Analisa Pengaruh Faktor Sosial teknologi

Analisa Pengaruh Faktor Sosial, Teknologi, dan Lingkungan
terhadap Banjir Perkotaan
(Studi pada Perumahan Bumi Tamalanrea Permai)

Umar Diwarman Eisenring *)
*) Program Magister Pascasarjana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa Makassar
HP: 082225558020 E-mail: [email protected]

Abstract
The main purpose of this research is to know the influence of social, technology, and
environmental factor concerning to Urban Flood . The location of this research is Bumi
Tamalanrea Permai Residence, which is one of many flooding spots at Makassar that is classified
as “High Flooding Area”. Besides, this research started from grand theory that was found by
Mustafa at 2005 named Hazardscape Theory. Based on Mustafa’s research at 2005 that was
located at South of India,Hazardscape theory said that Urban flood is caused by 3 (three) factors,
social, technology, and environment. At this research, the researcher tried to examine the
enforceability of Hazardscape Theory at Bumi Tamalanrea Permai Residence, Makassar. There
were also some indicators that was used to research those 3 (three) factors that was related to
Urban flooding at research location. Society’s behaviour, Developer’s behaviour, Participation of
society to protect the environment, and also the role of goverment became the indicators of
social factors. While, to rate the technology factors, the researcher used the condition of

drainage channels, and road as the indicators. And for analyze the environmental factor, the
researcher used the quantity of green open space, and also elevation level as the indicators.
Based on the research of those indicators, the condition of drainage channels, Elevation Level,
and the less quantity of green open space became the most influencial factors concerning to
Urban flood that was happened at Bumi Tamalanrea Permai Residence.
Keywords:

Urban flood, Social factor, Technology factor, Environment Factor , Hazardscape,
Bumi Tamalanrea Permai

INTRODUCTION
The Excessive of regional exploiation caused the extraordinary environmental damage
physically (land or water). (Sri Legowo, 2010).Akibat eksploitasi wilayah yang berlebih
menyebabkan kerusakan lingkungan yang luar biasa, baik fisik: lahan (hutan, permukaan tanah,
sungai, danau, rawa) maupun air (permukaan air tanah, mata air, kualitas, kuantitas, distribusi)
(Sri Legowo, 2010). Karena tidak dikelola dengan baik, air nikmat Tuhan tersebut sering
menimbulkan masalah. Di musim hujan banyak terjadi banjir, longsor, dan erosi. Nilai korban dan
kerusakan yang diakibatkannya mencapai triliunan rupiah serta cenderung makin besar. Banyak
penduduk bertambah miskin karenanya. Sulit menilai harga nyawa manusia yang hilang sebagai
korban banjir dan longsor (Syarifuddin, 2009). Selain itu jumlah air kurang seringkali kualitasnya

buruk; antara lain tercemar polutan, salinitas tinggi, masam, berbau tidak sedap, mengandung
banyak butir tanah, kuman, dan lain-lain (Van Damme, 2001). Hampir seluruh kota-kota besar di
Indonesia juga berada di dataran banjir. Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia
belakangan ini merupakan fenomena, yang sifatnya musiman dimana curah hujan sangat tinggi
disertai dengan naiknya permukaan laut (Tatang, 2010). Menurut perkiraan cuaca BMG, curah
hujan di Indonesia dengan intensitas tinggi tiap tahun terjadi bulan Desember dan mencapai

puncaknya pada bulan Februari (Humas Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
(Depbudpar)). Mustofa (2005) dalam teori Hasardscape mengatakan bahwa banjir dapat
disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu faktor fisik, sosial, dan teknologi. Dalam teori
Hasardscape juga dijelaskan bahwa terjadinya banjir lokal disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi yang dipengaruhi oleh lingungan alam, faktor politik (perencanaan yang buruk), dan tingkah
laku dari masyarakat sekitar daratan banjir tersebut (pembuangan limbah rumah, lokasi, dan
penempatan bangunan). Kota Makassar dijadikan sebagai lokasi studi didasari oleh
pertimbangan bahwa masih banyak titik-titik di Kota Makassar yang dianggap sebagai titik rawan
banjir. Terdapat 19 titik rawan banjir di Kota Makassar yakni Jl Cenderawasih III, Jl Baji Pamai, Jl
Sharif Alqdri Jl Monginsidi, JL Tinggimae, Jl Gunung Lokong, Jl Gunung Lompo Battang, Jl Yos
Sudarso, Jl Nusantara dan Jl Gatot Subroto, sedangkan yang berada pada wilayah barat dan
utara Kota Makassar yaitu Jl Malengkeri III, Jl Andi Tonro, Jl Rappo-rappo, Jl Bontomene, Jl
Pelita Raya, Kompleks IKIP, Jl Racing Center, Jl Perintis Kemerdekaan, Perumahan Bumi

Tamalanrea Permai(Tribun Timur, 2011). Pada penelitian kali ini penulis mencoba menguji
keberlakuan dari teori Hazardscape tentang pengaruh banjir perkotaan di salah satu titik rawan
banjir di Kota Makassar yakni Bumi Tamalanrea Permai.
a. Masalah Penelitian
Penelitian dalam studi ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan :
1. Bagaimana faktor lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya banjir, khususnya
terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?
2. Bagaimana faktor sosial berpengaruh terhadap terjadinya banjir,khususnya terhadap
lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?
3. Bagaimana faktor teknologi berpengaruh terhadap terjadinya banjir, khususnya
terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?
b. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari studi ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor sosial berpengaruh terhadap terjadinya
banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?
2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor teknologi berpengaruh terhadap terjadinya
banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota Makassar?
3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh faktor lingkungan berpengaruh terhadap
terjadinya banjir,khususnya terhadap lokasi Bumi Tamalanrea Permai di Kota
Makassar?

2. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah menggunakan
penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif digunakan karena dalam penelitian ini diperlukan
analisa statistic untuk menguji tingkat pengaruh dari ketiga faktor terhadap banjir perkotaan di
lokasi studi, Perumahan Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar.

b. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan pada bulan November hingga bulan Desember. Lokasi
penelitian yakni di Bumi Tamalanrea Permai

BUMI
TAMALANREA
PERMAI

Gambar 1. Peta wilayah Kota Makassar dan Lokasi Penelitian
(Perumahan Bumi Tamalanrea Permai)
Bumi Tamalanrea Permai dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan
bahwa lokalitas ini termasuk lokalitas dari salah satu daerah yang memiliki tinggi genangan air
yang paling tinggi menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.

c.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah daerah rawan banjir Kota Makassar Bumi Tamalanrea
Permai. Sedangkan sampel yang diambil adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Bumi
Tamalnrea Permai. Jumlah sampel yang penulis butuhkan untuk mendapatkan keakuratan data
adalah sebanyak 99 KK. Jumlah sampel tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus
Slovin. Berikut ini adalah perhitungan penentuan jumlah sampel di Bumi Tamalanrea Permai.
N (populasi) = 8995 KK (Kantor PemasaranPerumahanBumiTamalanreaPermai (BTP)Tahun
2012)
Angka signifikansi (AS) = 0,1
n = N/1+(N.(AS)2)
n = 8995/1+(8995.(0,12))
n = 99
Pemilihan sampel ini didasarkan pada perliku masyarakat yang bertempat tinggal di Bumi
Tamalnrea Permai sekaligus masyarakat Bumi Tamalanrea Permai jugalah yang merasakan
dampak langsung dari Banjir di Bumi Tamalanrea Permai
3. Data dan Analisis
Adapun data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Data intensitas terjadi banjir
Untuk mendapatkan data ini digunakan kuisioner untuk mengetahui persepsi
masyarakat untuk masing-masing blok terhadap intensitas terjadinya banjir dengan
pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing
blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa
menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk

masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah
mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.
Tabel 1. Data Persepsi Mayarakat terhadap Intensitas

terjadi banjir di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok

Intensitas Terjadi
Banjir
Jumlah Responden
0,53
6
0,50
6

0,56
6
0,57
7
0,32
5
0,48
5
0,63
6
0,65
7
0,63
6
0,63
6
0,80
5
0,74
7

0,83
6
0,76
6
0,84
5
0,88
7
0,83
6
0,93
6
0,90
6

A
B
C
D
E

F
G
H
I
J
K
L
M
AA
AB
AC
AD
AE
AF

2. Data perilaku masyarakat setempat dalam membuang sampah
Untuk mendapatkan data ini digunakan kuisioner untuk mengetahui perilaku
masyarakat untuk masing-masing blok dalam membuang sampah dengan
pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing
blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa

menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk
masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah
mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.
Tabel 2. Data Perilaku Mayarakat dalam hal membuang sampah

di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok

A
B
C
D
E
F

Perilaku Membuang
Sampah tidak pada
tempatnya
0,67
0,83
0,9
0,85
0,88
0,84

Jumlah
Respond
en
6
6
6
7
5
5

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

G
H
I
J
K
L
M

0,9
0,85
0,9
0,93
0,92
0,88
0,93

6
7
6
6
5
7
6

0,9

6

0,96

5

0,88

7

0,93

6

0,86

6

0,9

6

3. Data Perilaku pembangun
Untuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui persepsi
masyarakat untuk masing-masing blok terhadap perilaku para pembangun disekitar
lingkungannya dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin
untuk masing-masing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut
dianalisa menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data
untuk masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut
setelah mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.
Tabel 3. Data Persepsi Masyarakat dalam hal membuang sampah
di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Perilaku Pembangun
0,86
0,9
0,8
0,91
1
0,92
0,83
0,82
0,76
0,73

Jumlah
Responde
n
6
6
6
7
5
5
6
7
6
6

Blok K
Blok L
Blok M
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

0,8
0,8
0,8

5
7
6

0,8

6

0,82

5

0,82

7

0,86

6

0,83

6

0,8

6

4. Data Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam hal membersihkan lingkungan
Untuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui tingkat
partisipasi masyarakat untuk masing-masing blok dalam hal pembersihan lingkungan,
dengan pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masingmasing blok. Setelah data yang diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa
menggunakan pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk
masing-masing blok. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah
mengalami pembobotan dengan menggunakan skala likert.
Tabel 4. Data Partisipasi Masyarakat dalam hal Membersihkan Lingkungan
di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

0,7
0,833333333
0,866666667
0,828571429
0,88
0,92
0,9
0,885714286
0,933333333
0,966666667
0,9
0,857142857
0,866666667

Jumlah
Respond
en
6
6
6
7
5
5
6
7
6
6
5
7
6

0,9
0,92

6
5

Tingkat Partisipasi
Masyarakat

AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

0,885714286

7

0,766666667

6

0,833333333

6

0,833333333

6

5. Data Keterlibatan Pemerintah
Untuk mendapatkan data ini digunakan juga kuisioner untuk mengetahui persepsi
masyarakat untuk masing-masing blok dalam terhadap keterlibatan pemerintah
setempat dalam menjaga lingkungan maupun prasarana di lokasi studi, dengan
pengambilan sampel sesuai dengan perhitungan rumus Slovin untuk masing-masing
blok. Setelah data diperoleh melalui kuisioner, data tersebut dianalisa menggunakan
pembobotan skala likert untuk mengetahui presentase data untuk masing-masing blok.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data tersebut setelah mengalami
pembobotan dengan menggunakan skala likert.
Tabel 5. Data Persepsi Masyarakat dalam terhadap Keterlibatan Pemerintah
di Bumi Tamalanrea Permai Kota Makassar

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

Tingkat
Keterlibatan
Pemerintah
0,7
0,8
0,766666667
0,8
0,72
0,68
0,733333333
0,771428571
0,833333333
0,866666667
0,88
0,885714286
0,933333333

Jumlah
Respond
en
6
6
6
7
5
5
6
7
6
6
5
7
6

0,9

6

0,88

5

0,914285714

7

0,933333333

6

Blok
AE
Blok
AF

0,866666667

6

0,9

6

6. Data Kondisi Saluran Drainase
Dalam pengambilan data ini penulis menggunakan observasi lapangan secara lagsung,
yang kemudian mendata kondisi saluran drainase di masing-masing blok di Bumi
Tamalanrea Permai dengan menggunakan standar pembobotan dari DInas Pekerjaan
Umum yang memperhatikan 3(tiga) faktor yakni penampang, sedimen, dan tingkat
kerusakan. Berikut ini adalah data yang didapatkan untuk masing-masing blok setelah
mengalami pembobotan kondisi saluran Drainase dengan menggunakan standar dari
Dinas Pekerjaan Umum.
Tabel 6. Data Kondisi Saluran Drainase berdasarkan Standar Penilaian Saluran Dinas
Pekerjaan Umum

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF
7. Data Kondisi Prasarana Jalan

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

Kondisi
Saluran
Drainase
0,727
0,833
0,827
0,820
0,813
0,787
0,777
0,760
0,790
0,697
0,770
0,770
0,593
0,583
0,483
0,483
0,483
0,470
0,473

Dalam pengambilan data ini penulis menggunakan observasi lapangan secara lagsung,
yang kemudian mendata kondisi Prasarana Jalan di masing-masing blok di Bumi
Tamalanrea Permai dengan menggunakan standar pembobotan RCI (Road Condition
Index). Berikut ini adalah data yang didapatkan untuk masing-masing blok setelah
mengalami pembobotan kondisi Prasarana Jalan dengan menggunakan standar dari
RCI.
Tabel 7. Data Kondisi Prasarana Jalan berdasarkan Road Condition Index

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

Kondis
i Jalan
0,650
0,740
0,720
0,810
0,790
0,850
0,470
0,650
0,720
0,300
0,540
0,750
0,340
0,870
0,720
0,450
0,430
0,570
0,840

8. Data Elevasi Permukaan
Data ini merupakan data sekunder yang didapatkan melalui instansi terkait setempat
tentang Elevasi Permukaan untuk setiap masing-masing blok di Bumi Tamalanrea
Permai.
Tabel 8. Data Elevasi Permukaan untuk Masing-masing Blok

Blok

Kondisi
Salura
n
Draina
se

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

0,00
0,00
0,50
0,00
0,50
0,00
0,25
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-0,50
-0,50
-0,50
-0,50
-1,50
-1,50
-1,50

Sumber : Kantor Pemasaran Bumi Tamalanrea Permai

9. Data Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Dalam pengambilan data ini juga didapatkan melalui instansi yang terkait berupa peta
daerah hijau dari bumi Tamalanrea Permai. Untuk mengetahui kuantitas Ruang
Terbuka HIjau untuk masing-masing blok, maka digunakan softeware Autocad untuk
mengetahui luasan masing-masing daerah hijau pada setiap blok di Bumi Tamalanrea
Permai. Berikut ini adalah data Presentase Ruang terbuka hijau untuk masing-masing
blok di Bumi Tamalanrea Permai.

Tabel 9. Data Presentase RTH untuk Masing-masing Blok di Bumi Tamalanrea
Permai
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok

A
B
C
D
E
F
G

Presentase RTH
50%
50%
57%
77%
13%
14%
10%

Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
Blok
AA
Blok
AB
Blok
AC
Blok
AD
Blok
AE
Blok
AF

H
I
J
K
L
M

13%
7%
17%
13%
10%
7%
3%
30%
7%
13%
3%
3%

Setelah data-data tersebut terkumpul maka dengan menggunakan Analisis data
Kuantitatif, kemudian di uji korelasi untuk mengetahui tingkat keterkaitan dari masing-masing
indikator terhadap intensitas terjadinya banjir perkotaan.

4. Pembahasan
a. Faktor Sosial
1. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Perilaku Masyarakat dalam membuang
sampah terhadap Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra
Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi Spearman. Berikut ini adalah tabel
Uji korelasi Spearman yang digunakan untuk menilai tingkat pengaruh kedua
data tersebut .

Tabel 10 Hasil Uji Korelasi Spearman antara Perilaku Membuang Sampah dan
Intensitas Terjadinya Banjir di Bumi Tamalanrea Permai
Blo
k
A
B
C
D
E
F
G
H

Intensitas
Terjadi Banjir
0,53
0,50
0,56
0,57
0,32
0,48
0,63
0,65

Peringka
t
4
3
5
6
1
2
7
10

Perilaku
Membuang
Sampah
0,67
0,83
0,9
0,85
0,88
0,84
0,9
0,85

Peringka
t
1
2
10
4
7
3
11
5

D2

D
3
1
-5
2
-6
-1
-4
5

9
1
25
4
36
1
16
25

I
J
K
L
M
AA
AB
AC
AD
AE
AF

0,63
0,63
0,80
0,74
0,83
0,76
0,84
0,88
0,83
0,93
0,90

8
9
13
11
14
12
16
17
15
19
18

0,9
0,93
0,92
0,88
0,93
0,9
0,96
0,88
0,93
0,86
0,9
Jumlah

12
16
15
8
17
13
19
9
18
6
14

-4
-7
-2
3
-3
-1
-3
8
-3
13
4

16
49
4
9
9
1
9
64
9
169
16
472

Berasarkan tabel di atas maka didapatkan nilai total dari D 2 adalah 472, maka
berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 472)
19(192-1)
Rs = 58, 6 %
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari perilaku masyarakat terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai
tergolong cukup kuat.

2. Perilaku Pembangun
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Perilaku Pembangun terhadap Intenstas Banjir
yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi
Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di
dapatkan nilai D2 sebesar 530 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman
maka :

Rs = 1-(6 x 530)
19(192-1)
Rs = 53,51%
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari perilaku masyarakat terhadap terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai
tergolong cukup kuat.
3. Partisipasi Masyarakat dalam Hal Membersihkan Lingkungan
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Partisipasi Masyarakat terhadap Intenstas
Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji
Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator
sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 1067 maka berdasarkan rumus dari Uji
Korelasi Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 1067)
19(192-1)
Rs = 6,40%
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari pasrtisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan terhadap
terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong sangat lemah.
4. Keterlibatan Pemerintah Setempat
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Keterlibatan Pemerintah terhadap Intenstas
Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji
Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator
sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 184 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi
Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 184)
19(192-1)
Rs = 84%
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari pasrtisipasi masyarakat dalam membersihkan lingkungan terhadap
terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea Permai tergolong sangat kuat.
a. Faktor Teknologi
1. Kondisi Saluran Drainase
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kondisi Saluran Drainase terhadap Intenstas
Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji
Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator
sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 154 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi
Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 154)
19(192-1)
Rs = 86%
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari kondisi saluran drainase di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas
terjadinya banjir tergolong sangat kuat
2. Kondisi Prasarana Jalan
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kondisi Saluran Drainase terhadap Intenstas
Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji
Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator
sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 760 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi
Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 760)
19(192-1)
Rs = 33%

Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari kondisi jalan di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas terjadinya
banjir tergolong lemah.
b. Faktor Lingkungan
1. Kuantitas Ruang Terbuka Hijau
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Kuantitas Ruang Terbuka Hijau terhadap
Intenstas Banjir yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan
sebuah Uji Korelasi Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator
sebelumnya, di dapatkan nilai D2 sebesar 362 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi
Spearman maka :

Rs = 1-(6 x 362)
19(192-1)
Rs = 68 %
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari kuantitas Ruang Terbuka Hijau di Bumi Tamalanrea Permai terhadap
intensitas terjadinya banjir tergolong lemah.

2. Elevasi Permukaan
Dalam mengetahui tingkat pengaruh dari Elevasi Permukaan terhadap Intenstas Banjir
yang terjadi di Perumahan Bumi Tamalanra Permaii, maka digunakan sebuah Uji Korelasi
Spearman. Seperti halnya uji korelasi yang digunakan pada indikator sebelumnya, di
dapatkan nilai D2 sebesar 256 maka berdasarkan rumus dari Uji Korelasi Spearman
maka :

Rs = 1-(6 x 256)
19(192-1)
Rs = 78 %
Maka dari hasil uji korelasi diatas dan bobot korelasi dari Spearman maka tingkat
pengaruh dari Elevasi Permukaan di Bumi Tamalanrea Permai terhadap intensitas
terjadinya banjir tergolong kuat.
Dari analisa ketiga faktor di atas beserta indikator-indikatornya maka dapat disimpulkan
dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel11. Pengaruh dari masing-masing indikator terhadap
terjadinya Banjir Perkotaan di Bumi Tamalanrea Permai

Variabel
Sosial

Bobot

Tingkat Pengaruh
Spearman

Perilaku Masyarakat dalam hal
membuang sampah tidak pada
tematnya

58,60%

Cukup Kuat

Perilaku Pembangun

53,51%

Cukup Kuat

6,40%

Sangat Lemah

Partisipasi Masyarakat

Teknologi

Lingkunga
n

Keterlibatan Pihak Pemerintah

84,00%

Sangat Kuat

Kondisi Saluran Drainase

86,00%

Sangat Kuat

Kondisi Jalan

33,00%

Lemah

Kuantitas Ruang Terbuka Hijau

68,00%

Kuat

Elevasi Permukaan

78,00%

Kuat

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Faktor Lingkungan yakni kuantitas ruang terbuka hijau
dan Elevasi Permukaan merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang paling kuat diantar
kedua faktor lainnya. Oleh Karena itu dapat dikatakan bahwa, berdasarkan hasil penelitian di
atas kurangnya Ruang Terbuka Hijau yang menjadi daerah resapan air menjadi penyebab
terjadinya banjir. Hal tersebut dikarenakan air yang turun pada saat Curah Hujan besar akan
mengalir langsung ke saluran drainase tanpa diserap oleh daerah resapan air. Hal tersebut
mengakibatkan Saluran Drainase yang juga berada dalam kondisi yang kurang baik di hampir
setiap blok mengalami peluapan, sehingga membuat Perumahan Bumi Tamalanrea Permai
seringkali mengalami genangan banjir yang tergolong parah yakni lebih dari 8 jam genangan.
5. Kesimpulan
Dari peneltian yang dilakukan dan berdasarkan pertanyaan dari rumusan masalah, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini :
1. Faktor sosial dianggap memiliki pengaruh dalam terjadinya banjir di Bumi Tamalanrea
Permai . Hal tersebut dapat dilihat dari variabelyang diteliti secara kuantitatif dimana
perilaku membuang sampah memiliki pengaruh cukup kuat, perilaku para pembangun
memiliki tingkat pengaruh yang cukup kuat, tingkat partisipasi masyarakat juga
berpengaruh cukup kuat, dan keterlibatan pemerintah memliki pengaruh yang tergolong
kuat.
2. Faktor Teknologi dianggap memiliki pengaruh terhadap terjadinya banjir di BTP. Hal
tersebut dilihat dari variabel yang diteliti dimana kondisi saluran drainase memiliki
pengaruh yang tergolog sangat kuat, sedangkan buruknya kondisi prasarana jalan juga
memiliki pengaruh walaupun tergolong lemah.
3. Faktor Lingkungan dianggap memiliki pengaruh terhadap terjadinya banjir di BTP. Hal
tersebut dapat dilihat bahwa kondisi elevasi permukaan dan kurang kuantitas Ruang
Terbuka Hijau sama-sama tergolong sebagai pengaruh yang kuat terhadap terjadinya
banjir di Bumi Tamalanrea Permai.
6. Referensi

Tato, S., 2013. “Pemanfaatan dan Evaluasi Pembangunan Perumahan dan Pemukiman
Perkotaan”.Syahrialtato.wodpress.com.online:
(https://syahriartato.wordpress.com/2013/08/11/pemantauan-pembangunankawasan-perumahan-dan-permukiman-pinggiran-kota-makassar/)
diakses
3
Januari 2015
Benjamin,
M.A.,
“ANALYSING
URBAN
FLOOD
RISK
IN
LOWCOSTSETTLEMENTS OF GEORGE, WESTERN CAPE, SOUTHAFRICA:

INVESTIGATING PHYSICAL AND SOCIALDIMENSIONS”.Online :
(http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/
ViewDocument/mid/630/ItemID/69/Default.aspx) diakses 14 November 2014.
Anonymous., “Discussion and Recommendations for Flood Risk Management”.online:
(http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/
ViewDocument/mid/630/ItemID/73/Default.aspx) diakses 15 November 2014.
Anonymous., “Urban Flood Risk Context in Cities of the South”.online:
(http://www.ndmc.gov.za/Documents/CapacityBuildingandResearch/tabid/263/ctl/
ViewDocument/mid/630/ItemID/78/Default.aspx) diakses 15 November 2014.
Dirjen Penataan Ruang.,2009. “PENATAAN RUANG DALAM PENCEGAHAN
BENCANA BANJIR : KASUS PULAU JAWA DAN KAWASAN
JABODETABEK-BOPUNJUR”.online
:
(https://bebasbanjir2025.wordpress.com/10-makalah-tentang-banjir-2/dirjenpenataan-ruang-dep-kimpraswil/) diakses 13 November 2014
Anonymous.,
“Jurnal
Mitigasi
Banjir”.
Online
:
(http://www.scribd.com/doc/141366032/Jurnal-Mitigasi-Banjir#scribd) diakses 13
November 2014
Rahmat, A.R.,2014. “Faktor-Faktor Kerentanan yang Berpengaruh Terhadap Bencana
Banjir
di
Kecamatan
Manggala
Kota
Makassar”.
Online
:
(http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=177514&val=4186&title=Faktor-Faktor%20Kerentanan%20yang
%20Berpengaruh%20terhadap%20Bencana%20Banjir%20di%20Kecamatan
%20Manggala%20Kota%20Makassar) diakses 1 Januari 2015
Siswoko, 2005. “BANJIR DAN UPAYA PENANGANANNYA”. Online :
(http://www.pu.go.id/main/view_pdf/3174) diakses 13 Oktober 2014
Syarifuddin, K. “Mengurangi Banjir dan Mencegah kekeringan serta Mensejahterakan
Rakyat”.Online : (https://bebasbanjir2025.wordpress.com/10-makalah-tentangbanjir-2/a-syarifuddin-karama/) diakses 13 Oktober 2014.
Kodoatie, R. 2010. “Tata Ruang Air”. Yogyakarta : Penerbit Andi
Joga, N. 2011.”RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau” Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Agisaqma., 2009. Tugas Besar Sistem Drainase. Malang : Unversitas Brawijaya
Beddu, S., 2011.”BANTARAN SUNGAI SEBAGAI KONSERVASI LANSEKAP
ALAMI Studi Kasus: Bantaran Sungai Tallo Makassar KETERSEDIAAN”
Online : (http://journal.unhas.ac.id/index.php/prostek/article/view/808) diakses 15
Desember 2014
Tribun Timur, 2011. “Inilah 19 Titik Rawan Banjir Kota Makassar”. Online :
(http://makassar.tribunnews.com/2011/12/04/inilah-19-titik-rawan-banjir-dimakassar) diakses 3 Februari 2014
____