Nama Mata Kuliah Sosiologi Antropologi

Nama Mata Kuliah

: Sosiologi Antropologi

Nama Dosen

: Adilita Pramanti, S.Sos, M.Si.

Nama Mahasiswa/NPM : Nanda Natasya/P23131117023
Judul Tugas

: Antropologi Gizi Masyarakat

Asal Institusi

: Politeknik Kesehatan Jakarta II

Kaitan antara antropologi dengan gizi masyarakat, Pengertian antropologi adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari suatu etnis tertentu. Dalam
antropologi diterangkan bagaimana hubungan manusia dengan budayanya dan apa pengaruhnya.
Sedangkan pengertian gizi adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Jadi, ilmu gizi

adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal. Jadi,kaitan antara antropologi dengan gizi itu sangat erat sekali, melalui
antropologi kita dapat mengetahui budaya-budaya makan masyarakat dan apa saja faktor-faktor
kebudayaan/kebiasaan masyarakat yang dapat mempengaruhi kesehatan/gizi masyarakat itu
sendiri.
Apa saja hal yang mempengaruhi Gizi Masyarakat, Pada lingkungan tempat tinggal
saya terdapat masalah gizi, yaitu contohnya pada anak-anak, banyak anak-anak yang jajan
sembarangan padahal makanan yang mereka makan itu tidak sehat karena bisa saja
pembuatannya yang tidak higienis, mengandung zat pewarna, pengawet dan juga pemanis
buatan, padahal bahan tambahan pada makanan jika terlalu sering dikonsumsi membuat
kesehatan menjadi terganggu dan banyak juga anak yang sudah jajan menjadi tidak mau makan,
sehingga anak-anak tidak mendapat asupan Gizi yang baik. Lalu saat ini banyak juga anak
sekolah, mahasiswa dan orang kantoran yang sangat sibuk karena memiliki waktu yang padat,
sehingga waktu makan mereka menjadi tidak teratur dan bahkan ada yang tidak sempat makan,
dan mereka malah makan cemilan yang tidak sehat dan membeli makanan instan dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan Gizi mereka.
Pentingnya Antropologi dalam mempelajari Gizi Masyarakat, untuk mengatasi
permasalahan Gizi Masyarakat pada saat ini seperti banyaknya anak-anak yang mengalami Gizi
buruk, banyaknya masyarakat yang kelaparan bukan hanya karena ekonomi tetapi juga banyak
kepercayaan atau kebudayaan yang melarang memakan makanan yang sebenarnya mengandung

banyak gizi dan bermanfaat bagi tubuh,kurangnya ketersediaan bahan pangan, serta sulitnya
membagi waktu makan pada masyarakat perkotaan dan tingkat gizi masyarakat pedesaan masih
jauh dari seharusnya, sehingga sebagai seorang ahli gizi kita perlu untuk mempelajari
Antropologi Gizi untuk mempelajari hal-hal yang menyebabkan masalah Gizi pada masyarakat.
Kebudayaan Konsumsi yang mempengaruhi gizi masyarakat”Kota dan Desa,
Masyarakat perkotaan lebih cenderung terhadap kemajuan ekonomi, pengetahuan tentang gizi,
menu seimbang, dan kesehatan. Sedangkan masyarakat pedesaan pada umumnya disebabkan

kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasis), dan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Dalam hal budaya konsumsi yang terjadi pada
masyarakat pada saat ini, terdapat beberapa hal menarik yang perlu untuk di cermati. Contohnya,
timbulnya suatu trend dalam masyarakat yang mengatakan " Kalau tidak makan nasi bukan
makan namanya ". Padahal makanan lainnya seperti singkong,ubi,roti sagu, kacang-kacangan
dan lain-lain, bisa dijadikan sebagai sumber makanan utama karena mengandung karbohidrat
yang sangat baik untuk tubuh. Masyarakat desa yang berekonomi rendah akan sulit mendapatkan
bahan pangan yang memiliki kandungan gizi yang baik sehingga masyarakat desa mengalami
masalah gizi, Selain ekonomi, pendidikan menjadi suatu masalah utama dalam pemenuhan gizi
masyarakat. Rendahnya pengetahuan masyarakat desa tentang makanan yang harus dipenuhi
untuk kecukupan Gizi, sehingga banyak masyarakat yang makan ”Asal Kenyang” tapi tidak
memenuhi kebutuhan gizi menjadi kebiasaan pada saat ini. Walaupun pengetahuan tentang gizi

masyarakat kota relatif lebih baik dari masyarakat desa, jika masyarakat kota memiliki tingkat
kesibukan yang tinggi, dan jadwal yang sangat padat, waktu makan mereka menjadi tidak
menentu dan lebih memilih makan di pinggir jalan yang belum tentu makanan tersebut baik
untuk tubuh.