PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, planet bumi mengalami pemanasan global. Pemanasan
global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca. Efek rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida
dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air
laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Untuk mencegah semakin bertambahnya gas-gas rumah kaca tersebut
usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman pohon sebanyakbanyaknya atau biasa disebut penghijauan. Kegiatan penghijauan yang

diharapkan ialah penanaman pohon yang dapat tumbuh secara cepat, dan

1

tidak memerlukan perawatan khusus, tetapi dapat mengikat gas CO 2 dengan
volume yang besar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat Paper ini dengan judul “Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu
sebagai Upaya untuk Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah pokok
penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana kondisi planet bumi akibat pemanasan global?
2. Seberapa besar pengaruh adanya perencanaan pelestarian pohon bambu
sebagai upaya mengurangi penyebab pemanasan global?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dalam penulisan Paper ini
mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi planet bumi akibat pemanasan
global.

2. Untuk mengetahui pengaruh adanya perencanaan pelestarian pohon bambu
sebagai upaya mengurangi penyebab pemanasan global

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Perencanaan
Perencanaan yaitu mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini,
meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran
yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah-langkah untuk
mencapai tujuan tersebut (Robinson Tarigan, 2006:3). Abdulrachman
(1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta
dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan kemudian. Siagian (1994), Perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka

pencapaian yang telah ditentukan. Terry (1975), Perencanaan adalah
pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan
asumsi-asumsi

yang

berkaitan

dengan

masa

datang

dengan

menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang
diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Kusmiadi (1995),
Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih
tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya. Soekartawi

(2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian
berbagai sumber daya yang tersedia. Menurut Conyers dan Hills (1994)
dalam Arsyad (1999:19) perencanaan adalah suatu proses yang
berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihanpilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

3

2.2

Pohon Bambu
Bambu adalah salah satu tumbuhan daerah tropis dan subtropik.
Bambu termasuk dalam devisi spermatophyta, subdevisi angiospermae,
klas monocotyledonae, ordo Graminales, family graminiae, sub family
bamusoideae. Secara alami bambu dapat tumbuh pada hutan primer
maupun hutan sekunder (bekas perladangan dan belukar). Pada umumnya
bambu menghendaki tanah subur, sedangkan jenis lainnya dapat tumbuh
pada tanah yang kurang subur merupakan tempat jenis tanaman berkayu.
Yang termasuk dengan tempat tumbuhnya bambu adalah curah hujan yang
cukup, minimal 1000 mm/thn ( Anonim, 1998).

Anonim (1999), mengemukan bahwa tanaman bambu dapat
tumbuh mulai dari 0 – 1500 m dari permukaan laut, bahkan jenis –jenis
yang berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750
m dari permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut,

habitusnya berbentuk rumput.
2.3 Pemanasan Global
2.3.1 Pengertian
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah Kaca di
atmosfer. Menurut Budianto (2000:195) dalam Rajaguguk, E dan Ridwan
K (2001) perubahan iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek
rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap
sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi.
Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1) mendefinisikan
perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain
suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap

4


berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya
sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.
LAPAN (2002;1) mendefinisikan perubahan

iklim

adalah

perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah
tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan
iklim dengan acuan wilayah Bumi secara keseluruhan.
2.3.2 Penyebab
Penyebab terjadinya pemanasan global yaitu menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Kedua, Efek umpan balik yaitu
pada penguapan air.
2.3.3 Dampak Pemanasan Global
Adapun dampak dari pemanasan global ini yaitu, sebagai berikut
1.
Cuaca

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gununggunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada pegunungan di
daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih
banyak air yang menguap dari lautan.
2.

Tinggi muka laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan

lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat,

5

lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang

lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia
telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para
ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35
inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi)
akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah
Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan.
3.

Pertanian
Lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika tidak

dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan
hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4.


Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit

menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah

6

dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara
atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5.

Kesehatan manusia
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti


penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit
lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah
yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen
penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh
nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi
60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya
juga dapat menyebar seperti malaria, demam dengue, demam kuning, dan
encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi
dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan
memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

7

BAB III
PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Kondisi planet bumi saat ini sedang mengalami ancaman yang sangat
serius yaitu adanya pemanasan global. Pemanasan global adalah naiknya suhu

rata-rata bumi akibat menumpuknya konsentrasi gas rumah kaca antara lain uap
air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana di lapisan atmosfer yang
disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu efek rumah kaca. Gas-gas ini menyerap
dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi
terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Meningkatnya suhu global menyebabkan perubahan-perubahan yang
lain seperti naiknya permukaan air laut, semakin berkurangnya keanekaragaman
hayati, timbulnya penyakit dan punahnya beberapa spesies satwa, serta
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Gas-gas rumah kaca ini
berasal dari aktivitas manusia yaitu polusi karbondioksida dari pembangkit listrik
bahan bakar fosil dan pembakaran bensin untuk transportasi, gas metana dari
peternakan dan pertanian, aktivitas penebangan pohon, dan penggunaan pupuk
kimia yang berlebihan. Apabila aktivitas tersebut terus menerus dilakukan oleh
manusia tanpa adanya penanggulangan, maka akibat pemanasan global yang
terjadi akan semakin parah.
Penyebab terbesar terjadinya pemanasan global yaitu efek rumah kaca
antara lain gas Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO),

8

dan Chlorofluorocarbon (CFC). Hutan yang diharapkan menjadi tempat
penimbunan gas CO2 telah rusak, bahkan rusaknya hutan ini menambah jumlah
CO2 di udara. Pohon-pohon yang telah mati akan menghasilkan gas CO 2 dan
melepasnya ke atmosfer. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan untuk mencegah
semakin meningkatnya pemanasan global dan harus memulihkan kembali
kondisi planet bumi agar dapat berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan oleh
Allah SWT.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ikut berkontribusi dalam
penanggulangan pemanasan global ini yang dituangkan dalam Paper yang
berjudul “Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu sebagai Upaya untuk
Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”. Di mana penulis memberikan saran
yaitu adanya perencanaan pelestarian pohon bambu karena dapat mengurangi
jumlah volume gas karbondioksida yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya pemanasan global dengan memperhatikan kondisi lingkungan di
Indonesia serta efisiensi dalam melaksanakan perencanaan pelestarian bambu ini
dengan harapan adanya tanggapan dari pemerintah sebagai penentu kebijakan
untuk mempertimbangkan perencanaan pelestarian bambu ini dalam menentukan
kebijakan

tentang

pembangunan

yang

berkelanjutan.

Sehingga

dapat

disosialisasikan kepada lembaga-lembaga dalam bidang lingkungan hidup, para
pengusaha industry, dan masyarakat sebagai subjek dalam upaya penanggulangan
efek pemanasan global.
3.1 Peran Pohon Bambu dalam Pemanasan Global
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi
volume gas rumah kaca salah satunya gas CO2. Gas CO2 dapat diikat oleh pohon

9

dengan jumlah yang cukup besar tergantung jenis pohonnya. Pohon yang
memiliki kemampuan untuk mengikat CO2 dalam jumlah yang besar yaitu
bambu.
Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah
permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global.
Bambu memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan
CO2 di udara, bambu juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk
memperbaiki lahan kritis. Selain itu Indonesia memiliki bambu sebagai sumber
daya lokal terbarukan dengan potensi yang luar biasa dari aspek lingkungan
alam, sosial, dan ekonomi.
3.2 Pelestarian Pohon Bambu
Menurut Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding
dengan pohon kayu, membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi.
Dalam sehari bambu dapat bertambah panjang 30-90 cm. Rata-rata pertumbuhan
bambu untuk mencapai usia dewasa dibutuhkan waktu 3-6 tahun. Pada umur ini,
bambu memiliki mutu dan kekuatan yang paling tinggi. Bambu yang telah
dipanen akan segera tergantikan oleh batang bambu yang baru. Hal ini
berlangsung secara terus menerus secara cepat sehingga tidak perlu
dikhawatirkan bambu ini akan mengalami kepunahan karena dipanen. Berbeda
dengan kayu, setelah ditebang akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menggantinya dengan pohon yang baru.Selain itu bambu juga merupakan
penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya.
Menurut Anonim (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi syarat
tumbuh bambu adalah sebagai berikut :

10

a.

Tanah
Bambu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berat

sampai ringan, tanah kering sampai becek, dan dari tanah subur sampai kurang
subur, dari tanah pegunungan yang berbukit terjal sampai tanah yang landai.
Perbedaan jenis tanah dapat berpengaruh terhadap kemampuan perebungan
bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam pada pH
3,5 dan umumnya menghendaki tanah yang pH-nya 5,0 sampai 6,5. Pada tanah
yang subur tanaman bambu akan tumbuh baik karena kebutuhan makanan bagi
tanaman tersebut akan terpenuhi.
b.

Ketinggian Tempat
Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun

dataran tinggi yaitu antara 0 – 1000 mdpl bahkan jenis –jenis yang berbatang
kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari permukaan laut.
Pada ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.
c.

Iklim
Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah yang bersuhu

sekitar 8,8-36˚C. Suhu lingkungan ini juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhunya. Tanaman bambu bisa
dijumpai mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 0
sampai 2.000 m dpl. Walaupun demikian tidak semua jenis bambu dapat tumbuh
dengan baik pada semua ketinggian tempat. Curah hujan yang dibutuhkan untuk
tanaman bambu minimum 1.020 mm per tahun. Kelembaban udara yang
dikehendaki minimum 80%.

11

d.

Teknik Pembibitan
Perbanyakan tanaman bambu dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan

generatif, perbanyakan generatif melalui bijinya, sedangkan perbanyakan
vegetatif melalui stek
e.

Pola Tanam
Adapun cara penanaman pohon bambu ini yaitu sebagai berikut

1) Penanaman Monokultur
Penanaman bambu secara murni dilakukan dengan menanam satu jenis
bambu pada seluruh areal yang luas, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan
dalam jumlah besar.
2) Penanaman Campuran
Penanaman tanaman bambu ditanam bersama-sama dengan tanaman
lainnya dengan tujuan mengendalikan erosi dan mempertahankan kesuburan
tanah.
f.

Tebing Pilih
Bambu yang telah dewasa yakni umur 3-6 tahun dapat dipanen untuk

digunakan dalam berbagai keperluan. Dalam pemanenan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan metode tebang habis dan tebang pilih. Tebang habis yaitu
menebang semua batang bambu dalam satu rumpun baik batang yang tua
maupun yang muda. Metode ini kurang menguntungkan karena akan didapatkan
kualitas bambu yang berbeda-beda dan tidak sesuai dengan yang diinginkan,
selain itu akan memutuskan regenarasi bambu itu sendiri. Metode tebang pilih
adalah metode penebangan berdasarkan umur bambu. Metode ini sangat efektif

12

karena akan didapatkan mutu bambu sesuai dengan yang diinginkan dan
kelansungan pertumbuhan bambu akan tetap berjalan.
3.3

Bentuk Pelestarian Pohon Bambu
Adapun bentuk pelestarian pohon bambu diantaranya

1. Dikembangkan pada lahan kritis sekaligus sebagai tanaman penghijau guna
sebagai pengendali erosi dan konservasi air.
2. Dikembangkan di tebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah perbukitan
dan tanah kosong lainnya guna sebagai upaya pengendalian tanah longsor
dan banjir dapat
3. Dikembangkan bambu hias tanam yang ditanam di kota, perkarangan rumah,
tepi lapang, di tepi jalan, halaman sekolah dan halaman rumah untuk
menambah keindahan, keasrian lingkungan
4. Dikembangkan pula taman bambu dan bambu hias di lingkungan industri,
halaman

pabrik,

dan

di

lingkungan

perumahan

sebagai

upaya

penanggulangan polusi udara dan kebisingan.
5. dikembangkan di lahan milik rakyat sebagai pemilikan atau di kawasan
hutan sebagai tanda batas hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik
negara.
3.4 Kelebihan Pelestarian Pohon Bambu
Sebagai Negara kepulauan yang subur, perlu adanya pemanfaatan khusus
yaitu dengan melestarikan pohon bambu di Indonesia karena memiliki beberapa
kelebihan, yaitu sebagai berikut
1.

Bambu merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia

2.

Bambu adalah salah satu tumbuhan daerah tropis dan subtropis

3.

Bambu dapat tumbuh dengan cepat dibanding pohon-pohon kayu lainnya

4.

Bambu mudah ditanam dan perawatannya pun tidak memerlukan
perlakuan khusus

13

5.

Bambu dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi yaitu antara
0-2000mdpl dalam tanah yang subur, kurang subur, berat, ringan pada suhu
8,8-36oC

6.

Bambu dapat menyerap gas CO2 sebanyak 12ton/hektar/tahun

7.

Bambu mempunyai struktur akar yang kuat untuk menahan erosi

8.

Bambu mempunyai kecepatan fotosintesis 35% lebih cepat dibanding
tumbuhan yang lain

14

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan paper ini yaitu pemanasan global
merupakan masalah serius yang harus segera diatasi dengan adanya
perencanaan pelestarian pohon bambu dapat mengurangi penyebab pemanasan
global.
4.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi dari penulis dalam paper ini yaitu, sebagai
berikut
1. Kepada Pemerintah sebagai penentu kebijakan diharapkan dapat
mempertimbangkan perencanaan pelestarian global ini sehingga bisa
disosialisasikan ke seluruh masyarakat Indonesia
2. Kepada Pengusaha Industri diharapkan dapat mendukung perencanaan ini
dan mengaplikasikannya yaitu penanaman pohon bambu di sekitar pabrik
atau lapangan industrinya tersebut agar gas karbondioksida yang
dihasilkan dari industrinya tersebut dapat diserap oleh pohon bambu yang
ditanam.
3. Kepada Lembaga yang berkontribusi dalam bidang lingkungan hidup
diharapkan dapat mendukung dan membantu sosialisasi perencanaan ini
agar dapat diaplikasikan secara global.
4. Kepada

Masyarakat

diharapkan

dapat

berkontribusi

dalam

penanggulangan pemanasan global ini.

15

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Robinson. Perencanaan Pembangunan Wilayah. 2006. Jakarta: PT Bumi
Aksara
http://stiacomunitypalu.blogspot.com/2012/11/beberapa-arti-perencanaanmenurut-para.html
http://pustakafisika.wordpress.com/2012/11/24/penyebab-pemanasan-global-danakibatnya-bagi-bumi/

16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORETIS.............................................................3
2.1 Perencanaan....................................................................................3
2.2 Pohon Bambu..................................................................................4
2.3 Pemanasan Global..........................................................................4
2.3.1 Pengertian....................................................................................4
2.3.2 Penyebab......................................................................................5
2.3.3 Dampak Pemanasan Global.........................................................5
BAB III PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI
UPAYA UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL
....................................................................................................................10
3.1 Peran Bambu dalam Penanggulangan Pemanasan Global
Warming
..............................................................................................................
10
3.2
Pelestarian
Pohon
Bambu
..............................................................................................................
11
3.3
Bentuk
Pelestarian
Pohon
Bambu
..............................................................................................................
11
D.
PENUTUP
....................................................................................................................
16

17

1. Kesimpulan.......................................................................................16
2. Saran.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................iii

18

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Sholawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam nabi Muhammad SAW.
Penulis panjatkan puji sepenuh hati karena berkat bimbingan–Nya, penulis dapat
menyelesaikan Paper yang berjudul ”Perencanaan Pelestarian Pohon Bambu
sebagai Upaya untuk Mengurangi Penyebab Pemanasan Global”.
Paper ini disusun untuk menyelesaikan tugas Mata kuliah Pengentar
Perencanaan Wilayah dan Kota. Dalam penyusunan Paper ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin agar paper ini berkualitas sebagaimana yang
diharapkan, namun rupanya hanya inilah yang dapat penulis persembahkan sesuai
dengan batas kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan Paper ini masih banyak kekurangan baik dari
segi materi maupun dari penyajiannya. Oleh karena itu, dengan senang hati
penulis akan menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pembaca.
Akhirnya, penulis berharap semoga Paper ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Mudah-mudahan Allah SWT
mengampuni dan melindungi kita seterusnya dalam mengabdikan diri kepadaNya. Amin ya Robbal Alamin.

Bogor, Oktober 2013
Penulis

19

PAPER

PERENCANAAN PELESTARIAN POHON BAMBU SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun oleh:

Eneng Dayu Saidah
NPM: 052113022

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN
Tahun Ajaran 2013/2014

Pengirim:
ENENG DAYU SAIDAH dan RESTY
AFFIANI
KELAS XII IPA
SMAN 1 CIBEBER-CIANJUR

20

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN TURBOCHARGER PADA MOTOR DIESEL EMPAT LANGKAH DENGAN DAYA 300 HP

3 45 2

PERENCANAAN STRATEGI UNTUK PERSIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001:2000) (Study Kasus PT Jati Mas Indonesia Singosari-Malang)

1 53 2

PERENCANAAN AGREGAT DAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN METODE LINIER GOAL PROGRAMING UNTUK MINIMASI OVERTIME DAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus Pada CV.Amaly Food, Gresik)

2 86 1

PERENCANAAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PENGIRIMAN PRODUK PADA PT. KUTAI TIMBER INDONESIA PROBOLINGGO

0 53 1

STUDI PERENCANAAN PILAR PORTAL DAN PONDASI BORE PILE PADA FLY OVER KEJAPANAN PROYEK RELOKASI TOL PORONG – GEMPOL

7 107 12

PERENCANAAN STRUKTUR PADA TRIBUN BARAT STADION GAJAYANA MALANG

22 175 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50

EVALUASI PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH PADA BASEMENT GEDUNG HOTEL MERCURE LAMPUNG JL.RADEN INTAN, BANDAR LAMPUNG

76 232 71