Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester I

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori
2.1.1 Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat
mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan
menggunakan langkah – langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang
meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan. Inkuiri merupakan suatu
teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas.
Pelaksanaannya adalah guru membagi tugas kepada siswa untuk meneliti suatu
masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan tiap kelompok
mendapat tugas tertentu. Mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya
di dalam kelompok. Setelah itu mereka mendiskusikannya dan membuat laporan.
Dengan menggunakan teknik ini, guru memiliki tujuan, yaitu agar siswa terdorong
untuk melaksanakan tugas dan aktif mencari sendiri serta meneliti pemecahan
masalah.

Mereka

harus


mengemukakan

pendapatnya

dan

merumuskan

kesimpulan (Roestiyah, 1991 :. 75 – 76).
Inkuiri merupakan perluasan dari discovery (discovery yang
digunakan lebih mendalam), artinya inkuiri mengandung proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan problema, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, dan sebagainya.
Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas – batas
tertentu adalah baik untuk kelas – kelas rendah, sedangkan inkuiri adalah baik
untuk siswa – siswa kelas tinggi. Suchman mencoba mengalihkan kegiatan belajar
mengajar dari situasi yang didominas. Guru melibatkan siswa dalam proses
mental melalui tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya.


7

8

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang
sistematis, yang di dalamnya berisi tenteng segala sesuatu yang mendukung dalam
proses kegiatan belajar mengajar, untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Disimpulkan bahwa model pembelajara inkuiri adalah suatu seperangkat konsep
yang mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan menemukan jalan keluar dari
masalah yang telah diberikan oleh guru.
2.1.1.1 Langkah – langkah pembelajaran inkuiri
Menurut Dewey dalam Maxim, 1983; Fenton dalam Kaltsouni, 1979;
Naylor and Diem, 1987 langkah – langkah pembelajaran inkuiri meliputi
a. Penerimaan dan pendefinisian masalah: langkah ini merupakan langkah
terpenting dalam pembelajaran inkuiri karena proses ini dimulai ketika
siswa menerima dan mengidentifikasi masalah yang membutuhkan
penjelasan.
b. Pengembangan hipotesis: hipotesis yang potensial ditulis di papan tulis,

kemudian dianalisa dan didiskusikan, penilaian juga dibuat terhadap
hipotesis mana yang tampaknya perlu dipertimbangkan.
c. Pengumpulan data: setelah ditetepkan, siswa mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis tersebut. Guru membuat keputusan yang penting sejauh
mana siswa-siswa tersebut diharapkan menemukan data untuk dirinya.
Siswa harus diberikan pertanggung jawaban yang mutlak untuk memperoleh
semua data yang relevan bagi dirinya.
d. Pengujian hipotesis: berdasarkan bukti – bukti yang telah mereka peroleh,
siswa perlu mengidentifikasi penjelasan atau kesimpulan yang dapat
dipertahankan.
e. Penarikan kesimpulan: siswa menginterprestasikan dan mengevaluasi
informasi. Proses ini melibatkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang
proyek inkuirinya.

9

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan langkah-langkah dalam
pembelajaran dengam menggunakan model inkuiri sebagai berikut:
a. Penerimaan dan pendefinisian masalah: siswa menerima dan mendefisikan
masalah yang telah diberikan oleh guru. Didalam penerimaan dan

pendefinisian masalah ini siswa dibimbing oleh guru, karena didalam
pendefinisian masalah guru haruslah menjelaskan kepada siswa terlebih
dahulu.
b. Pengembangan hipotesis: guru memberikan hipotesis yang potensial,
kemudian ditulis dalam papan tulis dan didiskusilkan atau dipertimbangkan
oleh siswa dalam kelompoknya masing-masing.
c. Pengumpulan data: dari masalah yang diberikan oleh guru siswa beserta
kelompoknya masing-masing melakukan pengumpulan data dari data yang
telah diberikan oleh guru kemudian data tersebut digunakan untuk menguji
hipotesis tersebut
d. Pengujian hipotesis: setelah siswa mendapatkan bukti-bukti yang akurat,
siswa beserta kelompoknya mengidentifikasikan masalah tersebut dengan
baik
e. Penarikan kesimpulan: setelah melakukan keempat langkah tersebut siswa
melakukan penarikan kesimpulan tentang masalah yang mereka pecahkan
tersebut. Didalam penarikan kesimpulan siswa haruslah meniliskan hal yang
sesuai dangan kenyataan saat mereka melakukan penelitian tentang proyek
inkuirinya

2.1.1.2 Ciri pembelajaran inkuiri

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam pembelajaran
inkuiri:
a. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.

10

c. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan

berpikir

secara

sistematis,

logis,


dan

kritis,

atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
2.1.1.3 Kelebihan dan kekurangan inkuiri
Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan, sebagaiman di
kemukakan oleh para ahli. Menurut Marsh (1991: 100 – 101) keunggulan model
pembelajaran inkuiri dapat diringkas dalam lima poin berikut ini:
a. Ekonomis dalam menggunakan pengetahuan – hanya pengetahuan yang
relevan dengan sebuah isu yang diamati.
b. Model ini memungkinkan siswa dapat memandang konten (isi) dalam
sebuah cara yang lebih realistic dan positif karena mereka dapat
menganalisis dan menerapkan data untuk pemecahan masalah.
c. Secara intrinsik model ini sangat memotivasi siswa. Siswa akan termotivasi
oleh dirinya sendiri untuk merefleksi isu –isu tertentu, mencari data – data
yang relevan dan membuat keputusan – keputusan yang sangat berguna bagi
dirinya sendiri.

d. Model ini juga memungkinkan hubungan guru dan siswa lebih hangat
karena guru lebih bertindak sebagai fasilitator pembelajaran dan kurang
mengarahkan aktivitas – aktivitas yang didominasi oleh guru.
e. Model ini memberikan nilai transfer yang unggul jika dibandingkan dengan
model – model yang lainnya.
Marsh (1991) menyatakan bahwa disamping mempunyai keunggulan,
inkuiri juga mempunyai kelemahan – kelemahan sebagai berikut:
a. Model ini memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga
waktu di luar kelas dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya.
b. Model ini memerlukan proses mental yang berbeda, seperti perangkat
analitik dan kognitik. Hal ini mungkin kurang berguna untuk semua bidang
pembelajaran.

11

c. Model ini dapat berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problem inkuiri
terutama isu – isu controversial.
d. Siswa lebih menyukai pendekatan bab per bab yang tradisional.
e. Model ini sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan tes prestasi
tradisional


2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyanti dan Mudjiyono (2006: 3) mengatakan bahwa hasil
belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.
Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guri adalah
bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa
menerimanya.
Menurut Uno (2008: 213) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari
interaksi seseorang dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Djamarah dan
Zain (2010: 107) menyebutkan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu
menghasilkan hasil belajar.masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat
prestasi (hasil) belajar yang telah di capai.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang hasil belajar, penulis
menyimpulkan bahwa pengertian belajar itu adalah suatu proses berubahnya
tingkah laku yang lebih baik dari pada sebelum belajar. Didalam perubahan ini
diharapkan dapat berubah yang lebih baik lagi. Bagi para siswa hasil belajar dapat
dilihat pada perubahan yang tadinya belum bisa menjadi bisa, yang tadinya belum

tau menjadi tau karena proses belajar mengajar. Melalui interaksi antar siswa
dengan teman sejajarnya siswa dapat belajar dan mendapatkan hasilnya. Baik
interaksi di kelas maupun dalam kelompok belajarnya.

12

2.1.3 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam atau Sains (science) diambil dari kata latin
Scientia" yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang
menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan
itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan, "Real
Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003).
Ilmu pengetahuan alam atau Sains dalam arti sempit merupakan
disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu
biologi). Ilmu pengetahuan alam yang termasuk physical

sciences


adalah

ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life science meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, citologi,
embriologi, mikrobiologi).
Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Powler (Susilo, Tritjahjo D. 2006: 64) bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi
dan eksperimen.
Dari beberapa pendapat diatas tentang ilmu pengetahuan alam, penulis
menyimpulkan bahwa pengertian ilmu pengetahuan alam itu adalah suatu ilmu
yang didalamnya membahas segala bentuk tentang alam dan gejala-gejala alam
yang muncul di bumi yang meliputi semua isi dan permukaan bumi.

13


2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Suatu penelitian yang akan dibuat, harus memeperhatikan peneliti
yang lain yang digunakan untuk kajian yang relevan. Adapun penelitian yang
telah diteliti berkaitan dengan yang dilakukan oleh penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tutik Handayani (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar IPA kelas 5 SD Negeri
Siwal 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Pada Semester II Tahun
Ajaran 2010/2011”, menyimpulkan bahwa Prestasi siswa kelas eksperimen pada
keadaan awal diperoleh nilai rata-rata 71, 40. Nilai ini diperoleh dari hasil belajar
pretes.
Siti Rohana (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan
Metode Inkuiri dalam penerapan model kelas 212 Pembelajaran Kelas Rangkap
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri
Dumpel Kecamatan Kali Bawang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun
2009/2010” menyimpulkan Pembelajaran kelas rangkap dengan menggunakan
metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 dan kelas 5 denagn
semua siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti Proses belajar mengajar
IPA dengan menggunakan metode inkuiri kerena strategi ini menyebabkan siswa
mengarah sendiri cara belajarnya sehingga ian metrasa terlibat dan termotivasi
sendiri untuk belajar.
Penelitian

diatas

menggunakan

metode

inkuiri

yang

dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan ini penelitian mendukung peneliti yang
akan melakukab penelitian penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil
belajar siswa di sekolah dasar.
2.3 Kerangka Pikir
Keberhasilan proses belajar mengajar juga didukung oleh penggunaan
model, strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan yang
tepat, sesuai dengan meta pelajaran, meteri pembelajaran yang tepet juga, selain

14

oleh kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu wujud pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan dan kekreatifan siswa adalah dengan model
pembelajaran inkuiri.
Didalam penelitian ini yang dimana pada awalnya guru yang masih
menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga siswa kuranga aktif dan
kreatif hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang dari KKM yang
ditentukan yaitu 65. Dengan demikian peneliti menggunakan model pembelajaran
inkuiri dalam proses belajar mengajarnya. Pada siklis I penerapan model
pembelajaran inkuiri dengan langkah – langkah nya yang meliputi: 1) penerimaan
dan pendefinisian masalah, 2) pengembangan hipotesis, 3) pengumpulan data, 4)
pengujian hipotesis, dan 5) penarikan kesimpulan. Setelah melalui siklus I akan
dilakukan siklus II yang didalamnya itu refleksi dari siklus I.Dengan penarapan
model pembelajaran inkuiri beserta langkah – langkahnya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4
SD Negeri Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2013/2014.

15

Kondisi Awal

Tindakan

Model Pembelajaran
yang Tradisional

Siswa kurang aktif. (tidak bisa
berkreatifitas sendiri) sehingga hasil
belajar siswapun banyak yang kurang
dari KKM yang ditetapkan yaitu 65

Penggunaan Model
pembelajaran Inkuiri

Siklus 1
Langkah – langkah pembelajaran
inkuiri yang meliputi:
1. Penerimaan dan
pendefinisian masalah,
2. Pengembangan hipotesis,
3. Pengumpulan data,
4. Pengujian hipotesis, dan
5. Penarikan kesimpulan.

Kondisi Akhir

Siklus 2

Diharapkan dalam penggunaan Model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri
Payungan 01 Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Semarang tahun Pelajaran
2013/2014

Proses pembelajaran pada siklus 2
adalah refleksi dari pelaksanaan
siklus 1

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
dalam penelitian sebagai berikut:
Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ditafsirkan dapat
meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA pada kelas 4 SD Negeri

16

Payungan 01 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2013/2014.