Sejarah seni rupa Seni Rupa

KARYA TULIS ILMIAH
Zaman – zaman Perkembangan seni rupa

Oleh :
Kelas XI MIA 4

SMAN 1 SUBANG
SUBANG
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Subang, 30 Januari 2016
Kelas XI MIA 4

DAFTAR ISI

Halaman judul

1

Kata Pengantar

2


Daftar Isi

3

Bab 1 : Pendahuluan

4

Bab 2 : Isi

5

Bab 3 : Penutup

11

Daftar Pustaka

12


BAB 1
PENDAHULUAN
Kata Art (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai seni. Seni
rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai
medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis, bidang,
bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah
kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain,
dan sebagainya.
Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan
bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi
(trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar
seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni
rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai
mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya
dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering
disebut dengan seni kriya.
Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan
semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat

kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai atau seni
pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki fungsi atau
kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal
sebagai seni kriya (craft).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam
pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.

BAB 2
ISI
SEJARAH SENI RUPA
Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara
garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:

Seni Rupa Zaman Prasejarah
Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya
yang
tua. Dalam batas-batas tertentu, seni rupa telah ada sejak
manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang
dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi
ornament hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat

prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar)
yang
digoreskan pada dinding-dinding goa.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20,
ditemukan pada beberapa tempat hasil seni yang dianggap
orang
paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua
yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume,
Altamira, dan Alpera.
Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat
dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu dangklik)
dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat gambar-gambar
binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan babi hutan.

Peradaban Bangsa-bangsa Kuno
Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur
Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai
bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita
dapat
menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni

arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi
seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada
dinding bagian dalamnya.
Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia
merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi.
Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia.
Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang diterakan
pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya. Sementara itu,
bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.
1. Yunani
Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa dengan kepulauannya di laut Aegea dan Laut
Ionia. Bangsa Yunani termasuk bangsa Indo-Jerman yang memasuki wilayah tersebut sekitar tahun
2000 SM.
Bangsa Yunani terpisah-pisah oleh pegunungan yang banyak terdapat diwilayah Negara
tersebut. Beberapa pegunungan menyebabkan munculnya kelompok bangsa -bangsa kecil.
Beberapa kelompok banagsa tersebut antara lain :

a. Bangsa Ionia yang berada di Jazirah Attaoi dan berpusat di Athena
b. Bangsa Aeolia yang berada bagian utara Yunani dan berpusat di Olymphia dan Delphi.
c. Bangsa Doria yangt berada di Jazirah Peloponesos dan berpusat di Sparta.

Bangsa Yunani merupakan bangsa Politeisme. Kehidupan teisme selalu mereka hubungkan
dengan kehidupan manusia. Dewa-dewi bangsa yunani antara lain :
a. Dewa Zeus : yaitu bapak para dewa atau dewa yang dipercaya paling agung.
b. Dewi Hera : yaitu dewi perkawinan.
c. Dewa Apollo : yaitu dewa matahari.
d. Dewi Pallas Athyena : yaitu dewi penguasa pengetahuan dan keperwiraan.
e. Dewi Aphrodite : yaitu dewi kecantikan.
f. Dewa Hades : yaitu dewa kematian.
g. Dewa Poseidon : yaitu dewa laut.
h. Dewa Hermes : yaitu dewa perdagangan.
Kepercayaan terhadap dewa-dewi tersebut juga mengilhami munculnya corak seni rupa di
Yunani.
Perkembangan seni Yunani digolongkan dalam 3 periode, yaitu :
1. Zaman Yunani Prasejarah
Kesenian Yunani diawali berkembangnya seni Kreta dan Kriti-Mycenea yang merupakan
nama pulau yang diduduki sekitar tahun 1250 SM. Pada zaman ini, bangsa Yunani telah dapat
membuat benda-benda seni rupa,antara lain :
a. Seni Bangunan
o Pavilliun
o Balik

o Lorong-lorong yang berliku
o Beranda.
b. seni relief
Seni relief pada zaman itu cenderung menggunakan teknik Fresco, yaitu pewarnaan dinding
dalam keadaan basah. Sedangkan pahatan relief bercorak dekoratif.
c. seni Patung.
2. Zaman Yunani tengah
Pada zaman ini Yunani dikuasai oleh bangsa Doria dan bangsa Ionia. Karena terdapat dua
kekuatan yang berkuasa maka sering terjadi perselisihan di antara dua bangsa tersebut. Pada zaman
ini bangsa Yunani juga disebut bangsa Archaea
Karya seni yang berkembang mencapai taraf kemajuan adalah seni Keramik.Peninggalan seni
keramik pada zaman ini memiliki kandungan nilai seni yang tinggi. Sedangkan peninggalan seni
bangunan tidak ditemukan, karena seni bangun pada masa itu terbuat dari kayu.
Diantara cabang seni lain yang tumbuh adalah seni Patung. Karena Yunani saat itu dikuasai
oleh dua bangsa, maka corak seni patung yang berkembang juga mempunyai dua corak, yatiu corak
Doria dan corak Ionia.
Seni patung Doria cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure laki-laki sebagai lambing dewa
o Sikap orang berjalan dengan kaki kiri melangkah di depan
o Proporsi tidak realistis

o Wajah bulat dengan senyum angkuh dan bibir sedikit terbuka.
Seni Patung Ionia cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure perempuan sebagai lambang dewi.
o Sikap duduk dan berdiri mengesankan gerakan.
o Wajah tersenyum ramah.
o Bentuk lebih harmonis.
Peradaban bangsa Yunani pada masa ini menghasilan suatu bentuk penghormatan terhadap
dewa Zeus yang disebut dengan istilah Olympiade.
3. Zaman Gemilang.

Kepercayaan bangsa Yunani terhadap dewa-dewi menjadi latar belakang pertumbuhan seni
bangunan yang berkembang sangat pesat. Bangunan-bangunan di Yunani zaman ini berdiri dengan
megah dan mempunyai nilai seni yang tinggi . hal ini karena pada zaman tersebut berlaku aturanaturan seni yang disebut dengan Golden Section. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk bangunan
saja, namun juga untuk cabang-cabang seni rupa lainnya.
Peninggalan karya seni pada zaman Yunani yang paling menonjol adalah :
a. Seni Bangunan
Peninggalan seni bangunan zaman Gemilang terutama kuil. Seni bangunan Yunani pada
umumnya mempunyai cirri khas dalam bentuk, jumlah, dan penempatan tiang-tiangnya.
Penempatan dan jumlah tiang pada bangunan Yunani selalu genap. Untuk hal ini juga ada
aturannya dan cirri yang khusus.

Berikut beberapa contoh penenpatan tiang pada bangunan Yunani :
o Tetratylos adalah bangunan denmgan jumlah tiang 4 buah.
o Hexastylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 6 buah.
o Octatylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 8 buah.
Menurut bentuknya, tiang-tiang bangunan Yunani mempunyai 2 corak, yaitu : Doria dan
Ionia.
Dua corak tersebut mempunyai perbedaan yang menonjol dalam beberapa hal. Kecuali kedua
corak tersebut sebenarnyamasih terdapat satu corak lain yang tidak begitu dominan, yaitu
Korynthia. Perbedaan corak ini terletak pada hiasan kapitilnya yang terdiri dari motif tumbuhan
dengan ujung daun mengghulung keluar. Corak Korynthia ini diciptakan oleh pemahat
Kallymachos ( 400 SM ).
Corak Tiang Doria :
o Tidak mempunyai undakan alas ( stylobate )
o Badan tiang dihiasi motif gerigi bertaut (channel) sebanyak 16 buah.
o Kepala tiang (Kapitil) terdiri dari kerucut bali (echirus) yang tertutup dengan papan pualam
persegi (abacus) dengan hiasan motif meander
o Balok kaso (Architrave) licin dan polos
o Di atas kaso induk dipasang kaso-kaso yang setiap ujungnya dipasangi 3 lembar papan pualam
(tryglyph)
Contoh bangunan zaman Doria : Kuil Parthenon, Kuil Apollo, Kuil Aphala, Kuil Propylos

Corak Tiang Ionia :
o Tiang-tiang dilengkapi kaki undakan (stylobate)
o Tiang berbentuk lebih langsing
o Channel (gerigi) tidak bertautan dan berjumlah 24 buah
o Kapitil berbentuk bantalan berukir dengan kedua ujungnya dibuat melengkung. Kapitil untuk
sudut berbeda dengan bagian tengah.
o Architrave mempunyai 3 tingkat
o Friez dibuat memanjang tanpa tryglyph.
o Banyak dihiasi motif ukiran
Contoh bangunan zaman Ionia : Kuil Athena, Kuil Erechteum, Kuil
b. Seni Patung
Pada zaman ini,seni patung Yunani benar-benar mencapai puncaknya. Hal ini karena seni
patung telah menemukan proporsi yang mendekati sempurna.Kemajuan seni patung Yunani
dipelopori oleh 3 seniman yang hidup di masa itu. Mereka adalah Phiedias , Myron, dan Polycletos.
Ketiga seniman ini mampu menggabungkan patung corak Doria yang tegar dengan patung corak
Ionia yang harmonis. Gaya percampuran ini mereka sebut dengan Attis. Nama tersebut diambil dari
nama tempat mereka berkarya, Attica-Athena. Phiedias, Myron, dan Polycletos adalah murid
Hagelades dari Argos
o Phiedias

Adalah pematung terkemuka pada saat itu. Dia pula yang menciptakan patung dewa-dewa
mitologi Yunani dalam bentuk patung manusia yang digarap dalam proporsi dan ukuran yang ideal.
Sehingga patung karyanya betul-betul sempurna.
Patung karya Phiedias :
- Athena Promachos (Dewi Pallas Athena ) terbuat dari perunggu setinggi 9 meter
- Athena Lemnia terbuat dari perunggu
- Athena Parthenon terbuat dari kayu disalut bahan Gading dan Emas.
- Dewa Zeus terbuat dari Gading dan Emas.
- Patung / Relief pada kuil Parthenon
- Relief pada kuil Parthenon berbentuk adegan pertempuran Lapithus dan Kentaurus.
o Myron
Adalah pematung yang lebih mengutamakan gerak dan dinamika pada bentuk dan proporsi.
Karya-karya Myron antara lain :
- Maryas menari
- Pelempar cakram
o Polycletos
Adalah seniman yang menitikberatkan pada aspek proporsi secara ideal dan penampilan
gerak. Sehingga patung-patung karyanya mempunyai perbandingan sangat sempurna. Karena itu,
ukuran-ukuran proporsi Polycletos terkenal sebagai Canon Polycletos.
Karya-karyanya antara lain :
- Pelempar Lembing.
- Pemuda Menggunakan Ikat Kepala Kemenangan (Diadumenos)
- Amazon Luka
Selain dari ketiga seniman tersebut, pada masa itu masih banyak pematung-pematung yang
terkenal,antara lain : Praxiteles, Skopas, dan Lysippos

Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan
Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama
Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua Amerika.
Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya Yuani Purba dan
Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak dewa) dan dicampur dengan
ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki pengaruh yang sangat besar.
Romawi
Kebudayaan Romawi pada umumnya terpengaruh kebudayaan Hellenisme,yaitu percampuran
kebudayaan Yunani dengan kebudayaan dari Asia Depan yang berasal dari daerah-daerah di sekitar
laut Mediterania dengan pusatnya di Rhodos, Perganon, dan Iskandariah, dengan ciri seni
patungnya menonjolkan gaya rupawan dan gaya Lincah.
Di zaman Kaisar Oktavianus Augustus ( 31 SM – 14 SM ), banyak dibangun tempat tinggal
para bangsawan yang indah dengan seni bangunan yang berunsurkan gaya Ionia dan gaya Korinthia
pada pembuatan kapitilnya. Gaya gabungan corak Ionia dan Korinthia disebut gaya Komposit
Kapitil.
Hasil kesenian zaman Romawi yang menonjol antara lain :
o Seni Bangunan
- Istana
Istana atau rumah para bangsawan biasanya dilengkapi dengan Atrium (ruang muka yang
luas yang dikelilingi oleh kamar-kamar), Impluvium (Kolam renang tadah hujan), dan Prytillium
(Taman-taman bertiang)
- Theater
Yaitu tempat pertunjukan yang tempat penontonnya dibuat makin kebelakang makin tinggi.
Bangunan ini biasanya didirikan pada lereng bukit dan dilengkapi dengan : Pentas (tempat bermain)
dan Orchresta (tempat para bangsawan menonton atau tempat pemain cadangan)
- Colosseum

Yaitu bangunan yang berfungsi untuk mengadu Gladiator melawan binatang buas. Bangunan
ini ada yang terdiri dari empat tingkat dan dikelilingi tiang-tiang colosseum yang menampung
sampai 100.000 orang.
- Circus
Yaitu tempat pacuan kereta kuda dengan bentuk bangunan memanjang, di tengah terdapat
tembok berhias lambang-lambang perlombaan. Tembok berhias ini disebut Spina
- Triumphal Arch
Yaitu bangunan yang berguna sebagai monument kemenangan atau penghormatan terhadap
pahlawan yang telah berjuang bagi Romawi. Gapura ini biasanya dihiasi gambar-gambar
peperangan.
- Basilika
Yaitu bangunan yang berfungsi sebagai pasar atau pengadilan. Bangunan Basilika ini sangat
sederhana karena terbuat dari kayu. Basilika yang berfungsi sebagai tempat pengadilan dilengkapi
dengan apsis, yaitu bangunan berbentuk ladam kuda dengan lantai ditinggikan untuk tempat duduk
hakim.
- Aquaduct
Yaitu saluran air atau gorong-gorong air dari sumber air di perbukitan ke daerah-daerah yang
membutuhkan.
- Thermae
Yaitu pemandian air hangat dengan system pemanasan api. Bangunan profane ini sangat
mewah karena dilengkapi dengan kamar-kamar untuk berbagai fungsi, taman, dan ruang istirahat.
Suhu airnya ada 3 tingkatan, yaitu : Frigdrium (air dingin), Tepidarium (air hangat),
Caldarium ( air panas)
o Seni Patung
Seni patung Romawi kebanyakan merupakan penjiplakan dari seni patung Yunani. Namun
seniman Romawi mengubah bahannya dari perunggu diganti dengan bahan Batu Pualam.
Seni patung Romawi sangat menonjol dalam bentuk Potret. Namun unsure realisnya masih
menganut gaya Yunani.
Seni Relief Romawi banyak menggambarkan cerita peperangan bertema sejarah. Bentuknya
tidak sebaik relief Yunani, terutama dalam hal perspektif.
Seni Rupa Zaman Renaissance
Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran
dalam berbagai bidang keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja
mulai
terusik oleh berbagai pertentangan serta penemuan dalam bidangbidang keilmuan. Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi,
fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang menentang
keberaddan da kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli
fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan
tanpa
ditentukan batas waktunya karena penemuannya bertentangan dengan
hokum-hukum yang dipercayai gereja.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah
Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya
penting pada masa ini terdapat pada bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief
pada pintu-pintu rumah dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir
seluruh gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.

Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko
Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa
Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau
“menyimpang”. Michelangelo dan Palladio
dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman

Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke seluruh
daratan Eropa.
Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan
dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta nuasnsanuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan
berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman Belanda,
melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang
sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan kaidah seni
tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih hebat, dan
menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum bangsawan dan saudagar
yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi
komoditas yang tidak berharga.

Seni Rupa Abad ke-19
Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba
dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo klasisme
dalam seni lukis dan seni patung.
Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke19 ini adalah sebagai berikut:
1.
Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism,
simbolisme, munumentalisme, dll.
2.
Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara
umum.
3.
Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna
cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
4.
Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan
juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang
dianutnya adalah sebagai berikut:
Klasisisme: arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (17481825)
Romantisme: Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme: Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme: Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
Realisme: George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
Simbolisme dan Monumentalisme: Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme: Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.

Seni Rupa Abad ke-20
Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni
rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru sebagai
hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat baru dalam
bidang seni rupa.
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh
Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme
menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn
pelukis Wassily Kadinsky.

BAB 3
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://senibudayasmktap.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-perkembangan-seni-rupa.html