Pendekatan Komunikatif Dalam Proses Pemb

PENDEKATAN KOMUNIKATIF
DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB
Oleh : Drs. Adi Kasman1
ABSTRAK
Bahasa merupakan alat komunikasi satu sama lain, sehingga apabila seseorang
melakukan interaksi komunikasi tentu harus saling memahami objek yang sedang
dibicarakan itu sehingga tujuan yang ingin dicapai akan lebih terarah kepada
sasarannya. Namun apabila dalam interaksi itu tidak komunikatif oleh karena
tidak faham apa yang dibicarakan itu karena tidak faham akan bahasa yang
digunakan, akhirnya tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai. Kecintaan
kapada bahasa Arab menjadi sebuah harga mati sebagai sarana untuk meraih
kesuksesan dalam mempelajarinya. Seseorang yang memiliki kecintaan kepada
sesuatu atau kepada seseorang pasti dia akan mengelu-elukannya, dan terus
berusaha untuk bisa mendapatkannya walaupun harus berkorban, baik waktu,
biaya maupun tenaga. Orang yang senang dengan salah satu mata kuliah pasti dia
akan rajin masuk kelas walau kadang lagi sakit, merasa rugi kalau ketinggalan,
merasa mudah dan cepat memahaminya serta hari-harinya pun tidak terlepas dari
pembicaraan isi mata kuliah tersebut.
Kata Kunci: Pendekatan, Komunikatif dan Pengangajaran
Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran Fiman Allah s.w.t dalam Surat Yusuf
ayat 2:2


‫إناّ أنزلنه قرءاناّ عربيياّ لعلكم تعقلون‬
2 : ‫) ) يوسف‬
Dalam Surat Thaaha ayat 113:3

1

. Dosen Bahasa Arab/Ketua Prodi PAI pada STAI Tengku Dirundeng Meulaboh
. Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan Bahasa Arab,
agar kamu memahaminya.
3
. Artinya: Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Quran dalam Bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali didalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertaqwa atau agar Al-Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
2

1

‫وكذلك أنزلنه قرءاناّ عربياّ وصرفناّفيه من الوعيد لعلهم‬
3 :‫) يتقون أو يحدث لهم ذكرا )طه‬

Manusia diciptakan oleh Allah swt berpasang-pasangan, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal satu sama
lain sekaligus makhluk sosial ( human sociality ) tentu tidak dapat hidup sendiri
tanpa berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya maupun lingkungan
sekitarnya.Firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 13:4

ّ‫يأيهاّ الناّس إناّ خلقنكم من ذكر وأنثى وجعلنكششم شششعوبا‬
(13: ‫) الحجرات‬...‫وقباّئل لتعاّرفوا‬
Sarana yang paling aktual dan efektif yang harus dimiliki dan dikuasai dalam
berkomunikasi dan berinteraksi adalah bahasa, baik dalam bentuk lisan, tulisan
maupun isyarat..
Sebagai alat atau sarana tentu bahasa dapat dipelajari, ditiru, dibelajarkan serta
bahkan diwariskan secara turun temurun ( dari satu generasi kegenerasi
berikutnya).
Dilandasi atas kebutuhan tersebut, tentu pengajaran dan pembelajaran bahasa
harus dilandasi dengan sikap kesadaran bahwa orang yang sedang dan akan
belajarlah yang sangat memerlukan bahasa dalam kehidupannya. Dilandasi nilai
kesadaran inilah sang pengajar, guru atau dosen dapat memilih salah satu dari
berbagai macam bentuk pendekatan


(

-

‫مدخل‬approach

) yang harus

disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan anak didik terhadap bahasa yang
sedang dipelajari termasuk bahasa Arab.
Bila dilihat perkembangan mahasiswa yang masuk keperguruan Tinggi Islam
baik negeri maupun swasta pada umumnya mereka kurang memiliki kemampuan
dasar bahasa Arab baik dari MA, SMA maupun Pesantren, mereka masih minim
menguasai mufradat atau vocab bahasa tersebut sehingga dalam proses
4

. Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal…


2

perkuliahan masih banyak didapati hambatan dan kesulitan dalam pembelajaran,
lebih-lebih bila ditinjau dari segi Gramatikal atau kaidah Nahwiyahnya (

‫) القواعد‬.
Bahasa Arab sebagai tujuan adalah sesuatu yang diungkapkan dan
dikomunikasikan. Sebagai mana yang diucapakan Oleh Syech Mustha Ghalayaini

‫اللغة هي ألفاّظ يعيبر بهاّ كل قوم عن مقاّصدهم واللغة‬
5
‫أعراضهم‬
‫العربية هي الكلماّت التي يعبر بهاّ العرب عن‬

Maksudnya adalah : Bahasa adalah suatu lafadh yang diungkapkan oleh suatu
kaum tentang tujuan mereka, sedangkan bahasa Arab itu adalah kata-kata yang
diungkapkan oleh orang-orang Arab tentang tujuan yang ingin meraka sampaikan.
Sehubungan dengan hal diatas, William Moulton dari Universitas Princeton
mengatakan: “ Bahasa adalah ujaran. Suatu bahasa adalah seperangkat kebiasaan.
Ajarkanlah bahasa bukan sesuatu mengenai bahasa. Bahasa adalah yang dikatakan

oleh penutur asli” ( Dahlan, 1992: 122 )6
Ungkapan tersebut memberikan suatu isyarat bahwa berbicara dengan bahsa
Arab tentu harus memahami benar qaidah-qaidahnya sehingga tujuan yang akan
dibicarakan betul-betul dapat difahami oleh si-mustami’ dalam artian tata
bahasanya dijelaskan ditengah-tengah proses pembelajaran dan tidak terlalu
memberikan penekanan kepada qaidah itu, namun kalau terjadi kesalahan
termasuk baris/harakahnya sehingga dapat merobah maknanya, maka pada saat itu
perlu dibetulkan sehingga tidak terulang lagi kesalahan pada kesempatan
berikutnya.

5

. Syech Musthafa Ghalayaini, Jaami’ud Durus Al-Arabiyah ( Bairut, 1997 ) Hal. 7

6

. Ahmad Muradi, Jurnal Metode Drill Dalam pembelajaran Bahasa
Arab,Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjannasmdan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan Bahasa IAIN Antasari
Banjarmasin2


3

Rasulullah menyuruh ummatNya untuk belajar bahasa Arab :

‫تعيلموا اللغة العربية فإنهاّ لغة دينكم‬
Maksudnya: Pelajarilah oleh kalian bahasa Arab karena bahasa Arab itu adalah
bahasa agamamu.
Ini memberikan suatu isyarat pentingnya belajar bahasa Arab itu, karena dengan
mempelajarinya akan dapat lebih mudah memahami Al-Quran dan Hadist beliau
dalam teks aslinya serta kitab-kitab mu’tabar yang disusun oleh para ulama baik
ulama mutaqaddimin maupun ulama mutaakhirin. Disamping itu dituntut kepada
ummat islam untuk selalu mempelajari ilmu agama dari sumbernya yang asli dan
alangkah baik dan indahnya lagi apabila kita khususnya ummat Islam dapat
berkomunikasi dengan bahasa Arab tersebut.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam berkomunikasi, terutama bahasa
asing termasuk bahasa Arab, sangat erat hubungan (relation) nya dengan berbagai
macam faktor penunjang antara lain : (1) Basic kompetensi tenaga pengajar yang
profesional, (2) Basic kompetensi bahasa Arab mahasiswa, (3) Buku referensi
yang memadai, (4) Media belajar dan (5) Tujuan mempelajarinya.

Adapun pendekatan (approach) dalam mengajarkan bahasa Arab ada empat
macam,

sebagaimana pendapat Drs. Moh.Mansyur dkk yaitu“humanistic

approach”maksudnya adalah “pendekatan manusiawi”, “media based approach”
pendekatan Sarana-Tehnik “analytical and analytical approach” pendekatan
“analisis” dan “non analisis” dan communicative approach”7 pendekatan
komunikatif. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan kepada
pengelola pendidikan baik Sekolah, Madrasah maupun Pesantren harus benarbenar memperhatikan faktor-faktor tersebut.
A. PENGAJARAN BAHASA ARAB
1.Mempelajari suatu bahasa, baik bahasa nasional maupun bahasa asing lainnya
termasuk bahasa Arab, adalah merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
7

. Moh. Mansyur, Drs. dkk, Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 2,( Dirjen Binbaga
Islam, Departemen Agama, 1994/1995), h. 67

4


Sedangkan bangsa Indonesia mayoritas menganut agam Islam, bahasa Arab
adalah sebagai bahasa agama

hal ini dapat dibuktikan dimana petunjuk dan

pedoman hidup orang muslim adalah Al-Quran dan Hadist bahkan Al-Quran itu
sendiri telah mulai diajarkan kepada anak-anak semenjak mereka masih kecil.
Akan tetapi bila kita lihat dan perhatikan dengan seksama pengajaran bahasa Arab
dimana-mana pada umumnya masih menitik beratkan pada gramatikal method
(

‫القواعد اوالنحو والصرف‬

) dan terjemah. Diantara indikator-

indikator pengajaran bahasa arab yang masih kurang tepat untuk diterapkan
adalah : 1. Guru atau pengajar dalam memberikan materi pelajaran masih terikat
sekali dengan kaidah tata bahasa dimana para siswa diharuskan untuk
menghafalnya, 2.Siswa diperintahkan untuk menghafal kata-kata yang sesuai
dengan kaidah,


3. enerjemahan kalimat (kata-kata) atau jumlah

(kalimat) kedalam bahasa pelajar, dan 4. Pengajaran dan pembelajarannya tidak
didukung dengan alat peraga atau alat bantu lainnya” 8. Sehingga pada akhirnya
walaupun sudah pernah belajar bahasa Arab sekian lama, akan tetapi
kenyataannya masih sangat sulit untuk memahami dan menguasai bahasa Arab.
Ahmad Muradi mengatakan metoda 9 Sedangkan metoda-metoda pembelajaran
bahasa kedua lainnya,terutama bahasa asing, masih minim yang digunakan dan
diterapkan. Diantaranya adalah : Metoda Langsung “direct method”, Metoda
Alamiah “natural method”, Metoda Psikologi “Psychological method”, Metoda
Membaca dan “reading method”10.
Sementara itu menurut analisa Mochtar Affandi, bahwa dari segi metode
pembelajaran yang dimuat Az-Zarnuji dalam kitabnya itu meliputi dua kategori.
8

. H. Ridlo Masduki,Prof,Dr. Makalah Pengajaran Bahasa Arab, disampaikan pada acara
pelatihan Bahasa Arab untuk Guru MAK se-Indonesia di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Th . 2000.
9


. Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disoroti adalah segi
metode. Suksestidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari
segi metode yangdigunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi dalam
mengajarkan bahasa. Demikikian pendapat Ahmad Muradi, Jurnal Metode Drill
Dalam pembelajaran Bahasa Arab,Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas
Tarbiyah IAIN Antasari Banjannasimdan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan
Bahasa IAIN Antasari Banjarmasin2
10

. H. Ridlo Masduki,Prof,Dr, Ibid. Hal. 2.

5

Pertama, metode yang bersifat etik, dan yang kedua metode yang bersifat strategi.
Metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar; sedangkan
metode yang bersifat teknik strategi meliputi cara memilih pelajaran, memilih
guru, memilih teman dan langkah-langkah dalam belajar11.
Oleh karena itu diharapkan kepada semua guru sedapat mungkin menggunakan
metoda-metoda tersebut dalam melaksanakan atau menginternalisasikan materi
pelajaran kepada peserta didik, menentukan materi pelajaran yang sesuai,

menganjurkan memilih teman yang selalu berusaha untuk dapat memahami dan
selalu berusaha untuk berkomunikasi aktif agar dapat lebih cepat mencapai tujuan
yang telah dirumuskan.
2. Pendekatan, Metoda danTeknik Pengajaran Bahasa
Dalam pengajaran bahasa ada empat macam kemampuan dasar pokok
berbahasa, antara lain : (1) Menyimak ( ‫ ) السإتماع‬atau memperhatikan (2)
Komunikasi ( 3) {

‫الكتابة‬

‫)المحادثة‬

Membaca (

‫القراءة‬

) dan (4) Menulis (

) Seseorang yang ingin belajar bahasa Arab dengan tujuan dapat

berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, maka pendekatan, metoda (

‫) الطريققة‬

dan tehnik pembelajarannya (method study) akan terdapat

perbedaan dengan orang yang belajar hanya sekedar untuk mampu membaca (

‫القراءة‬

) dan memahami makna, terjemah dan munulis bahasa tersebut. Oleh

karena itu untuk memperoleh hasil dalam pembelajaran Bahasa Arab yang mulamula sekali harus diprediksikan dan ditetapkan oleh tenaga pengajar adalah apa
tujuan pembelajarannya dan kemampuan apa pula yang ingin dicapai oleh objek
pembelajaran.
Selanjutnya seorang guru, tenaga pengajar atau orang yang terlibat langsung
dengan proses belajar mengajar bahasa Arab diharapkan sering mengadakan

11

. H. Abuddin Nata, Dr, MA, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Seri Kajian
Filsafat Pendidikan Islam, ( PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Hal. 109

6

interaksi yang komunikatif dengan sasaran supaya peserta didik dapat
berkomuniksi secara aktif dan praktis dengan kalimat yang sederhana.
Lebih jauh Ibnu Taimiyah menganjurkan agar mewajibkan penggunaan bahasa
Arab dalam pengajaran dan percakapan. Hal ini didasarkan pada pandangannya
bahwa penguasaan secara mendalam dan teliti terhadap bahasa Arab merupakan
tuntutan Islam dan sesuatu yang fardhu ‘ain hukumnya di kalangan ulama salaf.
Orang-orang salaf mewajibkan anak-anaknya agar berbahasa Arab dan
memandang bahasa Arab sebagai bahasa yang paling mulia. Ketika Allah
mewahyukan kitab-Nya dengan menggunakan bahasa Arab, maka Rasulullah,
s.a.w. juga menyampikannya(mengajarkannya) wahyu tersebut kepada orangorang mukmin dengan menggunakan bahasa Arab dan memgajak ummat agar
mengucapkan wahyu dengan bahasa Arab.12
Ini memberikan sautu gambaran, bahwa dalam mengajarkan bahasa Arab
sedapat mungkin membiasakan oleh guru melatih peserta didik berbasa Arab
secara aktif dan komunikatif, sehingga akan memperoleh hasil apa yang telah
dirumuskan dalam rencana program pembelajaran.
Interaksi komunikatif ini merupakan suatu terobosan atau pembaharuan yang
sangat strategis dalam proses pengajaran bahasa lebih-lebih bahasa asing termasuk
Bahasa Arab dimana pendekatan ini sangat integral serta ciri-cirinya cukup jelas.
Diharapkan kepada tenaga pendidik (guru) jangan terlalu fokus atau
memperhatikan tentang kesalahan baris (

‫)الحركة‬

bila mendengar murid

membaca ,berbicara atau bertanya, apabila kesalahan-kesalahan yang dilakukan
itu tidak mempengaruhi makna atau maksudnya. Akan tetapi guru harus hati-hati
dan teliti bahkan kalau perlu dicatat kesalahan tersebut untuk diadakan perbaikan
dan pembahasan pada waktu dan kesempatan yang lain.
Untuk mencapai tujuan dan hasil yang maksimal dalam pengajaran bahasa asing
termasuk bahasa arab sebagai bahasa kedua second language bagi bangsa
Indonesia yang beragama islam setelah bahasa Nasional, ustaz dan ustazah yang
mengajar di Madrasah-madrasah, baik Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan bahkan
sampai Perguruan Tinggi sekalipun harus betul-betul faham perbedaan antara
12

. Ibid. Hal. 149

7

pendekatan, metoda dan teknik penyampaian dalam proses interaksi belajarmengajar.
Pendekatan itu merupakan terjemahan dari kata approach dalam bahasa Inggris
diartikan diartikan dengan come near (menghampiri) go to (jalan ke) dan way
path dengan (arti jalan) dalam pengertian inidapat dikatakan bahwa approach
adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabih Thaha,
mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk
mencapai tujuan. Pendekatan juga bias berarti cara pandang terhadap sebuah
objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks
yang lebih luas13
Hal ini karena ketiga faktor yang telah disebutkan itu satu sama lain
hubungannya sangat erat dan saling keterkaitan. Teknik merupakan penjabaran
dari metoda, sementara metoda adalah penjabaran dari pendekatan, sementara
pendekatan itu merupakan penjabaran dari hakekat/tujuan belajar.
Pengertian dari pada pendekatan, metode dan tehnik pengajaran bahasa adalah :
1) Pendekatan Komunikatif (

-

‫مدخل‬approach )

adalah “suatu pandangan

secara filosofis tentang praduga mengenai hakikat bahasa dan pengajarannya yang
sesuai

dengan

tujuan

dan

kompetensi

yang

ingin

diperoleh

dalam

pembelajarannya”14. “ Pendekatan komunikatif juga dijelaskan” Mengajarkan
bahasa dengan sasaran mampu berkomunikasi aktif dan praktif” 15 Seperti
mempelajari suatu bahasa umpamanya bahasa Arab sebagai sarana bantu untuk
memahami ilmu-ilmu yang ditulis dalam bahasa tersebut, metoda dan tekniknya
sungguh banyak sekali terdapat perbedaan- perbedaan dengan belajar bahasa
sebagai sarana berkomunikasi. Namun apabila belajar bahasa Arab itu untuk
mendengar, memahami dan bercakap-cakap apa yang

didengar dan diucapkan

maka pendekatannya ( approach ) dalam pengajarannya hanya mendengar dan
memahami saja apa yang didengar dan diucapkan.Dengan demikian pendekatan
hanya terbatas pada materi (‫ ) المادة‬yang diperlukan untuk mengungkapkan
dan interaksi komunikasi saja.
13
. Ramayulis, Prof. Dr. Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Kalam Mulia, Jakarta,
1990) Hal. 127
14
. Ibid. H. Ridlo Masduki,Prof,Dr. Hal.3
15
. Moh. Mansyur, Drs. dkk, Ibid. Hal. 67

8

2) Metoda (‫ ) الطريقة‬adalah perencanaan komperehensif ( menyuluruh )
yang mempunyai relasinya dalam mengaplikasikan materi pelajaran secara teratur
dan tidak bertolak belakang berdasarkan atas suatu pendekatan

‫مدخل‬

). Karena metoda pembelajaran ini

( approach –

bersifat proseduril. Dengan

demikian seseorang dalam mengadakan proses interaksi pembelajaran dapat saja
memilih berbagai macam motoda
tujuan pendekatan ( approach –

‫) الطريقة‬, asalkan sesuai dengan

(

‫– ) مدخل‬nya itu. Bercorak ragamnya metoda

ini karena erat sekali hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengruhi
proses pembelajaran, antara lain adalah :
a.Latar belakang bahasa asing yang pernah dipelajari. Dalam hal ini dapat
dianalisis terhadap latar belakang pendidikan mahasiswa apakah mereka pernah
mempelajari bahasa asing, umpamanya bahasa Arab. Setelah diketahui maka
metoda pengajarannya jauh berbeda dengan pengajaran bahasa Arab untuk orang
arab sendiri atau untuk orang ‘ajam.
b.Latar belakang kebudayaan ( sosio kultural )16.
c.Pengalaman belajar bahasa Arab atau bahasa asing lainnya.
d.Tujuan pengajaran, apakah untuk sekedar dapat membaca, berbicara , terjemah
atau hanya sebagai pengetahuan bahasa tioritis saja.

III. Penggunaan Pendekatan Komunikasi
Banyak pendekatan ( ‫المدخل‬
dalam pengajaran bahasa
pendekatan komunikasi (

, approach

Arab atau

) yang dapat dipergunakan

bahasa asing

‫المدخل التإصالى‬

lainnya

antara lain

). Pendekatan ini dilandasi

dengan tujuan agar para siswa dapat memiliki kemampuan interaksi komunikasi
dengan mewujutkan penggunaan bahasa Arab dalam situasi dan kondisi yang
berbeda. Dengan metoda pendekatan semacam ini diharapkan seseorang yang
16

. Ibid. Hal. 68

9

belajar bahasa Arab dapat menggunakan pola-pola yang seseuai dengan tuntutan
situasi dan kondisi tertentu. ”Pendekatan pembelajaran dengan bagaimana (how
top) membelajarkan atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah
dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang
teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik”17
Untuk dapat berkomunikasi ada empat macam kemampuan dasar ( Basic
Competensi ) yang perlu dikuasai oleh seseorang yang belajar bahasa Arab, yaitu :
1.Kemampuan dasar tata bahasa / gramatika( ‫) القواعد‬.
2.Kemampuan

memahami

konteks

sosial

berkomunikasi ( sosio linguistik/ ‫الجإتماعية‬

yang

melandasi

‫اللغة‬

dimana

ia

).

3.Memahami / sanggup menganalisa percakapan dan atau pernyataan teman
bicara, yaitu mampu menganalisis susunan kalimat dan hubungan antar kalimat
serta metoda melafalkan suatu makna.
4.Kemampuan strategik, cekatan dalam memilih metoda dan strategi agar suatu
percakapan (

‫المحاّدثة‬

) dapat berlansung dengan lancar. Artinya mampu

memilih gaya bahasa yang sesuai ketika memulai dan atau menutup suatu
pembicaraan serta mampu mengalihkan perhatian teman bicara. Disamping itu
guru hendaknya tidak memberlakukan peserta didiknya sebagai penonton saja
melainkan harus mengikutsertakan dan memberi kesempatan kepada mereka
untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dengan guru. Dengan demikian ,
pengembangan

dan

pendayagunaan

berbagai

macam

metoda

dapat

dioptimalisasikan. Artinya metoda pengajaran bahasa termasuk bahasa Arab perlu
diterapkan dengan pendekatan kultural18 partisipatif dan kreatif.

17

.At-Ta’dib,Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam,(Volume.I,No.I, 2009),Hal 43
. Pendekatan kultural (Kultur Nasional) terdapat dimensi-dimensi keluarga, pendidkan,
ekonomi, politik, sistem nilai, teknologi, rekreasi dan dedikasi... Jika dimensi-dimensi tersebut kita
fokuskan pada dimensi pendidikan, maka dimensi ekonomi, politik, dan sistem nilai akan
menunjukkan tujuan yang relatif berbeda, sedangkan dimensi-dimensi lainnya menjadi berperan
sebagai dimensi penunjang. Ketiga dimensi tersebut masing-masing menyumbang kerangka acuan
dalam rangka mengekspresikan isi kurikulam, demikian pendapat Prof. Dr. Oemar Hamlaik dalam
bukunya Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Hal. 133
18

10

Untuk mencapai interaksi dalam pembelajaran dibutuhkan komunikasi antara
keduanya, yang memadukan dua kegiatan, yaitu kegiatan mengajar (usaha guru)
dan kegiatan belajar (tugas peserta didik). Guru perlu mengembangkan
komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran karena seringkali kegagalan
pengajaran disebabkan oleh lemahnya sistem komunikasi19
Untuk adanya suatu perobahan dan pengembangan dalam berkomunikasi ada
beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan dan dicermati, antara lain :
1. Adanya informasi yang belum diketahui oleh dirinya atau lawan bicaranya
sehingga mendorongnya untuk bertanya atau membicarakan dan membahas
sesamanya sehingga memperoleh informasi yang jelas dan sesuai dengan
tujuannya.
2. Memiliki kemampuan dalam memilih kosakata yang tepat dan sesuai dengan
kondisi dan situasi serta lawan bicaranya. Umpanya saat terjadi percakapan
dengan sapaan ‫كيف حالك‬

ia dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai

dengan keadaan yang dialaminya, antara lain adalah : ‫ الحمد لله‬،‫ بخير‬, atau
‫ بخير‬saja ‫ ل بأس‬, atau ‫الحمد لله‬
3. Adanya umpan balik
‫مخاطبة‬/‫مخاطب‬.20

( feedback,

‫) تإغذيققة راجإعققة‬

yaitu reaksi dari

Tentu saja hal itu harus dilandasi aplikasi latihan yang bermuara kepada
mengubah kosa kata ( ‫ ) تإغيير كلمة بكلمة‬atau menyempurnakan kalimat (
‫جإملة معيينة‬

‫) تإكميل‬, atau bentuk latihan lain yang tidak membangkitkan

reaksi lawan bicara.
Dalam proses pembelajaran pengajaran bahasa Arab dengan pendekatan
komunikasi dapat dikemukakan beberapa prinsip atau indikator antara lain :
1. Menggunakan teks-teks arab yang asli, seperti materi yang diambil atau dikutip
dari buku pelajaran, majalah atau koran yang berbahasa Arab.
2. Pembelajaran di dalam kelas, bahasa Arab diaplikasikannya sebagai alat/ sarana
percakapan ( berkomunikasi )

19

. Ramayulis, Pr.Dr. Ibid. Hal. 134
. Moh. Mansyur, Drs. dkk , Ibid. Hal.70

20

11

3.Melatih dan membiasakan peserta didik supaya secara otomatis mampu
menggunakan bahasa Arab dalam berbagai bentuk ungkapan percakapan untuk
mengungkapkan suatu maksud, seperti bertanya sesuatu, menyangkal dan
menegur lawan bicara ( ‫مخاطبة‬/‫ ) مخاطب‬dalam berbagai bentuk susunan
kalimat.
4.Peserta didik diberi waktu dan kesempatan untuk mengungkapkan kesan /pesan,
komentar dan ide-idenya berkenaan dengan materi yang telah mereka baca dan
dengar, meskipun dengan ungkapan yang sangat sederhana dan masih terdapat
kesalahan-kesalahan dalam aplikasinya. Melalui penerapan seperti ini yang pada
akhirnya sedapat mungkin siswa dapat diharapkan akan memiliki rasa percaya diri
yang tinggi.
5.Peserta didik dilatih dan diarahkan untuk mampu berkomunikasi sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi. “ Dalam interaksi ini guru-guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing”21. Hal ini karena suatu bahasa tidak terlepas dengan keadaan
alam sekitarnya pada saat mereka berinteraksi dengan sesamanya. Rasulullah
s.a.w dalam mengajarkan para sahabatnya menggunakan berbagai macam metode
”(1) metode ceramah (2) dialog (3) diskusi (4) metode demontrasi (5) metode
demontrasi, misalnya Hadist Rasulullah,”Sembahyanglah kamu sebagaimana
kamu melihat aku sembahyang (6) metode eksperimen, sosiodrama dan bermain
peranan”22. Disamping itu latihan demi latihan yang dilakukan dalam
pengungkapan berbahasa muthlak harus dilakukan karena dengan pembiasaan
latihan ( ‫ )تإجريبة‬akan memperoleh target ketercapaian tujuan.
6.Guru memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didik untuk dapat
mengaplikasi bahasa yang hidup dalam berinteraksi sesamanya sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan, maksudnya mereka jangan hanya sekedar dilatih untuk
mengulangi dan menghafal kata-kata maupun kalimat saja, artinya guru/dosen
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk berperan serta

21

. Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Prenada Media, 2007) Hal.16
. Ibid.Hal. 16

22

12

dalam kegiatan pembelajaran di dalam maupun diluar ruangan, sehingga mereka
terdorong memiliki perhatian dan percaya diri yang besar dalam belajar.
7.Guru berusaha dengan berbagai macam cara dan metoda untuk dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam interaksi komunikasi melalui
aktifitas yang mungkin dapat dipahami dan dihayati, seperti sandiwara pendek
( ‫) تإمثيلية قصيرة‬, berdiskusi dan memecahkan masaalah yang aktual.
IV. PRINSI-PRINSIP METODE MENGAJAR
Metode ta’lim yang diterapkan oleh seorang tenaga pengajar dalam proses
pembelajaran banyak jenisnya, baik secara tradisional maupun metode modern,
disini akan lebih penting diperhatikan dalam mengaplikasikan metode-metode
tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah ”Individu adalah manusia orang seorang yang
memiliki pribadi/jiwa sendiri. Kekhususan jiwa itu menyebabkan individu yang
satu berbeda dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain, tiap-tiap manusia
mempunyai jiwa sendiri”23 Dalam konteks ini guru sebagai sumber belajar24
Memahami prinsip-prinsip mengajar 25 Yaitu menanamkan pengetahuan dan
kecakapan dengan cara yang cepat dan tepat memerlukan penguasaan tiori-tiori.
Disamping itu harus berorientasi pada tujuan ”dalam sistem pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan” 26. Ini menunjukan
betapa pentingnya seorang guru atau dosen harus betul-betul memahami serta
23

. Zakiah Darajat Dr. dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Ismam, Hal. 118
. Khusus dalam mengimplementasikan seorang sebagai sumber belajar dalam proses
pembelajaran, Dr. Wina Sanjaya mengatakan: Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran
yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi
pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi
pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik,
sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.
25
. Proses pembelajaran dalam pendidkan Islam selalu memperhatikan perbedaan
individu (furq al-fardiyyah) peserta didik serta menghormati harkat, martabat dan kebebasan
berpikir mengeluarkan pendapat dan menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar
merupakan hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya berkembang secara
optimal. Demikian pendapat Pro. Dr. Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama
Islam
26
. Wina Sanjaya, Dr.M.Pd, StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Prenada Media Grop, Jakarta, 2006) Hal. 131
24

13

menguasai tiori-tiori mengajar dan metode-metodenya, seperti metode hiwar
Qurani, hiwar adalah ”Percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih
melalui tanya jawab mengenai suatu topik mengarah kepada suatu tujuan”27
Dengan demikian peserta didik akan lebih berkesan dan mantap dalam menerima
bahan ajarnya.Jika kita bandingkan antara seorang mahasiswa yang pada dasarnya
dia pandai dengan mahasiswa yang kurang pandai, maka akan dapat ditemukan
beberapa perbedaan antara lain: cepat menangkap isi pembelajaran, tahan lama
memusatkan perhatian pada pembelajaran dan kegiatan, dorongan ingin tahu kuat,
banyak inisiatif, cepat memahami prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian
memiliki minat yang luas, sedangkan mahasiswa yang kurang pandai berlaku
keadaan sebaliknya28
Keadaan seperti itu memberikan suatu tafsiran dimana seorang guru atau dosen
juga harus betul-betul memahami kondidsi peserta didik sehingga dapat
mensinerjikan langkah-langkah dalam memformulasikan proses belajar mengajar,
sehingga pada akhirnya dapat mengatasi kesulitan yang ditimbulkan akibat
perbedaan basic kompetensi peserta didik, khususnya bahasa Arab.
Kemudian seorang tenaga pengajar harus selalu mengadakan evaluasi terhadap
proses pembelajaran tersebut dan harus dapat dipertanggung jawabkannya kepada
publik. ”Dalam pertanggungjawaban hasil yang telah dicapai, pihak pengembang
perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari sistem yang sedang
dikembangkannya serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut”29 sehingga benar-benar dapat diketahui secara
nyata perbedaan kompetensi peserta didik tersebut
Dalam mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran, dimana guru
sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa, dimana siswa akan belajar
apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu ada pepatah mengatakan
27

. Ramayulis, Ibid. Hal. 252
Zakiah Darajat, Dr. dkk, Ibid. Hal. 120
29
. H. Daryanto, Drs. Evaluasi Pendidikan (PT Rineka Cipta, Jakarta, 2008) Hal.17
28

14

“bagaimanapun pintarnya siswa, maka tidak mungkin dapat mengalahkan
pintarnya guru”30. Namun demikian pembelajaran itu dapat memberikan suatu
pengertian membelajarkan siswa. Membelajarkan siswa31.
Lebih jauh Prof.Dr.Oemar Hamalik mengatakan; ”Guru dengan sengaja
menciptkan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan belajar
kepada para siswa untuk mencapai tunjuan tertentu, dilakukan dengan cara
tertentu, dan diharapkan memberikan hasil tertentu pula kepada siswa (pelajar)”32
Hal ini sesuai dengan ”Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional” didalamnya terdapat pernyataan ” bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana” dimana suatu perencanaan yang matang,
profesionalitas guru memilih metode mengajar, didukung sarana dan prasarana
yang memadai ”sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya” 33.Karena
sebagai mana telah disebutkan belajar bahasa Arab adalah belajar bahasa agama,
maka nilai kekuatan keagamaan tidak terlepas dari penguasaan bahasa Arab yang
baik pula.
Kemudian langkah-langkah yang ditempuh harus berorientasi pada prinsipprinsip penggunaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tersebut dapat
dikemukakan beberapa hal, antara lain ”berorientasi pada tujuan” karena dalam
proses pembelajaran tersebut, guru harus menetapkan suatu strategi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik yang telah direncanakan sebelumnya. ”Tujuan
30

. Wina Sanjaya, M.Pd, Dr. Ibid. Hal. 147
. Dalam Konteks ini Wina Sanjaya dalam bukunya Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi mendeskripsikan tujuan utama mengajar adalah membelajarkan
siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana
sisewa telah menguasai materi pelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah
melakukan proses belajar. Dengan demikian guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber
belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau
dan mampu belajar.
32
. Oemar Hamalik, Prof.Dr. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
(PT. Bumi Aksara, 2001) Hal.155
33
. Wina Sanjaya, Ibid, Hal. 2
31

15

pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru”. Ini
dapat dilihat dalam praktek sehari-hari dimana guru/dosen lebih banyak
menggunakan bahkan senang berceramah. ” Guru yang senang berceramah,
hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian , seakan-akan dia
berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian”34.
Penggunaan berbagai macam strategi dalam proses pembelajaran itu merupakan
langkah yang sangat tepat untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam
rencana pembelajaran, demikian juga halnya dalam proses pembelajaran bahasa
Arab sangat dituntut kepada seorang guru/dosen untuk menggunakan berbagai
macam thariqah sehingga dengan demikian dapat mengurangi kebosanan peserta
didik dalam proses pembelajaran dan diharapkan tidak selalu mengandalkan
metode ceramah.
V. Penutup
Pendekatan komunikatif dalam proses pembelajaran, terutama bahasa asing
termasuk didalamnya bahasa Arab sangat dituntut bagi seorang guru, karena
dengan interaksi komunikasi yang aktif dapat menumbuhkembangkan semangat
pembelajaran bagi peserta didik, lebih-lebih dalam bermuhadasah, sehingga antara
guru/dosen dalam proses pembelajaran dapat terjadi komunikasi yang aktif
meskipun dalam ungkapan-ungkapan yang sederhana.
Penggunaan berbagai macam metode sangat perlu dikuasai oleh seorang
ustaz/ustazah dan diaplikasikan pada saat proses pembelajaran. Guru/dosen yang
profesional selalu berusaha untuk dapat memahami bagaimana keadaan peserta
didiknya, apakah mereka telah dapat memahami dan dapat dipraktekkan
sesamanya apa yang telah disampaikan, apakah mereka telah mengalami proses
belajar, apakah dars sesuai dengan tingkat pemahaman mereka (peserta didik),
demikian juga dalam proses pembelajaran bahasa Arab, sejauh mana kemampuan
mereka dalam penguasan materi pembelajarannya. Disamping itu apakah telah
34

.Ibid, Hal. 131

16

memenuhi prinsip-prinsip belajar, dimana manusia adalah orang seorang yang
memiliki pribadi/jiwa sendiri, sehingga dalam proses belajar mengajar bahasa
Arab itu dapat terjadi interaksi komunikasi yang aktif dan progresif.

17

‫المراجإع‬
. Ahmad Muradi, Jurnal Metode Drill Dalam pembelajaran Bahasa
Arab,Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjannasmdan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan Bahasa IAIN Antasari
Banjarmasin2
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Seri Kajian
Filsafat Pendidikan Islam, ( PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Hal. 109
At-Ta’dib,Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam,(Volume.I,No.I,
2009),Hal 43
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (PT Rineka Cipta, Jakarta, 2008) Hal.17
Moh. Mansyur, dkk, Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 2, ( Dirjen
Binbaga Islam, Departemen Agama, 1994/1995), h. 67
Musthafa Ghalayaini, Jaami’ud Durus Al-Arabiyah ( Bairut, 1997 ) Hal. 7
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem (PT. Bumi Aksara, 2001) Hal.155
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Kalam Mulia, Jakarta,
1990) Hal. 127
Ridlo Masduki, Makalah Pengajaran Bahasa Arab, disampaikan pada
acara pelatihan Bahasa Arab untuk Guru MAK se-Indonesia di Ciawi, Bogor,
Jawa Barat. Th . 2000
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Prenada Media, 2007) Hal.16
Wina Sanjaya, StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Prenada Media Grop, Jakarta, 2006) Hal. 131
Zakiah Darajat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Ismam, Hal. 118

18