PENGARUH JUMLAH TEMUAN AUDIT ATAS SPI DAN JUMLAH TEMUAN AUDIT ATAS KEPATUHAN TERHADAP OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATENKOTA DI ACEH
PENGARUH JUMLAH TEMUAN AUDIT ATAS SPI DAN JUMLAH TEMUAN AUDIT
ATAS KEPATUHAN TERHADAP OPINI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
1) 2) 3)KABUPATEN/KOTA DI ACEH
Munawar , Dr. Nadirsyah. SE, M.Si, Ak, CA , Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak, CA
1) 2,3)Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Abstract:.This study is aimed to examine the effect of internal control system audit findings and compliance
audit findings on opinion of local government finacial reports districts/cities of Aceh either simultaneously or
partially. The population in this study are all local government districts/cities of Aceh, which composed of 17
districts and 5 cities. The data source of this study cames from the secondary data obtained from the reports
audit result of audit board of indonesia. Analysis method used is ordinal logistic regression analysis. Result of
this study show internal control system audit findings and compliance audit findings either simultaneously or
partially has a significant effect on opinionof local government finacial reports districts/cities of Aceh. The
internal control system audit findings and compliance audit findings simultaneously has a significant effect on
opinionof local government finacial reports districts/cities of Aceh. The result also showed The internal control
system audit findings and compliance audit findings partially has a significant effect on opinionof local
government finacial reports districts/cities of Aceh.Keywords: internal control system audit findings, compliance audit findings, opinion of local government finacial reports. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah temuan audit atas sistem pengendalian
intern dan jumlah temuan audit kepatuhan baik secara bersama-sama maupun parsil terhadap opini atas
laporan keuangan pemerintah kab./kota di Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah
kabupaten/kota di Aceh yang terdiri dari 17 kabupaten dan 5 kota. Sumber data penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan hasil pemeriksaaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logostik ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah temuan audit atas sistem pengendalian intern dan jumlah temuan audit kepatuhan berpengaruh terhadap
opini atas laporan keuangan pemerintah kab./kota di Aceh baik secara bersama-sama maupun parsia. Jumlah
temuan audit atas sistem pengendalian intern dan jumlah temuan audit kepatuhan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap opini atas laporan keuangan pemerintah kab./kota di Aceh. Hasil penelitian secara
parsial juga menunjukkan bahwa jumlah temuan audit atas sistem pengendalian intern dan jumlah temuan audit
kepatuhan berpengaruh terhadap opini atas laporan keuangan pemerintah kab./kota di Aceh.Kata kunci : Jumlah temuan audit atas sistem pengendalian intern, Jumlah temuan audit kepatuhan, opini atas laporan keuangan pemerintah daerah.
PENDAHULUAN pengelolaan keuangan secara tertib sesuai
Berdasarkan pasal 314 Peraturan dengan peraturan perundang-undangan, efisien, Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 efektif, transparan dan bertanggung jawab menyatakan bahwa pemeriksaan pengelolaan dengan memperhatikan asas keadilan dan dan pertanggungjawaban keuangan daerah kepatutan (Safwan, 2013). dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
Menurut Auditya, dkk. (2013), (BPK) sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Untuk maksud tersebut baik apabila daerah tersebut mampu mengelola pemerintah daerah dituntut melaksanakan keuangan daerah sehingga dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya secara keseluruhan. Menurut Utomo (2012) Pengelolaan keuangan daerah yang baik dapat dilihat dari beberapa indikator,seperti ketetapan waktu penetapan Peraturan Daerah (Perda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Perda tentang Perubahan APBD, kualitas pendapatan, prosentase realisasi APBD, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), penyampaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tepat waktu, dan opini BPK atas LKPD.
Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan keuangan dengan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 yang dalam perkembangannya diperbaharui menjadi PP Nomor 71 Tahun 2010.
16
6
23
16 201
7
23
2
21 201
2
23
1
1 201
1
5
Selain mengacu pada SAP, dalam menyusun sistem akuntansi pada pemerintah daerah, kepala daerah juga mengacu pada peraturan daerah dan ketentuan peraturan perundangan mengenai pengelolaan keuangan daerah yaitu PP Nomor 58 Tahun 2005. Dalam mengelola keuangan daerah, kepala daerah juga memiliki tugas menyusun kebijakan umum APBD yang penyusunannya mengacu pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
23
1 201
1
15
6
23
9
200
Tabel 1.1 Opini BPK atas Audit LKPD Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh Tahun 2009-2013 Tah un Pem da Opini W TP W DP T W T MPAdapun Opini BPK pada pemerintah kabupaten/kota di Aceh tahun 2011 hingga 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1
II) dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan (buku III). Efektivitas SPI merupakan salah satu kriteria yang digunakan oleh BPK dalam meneliti kewajaran informasi keuangan, sesuai dengan pasal 16 ayat (1) Undang-undang nomor 15 Tahun 2004. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pemahaman SPI dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan memiliki peran penting dalam penentuan keputusan pemeriksaan, mulai dari penyusunan rencana pemeriksaan hingga keputusan pemberian opini atau kesimpulan akhir pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam LHP dan dinyatakan dalam sejumlah temuan. Setiap temuan dapat terdiri atas satu atau lebih permasalahan kelemahan SPI (buku
Pemeriksaan atas LKPD yang dilakukan oleh BPK dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) berupa opini (buku I) serta serta laporan hasil pemeriksaan atas SPI di lingkungan entitas pemeriksaan. Unsur-unsur pengendalian intern dalam SPIP digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi atas pengendalian intern pada pemerintah daerah.
17
3 Sumber: BPK RI Perwakilan Aceh (2015).
Berdasarkan tabel 1.1 yang memperlihatkan bahwa rata-rata dari seluruh pemerintah kabupaten/kota di Aceh yang mendapatkan opini WTP hanya sekitar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah masih belum baik. Pada Pemerintah Aceh, hasil audit yang tertera dalam LHP BPK Nomor
KAJIAN PUSTAKA
24.A/LHP/XVIII.BAC/ 09/2012 (buku I) tentang LKPD menyatakan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan antara lain adanya kelemahan pengendalian intern pengelolaanaset tetap dan belum ditindaklanjuti dengan inventarisasi asset tetap serta Utang JangkaPendek Lainnya (termasuk utang pajak) yang disajikan nihil, sedangkan berdasarkanregister SP2D diketahui bahwa jumlah pungutan dari pegawai (IWP, Taperum dan PPh Pasal 21).
Mengingat pentingnya penilian kinerja keuangan pemerintah daerah yang tertuang dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah dikaitkan dengan hasil audit BPK maka isu tersebut menjadi menarik untuk dilakukan penelitian. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk melihat pengaruh jumlah temuan audit atas SPI dan jumlah temuan audit atas kepatuhan terhadap opini atas laporan keuangan pemerintah Kabupaten/kota di Aceh. Penelitian ini diawali dengan memberikan gambaran laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota di Aceh, menguraikan teori-teori yang berkenaan dengan topik penelitian, selanjutnya menjelaskan metode penelitian, hasil penelitin, dan akhirnya dirumuskan dalam kesimpulan untuk dapat menyimpulkan hasil penelitian.
Opini Atas Laporan Keuangan
Dasar penetapan opini atas Laporan Keuangan dilakukan dengan mempertimbangkan (1) Pasal 16 UU No. 15 Tahun 2004 dan (2) Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
Berdasarkan Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004, opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan da!am laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosure ), (iii) kepatuhan perundang-undangan, dan(iv) efektivitas sistem pengendalian intern.Di samping itu, di dalam penetapan opini, pemeriksa mempertimbangkan SPKN, tingkat kesesuaian, dan kecukupan pengungkapan laporan keuangan dikaitkan dengan tingkat materialitas yang telah ditetapkan, tanggapan entitas atas hasil pemeriksaan, dan surat representasi. Dalam proses penyusunan konsep LHP, perneriksa yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan harus mempertimbangkan dampak hasil pemeriksaannya tersebut.
Jenis-jenis Opini Audit Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan yang dikeluarkan BPK RI (2008:26) menyatakan bahwa opini audit dapat dibagi kedalam empat jenis. Opini tersebut dibedakan berdasarkan tingkat kewajaran suatu laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion; WTP artinya
Laporan Keuangan (LK) telah menyajikan secara wajar dalam semua bal yang material, posisi keuangan (neraca), basil usaba atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yamg berlaku umum.
Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau Qualified Opinion; WDP artinya laporan
keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan atau sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
Opini Tidak Wajar (TW) atau Adverse Opinion; Pendapat TW artinya LK tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan atau sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum.
Tidak Memberikan Pendapat atau Disclaimer Opinion; Artinya pemeriksa tidak
dapat memberikan pendapat atas LK, karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan atau ada tekanan kepada pemeriksa, sehingga pemeriksa tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan yangdipandang perlu, prosedur pemeriksaan alternatif juga tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi pemeriksa.
Jumlah Temuan Audit Atas Sistem Pengendalian Intern
Menurut Bastian (2013:316) temuan adalah hasil audit yang menjelaskan tentang semua informasi penting yang berkaitan dengan masalah audit tertentu. Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa laporanatas pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan dalampengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagaikondisi yang dapat dilaporkan.
Pemahaman tentang temuan audit atas SPI adalah hasil audit yang menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kelemahan dalam pengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Dalam melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporankeuangan, pemeriksa harus mengidentifikasi kondisi yang dapat dilaporkan yang secara sendiri-sendiri atau secara kumulatif merupakan kelemahan yangmaterial. Pemeriksa harus menempatkan temuan tersebut dalam perspektif yang wajar.
Jumlah Temuan Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang memverifikasi dan memeriksa bahwa pengeluaran-pengeluanan untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telahsesuai dengan peraturan perundangan (Badjuri dan Trihapsari, 2004), sedangkan Bastian (2007:45) mengatakan audit kepatuhan didesain untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang digunakan atau diandalkan oleh auditor padapraktiknya dapat berfungsi dengan baik dan sesuai sistem, prosedur, dan peraturankeuangan yang telah ditetapkan.
Model kerangka pemikiran dalam dapat digambarkan seperti skema berikut:
Gambar 1 Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk uji hipotesis karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh jumlah temuan audit SPI (X1), jumlah temuan audit kepatuhan (X2), terhadap opini audit atas laporan keuangan (Y) pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Aceh. Adapun unit analisis penelitian menggunakan analisis kelompok (groups) yaitu dari 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota di Aceh sebagai unit analisis dengan melakukan pengamatan terhadap data yang dikumpulkan berdasarkan sampai dengan tahun 2012 khususnya yang berkaitan dengan temuan audit SPI dan temuan audit kepatuhan
Horison waktu dalam penelitian menggunakan data pooling yaitu kombinasi antara data runtut waktu (time-series) dan data silang tempat (cross-section), di mana temuan audit atas SPI, temuan audit kepatuhanperiode tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 sebagai time series dan 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota di Aceh sebagai data cross-
section. Sesuai dengan pernyataan
sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan data pooling dengan populasi seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota di Aceh yang berjumlah pada 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota. Penelitian ini memiliki periode waktu 2 (dua) tahun dari tahun 2011-2012 dengan melihat LHP BPK RI Perwakilan Aceh yang berkaitan dengan temuan audit atas SPI dan temuan audit kepatuhan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder untuk menganalisis dan menguji hipotesis. Hal ini dilakukan karena data tersebut sudah tersedia berupa dokumen LHP BPK RI untuk semua kabupaten/kota di Aceh tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun anggaran 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan mencermati jumlah temuan yang ada dalam LHP BPK RI terhadap temuan audit atas SPI dan temuan audit kepatuhan (data internal) serta berupa buku, jurnal, artikel dan peraturan-
Jumlah Temuan Audit Atas SPI
Jumlah Temuan Audit Kepatuhan
Opini atas LKPD
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Std. Error
Tabel 4.4 Goodness Of FitChi- Square df Sig. Pearson 44.765 35 .125 Devianc e
28.649 35 .767 Sumber: Data diolah (2015)
2.3
[Opini =1]
Wal d Si g.
Variabe l Estim ate
Uji Kesesuaian Model
Tabel 4.3 Hasil Analisis RegresiTabel 4.3 berikut.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis logistik ordinal. Setelah uji kesesuaian model dilakukan dan hasilnya ditemukan bahwa model sudah dapat digunakan. Dari analisis regresi dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil seperti pada
Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan metode penyelusuran melalui data online. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh temuan audit atas SPI dan temuan audit kepatuhan terhadap opini atas laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota di Aceh baik secara parsial maupun simultan dengan menggunakan analisis multivariat.
peraturan yang khususnya berhubungan dengan penelitian (data eksternal).
Berdasarkan hasil uji kesesuaian model pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian yang berbeda antara nilai p-value
Pengujian kesesuaian model dilakukan untuk mengetahui apakah model yang telah diperoleh sesuai atau tidak. Uji kesesuaian model menggunakan kriteria statistic Deviance dan pearson Chi-Square. Hasil dari uji kesesuaian model dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
- 4.34
4.61 0.
06 TAS
Hasil Pengujian Hipotesis secara Bersama- sama
masing-masing adalah 0.125 dan 0.767. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0.05, maka model layak digunakan.
Pearson dan Deviance dimana nilai signifikan
5
3.41 0.
0.2
- 0.48
03 TAK
- 0.36
Berdasarkan persamaan tersebut diketahuibahwa: Nilai konstanta sebesar -4,343 yang bermakna bahwa jika jumlah temuan audit atas SPI (X1) dan jumlah temuan audit kepatuhan (X2) dianggap konstan, maka besaran nilai yang diperoleh untuk variabel opini atas LKPD (Y) adalah sebesar -4,343 satuan. Hal ini mengindikasikan apabilah jumlah temuan audit atas SPI dan jumlah temuan audit kepatuhan tidak mengalami perubahan pada setiap tahunnya maka opini atas LKPD akan mengalami penurunan sebesar 4,343 satuan.
09 Sumber: Data diolah (2015) Model regresi logistik ordinal yang di dapat adalah sebagai berikut.
2.87 0.
1
0.2
2 Pengujian parameter secara simultan dengan melihat nilai koefisien regresi yang didapat dari masing-masing variabel. Dikatakan variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika paling sedikit terdapat satu β i ≠ 0. Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel temuan audit atas SPI (
β 1 ) adalah sebesar -0,487 dan koefisien regresi untuk variabel temuan audit kepatuhan ( β 2 ) adalah sebesar -0,362. Hasil dari koefisien regresi yang diperoleh menujukkan bahwa tidak ada koefisien regresi yang bernilai nol atau
β i ≠0, i=1,2.Hal ini menjelaskan bahwa jumlah temuan audit atas SPI dan jumlah temuan audit kepatuhan secara bersama berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Dengan demikian hipotesis alternatif pertama (H a ) tidak dapat ditolak.
Pengaruh Jumlah Temuan Audit atas SPI terhadap Opini atas LKPD
Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi logistik ordinal dapat dilihat pada Tabel 4.3. Hipotesis kedua, yaitu jumlah temuan audit atas atas SPI berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD, diuji dengan melihat mulai koefisien regresi (β 1 ) untuk variabel temuan audit atas SPI (X1). Koefisen regresi
(β 1 ) variabel temuan audit atas SPI adalah sebesar -0,487 yang berarti β 1 ≠ 0. Hasil penelitian menolak hipotesis nol (H 01 ) dan tidak dapat menolak hipotesis alternatif (H a1 ). Artinya temuan audit atas SPI berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD.
Pengaruh Jumlah Temuan Audit kepatuhan terhadap Opini atas LKPD
Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi logistik ordinal, seperti pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaitu jumlah temuan audit kepatuhan berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Hal ini diuji dengan melihat koefisien regresi (β 2 ) untuk variabel jumlah temuan audit kepatuhan . Koefisien regresi (β 2 ) variabel temuan audit kepatuhan diperoleh sebesar -
0,362 yang berarti β 2 ≠ 0. Hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H 02 ) dan tidak dapat menolak hipotesis alternatif (H a2 ). Artinya temuan audit kepatuhan berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD.
Pembahasan Pengaruh Jumlah Temuan Audit atas SPI dan Temuan Audit Kepatuhan terhadap Opini atas LKPD
Besaran pengaruh semua variabel indpenden terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R 2 ). Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai dari koefisien determinasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Koefisien DeterminasiCox and Snell .218 Nagelkerke .346 McFadden .248
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat jelas bahwa nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,346 atau 34,6% menujukkan bahwa opini atas LKPD(Y) dipengaruhi oleh jumlah temuan audit atas SPI (X1) dan jumlah temuan audit kepatuhan (X2) secara bersama-sama sebesar 34,6%,sedangkan selebihnya sebesar 65,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.
Pengaruh Jumlah Temuan Audit atas SPI terhadap Opini atas LKPD
Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah temuan audit atas SPI berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Artinya bahwa apabila SPI suatu entitas semakin baik maka jumlah temuan audit akan semakin kecil dan opini atas LKPD yang diperoleh akan baik. Dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 menyatakan SPI sebagaiproses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai. Hal ini dilaksanakan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.
Sesuai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) pada PSP 03 menyatakan bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, BPK mempertimbangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah untuk menentukan prosedu rpemeriksaan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan tidakditujukan untuk memberikan keyakinan atas sistem pengendalian intern. Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Oleh karena itu sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, auditor diharuskan untuk memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas (Mulyadi, 2002:179).
Penilaian atas SPI berguna untuk mengidentifikasi prosedur-prosedur pengelolaan keuangan daerah yang mempunyai risiko untuk terjadinya salah saji secara material dalam penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar penerapan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan adalah untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel (STAN, 2007a: 68-69). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2014) menyatakan bahwa pengendalian intern pemerintah daerah yang laporan keuangannya memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) pada umumnya telah memadai sedangkan yang opininya wajar dengan pengecualian (WDP) cukup memadai. Adapun pemerintah daerah yang laporan keuangannya memperoleh opini tidak memberikan pendapat (TMP) dan tidak wajar (TW) memerlukan perbaikan pengendalian intern dalam hal keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kawedar (2010) menyimpulkan bahwa kelemahan SPI menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan opini atas LKPD. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa temuan atas SPI berpengaruh terhadap opini.
Pengaruh Jumlah Temuan Audit kepatuhan terhadap Opini atas LKPD
Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah temuan audit kepatuhan berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Artinya bahwa jumlah temuan yang tercantum dalam buku III LHP BPK RI berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Hal ini sesuai dengan Peraturan BPK RI No.1 Tahun 2007 tentang SPKN menjelaskan bahwa audit kepatuhan bertujuan untuk penilaian kinerja pengelolaan keuangan daerah. Indikator yang digunakan dalam mengukur temuan audit kepatuhan adalah pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan,kecurangan serta ketidakpatutan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Jadi apabila BPK menemukan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan akan mengakibatkan penilaian kinerja pengelolaan daerah tidak baik dan opini atas LKPD tidak WTP.
Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan Sipahutar dan Siti Khairani (2013) terdapat beberapa faktor penyebabperbedaan Opini BPK RI atas LaporanKeuangan Pemerintah Daerah.
Perbedaan itu adalah terjadi karena adanya ketidaksesuaian tiga unsur yangdiperiksa yaitu efektivitas sistem pengendalianintern, kepatuhan terhadap peraturanperundang- undangan yang berlaku danpenyajian laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: jumlah temuan audit atas SPI dan jumlah temuan audit kepatuhan secara bersama berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Hal ini menunjukkan jumlah temuan audit atas SPI dan jumlah temuan audit kepatuhan mampu mempengaruhi opini atas LKPD. Jumlah temuan audit atas SPI berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Artinya bahwa apabila SPI suatu entitas semakin baik maka jumlah temuan audit akan semakin kecil dan opini atas LKPD yang diperoleh akan baik. Jumlah temuan audit kepatuhan berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD. Artinya bahwa apabila suatu entitas menujukkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, maka jumlah temuan audit kepatuhan akan semakin kecil dan opini atas LKPD yang diperoleh akan baik.
Pemerintah.
3. Jakarta: Salemba Empat. Herawati, Tuti. 2014. Pengaruh Sistem
Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan
Mulyadi (2002) Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (LHP BPK RI) Perwakilan Aceh Atas Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Nomor: 24. A/LHP/XVIII.BAC/09/2012 Tanggal 21 September 2012.
Vol.6.No1:1-8
Jurnal Akuntansi dan Auditing .
Kawedar, Warsito. 2010. Opini Audit dan Sistem Pengendalian Intern (Studi Kasus di Kabupaten PWJ yang Mengalami Penurunan Opini Audit).
XI, No.1:12
Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan. STAR
Pemeriksaan Pertanggungjawaban Pemerintahan. Edisi
Keterbatasan
Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik.Edisi 2.Jakarta: Salemba Empat. ____________. 2013. Akuntasi Sektor Publik:
Audit Kinerja Pada Sektor Publik Pemerintah, Fokus Ekonomi, Vol.3, No.2:1.
Jakarta. Badjuri, Achmad dan Elisa Trihapsari. 2004,
Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia.2008. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan .
Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.Jurnal Fairness. Vol.3, No. 1: 21- 41.
DAFTAR PUSTAKA Auditya, Lucy, Husaini, & Lismawati. 2013.
Saran yang dapat diberikan kepada praktisi agar mendapatkan opini atas LKPD yang baik dalam hal ini WTP, maka pemerintah daerah kab./kota di provinsi Aceh perlu memperkuat SPI dan mentaati peraturan terhadap perundang-undangan dalam melaksanakan APBD dan menyusun LKPD yang berdasarkan SAP. Saran untuk akademis adalah; Pertama memperbanyak penelitian terdahulu terutama untuk variabel temuan audit atas SPI dan temuan audit kepatuhan; kedua, menambah variabel independen, variabel mediasi atau mengganti variabel intervening agar ditemukan faktor yang mempengaruhi variabel dependen lebih banyak lagi.
Saran
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah Kurangnya penelitian terdahulu terutama untuk variabel temuan atas SPI dan variabel temuan audit kepatuhan, Data yang diperoleh hanya LHP BPK RI Tahun 2011 dan 2012, dan hanya terdapat dua variabel independen dalam penelitian ini yaitu jumlah temuan atas SPI dan jumlah temuan audit kepatuhan yang diduga berpengaruh terhadap opini atas LKPD.
- –Study & Accounting Research . Vol.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah .
Safwan. 2014. Pengaruh Kompetensi dan
Motivasi terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya . Tesis. Banda Aceh: Program
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
(STAN). 2007a. Sistem Pengendalian Internal . Tangerang: STAN. Tangerang: STAN. Sipahutar, Hottua & Siti Khairani. 2013.
Analisis Perubahan Opini LHP BPK RI Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang . http://eprints.mdp.ac.id/.../JURNAL_2 009210104. Accessed 02/12/2015
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Utomo, J.P. 2012. Indikator Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Keuangan , Vol.VII,No.2:1.