Mitos Yang Salah and Keliru Tentang Bang

Tentang Bangsa Jin

by Muhammad Vandestra 2017

Muhammad Vandestra

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Copyright © 2017 Muhammad Vandestra All rights reserved.

Muhammad Vandestra

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Prakata

Allah telah menegaskan dalam firman-Nya, “(Dialah Allah) yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai- Nya”. (QS. Al-Jin: 26-27). Sehingga di ayat yang lain Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk mengakui akan ketidaktahuannya tentang keghaiban, kecuali yang sudah diwahyukan Allah kepadanya, “Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya. Dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188).

Berdasarkan ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa yang paling tahu kehidupan alam ghaib hanyalah Allah, termasuk kehidupan jin dan syetan. Sebetulnya Rasulullah sendiri makhluk yang paling dekat dan paling bertaqwa kepada Allah-, juga tidak tahu akan hal yang ghaib. Beliau tahu yang ghaib sebatas apa yang diberitahukan oleh Allah kepadanya melalui wahyu yang beliau terima. Sehingga kita tidak boleh sok tahu akan hal-hal yang ghaib. Kalau berbicara hal yang ghaib, ikutilah sumber wahyu yang ada (al- Qur’an dan al-Hadits) agar kita tidak tersesat, dan iman kita terhadap yang ghaib tidak salah.

Yang kita maksud dari mitos di sini adalah informasi tentang kehidupan jin yang tidak sesuai syari’at Islam. Yang selama ini

menjadi opini ghaib dan wacana mistik yang mayoritas masyarakat kita meyakini akan kebenarannya. Padahal mitos itu tidak benar adanya. Akibat dari keyakinan pada mitos yang salah itu, keimanan kita pada yang ghoib, terutama tentang kehidupan jin jadi menyimpang dari syari’at Islam. Lalu dari kesalahan itu melahirkan penyimpangan prilaku dan perbuatan. Akhirnya ia takut pada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Lebih takut kepada jin dan syetan daripada takut kepada Yang menciptakan mereka, yaitu Allah.

Jin adalah bagian dari makhluk ghaib. Dan beriman kepada yang ghaib adalah bagian dari karakter dan sifat seorang mukmin yang bertaqwa (QS. al-Baqoroh: 1-5). Kalau keimanan seorang mukmin

Muhammad Vandestra

itu salah, maka akan terjadi kecacatan (kesalahan) dalam keimanannya. Berikut keyakinan yang salah kaprah (mitos yang tak perlu dibenarkan) dan sudah mewabah di masyarakat, serta diblow- up di berbagai macam media massa cetak atau elektronik yang harus segera diluruskan agar tidak merusak iman kita, atau kaum muslimin pada khususnya.

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Semua Tentang Jin

Sesungguhnya secara garis besar, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.

Apa itu Jin

Jin, dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf 27).

Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat,

namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Al Bukhari).

Asal kejadian Jin

Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, “Dan Kami telah menciptakan j in sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27). “Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS.

Ar Rahman : 15). Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin

diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan

Muhammad Vandestra

ovum].” (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud “api yang sangat panas” (nar al-samum) atau “nyala api” (nar) dalam firman Allah di atas ialah “api murni”. Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya “bara api”, seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.

Jin mengubah bentuk

Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu keistimewaan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.

Apakah jin juga mati?

Jin beranakpinak dan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).

Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa: “Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna – Ya Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati.” (Bukhari: 7383, Muslim: 717)

Tempat-tempat kesukaan Jin

Banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya juga ada, di antaranya sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian jin juga bisa tinggal bersama manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

makan bersama manusia. Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia membuka aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk ke dalam WC, hendaknya kita berdoa yang artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (gangguan) setan laki- laki dan setan perempuan.” (HR At- Turmudzi).

Setan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Quran sengaja tak menjelaskan secara rinci. Mungkin karena kuburan sering dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir (paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan. Setan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan auratnya.

Setan selalu mendampingi manusia

Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya “yang menyertai” manusia. Setiap manusia disertai

setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan qarin-nya akan bersama- sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman, artinya: “Yang menyertai dia (qarin- nya) berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27).

Muhammad Vandestra

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Mitos Yang Salah Tentang Kehidupan Bangsa Jin & Setan

Allah telah menegaskan dalam firman- Nya, “(Dialah Allah) yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai- Nya”. (QS. Al-Jin: 26-27). Sehingga di ayat yang lain Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk mengakui akan ketidaktahuannya tentang keghaiban, kecuali yang sudah diwahyukan Allah kepadanya, “Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya. Dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raf: 188).

Berdasarkan ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa yang paling tahu kehidupan alam ghaib hanyalah Allah, termasuk kehidupan jin dan syetan. Sebetulnya Rasulullah sendiri –makhluk yang paling dekat dan paling bertaqwa kepada Allah-, juga tidak tahu akan hal yang ghaib. Beliau tahu yang ghaib sebatas apa yang diberitahukan oleh Allah kepadanya melalui wahyu yang beliau terima. Sehingga kita tidak boleh sok tahu akan hal-hal yang ghaib. Kalau berbicara hal yang ghaib, ikutilah sumber wahyu yang ada (al- Qur’an dan al-Hadits) agar kita tidak tersesat, dan iman kita terhadap yang ghaib tidak salah.

Yang kita maksud dari mitos di sini adalah informasi tentang kehidupan jin yang tidak sesuai syari’at Islam. Yang selama ini

menjadi opini ghaib dan wacana mistik yang mayoritas masyarakat kita meyakini akan kebenarannya. Padahal mitos itu tidak benar adanya. Akibat dari keyakinan pada mitos yang salah itu, keimanan kita pada yang ghoib, terutama tentang kehidupan jin jadi menyimpang dari syari’at Islam. Lalu dari kesalahan itu melahirkan penyimpangan prilaku dan perbuatan. Akhirnya ia takut pada sesuatu yang tidak pada tempatnya. Lebih takut kepada jin dan syetan daripada takut kepada Yang menciptakan mereka, yaitu Allah.

Jin adalah bagian dari makhluk ghaib. Dan beriman kepada yang ghaib adalah bagian dari karakter dan sifat seorang mukmin yang

Muhammad Vandestra

bertaqwa (QS. al-Baqoroh: 1-5). Kalau keimanan seorang mukmin itu salah, maka akan terjadi kecacatan (kesalahan) dalam keimanannya. Berikut keyakinan yang salah kaprah (mitos yang tak perlu dibenarkan) dan sudah mewabah di masyarakat, serta diblow- up di berbagai macam media massa –cetak atau elektronik- yang harus segera diluruskan agar tidak merusak iman kita, atau kaum muslimin pada khususnya.

1. Jin tidak takut kepada manusia Siapa yang berkeyakinan atau mengatakan bahwa jin tidak takut

pada manusia, itu adalah pernyataan yang salah kaprah. Karena sesungguhnya jin itu sangat takut kepada manusia, melebihi ketakutan manusia kepadanya. Hanya saja, karena manusia sudah menjatuhkan martabatnya, sering menghamba kepda jin dan minta pertolongan serta perlindungan kepadanya, akhirnya jin besar kepala (sombong), dan manusia jadi bernyali ciut sehingga dihantui ketakutan kepada jin, melebihi ketakutannya kepada Allah.

Allah berfirman, “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin- jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan.” (QS. al-Jin: 6).

Dalam kitab-kitab tafsir disebutkan, kronologi turunnya ayat tersebut (asbabun nuzul) adalah karena kebiasaan para saudagar di zaman Jahiliyah yang bila melalui lembah atau bukit, selalu minta perlindungan (permisi) kepada Jin penghuni lembah tempat tersebut. Mereka taku kalau tidak melakukan itu, hidupnya akan celaka. Padahal sebenarnya para Jin lembah itu takut saat mereka mau lewat. Mereka jadi sombong atas manusia.

2. Jin tidak bisa mati atau dibunuh Siapa yang mengatakan bahwa jin tidak bisa dibunuh, berarti ia telah

berbohong dan mendustakan syari’at Islam. Karena syari’at Islam sendiri menyatakan bahwa jin itu bisa mati seperti manusia. Yang diberi tangguh atau dipanjangkan umurnya sampai datang kiamat

hanyalah Iblis, bagian dari jin, bukan jin secara keseluruhan.

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Al- Qur’an mengisahkan: “Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. al- A’raf: 14-15).

Rasulullah pernah berucap dalam lantunan do’anya, “Aku berlindung dengan Kemuliaan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau, yang

tidak akan mati. Sedangkan jin dan manusia semuanya akan mati.” (HR. Bukhari).

3. Jin yang menampakkan diri tidak bisa disakiti Kebohongan publik yang sering dilakukan media massa adalah,

pernyataan bahwa Jin yang menampakkan diri dalam kehidupan nyata manusia tidak bisa disakiti. Kalau kita melakukan perlawanan, pasti akan sia-sia. Penampakkan jin dikesankan sebagai sosok sakti yang tak akan tersakiti, apalagi mati. Itu kedustaan terhadap apa yang telah dikabarkan Rasulullah.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ini ada jin yang telah masuk Islam. Oleh sebab itu, jika kalian melihat salah satu dari mereka, maka biarkanlah (izinkanlah) tiga hari. Jika setelah itu

masih terlihat, maka bunuhlah karena ia adalah syetan.” (HR. Muslim).

4. Jin mengetahui semua keghaiban Banyak manusia yang masih percaya bahwa para dukun itu punya

koneksi dengan jin, padahal hakikatnya tidaklah begitu. Ada juga dukun palsu, alias pura-pura saja. Jika ada dukun yang diyakini bisa berteman dengan Jin, maka mereka yakin bahwa dukun itu tahu akan segala macam keghaiban, termasuk tentang nasib dan masa depan mereka, dan yang lain sejenisnya. Mereka yakin bahwa jin itu tahu segala macam hal-hal yang ghaib.

Ternyata keyakinan itu salah besar. Meskipun Jin itu makhluk ghaib, mereka tidak mengetahui semua yang ghaib. Pengetahuan mereka juga terbatas. Jin mengakui sendiri akan kelemahannya, tidak mengetahui sergala jenis keghaiban termasuk nasib manusia di bumi ini, “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan

Muhammad Vandestra

yang dikehendaki bagi orang yang di bumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”. (QS. Al-Jin: 10).

Kemudian di ayat lain, Allah berfirman, “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, jin baru mengetahuinya. Kalau sekiranya mengetahui hal yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”. (QS. Saba’: 14).

5. Jin takut kepada benda keramat atau jimat Sering digambarkan di media massa bahwa Jin atau syetan akan

takut dan lari terbirit-birit saat melihat jimat atau benda keramat lainnya. Bahkan kadang diinformasikan Jin itu terbakar saat mendekat atau memegangnya. Itu adalah kedustaan yang dilakukan oleh para dukun (agen-agen syetan) agar jimat buatan mereka laris manis. Dan sebenarnya tidak begitu.

Allah-lah yang paling paham tentang apa saja yang disukai jin atau yang ditakutinya, karena Dialah yang telah menciptakan mereka. Tidak ada satu ayat pun atau hadits Rasulullah yang menjelaskan bahwa jin takut pada jimat, isim, wifiq, rajah atau benda-benda pusaka lainnya. Justru yang diberitakan oleh syari’at Islam adalah syetan takut terhadap bacaan ayat- ayat suci atau do’a-do’a Rasulullah.

Misalnya sabda Rasulullah, “Sesungguhnya syetan pergi dan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baq arah”. (HR. Muslim, dari Abu Hurairah). Atau hadits lain, “Apabila kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas,

karena Allah senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi”. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah).

6. Jin hanya bisa dikalahkan oleh dukun atau orang pintar Kesesatan lain yang harus diluruskan adalah keyakinan banyak

masyarakat akan kesaktian sosok manusia yang disebut dukun. Banyak orang yang yakin bahwa gangguan dan kejahatan syetan hanya bisa dikalahkan oleh kekuatan dukun. Sehingga mereka

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

larinya selalu ke dukun bila ada orang yang kesurupan jin atau diganggu syetan. Itu opini sesat yang harus segera diralat.

Ketahuilah bahwa Jin atau syetan hanya takut kepada Allah dan orang-orang mukmin yang shalih yang banyak berdzikir. Kalau ada jin (syetan) takut pada dukun, itu hanya acting (pura-pura) agar kita selalu pergi ke dukun, dengan begitu kita akan masuk dalam perangkap syetan. Padahal datang ke dukun adalah perbuatan yang diharamkan.

Rasulullah bersabda, “...Dan aku perintahkan kalian untuk dzikir kepada Allah yang banyak. Perumpamaan orang yang banyak dzikir itu seperti orang yang dicari-cari dan dikejar oleh musuh. Lalu ia mendapatkan benteng kokoh yang bisa melindungi dirinya dari kejaran musuh. Begitulah seorang hamba, dia tidak akan selamat dai gangguan syetan kecuali dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).

7. Jin muslim bisa dijadikan khadam atau teman Racun akidah yang berbahaya dan banyak dihembuskan mereka

yang sesat adalah pernyataan bahwa, “Kita boleh berteman atau minta bantuan kepada jin yang muslim”. Padahala tidak ada satupun perintah syari’at yang membolehkan kita untuk minta bantuan Jin. Bahkan malah sebaliknya, kalau kita minta bantuan jin maka dosa dan kesalahan kita semakin bertambah. Di sisi lain, jin itu makhluk ghaib, tidak bisa kita lihat wujud aslinya. Bagaimana kita bisa membedakan antara yang muslim dengan yang kafir. Kalaupun dia muslim, kita tidak tahu apakah ia muslim yang shalih, atau yang munafik, fasik atau murtad. Bisa saja dia aslinya kafir, lalu berubah wujud dan menampakkan diri sebagai muslim shalih, bahkan sosok ustadz atau kyai. Sebagaimana actingnya para pemain sinetron dalam dunia manusia.

Al- Qur’an menceritakan pengakuan jin, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih, dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda- beda.” (QS. al-Jin: 11).

Muhammad Vandestra

Allah berfirman, “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin- jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan.” (QS. al-Jin: 6).

8. Jin tidak bisa menyakiti manusia Ada orang bilang bahwa Jin itu tidak bisa menyakiti manusia secara

fisik, mereka hanya bisa mengganggu manusia secara non fisik. Sungguh, itu merupakan pernyataan yang salah. Jin bisa menyakiti manusia secara fisik, bahkan bisa membunuh dengan amarah dan dendamnya. Hanya saja kemampuan mereka umtuk melakukan hal itu terbatas. Dibatasi oleh kehendak Allah. Kalau Allah menghendaki kita celaka atau mati karena ulah jin, maka terjadilah. Kalau Dia tidak menghendaki, Jin manapun tidak bisa mencelakakan kita. Sehingga kita terkadang melihat orang yang kena santet (sihir), akhirnya mati dengan tragis dan misterius.

Al- Qur’an telah menceritakan bahwa Allah telah memberi izin ke Jin (syetan) untuk menyakiti Nabi Nuh ‘alaihis salam. Allah berfirman, “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya aku diganggu syetan dengan kepayahan dan siksaan’. Allah berfirman, ‘Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang- orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 41-43).

9. Jin bisa dilihat manusia dalam bentuk aslinya Ini termasuk penyesatan yang fatal. Banyak orang meyakini bahwa

ada manusia khusus –selain nabi dan rasul- yang bisa melihat jin dalam bentuk aslinya, bahkan mereka bisa masuk ke astral Jin dan memantau kehidupan mereka. Itu keyakinan yang sesat, bertentangan dengan syari’at. Yang benar, tidak ada seorangpun – selain nabi dan rasul yang bisa melihat jin dalam bentuk aslinya-. Kalau ada yang mengaku bisa melakukan hal itu, itu bohong. Kalaupun dia telah masuk ke alam Jin, itu bukan alam mereka sebenarnya, tapi tipuan dan ilusi saja.

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Allah telah berfirman, “Sesungguhnya ia (syetan) dan pengikut- pengikutnya melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa meliahat mereka." (QS. al- A’raf: 27). Ayat tersebut dengan jelas dan

gamblang memberitahukan kepada kita semua bahwa makhluk halus (jin) dalam bentuk aslinya tidak bisa dilihat oleh mata atau ditangkap oleh kamera. Keculai kalau jin tersebut menampakkan diri.

Rasulullah bewrsabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syetan. Karena mereka (binatang tersebut) melihat apa

yang tidak bida kalian lihat.” (HR. Abu Daud). Maka dari itu Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya syetan bisa

menampakkan diri dan melakukan penyerupaan yang bisa kita lihat wujudnya. Sedangkan firman Allah pada surat al- A’raf ayat 27, berlaku apabila jin dalam wujud asli penciptaannya.” (Kitab Fathul Bari: 9/ 55).

10. Jin disamakan dengan roh manusia yang telah keluar dari jasad Termasuk keyakinan salah yang harus diluruskan adalah adanya roh

gentayangan. Mereka meyakini bahwa roh orang yang mati tragis, terzhalimi atau tertindas, atau tidak wajar, maka rohnya akan gentayangan. Mereka sangat yakin, kalau ada orang yang telah meninggal secara tidak wajar, lalu di hari-hari berikutnya ada penampakan sosok orang tersebut, maka disimpulkan bahwa itu adalah roh yang gentayangan. Itu kesimpulan sesat-menyesatkan.

Roh orang yang telah mati, secara wajar atau tidak wajar, baik itu orang mukmin atau kafir, orang shalih atau brengsek, semuanya akan berada di alam barzakh (alam transit antara dunia dan akhirat). Di situ mereka akan merasakan adzab kubur atau nikmat kubur, tidak ada yang lepas lalu bergentayangan. Lalu siapa yang gentayangan, itu adalah jin (syetan) yang menampakkan diri dan menyerupai orang yang telah mati tersebut.

Allah berfirman, “Dan mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan

tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit." (QS. Al- Isra’: 85). Rasulullah juga bersabda, “Tidaklah ada seorang di antara

Muhammad Vandestra

kalian kecuali disertakan untuknya qorin dari jin dan qorin dari malaikat.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud).

Dalam ayat lain Allah berfirman, "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang kafir”. (QS. az-Zumar: 42).

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Bisakah Jin Di Tangkap Kamera?

“Waktu saya melihat tayangan alam ghaib, dalam tayangan tersebut dengan jelas terlihat gambar penampakan jin yang berhasil ditangkap

kamera. Waktu itu berupa gumpalan asap putih di tengah kegelapan malam di sekitar lokasi syuting. Saya percaya bahwa itu adalah wujud jin, karena pihak televise sendiri telah memberikan garansi bahwa apa yang terlihat itu bukan rekayasa atau permainan kamera”, begitulah kata Asep seorang pelajar salah satu SMA negeri di Jakarta saat bercerita kepada teman-temannya seputar tayangan televisi yang dilihatnya semalam.

“Menurut saya, manusia yang mempunyai kekuatan supranatural yang tinggi akan bisa melihat keberadaan makhluk halus (jin) yang ada di sekitarnya. Bahkan ia bisa berkomunikasi dan mengendalikan serta memerintah makhluk halus tersebut. Itulah kehebatan yang diberikan Allah kepada mereka, karena kedekatan mereka dengan

Allah”, komentar Yahya seorang Mahasiswa PTS yang ada di Jakarta sehabis mengikuti kajian alam ghaib di masjid kampusnya.

“Ustadz, saya Punya keponakan yang sangat sensitive dengan keberadaan makhluk halus. Ketika ia pergi ke suatu tempat, ia tahu bahwa tempat itu ditunggu oleh makhluk-makhluk aneh. Apakah kemampuan yang dimiliki keponakan saya itu bukan suatukelebihan

yang iarang dimiliki oleh orang lain? Kalau begitu jin bisa dilihat oleh orang- orang tertentu? Apa pendapat ustadz?” begitu pertanyaan yang barangkali sering kita jumpai disekitar kita

“Bapak...! orang itu hebat pak ya? Dengan mata tertutup ia bisa melukis bentuk jin yang ada dalam rumah seseorang. Dan gambarnya jelas, tapi selalu seram. Dan hebatnya, ketika

dikonfirmasikan kepada pemilik rumah, ternyata lukisan itu sama dengan penampakan yang pernah dilihatnya,” begitulah tanya

seorang anak kepada bapaknya ketika mengamati salah satu adegan melukis jin dengan mata tertutup dalam tayangan reality show di layar kaca.

Benarkah jin bisa dilihat dalam bentuk aslinya? Benarkah kamera bisa memotret atau menangkap jin dalam bentuk aslinya? Dan

Muhammad Vandestra

benarkah ada orang-orang khusus bisa melihat keberadaan jin, Ialu memburu dan menangkapnya? Dan adakah amalan atau ritual yang bisa mengantarkan manusia mengarungi alam jin dan interaksi dengan mereka? Sederet pertanyaan ini jawabannya membutuhkan dalil yang valid dan akurat. Karena berkaitan dengan kehidupan makhluk ghaib yang bernama jin. Dan Perkara yang ghaib itu adalah urusan Allah semata, dan Nabi Muhammad sendiri hanyalah seorang Rasul yang mengetahui hal yang ghaib sebatas wahyu yang telah diterimanya (QS. Al- A’raf: 188).

Sedangkan bila ada pendapat orang tentang masalah ghaib, sehebat apapun ilmunya dan setinggi apapun kemampuan spiritualnya adalah pendapat belaka. Yang bisa kita tolak atau kita terima. Bila sesuai syari’at, pendapat itu kita terima. Tapi bila bersebrangan dan bertentangan, maka waiib kita tolak.

Padahal syari'at lslam telah menegaskan, “Sesungguhnya ia (syetan) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).

Ayat tersebut dengan jelas dan gamblang memberitahukan kepada kita semua bahwa makhluk halus (jin) dalam bentuk aslinya tidak bisa dilihat oleh mata atau ditangkap oleh kamera. Keculai kalau jin tersebut menampakkan diri. Maka dari itu lbnu Hajar berkata, “Sesungguhnya syetan bisa menampakkan diri dan melakukan penyerupaan yang bisa kita lihat wuiudnya. Sedangkan firman Allah pada surat al- A’raf ayat 27, berlaku apabila jin dalam bentuk wujud asli penciptaannya.” (Fathul Bari: 9/55).

Oleh karenanya, lmam Syafi’i tidak ragu lagi untuk menyatakan bahwa, orang yang mengaku dirinya bisa melihat jin dalam bentuk aslinya adalah pembohong besar dan layak ditolak kesaksiannya. Ar- Rabi’ berkata, “Saya mendengar lmam Syafi’i telah berkata, “Barangsiapa mengaku dirinya bisa melihat keberadaan jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya (alias pembohong, pen.), kecuali kalau dia seorang Nabi.” (Fathul Bari: 4/489).

Jadi, kalau ada kamera yang bisa menangkap keberadaan jin secara visual, berarti itu adalah wujud dari penampakan, bukan wujud asli. Seperti halnya, sekelompok orang yang berwisata lalu mengambil

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

foto di lokasi tersebut. Kemudian hasil cetakannya ternyata ada gambar aneh yang tidak termasuk dalam obyek pemotretan. Kalau benar-benar bukan rekayasa atau bukan kesalahan studio dalam mencetak, berarti itu adalah penampakan dari jin yang ada di lokasi tersebut. Tapi jangan lupa, peralatan teknologi sekarang sangat canggih. Kemungkinan penampakan sebagai suatu rekayasa bukanlah suatu yang mustahil. Bisa saja penampakan itu hasil rekayasa teknologi, lalu diklaim sebagai wujud asli. Atau itu diperankan oleh manusia, lalu dikatakan sebagai jin yang menampakkan diri. Yang pasti, jin tidak mudah baginya untuk menampakkan diri karena harus melalui proses yang tidak mudah, aaalagi bila untuk berakting cari duit. Kecuali kalau mereka dipuja dan diberi sesaji terlebih dahulu, atau jin itu memang meniadi piaraan orang yang bersangkutan, sehingga ia siap selalu untuk menuruti kemauan Pemujanya.

Memang ada orang-orang khusus yang bisa melihat keberadaan jin dalam bentuk aslinya, di antaranya adalah Muhammad Rasulullah. Dan menurut pendapat lmam Syafi’i, Nabi dan Rasul adalah komunitas yang dikecualikan dari surat al- A’raf ayat 27.

Sebagaimana yang diielaskan Allah dalam al- Qur’an, “(Dialah Allah) yang Maha Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai- Nya.” (QS. al-Jin: 26-27).

Dan untuk sekarang, era kenabian dan kerasulan sudah berakhir dengan berakhirnya kehidupan Nabi Muhammad bin Abdillah. Artinya tidak lagi wahyu yang turun, dan tidak ada iuga orang yang diberi keistimewaan oleh Allah untuk bisa melihat makhluk ghaib, seperti jin. Kalau yang dimaksud dengan kemampuan spiritual yang tinggi adalah orang yang banyak ilmu klenik dan supranaturalnya, maka sangatlah wajar kalau mereka mengklaim bisa melihat jin. Karena mereka memang ada keterikatan dan kerjasama dengan syetan jin. Tapi kalau yang dimaksud dengan spiritual yang tinggi adalah orang yang banyak ibadah kepada Allah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Maka ketahuilah banyaknya ibadah seseorang tidaklah menyebabkan pelakunya bisa mengarungi alam jin. Karena para shahabat Rasulullah adalahgenerasi yang banyak

Muhammad Vandestra

ibadah, tetapi tak ada seorang pun dari mereka yang mengklaim bisa melihat jin dalam bentuk aslinya, apalagi mengarungi alam jin. Karena tujuan beribadah sebenarnya adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan kepada jin.

Kalau zaman sekarang ada yang mengaku bisa melihat jin dalam bentuk aslinya, berarti ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, dia berbohong sebagaimana yang dikatakan oleh Imam syafi’i. Sebenarnya dia tidak melihat keberadaan jin dalam bentuk aslinya, tapi dia berbohong dan mengaku-ngaku sedang melihat makhluk tersebut. Kemungkinan yang kedua, ia melihat jin yang sedang menampakkan diri, dan bukan dalam bentuk aslinya. Tapi ia mengklaim bahwa itulah bentuk asli jin. Yang ketiga, ia tidak melihat jin baik dalam bentuk asli atau dalam penampakan. Apa yang dilihat itu hanyalah halusinasi dan imajinasi belaka. Yang keempat, ia terganggu dirinya oleh jin sehingga sensitive terhadap keberadaan jin. Kasus seperti ini terkadang dialami oleh seseorang dan itu bukan kelebihan, tapi kelainan yang harus segera diterapi. Yang kelima, ia berkolaborasi dengan jin melalui ilmu sihir. Dengan ilmu sihir itu, dia dapatkan informasi bahwa di lokasitersebut ada sekian jin dalam bentuk begini-begini. Dan kemungkinan yang kelima inilah yang banyak berkembang dan diajarkan oleh banyak orang, padahal cara itu dilarang dan diharamkan oleh syari'at lslam. Allah berfirman, “Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengajarkan sihir), hanya syetan- syetan itulah yang kafir (mengajarkan sihir).” (QS. Al-Baqarah: 102).

Dengan demikian, berbahagia dan bersyukurlah Anda jika tidak bisa melihat keberadaan jin di sekitar Anda. Karena kondisi Anda masih normal, sesuai dengan ketentuan Allah. Sedangkan bagi orang yang sensitif dengan keberadaan jin atau bahkan bisa melihat keberadaan mereka, maka segeralah memohon kesembuhan kepada Allah. Mohonlah kepada-Nya agar kondisi Anda bisa normal kembali sebagaimana layaknya manusia. Kalau penampakan jin bisa terjadi dan bisa dilihat oleh mata kepala, sebagaimana yang pernah dilihat orang-orang musyrikin pada perang Badar, yang menampakkan diri sebagai Suraqah bin Malik. Atau saat mereka berada di Darun Nadwah mencari siasat untuk membunuh Rasulullah, jin menampakkan diri sebagai seorang kakek. Atau seperti yang dilihat

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Abu Hurairah saat menjaga harta Zakat, jin menampakkan diri sebagai seorang yang berumur paruh baya. Atau seperti yang dilihat oleh Ubay bin Ka'ab, jin menampakkan diri sebagai sosok remaja. Atau yang dilihat oleh seorang shahabat dan isterinya, jin menampakkan diri sebagai ular. Lalu dibunuh oleh shahabat tadi, dan tidak lama berselang shahabat itu juga mati. Semua penampakan di atas bisa dipertanggungjawabkan kebenaran dan keautentikannya dalam kitab-kitab hadits shahih yang ada. Kalau penampakan seperti itu yang dimaksud, maka kita tidak membutuhkan kamera digital. Karena dengan mata kepala saja, penampakan itu bisa dilihat. Sehingga kita ambil gambarnya melalui kamera pun bisa, atau divisualisasikan melalui syuting film.

Jadi tidak ada yang aneh dan patut diacungi jempol, bila beberapa media televise sekarang banyak mengekspos penampakan jin. Tapi kalau mereka mengklaim bahwa gambar tersebut adalah wujud asli jin yang terekam oleh kamera, maka kita wajib untuk tidak mempercayainya, karena bertentangan dengan teks dalil syari'at lslam. Begitu juga kalau ada yang menawarkan amalan untuk bisa melihat wujud asli jin, maka janganlah bergeming atau tergiur. Karena amalan itu pasti menyimpang. Sebab jin dalam bentuk aslinya memang tidak bisa diiihat, dan itu sudah menjadi ketetapan Allah sebagai Penciptanya.

Muhammad Vandestra

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Kawin Dengan Jin Karena Ingin Jadi Kaya

Raya Menurut kabar yang beredar ditengah masyarakat, di Gunung Salak,

Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, kerap dilakukan ritual perkawinan manusia dengan jin. Perkawinan ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak kebutuhan ekonomi. Namun menurut kabar yang lain, perkawinan manusia dengan jin ini juga kerap dilakukan untuk mendongkrak bisnis atau usaha seseorang agar lebih maju. Tulisan ini hanya sekedar untuk membukan dan menambah wawasan kita saja, tidak untuk ditiru. Bagaimanapun juga perbuatan yang menggantungkan pada selain Allah, adalah perbuatan syirik. Berikut ini kisahnya.

Menjelang Maghrib, beberapa orang baru tiba di rumah sang spiritualis yang sering mengawinkan manusia dengan jin ini. Jauh dari keramaian dan hingar bingar, rumah spiritualis itu berada di kaki gunung Salak, Cidahu, Sukabumi.

Meski jauh dari keramaian kota besar, rumah-rumah di kampung ini nampak permanen, tertata rapih dan terkesan megah untuk ukuran orang kampung. Tak hanya itu, hampir di setiap rumah terparkir sebuah mobil dan motor baru yang mensiratkan status sosial penduduk kampung ini. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.

Tak lama berselang, seorang Ustad, spiritualis yang didatangi muncul dari balik ruang keluarga rumahnya. Seperti layaknya orang kampung, ustad menyambut kedatangan dengan hangat. Sejumlah kalimat dan kata-kata sambutan pun keluar dari mulut ustad tersebut.

Ternyata ustad yang kerap mengawinkan manusia dengan jin ini masih cukup muda, usianya diperkirakan belum genap 40 tahun. Meski begitu dari gaya bicara dan auranya nampak jelas bahwa ustad muda ini memiliki ilmu kedigjayaan yang cukup.

Setelah cukup basa-basi, beberapa orang tersebut langsung mengutarakan maksud kedatangan kali ini. Nampak ustadz seperti berpikir sejenak, entah apa yang ada di kepalanya. Namun sesaat kemudian dia pun berkomentar.

Muhammad Vandestra

“Saya memang sering mengawinkan orang dengan Jin Islam, tapi saya tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik. Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusi a untuk memperbaiki kehidupannya,” tutur sang ustad.

Untuk melihat lebih jelas ritual perkawinan manusia dengan Jin ini, ustad mengajak rombongan ke lokasi dimana dia sering melakukan ritual. Kebetulan malam itu ada 3 orang yang minta dikawinkan dengan jin.

Ternyata untuk menuju lokasi tempat perkawinan manusia dengan jin ini cukup jauh, sekitar 2 atau 3 kilometer di belakang rumah ustad. Melintasi perkampungan menuju sebuah lembah di perbatasan kampung dengan hutan gunung Salak, tibalah kami pada sebuah rumah di pinggir kali.

Aura mistik kontan menyengat seketika tiba di rumah itu. Jelas sekali aura rumah dengan 8 ruang besar ini penuh dengan kekuatan gaib yang menyelimutinya. Tanda-tanda kekuatan gaib dan aura mistik itu dapat dirasa dan dilihat dengan kasat mata.

Dari pengamatan, kekuatan gaib dan aura mistik yang nampak jelas ini terjadi akibat seringnya proses ritual perkawinan dengan jin di rumah ini. “Di rumah inilah prosesi ritual itu dilakukan. Kami akan memanggil jin dari manapun untuk dikawinkan di sini,” Ujar ustadz muda tersebut.

Sambil berkeliling di dalam rumah dan sekitar halaman, ustad menjelaskan syarat dan proses ritual perkawinan dengan jin. Dalam rumah itu ada 8 orang yang malam ini akan dikawinkan dengan Jin. Menurut ustad, umumnya orang menikah dengan jin karena terjepit masalah ekonomi. Ada yang terbelit utang, perusahaannya bangkrut dan ada pula yang ingin perusahaannya lebih maju.

Jin yang dinikahinya itu akan menjadi istri atau suami di alam gaib. Sebagai istri atau suami, jin itu juga punya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Maka jin itu pun diminta untuk bisa menghasilkan uang bagi orang yang menikahinya. “Jadi jin itu akan membantu kita menghasilkan uang,” tutur ustad.

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Hanya orang Muslim saja yang bisa menikah dengan jin. Karena menurutnya jin yang dipanggilnya adalah dari golongan muslim yang tinggal diberbagai penjuru dunia. Misalnya jin dari Baghdad, Turki, Mesir, Kuwait, Mekkah, Banten, Demak dan sebagainya.

Selain itu, orang yang bisa dikawinkan dengan jin juga harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis. Karena jin itu tidak mendatangkan uang dalam bentuk cash. “Jin itu akan membantu kita mencari uang dari jerih payah kita sendiri,” jelas ustad.

Usai menjelaskan panjang lebar soal prosesi perkawinan dengan jin, ustad langsung mengajak kami ke satu kamar tempat dia melakukan ijab kabul. Di kamar gelap berukuran 5 kali 5 meter itu sudah ada 3 orang menunggu. Mereka adalah seorang saksi nikah, medium dan orang yang akan dinikahkan dengan jin.

Udara pengab dengan aroma kemenyan dan bunga setaman menyengat hidung. Jelas sekali lelaki yang akan dinikahkan dengan jin itu terlihat gugup. Sesekali dia menyeka wajahnya dengan sapu tangan. Namun sesaat kemudian dia menoleh ke kiri, kadang ke kanan dan ke belakang, seperti ada yang dilihatnya.

Sesaat kemudian, ustad mulai membacakan doa-doa khusus, tawasul dan mengirim doa. Dia mengirim doa untuk para nabi, leluhur dan para penghuni gaib yang menguasai bumi ini. Terakhir ustad kemudian mengirim doa khusus untuk leluhur Tanah Banten dan penghuni gaib Masjid Agung Banten. Ternyata malam itu ustad akan menikahkan seorang tamunya dengan jin wanita dari Masjid Agung Banten yang bernama Salsabila Su’a Binti Syech Humaid Kazman.

Setelah sepuluh menit ustad membacakan doa-doa dan mantra suasana kemudian hening. Hanya sesekali ustad terdengar mengucap nama Salsabila Su’a. Nampak mata ustad muda ini terpejam, tapi

mulutnya tetap komat-kamit. Sesaat kemudian dia kembali membuka matanya sambil mengangkat

kedua belah tangannya ke atas. Tiba-tiba angin terasa berhembus entah dari mana datangnya. Tak seorang pun diantara kami yang berani berkata-kata. Namun ketegangan nampak jelas dari raut wajah semua orang yang mengikuti prosesi ritual ini.

Muhammad Vandestra

Dalam ketegangan itu, tiba-tiba seorang perempuan yang duduk persis di samping orang yang akan dinikahkan dengan jin menjerit melengking. Tentu saja jeritan perempuan itu membuat seisi kamar kaget bukan kepalang. Kejadian tersebut hampir saja membuat beberapa orang beringsut ke belakang saking kagetnya mendengar suara lengkingan itu.

Tak cukup disitu saja, perempuan paruh baya itu kemudian menceracau seperti orang kesurupan. Suranya yang tadi tenang kini berubah tak karuan. “Jin Salsabila Su’a itu sekarang sudah merasuki tubuh wanita itu. Berarti kita sudah siap melakukan prosesi ijab kabul pernikahan,” tutur ustad.

Seperti layaknya pernikahan manusia dengan manusia, ustad Yusuf kemudian membacakan sighot taqliq. Kedua pengantin, saksi dan wali nikah bersiap untuk ijab kabul. Doa-doa nikah dan Kalimat Syahadat pun dibacakan sebagai pertanda bahwa yang dinikahkan itu adalah Jin Muslim.

Pengantin pria yang dinikahkan dengan Jin Salsasbila Su’a ini masih nampak gugup dan takut. Berkali-kali dia salah mengucapkan nama Ji n Salsabila Su’a. Berkali-kali pula dia mengusap wajah dan merubah posisi duduknya.

“Salsabila Su’a binti Syech Humaid Kazman, apakah kamu bersedia dinikahkan dengan….?” Tanya ustad dengan suara berat bergetar.

“Saya bersedia,” tutur Jin Salsabila dengan suaranya yang melengking nyaring.

“Jin Salsabila Su’a binti Syech Humaid Kazman, apakah kamu bersedia membantu masalah ekonomi suamimu?” tanya ustad Yusuf kemudian.

“Saya bersedia, tapi suamiku juga harus memenuhi semua syaratku,” jawab Jin Salsabila Su’a lagi.

Usai itu, Jin Salsabila Su’a ini kemudian menerangkan semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh suaminya dari bangsa manusia. Kurang lebih sepuluh menit berlangsung, prosesi itu pun selesai dan

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

berjalan sesuai aturan. Kini pengantin pria itu berhak atas Jin Salsabila Su’a dan boleh memperlakukannya sebagai istri.

Meski hampir sama dengan proses pernikahan manusia dengan manusia, proses pernikahan dengan jin ini tentu saja ada bedanya. Sebab tujuan utama manusia menikah dengan jin ini tentu saja bukan dilatarbelakangi oleh syahwat.

Tapi lebih dikarenakan permintaan manusia agar sang mempelai jin bisa membantu menyelesaikan masalah ekonomi pengantin manusia. Saat proses ritual terjadi, pengantin manusia ditanya mengapa dia mau menikah dengan jin Salsabil a Su’a. “Saya terbelit utang ke bank, saya ingin membayar hutang itu dan mempunyai harta yang cukup,” tutur pengantin manusia.

Usai prosesi ritual itu ustad Yusuf menjelaskan, tidak semua proses ritual ini berjalan mulus karena ada kalanya pengantin jin menolak dinikahkan. Misalnya karena jin itu tidak suka dengan penampilan manusia yang tidak sesuai.

Atau ada kalanya jin itu menolak karena minta mas kawin yang tak sanggup dipenuhi manusia. “Tapi pada umumnya semua jin yang saya panggil mau dinikahkan denga n siapa saja,” jelas ustad mengakhiri perbincangan.

Muhammad Vandestra

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

Berteman Dengan Kaum Jin Mungkinkah?

Sering kita dengar banyak orang mengatakan bahwa berteman dengan jin itu sah sah saja, boleh saja, toh tak ada satu ayatpun maupun hadist yang melarang pertemanan antara jin dan manusia. Asal satu sama lain saling menghormati, mengapa tidak. Begitu alasan mereka.

Apabila berhubungan dengan sesama manusia hendaknya kita saling menjaga dan saling menghormati, maka dalam berhubungan dengan makhluk lain selain manusia, sesama makhluk Allah, juga hendaknya sama sama saling menjaga dan mengormati. Begitu pula dengan hubungan pertemanan antara manusia dan jin. Namun demikian rasanya perlu dikaji sampai sejauh mana manfaat dan mudharatnya pertemanan tersebut.

Sebagaimana yang kita tahu, jin adalah makhluk yang tidak kasat mata. Bila ada orang yang mengatakan bahwa dia bisa melihat jin, itu artinya dia tidak melihat dengan mata fisik seperti halnya kita melihat benda benda disekitar kita. Sebenarnya lebih tepat kalau kita sebut merasakan keberadaan jin dengan rasa yang tidak menipu dan rekayasa. Yaitu rasa yang polos, jujur, apa adanya pada situasi kejiwaan, pada posisi nol.

Makhluk Allah itu bisa dilihat, bilamana makhluk itu memiliki panjang gelombang dan kepadatan materi tertentu yang membuat mata kita bisa merespon keberadaan makhluk tersebut. Berbeda dengan jin, panjang gelombang dan kepadatan materinya jauh berbeda dengan makhluk makhluk lainya, sehingga mata fisik tidak bisa menangkap keberadaannya.

Bukankah Allah telah berfirman: “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS. Al A’raf 27).

Jin memiliki sifat aktif sebagaimana manusia yang memiliki kehendak dan nafsu tertentu. Salah satu kehendak jin, dalam konteks hubungan antar dimensi adalah menampakkan diri ke dalam wujud fisik sehingga panjang gelombang dan kerapatan materinya bisa tertangkap oleh mata manusia.

Muhammad Vandestra

Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Al Bukhari).

Berbeda dengan jin yang dikaruniai mata untuk bisa melihat dunia fisik yang dihuni manusia, manusia secara umum tidak bisa melihat jin, manusia hanya merasakan keberadaan jin, apalagi berkomunikasi secara intensif dengan jin. Meskipun demikian, manusia manusia juga diberkahi sebuah alat canggih untuk meraba, merasa, menangkap eksistensi yang tidak kasat mata. Alat canggih itu semacam radar yang ditanamkan di otak manusia. Terletak pada sistem limbik dimana di sana juga menjadi pengendali emosional, rasa, batiniah manusia.

Mengapa banyak orang yang ingin berteman dengan jin?

Hubungan manusia dengan jin yang ideal adalah hubungan pertemanan, kita bisa meminta mereka untuk melakukan sesuatu dengan sukarela. Bila mereka mau ya monggo namun bila mereka tidak mau ya jangan dipaksa. Kecuali bila jin sudah mengganggu kita, maka manusia wajib untuk mempertahankan diri dan meminta mereka dengan cara yang santun dan beretika.

Banyak orang yang ingin berteman dengan jin dengan tujuan memanfaatkan jin untuk kepentingan dia. Antara lain, agar supaya sakti, kebal bacok, bisa meramal, bisa mengobati orang sakit dalam waktu yang amat singkat, supaya cepat kaya, dan banyak macam lagi.

Siapapun orangnya pasti ingin tampil beda dibanding dengan orang lain, siapapun dia pasti pingin sakti, pingin punya kelebihan- kelebihan. Orang yang mempunyai kelebihan dibanding dengan orang kebanyakan pasti akan dihormati orang lain. Orang yang punya kesaktian pasti akan dielu elukan oleh masyarakat sekitar. Itulah sebabnya banyak orang pingin sakti, walaupun dengan jalan

Mitos Yang Salah & Keliru Tentang Bangsa Jin

berteman dengan jin, yang tentunya diawali dengan ritual ritual tertentu.

Kalaupun toh kita sudah berhasil memetik buah dari pertemanan kita dengan jin, yaitu sakti, maka ingat, suatu ketika kita pun akan ditagih oleh jin upah sebagai balas jasa jin memenuhi keinginan dan nafsu manusia yang minta pertolonganya.

Bukankah All ah telah mengingatkan kita dengan firmanNya: “Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh- jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 60)

Sementara Rasulullah

satu hadistnya “Sesungguhnya syetan telah berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi

bersabda, dalam

Keagungan-Mu, aku akan terus-menerus menggoda hamba-hamba- Mu selama roh mereka berada dalam jasad mereka (masih hidup)”

(HR. Ahmad dan Hakim).

Apa manfaat sebenarnya berteman dengan jin?

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124