mudah menguap dan berbau.
Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut) maka hal itu
berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Air yang mempunyai rasa biasanya
biasanya berasal dari garam-garam yang terlarut. Bila hal ini terjadi maka berarti juga
telah ada pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen dalam
air. Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH air.
4.
Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
Endapan dan koloid serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang
berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap didasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloid. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air bersamasama dengan koloid. Endapan dan koloid yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan
oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Karena tidak ada sinar
matahari maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan
mikroorganisme jadi terganggu.
9
Universitas Sumatera Utara
5.
Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan
industri yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau mapun laut. Kalau bahan
buangan yang harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut
berkembang biak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup
kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula. Mikroba patogen adalah
penyebab timbulnya berbagai macam penyakit. Pada umumnya industri pengolahan
bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembang biaknya mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen.
6.
Komponen pencemar air
Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai
dengan program pengelolaan limbah yang baik akan memungkinkan terjadinya
pencemaran air, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Bahan buangan
dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama terjadinya
pencemaran air.
2.5. Kualitas Air
2.5.1. Air sungai
Air sungai akan mengalir dari hulu (mata air) ke hilir (muara) karena pengaruh
kemiringan permukaan bumi. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna cokelatdengan
tingkat kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan lumpur, pelapukan kayu dan
pencemarlainnya. Kualitas air sungaijuga dipengaruhi oleh lingkungan disekitar aliran
sungai. Secara umum, kualitas air sungai di daerah
hilir (muara) lebih rendah dibandingkan di daerah hulu (mata air). Hal ini terjadi
akibat limbah industri dan limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai
akan terkumpul di muara sungai. Akibatnya secara kualitas fisika, kimia, maupun
biologi, air di daerah muara sungai sangat rendah dan tidak layak di jadikan bahan
baku air minum (Sitepoe, 1997).
10
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Air Tanah
Air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air)
Air dalam tanah terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur
dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sedangkan untuk air sumur dalam, jauh lebih murni dan pada umumnya dapat
langsung di minum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan kualitasnya (Joko, 2010).
2.5.3. Air permukaan (danau)
Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain
sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang
meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di
permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpal di tempat cekung yang
membentuk danau ataupun rawa. Pada umumnya, air permukaan tampak kotor
dan berwarna (tidak bening). Hal itu akibat kotoran, pasir dan lumpur yang ikut
terbawa (hanyut) oleh aliran air. Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai
kepentingan, antara lain untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi,
pembangkit listrik, industri dan sebagainya. Agar dapat diminum air permukaan
harus diolah terlebih dahulu, meliputi pengolahan fisika, kimia dan biologi (Alamsyah,
2007).
2.5.4. Air di PDAM Tirtanadi Sunggal
Proses pengolahan air baku menjadi air bersih di IPA Sunggal memerlukan
unit-unit pengolahan. Unit-unit serta proses pengolahan air yang terdapat di IPA
Sunggal adalah sebagai berikut:
1. Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu di
Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal. Untuk menampung air
tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m (sesuai dengan lebar sungai)
dan tinggi ± 4 m. Pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat (channel) berupa
saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian
air masuk ke intake. Bendungan dibuat dengan sistem melintang.
11
Universitas Sumatera Utara
2. Intake
Intake berfungsi untuk pengambilan/penyadap air baku. Bangunan ini merupakan
saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) yang
berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar (>10 cm)
dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya
kotoran–kotoran maupun sampah berukuran kecil yang terbawa arus sungai (>5
cm). Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu ketinggian air (sluice gate)
dan penggerak elektromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan
dilakukan secara periodik dan manual untuk menjaga kestabilan air masuk.
3. Raw Water Tank (RWT)
Raw Water Tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun setelah
intake yang terdiri dari dua unit (empat sel). Setiap unit berdimensi 50 m x 25 m,
tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet gate,
sluice gate dan pintu bilas dua buah. Raw water tank berfungsi sebagai tempat
pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan
sistem sedimentasi (pengendapan alamiah). Di IPA Sunggal volume air baku pada
dua RWT memiliki ± 14.000 m3. Waktu pengendapan (detention time) untuk air
baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar
menghasilkan air baku dengan turbidity (kekeruhan) rendah. Tiap sel dalam raw
water tank dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan dilakukan secara bergilir
setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar proses pengolahan air terus berjalan,
karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw Water Tank ditutup, sehingga
air baku dari intake tidak dapat masuk. Pembersihan sel Raw Water Tank
dilakukan pada malam hari secara manual dengan menggunakan nozle dan
dibuang ke lagoon.
Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut
prechlorination. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik,
anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut (alga) dan membunuh spora
dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya.
4. Raw Water Pump(RWP)
Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari
RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap
pompa adalah 110 l/detik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC nominal 75 KW.
12
Universitas Sumatera Utara
5. Clearator(Clarifier)
Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-masing 400
l/detik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat
sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator dilengkapi dengan
agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan
flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara
otomatis.
6. Filter
Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan
flok-flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak tertahan (lolos) dari clearator.
Filter yang dipakai di IPA Sunggal adalah sistem penyaringan permukaan
(surface filter). Filter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung
secara paralel, menggunakan jenis saringan cepat (rapid sand filter) berupa pasir
silika dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini
berfungsi menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter.
7. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah berdimensi 50 m x 40 m x 4
m yang berfungsi untuk menampung air minum (air olahan) setelah melewati
media filter. IPA Sunggal mempunyai dua buah reservoir (R1 dan R2) dengan
kapasitas total 12.000 meter3. Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih
yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi sebagaitempat penyaluran air
ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi klor (post
chlorination) yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen dan
penambahan larutan kapur jenuh untuk menetralisasi pH air karena dengan adanya
kandungan alum dalam air akan membuat pH air bersifat asam. Kapur disalurkan
dari saturator.Saturator adalah sebuah tabung besar yang merupakan terminal
larutan kapur untuk diinjeksikan ke air hasil olahan. Di PDAM Tirtanadi terdapat
dua saturator yang dialirkan ke masing-masing reservoir 1 dan reservoir 2.
8. Finish Water Pump (FWP)
Finish Water Pump (FWP) IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk
mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir
distribusi cabang-cabang melalui pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi lima
jalur dengan kapasitas 150 liter/detik. Air hasil olahan tersebut dapat
didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas
13
Universitas Sumatera Utara
air, perlu dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan
agar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 yang meliputi aspek
fisika, kimia dan mikrobiologi.
9. Lagoon
Air buangan (limbah cair) dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke
lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman
dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
2.1.5 Standar Baku Air Minum
Standar mutu air minum untuk kebutuhan rumah tangga berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/ MENKES/ SK/ VII/ 2002
tentang persyaratan kualitas air minum. Standar baku air minum tersebut
disesuaikan dengan standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO(Kusnaedi,2010).
Kualitas air yang memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan
mikrobiologi menurut Kusnaedi (2010) antara lain:
1.Persyaratan Fisik
a. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
b. Temperatur normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara
(20-260C). Air yang sangat mencolok mempunyai temperatur di atas atau di
bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol
yang terlarut dalam air cukup banyak).
c. Rasanya tawar
Air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin
menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
oleh adanya garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
14
Universitas Sumatera Utara
e. Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan
tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
f. Tidak mengandung zat padatan
Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan. Walaupun
jernih, air yang mengandung zat padatan yang terapung tidak baik
digunakan sebagai air minum. Apabila air di didihkan, zat padat tersebut
dapat larut sehingga menurunkan kualitas air.
2. Persyaratan Kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain : pH, zat organik,
kesadahan, besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), klorida (Cl), nitrit
(NO2), flourida (F), serta zat-zat beracun dan berbahaya.
3. Persyaratan mikrobiologi
a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E.coli,
Salmonella thipy, Vibrio clotera, kuman-kuman ini mudah tersebar oleh air.
b. Tidak mengandung bakteri non patogen, seperti actinomycetes,
phytoplankton, coliform, dadocera.
2.6. Logam Mangan Dalam Air
Mangan adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada
hampir setiap tempat dibumi. Dalam hubungannya dengan kualitas air yang sering
dijumpai adalah mangan berbentuk ion dengan valensi (Mn2+), (Mn4+) dan (Mn6+).
Didalam sistem pengelolahan air, senyawa mangan dapat berubah-ubah
tergantung derajat keasaman (pH) air. Apabila teroksidasi oleh udara atau
oksidator lain, mangan berbentuk (Mn4+). Perubahan ini tergantung pada pH,
alkaliniti, adanya zat organik.
Mangan bereaksi dengan air dan larut dalam larutan asam. Mangan banyak
digunakan pada berbagai alloy. Mangan digunakan sebagai bahan campuran
logam karena mangan bisa menghasilkan logam sehingga mudah dibentuk,
meningkatkan kualitas kekuatan logam, kekerasan dan ketahanan. Sekitar 90%
mangan dunia digunakan dengan tujuan metalurgi, yaitu untuk produksi besi-baja,
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain digunakan
untuk membuat baterai kering, keramik dan gelas, serta bahan kimia (Widowati,2008).
15
Universitas Sumatera Utara
2.7. Dampak Mangan (Mn) dalam lingkungan
Senyawa mangan secara alami ada dalam lingkungan sebagai padatan di dalam tanah dan
partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir dalam partikel debu.
Biasanya ini menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari.
Manusia meningkatkan konsentrasi mangan di udara oleh kegiatan industri dan melalui
pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berasal dari sumber manusia juga dapat
memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui penerapan pestisida
mangan, mangan akan memasuki tanah.
Untuk hewan, mangan adalah komponen lebih penting dari tiga puluh enam enzim yang
digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak. Jika Binatang makan
terlalu sedikit mengadung mangan menyebabkan gangguan pertumbuhan normal,
pembentukan tulang dan reproduksi akan terjadi.
Untuk beberapa hewan dosis yang mematikan sangat rendah, yang berarti mereka
memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan lebih kecil. Dosis mangan bila melebihi
dosis yang esensial. Zat mangan dapat menyebabkan paru-paru, hati dan gangguan
pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam perkembangan janin hewan
dan kerusakan otak.
Ketika penyerapan mangan terjadi melalui kulit dapat menyebabkan kegagalan tremor
dan koordinasi. Akhirnya, tes laboratorium dengan hewan telah di uji menunjukkan
bahwa keracunan mangan parah harus bahkan dapat menyebabkan perkembangan tumor
dengan binatang.
Pada tumbuhan ion mangan diangkut ke daun setelah pengambilan dari tanah. Bila
terlalu sedikit mangan dapat diserap dari tanah ini menyebabkan gangguan pada
mekanisme tanaman. Misalnya gangguan dari pembagian air untuk hidrogen dan
oksigen, di mana mangan memainkan peranan penting.
Mangan dapat menyebabkan keracunan dan kekurangan baik gejala pada tumbuhan. Bila
pH tanah rendah kekurangan mangan lebih umum.
Konsentrasi mangan Sangat beracun dalam tanah dapat menyebabkan pembengkakan
dinding sel, layu dari daun dan bercak-bercak cokelat pada daun. Kekurangan juga dapat
menyebabkan efek tersebut. Antara konsentrasi dan konsentrasi beracun yang
menyebabkan kekurangan area kecil konsentrasi untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal dapat dideteksi. (http://lovekimiabanget.blogspot.com/2010/04/manganmn.html )
16
Universitas Sumatera Utara
2.8.1 Penetapan Kadar Mangan Secara Kolorimetri
Cara pengujian kadar mangan dalam air dengan menggunakan alat
colorimetri DR/890. Mangan ditambahkan dengan 1 bungkus ascorbic acid lalu
ditambahkan dengan 15 tetes natrium sianida. Setelah itu, ditambahkan ke dalam
larutan sampel tersebut 21 tetes PAN Indicator Solution 0,1%. Mangan dalam
sampel air reservoir bereaksi dengan PAN Indicator Solution 0,1% menghasilkan
mangan (Mn2+), warna jingga/orange akan terbentuk jika mangan ada didalam
sampel. Diamkan larutan sampel air tersebut selama 2 menit masa reaksi. Sebagai
blanko, digunakan aquadest sebanyak 10 ml. Aquadest dimasukkan ke dalam
kuvet, lalu diukur dengan alat colorimetri, sehingga menunjukkan angka 0,00
mg/l (sebagai blanko). Setelah itu, masukkan larutan sampel air ke dalam alat
colorimetri dan baca hasil yang tertera pada layar (Sipayung, 2007).
2.8.2 kolometri
Kolorimetri adalah suatu teknik pengukuran yang berdasarkan
diabsorbsinya cahaya oleh zat berwarna baik warna yang berasal dari zat itu
sendiri maupun warna yang terbentuk akibat reaksi dengan zat lain (Khopkar,
2007).
Kolorimetri terbagi menjadi dua, yakni:
1. Kolorimetri visual
Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya
digunakan sebagai sumber cahaya. Penetapannya biasa dilakukan dengan suatu
instrumen sederhana yang disebut kolorimeter pembanding (comparator) warna,
dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata.
2. Kolorimetri fotolistrik
Sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Pada alat ini cahaya
yang digunakan dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit
dengan melewatkan cahaya putih melalui filter-filter dalam bentuk lempengan
berwarna yang terbuat dari kaca, gelatin dan sebagainya. Keuntungan utama
metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk
menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Khopar,2007).
Pemilihan prosedur kolormetri untuk penetapan zat akan bergantung pada
pertimbangan sebagai berikut :
17
Universitas Sumatera Utara
a. Metode kolorimetri seringkali memberikan hasil yang lebih tepat pada
konsentrasi rendah dibandingkan prosedur titrimetri ataupun gravimetri
padanannya. Selain itu prosedur kolorimetri lebih sederhana dilakukan dari pada
prosedur titrimetri ataupun gravimetri.
b. Suatu metode kolorimetri seringkali dapat diterapkan pada kondisi-kondisi
dimana tidak terdapat prosedur gravimetri ataupun titrimetri yang memuaskan,
misalnya untuk zat-zat hayati tertentu.
c. Prosedur kolorimetri mempunyai keunggulan untuk penetapan rutin dari
beberapa komponen dalam sejumlah contoh yang serupa dan dapat dilakukan
dengan cepat.
Batas atas metode kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen
yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2%. Kriteria untuk hasil analisis
kolorimetri yang memuaskan:
1. Kespesifikan reaksi warna
Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik (hanya
menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja).
2. Kestabilanwarna
Reaksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil
(periode warna maksimum cukup panjang) untuk memungkinkan pengambilan
pembacaan yang tepat. Dalam hal ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi
eksperimen (temperatur, pH) haruslah diketahui.
3. Kejernihan larutan
Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan
maupun menyerap cahaya.
4. Kepekaan tinggi.
Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan ditetapkan
sangat kecil (Basset, 1994).
18
Universitas Sumatera Utara