MAKALAH PERILAKU ORGANISASI ( 4 )

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
Persepsi dan pengambilan keputusan individual dalam suatu
organisasi atau perusahaan
Studi kasus : Bagaimana cara Erick Thohir mengambil keputusan
dalam bisnisnya.
D
I
S
U
S
U
N

Oleh:
Kelompok 2
 Devi Noviyanti
 France Reven Sinaga
 Yolanda Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
IBBI


2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Persepsi dan pengambilan keputusan
individual dalam suatu organisasi atau perusahaan”. makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah perilaku organisasi.
Dalam makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua teman-teman sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Medan, 31 Maret 2106

Penyusun

DAFTAR ISI


Kata Pengantar......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian Persepsi.......................................................................................................................4
B. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi...........................................................................................4
C. Persepsi Seseorang: Membuat Penilaian Tentang Individu Lain...................................................5
D. Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain...............................................6
E. Hubungan Antara Persepsi Dan Pengambilan Keputusan Individual............................................7
F. Langkah Rasional Dalam Modal Pengambilan Keputusan............................................................8
G. Kesalahan-Kesalahan Keputusan Umum......................................................................................9
H. Kondisi - Kondisi Para Individu Kemungkinan Besar Menggunakan Intuisi Dalam Membuat
Keputusan..........................................................................................................................................9
I. 3 Kriteria Keputusan Etis.............................................................................................................10
Studi Kasus..........................................................................................................................................11
LATAR BELAKANG KELUARGA..............................................................................................11
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN............................................................................................11
PERJALANAN KARIER................................................................................................................12
KIAT WIRAUSAHA......................................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................................................20

SARAN...............................................................................................................................................21

PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima
atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih,
diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
Persepsi menurut Stephen P. Robbins adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
mereka. Menurut Manahan, Persepsi adalah gambaran seseorang tentang suatu obyek yang
menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi.
Jadi, Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu
untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Bagaimana kita menjelaskan bahwa individu dapat melihat hal yang sama. Namun
mengartikannya secara berbeda. Sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang
mengubah persepsi.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :
1. Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif
yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada
persepsi mereka.
2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk
cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan
secara bersama-sama pula.
3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita
yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di
mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan
memandangnya.
Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan persepsi adalah proses gambaran yang ada
pada individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan yang diterima oleh indera
sehingga memberikan makna kepada lingkungan.
Ketika seorang individu melihat suatu sasaran atau mengobservasi dan berusaha
menginterprestasikan apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik
dari pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri
dari sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan.


C. Persepsi Seseorang: Membuat Penilaian Tentang Individu Lain


Teori Atribusi

Teori atribusi mencoba menjelaskan cara-cara kita menilai orang dengan berbeda,
bergantung pada pengertian yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Itu menyatakan
bahwa ketika kita mengamati perilaku seorang individu, kita mencoba menentukan apakah itu
disebabkan dari internal atau eksternal.
Atribusi Internal
Jika perilaku seseorang yang diamati disebabkan oleh faktor-faktor internal. Misal sikap,
sifat-sifat tertentu, ataupun aspek-aspek internal yang lain. Contoh jika anak memperoleh
nilai raport yang jelek, maka sebabnya dapat saja karena anak itu malas, terlalu banyak main,
atau bodoh.
Atribusi Eksternal
Jika perilaku sosial yang diamati disebabkan oleh keadaan atau lingkungan diluar diri orang
yang bersangkutan. Contoh jika anak memperoleh nilai raport yang jelek, maka sebabnya
dapat saja karena ada masalah dengan lingkungannya, orang tuanya bercerai, hubungan yang
jelek dengan orang tua, ditekan oleh teman-teman, ataupun gurunya yang tidak menarik.


Pencarian internal atau eksternal itu juga berdasarkan 3 faktor, yaitu ;
1. Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku-perilaku yang
berbeda dalam situasi-situasi yang berbeda. Misalnya : A adalah seorang karyawa di
salah satu perusahaan. Suatu hari ia datang terlambat. Yang kita ketahui adalah
apakah perilaku si A ini tidak biasa? Bila ya, si pengamat cenderung memberi
perilaku tersebut suatu hubungan eksternal. Dan apabila tindakan Si A sudah biasa,
tindakan ini mungkin akan dinilai sebagai hubungan internal.
2. Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan
cara yang sama.
3. Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.

D. Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain
Dalam menilai stimulus atau objek, menggunakan pola tertentu yang berbeda,
menggunakan pola untuk membuat kesimpulan tentang arti dari objek atau stimulasi disebut
jalan pintas persepsi.
Pola tersebut antara lain:
o Persepsi Selektif : Menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang
berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.
Suatu contoh, lebih besar kecenderungan anda melihat motor yang mirip motor

anda sendiri. Hal ini menunjukkan bagaimana kepentingan pribadi cukup
mempengaruhi masalah-masalah yang kita lihat.
o Efek Halo : Membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu
berdasarkan sebuah karakteristik.
Fenomena ini sering terjadi ketika mahasiswa menilai dosen mereka di ruang
kuliah. Jadi seorang dosen akan dinilai pendiam, banyak pengetahuan, populer,
tetapi gayanya kurang bersemangat, ia akan dinilai lebih rendah mengenai

karakteristik yang lain. Jelas, subyek-subyek membiarkan suatu ciri tunggal
mempengaruhi seluruh kesan mereka dari orang-orang yang sedang dinilai.

o Efek - efek kontras : Evaluasi atas karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih
tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.
Sebagai contoh, anda akan terlihat buruk apabila beradu akting dengan anak-anak.
Hal ini dikarenakan penonton sangat mencintai anak-anak. Efek ini dapat
memutar-balikkan persepsi. Reaksi kita terhadap satu orang sering dipengaruhi
oleh orang lain yang baru saja kita jumpai.

o Proyeksi : Menghubungkan karakateristik-karakteristik diri sendiri dengan

individu lain. Mudah untuk menilai orang lain jika kita mengasumsikan mereka
serupa dengan kita. Kecenderungan untuk menghubungkan karakteristik sendiri
kepada orang lain, dapat memutarbalikkan persepsi yang dibuat mengenai orang
lain.

o Pembentukaan Stereotip : menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang
kelompok di mana ia tergabung.
E. Hubungan Antara Persepsi Dan Pengambilan Keputusan Individual
Individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih
alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting dari
perilaku organisasi. Tetapi cara individu mengambil keputusan dan kualitas pilihanya sangat
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas suatu masalah yang sedang
dihadapi. Yaitu perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi yang diinginkan, yang
mengharuskan kita untuk mempertimbangkan alternative-alternatif tindakan yang harus
dilakukan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang masalah yang
kita alami dapat menjadi kondisi yang menyenangkan bagi orang lain.

Setiap keputusan membutuhan kita untuk menginterpretasikan dan mebgevaluasi
informasi yang kita terima. Pada umumnya, kita menerima data dari berbagai sumber yang

perlu kita saring, proses dan interpretasi. Data mana yang relevan bagi keputusan dan mana
yang tidak? Persepsi kita akan menjawab pertanyaan itu. Kita juga perlu mengembangkan
alternatif-alternatif dan mengevaluasi kekeuatan dan kelemahannya. Sekali lagi, proses
perceptual kita akan mempengaruhi hasil akhir. Selama pengambilan keputuasan, kesalahan
perceptual sering kali muncul sehingga dapat membiaskan analisis dan kesimpulan.
F. Langkah Rasional Dalam Modal Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten
dalam batas-batas tertentu. Ada enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang
rasional, yaitu : mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, Menimbang
kriteria yang telah di identifikasikan sebelumnya, Membuat alternatif, Menilai setiap
alternatif dalam setiap kriteria, dan Memperhitungkan keputusan yang optimal
Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu :
1. Mendefinisikan Masalahnya
Menetapkan masalah-masalah apa saja yang akan dihadapi
2. Mengidentifikasikan Kriteria Keputusan
Pembuat keputusan menentukan apa yang relevan dalam membuat keputusan.
Langkah ini memproses berbagai minat, nilai, dan pilihan pribadi yang serupa dari si
pembuat keputusan
3. Menimbang Kriteria Yang Telah Di Identifikasikan Sebelumnya
Dalam langkah ini pengambil keputusan memberikan prioritas yang benar dalam

mengambil keputusan dengan mengalokasikan bobot pada kriteria
4. Membuat Alternatif
Pengambil keputusan harus dapat menghasilkan alternatif yang mungkin bisa berhasil
menyelesaikan masalah
5. Menilai Setiap Alternatif Dalam Setiap Kriteria
Pembuat keputusan harus menganalisis dan mengevaluasi setia alternatif dengan
seksama. Kelebihan dan kekurangaan setiap alternatif menjadi jelas ketika alternafif
tersebut dibandingkan dengan kriteria dan bobot yang diperoleh dari langkah kedua
dan ketiga

6. Memperhitungkan Keputusan Yang Optimal
Dibuat dengan mengevaluasi masing-masing alternatif terhadap kriteria berbobot dan
memilih alternatif dengan skor total tertinggi

G. Kesalahan-Kesalahan Keputusan Umum
 Kesalahan yang tidak disengaja : Kecenderungan individu untuk percaya bahwa
mereka bisa memprediksi hasil dari peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja.
 Kutukan Pemenang : Proses pembuatan keputusan yang memperlihatkan bahwa
partisipan yang menang dalam sebuah lelang biasanya membayar terlalu tinggi
untuk barang yang dimenangkan.

 Bias Peninjauan Kembali : Kecenderungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita
telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil itu
benar-benar diketahui

H. Kondisi - Kondisi Para Individu Kemungkinan Besar Menggunakan Intuisi
Dalam Membuat Keputusan
Pembuatan keputusan yang intuitif (intuitive decision making) adalah sebuah proses
tidak sadar yang berasal dari pengalaman yang disaring. Proses ini tidak selalu terlepas dari
analisis rasional. Sebaliknya, keduanya saling melengkapi, dan yang penting, intuisi bisa
menjadi suatu kekuatan yang sangat kuat dalam pembuatan keputusan. Sebagai contoh,
penelitian tentang permainan catur memberikan sebuah ilustrasi yang sangat baik tentang
cara kerja intuisi.
Ada 8 kondisi dimana orang paling mungkin menggunakan intuisi didalam
pengambilan keputusan, yaitu :
1) bila ada ketakpastian dalam tingkat yang tinggi,
2) bila hanya sedikit preseden untuk diikuti,
3) bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah,
4) bila ‘fakta’ terbatas,
5) bila fakta tidak menunjukkan dengan jelas jalan utnuk dituruti,
6) bila data analitis kurang berguna,

7) bila ada beberapa penyelesaian alternatif untuk dipilih dengan argumen yang
baik,
8) bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang
tepat.

I. 3 Kriteria Keputusan Etis
Ada Tiga kriteria keputusan etis, yaitu :
Utilitarian
Keputusan diambil semata-mata atas dasar hasil atau konsekwensi mereka.
Memberikan kebaikan yang terbesar untuk jumlah yang terbesar, Konsisten dengan tujuan
seperti efisiensi, produktivitas, dan laba yang tinggi.
Fokus pada utilitarianisme, mendorong efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat
mengakibatkan pengabaian hak dari beberapa individu, terutama minoritas.
Menekankan pada Hak
Kriteria ini menekankan pada individu untuk mengambil keputusan yang konsisten
dengan kebebasan hak yang mendasar. Hal ini berarti menghormati hak dasar para individu,
seperti hak berbicara dan hak untuk memperoleh pembelaan.
Menekankan pada keadilan
Hal ini menisyaratkan individu untuk mengenakan dan memperkuat aturan-aturan
secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya yang pantas.
Fokus pada keadilan, melindungi kepentingan yang kurang terwakili, mendorong rasa
kepemilikan yang akan mengurangi pengambilan resiko, inovasi, dan produktivitas.

Studi Kasus : Bagaimana Cara Erick Thohir Mengambil Keputusan Dalam Bisnisnya

BIOGRAFI ERICK THOHIR (MAHAKA MEDIA)
Nama Lengkap

: Erick Thohir

Nama Akrab

: Thohir

Lahir

: Mei 1970

Perusahaan

: Mahaka Media, Astra International, dll

Orang Tua

: Teddy Thohir

Agama

: Islam

LATAR BELAKANG KELUARGA
Erick Thohir dilahirkan di Jakarta pada 30 Mei 1970. Dia adalah seorang pengusaha
asal Indonesia dan merupakan salah satu pendiri Mahaka Media dan pemilik klub sepak bola
Italia Inter Milan dan DC United. Ia menjadi terkenal karena aktivitas bisnisnya di bidang
olahraga. Erick lahir dari keluarga yang berapresiasi tinggi akan media islamine. Ia adalah
anak dari pengusaha Teddy Thohir, salah satu pemilik (co-owner) dari grup Astra
International bersama William Soeryadjaya. Sedari kecil, Erick Thohir bersama saudaranya
yang lain yaitu Boy Thohir dan Rika sudah diperkenalkan oleh ayahnya tentang apa itu
bisnis. Garibaldi "Boy" Thohir, adalah seorang bankir investasi. Sekalipun konservatif dalam
mengelola investasi pribadinya, Erick cukup kreatif dengan menyebar ke beberapa ladang
investasi yang dianggapnya aman. Sehingga pola pikir Erick bersaudara juga tak jauh beda
denga sang ayah. Sekarang Erick thohir menikah dengan Elizabeth Chandra. Dengan
Elizabeth dia mempunyai 3 anak yaitu pertama Magisha Afryea Thohir, kedua Mahatma
Arfala Thohir dan terakhir Mahendra Agakhan Thohir . semua anaknya mempunyai akhiran
thohir.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Setamat SMA, Erick melanjutkan study nya ke Glendale University untuk meraih sarjana.
Setelah itu ia melanjutkan ke Universitas Nasional California guna menyabet gelar

masternya. Ia termasuk salah satu pemuda yang berprestasi ketika masih remaja, Erick adalah
seorang lulusan program Master untuk Administrasi Bisnis di salah satu Universitas di
California. Selain itu, Erick juga merupakan seorang sarjana Bachelor of Arts lulusan
Glendale University.
PERJALANAN KARIER
Erick thohir mempunyai beberapa usahanya di beberapa bidang seperti media, olahraga,
restoran, dan penulis
a. Media
Sekembalinya ke Indonesia, bersama Wisnu Wardhana dan R. Harry Zulnardy, ia
mendirikan Mahaka Group. Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001 saat berada
di ambang kebangkrutan. Karena belum berpengalaman di bisnis media, ia mendapat
bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan Dahlan Iskan dari Jawa Pos.
Erick menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia kemudian
menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini. Mahaka Group kemudian membeli
pula Harian

Indonesia dan

diterbitkan

ulang

dengan

nama Sin

Chew-Harian

Indonesia dengan konten editorial dan pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad
yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Media ini kemudian dikelola secara independen
oleh PT Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media. Erick juga menjabat sebagai
Ketua Komite Konten dan Industri Aplikasi untuk Kamar Dagang Industri (KADIN). Hingga
2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia,
dan Golf

Digest;

Sementara

Indonesiadan Republika;

untuk

Stasiun

bisnis

media

TV: JakTV,

surat

stasiun

kabar: Sin

Chew

radio GEN

98.7

FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga
memiliki usaha di bidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga pendiri
dari organisasi amal "Darma Bakti Mahaka Foundation" dan "Dompet Dhuafa Republika" [1],
serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond Media.
b. Olahraga
Erick

yang

gemar bola

basket

pernah

menjabat

sebagai

Ketua

Umum PERBASI periode 2006–2010 dan menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket
Asia Tenggara(SEABA)selama dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010–2014. Tahun
2012 Erick dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London

2012. Juga pada tahun 2012, Thohir dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah
klub Major League Soccer, D.C. United. Transaksi ini membuatnya dikenal sebagai orang
Asia pertama yang memiliki Tim Basket NBA setelah ia membeli saham dari Philadelphia
76ers.
Pada tahun 2013, Erick menawarkan dana sejumlah 250 hingga 300 juta Euro (2,8-3,2
triliun Rupiah) untuk membeli 80 persen saham dari klub sepak bola Italia Internazionale
Milano atau yang lebih dikenal dengan nama Inter Milan setelah berdiskusi dengan
pemiliknya, Massimo Moratti. Meskipun ia dan Moratti tidak mengakui bahwa pertemuan
mereka berkaitan tentang rencana pembelian saham Inter Milan, namun sejumlah media di
Italia mengabarkan bahwa Thohir sudah selangkah lagi mendapatkan 70% saham Inter. Pada
hari Selasa, 15 Oktober 2013, bertepatan dengan hari raya Idul Adha 1434H. Inter sudah
resmi milik Erick Thohir, meskipun secara efektif Thohir hanya menguasai 70%, Moratti
30%, dan sisanya dibagi ke pemegang saham mayoritas International Sports Capital (ISC).
bersama rekannya yaitu Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo. Pada hari Jum'at, 15 November
2013, Thohir resmi menjabat sebagai presiden klub Inter Milan yang baru. menggantikan
Moratti, sementara Moratti menjadi Presiden Kehormatan Inter. Ia tidak sendirian
mengakuisisi Inter Milan. Tergabung dalam International Sports Capital (ISC), ia membeli
Nerazzurri bersama Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo.
Kepemilikan klub olahraga Klub Bola basket: Philadelphia 76ers (NBA)
Satria Muda dan Indonesia Warriors (kompetisi ABL) Klub sepak bola : D.C. United , Inter
Milan, Persib Bandung.
c. Restoran
Ia juga memiliki beberapa restoran,iantaranya: Hanamasa dan Pronto yang merupakan
salah satu warisan bisnis dari ayahnya
d. Penulis
Erick Thohir juga menjadi penulis buku yang berjudul Pers Indonesia di Mata
Saya yang diluncurkan tahun 2011 oleh penerbit Republika.

KIAT WIRAUSAHA
Pada tahun 2001, kelompok Mahaka membeli koran Republika, yang lagi menghadapi
kebangkrutan. oleh Karena latar belakang Erick Thohir dalam komunikasi, maka ia dipilih
untuk memimpin media surat kabar tersebut, berpengalaman dengan dunia surat kabar,
Thohir mendapat dukungan dari ayahnya, serta pendiri Kompas Jakob Oetama dan pendiri
Jawa Pos Dahlan Iskan, Kelompok Mahaka kemudian mengakuisisi surat kabar yang khusus
mengulas tentang china, yaitu surat kabar harian Sin Chew Indonesia, yang merupakan
asosiasi dari harian surat kabar Sin Chew china.
Sebuah laporan pada tahun 2009 di Jakarta Globe mencatat bahwa kepemilikan
perusahaan Thorir mencakup semua lini mulai dari life style ,majalah olahraga, Orang tua
Indonesia, dan Golf Digest, koran Harian Sin Chew Indonesia dan Republika , stasiun televisi
JakTV , stasiun radio GEN 98,7 FM, Prambors FM , Delta FM , dan Radio Female, tidak
hanya dalam media surat kabr tapi merambah media iklan, tiket, hiburan dan situs Web. Ia
juga merupakan pendiri dari dua badan amal, yang berorientasi dalam bidang pendidikan,
yaitu Darma Bakti Mahaka Foundation dan Dompet Dhuafa Republika. yang paling heboh
dia juga orang asia pertama yang membeli klub Bola Basket NBA di Amerika bersama Jason
Leiven pada tahun 2011, Setelah beberapa bulan perundingan yang alot beberapa hari setelah
Liga Basket All-Star NBA 2011– dia bersama mantan agen Basket Jason Levien, Joshua
Harris, Thohir menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Philadelphia 76ers , sebuah
Tim Bola Basket NBA , diantara para konsorsium juga termasuk aktor Will Smith , istrinya
Jada Pinkett Smit.. itulah makanya Thohir adalah orang Asia pertama yang memiliki Club
Bola Basket NBA di Amerika.
Thohir ia juga pernah menjadi presiden dari Asia Tenggara Basketball Association
sampai dengan tahun 2006, presiden Indonesia Basketball Association (Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia). [Dia juga pemilik tim basket Satria Muda Britama Jakarta dan
Indonesia Warriors.Yang paling membanggakan lagi Pada tahun 2012 ini, Thohir dan Levien
menjadi pemilik saham mayoritas atas Major League Soccer klub (MLS Liga) DC
United .dan dia juga menjadi orang pertama asia yang membeli sebuah club di Amerika.
Menurut kabar terbaru dia juga siap membangun Stadion untuk DC United, Penantian

sepanjang satu dekade akan selesai dalam mendapatkan stadiun baru, selama ini DC united
belum mempunyai Stadiun Sendiri mereka hanya Menyewa RFK Stadium yang telah berusia
51 tahun milik pemerintah kota. Padahal peserta MLS liga sebanyak 19 Tim sudah memiliki
Stadiun Sendiri.Erick Thohir dikenal sebagai salah satu dari sekian pengusaha muda yang
sukses menggeluti bisnis media dan hiburan. Dia pun terobsesi menjadi salah satu raja media
di negeri ini. Selain membidik pasar bisnis media yang segmented danme nyasar komunitas,
Erick juga melejitkan klub bola basket Mahaka Satria Muda dan Mahaputri Jakarta. Untuk
mengikuti kisah sukses Grup Mahaka, berikut petikan wawancara dengan Erick :
Bisa diceritakan kapan mulai terlibat di bisnis media?
Saya pulang dari Amerika Serikat (AS) pada 1993. Saat itu masih berusia 23 tahun.
Sekolah sudah selesai dan meraih gelar bachelor dan master [Erick lulus dari National
University, California, AS]. Kenapa pulang? Kebetulan bapak saya yang sudah kerja
[dagang] dari usia 10-11 tahun, sudah waktunya istirahat. Kakak saya [BoyGa ribaldi
Thohir], pulang pada 1991 langsung meneruskan bisnis keluarga, sehingga ketika saya
pulang ke Indonesia, juga langsung membantu. Kami punya grup [bisnis keluarga] namanya
Tri Nugraha Thohir (TNT) Bergerak di empat bidang yakni pertambangan batu bara, properti,
restoran (makanan) yakni Hanamasa dan Pronto, serta otomotif (sepeda motor).
Bapak saya, awalnya memiliki belasan perusahaan lalu dijual dan fokus mengelola empat
bidang tersebut. Saya disuruh membantu menangani bisnis makanan (restoran), mulai 19931998. Saat itu kami baru memiliki Hanamasa. Saat baru masuk, gerai Hanamasa baru 3 outlet
dan terakhir saya tinggalkan sudah ada 20-an outlet yang tersebar diberbagai kota.
Pronto, yang kami ambil alih, waktu itu ada empat outlet, kemudian saya tutup tiga dan
tersisa satu outlet di Pondok Indah. Dari Pondok Indah kami start ulang lagi dan sekarang ada
3-4 gerai Pronto. Sebelumnya saya tidak memiliki latar belakang pendidikan untuk bisnis
makanan. Saya meraih gelar bachelor untuk advertising dan master dibidang marketing.
Tidak ada hubungan, tapi mirip-mirip lah. Pada 1998, ketika mau mengembangkan bisnis
restoran, krisis terjadidan bunga bank naik. Padahal konsep pengembangan ini sudah jadi.
Saya mau meminjam Rp10 miliar-Rp20miliar untuk mengembangkan gerai menjadi 50
outlet, ternyata begitu dapat uang Rp3 miliar, bunganya 80%. Ketika bunga naik menjadi
80% itu berat sekali, tetapi kita bisa bayar sehingga langsung dibayar. Ekspansi tertunda.
Memang kebetulan filosofi keluarga saya tidak berutang. Seperti Hanamasa sekarang tidak
ada utang dibank sama sekali, nah itu yang menyelamatkan.

Kapan memiliki bisnis sendiri?
Ketika ekspansi bisnis resto tertunda, teman-teman saya semasa sekolah di AS, seperti
M. Lutfi, Wisnu Wardhana,dan Harry Zulnardy mengajak untuk berbuat sesuatu. Obrolan ini
sudah dimulai pada 1996-1997. Bukannya tidak menurut pada orang tua dan kakak, tetapi
sebenarnya saya juga ingin punya bisnis sendiri. Kebetulan keluarga memutuskan Boy
menjadi pimpinan dan kalau saya mau membangun usaha sendiri, tidak boleh menjalankan
operasional bisnis keluarga, cukup menjadi komisaris saja, supaya jangan ribut. Lalu, bisnis
otomotif, makanan dan lainnya dijalankan oleh para profesional dipegang Boy, saya beserta
adik saya [Rika] menjadi komisaris. Dari situ, setelah teman-teman mengajak, saya pikirpikir kenapa tidak mencoba. Di keluarga, saya paling bandel, paling gaul. Awalnya bapak
dan kakak saya tidak setuju. Mereka menilai sudah ada bisnis keluarga dan kenapa tidak itu
saja yang di jaga? Mereka mengetahui karakter saya, kalau makin ditahan makin rebel. Ya
sudah disetujui tetapi tidak boleh yang ada hubungannya dengan bisnis keluarga. Itu yang
membuat saya berani meninggalkan bisnis keluarga dan memulai sendiri. Bersama temanteman kami membentuk perusahaan, awalnya di trading mulai dari semen, pupuk, beras,
kapur, pokoknya bahan kebutuhan. Ternyata sukses, karena memang Lutfi tukang lobi yang
bagus, saya pedagang yang bagus, Wisnu tukang hitung yang bagus dan Harry treasury yang
bagus.Ya semuanya saling melengkapi.dalam perjalanannya, saya diskusi dengan partnerpartner saya dan sampaikan, kok trading ini sesuatu yang come and go, saya ingin mencoba
ke media, Lutfi menyambut dengan baik, lalu kami mulai membeli perusahaan billboard dan
radio, terus Republika (sekitar tahun 2000). Nah, dari situ sudah mulai tidak bisa berjalan
bersama, saya ke media, yang lain ke trading. Dalam perjalanannya masing-masing partner
punya visi yang berbeda. Wisnu diminta membantu bisnis keluarga (Grup Indika). Akhirnya
waktu itu kami sepakati, kalau pada sibuk, saya yang mengurusi bisnis media. Saat itu kami
membentuk perusahaan namanya Mahaka Media dan Mahaka Niaga.
Bagaimana awalnya menemukan nama Mahaka, lalu apa artinya?
Nama Mahaka itu tidak sengaja ditemukan.Saat kami berbincang, saya membuka
kamus Jawa Kuno [Sanskrit], di situ tertulis Mahaka, artinya langkah pertama yang baik,

yang besar. Seperti mahakarya [karya besar], maha itu sesuatu yang besar. Saya tidak sengaja
menemukannya dan teman-teman menilainya cukup bagus.Waktu itu saya mendirikan
Mahaka Niaga, sedangkan Mahaka Media belum lahir. Dalam perjalanannya, teman-teman
sibuk dan saya fokus menangani bisnis media. Ketika Wisnuke luar 2007, sahamnya saya
beli, Harry keluar untuk bisnis lainnya, saya beli sahamnya. Sisanya saya dan Lutfi,
komposisi 60: 40, lalu go public. Kisah go public ini juga seru. Sebenarnya tidak mau go
public tapi Republika adalah public company meski tidak listed, jadi saya agak aneh. Saya
minta tolong bursa efek dan akhirnya go public secara strategik. Dari tidak terdaftar menjadi
terdaftar, dari situlah ada pemegang saham publik sampai saat ini, saya pegang 61%, Lutfi
ada 20-an%, sisanya publik. Rosan P. Roeslani juga beli melalui Recapital, dari situ kami
bertumbuh dibawah bendera Mahaka, mulai dari koran, radio, online, terakhir Alif TV.
Lalu bagaimana dengan posisi Anda di TV One?
TV One itu tidak berada di bawah bendera Mahaka Media, itu VivaNews. Saya
berpartner dengan Anindya [Viva Group] di TV One. Dulu diajak dalam rangka membantu
secara operasional dan investasi, saya punya saham sedikit di TV One. Saya berusaha
profesional menaruh diri pada tempatnya, tidak boleh conflict of interest. Mayoritas saham
milik mereka sekitar 90%. Hanya mereka melihat saya bisa membantu secara operasional.
Kebetulan saya juga melihat ini tantangan. Saya ini kan problemnya kutu loncat,jadi duduk di
satu perusahaan setelah 2-3 tahun kalau sudah jalan saya tinggal, penyakit juga sih. Kenapa
saya

seperti

itu?

supaya

saya

memberi

kesempatan

kepada

profesional

untuk

menjalankannya. Saya kembali memikirkan aspek strategis. Ini bisa dilihat di struktur
Mahaka Media, dirutnya orang lain dan saya komisaris saja.
Apa pertimbangannya memilih terjun ke bisnis media?
Sebenarnya saat itu ada tiga pertimbangan. Pertama, Indonesia pada 1998 menjadi
negara terbuka, saya melihat media akan tumbuh karena tidak dikontrol. Kedua, terlepas pada
tahun itu masa susah karena krisis, saya yakin ke depan pertumbuhan consumer goods akan
tinggi. Media is a consumer goods. Media kan seperti produk, cuma dari angle yang lain,
dinikmati dengan mata dan telinga. Ketiga, saya percaya hidup itu mesti give and take, bukan
take and give. Saya percaya dengan media juga bisa berkontribusi sesuatu kepada
masyarakat. Makanya juga saya membatasi diri di areal politik, saya tidak ikut parpol.

Kenapa saya masuk ke media? Saya lihat itu peluang seiring era kebebasan dan
consumer goods yang akan berkembang, lalu dari segi edukatif, ini memberikan sesuatu,
tetapi konsekuensinya saya tidak boleh terjebak pula diputaran itu. Ini prinsip dan pilihan.
Walaupun, 2 tahun terakhir ini keluarga saya menerima oke. Jadi waktu saya keluar dari
bisnis keluarga untuk mengurusi Mahaka, mereka berkata waduh. Ketika Mahaka jalankan
bisnis trading, mereka happy, tapi begitu kita masuk ke bisnis media, keluarga bilang lagi
waduh cari musuh, kalau nulis salah dimusuhin. Mereka easy going sekali, ketika kita
masuk ya mereka agak kurang menerima, bukan mereka tidak setuju dengan kemauan saya,
tapi khawatir karena mereka ini kan pedagang.
Berapa lama pergulatan memutuskan pindah ke media?
Sekitar 6 bulanan, dan saya rasa itu pilihan yang tepat, karena ketika beberapa partner
kita fokus ke tempat lain, niaganya juga goyang, bagi tugasnya jadi tidak seimbang ke depan,
apakah ada rencana membeli media atau televisi lagi? Saya juga mesti terima kasih dalam
pengembangan hidup saya ini banyak partner, seperti di Mahaka ada Lutfiada Rosan, di JAK
TV ada Artha Graha (Tommy Winata), di TV One ada Bakrie, jadi banyak partner. Tapi
untungnya partner-partner tadi mempercayakan kepada saya, saya dianggap transparan dan
profesional, kalau tidak mana mungkin mereka mau bekerja sama dengan saya, saya
transparan dan professional, dan yang terpenting ketika menjalankan I act asa professional
not as an owner. Kami sekarang menjadi punya dua bendera, Mahaka Media dan Alif.
Mahaka Media untuk media dan Alif untuk entertainment company. Alif ini menaungi
produk-produk terkait hiburan.Kami mulai pisahkan antara media dengan entertainment.
Kalau Beyond Media itu saya, holding company saya. Basicly Beyond Media bergerak
sebagai holding. Mahaka Media itu public company, untuk TV One itu my personal.
Bagaimana melihat bisnis media ke depan di Indonesia?
Bisnis 360 derajat integrated services, bercampur antara media, entertainment,
multiplatform dan konten is theking. Beberapa hal yang memang bagian yang bisa
diefisiensikan kita efisiensikan, distribusinya kita gabungkan karena tidak ada hubungan
dengan konten.
Pengalaman yang Anda selalu kenang dalam berbisnis?

Keputusan yang selalu dikenang, ya ketika saya memtuskan memulai usaha sendiri,
terus memutuskan juga dari Mahaka Niaga ke Mahaka Media. Sebetulnya orang tidak tahu
pada 2006 saya lagi susah-susahnya karena masalah cash flow, kebetulan bisnis lagi tidak
jalan, tapi tiba-tiba ada ekspansi, tapi cash flow tidak cukup. Maka saya mesti jual lukisan
dan jual mobil. Saya sebenarnya bisa berutang ke bank, tapi saya pikir itu ada lukisan atau
mobil, kenapa tidak dipakai, padahal sayang lukisan itu ada karya Affandi. Anak buah saya
tahu bahwa saya berani mengorbankan sesuatu yang pribadi untuk kita semua. Loyalitas itu
mesti dibentuk dari dua pihak, dari kita sebagai pimpinan dan dari tim. Kalau dari anak buah
ke atasan itu normal, tapi pimpinan itu harus memberi contoh. Saya memang kontradiksi, di
satu pihak dikatakan ekspansi, tapi loyal. Jadi seperti dua sisi, saya ini Gemini. Di sisi satu
sangat eksploratif dan satu sisi lainnya, secure. Saya juga membagi area publik dengan
private.

KESIMPULAN
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh oleh setiap individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan mereka.
Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasikan
apa yang ia lihat, interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi individu
yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi terdiri dari sikap,
kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan.
Teori persepsi ; persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan
persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli
berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang adalah
teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan
mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal.
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau
prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi.
Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan
melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang
salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari
produk pesaing.
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat
persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk
membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitan karena
tidak sesuai. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai
bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi.
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan
suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam

organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi
oleh persepsi mereka.
Seperti halnya dengan Erick Thohir, beliau Mengambil keputusan dengan cara
Rasional, ialah sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaiman individu
seharusnya berperilaku untuk memaksimalkan hasil. Terbukti dengan perusahaan-perusahaan
yang beliau pimpin, Tetap eksis sampai sekarang.
Erick thohir adalah seseorang yang memang sejak awal sudah kaya, akan tetapi dia
tetap berusaha untuk mendirikan perusahaannya. Dia lebih suka menekuni di bidang olahraga
dan media, dalam hal ini terbukti dengan rasionalnya erick thohir mengambil keputusan yaitu
ia sangat mengidentifikasikan kriteria keputusan yang pada dasarnya langkah untuk
memproses hal ini adalah berdasarkan minat, nilai dan pilihan pribadi yang serupa dari si
pembuat keputusan.

SARAN
Dalam beberapa situasi keputusan, individu – individu mengikuti pembuatan
keputusan rasional. Tetapi bagi sebagian besar individu dan sebagian besar keputusan tidak
rutin, barangkali ini lebih merupakan pengecualian daripada peraturan. Beberapa keputusan
penting cukup sederhana dan tidak ambigu untuk penerapan asumsi-asumsi model yang
rasional. Jadi kita menemukan individu-individu yang mencari solusi-solusi yang minimal
daripada yang optimal, memasukkan berbagai bias dan prasangka ke dalam proses keputusan,
dan mengamdalkan intuisi.
Dengan bukti yang telah kita deskripsikan tentang bagaimana sebenarnya keputusan
dalam organisasi dibuat, apa yang bisa dilakukan oleh manajer untuk memperbaiki
pembuatan keputusan mereka? Terdapat empat saran, yaitu :
Pertama, menganalisis situasi. Sesuaikan pendekatan pembuatan keputusan dengan
kultur nasiona dimana anda beroperasi dan dengan kriteria yang dievaluasi dan dihargai oleh
organisasi anda. Sebagai contoh, apabila anda berada di negara yang tidak menghargai
rasionalitas, jangan merasa terdorong membuat keputusan-keputusan anda terlihat rasional.
Demikian pula, organisai memiliki kepentingna berbeda yang mereka berikan untuk resiko,

penggunaan kelompok, dsb. Sesuaikan pendekatan keputusan anda untuk memastikan bahwa
hal ini sesuai dengan kultur organisasi.
Kedua, waspadalah akan bias. Kemudian berusahalah meminimalisasi pengaruh hal
ini.
Ketiga, kombinasikan analisis rasional dengan intuisi. Ini bukan pendekatanpendekatan yang bertentangan dengan pembuatan keputusan. Dengan menggunakan
keduanya, anda bisa benar-benar meningkatkan efektivitas pembuatan keputusan. Ketika
mendapatkan pengalaman manajerial, anda seharusnya merasa lebih percaya diri dalam
menempatkan proses-proses intuitif anda di atas analisis rasional.
Terakhir, berusahalah untuk meningkatkan kreativitas anda. Secara terbuka, carilah
solusi-solusi baru untuk menyelesaikan berbagai masalah, berusahalah melihat masalahmasalah dalam cara-cara baru, dan gunakan analogi. Selain itu, berusahalah menghilangkan
rintangan-rintangan kerja dan organisasional yang mungkin menghalangi kreativitas anda.

Dokumen yang terkait

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA BALUNG LOR KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER

11 93 15