MOSI 4 FIX Pengadaan Tanah Untuk Jalan T

PENGADAAN TANAH UNTUK JALAN TOL SEBAGAI KEPENTINGAN
UMUM
[PRO]

Pro

Data

Definisi

-

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk

Pasal 4 ayat (1) UU No. 2 Tahun
2012

mendapatkan tanah dengan cara memberikan “Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
ganti rugi kepada yang melepaskan atau menjamin

tersedianya


tanah

untuk

menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan Kepentingan Umum.”
benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
Maka

dari

itu,

pengadaan

tanah

yang

-


dilakukan oleh pemerintah adalah bersifat
untuk kepentingan umum dan sudah didasari “Tanah
oleh

pertimbangan

bagi

berbagai

Pasal 10 (1) huruf B

UU No. 2

Tahun 2012
untuk

kepentingan


umum

pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)

termasuk masyarakat yang memiliki tanah digunakan untuk pembangunan: jalan umum,
tersebut yang dalam hal ini adalah mengenai jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun
pengadaan tanah untuk jalan tol yang dapat kereta api dan fasilitas operasi kereta api.”
dianggap

sebagai

kepentingan

umum

berdasarkan Pasal 10 (1) b UU No. 2 Tahun
2012.
Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunaannya diwajibkan

membayar tol
Kepentingan

Umum

adalah

kepentingan

bangsa, negara, dan masyarakat yang harus Arie Sukanti Hutagalung, Tebaran Pemikiran

diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan Seputar Masalah Hukum Tanah. Cetakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pertama (Jakarta: Lembaga Pemberdayaan
Sedangkan

menurut

Hutagalung,

Prof


Kepentingan

Arie

Sukanti Hukum Indonesia, 2005), hal. 158-159.

Umum

adalah

kepentingan yang menyangkut hajat hidup
orang

banyak,

berfungsi

melayani


dan

memenuhi kebutuhan masyarakat di mana
hal-hal

mengenai

fungsi,

kontrol,

tarif,

pembagian keuntungan dan kepemilikannya
diatur dengan Peraturan Daerah.
Maka dari itu, pengadaan tanah untuk tol
ditujukan untuk kepentingan umum seperti
perluasan akses dan mempermudah mobilisasi
guna kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.
Latar Belakang

Bahwa salah satu tujuan negara Indonesia
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk

memajukan

kesejahteraan

umum.

Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah
melaksanakan pembangunan dalam arti yang
luas baik di segala bidang dalam wilayah
kedaulatan negara Republik Indonesia. Yang
mana salah satu bentuk pembangunan adalah
pembangunan

infrastruktur


berupa

pembangunan jalan tol. Untuk melaksanakan
pembangunan jalan tol diperlukan tanah
dalam

jumlah

yang

luas,

dan

untuk

memperoleh tanah tersebut dilakukan suatu

mekanisme yang dikenal sebagai pengadaan
tanah.

Landasan Filosofis
Dalam penjelasan Pasal 33 tercantum dasar
Demokrasi Ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan
untuk pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran
diutamakan,

masyarakatlah
bukan

yang

kemakmuran

orang-

seorang. Sebab itu perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai

dengan itu adalah koperasi. Perekonomian
berdasarkan

atas

Demokrasi

Ekonomi,

kemakmuran bagi segala orang. Sebab itu
cabang-cabang produksi yang penting bagi
Negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau
tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan
seorang yang berkuasa dan rakyat yang
banyak ditindasnya. Hanya perusahaan yang
tidak menguasai hajat hidup orang banyak
boleh berada ditangan orang seorang. Bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung dalam
bumi


adalah

pokok-pokok

kemakmuran

rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran

rakyat.

Penjelasan

tersebut

bermakna bahwa kekuasaan yang diberikan
kepada negara atas bumi, air, dan kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya itu
meletakkan kewajiban kepada negara untuk
mengatur

kepemilikan

dan

memimpin

penggunaannya, hingga semua tanah di
seluruh wilayah kedaulatan negara Indonesia
dipergunakan untuk sebesar kemakmuran
rakyat.
Dasar

dari

pengambilan

tanah

untuk

kepentingan umum di Republik Indonesia
diatur di dalam UUPA Pasal 18 menyebut:
“Untuk

kepentingan

kepentingan

bangsa

umum,
dan

termasuk

Negara

serta

kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas
tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti
kerugian yang layak dan menurut cara yang
diatur

dengan

undang-undang.”

Yang

kemudian dipertegas mekanismenya melalui
UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah.

Mekanisme
Mendukung

mekanisme

yang

ada

serta

mengedepankan sistem PPP (Public Private
Partnership/Kerjasama Pemerintah Badan
Usaha), dalam melaksanakan pembangunan
infrastruktur

guna

melayani

kepentingan

umum.
(Perpanjangan

mekanisme:

Dalam

pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan
Tol dapat dilakukan mekanisme PPP/KPBU

yang mana nantinya setelah masa konsensi
berakhir antara pemerintah dan badan usaha
yang

melakukan

pembangunan

dan

pengoperasian pada periode tertentu maka
jalan tol akan kembali kepada pemerintah, dan
nantinya jalan tol yang kembali akan dapat
dioperasikan secara gratis atau mungkin
berbayar dengan harga murah hanya terbatas
untuk perawatannya saja. Dengan demikian
hal ini dapat memenuhi prinsip Kepentingan
Umum yang disampaikan oleh Michael G
Kitai yang mana terdapat tiga hal penting
untuk dapat dikatakan kepentingan umum: 1.
Dimiliki pemerintah; 2. Dioperasikan oleh
pemerintah; 3. Non-profit. Oleh karena itu
Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol bukan hal
yang

bertentangan

dengan

kepentingan

umum.
Argumen 1
Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol telah
terligitimasi dengan baik dan merupakan
wujud pembangunan Nasional di Indonesia
Dalam usaha pembangunan Nasional yang
dicanangkan

oleh

Presiden

Jokowi,

sekurangnya terdapat tiga tahap, yaitu tahapan
pertama pembangunan infrastruktur, yang
kedua industri pengolahan yang berbasis
bahan mentah, dan terakhir pengembangan
industri jasa. Yang mana Pengadaan Tanah

● Pasal 6 ayat (5) Perpres No. 65/2006
mengenai panitia pengadaan tanah
● Pasal 7 Perpres No.65/2006 mengenai
tugas panitia pengadaan tanah
● Pasal 2 Perpres No. 65/2006

untuk Jalan Tol ini berkesesuaian dengan

mengenai

tahapan

pengadaan tanah

pertama

yaitu

pembangunan

infrastruktur.
Jalan

Tol

merupakan

salah

satu

jenis

infrastruktur yang termasuk dalam tahapan
awal program pembangunan nasional yang
dicitakan Jokowi demi meningkatkan daya
saing Indonesia. Namun demikian terdapat
kebutuhan

mendasar

dalam

melakukan

pembangunan jalan tol ini, yaitu adalah
Tanah.

Dengan

demikian

dalam

upaya

pemerintah memenuhi kebutuhan mendasar
itu

maka

pemerintah

dapat

melakukan

mekanisme yang dikenal dengan Pengadaan
Tanah yang diatur dalam UU Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah. Oleh karena
itu

Pengadaan

Tanah

untuk

Jalan

Tol

dimungkinkan karena merupakan pemenuhan
program pembangunan nasional.
Pengadaan

Tanah

sendiri

merupakan

mekanisme yang telah siap untuk digunakan,
karena diatur dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah serta
ditunjang dengan Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Yang mana sejatinya
Peraturan Presiden tersebut telah mengalami 4
kali penyempurnaan yang terakhir diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun
2015

tentang

Perubahan

Keempat Atas

tat

acara

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang

Penyelenggaraan

Tanah

Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Oleh karena itu Pengadaan Tanah untuk Jalan
Tol

merupakan

hal

yang

tepat

guna

mendukung program Pembangunan Nasional.

Argumen 2
Jalan

Tol

merupakan

meningkatnya kemacetan

solusi

dari

di kota-kota

besar di Indonesia
Jumlah kendaraan bermotor yang ada di
Indonesia

meningkat

setiap

tahunnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan

● Setia Mulyawan, Laporan Penelitian
“Dampak

Sosial

Ekonomi

Pembangunan Infrastruktur Jalan”

Pusat Statistik (BPS) peningkatan rata-rata
kendaraan

setiap

tahunnya

mencapai

7.000.000 unit kendaraan. Bahkan di tahun https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view
2015 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia /id/1133
mencapai

121.394.185

unit

kendaraan.

Berdasarkan data tersebut tentu dapat kita
bayangkan sepadat apa kondisi jalanan di
kota-kota tertentu di wilayah Indonesia,
dengan

demikian

sudah

sepantasnya

Pemerintah melakukan sesuatu guna mengurai
kepadatan yang terdapat di jalan umum, dan
solusi yang paling tepat untuk menghadapi
kepadatan jalan adalah dengan membangun

jalan tol. Oleh karena itu Pengadaan Tanah
untuk Jalan Tol merupakan tindakan yang
wajar dan diperlukan untuk dilakukan oleh
pemerintah guna menghadapi permasalahan
yang

telah

menjamur

di

wilayah

kedaulatannya.
Argumen 3
Pengadaan

Tanah

untuk

memperhatikan

Jalan

Tol

kesejahteraan

masyarakatnya

yang

terkena

dampak

pengadaan tanah.
Tindakan Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol
telah memperhatikan aspek kerugian yang
hendak ditanggung oleh pihak yang terkena
dampak langsung pengadaan. Tidak dapat
dipungkiri bahwasanya dalam melaksanakan
pemenuhan fasilitas publik terdapat pihakpihak yang harus dirugikan secara langsung.
Pemerintah menyadari hal tersebut oleh
karena itu pemerintah tidak menutup mata
namun memperhatikannya dengan seksama
serta memberikan solusi melalui UndangUndang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengadaan Tanah serta Peraturan Presiden
Nomor

71

Penyelenggaraan

Tahun

2012

tentang

Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Yang

kemudian

disempurnakan

melalui

Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015

tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum. Oleh karena itu
Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol merupakan
hal yang tepat guna mendukung program
Pembangunan Nasional. Yang mana dalam
peraturan di atas dijelaskan bahwa terdapat
mekanisme-mekanisme

perbaikan

peraturan

yang

sebelumnya

dari

bertujuan

menguntungkan pihak-pihak yang terkena
dampak pengadaan tanah, seperti terdapat tim
penilai yang bekerja secara independen dan
menilai berdasarkan kondisi bidang per
bidang

tanah

tersebut

seperti

tanahnya,

bangunannya, tanaman, benda yang berkaitan
dengan tanah, dan kerugian lainnya yang
dapat dihitung. Dengan demikian Pengadaan
Tanah untuk Jalan Tol sudah memperhatikan
kepentingan masyarakat umum.

Landasan Filosofis: Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (2), Pasal 20, Oasal 28 G ayat (1), Pasal 28
H, Pasal 28I ayat (5), Pasal 28 J ayat (2), dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) UUD 1945.
Argumen yang bisa dibawa pro adalah sudah ada poin poin perbaikan dengan Undang-Undang
No 2 Tahun 2012, salah satunya ada tim penilai yang bekerja secara independen yang akan
menilai yang didasarkan pada berbagai macam kondisi. Jadi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
tidak berlaku demi mencegah munculnya percaloan atau mafia tanah.

https://www.academia.edu/5425892/Pengadaan_Tanah_Untuk_Kepentingan_Umum_Banyak_P
ersoalan_Hukum_
http://industri.bisnis.com/read/20150528/45/438237/nih...3-jalan-tol-gratis-di-indonesia
http://www.kjppkampianusdanrekan.com/lembaga-penilai-pertanahan-kantor-jasa-penilaianpembebasan-tanah-jasa-penilaian-pengadaan-tanah-untuk-kepentingan-umum-kantor-jasapenilai-tanah/
http://www.urbanindonesia.com/2014/09/nawa-cita-9-program-prioritas.html
http://ksp.go.id/presiden-jokowi-paparkan-tiga-tahapan-pembangunan-nasional/
https://finance.detik.com/properti/3299709/ada-aturan-baru-dana-ganti-rugi-tanah-danbangunan-tak-dipotong-pajak
(Penjelasan ada di bawah tabel kontra)

PENGADAAN TANAH UNTUK JALAN TOL SEBAGAI KEPENTINGAN
UMUM
[KONTRA]

Kontra

Data

Definisi
Pengadaan

Tanah

adalah

kegiatan Pasal 1 angka 2 dan 6 Undang-Undang

menyediakan tanah dengan cara memberi Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan
ganti kerugian yang layak dan adil kepada Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
pihak yang berhak.

Umum.

Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan tentang Jalan.
nasional

yang

penggunanya

diwajibkan

membayar tol.
Sedangkan

Kepentingan

umum

adalah

kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan

sebesar-besarnya

untuk

kemakmuran rakyat.
Latar Belakang
Pemerintah

sedang gencar

melaksanakan

Pembangunan Nasional, yang mana salah satu
tahapannya

adalah

pembangunan

infrastruktur. Tol merupakan salah satu jenis
infrastruktur yang sedang gencar dibangun
pemerintah dan termasuk ke dalam program
pembangunan

nasional.

Tentunya

dalam

pembangunan infrastruktur jalan tol tersebut
dibutuhkan hal paling mendasar yaitu adalah
Tanah. Selama ini mekanisme yang diterapkan
oleh pemerintah guna memperoleh tanah
untuk mendorong pembangunan nasional
adalah dengan Pengadaan Tanah. Yang mana
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah tersebut jalan tol
termasuk

sebagai

Sehingga

masyarakat

mekanisme

yang

kepentingan
ada

harus

umum.
mengikuti

apabila

tanahnya

termasuk ke dalam program pembangunan
nasional, atau tanah yang diperlukan untuk
tempat berdirinya infrastruktur.

Landasan Filosofis
Dalam Pasal 28H ayat (2) UUD 1945 Setiap orang berhak mendapat kemudahan
disampaikan bahwa setiap orang berhak dan perlakuan khusus untuk memperoleh
mendapat

kemudahan

ataupun

perlakuan kesempatan dan manfaat yang sama guna

khusus. Yang mana dengan adanya klausula mencapai persamaan dan keadilan
Kepentingan Umum dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah, Pemerintah tidak memiliki kewajiban
untuk memberikan perlakuan khusus kepada
masyarakat

yang

tanahnya

hendak

dibebaskan. Karena dengan adanya klausula
kepentingan

umum

tersebut

jadi

menjustifikasi tindakan pemerintah untuk
melakukan pembebasan lahan tanpa harus

memperhatikan hak kepemilikan tanah yang
dimiliki

masyarakat

tersebut

secara

mendalam, dengan alasan adanya kepentingan
yang lebih luas yang hendak dipenuhi.
Mekanisme
Merevisi Undang-Undang No.2 Tahun 2012
tentang

Pengadaan

Tanah

dengan

menghilangkan klausula Kepentingan Umum
sebagai bentuk justifikasi pemerintah dalam
melakukan pengadaan tanah.

Argumen 1
Pengadaan Tanah untuk Jalan Tol tidak
termasuk dalam kategori Kepentingan
Umum.
Jalan tol tidak dapat dimasukan pada ranah (Kitay:1985) (dikutip Soemardjono, 2005:78)
kepentingan

umum.

Menurut

Kitay Imam

Koeswahyono.

kepentingan umum mengandung tiga unsur Konstitusional

Melacak

Pengadaan

Tanah

Dasar
Untuk

assensial: dilakukan oleh pemerintah, dimiliki Kepentingan Pembangunan Bagi Umum.
oleh pemerintah dan non profit. Realitas Jurnal Konstitusi. 2008
menunjukan bahwa jalan tol pasti bermotifkan
profit

(Soemardjono,

2005:109).

Dengan

demikian argumentasi yang paling tepat
adalah

bukan

dengan

pengadaan

tanah,

melainkan dengan jual beli.

Prinsip dalam pengadaan tanah menurut
Soemardjono, 2005: 90-91 dan Oloan Sitorus,
2004: 11-13, adalah sebagai berikut:

(Oloean Sitorus 2004:7)

1. Penguasaan dan penggunaan tanah
oleh siapapun dan untuk keperluan
apapun harus ada landasan haknya;
2. Semua hak atas tanah secara langsung

Pasal 33 ayat UUD jo Pasal 1 dan 2 UUPA

maupun tidak langsung bersumber
pada hak bangsa
3. Cara untuk memperoleh tanah yang
sudah dihaki oleh seseorang/badan

UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

hukum harus melalui kata sepakat
antar pihak yang bersangkutan
4. Dalam keadaan yang memaksa artinya
jalan lain yang ditempuh gagal, maka UU No. 20 Tahun 1961 (ini gue saranin gak
presiden memiliki kewenangan untuk usah dibaca lebih ke pro deh. Tapi buat
melakukan

pencabutan

hak

tanpa referensi aja)

persetujuan subyek hak.
Argumen 2
Pengadaan Jalan Tol yang kekurangan
dana

apalagi

untuk

Pembebasan

Lahannya.
Dalam pembangunan jalan tol dibutuhkan http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/03/23
dana yang besar. Berdasarkan data yang /untuk-membangun-jalan-tol-pemerintahdiperoleh dari Indonesia Road Development hanya-punya-dana-rp-268-triliun
Plan 2015-2019 anggaran yang diperlukan
pemerintah guna membangun jalan tol adalah
sebesar

733

triliun

rupiha,

sedangkan

pemerintah hanya mampu membiayai 37%
dari total pembiayaan tersebut atau sebsar 268
tirliun.
Melihat

kesulitan

pemerintah

dalam

memperoleh dana tersebut tentunya dapat
membuat kita berfikir dengan apa nantinya

pemerintah hendak melakukan penggantian
kerugian kepada para pihak yang hendak
melepaskan hak atas tanah miliknya. Apabila
dana yang mereka miliki kurang, dengan
demikian pelaksanaan pengadaan tanah ini
harus didasarkan oleh pertimbangan yang
matang. Jangan karena memang diatur lantas
langsung dilaksanakan saja. Oleh karena

Argumen 3
Pengadaan

Tanah

merupakan

bentuk

Untuk

Jalan

perampasan

Tol
hak

rakyat oleh negara secara halus.
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Tidak

semua

tanah

di

Indonesia

telah (BPN) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Norma

memiliki sertifikat. Di beberapa daerha, masih dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan
ada masyarakat yang menguasai tanah tanpa Kewenangan
sertifikat yang diatur dalam UUPA. Tanah Pertanahan

Pemerintah
yang

di

Dilaksanakan

Bidang
oleh

tersebut dikuasai dengan hak lama. Seperti Pemerintah Kabupaten/Kota (“SK Kepala
tanah garapan yang mana merupakan izin BPN”) adalah sebidang tanah yang sudah
yang diberikan oleh Pemerintah namun belum atau belum dilekati dengan sesuatu hak yang
merupakan hak milik yang diatur dalam dikerjakan dan dimanfaatkan oleh pihak lain
Keputusan Kepala BPN No. 2 Tahun 2003. baik

dengan

persetujuan

atau

tanpa

Yang mana penguasaan tanah oleh masyarakat persetujuan yang berhak dengan atau tanpa
ini tidak dapat dibuktikan oleh masyarakat jangka waktu tertentu.
tersebut dan ini tidak ada mekanisme yang
diterapkan oleh pemerintah guna menjaga
Penguasaan tanah tersebut, padahal selama ini
masyarakat bergantung dan mengusahakan

tanah tersebut dengan baik namun dengan
tidak terdapatnya mekanisme yang menjaga
penguasaan

tersebut

menyebabkan

masyarakat menderita kerugian.
(Ini pilihan ajasih)

Sebenernya yang kami tawarkan adalah mekanisme ekslusif di mana dalam pengadaan
infrastruktur jalan tol ini bertujuan sosial melalui mekanisme PPP (Public Private Partnership)
di mana dengan mekanisme tersebut nantinya setiap infrastruktur yang telah dibangun dan
dioperasikan dengan pihak swasta akan dialihkan kepada pemerintah dan pemerintah akan
menjadikan jalan tol tersebut sebagai jalan non tol atau difungsikan sebagai jalan tol namun
dengan tarif yang murah hanya untuk biaya pemeliharaannya saja seperti contoh adalah
Jembatan Tol Citarum di Rajamandala (Jawa Barat), Jembatan Tol di Surabaya (Jawa Timur) dan
Jembatan

Tol

di

Pontianak

(Kalimantan

Barat).

http://industri.bisnis.com/read/20150528/45/438237/nih...3-jalan-tol-gratis-di-indonesia

ADA JALAN TOL YANG TIDAK BAYAR

(PRO).

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Aplikasi Data Mining Menggunakan Metode Decision Tree Untuk Pemantauan Distribusi Penjualan Sepeda Motor Di PD. Wijaya Abadi Bandung

27 142 115

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Aplikasi Pengenalan Amatematika Dasar Untuk Anak Usia Dini Berbasis Multimedia

14 93 39

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Implementasi Term Frequency Inverse Document Frequency TF IDF dan Vector Space Model Untuk Klasifikasi Berita Bahasa Indonesia

20 102 40

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59