MODEL PENELITIAN ilmiah model pembelajaran

CARA PENGUMPULAN DATA
1.
2.

Data primer
: Data yang diperoleh / diusahakan oleh peneliti.
Data sekunder : Data yang diperoleh dari instansi lain (seperti: BPS-Biro Pusat
Statistik-, Bank Indonesia, Biro Meteorologi dan Geofisika, dll.)

Pengumpulan data primer diusahakan melalui:
o
Observasi
o
Wawancara
o
Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
o
Pengukuran fisik
o
Percobaan laboratorium
NOTE:

 Wawancara atau interview dapat menjadi alat bila instrumen lain sudah digunakan
untuk menghasilkan info atau data – misal dalam hal “Penilaian tentang Pendapat
pegawai negeri terhadap pengadilan TU atau administrasi.”
 Interview sebagai instrumen pelengkap (untuk): angket, observasi, penilain/tes, studi
dokumentasi, dll. Misal pada “studi alat kontrasepsi” guna mencari tahu pendapat
aseptor kenapa menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
Langkah dan contoh pengumpulan data primer:
Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan jelas Untuk
mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi
dengan:
o
Nama pengumpul data
o
Tanggal dan waktu pengumpulan data
o
Lokasi pengumpulan data
o
Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden
Kalibirasi = reliabilitas
This thesis is presented for the degree of Doctor of

Philosophy of the University ofWestern Australia’,

MODEL PENELITIAN
Menurut: Prof. Mohammad Adnan Latief, M.A., Ph.D
Jawaban terhadap pertanyaan penelitian mengkaitkan antar fakta dan hanya bias diperoleh
atas dasar analisis terhadap data yang telah terkumpul. Jawaban yang diminta berisi
pengetahuan tentang pola, sistim, atau keteraturan dalam objek yang diteliti. Misalnya,
o
o

model pembelajaran bahasa Inggris dalam kelas yang efektif (penelitian Descriptive
Qualitative)
bahan ajar yang bisa meningkatkan motivasi belajar siswa (Research and
Development)

o
o
o
o


Strategy Pembelajaran Picture Games yang dapat meningkatkan partisipasi siswa
dalam belajar Speaking (Classroom Action Research)
Belajar dalam kelas kecil lebih efektif dibanding dengan belajar dalam kelas belajar
(Experimental Research)
Semakin tinggi motivasi belajar semakin inggi prestasinya (Correlational Research)
Kelompok siswa SMP yang lulusan SD negeri rata-rata lebih tinggi prestasinya dalam
menyimak teks lesan bahasa Inggris dibanding kelompok siswa SMP yang lulusan SD
swasta di Malang (Ex-post Facto)
OBJEK PTK

Komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasasaran PTK adalah
sebagai berikut.
1.

Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses
pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK
antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa,
keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.

2.


Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing
siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara
lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan
pembelajaran, dan sebagainya.

3.

Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan
materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi
yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi,
pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.

4.

Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar
dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh
permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran
PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan
penggunaan sumber belajar.


5.

Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik),
merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan
terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran
seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar siswa itu sendiri.

6.

Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang lingkungan
siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah
mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan
ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.

7.

Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan.
Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara
lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk

siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.

RANGE: Statistics. the difference between the largest and smallest values in a statistical
distribution.
STDEV: a measure of dispersion in a frequency distribution, equal to the square root of
the mean of the squares of the deviations from the arithmetic mean of the distribution.
Reliabilitas
Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner Beberapa metode
penghitungan reliabilitas, misalnnya:
a. Metode Test − Retest
b. Metode Test − Retest Paralel
c. Teknik Belah Dua (Split Half)
d. Analisis Diskriminan
Beberapa web di internet juga menyediakan fasilitas membuat kuesioner atau pooling)
on-line, misalnya web votepedia yang dibangun di atas teknologi Wikipedia
Jenis Validitas:
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Validitas konstruk (construct validity) :
Validitas isi (content validity): bertujuan memeriksa apakah butir-butir pertanyaa
sesuai dengan pengetahuan atau kemampuan responden.
Validitas eksternal (external validity): membandingkan kuesioner/soal yang
dibuat dengan kuesioner/soal yang dibakukan.
Validitas preditif (predictive validity): Mengukur apakah kuesioner dapat
digunakan meramalkan perilaku di masa depan Validitas prediktif diberi nilai tinggi
jika apa yang diramalkan terbukti
Validitas rupa/muka (face validity): Validitas tampilan kuesioner, sesuai dengan
format
Validitas budaya (culture validity): Apakah butir-butir pernyataan dalam
kuesioner sudah sesuai budaya atau kondisi responden
validitas criteria (criterion validity):

2.1. Validitas


Menurut Sugiyono (2000:106), validitas instrumen diuji dengan menggunakan korelasi
skor butir dengan skor total 'Product Moment (Pearson) ". Analisis dilakukan terhadap
semua butir instrumen. Kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara membandingkan r
hitung dengan r table pada taraf α= 0,05. Rumus korelasi Product Moment dari Karl's
Pearson menurut kutipan Sugijono
(2000:213) :

dengan :

rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y
x = skor butir item
y = Jumlah skor
n = Jumlah data
2.2. Reliabilitas

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butirbutir pemyataan yang diberikan oleh responden Adapun alat analisisnya menggunakan
metode belah dua (split half) dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan total skor
genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus "Spearman Brown’,
dengan rumus dalam kutipan Sugiyono (2000:104) =


ri = reliabilitas internal seluruh isntrumen
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pedoman dari Sugiyono (2000:109), pemberian interpretasi terhadap reliabilitas (r 1) pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut : 1) Reliabilitas (rl) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70
berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi; 2) Reliabilitas (r 1) uji coba kurang dari 0,70
berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang (un-reliable).
3. Analisis Data
Untuk menjawab ketiga hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan analisis data berupa analisis
deskripsi, uji statistisk regresi sederhana dan korelasi sederhana dan uji statistik regresi ganda dan
korelasi ganda. Mengenai penjelasan masing-masing analisis data adalah sebagai berikut :
Uji Statistik Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Linear Sederhana
Analisis Regresi Sederhana: Y = a + bX1
Langkah 1: membuat tabel Kerja Produk Moment
Langkah 2 : Menentukan rumus a :

langkah 3 : Menentukan rumus b :

Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data
by Hendry

http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
A. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi,
gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh
dari majalah, dan lain sebagainya.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan

sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :





Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang
atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang
menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap
perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik
pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah
dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape
recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah
cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data,
jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:




Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan
antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat halhal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya
subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung,
hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas,
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data,
mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan
tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :





Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan
baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah :







Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah
terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara via phone
Kelebihan




Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)

Kelemahan




Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar
pun dihilangkan dari sampel

3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner
tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner
terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan
kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini
memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi
dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip
kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan
dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan
jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan
alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.

4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak
boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden
yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara
fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data
yang dikumpulkan selama study.

Referensi :
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Cara melakukan uji-t dengan spss
Posted on November 22, 2012 by admin
Kali ini saya akan membahas mengenai uji t, Harpan saya anda telah membaca artikel
kami sebelumnya mengenai sehingga anda tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari
artikel ini. Berikut ini ialah data yang kan kita gunakan untuk melakukan analisis, value
=1 demonstrasi dan value = 2 untuk eksperimen.

Kemudian buat dua Variabel baru pada Variable view, Metode dan Prestasi. Sehingga
tampilanya sbb:

Setelah itu lakukan entry data pada data view, dengan menulisakan angka satu pada
metode demonstrasi dan angka 2 eksperimen. Tampilanya sbb :

selanjutnya kita melakukan analisis dengan memilih Analyze-> Compare Means ->
Independent Samples T Test. maka akan tampil sperti gambar di bawah ini :

Masukkan
variable terikat (prestasi) ke Test variable, variable bebas ke grouping variable. Pilihlah
group 1 (untuk metode demonstrasi), group 2 (untuk metode eksperimen).
Kemudian tekan Ok, Hasil Uji T-nya sebagai berikut:

Interpretasi hasil uji anova
1. Uji Levene digunakan untuk mengetahui homogenitas sampel. Jika sig > 0.05
maka sampel homogen.
2. Hasil Uji T menunjukkan sig 0.004 atau kurang dari 0.05, maka dapat
disimpulkan ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara penggunaan
metode demonstrasi dan eksperimen.

cara melakukan analisis regresi dengan spss
Posted on November 14, 2012 by admin
Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian. Sebelum lebih jauh saya
menyampaikan bagaimana cara analisis regresi, sedikit saya sampaikan hal-hal yang
terkait dengan analisis tersebut.
A. Istilah-istilah

variabel bebas : yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut juga variabel
independent



variabel terikat : yaitu variabel yang dipengarui atau disebut juga variabel
dependent
contoh judul penelitian :





pengaruh pemberian asi pada bayi terhadap kecerdasan anak. (dari judul ini,
maka variabel bebas nya: pemberian asi, dan variabel terikatnya: kecerdasan
anak)
pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di PT
Rahmadi Putra (variabel bebasnya ada dua yaitu gaya kepemimpinan, dan tata
ruang kantor, sedangkan variabel terikatnya: efisiensi kerja)

Jumlah variabel bebas (independen) umumnya tidak dibatasi harus satu, dua atau tiga.
Tetapi hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan peneliti. Semakin banyak variabel
bebasnya, maka akan semakin rumit, baik proses penelitiannya maupun olah datanya.
Untuk variabel terikat biasanya hanya satu. Sehingga persamaan regresi yang umum
adalah sebagai berikut :
Y=a+bX
Y= variabel terikat
a= konstanta
b= koefisien regresi
X= variabel bebas
B. Data penelitian
Data penelitian secara umum dikelompokkan menjadi 4 tingkatan:
1. data nominal : data kategori, yaitu data angka yang hanya merupakan simbol saja.
Misal data jenis kelamin, pria=1, wanita=2. angka 1 dan 2 bukan angka sebenarnya. Jadi
tidak dapat disimpulkan bahwa wanita lebih baik dari pria atau sebaliknya. Contoh lain
data agama, islam=1, nasrani=2, yahudi=3. bukan berarti agama yahudi yang terbaik. Ciri
data nominal, data ini tidak bisa digunakan untuk perhitungan matematis. Jadi misal
islam+nasrani=1+2=3 jadi yahudi, bukan seperti ini. Ini tidak berlaku pada data nominal.
2. data ordinal : data kategori, tetapi antara data satu dan yang lainnya memiliki
perbedaan, misal peringkat kelas, peringkat 1 tentu lebih baik dari peringkat 2 dan
peringkat 3 dan seterusnya. Data jenis ini juga tidak bisa digunakan untuk perhitungan
matematis. Angka 1, 2, 3, dst adalah simbol, tetapi diketahui bahwa angka peringkat 1
tentu lebih baik. Faham? He he he Atau contoh lain data tentang kepuasan menggunakan
produk (sangat puas, puas, tidak puas).
3. data interval : data berjarak, antar kategori dapat diketahui selisihnya. Data ini juga
tidak dapat dibandingkan atau dijumlahkan. Duh, gimana ya njelasinnya… emmm contoh
aja ya: misal data suhu air atau suhu apa lah (misal air A=100 derajat, air B=200 derajat,
air C=0 derajat. Bukan berarti air B 2 kali lebih panas dari air A, bukan berarti air C tidak
memiliki suhu). Contoh lain tentang hasil belajar (A nilainya 40, B= 70, C= 80, D=0.
bukan berarti kepandaian A hanya setengahnya C. Juga bukan berarti D tidak punya

pengetahuan sama sekali)
4. data rasio : data angka numerik, bisa dilakukan operasi matematika, merupakan data
hasil pengukuran, dapat diketahui selisihnya, dapat dibandingkan. Misalnya lama
pendidikan SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, Sarjana 4 tahun. Jadi lama nya
sekolah SD adalah dua kali lamanya sekolah SMP. Contoh lain tentang tinggi siswa,
tentang jumlah gaji, dan lain-lain.
itu saja sedikit pengantar pendukungnya, kenapa saya menjelaskan masalah diatas, karena
penting untuk pengetahuan sebelum melakukan analisis regresi. Karena analisis regresi
membutuhkan data dengan syarat-syarat tertentu, antara lain datanya harus normal,
supaya data normal dapat diakali dengan memperbanyak jumlah sampel. Data bersifat
interval atau rasio dan sebagainya.
Langsung saja misalnya kita melakukan penelitian tentang pengaruh tinggi badan
terhadap jarak lompatan pada olah raga lompan jauh misalnya. Dari judul ini, kita ingin
menguji apakan tinggi badan seseorang itu mempengaruhi jarak lompatan atau tidak.
Misalnya kita punya data tujuh Orang Mahasiswa, kita akan meng-entry data ketujuh
mahasiswa tersebut seperti pada pengenalan olah data SPSS di artikel sebelumnya. untuk

datanya misalnya ssb:
Sebagai tambahan, yang perlu disesuaikan hanya bagian “name” isikan nama variabel
nya, disingkat saja lebih mudah, tetapi tidak boleh didahului dengan angka, misal 1a, 1b,
1c seperti itu tidak boleh. Harus huruf dulu, misal ada angka ya boleh, tapi tidak didepan,
misalnya A1, A2, A3 seperti ini boleh. Contoh penelitian kita tadi kan variabelnya tinggi
badan dan jarak lompatan, misal tinggi badan saya tulis TB, jarak lompatan saya tulis JL.
Pada bagian “type” karena tinggi dan jarak adalah angka2 nanti datanya, maka saya pilih
“numerik”. Kolom “decimal” digunakan untuk mengatur berapa angka dibelakang koma.
Selanjutnya pada “label” anda boleh tulis lengkap nama variabelnya, misal “tinggi
badan” dan “jarak lompatan” seperti ini tampilannya :

Kemudian entry datanya sehingga tampilanya menjadi seperti berikut:



Pilih
‘Analyze’-’Regression’-'Linier’ kemudian Klik. Sehingga muncul tampilan

berikut.



perhatikan pada bagian yang saya kotaki saja, disana ada dua variabel yang tadi
kita susun yaitu “tinggi badan [TB] dan jarak lompatan [JL]” klik tinggi badan,
kemudian masukkan ke kolom dependent, caranya klik panah disamping kolom
tersebut. Sehingga tampilan seperti berikut ini:





Kemudian klik “Statistik” untuk menampilkan ukuran statistik yang dibutuhkan.
Beri tanda centang yang dipilih, congkreng yang anda inginkan.
Kemudian klik “continue” untuk kembali ke jendela sebelumnya. Setelah itu klik
“plot” digunakan untuk menentukan grafik histogram dan normal plot.









Masukkan DEPENDNT ke X, dan ZRESID ke Y, kemudian beri tanda centang
pada histogram dan normal probability plot. Klik “continue”.
Selanjutnya klik “OK” dan tunggu spss sedang memproses data anda.

Tabel descriptive statistic: menjelaskan bahwa yang dianalisis ada dua variabel,
yaitu tinggi badan dan jarak lompatan. Juga disebutkan mean dan standar deviasi
nya, N=7 berarti jumlah data yang kita olah ada 7 data/kasus.
Tabel corelation: menunjukkan tingkat hubungan, tampilan ini sama persis ketika
kita melakukan uji korelasi, tetapi pada uji korelasi biasanya ada keterangannya.
Nah pembacaan tabel ini adalah disana terdapat “pearson correlation” berarti
menggunakan korelasi pearson, kenapa otomatis begitu? Karena spss tahu jenis
data nya rasio. Korelasi tinggi badan vs jarak lompatan = 0,971. (catatan:
besarnya nilai korelasi antara -1 s/d +1). Sehingga angka 0,971 termasuk korelasi
yang tinggi/signifikan. Pada “sig(1-tailed)” sebesar =0.000 ini dibandingkan
dengan taraf signifikansi 5% = 0,05. jika sig(1-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka
terdapat korelasi yang signifikan. Sebaliknya jika angka sig(1-tailed) lebih besar
dari 0,05 maka korelasi tidak signifikan. Hasil analisis diatas berarti ada korelasi

yang signifikan.



Tabel variable entered/removed. Menjelaskan apakah ada variabel yang di hapus
atau dimasukkan ke analisis. Disana variable removed tidak ada, berarti tidak ada
data yang dihapus, berarti semua variabel dianalisis begitu maksudnya.



Tabel model summary: menjelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Lihat pada R square=0,943 yang berarti variabel tinggi
badan mempengaruhi sebesar 94,3% terhadap variabel jarak lompatan, sedangkan
5,7% (100%-94,3%) dipengaruhi oleh faktor lain.



Pada tabel anova, dapat diketahui apakah var bebas dapat menjelaskan variasi var
terikatnya. Berdasarkan angka F =82,841 dibandingkan dengan F tabel pada df
pembilang=1, df penyebut=6 diperoleh angka 5,99 untuk 5%, dan 13,74 untuk
1%. Cara pengambilan keputusan, jika F hitung > F tabel, maka var bebas dapat
menjelaskan variasi var terikat.



Tabel coefisien: digunakan untuk membuat persamaan regresi. Dengan
mengambil angka pada kolom B, pada constant= -7.087 dan tinggi badan=0,064
berarti persamaan regresi nya: Y = -7,087 + 0,064 X



Output berikutnya hanya grafik saja, merupakan gambaran penyebaran data dalam
bentuk grafik, tidak perlu saya lampirkan disini gambarnya.