367927711 Makalah Lembaga Keuangan Dan Asuransi

LEMBAGA KEUANGAN DAN ASURANSI

DISUSUN OLEH :
Universitas Pamulang
Jl.Surya Kencana No.1 Pamulang
Telp (021) 7412566 / Fax 7412566, 7412491
www.unpam.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr wb
Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puji bagi Allah atas segala karuniaNya hingga
akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Pepatah mengatakan, tak ada gading yang tak retak. Makalah ini tentunya masih jauh
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat ditunggu-tunggu demi
perkembangan dalam menulis makalah.
Waalaikumsalam wr wb

Depok, 31 Maret 2017

Delly Sapari


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
TUJUAN PENYELESAIAN
1.1. Mengetahui Sistem Moneter di Indonesia.
1.2. Menjelaskan dan mendefinisikan lembaga keuangan dan golongan lembaga keuangan.
1.3. Mengetahui jenis-jenis lembaga keuangan bank dan non bank.
1.4. Mengetahui peranan lembaga keuangan sebagai lembaga perantara keuangan.
1.5. Mendefinisikan pengertian uang dan nilai pentingnya bagi masyarakat
1.6. Menjelaskan manfaat dengan adanya uang
1.7. Menguraikan secara lengkap fungsi uang
1.8. Menjelaskan jenis-jenis uang secara lengkap
1.9. Mendefinisikan pengertian bank secara lengkap
2.0. Menguraikan bagaimana bank memperoleh keuntungan
2.1. Menjelaskan secara lengkap asal mula, sejarah dan kegiatan kegiatan perbankan
2.2. Menjelaskan tata cara izin pendirian bank serta badan hukum yang harus dimilki bank
2.3. Menjelaskan bagaimana menilai kesehatan suatu bank
2.4. Menjelaskan penggabungan usaha bank berikut alasan penggabungan bank
2.5. Menguraikan pembinaan dan pengawasan serta rahasia dan sanksi administratif.


PEMBAHASAN

I. SISTEM MONETER
A. Pengertian sistem moneter.
Yang termasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau lembaga-lembaga yang ikut
menciptakan uang giral. Di Indonesia yang dapat digolongkan ke dalam sistem moneter adalah
otoritas moneter yaitu Bank Indonesia dan bank-bank pencipta uang giral. Oleh karena itu sistem
perbankan merupakan bagian integral dari suatu sistem moneter. Otoritas moneter sebagai
lembaga yang berwenang dalam pengambilan kebijakan di bidang moneter, juga merupakan
sumber uang primer, baik bagi perbankan, masyarakat maupun pemerintah.
Sistem moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang.
Definisi secara umum yang dimaksud Lembaga Keuangan adalah setiap perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang

keuangan sedang keuangan apakah kaitannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan
dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam prakteknya lembaga
keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu : Lembaga Keuangan Bank (LKB)
dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

B. Lembaga Keuangan Bank (LKB)
Lembaga Keuangan Bank (Bank), merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa
keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan di samping menyalurkan dana
atau memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha penghimunan dana dari masyarakat
luas dalam bentuk simpanan. Dalam prakteknya lembaga keuangan bank terdiri dari :
-

Bank Central

-

Bank Umum, dan

-


Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Tujuan utama Bank Indonesia, sebagai bank Sentral adalah untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai
tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem devisa serta mengatur dan mengawasi bank. Kemudian Bank Umum merupakan bank
yang bertugas melayani jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik
masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Sedangkan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan
pedesaan. BPR berasal dari Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai, dan bank
lainnya yang kemudan dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
C. Lembaga Keuangan Bukan Bank/ Lainnya (LKBB)
Adapun jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di Indonesia saat ini antara
lain sbb :
- Pasar Modal
- Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing
- Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
- Perum Pegadaian
- Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing)
- Perusahaan Asuransi

- Perusahaan Anjak Piutang (Factoring)
- Modal Ventura
- Dana Pensiun
- Kartu Plastik
- Pasar Modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana
(emiten) dengan para penanaman dana (investor). Dalam pasar modal yang diperjual belikan
adalah efek-efek seperti saham dan obligasi.

- Pasar Uang (Money Market) merupakan pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
Modal yang ditawarkan di pasar uang adalah berjangka pendek.
- Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan koperasi yang menghimpun dana dari para
anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan
masyarakat umum.
- Perusahan Pegadaian merupakan lembaha keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman
dengan jaminan tertentu. Jaminan nasabah tersebut digadaikan dan kemudian ditaksir oleh pihak
pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan.
- Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing), bidang usahanya lebih ditekankan kepada
pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabahnya. Sebagai contoh jika
seseorang ingin memperoleh barang-barang modal secara kredit, maka kebutuhan ini
pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan leasing.

- Perusahaan Asuransi, merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan.
Setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dengan
menggantikannya apabila nasabahnya terkena musibah atau terkena risiko seperti yang telah
diperjanjikan.
- Perusahaan Anjak Piutang (Factoring), merupakan perusahaan yang usahanya mengambil
alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara membeli kredit bermasalah perusahaan
lain atau dapat pula mengelola penjualan kredit perusahaan yang membutuhkannya.
- Perusahaan Modal Ventura, merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang
usahanya mengandung risiko tinggi.
- Dana Pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun suatu
perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Penghimpunan dana pensiun melalui iuran
yang dipotong dari gaji karyawan.
- Kartu Plastik (kartu kredit), digunakan sebagai pengganti uang tunai yang dapat
diperginakan untuk berbagai keperluan lainnya. Pihak yang mengeluakna kartu kredit dilakukan
oleh bank atau lembaga non bank lainnya (lembaga pembiayaan).

Dari uraian yang telah dijabarkan jelaslah perbedaan antara Lembaga Keuangan Bank (LKB)
dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Perbedaan utamanya adalah dari ragam produk

yang ditawarkan. Kegiatan utama perbankan disamping menyalurkan dana juga menghimpun

dana, sedangkan LKBB lebih diarahkan kepada penyaluran dana saja.

II. UANG
A. Pengertian Uang
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur
nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu
yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan. Uang adalah suatu benda yang
diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan
pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai
alat penimbun kekayaan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan uang, pemerintah Negara bersangkutan melalui Bank
Sentral berhak menciptakan uang, terutama uang kartal. Begitu pula dengan jumlah uang yang
beredar perlu dijaga agar nilai uang tetap stabil. Kemudian kebutuhan akan uang giral biasanya
akan dicetak oleh bank-bank umum, dimana jumlahnya jauh melebihi jumlah uang kartal yang
beredar.
Di Indonesia pada awalnya, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak
pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank
Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk
menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.


B. Kriteria Uang

- Ada jaminan, setiap uang yang diterbitkan dijamin oleh pemerintah Negara tertentu. Dengan
adanya jaminan dari pemerintah tertentu, maka kepercayaan untuk menggunakan uang untuk
berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.
- Disukai Umum (Acceptability) dan ketahui secara umum (cognizability). Apabila sesuatu
dapat diterima dan diketahui secara luas kegunaannya sebagai alat tukar, penimbun kekayaan,
dan standar cicilan hutang maka sesuatu itu memenuhi syarat pertama sebagai uang.
- Nilai yang stabil (Stability of Value), Hal ini mengingat bahwa salah satu fungsi dari uang
adalah sebagai alat penimbun kekayaan. Orang akan lebih senang menyimpan kekayaan dalam
bentuk sesuatu yang relatif stabil nilainya.
- Mudah dibawa (Portability), sesuatu yang berperan sebagai uang harus mudah dibawa untuk
urusan setiap hari. Bahkan transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan uang dalam
jumlah (fisik) yang kecil jika nilai nominalnya besar.
- Tidak mudah rusak ( Durability) dalam transaksi, uang akan berpindah dari satu tangan ke
tangan yang lain. Dengan adanya pemindahaan ini mengharuskan uang tersebut tetap utuh dan
terjaga nilainya secara fisik. Kalau tidak, rusak atau pun robek akan menyebabkan penurunan
nilainya dan merusakkan kegunaan moneter dari uang tersebut.
- Nilai yang stabil (Divisibility), Uang digunakan untuk menetapkan transaksi dari berbagai

jumlah, sehingga uang dari berbagai nominal (satuan/unit) harus dicetak untuk
mencukupi/melancarkan transaksi jual-beli.
- Suplai harus elastic ( Elasticity of supply), jumlah uang yang beredar harus mencukupi
kebutuhan dunia usaha (perekonomian). Ketidakmampuan penyedian uang untuk mengimbangi
kegiatan usaha akan mengakibatkan perdagangan macet.
Bank Sentral sebagai satu-satunya pencetak uang harus mampu melihat perkembangan
perekonomian yang selanjutnya harus mampu menyediakan uang yang cukup bagi
perkembangan perekonomian tersebut. Sebaliknya Bank Sentral harus bertindak dengan cepat
seandainya dirasa uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan dengan kegiatan
perekonomian, dalam hal ini Bank Sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar.
C. Satuan Hitung

Dari berbagai persyaratan uang dan diagram arus melingkar di atas, fungsi uang dapat diperluas
sesuai dengan realita perkembangan perekonomian. Berbagai fungsi uang yang dikenal adalah:
- Satuan Hitung : Salah satu fungsi uang yang umum adalah sebagai satuan hitung “Unit of
Account”. Satuan hitung dalam hal ini dimaksudkan sebagai alat yang digunakan untuk
menunjukkan nilai dari barang-barang dan jasa yang dijual (dibeli), besarnya kekayaan serta
menghitung besar-kecilnya kredit atau hutang.
- Alat tukar menukar : Dalam hal ini uang digunakan sebagai alat untuk membeli atau menjual
suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang dapat digunakan untuk membayar terhadap

barang yang akan dibeli atau diterima.
- Penimbun Kekayaan : Seperti kita ketahui bahwa uang bernilai karena berfungsi sebagai alat
penukar, artinya dengan uang dapat dibeli sesuatu barang atau jasa yang diinginkan. Kalau uang
itu dibelanjakan untuk saat ini maka uang mempunyai nilai untuk saat ini juga. Namun, kalau
uang itu akan dibelanjakan untuk masa yang akan datang, maka uang tersebut akan mempunyai
nilai juga diwaktu yang akan datang. Dengan menyimpan uangnya berarti menimbun
kekayaannya dalam bentuk uang kas atau uang tersebut mungkin disimpan di bank dalam bentuk
rekening.
- Standar Pencicilan Hutang : Uang juga berfungsi sebagai standar untuk pencicilan hutang
atau pembayaran. Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar ataupun satuan hitung maka
secara langsung uang akan bertindak sebagai unit atau satuan untuk pembayaran cicilan hutang
ataupun juga untuk menyatakan besarnya hutang kita.

D. Jenis-Jenis Uang
Uang dijadikan sebagai alat untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari terbagi dalam
beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan kepada berbagai pihak yang membutuhkan. Jenis-jenis
uang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman baik perkembangan nilai intrinsiknya,
nominalnya maupun fungsi uang itu sendiri. Adapun jenis – jenis uang yang dapat dilihat dari
berbagai sisi sebagai berikut :
1. Berdasarkan Bahan

Uang jika dilihat dari bahan untuk membuatnya terdiri atas dua macam sebagai berikut.

a. Uang Logam
Uang logam merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam. Bahan
pembuat uang logam antara lain aluminium, kupronikel, broze, emas, perak, atau perunggu.
Biasanya uang yang terbuat dari logam mempunyai nominal yang kecil.
b. Uang Kertas
Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan lain. Uang
kertas harus dibuat dengan bahan berkualitas tinggi yang tahan air, tidak mudah robek, dan tidak
luntur. Uang kertas biasanya dibuat dalam nominal yang lebih besar sehingga mudah dibawa dan
digunakan dalam transaksi sehari-hari.
2. Berdasarkan Nilai
Jenis uang dapat dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut. Nilai uang
terdiri atas nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat uang dan nilai nominal yaitu nilai
yang tertera dalam uang tersebut. Jenis uang berdasarkan nilainya terdiri atas dua jenis berikut.
a. Bernilai Penuh (Full Bodied Money)
Uang bernilai penuh artinya uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai
nominalnya. Uang bernilai penuh biasanya terdapat pada uang logam mulia yang terbuat dari
bahan emas atau perak.
b. Bernilai Tidak Penuh (Representatif Full Bodied Money)
Uang jenis ini nilai instrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Contoh uang ini
adalah uang kertas.

3. Berdasarkan Lembaga yang Menerbitkan

Berdasarkan lembaga yang menerbitkan, uang dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Uang Kartal
Uang kartal adalah alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu
negara melalui bank sentral yang berupa uang logam dan uang kertas.
b. Uang Giral
Uang giral adalah alat pembayaran berupa bilyet giro, cek, dan pemindahan telegrafis yang
dikeluarkan oleh bank kepada seseorang atau badan karena mempunyai simpanan rekening di
bank yang bersangkutan.
- Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah bank kepada suatu bank agar bank tersebut
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah yang bersangkutan pada rekening
nasabah lain yang ditunjuk. Bilyet giro tidak dapat ditukar dengan uang tunai.
- Cek adalah surat perintah dari nasabah yang memiliki rekening giro pada sebuah bank agar
bank tersebut membayar sejumlah uang secara tunai kepada pihak yang namanya tercantum
dalam cek.
- Pemindahan telegrafis (Telegraphic Transfer) merupakan pembayaran yang dilakukan dengan
pemindahan antar rekening pada suatu bank tertentu melalui telegram. Cara ini dipilih apabila
jarak orang yang melakukan transaksi berjauhan.
4. Berdasarkan Kawasan
Jenis uang ternyata juga dapat dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya uang tersebut.
a. Uang Lokal, Uang lokal adalah uang yang dipergunakan dalam satu negara tertentu. Misalnya
rupiah yang digunakan di Indonesia, ringgit digunakan di Malaysia, dan rupee digunakan di
India.
b. Uang Regional, Uang regional digunakan oleh beberapa negara dalam satu kawasan tertentu.
Penggunaan uang regional masih terbatas pada euro yang digunakan di kawasan Eropa. Akan

tetapi, bukan tidak mungkin dengan pesatnya perdagangan bebas uang regional semakin banyak
digunakan di beberapa kawasan perdagangan yang lain.
c. Uang Internasional, Uang internasional merupakan uang yang berlaku antarnegara hampir di
seluruh dunia dan menjadi standar pembayaran internasional. Contohnya US dolar yang sampai
saat ini digunakan sebagai standar pembayaran internasional.
E. Sejarah Jenis-jenis uang di Indonesia
Perkembangan jenis mata uang yang berkembang di Indonesia pasca kemerdekaan
tahun 1945 sangat beragam. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari gejolak yang terjadi di
negara Indonesia pasca kemerdekaan tersebut. Namun, sejak tahun 1951 dengan berlakunya
Hukum Darurat No.20 tanggal 27 September tahun 1951, ditetapkan alat pembayaran yang
sah, kecuali Irian Barat adalah Rupiah. Kemudian diperkuat lagi dengan keluarnya UndangUndang Pokok Perbankan Nomor 13 Tahun 1968 yang menetapkan satuan hitung uang
Indonesia adalah Rupiah dan disingkat Rp.
Adapun jenis-jenis mata uang sebelum dikeluarkannya kedua peraturan dan undang-undang
di atas adalah :
1. ORI atau Oeang Repoeblik Indonesia yang berlaku hanya di Pulau Jawa saja di samping
ada mata uang lainnya.
2. URIDAB, yaitu Uang Republik Indonesia hanya di Daerah Banten.
3. URIPS, yaitu Uang Republik Indonesia Provinsi Sumaetra yang berlaku di sebagian
Pulau Sumatera. Hal ini disebabkan ada beberpa mata uang yang berlaku di Sumatera.
4. URITA, yaitu Uang Republik Indonesia Tapanuli yang berlaku di daerah Tapanuli saja.
5. URIPSU, yaitu Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang berlaku di
Provinsi Sumatera Utara.
6. URIBA, yaitu Uang Republik Indonesia Baru Aceh yang berlaku di daerah Aceh.

7. UDMP, yaitu Uang Dewan Mandat Pertahanan daerah Palembang yang berlaku di
Palembang.

III. RUANG LINGKUP LEMBAGA KEUANGAN BANK
A. Pengertian Bank
Menurut UU RI No.10 th 1998 tanggal 10 November 1998, Bank adalah “badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”.
B. Aktivitas Perbankan :
 Funding adalah aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat
luas. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan
cara membeli dari masyarakat luas.
 Lending adalah setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh
perbankan dana tersebut diputar kembali atau dijualkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjamanan.
Spread based merupakan keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip
konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan
bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.
Negative spread yaitu apabila suatu bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, dimana
suku bunga simpanan lebih besar dari suku bunga kredit.
Bagi bank berdasarkan prinsip syariah sesuai UU Perbankan No.10 tahun 1998
berdasarkan Prinsip Syariah asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan BI, tidak dikenal
istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam. Jasa bank yang
diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum islam. Prinsip syariah yang
diterapkan oleh bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murababah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Perbankan melakukan kegiatan jasa-jasa yang diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan
simpanan dan kredit maupun tidak langsung.
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini sbb :
1. Kegiatan – kegiatan Bank Umum
- Menghimpun Dana dari Masyarakat (Funding)
1. Simpanan Giro (demand deposit)
2. Simpanan Tabungan (saving deposit)

3. Simpanan Deposito (time deposit)
- Menyalurkan Dana ke masyarakat (Lending)

1. Kredit Investasi
2. Kredit Konsumsi
3. Kredit Modal Kerja
4. Kredit Perdagangan
- Memberikan Jasa-jasa bank lainnya (services)
1. Transfer
2. Inkaso
3. Klring
4. Safe Deposit Box
5. Bank Card
6. Bank Notes
7. Bank Garansi
8. Referensi Bank
9. Bank Draft
10. Letter of Credit (L/C)
11. Cek Wisata (Travellers Cheque)

12. Jual beli surat-surat berharga
13. Menerima setoran seperti :
-

Pembayaran pajak
Pembayaran telepon
Pembayaran air
Pembayaran listrik
Pembayaran uang kuliah

14. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :
- Gaji/Pensiun/Honorarium
- Pembayaran deviden
- Pembayaran kupon
- Pembayaran bonus/hadiah
15. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi :
- Penjamin emisi (underwriter)
- Penjamin (guarantor)
- Wali amanat (trustee)
- Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
- Pedagang efek (dealer)
- Perusahaan pengelola dana (investment company)
2. Kegiatan – kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
a. Menghimpun dana dalam bentuk :
1. Simpanan Tabungan
2. Simpanan Deposito
b. Menyalurkan dana dalam bentuk
1. Kredit Investasi
2. Kredit Konsumsi
3. Kredit Modal Kerja
4. Kredit Perdagangan
c. Larangan-larangan bagi BPR :
- Menerima simpanan giro
- Mengikuti kliring
- Melakukan kegiatan Valas
- Melakukan kegiatan perasuransian
3. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing
Pada umumnya bank-bank asing dan campuran yang bergerak di Indonesia adalah bank
umum dan tugasnya sama dengan bank umum lainnya, namun mereka lebih dikhususkan dalam
bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu pula.
Kegiatan bank umum campuran dan bank asing di Indonesia dewasa ini sbb :

a.

Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam
bentuk simpanan tabungan

b.

Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti :
- Perdagangan Internasional
-Bidang Industri dan Produksi
-Penanaman Modal Asing/Campuran
-Kredit yang tidak bisa dipenuhi oleh bank swasta nasional

c.

Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum campuran dan asing
sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia.

Pengertian Jasa-Jasa Bank Lainnya :
a.

Jasa pemindahan uang (Transfer)
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu

sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang
ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan
adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet
cabang lain mengkredit.
b.

Jasa penagihan (Inkaso)
Inkaso adalah kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa

penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk
oleh si pemberi amanat. Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan
sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif tersebut dalam
dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan bank meminta imbalan atau
pembayaran atas penagihan tersebut disebut dengan biaya inkaso.

c.

Jasa Kliring (Clearing)
Kliring adalah suatu cara penyelesaian utang – piutang antara bank – bank peserta kliring

dalam bentuk warkat atau surat – surat berharga disuatu tempat tertentu. Warkat kliring antara
lain: cek, bilyet, CD, Nota Debet, dan Nota Kredit. Warkat harus dinyatakan dalam mata uang

rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo. Kliring terjadi antara dua bank berbeda
yang lokasinya sama kota.
d.

Jasa penjualan mata uang asing (Valas)
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal

dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.
e.

Jasa safe deposit box
Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-

surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang
khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan
memberikan rasa aman bagi penggunanya.
f.

Travelers cheque
Travellers cheque yaitu sejenis kertas berharga yang dikenal dan dipergunakan oleh

masyarakat internasional sebagai alat tukar/alat pembayaran sah atau cek wisata atau cek
perjalanan yang digunakan untuk bepergian.
g.

Bank card
Bank card merupakan kartu plastik yang dikeluarkan bank dan diberikan kepada

nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di …berbagai tempat.
h.

Bank draft
Bank Draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit

draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang
tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan.
i.

Letter of credit (L/C)
Letter of Credit atau (Surat Kredit Berdokumen) merupakan salah satu jasa yang

ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian
oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada
perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan
pembayaran.
j.

Bank garansi dan refrensi bank

Guarantee (garansi) artinya jaminan pelaksanaan adalah jaminan bank dalam
penyelesaian suatu proyek jika pelaksana (kontraktor) ingkar/cedera janji.
C. Sejarah Perbankan
1.

Asal Mula Perbankan

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh
para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa
pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua
Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang.
Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar
kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan
nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer).
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang
yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
2.

Sejarah Perbankan di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.

Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank-bank yang ada itu antara lain:
a.

De Javasce NV.

b.

De Post Poar Bank.

c.

Hulp en Spaar Bank.

d.

De Algemenevolks Crediet Bank.

e.

Nederland Handles Maatscappi (NHM).

f.

Nationale Handles Bank (NHB).

g.

De Escompto Bank NV.

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
a.

Bank Nasional Indonesia.

b.

Bank Abuan Saudagar.

c.

NV Bank Boemi.

d.

The Chartered Bank of India.

e.

The Yokohama Species Bank.

f.

The Matsui Bank.

g.

The Bank of China.

h.

Batavia Bank

3. Jenis – jenis Bank
Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang
diatur dalam UU Perbankan yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yaitu Bank Umum,
Bank Perkreditan Rakyat (Bank Umum Syari’ah, dan juga BPR Syari’ah).
4. Sejarah Bank Pemerintah
Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, maka sejarah perbankan tidak terlepas
dari pengaruh Negara yang menjajahnya baik bank pemerintah atau swasta nasional, contohnya
bank milik pemerintah :
a.

Bank Sentral

b.

Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor

c.

Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)

d.

Bank Dagang Negara (BDN)

e.

Bank Bumi Daya (BBD)

f.

Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)

g.

Bank Pembangunan Daerah (BPD)

h.

Bank Tabungan Negara (BTN)

i.

Bank Mandiri.

D. Fungsi Bank

Tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi :
a.

Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan

b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana kemasyarakat dalam bentuk kredit
c.

Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.

1. Penghimpun Dana, untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
c.

seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabungan.
Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan.

2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta
tetap.
3. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran
uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain transfer, kliring, inkaso, cek
wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
4. Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan

dana

yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam
bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan baik itu untuk konsumsi, investasi
maupun modal kerja. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan
mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga
kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus
benar-benar teliti.
Adapun secara spesifik bank-bank dapat berfungsi sebagai Agent of Trust, Agent of
Develovment dan Agen of Services.
a.

Agent Of Trust

Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah
kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan

mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di
bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan
ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam
keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
b.

Agent Of Development

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa
penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di
sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi
, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
c.

Agent Of Services

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan
kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang
lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum
E. Jenis-jenis Lembaga Perbankan
Jenis-jenis Perbankan di Indonesia diatur dalam Pasal 5 UU No. 7 Tahun 1992.
Dalam Pasal 5 ayat (1), berbunyi:
1. Bank Umum, adalah bank yang dapat memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk
deposito berjangka dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Jenis-jenis bank yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perbankan.
yaitu UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan. Berbeda dengan ketentuan sebelumnya,
yaitu UU No. 14 tahun 1967. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:
a.

Dilihat dari segi fungsinya
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan UU
No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut:
1.

Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Wilayah operasi bank umum mencakup seluruh wilayah. Bank umum sering
disebut bank komersil (commercial bank)

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh
lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.
Dewasa ini di Indonesia terdapat tiga macam bank yaitu bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat. Tugas pokok Bank Sentral adalah: a). mengatur, menjaga, dan
memelihara kestabilan nilai rupiah; b). mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan adalah siapa pun yang turut andil dalam pendirian
suatu bank. Kepemilikan bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
saham yang dimilikinya. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya terdiri atas:
1). Bank milik pemerintah
Pada jenis bank ini, akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungannya juga dimiliki oleh pemerintah. Contoh bank
milik pemerintah antara lain:
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Tabungan Negara (BTN)
- Bank Mandiri

Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah tingkat I
dan tingkat II. Contoh bank pemerintah daerah adalah BPD DKI Jakarta, BPD
Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, BPD
Sumatra Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya:
2). Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta
nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh bank milik swasta
nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra,
Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank
Universal, Bank Internasional Indonesia:
3). Bank milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan hukum koperasi,
contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia;
4). Bank milik asing
Bank asing ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Contoh bank asing antara lain: ABN AMRO
Bank, Deutsche Bank, American Express Bank, Bank of Amerika, Bank of
Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Europen Asian Bank, Hongkong Bank,
Standard Chartered Bank, Chase Manhattan Bank
5). Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional. Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara
Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank
Merincop, Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank,
Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank,
dan Bank PDFCI.
c.

Dilihat dari segi status
Status bank yang dimaksud adalah:
 Bank Devisa
Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer
keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller cheque, pembukaan dan

pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi
bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
 Bank Non-Devisa
Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan seperti halnya bank
devisa. Jadi bank non-devisa hanya dapat melakukan transaksi dalam batas-batas
negara.
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun
harga beli, bank terbagi dalam 2 jenis berikut:
1). Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial
Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga bagi para
nasabahnya, bank konvensional menggunakan metode:
aMenetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula, harga untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.
Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman,
dikenal dengan istilah negative spread. Kondisi ini telah terjadi pada
akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan dapat menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau prosentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2). Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, penentuan harga produk sangat
berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan
prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

dengan pihak lain yang ingin menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau
kegiatan perbankan lainnya.
Penentuan harga atau keuntungan pada bank yang berdasarkan prinsip syariah
dilakukan dengan cara:
a.
b.
c.
d.
e.

Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang

disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank syariah juga dilakukan
sesuai Syariat Islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan
bank syariah dasar hukumnya adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Jenis bank
ini mengharamkan penetapan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah, bunga adalah riba.
1.7.

Ijin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank
Bank sebagai suatu badan usaha yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun
dana dari masyarakat dalam berbagai bentuknya, sudah tentu membutuhkan banyak
persyaratan dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Ini sangat penting untuk melindungi
kepentingan masyarakat, terutama terhadap nasabah penyimpan dan simpanannya.
Menururt Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan persyaratan untuk
memperoleh ijin usaha bank wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang :
a.

Susunan Organisasi Dan Kepengurusan ;

b.

Permodalan ;

c.

Kepemilikan ;

d.

Keahlian di bidang Perbankan ;

e.

Kelayakan rencana kerja”.

Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain adalah:
a. Persyaratan untuk menjadi pengurus bank antara lain menyangkut keahlian di bidang
perbankan dan konduite yang lain
b. Larangan adanya hubungan keluarga diantara pengurus bank.

c. Modal disetor minimum untuk pendirian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
d. Batas maksimum kepemilikan dan kepengurusan.
e. Kelayakan rencana kerja.
f. Batas waktu pemberian izin pendirian bank.
1.8. Persyaratan Pendirian Bank
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 dan SK Direktur BI Nomor 32/33/KEP/DIR
Tanggal 12 Mei 1999, menetapkan ketentuan bagi pendirian bank umum dan BPR bahwa
untuk pendirian Bank Umum dan BPR meliputi persetujuan prinsip dan izin usaha
a. Izin Prinsip
Izin prinsip adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
bank. Untuk memperoleh persetujuan prinsip, calon pemilik mengajukan kepada BI yang
memuat:
1) Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART
2) Daftar kepemilikan
3) Rencana organisasi
4) Rencana kerja tahun pertama
a. Analisis terhadap peluang pasar dan potensi ekonomi
b. Rencana kegiatan usaha, penghimpunan dan penyaluran dana bank, serta
langkah-langkahnya
c. Rencana kebutuhan pengawai.
d. Proyeksi arus kas selama 12 bulan, neraca dan perhitungan laba rugi
5) Bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giro BI
6) Surat pernyataan dari calon pemilik, bahwa modal tsb;
a. Tidak berasal dan pinjamanan atau fasilitas pembiayaan.
b. Tidan berasal dan untuk pencucian uang
7) Persetujuaan selambat-lambatnya akan diberikan selama 60 hari setelah dokumen
permohonan diterima. BI wajib melakukan
a. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen
b. Wawancara terhadap calon pemilik, komisasris dan direksi
c. Ananlisis yang meliputi;
d. Tingkat persaingan yangsehat antar bank
e. Tingkat kejenuhan bank
f. Kondisi ekonomi/pemerataan
g. Pernyataan pemilik
8) Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama 360 hari

b. Izin Usaha
Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank, setelah
persiapan pendirian bank selesai dilakukan.
1.9. Bentuk Badan Hukum Bank
Bentuk badan hukum Bank Umum dapat berupa salah satu dari alternative di bawah ini:
1. Perseroan Terbatas
2. Koperasi
3.
Perseroan daerah (PD)
Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:
1. Perusahaan Daerah (PD)
2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Atau bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah
1.10. Jenis-jenis Kantor Bank
Jenis-jenis kantor bank dapat dilihat dari kegiatan jasa-jasa bank yang ditawarkan
dalam suatu cabang bank. Kegiatan ini tergantung dari kebijaksanaan kantor pusat bank
tersebut. Di samping itu, besar kecilnya kegiatan cabang bank tergantung pula wilayah
operasinya, jenis-jenis kantor bank adalah sebgai berikut
1. Kantor pusat
Kantor ini dimana semua kegiatan perencanaan sampai dengan pengawasan terdapat di
kantor ini. Setiap bank memiliki suatu kantor pusatdan kantor pusat tidak dapat
melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya, akan tetapi
mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya.
2. Kantor cabang penuh
Salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan kata lain,
semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh
membawahi kantor cabang pembantu
3. Kantor cabang pembantu
Kantor cabang yang berada dibawah kantor cabang penuh di mana kegiatan jasa bank
yang dilayani hanya sebagian saja. Prubahan status dari kantor cabang pembantu ke
kantor cabang pusat apabila cabang tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai cabang
penuh dari kantor pusat.
4. Kantor kas
Kantor bank yang paling kecil di mana kegiatannya hanya meliputi teller/kasir saja.
Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan segian kecil dari kegiatan perbankan dan

berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Bahkan sekarang ini banyak sekali
kantor kas yang dilayani dengan mobil dan biasanya disebut kas keliling.
1.11. Penilaian Kesehatan Bank
Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang paling
penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan kerja
dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai kesehatannya
agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi
intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan
oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter.
Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal
yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat
memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi
berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai
ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Untuk
menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk
menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan
tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat
memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan
dihentikan kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin
ataupun secara berkala mengenai seleuruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan.

Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang
diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank terusmenerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan atau sangsi dari Bank Indonesia
sebagai pengawas dan pembina bank-bank.
Bank Indonesia dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen,
merger, konsolidasi, atau malah dilikuidasi keberadaannya jika memang sudah parah
kondisi bank tersebut.
Tabel Bobot CAMEL
No.

Faktor CAMEL

Bobot
Bank Umum

BPR

1.

Permodalan

25%

30%

2.

Kualitas Aktiva Produktif

30%

30%

3.

Kualitas Manajemen

25%

20%

4.

Rentabilitas

10%

10%

5.

Likuiditas

10%

10%

Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS.
1. Penilaian Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan
modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci
Ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio
modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai ketentuan
pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8%.
2. Penilaian Aset
Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai
dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva
produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan
penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat
dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening
administratif.
3. Penilaian Manajemen (Management)
Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya.
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas
manajemen juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam
menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah
manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas, kualitas aset, dan rentabilitas, tetapi kini
penilaiannya hanya didasarkan pada seratus aspek saja.
4. Penilaian Earning
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mengingkatkan labanya apakah setiap
periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas
yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan:
a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)
b. Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan
bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu
mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan
kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu
saja tidak dapat dikatakan sehat.
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba.
5. Penilaian Likuiditas
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar
semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat
ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara
umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,
tabungan, deposito dan lain-lain.
Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL (Capital,
Asset, Management, Earning, dan Liquidity). Di sampi