Tugas Psikologi Kepribadian mahasiswa 3

Review Teori Kepribadian Carl Jung
Teori kepribadian Jung memiliki 3 konsep yang khas yakni : psyche, personality
function, dan self. Adapun struktur kepribadian yang menurut Jung yakni : a. Ego, ego
berkeja pada tingkat kesadaran yang mana egolah yang berperan penting dalam pikiran,
persepsi, ingatan dan perasaan kita, b) Personal Unconscious yakni masih berkaitan dengan
ego yang mana dia lebih berfungsi sebagai tempat penyimpanan pengalaman-pengalaman
pahit yang dilupakan sehingga tidak menimbulkan kesadaran, c) Collective Unconscious,
yakni ingatan masa lalu yang berlanjut dari generasi ke generasi yang dikenal dengan nama
arsetip, collective unconscious ini kepribadian di antaranya :
- Persona yang merupakan topeng untuk mengikuti kebiasaan budaya masyarakatnya
- Anima yakni sifat feminim yang dimiliki oleh laki-laki, dan animus yakni sifat maskulin
yang dimiliki oleh perempuan.
- Shadow adalah insting binatang yang dimiliki oleh manusia
- Self yang lebih berperan kepada tujuan hidup manusia.
Tipologi Jung yang juga merupakan ciri khas teori kerpibadiannya memiliki sikap
yakni ekstraversi dan introversi dan fungsi yakni fikiran, perasaan, penginderaan, dan intuisi.
a) Introversi dan fikiran dimana orangnya cenderung tidak mau menerima ide orang lain,
terkesan angkuh, b) ekstroversi-fikiran yang lebih kepada mengharapkan orang lain untuk
menjadi seperti dirinya, c) introversi-perasaan dimana orang yang memiliki kepribadian ini
mampu menyembunyikan perasaannya sendiri, d) ekstraversi-perasaan dimana tipe orang
ini memiliki perasaan yang mudah berubah-ubah, e) introversi-pengindraan dimana orang ini

akan cenderung terbenam dalam dunianya sendiri, f) ektraversi-pengindraan diman orang ini
lebih memandang dan merasa senang dengan dunia yang apa adanya, g) introversi-intuisi
dimana orang ini akan sukar mengkomunikasikan intuisinya, dan h) ekstraversi-intuisi
dimana orang yang bertip kepribadian ini akan selalu mencari dunia baru untuk ditaklukkan.
Adapun dinamika kepribadian oleh Jung yakni : a) prinsip oposisi, dimana dalam
kepribadian akan terjadi kecenderungan konflik, b) prinsip kompensasi, yakni prinsip dimana
dialah yang menjaga agar kepribadian kita tidak mengalami gangguan, prinsip ini yang akan
merealisasikan keinginan yang tidak tercapai dalam ego dia akan menjadikannya mimpi
dalam ketiaksadaran, dan c) prinsip penggabungan yang bertindak sebagai penggabungan
untuk menghindari pertentangan agar kepribadian kita dapat seimbang dan integral.
Perkembangan kepribadian Jung terbagi menjadi 4 tahap, yakni : a) usia anak
(childhood) yang mana disini dibedakan menjadi 3 bagian yakni, masa anarkis, monarkis dan
dualistic, b) usia pemuda dimana sudah mulai perkembangan fisik dan psikis, c) usia
pertengahan dimana sudah mulai mengenal aktualisi diri atau tujuan dirinya sendiri, d) usia
tua dimana fungsi sebagaian bekerja secara tidak sadar.
Aplikasi dalam teori Jung hampir sama dengan aplikasi teori Sigmund Freud yakni :
a) Tes Asosiasi Kata yang bertujuan untuk mengungkapkan semua perasaan-perasaan, b)
psikoterapi yang bertujuan untuk melakukan perubahan klien kea rah yang lebih sehat dan
dapat bekerja mandiri, dan c) analisis mimpi yang berfungsi di alam ketidaksadaran untuk
melakukan realisasi diri. Keuntungan teori ini adalah sangat berpengaruh luas pada

pengembangan riset asosiasi kata, menggunakan pandangan religious untuk memahami
jiwa manusia dan fikiran-fikiran manusia yang diungkapkan oleh Jung setara dengan karya
Freud. Namun, Dalam pemakaian metode riset komparatif, pengabaian kontrol dalam
eksperimen, dan konsepnya mengenai tak sadar kolektif, bersifat spekulatif.
Ketertarikan/keterlibatannya dengan okultisme, agama dan mitologi, membuat semakin jauh
dari analisis ilmiah.
Teori Kepribadian Erik Erikson
Teori kepribadian menurut Erik Erikson lebih menekankan pada perkembangan dan
peran sosial dalam pembentukan ego. Menurutnya, ego berkembang itu melalui kekuatan

dalam dan kekuatan lingkungan sosial. Dalam struktur kerpibadian Erikson ada 3 yakni : a)
ego, dimana ego yang digambarkan mengenai kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan
kemauan, atau ego kreatif yang tidak ada dalam psikoanalisis Freud, b) Ego Otonomi
Fungsional, yakni psikoanalisis ego fokus pada penyesuaian ego terhadap realita. Fungsifungsi ego yang semula berasal dari Id beroprasi secara otonom, dan c) Pengaruh
Masyarakat, menurut Erikson bagian terbesar ego dibentuk oleh masyarakat yang lebih
mementingkan faktor-faktor sosial.
Tahap perkembangan yang terjadi menurut Erik Erikson, yakni:
a) Trust vs Mistrust terjadi pada fase bayi yakni 0-1 tahun, ditandai dengan dua jenis
inkorporasi. Tahun ini bayi akan lebih dekat pada ayah dan ibunya, dia lebih percaya
kepada keduanya, dan apabila dia dekat dengan orang asing disitulah muncul rasa

ketidakpercayaan dan ditandai dengan bayi tersebut akan menangis.
b) Autonomy vs Shame, Doubt, fase ini terjadi pada usia 1 – 3 tahun dimana anak akan
dihadapkan pada hak dan kewajibannya yang harus ia laksanakan, Anak diajarkan untuk
menilai mana yang baik dan mana yang buruk.
c) Initiative vs Guilt, ini berada pada tahap bermain usia 3-6 tahun dimana anak mulai
muncul minat seksualnya dan akan memahami lingkungannya bahkan mulai merasakan
perasaan berdosa apabila ia melanggar suatu peraturan.
d) Industry vs Inferiority, berada pada tahap usia sekolah yakni 6 – 12 tahun. Pada tahap ini
perkembangan seksual terpendam dan perkembangan social menjadi luar biasa.
Mengembangkan pengetahuan untuk bekerja keras dan menghindari rasa rendah diri.
e) Identity vs Identity Confusion, terjadi pada usia remaja yakni 12 – 20 tahun. Tahap ini
merupakan tahap yang penting sebab disni seseorang harus mengetahui siapa dirinya
dan bagaimana caranya agar ia dapat bersosialisasi dalam masyarakat.
f) Intimacy vs Isolation, pada dewasa awal yakni 20 – 30 tahun. Disini lebih ditekankan
pada adanya hubungan saling percaya, dan tahap ini dikenal dengan yang namanya
kedekatan terhadap orang lain.
g) Generativity vs Stagnation, usia dewasa 30 – 65 tahun pada tahap ini manusia telah
mencapai puncak pengetahuannya, telah banyak mengalami pengalaman yang baik atau
buruk yang dapat dijadikan pelajaran untuk hidupnya ke depan.
h) Integritas vs Keputusasaan, lebih dari 65 tahun atau usia tua, Pada tahap ini dorongan

untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali
mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya
Aplikasi teorinya lebih kepada bidang psikoterapi yang tritmennya lebih kepada teori
psikososialnya, dan di bidang pengukuran seperti Play Construction Test yang mana anak
akan diminta untuk membayangkan dirinya menjadi sutradara dan membuat adegan yang
akan mengekpresi kepada kehidupannya yang tidak sadar, dan Erikson Psychososial Stage
Inventory (EPSI) yang menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kepercayaan,
otonomi, inisiatif, ketekunan, identity dan intimasi.
Kelebihan yang dimiliki teori Erikson yakni dia melengkapi tahap perkembangan yang
telah dikemukakan oleh Freud dari bayi hingga usia tua, serta kedudukannya dalam arus
paradigm psikoanalisis agak unik. Namun, dalam hal metodologi, hampir sama dengan
metodologi dari psikoanalisis lainnya. Karenanya, beberapa metoda pengukuran yang dia
lakukan, observasi terhadap anak-anak, dan analisis kesejarahan yang sedikit memberi nilai
ilmiah dari metodologinya. Sayang, data-data yang dikumpulkannya termasuk data observasi
dideksripsi secara subjektif dan dianalisis secara subjektif pula