Penanaman Konsep Pranata Sosial sebagai

Penanaman Konsep Pranata Sosial sebagai Kolaborasi Pilar Ilmu
Eksakta, Sosial dan Humaniora dalam Membangkitkan Semangat
Nasionalisme

Oleh :
Azizah Putri Purwasari
121411133023

Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga

1

2

3

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya mahasiswa UNAIR dapat menyelesaikan makalah

yang berbentuk karya tulis ilmiah ini dengan baik.Makalah ini dibuat sebagai bentuk
keinginan untuk berpartisipasi sebagai anak Indonesia dalam upaya membangkitkan
semangat perjuangan dan nasionalisme di kalangan generasi muda
Makalah ini dibuat dengan berbagai kajian literatur untuk menyelesaikan tantangan dan
hambatan dalam pembahasan materi tersebut.Tidaklah akan terwujud dan terlaksana
penulisan ini tanpa adanya kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan makalah. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada :Pihakpihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini..
Saya menyadari bahwa makalahini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, adanya
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam masyarakat.

Penulis,

4

Daftar isi
Halaman Judul…………………………………..………………………………1
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah…………………………………......2
Lembar Pengesahan……………………………………………………………..3

Kata Pengantar…………………………………………………………………..4
Daftar Isi………………………………………………………………………...5
Abstrak………………………………………………………………………….6
Pendahuluan…………………………………………………………………….6
I.
II.
III.
IV.
V.

Latar Belakang………………………………………………………....6
Masalah Penelitian…………..…………………………………………7
Tujuan Penelitian………………………………………………………7
Tinjauan Pustaka……………………………………………………….8
Metode Penelitian………………………………………………………9

Pembahasan……………………………………………………………………10
A. Orientasi nilai nasionalisme dalam dimensi penggolongan prantana social……….10

B. Proses penanaman pemahaman konsep pranata dalam masyarakat……………….16


Kesimpulan………………………………………………………………….....16
Daftar Pustaka…………………………………………………………………17

Abstrak
5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pada modernisme dewasa ini untuk
memahami polemik di Indonesia.Hal ini di karenakan untuk memahami satu persatu biang
masalah di Indonesia sangatlah rumit dan sulit untuk di pahami dari kacamata berbagai
Aspek dan bidang keilmuan.Indonesia terkenal memiliki kekayaan yang begitu kaya dan
beranekaragam ragam budaya dari begitu banyak suku bangsa dan bahasa daerah yang
berhasil di persatukan dalam sumpah pemuda Suatu kebanggaan yang tak ternilai serta
perjuangan rakyat Indonesia yang begitu heroic dan berakhir dengan proklamasi.Sehingga
selain dengan sejuta pesona keindahan yang di tawarkan Indonesia memiliki sejuta
Permasalahan yang berhubungan dengan nasionalisme bangsa Indonesia sendiri yang
mungkin cukup menguras tenaga dan emosi.Nasionalisme dapat di tumbuhkan dari
pemahaman konsep pranata sosial yang telah mencakup 3 pilar ilmu yaitu eksakta,social
dan humaniora yang digolongkan menjadi 8 dengan berlatar kebutuhan hidup manusia
sebagai prinsip penggolongannya untuk pemerincian yang mencakup permasalahan yang

ada di Indonesia secara Untiversal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dengan mendeskripsikan gagasan tentang pentingnya peran pranata
social dalam membangkitkan nasionalisme. Oleh sebab itu, salah satu aspek yang sangat
menentukan keberhasilan adalah dengan konsep pemahaman tentang pranata kebudayaan
itu sendiri. Maka konsep ini diharapkan dapat membantu Indonesia dalam menyelesaikan
masalah mengenai nasionalisme
Kata Kunci : Pranata Sosial, Nasionalisme ,Permasalahan Indonesia, 3 Pilar Ilmu,Keadaan
Masyarakat.
Pendahuluan
I.Latar Belakang
Indonesia terkenal memiliki kekayaan yang begitu beranekaragam budaya dari
berbagai suku bangsa yang berhasil di persatukan menjadi sebuah negara yang berdaulat pada
proklamasi kemerdekaan. Selain julukan sebagai zamrud katulistiwa dan negara kepulauan
atau negara maritime tapi dari sejuta pesona keindahan yang di tawarkan Indonesia memiliki
sejuta permasalahan yang berhubungan dengan pranata sosial dari masalah ekonomi,social
sampai dengan masalah pendidikan.Begitu banyak pendapat dan perdebatan yang
menyelimuti pembangunan Indonesia 10 tahun mendatang agar lebih maju.Setiap budaya
dapat menghasilkan kebudayaan yang merupakan warisan nenek moyang yang mengandung
nilai-nilai atau norma-norma yang penting dan fundamental yang penting dan harus di jaga
dari generasi ke generasi Budaya tersebut merupakan cerminan dari keadaan suatu bangsa

tersebut karena setiap budaya membawa peranan sebagai pedoman bagi tingkah lakunya
dalam masyarakat yang berpola dan terperinci menurut fungsi khasnya menurut kebutuhan
hidup dalam kemasyarakatan itu sendiri.Komponen-komponen seperti tata kelakuan manusia
yang menghasilkan nilai atau norma yang personal ataupun tidak atau tertulis maupun tidak
yang bersifat mengikat dan relative dan dapat pula menghasilkan penanaman nilai-nilai baru
6

yang dianggap berguna dan itu sangat di butuhkan pada saat pembangunan rasa nasionalisme
generasi muda.Perlu kita mengingat pada era proklamasi dahulu kebudayaan sangat di
junjung tinggi karena budaya adalah cerminan suatu bangsa.Rasa Nasionalisme dapat di
tumbuhkan saat mempertahankan budaya itu sendiri.Budaya bukan hanya berbicara tentang
seni tetapi dari berbagai segi kehidupan di era modernisme ini kita sebagai generasi muda
memiliki kebebasan untuk berpendapat tetapi terkadang kebebasan itu disalah artikan untuk
menguasai semuanya,yang seharusnya mereka bersekolah agar pandai dan membanggakan
Indonesia dengan moral dan akal budi mereka untuk mengontrol ilmu yang masuk tetapi
sering kali mereka mengabaikan itu.
Suatu pranata sosial dapat memberikan pandangan menyeluruh dari standard
pandangan kehidupan manusia yang dapat di golongkan kan menjadi 8 golongan pranata
yang menyerupai daftar dari 7 unsur kebudayaan yang universal.mengingat masyarakat kita
sangat sulit sekali melepaskan diri dari apa yang disebut adat.Pranata tersebut sudah

terperinci untuk menggolongkan segala permasalahan yang ada meskipun penggolongan
tersebut terkadang tidak memuaskan karena ada beberapa hal yang tidak di cakup dalam
golongan- golongan pranata tersebut.Seperti Kejahatan dan sejenisnya tidak mendapatkan
tempat dalam pranata sosial melainkan yang demikian disebut dengan pranata
kemasyarakatan yang tidak hanya mengambil dari aspek eksakta dan social tetapi humaniora
juga.
II.Masalah Penelitian
1.Bagaimanakah orientasi nilai nasionalisme dalam dimensi penggolongan prantana sosial
2.Bagaimanakah proses penanaman pemahaman konsep pranata dalam masyarakat
II1.Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui orientasi nilai nasionalisme dalam dimensi penggolongan prantana
budaya
2.Untuk mengetahui proses penanaman pemahaman konsep pranata dalam masyarakat

7

IV.Tinjauan Pustaka
Pengertian Pranata Sosial
Koenjaraningrat menyebut social institutions atau pranata social. Ia menyatakan bahwa
pranata social adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada

aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan kompleks dan kebutuhan khusus dalam
masyarakat. Misalnya aturan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kebutuhan ekonomi,
dan lain-lain.
Menurut Koenjaraningrat (2000,16), pranata social memiliki 8 macam tujuan, yaitu:
a. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan social dan kekerabatan, yaitu yang
disebut kinship atau domestic institution. Contohnya perkawinan, pinagan, tolong-menolong
antarkerabat, pengasuhan anak, soapan santun antar kerabat, system istilah kekerabatan,
poligami, percerian, dan sebagainya.
b. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup,
memproduksi,

menimbun,

dan

mendistribusikan

harta

benda


atau economic

institutions. Contohnya pertanian, perikanan, koperasi dan macam-macam perdagangan.
c. Pranata yang bertujan memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pendidikan manusia
atau educational institutions. Contohnya pendidikan masyrakat, TK, SD, SMP, SMA,
perguruan tinggi, tempat-tempat kursus, dan tempat-tempat pelatihan-pelatihannya.
d. Pranata yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia atau scientific institutions.
Contohnya sebagai macam metode ilmiah dan pendidikan ilmiah lainnya.
e. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan rasa keindahan dan
rekreasi atau aesthetic and recreational institutions. Contoh: seni suara, seni rupa, seni gerak,
seni lukis, dan seni sastra.
f. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan
atau religus institutions. Contohnya doa.
g. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan
berkelompok atau bernegara atau political institutions. Contohnya pemerintahan, demokrasi,
kehakiman kepoisian, dan sebagainya.
h. Pranata-pranata

yang


mengurus

kebutuhan

jasmani

manusia

atau somatic

institutions. Contohnya pemeliharaan kecantikan, kesehatan, dan kedokteran.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam sebuah pranata terdapat
dua hal yang utama, yakni aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan norma yang mengatur

8

aktivitas tersebut.Norma-norma yang terkandung dalam setiap pranata social memiliki
kearifan local yang tinggi dan dapat berguna bagi kehidupan bangsa dan negara dalam
menumbuhkan rasa nasionalisme. Di dalam pranata social terdapat seperangkat aturan yang

berpedoman pada kebudayaan. Oleh karena itu pranata social bersifat abstrak karena
merupakan seperangkat aturan.Adapun wujud dari pranata social adalah berupa
lembaga(institute).
Beberapa pendapat tersebut tidak menentukan beberapa jauh lembaga yang berkaitan
dengan pranata social. Namun demikian, perlu ditentukan karakteristik dari suatu pola social
yang dapat disebut pranata social. Kriteria tersebut antara lain sebagai berikut:
a.

Terdapat tujuan utama yang menjadi kebutuhan khusus masyarakat.

b.

Mengadung nilai-nilai pokok yang bersumber dari para anggotanya.

c.

Lembaga yang dimaksud relative permanen, yaitu berkaitan dengan ola-pola perilaku yang
ditetapkan dalam lembaga sehingga menjadi tradisi dalam kebudayaan yang ada.

d.


Landasan lembaga hendaknya memiliki cangkupan yang luas sehingga mampu
mengoordinasikan kegiatan masyarakat.

e.

Secara organisasi disusun secara sempurna, walaupun tidak menutup kemungkinan terdapat
saling menbantu antarlembaga.

f.
V.

Ide-ide lembaga hendaknya dapat terima oleh sebagian besar anggota.
Metode Penelitian
Penelitian ini tersusun dengan kelengkapan ilmiah yang disebut sebagai metode
penelitian Cara kerja tersebut merupakan pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis
dan logis dalam upaya pencarian data yang berkenaan dengan masalah-masalah penelitian
guna diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya.
. Penelitian ini, menggunakan pendekatan fenomenologi. Alfred Schutz sebagai salah satu
tokoh teori ini berpendirian bahwa tindakan manusia menjadi suatu hubungan sosial bila
manusia memberi arti atau makna tertentu terhadap tindakannya itu, dan manusia lain
memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti.
Ada empat unsur pokok dari teori ini yakni: pertama, perhatian terhadap aktor. Kedua,
memusatkan pada pernyataan yang penting atau yang pokok dan kepada sikap yang wajar
atau alamiah (natural attitude) Namun penelitian ini juga menggunakan pendekatan
etnografis, yang mencoba melakukan pengumpulan, penggolongan (pengklasifikasian) dan

9

penganalisaan terhadap masalah –masalah yang berhubungan dengan nasionalisme yang
terjadi pada setiap kelompok masyarakat yang berbeda-beda suku dan ras.
Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan berdasarkan
pada data yang muncul berwujud kata – kata dan bukan rangkaian angka.Serta dengan
metode penelitian deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk :
a)

Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

b)

Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

c)

Membuat perbandingan atau evaluasi.

d) Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi
atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen
resmi.Dalam konteks ini, upaya untuk menggali data informasi yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, peneliti mencari sumber data tertulis untuk memperkuat hasil
penelitian. Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber data tertulis berupa buku atau artikel
yang terkait dengan nasionalisme Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan
langsung oleh peneliti dalam situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yangTahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum di mulai sejak
pengumpulan data 1) reduksi data yang diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan 2) penyajian data (display data) dilakukan
dengan menggunakan bentuk teks naratif dan 3) penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Pembahasan
A. Orientasi nilai nasionalisme dalam dimensi penggolongan prantana social
Pranata Sosial merupakan salah satu alternative pemahaman konsep yang menekankan
pada ruang lingkup berpola dari manusia sebagai proses interaksi sosial.Interaksi sosial ini
mencakup seluruh total dari tingkah laku manusia yang berpola,dari tingkah laku yang
berpola manusia dapat mengklarifikasikan kehidupannya menurut fungsi-fungsi pranata
social serta penggolongannya yang mencakup 3 pilar ilmu yang mendominasi kehidupannya.
Hal ini disebabkan pranata social terbentuk dari suatu nilai, norma, dan perilaku yang
dianggap penting oleh masyarakat. Selain itu keberadaan pranata social bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.

10

Pranata social memberi pedoman atau petinjuk kepada manusia bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap dalam masyarakat agar tingkah lakunya sesuai dengan
yang diharapkan masyarakat. Contohnya larangan mebuang samapah di sembarang tempat,
menghormati orang yang lebih tua, mebantu tetangga yang sedang tertimpa bencana atau
musibah, dan lain-lain.Dan dapat diambil contoh lagi menurut fungsi pranata itu sendiri
sebagai Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat dengan adanya norma yang dijadikan
sebagai pedoman dan petunjuk, setiap anggota masyarakat tidak dapat bertindak semaunya
sendiri. Dengan demikian, dalam masyarakat akan tercipta keteraturan dan kehidupan yang
harmonis. Suasana tersebut apabila dipelihara dan dikembangkan secara terus-menurus dapat
menjaga keutuhan dan itegrasi dalam masyarakat. Memberikan pegangan pada masyaraka
tPranata social yang di dalamnya terkandung norma-norma dijadikan pedoman dan pegangan
di anggota msyarakata untuk bertindak dan bertingkah. Hal itu dimaksudkan agar apa yang
dilakukanya tidak menyimpang dari norma-norma yang ada dalam masyrakat. Dengan
demikian, pranata social dijadikan sebagai system atau alat pengendalian social terhadap
tingkah laku masyarakat.
Nasionalisme adalah suatu usaha untuk mempertahankan keutuhan dan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan
kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari
internal maupun eksternal.Berarti nasonalisme sendiri bertujuan untuk melaksanakan
ketertiban dunia.Untuk melaksanakan hal tersebut tidaklah mudah perlu usaha ekstra dan
bantuan dari orang lain.interaksi dengan antar masyarakat atau sesamapun membutuhkan
sebuah etika,sopan satun dan perilaku yang baik dengan begitu kita akan hidup rukun tidak
ada perselisihan dan perpecahan yang terjadi.Seperti prinsip utama nasionalisme adalah
menjaga keutuhan NKRI dengan begitu kita dapat merhargai sesama dan tidak melakukan
seenaknya untuk merusak ketentraman hidup orang lain.
Kebanyakan dari masyarakat Indonesia melihat permasalahan hanya pada segi sosial
atau pada hal-hal yang berbau eksakta saja dan mungkin bisa menganaktirikan yang
lainnya.Namun,sebenarnya 3 pilar ilmu itu selalu berkaitan dan membutuhkan satu sama
lain.seperti pada penggolongan pranata social sendiri yaitu dari segi ilmu sosial seperti pada
Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan social dan kekerabatan, yaitu yang
disebut kinship atau domestic institution. Contohnya perkawinan, pinagan, tolong-menolong
antarkerabat, pengasuhan anak, sopan santun antar kerabat, sistem istilah kekerabatan,

11

poligami, percerian, dan sebagainya.Dari segi aspek domestic institution ini kita dapat
menyumbangkan aspirasi kita untuk mengungkapkan rasa nasionalisme itu sendiri. Contoh
sebuah studi kasus dalam kehidupan perkawinan pastilah menyatukan visi dan misi yang
berbeda dari kedua pihak yang mumgkin dari latar belakang yang berbeda.Setiap konflik
yang terjadi pada kehidupan rumah tangga harus di tangani dengan berbagai solusi dengan
penyelesaian yang tidak merugikan kedua pihak baik dalam masalah ekonomi seperti
kemiskinan kita dapat menyelesaikan masalah dari 3 konsep itu jika eksakta menyelesaikan
dengan angka-angka yang mungkin dikaitkan dengan masalah keuangan,tetapi jika social
maka akan menemukan solusi dari pendekatan melalui interaksi social dan humaniora
mencakup kebudayaan dari segi lingkungan atau kondisi lapangan baru mendapatkan solusi
untuk menyelesaikan masalah dengan menghubungkan mainset apa yang perlu di ubah untuk
memperbaikan keadaan.Dengan begitu maka kekerabatan akan terus terjaga tanpa adanya
perpecahan seperti perceraian dan poligami.Dari masalah tersebut kita dapat mengambil
pelajaran bagaimana cara menjaga sebuah kekerabatan da lam sebuah negarayang merupakan
sebuah miniature kecil untuk membentuk sebuah negara.Seandainya penanaman konsep ini
berhasil di terapkan dalam keluarga maka dapat diterapkan pula untuk menjaga keutuhan
Indonesia sebagai bentuk nasionalisme.
Begitupun dengan, Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata
pencaharian hidup,memproduksi,menimbun,dan mendistribusikan harta benda atau materi
yang dimiliki / economi cinstitutions. Contohnya pertanian, perikanan, koperasi dan macammacam perdagangan.Rasa nasiolisme dalam aspek mata pencaharian ini terkadang sering
simpang siur dan menimbulkan reaksi tersendiri bagi setiap individu masyarakat.Di teliti dari
segi aspek

sosial dan humaniora sebuah studi kasus masalah yang timbul di wilayah

perbatasan seperti terkadang seorang pedagang atau nelayan pada daerah perbatasan NKRI
sering lebih nyaman untuk berdagang dan mencari nafkah pada daerah tentangga seperti pada
Film Tanah Surga Katanya karya Daniel Rifki dkk yang merupakan potret kehidupan nyata
pada daerah perbatasan Kalimantan dengan Serawak Malaysia kebanyakan penduduk
berbelanja dan menjual hasil dagangannya ke Malaysia dan adapula yang tinggal di daerah
tersebut bukan karena mereka tidak mempunyai rasa nasionalisme lagi tetapi lebih tepatnya
sikap apatis pemerintah yang menyebabkan stigma negative bagi penduduk sekitar.Wilayah
perbatasan yang terpencil tanpa fasilitas apapun membuat mereka kesulitan untuk
menyambung hidup dengan biaya yang semakin mahal sehingga membuat mereka lebih
memilih negara tetangga daripada sendiri karena fasilitas yang terjamin dan lengkap untuk

12

menyambung hidup.Bukan berarti mereka kehilangan rasa nasionalismenya.Mereka masih
mengingat tanah kelahiran mereka yaitu Indonesia tetapi mereka di dzalimi negara sendiri
negara yang begitu makmur ternyata tidak bisa dinikmati sendiri oleh anak cucu
Indonesia.Tamparan yang keras bagi pemerintah dalam upaya pembangunan itu sendiri
bagaimana hal yang seserius ini masih di tangani dengan begitu sepele.Kita sebagai generasi
mudapun seharusnya turut serta ikut membangun

kedalam rasa nasionalisme yang di

tunjukkan pada masalah tersebut.Bagaimana agar para pedagang Indonesia mau kembali ke
negara kita setelah pemerintah mengabulkan tuntutan mereka dalam pembangunan agar tidak
terlalu terlena oleh keindahan rumput tetangga yang subur dan dapat sedikit demi sedikit
memudarkan semangat bangsa Indonesia yang berada pada negara tersebut.
Penggolongan pranata yang lainnya yaitu Pranata yang bertujan memenuhi kebutuhan
pengetahuan dan pendidikan manusia atau educational institutions. Contohnya pendidikan
masyrakat, TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, tempat-tempat kursus, dan tempat-tempat
pelatihan-pelatihannya.Berbicara tentang pendidikan rasanya terasa berat sebelah bagi
masyarakat Indonesia.Pada daerah perkotaan kita bisa merasakan fasilitas pendidikan yang
lengkap mulai dari gedung sekolah,tempat-tempat kursus bahkan sampai dengan
teknologi.tetapi pada daerah pinggiran jangankan untuk merasakan teknologi,gedung sekolah
merekapun tak layak pakai dengan ruang kelas seadaanya dan guru pengajar
seadaanya.Mereka yang di perkotaan bisa memanfaatkan transportasi untuk berangkat
kesekolah tetapi mereka yang di daerah pinggiran bahkan harus melewati hutan,sungai atau
bahkan rawa-rawa dengan berjalan tanpa alas kaki pakaian seadanya bukan seragam demi
untuk mengenyam pendidikan.Rasa Nasionaisme mereka lebih tinggi untuk turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa tidak peduli apa dan bagaimana keadaan mereka tetap
bersemangat untuk mencari ilmu berbeda dengan mereka yang di perkotaan yang lebih
meluangkan waktu sekolah mereka untuk pergi ke mal.Tanpa memikirkan betapa
beruntungnya mereka yang dapat mengenyam pendidikan.Pendidikan yang merupakan kunci
awal kesejahteraan kehidupan justru menjadi manipolitik dalam kehidupan social dan
humaniora.Pendidikan yang seharusnya menjadi kebutuhan wajib dan hak setiap warga
negara justru menjadikan sebuah alat untuk memeras rakyat bukan untuk melahirkan
ilmuwan seperti para ilmuwan pada bidang eksakta,social maupun humaniora.
Pranata yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia atau scientific
institutions. Contohnya sebagai macam metode ilmiah dan pendidikan ilmiah lainnya.Rasa
nasionalisme juga dapat di ungkapkan melalui ilmu pengetahuan.Sebuah negara yang maju

13

membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya pintar tetapi juga cerdas dan
berbudaya.Ikatan nasionalisme masyarakat terbentuk juga melalui pola piker yang sama
tindakan yang sama pula yang di dasari oleh kesamaan latar belakang diantara
mereka.Sebuah dunia ilmu pengetahuan akan melahirkan sebuah ilmu dari proses
penelitian.Mereka yang berpendidikan dituntut untuk menciptakan produk dari ilmu yaitu
sebuah teknologi melalui metode-metode ilmiah yang sudah ditetapkan dengan kevalidasian
data tersebut.Dengan menciptakan teknologi manusia dapat mempermudah hidupnya dan
membuat lebih sejahtera dan menggunakan hasil dari ilmu pengetahuan itu kepada era yang
positive dengan kebebasan berkreasi dan berapresiasi.Melakukan hal yang positive berarti
sama dengan mengisi kemerdekaan yang telah di berikan oleh leluhur dan pahlawan kusuma
bangsa Indonesia dengan hal yang tidak sia-sia dan itu merupakan ungkapan dari
nasionalisme sesungguhnya mungkin itu wujud nasionalisme dalam bidang sksakta
Selain itu contoh pada Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk
menyatakan rasa keindahan dan rekreasi atau aesthetic and recreational institutions. Seperti
paa aspek humaniora Contoh: seni suara, seni rupa, seni gerak, seni lukis, dan seni sastra.Seni
adalah salah satu warisan dan dokumen penting bagi masyarakat sebagai budaya dan identitas
bangsa.Sebuah bangsa dan negara memiliki seni dan budaya masing-masing yang unik dan
berbeda.Seni adalah gambaran suatu apresiasi penduduk sekitar bagaimana bisa bersatu
dengan alam,dengan jiwa dan mengenali jati dirinya sendiri.Indonesia yang terdiri dari
Sabang dan Merauke memiliki kebudayaan yang beranekaragam dan unik.Seni dan budaya
yang harus di pertahankan dan di lestarikan sebagai identitas bangsa justru terkadang sering
diabaikan karena di anggap lebih kuno dan primitive sehingga mereka lebih menyukai
budaya luar yang dianggap lebih modern dan sesuai dengan keadaan saat ini.Hal ini
membuktikan lunturnya rasa nasionalisme masyarakat Indonesia terhadap budaya dan seni
dari daerahnya sendiri.Mereka akan marah dan peduli jika budaya kita diklaim oleh negara
tetangga.Sungguh sikap yang memprihatinkan.Apakah kita akan terus-menerus bersikap
seperti ini untuk menjaga warisan nenek moyang kita?.Seharusnya kita lebih mencintai
budaya dari negara sendiri.Berbicara tentang seni tidak hanya mencakup aspek humaniora
tetapi pada segi social juga.Pada segi penggabungan eksakta dan humaniorapun rasa
nasionalisme itu dapat di hadirkan pada karya seni fisika batik yang mengambil konsep pada
karya sastra milik dewi lestari yang berjudul supernova.Fisika batik merupakan hasil kreasi
anak negeri seharusnya kita harus bangga akan hal itu sebagi bentuk nasionalisme.

14

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
Tuhan atau religus institutions. Contohnya doa.Pranata ini ada hubungannya dengan agama
atau keyakinan.Masalah inilah yang paling sering menimbulkan perpecahan antar
masyarakat.Seringkali mereka mengunggul-unggulkan agama mereka dan menjelekkan
agama lain yang memicu pertengkaran antar umat beragama atas dasar nama agama.Sudah
jelas dalam undang-undang kita bebas untuk memilih agama dan kepercayaan masing-masing
sesuai apa yang diyakini dan dianutnya.Didunia ini tidak ada agama yang salah mereka bukan
Tuhan yang bisa menvonis agama mereka paling benar dan paling bijak.Terkadang orang
yang lebih fanatic dengan agamanya dengan mengatasnamakan jihad dan perang suci justru
itulah pihak-pihak yang menyebabkan perpecahan antar anggota masyarakat dan dapat
mengurangi

rasa

nasionalisme

karena

tidak

bisa

mempertahankan

wilayahnya

sendiri.Seharusnya masalah agama biarlah menjadi urusan individu dengan Tuhannya sendiri
dan tidak usah terlalu ikut campur. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara atau political institutions. Contohnya
pemerintahan, demokrasi, kehakiman kepoisian, dan sebagainya.Kebobrokan Indonesia lebih
banyak di sebabkan oleh pemerintah,institusi hukum dan pihak-pihak yang terlibat didalam
dunia politik.Banyak dari mereka yang mengatasnamakan demokrasi dan hak asasi untuk
melakukan tindak kejahatan.Bagaimana bisa seseorang yang mencuri semangka dan jagung
hukumannya sama dengan orang yang melakukan tindak pidana korupsi dan narkoba bahkan
lebih ringan hukumannya karena mereka meliki jabatan dan tempat pada area politik.Hukum
yang seharusnya melindungi rakyat justru membuat rakyat tidak merasa terlindungi dan
memperoleh keadilan inikah cerminan dari sila kelima pancaila yang berbunyi keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.Sikap yang terlalu pilih kasih menimbulkan perpecahan dan
menyebabkan keretakan Indonesia dan berkurangnya rasa nasionalisme di ukur dari segi
social humaniora. Pranata-pranata yang mengurus kebutuhan jasmani manusia atau somatic
institutions. Contohnya pemeliharaan kecantikan, kesehatan, dan kedokteran. Dunia-dunia
medis seringkali menjadi mode dan pusat dari kehidupan.Mereka akan merasa keren jika
mereka cantik atau menarik dihadapan semua orang.Sebenarnya cantik tidak cukup untuk
dapat memelihara kerukunan tetapi malah menimbulkan perpecahan dan perselisihan.Diera
sekarang kecantikan fisik lebih menarik daripada kecantikan nurani padahal dengan
kecantikan

mereka

dapat

melakukan

berbagai

hal-hal

yang

positive

dan

bermanfaat.Kesehatan berkaitan langsung dengan dunia kedokteran.Pada zaman Keuangan
yang maha kuasa saat ini kesehatan semakin tidak merata dan menjadi hal yang paling fatal

15

dalam pokok permasalahan Indonesia.Banyak sekali gizi buruk dan penyakit lainnya yang
tidak dapat di tangani dengan baik karena keterbatasan biaya dan mahalnya kesehatan itu
sendiri.Fasilitas mendapatkan penanganan yang lebih baik seharusnya menjadi hak setiap
warga sekarang menjadi hal yang mustahil.
B.Proses penanaman pemahaman konsep pranata dalam masyarakat
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk penanaman konsep pranata dalam masyarakat
seperti kita ketahui bahwasannya pranata berisi tentang perilaku manusia yang berpola dan
terperinci dan dapat diklarifikasikan menurut fungsi yang mencakup wujud ideal,komponenkomponen sistem dan norma pada tata kelakuan manusia.Fungsi pranata sebagai pedoman
dan pegangan bagi masyarakat serta sebagai penjaga keutuhan dan integrasi masyarakat maka
setiap manusia yang mempelajari tentang konsep pemahaman pranata social ini terlebih
dahulu harus memahami jati dirinya terlebih dahulu.Selanjutnya sebagai putra-putri Indonesia
kita juga harus memahami nilai-nilai leluhur yang terkandung pada ideology pancasila
sebagai dasar negara dalam upaya pembelajaran sekaligus penerapan sikap nasionalisme yang
terkandung dalam nilai-nilai pancasila tersebut.Selanjutnya kita harus dengan bijak menerima
setiap teknologi yang berkembang pada lingkungan sekitar kita dengan diolah sebaik
mungkin sebagai hasil ilmu pengetahuan,jangan sampai kita terlena dengan teknologi yang
menyebabkan lupa akan sejarah bangsa semdiri.Menerapkan arti demokrasi yang
sesungguhnya dengan pemahan nilai dan norma yang cukup agar kita sadar akan hokum yang
berlaku dalam melaksanakan dan membantu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia seperti
yang tertuang pada pembukaan UUD 1945 alinea 4.Setelah melakukan pembelajaran semua
itu diresmikan pada suatu instansi pendidikan sampai pada akhirnya penanaman konsep
pranata social yang berguna bagi kehidupan

Kesimpulan
Rasa nasionalisme masing-masing setiap individu sangatlah berbeda-beda tergantung dengan
lingkungan sekitar juga.Rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pranata social yang
mencakup 3 pilar ilmu.Macam-macam pranatapun cara menumbuhkan berbeda-beda pula
penanganannya.Ada banyak hal yang dapat diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap pranata.Dengan sikap saling membantu,tolong menolong,menerapkan nilai-nilai
pancasila,menerapkan arti demokrasi dalam arti yang sesungguhnya dll.Serta tidak menuntut
16

banyak hal kepada negara seharusnya kita bisa memberikan prestasi kepada negara sebagai
bentuk rasa nasionalis kita.

Daftar Pustaka
Buku
Koentjaraningrat.2000.Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama
Sugiyono,Agus. 2001. Metodologi Ekonomi Positivisme. Jakarta : Gramedia
Website
Ardiwinata, S. Jajat. dkk. 2008. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press
Ningrum, Epon. Dkk.2006. Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung. UPI Press.
Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI
Press.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.

17