Perubahan Politik terhadap perubahan kuri

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling berhasil dalam
persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik seperti ukuran,
kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan merubah
sesuatu untuk menjadi lebih baik untuk perubahan dari semulanya. Anak muda adalah
penerus untuk suatu bangsa untuk menjadi lebih baik lagi dan menyampaikan
inspirasi demi inspirasi, pendapat demi pendapat, pengetahuan demi pengetahuan agar
Negara ini tidak menjadi suatu tempat yang hanya dijadikan sebagai Negara saja
tetapi sebagai Negara yang sejatera unuk Negara serta rakyatnya.
Berbicara tentang sebuah Negara, tidak lepas dengan masalah politik. Politik
dalam sebuah negara akan memberikan suatu alat yang mempermudah suatu sistem
kenegaraan. Lalu, seperti bagaimana politik yang bisa sesuai dengan latar belakang
masyarakat suatu bangsa. Selain itu hal yang berkaitan dengan politik yakni,
bagaimana proses pengambilan keputusan dalam persoalan-persoalan tertentu dapat
diambil, dan Permasalah yang tidak kalah juga tentang bagaimana permasalahan
politik yang terjadi suatu Negara Mengalami perubahan dalam prosesnya. Hal seperti
demikialah, merupakan suatu pertanyaan yang perlu dijawab. Soal ini memasuki
dalam perubahan politik suatu bangsa yang terkadang hal inilah menjadi pertanyaan

dan harus diketahuai bahwa sebenarnya ada suatu perubahan politik yang terjadi di
pemerintan politik dan membuat keputusan sesuatu yang telah diterapkan tetapi pada
keyataannya didalam pemerintahanlah yang melanggar sendiri sistem yang telah
dibuatnya.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, tentu akan memunculkan beberapa pertanyaan
antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian perubahan politik?
2. Faktor-faktor apa yang menyebab perubahan politik?
3. Sebutkan serta jelaskan tipe-tipe perubahan politik?

1

1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian perubahan politik
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan politik
3. Menjabarkan dan menjelaskan tipe-tipe perubahan politik

2


BABA II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan Politik
Perubahan adalah suatu keharusan karena perubahan merupakan esensi dari
kemajuan yaitu harus berpindah posisi semangkin kedepan dari posisi semulanya.
Perubahan harus dikelola dengan baik dalam manajemen perubahan (change
manajement) dan manajemen harapan serta kemajuan dalam keharmonian seringkali
menjadi jebakan bagi kita untuk “malas” mempertahankan dinamika perubahan dalam
kehidupan, sedangkan politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik
atau negara yang menyangkut proses dalam menentukan tujuan-tujuan perubahan.
Jadi perubahan politik adalah suatu keharusan yang merupakan esensi untuk
menjadikan perubahan politik agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perubahan
politik yaitu bagaimana kita harus mengubah kebijakan yang seharusnya kebijakan
yang dahulu harus diganti agar untuk menjadi lebih baik sehingga suatu bangsa dapat
menjadi lebih baik dan lepas dari kepurukan.
Ada Definisi lain dari para ahli di antaranya yakni, Perubahan politik dapat
ditimbulkan oleh konflik kepentingan dan gagasan atau nilai-nilai baru (Surbakti,
1992: 246). Tom Bottomore (1992: 82) menjelaskan secara rinci tentang perubahan
sosial dan politik. Menurut Tom Bottomore, perubahan yang cukup berarti dapat
timbul dari diperkenalkannya suatu teknologi baru, perdagangan atau perang, kudeta

istana, perubahan dinasti, tampilnya ke puncak kekuasaan raja yang kompeten atau
yang tidak, ataupun karena munculnya seorang pemimpin politik yang talentanya
begitu hebat, gerakan-gerakan budaya dan intelektual, pasang surutnya kelompokkelompoik sosial tertentu, termasuk para elit yang menunjukkan kepentingan sosial
yang berbeda. Salah satu bentuk utama konflik adalah perang. Kelahiran negaranegara baru banyak yang diakibatkan karena peperangan, baik perang negara terjajah
terhadap kolonial maupun perang saudara.
Peperangan di dalam negara bangsa nation-state juga akan mengakibatkan
perubahan sosial dan politik. Tom Bottomore mencatat bahwa perang punya pengaruh
terhadap perubahan politik dan perkembangan masyarakat. Perang sebagai sarana
perluasan masyarakat manusia dan perang merupakan faktor utama dalam
pembentukan negara itu sendiri (1992:87). Selain itu pula Rafael Raga Maran,
mengatakan bahwasannya perubahan politik mencakup perubahan pemerintah atau
perubahan rezim atau dalam beberapa kasus perbedaan keduanya, contohnya dari
3

rezim suharto mengalami perubahan ke rezim yang baru dan perubahan pemerintahan
contohnya perubahan pemerintahan yang baru bisa saja memperkaisai penerapan
kebijakan-kebijakan baru dalam bidang sosial maupun ekonomi.
2.2 Faktor-faktor Perubahan Politik
Sebuah perubahan yang terjad, pasti memiliki suatu faktor yang menyebabkan
perubahan, yang mana termasuk juga ke arah politik. Perubahan-perubahan politik

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: Diperkenalkan
teknologi baru, Perdagangan atau peperangan dan kudeta istana, Perubahan dinasti,
Tampilnya raja yang kompeten atau tidak kompeten, Munculnya pemimpin yang
karismatik, dan adanya gerakan-gerakan yang cultural dan intelektual.Dalam kaitan
itu bahwa sebuah perubahan merupakan hasil interaksi kepentingan yang secara ketat
dikontrol, bahkan ditentukan oleh posisi sosial atau kondisi materiil elit yang terlibat.
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadi perubahan, yaitu:
a) Konflik kepentingan
Konflik yang berupa ketegangan saja cenderung menimbulkan
perubahan di dalam sistem atau dampak kebijakan yang bersifat moderat,
sedangkan konflik yang berupa kontradiksi cenderung menggoyahkan
keseimbangan sistem sehingga dapat menimbulkan perubahan sistem dan
dampak kebijakan yang bersifat mendasar.
b) Gagasan atau nilai-nilai baru
Sebagai variabel yang independen yang menjelaskan perbedaan antara
sistem sosial dan proses-proses perubahan dan reproduksi. Faktor lain
yang menimbulkan perubahan, yakni ada berbagai kebijakan yang secara
disengaja, terencana, dan terorganisasikan dibuat dan dilaksanakn oleh
pemerintah.
Selain itu, adanya perspektif ekonom senior Dr. Rizal Ramli (Kantor Berita

politik/RMOL.COM,6/5/2011) ada faktor objek dan subjektif yang menyebabkan
sebuah perubahan itu adalah satu dari sembilan faktor objektif yang akan mendorong
perubahan suatu negara, yaitu:
a) Mayoritas kalangan intelektual tidak lagi yang bersedia membela
pemerintahan secara terbuka, kecuali intelektual yang sudah dikontrak

4

Istana. Padahal di negara demokratis, kalangan intelektual sangat
menentukan legitimasi kekuasaan.
b) Media, terutama media berjaringan internet dan media elektronik (TV dan
Radio) sangat kritis dan juga skeptis terhadap ketulusan dan kinerja
pemerintahan.
c) Para aktivis pro-demokrasi, pemuda dan mahasiswa di seluruh Negeri
telah sepakat menilai bahwa Suatu pemerintahan bisa dikatakan “gagal”
karena tidak berpihak kepada kepentingan mayoritas rakyat, dan hanya
patuh pada kepentingan global dan pemodal besar/asing.
d) Adanya pandangan dari tokoh-tokoh senior politik dan para juga para
pejuang kemerdekaan dan jenderal purnawirawan TNI yang menganggap
jika suatu pemimpin yangmemiliki karakter yang sangat lemah maka harus

di ganti.
e) Bila terjadi adanya suatu kebohongan dan mengingkari konstitusi. Ketika
rakyat membutuhkan, terutama dalam hal kenyamanan beragama dan
kesejahteraan, pemerintahan Seorang pemimpin sering absen dan rakyat
dibiarkan mengatasi berbagai persoalannya sendiri.
f) Kehidupan berkaiatan masalah sosial, seperti pada umumnya penduduk
suatu negara yang berpendapatan sangat rendah dan banyak yang
menganggur, semakin sulit karena kenaikan harga pangan dan kebutuhan
pokok yang tidak terkendali. Selain karena sifat rezim yang otoriter dan
juga menimbulkan sebuah perubahan politik disuatu negara.
g) Selain gangguan terhadap kenyamanan kehidupan beragama, ada juga
gangguan terhadap hak-hak historis sebagaimana dirasakan masyarakat,
seperti pada masyarakat di Jogjakarta. Hal itu sehingga memicu
ketidakpuasan, dan menunjukkan ketidakmampuan pemerintahan SBYBoediono meneruskan cita-cita para founding father dan melaksanakan
amanat konstitusi.
h) Liberalisasi di bidang pendidikan nyaris identik dengan kenaikan biaya
pendidikan yang resmi maupun tidak resmi, baik di lembaga pendidikan
swasta maupun milik negara. Akses terhadap pendidikan untuk rakyat
miskin semakin terbatas, dan tingkat putus sekolah di berbagai jenjang
pendidikan semakin tinggi.

i) Pemerintahan sekarang telah mengalami krisis kepercayaan (distrust)
publik. Hal ini juga pernah di rasakan oleh bansa indonesia pada saat

5

menjelang kejatuhan Presiden Soeharto. Krisis kepercayaan timbul karena
rakyat menyaksikan perbedaan yang sangat besar.
2.3 Tipe-tipe perubahan Politik
Perubahan politik dibedakan menjadi tiga, yaitu perubahan sistem, perubahan di
dalam sistem, dan perubahan karena dampak berbagai kebijakan umum (Surbakti, 1992:
243), yaitu:
a) Perubahan sistem
ialah perubahan yang terjadi pada ketiga elemen sekaligus. Perubahan ini
bersifat radikal (perubahan dengan akar-akarnya) karena tidak saja struktur dan
strategi kebijakan yang berubah, tetapi juga sistem yang lain yang justru
mempengaruhi ketiga objek revolusi, yaitu kegiatan kolektif warga masyarakat
yang sedikit banyak bersifat kekerasan untuk mengganti sistem politik yang ada
dengan sistem baru yang dianggap lebih baik.
b) Perubahan di dalam
Ialah sistem menjadi garis politik kaum reformis. Pada tipe ini sistem nilai,

struktur kekuasaan dan strategi menangani proses kebijakan pada dasarnya tidak
mengalami perubahan yang berarti meskipun pemimpin pemerintahan dan isi
kebijakan umum mengalami perubahan. Perubahan yang diperjuangkan di dalam
kerangka sistem politik yang ada.
c) Perubahan berkaitan dengan dampak berbagai kebijakan pemerintah terhadap
lingkungan masyarakat dan lingkungan fisik.
Dahrendorf membedakan perubahan sosial dan politik menjadi perubahan
secara tiba-tiba (sudden) dan perubahan secara radikal (Surbakti, 1992: 245). Ia
menilai bahwa perubahan elit politik atau pemimpin pemerintahan merupakan
kondisi bagi perubahan sistem nilai, struktur kekuasaan, dan strategi menangani
kebijakan umum. Perubahan secara tiba-tiba atau revolusioner (yang biasanya
ditimbulkan dengan konflik yang bersifat kekerasan) belum tentu menghasilkan
perubahan struktural secara radikal, tetapi perubahan yang ditimbulkan oleh
konflik yang sangat intens cenderung bersifat radikal. Menurut Dahredorf, makin
intens konflik kelas, makin radikal perubahan yang ditimbulkan, dan semakin
bersifat kekerasan suatu konflik kelas maka semakin tiba- tiba perubahan yang
terjadi.

BAB III
Laporan penelitian


6

Persaingan dalam mendapatkan merebut sebuah kekuasaan turut dirasakan bangsa
indonesia. Hal ini dirasakan pada saat pesta demokarasi PEMILU CAPRES dan
CAWAPRES 2014-2015 yang telah diadakan pada 9 juni 2014. Berbagai cara yang
dilakukan oleh pasangan Capres dan Cawapres untuk memenang PEMILU pada waktu
itu. Setiap pasangan berupaya mencari partai koalisi untuk membantu kemenangan dalam
PEMILU ini. Pasang urut 1 yakni Prabowo-Hatta Rajasa mengusung 7 partai kualisi.
Ketujuh partai politik tersebut masing-masing Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) oleh
Ketua Umum Suhardi, Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa, Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Suryadarma Ali, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, Partai Bulan
Bintang (PBB)MS Kaban, Partai Demokrat (PD) Nachrowi Ramli, dan Partai Golkar oleh Aburizal
Bakrie (ARB). Sedangkan pada pasangan urut 2 Jokowi-Jusuf Kalla yang mengusung partai koalisa
yakni PDIP dan PKB.
Ada satu yang menarik meskipun pasangan urut 1 Capres dan Cawapres banyak mengusung
partai koalisi, tetapi bukan secara otomatis mendatang peluang besar urutan pasang ini dapat
memenangkan PEMIlU. Kekalahan yang didapatkan pasang urut satu turut banyak mengundang
polemik didalamnya baik itu mulai dari menggugatan dari merah putih (pendukung PrabowoHatta rajasa) baik itu kasus penolakan hasil Pilpres, menuntut KPU untuk Pilpres ulang melalui
MU, dan kasuslainnya. Hal inilah lantas membuat karisma dari sosok capres dan cawapres mulai

tampak bergeser. Berbeda dengan Capres dan Cawapres urut 2 yang trut suka cita akan
kemenangannya.

Untuk mengetahui bagaimana suatu Perubahan politik yang terjadi pada pergantian
jabatan presiden sebelumnya yakni SBY digantikan oleh Jokowi, menurut Yeni Sapitri
tanjung sebagai dengan sekretaris partai PDI Perjuangan pusat menurut keterangan dari
Beliau mengenai masalah perubahan politik, mengatakan bahwasan ini pada perpindahan
kekuasaan dari pemerintah SBY ke pemerintahan Jokowi, tidak mengalami perubahan
politik. Karena beliau menggap bahwa pada saat SBY terpilih menjadi presiden di pilih
langsung oleh rakyat, sama hal nya dengan Pak jokowi juga gitu, masih sama-sama di
pilih langsung oleh rakyat .jadi tidak ada perubahan politik. Namun menurut keterangan
Beliau perubahan yang akan di lakukan oleh Pak jokowi, hanya pada perubahan struktur
kabinetnya saja. Dimana ada perbandingan jumlah menteri yanug terjadi Pak jokowi
mengunakan azas keterbukaan maksudnya disini ialah dalam memilih menteri masyarakat
bisa ikut berpartisipasi dalam kabinet pak jokowi tersebut.

7

Menurut Yeni yang juga sebagai Caleg dari partai PDI-P mengatakan perubahan yang
akan terjadi belum ada kepastian, karena pelantikan pak jokowi belum di lakukan. Jadi

secara otomatis perubahan yang terjadi belum nampak
secara jelas. Menurut beliau perubahan politik itu
sama halnya dengan, perpindahan kepemimpinan dari
satu orang ke yang lain dengan sistem yang berbeda.
contohnya presiden pertama di tunjuk langsung oleh
rakyat, dan presiden kedua di tetapkan oleh MPR, dan
presiden ketiga pun di tetap kan presiden, namun pada
masa pemerintahan SBY pemilihan dilakukan langsung oleh rakyat dan pada pemilihan
presiden jokowi, dilakukan sama dengan sistem pemilihan SBY jadi tidak ada perubahan.
Menurut Yeni PDI-Perjuangan sebagai partai pengusung jokowi akan melakukan suatu
langkah utama yaitu menyehatkan sistem dalam struktur organisasi partainya dalam
diwilayah SUMBAR. Dalam kaitan tentang peubahan kebijakan politik yang akan
dilakukan oleh jokowi, beliau menjawab kalau kebijakan politik belum ada, kerena
kebijakan politik jokowi masih mengacu ke pada perUndang-undangan kerena setiap
kebijakan perlu ada nya persetujuan DPR , dan sesuai dengan Undang-undang indonesia.
Jadi dapat simpulkan bahwa perubahan politik di masa
pemerintahan jokowi belum ada, namun berpeluang besar
untuk mengalami perubahan, sesuai dengan tuntutan dan
keinginan rakyat indonesia itu sendiri.

8