Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru 2015 S (2)

Calon mahasiswa baru Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali seluruhnya berjumlah 1487
orang. Pendaftaran dibuka semenjak hari Senin, tanggal 21 April 2015, hingga hari Senin,
tanggal 8 Juni 2015.
Para pendaftar bisa melakukan pendaftaran via media online (http://pensisba.stpbali.ac.id)
sehingga memudahkan mereka mengawali proses ini dari berbagai daerah dan lokasi masingmasing.
Peminat terbesar masih memilih Program Studi Administrasi Perhotelan sebagai Program Studi
Favorit, yakni sebanyak 437 orang, atau total 29,39 %.
Berikutnya kedua adalah Program Studi D III Manajemen Tata Boga sebanyak 338 orang, atau
total 22,73 %. Ketiga Program Studi S 1 Bisnis Hospitaliti sebanyak 207 orang, atau total 13,92
%. Ke empat Program Studi D III Manajemen Tata Hidangan sebanyak 123 orang, atau total
8,27 %. Ke lima Program Studi D IV Manajemen Kepariwisataan sebanyak 87 orang, atau total
5,85 %. Ke enam Program Studi D III Manajemen Divisi Kamar sebanyak 86 orang, atau total
5,78 %. Ke tujuh Program Studi S 1 Destinasi Pariwisata sebanyak 84 orang, atau total 5,65 %.
Ke delapan Program Studi D IV Manajemen Akunting Hospitaliti sebanyak 55 orang, atau total
3,70 %. Ke sembilan Program Studi D IV Manajemen Konvensi dan Perhelatan sebanyak 37
orang, atau total 2,49 %. Ke sepuluh Program Studi D IV Manajemen Bisnis Perjalanan
sebanyak 30 orang, atau total 2,02 %. Ke sebelas Program Studi D III Manajemen Spa sebanyak
3 orang, atau total 0,20 %.
Total pendaftar ini terdiri dari 594 perempuan dan 893 laki-laki (Saya harus mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya pada seluruh jajaran tim panitia pendaftaran Pensisba 2015 STPNB yang
telah bekerja keras dan bekerja sama, sehingga kelengkapan data bisa menunjang akurasi karya

tulis saya ini. Khususnya kepada manggala ning karya, duo GungAjik. Gungku dan Gungwir,
IGAM Darmaweda).
Pembagian lokasi waktu dan tempat Seleksi Ujian terbagi menjadi dua, yakni Seleksi Ujian Tulis
dan Seleksi Wawancara. Seleksi Ujian Tulis, baik Bahasa Inggris maupun Psikotes, dilaksanakan
pada hari Selasa, 9 Juni 2015, pada 50 ruang kelas yang tersebar di Gedung Padma, Gedung
Rebab, Gedung Lontar, dan Gedung Genitri, diikuti oleh orang. Masing-masing Ruang Seleksi
Ujian Tulis menampung 30 peserta dengan dua pengawas dosen dan pegawai STPNB.
Aku mendapat tugas mengawasi pelaksanaan ujian di ruang Padma B, 203, bersama bapak I
Gusti Putu Ade Pranjaya, S.ST.Par. Dari 30 peserta yang terdaftar di ruangku, lima yang tidak
hadir.
Seleksi Ujian Wawancara dibagi menjadi dua hari, yakni hari Rabu, 10 Juni, 2015 pada 46 ruang
kelas, dan hari Kamis, 11 Juni 2015 pada 37 ruang kelas. Juga pada ruang yang tersebar di
Gedung Padma, Gedung Rebab, Gedung Lontar, dan Gedung Genitri. Seleksi Ujian Wawancara
pada masing-masing ruang diikuti oleh 18 calon mahasiswa, dengan pewawancara para dosen

berjumlah dua hingga 3 orang, berlangsung semenjak pukul 8.30, hingga pukul 13.30 setiap
harinya.
Seleksi Wawancara pertama pada hari Rabu, 10 Juni 2015, aku bertugas bersama bapak Drs. Ida
Bagus Putu Puja, M.Kes. Dari jumlah total 18 orang peserta yang terdaftar, hadir 16 orang.
Seleksi Wawancara kedua pada hari Kamis, 11 Juni 2015, aku bertugas di Gedung Lontar A,

Ruang 201. Bersama bapak I Made Sucipta Adnyana, SE., dan bapak Nyoman Sunada, SE.,
M.Par. Dari jumlah total 18 orang peserta yang terdaftar, semua hadir.
Mengamati mereka dari hari ke hari, sungguh mengagumkan menyadari semangat dan harapan
yang ada di dada mereka.
Ada Kevin Yo Mulyono yang berasal dari Labuhan Bajo. Berlatar belakang budaya Jawa,
Makasar, Manggarai, menguasai seni music, beberapa bahasa dan wawasan pariwisata dengan
baik, semangat dan kemampuan nya sudah teruji dalam menapaki jejak langkah di dunia
pariwisata.
Ada Junita Pangemanan dari Makasar yang tetap bersikukuh memilih Program Studi Manajemen
Tata Boga, karena “Saya ingin membuktikan kemampuan saya di bidang masak-memasak”,
ujarnya mantap saat disarankan untuk memilih juga Program Studi lainnya.
Atau, Stefanus Irwandus F. Jeranu, dari Rekas, Kempo, Mbliling, Juga Labuhan Bajo. Manggarai
Barat, Nusa Tenggara Timur. “Tiga hari melewati perjalanan darat dari kampong halaman saya,
untuk mencapai Nusa Dua. Saya tidak akan pulang sebelum berhasil membuktikan bahwa saya
juga mampu menjadi manusia sukses”, Ujarnya mantap saat menyatakan memilih Program Studi
Destinasi Pariwisata agar dapat membangun dan mengembangkan pariwisata lingkungan di
daerah asalnya.
Pula si Clesya Cindy Halim Lubis, yang mengadakan perjalanan panjang dari Sibolga, dan
mantap memilih Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. “Sepuluh jam saya tempuh hanya
untuk mencapai Medan, sebelum kemudian lanjut lewat perjalanan darat menuju Nusa Dua”. Dia

hanya tersenyum manis saat kami bertanya, kenapa tidak memilih Medan dengan Akpar, dan
Bandung dengan STP Bandungnya yang notabene lebih dekat dengan kampong halamannya.
Ada juga si Thadia Joy Octaviani, yang berasal dari SMA I Komodo, dengan bapaknya yang
sudah berpuluh tahun bekerja di dunia pariwisata di Labuhan Bajo. Sehingga setidaknya, sedikit
banyak, dia sudah paham akan lingkungan pariwisata sebagai modal awal menempuh pendidikan
di STPNB.
Ivan Darrel Vireno, yang baru tamat dari sekolah yang dikenal dengan sebutan Hwa Ing, yang
juga merupakan sekolah ku dahulu, SMA Santo Yosep Malang. Seorang atlit berprestasi, seorang
budayawan yang paham dunia pariwisata dan perhotelan, dan tahu persis, visi dan misi yang
akan dilakukannya bila di terima sebagai mahasiswa kelak.

Atau, Bobby Irawan, tamatan SMK Pelayaran di Jawa Timur tahun lalu. Dia ingin membuktikan
bahwa orang yang berasal dari golongan ekonomi lemah namun bisa berhasil di dunia perhotelan
pula, bila berusaha keras dan mampu menjalin kerja sama dengan banyak orang. “Saya sudah
berkali ikut tes masuk angkatan, tapi gagal. Hari Selasa, 9 Juni kemarin, harusnya saya ikut ujian
lagi, tapi saya pilih ikut ujian di STPNB. Dan saya banyak bergaul bersama teman-teman pekerja
dari dunia pariwisata, sehingga saya tertarik untuk mendalaminya”. Ujarnya sambil menatap
tegas.
I Made Adi Arta, berasal dari banjar Tatag, Manukaya, Tampaksiring. Dengan orang tua yang
pengrajin, dan ngajag dari Tampaksiring untuk mengikuti Seleksi Ujian, membuktikan besarnya

harapan agar dapat berhasil mengawali pendidikan dan pengalaman di bidang pariwisata.
Michael Junior Pratama Benyamin yang berasal dari Batam, merupakan seorang atlit sepakbola,
memiliki suara indah seorang penyanyi dengan 3 oktaf, juga seorang pemain musik yang ahli.
“Saya sudah di terima sebuah sekolah bisnis terkenal di Singapura. Ayah saya seorang
entrepreneur. Dan saya mantap memilih Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua sebagai sekolah
saya selama empat tahun ke depan”. Ujarnya saat kami meragukan kemandiriannya, niatnya
bersungguh menempuh pendidikan di sini, jauh dari orang tua, dan merupakan lingkungan baru
baginya.
Ah…..
Ivan, Adi, Bobby, Michael, Kevin, Thadia, Cindy…… dan, banyak lagi anak-anakku yang
lainnya. Perjalanan hidup kalian takkan pernah berhenti hingga di sini. Entah kalian lulus atau
tidak dari Seleksi Pensisba 2015 STPNB ini. Jangan pernah menyerah kalah. Tetaplah
bersemangat berjuang, menemukan jati diri dalam jiwa-jiwa suci dan polos kalian. Terjatuh
berkali, bangkit kembali berkali dan berkali lagi. Jika memang pariwisata dan perhotelan adalah
semangat kalian, selalu akan banyak cara dan jalan yang bisa kalian temukan, bukan semata
dengan bersatu bersama STPNB untuk membuktikan prestasi dan performa kita…….