Pengaruh Kompetensi Batuan terhadap Kera

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

PENGARUH KOMPETENSI BATUAN TERHADAP
KERAPATAN KEKAR TEKTONIK YANG
TERBENTUK PADA FORMASI SEMILIR DI
DAERAH PIYUNGAN, BANTUL, DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Budi SANTOSO1*, Yan Restu FRESKI1 dan Salahuddin HUSEIN1
1

Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jalan Grafika no 2, Mlati, Sleman D.I.Yogyakarta, Indonesia
*
setracrew@gmail.com
Diterima tanggal : 15 November, 2013

Abstrak
Rekaman gaya tektonik terekam pada batuan dalam bentuk kekar-kekar ekstensi maupun

gerus. Secara kuantitatif, respon batuan terhadap deformasi dapat didekati dari aspek
densitas kekar, yang dikontrol oleh sifat kompetensi batuan. Kompetensi batuan
dipengaruhi oleh ukuran butir, komposisi, dan tingkat sementasi batuan. Penelitian ini
bermaksud menyajikan hubungan antara densitas kekar dan faktor-faktor geologi yang
mempengaruhi kompetensi suatu batuan, dengan studi kasus pada batuan volkaniklastik
Formasi Semilir yang tersingkap di Piyungan, Bantul, D.I. Yogyakarta.
Area kajian berupa singkapan tebing setinggi 7 meter dan lebar 30 meter. Pada
singkapan tersebut, Formasi Semilir yang berumur Miosen Tengah tersusun atas
perselingan batupasir bergradasi normal dan batulanau. Ketebalan masing-masing lapisan
bervariasi dari 5 cm hingga 400 centimeter. Struktur kekar dijumpai hampir di setiap
lapisan dengan kerapatan yang berbeda-beda.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengukuran distribusi kekar secara
kuantitatif pada setiap lapisan dengan lebar singkapan 5 meter. Data diolah secara statistik
dan diplot ke dalam grafik versus antar aspek yang mempengaruhi kompetensi batuan.
Batuan yang memiliki ukuran butir kasar dan tebal mempunyai tingkat kompetensi
tinggi sehingga hanya sedikit merekam kekar. Batuan yang memiliki ukuran butir halus
dan tipis mempunyai tingkat kompetensi rendah sehingga dapat merekam kekar dengan
rapat. Komposisi volkanik pada Formasi Semilir mempunyai peran dalam tingkat
pengelasan antar fragmen (welded structure) yang dapat menambah tingkat kompetensi
batuan.

Kata kunci:Densitas Kekar, Formasi Semilir, Kompetensi Batuan.

Pendahuluan
Latar Belakang
Lokasi penelitian berada di sebuah bukit, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1). Lokasi dapat diakses melalui Jalan
Raya Piyungan – Prambanan.Di daerah tersebut terdapat singkapan batuan piroklastik
dengan dimensi 20 meter x 30 meter dengan ketebalan lapisan sekitar 7 meter yang
memiliki ekspresi kekar yang cukup beragam di setiap lapisannya.
Kekar merupakan rekahan dengan bentukan bidang planar atau lengkung yang tidak
terisi dan terbentuk secara alami akibat tarikan yang disebabkan oleh pembebanan (Van
63

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

der Pluijm dan Marshak, 2004). Kekar yang terdapat pada singkapan daerah penelitian
terdiri atas kekar tektonik dan kekar non-tektonik. Kekar yang diperhitungkan dalam

penelitian ini adalah kekar tektonik.
Gaya tektonik yang mempengaruhi suatu daerah akan terekam dalam batuan. Batuan
merekam gaya tektonik tersebut berdasarkan beberapa variabel yaitu arah gaya, ketebalan
lapisan batuan, dan tingkat kompetensi batuan. Uji kompetensi batuan tersebut dilakukan
dengan mengukur kerapatan kekar yang terbentuk pada masing-masing lapisan batuan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi batuan pada singkapan dan
efeknya terhadap densitas kekar tektonik yang terekam pada masing-masing lapisan
batuan.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pengukuran
stratigrafi satu jalur dan menghitung jumlah kekar tektonikyang terekam pada setiap
lapisan. Penghitungan jumlah kekar dibatasi dalam jalur pengukuran selebar 5 meter.
Kekar tektonik yang dianalisis meliputi kekar yang memotong lapisan batuan dengan
ketebalan minimal 5 cm; kekar menerussecara vertikal; dan mengikuti pola kekar secara
umum di sekitarnya. Hasil dari observasi dan tabulasi data di lapangan dilanjutkan dengan
analisis laboratorium terhadap karakteristik dan tekstur batuan untuk mengetahui hubungan
antara mineralogi dengan tingkat kompetensi batuan terhadap densitas kekar yang
terbentuk. Analisis petrografi menggunakan mikroskop polarisasi dengan perbesaran 4x,

kecuali pada pengamatan kandungan organik yang menggunakan perbesaran 60x.

Hasil Penelitian
Singkapan batuan pada lokasi penelitian (Gambar 2) memiliki total ketebalan 7,07 meter.
Litologi penyusunnya terdiri atas lapilli tuff, tuff, dan pyroclastic breccia (Fisher, 1966).
Lapilli tuff berada pada lapisan 1 (100 centimeter), lapisan 10 (10 centimeter), dan lapisan
13 (20 centimeter). Lapilli tuff memiliki ciri-ciri warna putih, ukuran butir ash, mud
supported, komposisi lapilli dan tuf kasar. Pyroclastic breccia berada di lapisan paling atas
yaitu lapisan 17 dengan ketebalan 400 centimeter. Pyroclastic breccia memiliki ciri-ciri
warna putih keabu-abuan, ukuran butir fragmen kerikil-kerakal, ukuran matriks pasir,
sortasi buruk, grain supported, struktur welded, komposisi fragmen tuf dan litik andesit,
komposisi matriks tuf. Sisanya, terdiri dari lapisan tuff yang berlapis dan tebalnya berkisar
antara 5-20 centimeter. Ciri-ciri tuff warnanya putih hingga abu-abu, terkadang ada yang
berwarna merah akibat oksidasi, berukuran butir ash, mud supported, dan komposisinya
berupa abu vulkanik.
Tabulasi data kekar pada setiap lapisan dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah kekar yang
terbentuk di lapisan-lapisan lapilli tuff yaitu berjumlah 11 (di lapisan 1, tebal 100
centimeter), 32 (di lapisan 10, tebal 10 centimeter), dan 29 (di lapisan 13, 20 centimeter).
Kekar yang terbentuk di pyroclastic breccia berjumlah 9 ( di lapisan 17, tebal 400
centimeter). Jumlah kekar di tuff berkisar antara 24 – 73 dengan kisaran ketebalan lapisan

5-20 centimeter.
Hasil dari tabulasi data kekar dilanjutkan dengan analisis petrografi untuk melihat
hubungan data kekar yang terbentuk dengan karakteristik mineralogi dan tekstur batuan.
Analisis petrografi dilakukan pada tiga lapisan yang berbeda, yaitu lapisan 1 (lapilli tuff,
100 cm), lapisan 16 (tuff, 20 cm), dan lapisan 17 (pyroclastic breccia, 400 cm).
64

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Lapisan 1 (lapilli tuff) memiliki porositas tipe vuggy yang persebarannya cukup melimpah
dan terdapat struktur welded (lihat Gambar 5). Komposisi batuan terdiri dari kuarsa,
plagioklas, dan gelas vulkanik. Lapisan 16(tuff) memiliki ciri porositas tipe fracture,
terlihat kenampakan bedding fissility, terdapat fracture yang terisi oleh kuarsa, komposisi
antara lain; gelas vulkanik, material organik, dan material berukuran abu. Lapisan 17
(Pyroclastic breccia) memiliki ciri grain supported, porositas intergranular dan kurang
melimpah, struktur welded, komposisi; kuarsa, plagioklas, ortoklas, dan gelas vulkanik.


Pembahasan
Kekar dapat terbentuk pada batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekuatan
batuan terhadap tekanan, tekanan pori, retakan akibat tarikan, dan retakan akibat gaya
kompresi (Mandl, 2005). Menurut Van der Pluijm dan Marshak (2004), kekar dapat
terbentuk dipengaruhi oleh beberapa parameter, yaitu; ketebalan lapisan, litologi (modulus
elastisitas batuan), kuat tarikan, tegangan. Faktor ketebalan lapisan dan litologi lebih
mudah dianalisis karena terlihat secara kasat mata.
Hubungan Antara Jumlah Kekar dengan Ukuran Butir
Hubungan antara kerapatan kekar dengan litologi diukur melalui tingkat kekakuan
(stiffness) melalui nilai elastisitas batuan. Batuan yang lebih kaku akan memiliki nilai
elastisitas yang lebih besar (Van der Pluijm dan Marshak, 2004). Pada percobaan Van der
Pluijm dan Marshak (2004), tidak dijelaskan secara spesifik pengaruh ukuran butir
terhadap kerapatan kekar.
Percobaan ini dilakukan untuk mencari hubungan antara kerapatan kekar dengan
ukuran butir batuan. Berdasarkan hasil analisis dari tiga sampel, didapatkan hasil bahwa
semakin kasar ukuran butirnya maka jumlah kekar yang terbentuk akan semakin sedikit,
hubungan keduanya digambarkan dalam grafik (lihat Gambar 3). Hal ini disebabkan oleh
faktor litologi yang merupakan batuan piroklastik. Ukuran butir yang lebih kasar memiliki
tingkat pengelasan (welding) yang lebih tinggi sehingga membuat struktur batuan lebih
rapat (Mcphie et. al, 1993)

Hubungan Antara Jumlah Kekar dengan Ketebalan Lapisan
Jarak antar kekar akan semakin rapat bila lapisan batuan semakin tebal, dengan asumsi
bahwa semua parameter pengontrol dianggap sama (Van der Pluijm dan Marshak, 2004).
Berdasarkan dari tiga sampel batuan dengan ketebalan berbeda yang dianalisis, didapatkan
hasil bahwa lapisan 17 yang merupakan lapisan paling tebal memiliki jumlah kekar yang
paling sedikit, digambarkan dengan grafik (lihat Gambar 4). Grafik menunjukkan
hubungan antara jumlah kekar yang semakin menurun pada lapisan-lapisan yang semakin
tebal. Jika dibandingkan dengan teori, maka secara umum teori terbukti benar dan
memiliki korelasi dengan hasil penelitian. Hubungan kerapatan kekar dengan ketebalan
lapisan yaitu terletak pada refleksi stress shadow, semakin tebal batuan maka kekar yang
terbentuk akan semakin panjang mengikuti ketebalan dan stress shadow akan semakin
melebar seiring dengan semakin panjangnya kekar.

Kesimpulan
Dari analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan
• Kerapatan kekar dipengaruhi oleh parameter ukuran butir batuan dan tingkat
pengelasannya, khususnya pada batuan piroklastik.
• Kerapatan kekar dipengaruhi oleh ketebalan lapisan, semakin tebal lapisan maka
stress shadow akan semakin lebar.
65


BPS06



Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Struktur welded mempengaruhi tingkat kompetensi batuan karena struktur batuan
menjadi lebih rapat.

Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
• Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada selaku
penyelenggara seminar nasional
• Anggota-anggota AAPG UGM-SC yang turut membantu dalam diskusi selama
penelitian berlangsung

Daftar Pustaka
Fisher, R.V., dan Schmincke, H-U., Pyroclastic Rocks. Springer-Verlag, Berlin, 1984.

Mandl, G., Rock Joints. Springer-Verlag, Berlin, 2005.
McPhie, J., Doyle, M., dan Allen, R., Volcanic Textures : A guide to the interpretation
of textures in volcanic rocks. Codes Key Centre, Tasmania, 1993.
Van der Pluijm, B. A., dan Marshak, S., Earth Structure: An Introduction to Structural
Geology and Tectonics Second Edition, W. W. Norton and Company, New York. 2004
Williams, H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., Petrography : an introduction to the
study of rocks in thin sections. W.H. Freeman and Company, New York, 1982

Gambar 1. Lokasi Penelitian (dari Google Maps, diakses 13 November 2013 jam 23:55)

66

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Gambar 2. Sketsa singkapan

67


BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Log Batuan
(tidak berskala, tebal total 707cm)

No.

Tebal
(cm)

Jumlah
kekar

Nama Batuan
(Fisher, 1966B)


Deskripsi singkat

17

400

9

Pyroclastic
breccia

Batuan berwarna putih keabu-abuan, ukuran fragmen kerakal dan matriks
material piroklastik berukuran pasir, sortasi buruk, grain supported, struktur
welded, komposisi fragmen tuf dan andesit, matriks tuf.

16

20

56

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

15

20

49

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

14

20

56

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

13

20

29

Lapilli-tuff

12

20

40

Tuff

11

10

73

Tuff

10

10

32

Lapilli-tuff

9

5

41

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

8

10

30

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

7

10

38

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

6

12

41

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf,
carbon flakes

5

20

39

Tuff

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

4

5

58

Tuff

Batuan berwarna putih, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.

3

20

24

Tuff

2

5

57

Tuff

1

100

11

Lapilli-tuff

Batuan berwarna putih, ukuran butir ash, matrix supported, komposisi tuf
kasar.
Batuan berwarna merah keungu-unguan, ukuran butir ash, mud supported,
komposisi tuf.
Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf.
Batuan berwarna merah keungu-unguan, ukuran butir ash, matrix supported,
komposisi tuf kasar.

Batuan berwarna abu-abu, ukuran butir ash, mud supported, komposisi tuf
dan carbon flakes.
Batuan berwarna coklat oksidasi, ukuran butir ash, mud supported,
komposisi tuf.
Batuan berwarna putih, ukuran butir ash, matrix supported, komposisi lapili
dan tuf kasar.

Tabel 1. Kolom Litologi dan hasil tabulasi jumlah kekar pada setiap lapisan

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Gambar 3. Grafik hubungan jumlah kekar dengan ukuran butir

Gambar 4. Grafik hubungan kekar dengan ketebalan lapisan

BPS06

Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-6
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, 11-12 Desember 2013

Lapisan 1
Lapilli tuff

Lapisan 16
Tuff

//

X

TRO

Gambar 5. Kenampakan petrografi dari sampel

Lapisan 17
Pyroclastic breccia