Proses Produksi Pada PT docx
Proses Produksi Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ( Input -->
Proses --> Output dan SDM yang terkait )
1.1 Keragaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood Makmur
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November
1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat
dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C22915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611.
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood
Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham
yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh
Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang
dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992
dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT
Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi
pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup
Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan
merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan,
Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya,
Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa
pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima
oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui
pemerataan tenaga kerja lokal.
1.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
1.1.3 Job Description
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1) Manajer Umum (General Manager)
Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing dan
mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang
tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang
selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2) Manajer Pabrik (Factory Manager)
Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan
yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya
proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputiPPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang
untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
2. Meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu produk, produktifitas kerja dan
pengendalian biaya operasional secara kontinue.
3. Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna
pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai
dengan persyaratan.
Manajer Teknik (Manager Technical)
Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat
menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang. Membuat
perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya dalam kegiatan
yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.
Manajer Gudang (Warehouse Manager)
Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan, sehingga
tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan barang
yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen.
Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
untuk menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap.
Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui
penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan
fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.
Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan bahan
baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM
untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat
jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau
tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan penyangga
tetap terjaga.
3) Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process Development and
Quality Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan
tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi,
bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan produk.
Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung jawab:
1. Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian
mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di laboratorium serta
GNP dan HACCP diproses produksi.
3. Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal pengawasan
mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk.
4. Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan
fasilitas kerja selama masih dalam batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan
rencana manajemen.
5. Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.
Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)
Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem
pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses produksi
dan produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan QC Process
Spv & bagian administrasi. Melakuaka perbaikan mutu dan costperalatan untuk kebutuhan
analisis.
Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw
Material/Finished Good Spv)
Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC dalam hal
pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi. Melakukan pengawasan
secara langsung terhadap proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality
Control (OQC) yang meliputi koordinasi QC Field RM & FG serta pelaksanaan penerbitan
hasil analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa berjalan lancar. Melakukan
koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG serta mengembangkan proses. Menjaga
kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP
HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili BPDQC jika tidak ada. Memantau,
mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
4) Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer
keuangan
bertugas
dan
bertanggung
jawab
merencanakan,
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai.
Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP.
Menandatangani bank instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan
perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan
dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan
sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
5) Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)
Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi
kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses
pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu manajer
personalia memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang
harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha)
dilingkungan perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka
mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian secara tepat sebagai
syarat untuk meningktkan produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan
pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja secara optimal. Membuat
analisa pengembangan organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatankegiatan pengembangan mutu/Total Quality Management (TQM). Turut serta melaksanakan
program HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
6) Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk,
menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat
rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.
7) Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian
sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah
ditetapkan.
Visi
Misi
1.1.4 Tujuan Pendirian
Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah :
1. Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal
maupun pengembangan usaha strategis.
2. Mengurangi biaya transportasi.
3. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan
4. Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang
5. Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik,
spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk
masa depan perusahaan.
: “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu,
berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.
: “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri
makanan”.
1.1.5 Usaha Awal
Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini
mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan
halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan
halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu
produk yang selalu prima.
Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah,
Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika.
1.1.6 Sumber Daya Manusia Perusahaan
Pada saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari 1500 karyawan yaitu sekitar 70%
merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf manajemen. Tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari SD sampai dengan Strata Satu.
Dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan terhadap kepercayaan
pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu dan inovasi tenaga kerja
adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan perusahaan terdiri dari tiga kategori, yaitu
pelatihan dasar, pelatihan teknis fungsional, dan pelatihan manajerial.
Dalam penerimaan pegawai, Divisi Noodle, PT. ISM, Tbk menerapkan dua sistem. Pertama
adalah sistem internal, apabila perusahaan membutuhkan suatu jabatan tertentu, maka akan
ditinjau dulu pegawai yang telah ada dan berpotensi untuk promosi jabatan. Kedua adalah
sistem eksternal, dimana HRD akan merekrut SDM dari luar yang bermutu dengan
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan melalui kantor Departemen Tenaga Kerja, iklan, Biro
Konsultasi, atau dengan pemasangan pengumuman di lingkungan perusahaan.
1.1.7 Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood
Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari 10
merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle
division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m².
Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi,
Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur,
Indramayu, dan Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie instan
merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi
perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masingmasing brand yang dimilikinya.
1.2 Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1.2.1
Bahan Baku Utama
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan mie
instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut
adalah :
1. Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam
pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses
pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata,
mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku
utama, yaitu strong flour(tepung keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah
keras cap Segitiga Biru) dan soft flour(tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung
tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus
sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut
sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar bahan
baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu
No.
Jenis
pH
Kadar Air
Gluten
Protein
Tepung
1.
Cakra
Kembar
5,56,8
2.
Segitiga
Biru
5,56,8
3.
Segitiga
Hijau
5,56,8
(%)
(%)
(%)
14,5 (max)
31
(min)
13
14 (max)
25
(min)
10,511,5
14 (max)
21
(min)
9
Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan
roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang
dihasilkan dari 100% hard wheat.
2. Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik digunakan
untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini
diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam
karung dengan berat per karung 50 kg.
1.2.2
Bahan
Baku
Penunjang
1. Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu
adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan
tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik
secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
2. Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental,
pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi
untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.
Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan
untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan
produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode
sebelumnya.
1.2.3
Pemasok Bahan Baku
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok
(supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung
lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan
pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No
Material
Supplier
Lokasi
1
Tepung terigu
Bogasari Flour Mills
Jakarta
2
Minyak goreng
Salim Ivomas
Jakarta
3
4
5
Bumbu
Karton Packing
Etiket
PT.
Food
Development
Ingredient
Cikampek
Raci Pack
Jakarta
Puri Nusa
Bandung
Supermova
Jakarta
Prima Makmur
Jakarta
Respati
Jakarta
Cipta Kemas Abadi
Jakarta
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan
beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu
Departemen ASP, PPIC, Purchasing(Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance
and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan
baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung
karena ketersediaan bahan baku tersebut.
1.2.4 Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam
manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan
baku, yaitu :
1. Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang
diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality
Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan
jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg
per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg.
Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah
memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
2. Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh
kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih
dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan
lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi
tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
3. Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku
yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi.
Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas
penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan
melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran),
pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and
folder (pemotongan
dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan)
dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari
material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan)
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang
tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai
dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu
35oC.
Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll
press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran
yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk
gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk
segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu
dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok
penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan,
kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau
minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan
adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air
setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan
proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang
kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan
timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2 Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas
pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi
relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil
demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau
menengah.
2.4
Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie
instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO
PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
1
Indomie
8
2
Indomie Special
2
3
Indomie Vegan
2
4
Indomie Regional Flavor
11
5
Indomie Kriuk
3
6
Indomie Jumbo
2
7
Indomie SQN
6
8
Indomie Paket
4
9
Supermie Reguler
4
10
Supermie Sedaaap
3
11
Supermie Go Series
3
12
Sarimi
6
NO
PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
13
Sarimi Extra Besar
6
14
Sakura
6
15
Intermi
1
16
POP Mie
15
17
Mie Telor
2
18
Anak Mas
2
19
POP Bihun Spesial
4
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha
memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena
itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2
kelompok besar yaitu :
1.
Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus
2.
Mie telor, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan
dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu
dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinankemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika
sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke
dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan
dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.
Sumber :http://ervinkurnia88.wordpress.com/2013/09/25/ruang-lingkup-manajemenproduksi-pt-indofood-sukses-makmur-tbk/
Alasan Pertama:
Manajemen Operasional merupakan salah satu fungsi utama pada tiap perusahaan selain
fungsi Pemasaran dan Keuangan yang saling berhubungan sangat erat dengan fungsi bisnis
yang lain. Seluruh perusahaan memasarkan atau menjual, mencatat laba rugi dan
memproduksi atau mengoperasikan. maka bagaimana kegiatan Manajemen Operasional bisa
berjalan bisa jadi sangat penting untuk kita ketahui
Alasan Kedua
Manajemen Operasional akan memberi tahu kita yang ingin mengetahui bagaimana sebuah
barang atau jasa dihasilkan.
Alasan Ketiga
Mempelajari Manajemen Operasional supaya bisa memahami apa saja yang dikerjakan oleh
manajer operasional. kita bisa membangun keahlian yang diperlukan untuk bisa menjadi
seorang manajer operasional. Tentu saja hal ini bisa membantu kita dalam menjelajahi setiap
kesempatan kerja yang menarik dibidang manajemen operasional
Alasan Keempat
Memahami Manajemen Operasional karena pada bagian manajemen ini adalah bagian yang
bisa dibialng paling banyak menyedot biaya dalam sebuah perusahaan. Sebagian besar
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan dipergunakan untuk menjalankan fungsi
Manajemen Operasional, Tetapi meskipun begitu, Manajemen Operasional memberi banyak
peluang dalam meningkatkan keuntungan perusahaan dan pelayanan terhadap kepuasan
konsumen
Mengapa kita perlu belajar Manajemen Operasi?
Kita mempelajari MO (Manajemen Operasi) karena empat alasan berikut.
1. MO adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh dengan semua
fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan (menjual), membiayai (mencatat rugi laba), dan
memproduksi (mengoprasikan), maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan.
Karena itu pula, kita mempelajari bagaimana orangorang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang
produktif.
2. Kita mempelajari MO karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi
adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk yang kita gunakan.
3. Kita mempelajari MO untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan memahami apa
saja yang dilakukan manajer ini, kita dapat membangun keahlian yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang
manajer seperti itu. Hal ini akan membantu Anda untuk menjelajahi kesempatan kerja yang banyak dan
menggiurkan di bidang MO. Sepuluh Bidang Keputusan Masalah
a) Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses
transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan sumber daya manusia bergantung pada
keputusan perancangan. Merancang biasanya menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas tertinggi.
b) Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk
mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut.
c) Perancangan proses dan kapasitas. Pilihanpilihan proses tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan proses
yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, pengguna sumberdaya
manusia, dan pemelihara yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya
dasar suatu perusahaan.
d) Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi menufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan.
Kesalahan yang dibuat pada langkah ini dapat memengaruhi efisiensi.
e) Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan
teknologi, dan kebutuhan persediaan memengaruhi tata letak.
f) Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari
keseluruhan rancangan sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang
dibutuhkan, dan upah harus ditentukan dengan jelas.
g) Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli.
Pertimbangan terletak pada kualitas, pengiriman, dan inovasi; semuanya harus pada tingkat harga yang
memuaskan. Kepercayaan antara pembeli dan penjual sangat dibutuhkan untuk proses pembelian yang efektif.
h) Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok,
perencanaan produksi, dan sumber daya manusia dipertimbangkan.
i) Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber
daya manusia dan fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalikan.
j) Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. Sistem harus
dibuat untuk menjaga kehandalan dan stabilitas tersebut.
Kita mempelajari MO karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam
sebuah organisasi. Sebagian besar pengeluaran perusahaan digunakan untuk fungsi MO. Walaupun demikian,
MO memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat.
Proses --> Output dan SDM yang terkait )
1.1 Keragaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood Makmur
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November
1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat
dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C22915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611.
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood
Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham
yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh
Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang
dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992
dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT
Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi
pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup
Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan
merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan,
Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya,
Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa
pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima
oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui
pemerataan tenaga kerja lokal.
1.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
1.1.3 Job Description
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1) Manajer Umum (General Manager)
Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing dan
mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang
tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang
selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2) Manajer Pabrik (Factory Manager)
Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan
yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya
proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputiPPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang
untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
2. Meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu produk, produktifitas kerja dan
pengendalian biaya operasional secara kontinue.
3. Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna
pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai
dengan persyaratan.
Manajer Teknik (Manager Technical)
Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat
menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang. Membuat
perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya dalam kegiatan
yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.
Manajer Gudang (Warehouse Manager)
Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan, sehingga
tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan barang
yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen.
Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
untuk menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap.
Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui
penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan
fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.
Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan bahan
baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM
untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat
jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau
tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan penyangga
tetap terjaga.
3) Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process Development and
Quality Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan
tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi,
bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan produk.
Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung jawab:
1. Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian
mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di laboratorium serta
GNP dan HACCP diproses produksi.
3. Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal pengawasan
mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk.
4. Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan
fasilitas kerja selama masih dalam batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan
rencana manajemen.
5. Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.
Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)
Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem
pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses produksi
dan produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan QC Process
Spv & bagian administrasi. Melakuaka perbaikan mutu dan costperalatan untuk kebutuhan
analisis.
Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw
Material/Finished Good Spv)
Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC dalam hal
pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi. Melakukan pengawasan
secara langsung terhadap proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality
Control (OQC) yang meliputi koordinasi QC Field RM & FG serta pelaksanaan penerbitan
hasil analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa berjalan lancar. Melakukan
koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG serta mengembangkan proses. Menjaga
kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP
HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili BPDQC jika tidak ada. Memantau,
mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
4) Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer
keuangan
bertugas
dan
bertanggung
jawab
merencanakan,
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai.
Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP.
Menandatangani bank instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan
perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan
dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan
sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
5) Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)
Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi
kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses
pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu manajer
personalia memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang
harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha)
dilingkungan perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka
mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian secara tepat sebagai
syarat untuk meningktkan produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan
pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja secara optimal. Membuat
analisa pengembangan organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatankegiatan pengembangan mutu/Total Quality Management (TQM). Turut serta melaksanakan
program HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
6) Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk,
menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat
rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.
7) Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian
sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah
ditetapkan.
Visi
Misi
1.1.4 Tujuan Pendirian
Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah :
1. Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal
maupun pengembangan usaha strategis.
2. Mengurangi biaya transportasi.
3. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan
4. Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang
5. Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik,
spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk
masa depan perusahaan.
: “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu,
berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.
: “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri
makanan”.
1.1.5 Usaha Awal
Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini
mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan
halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan
halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu
produk yang selalu prima.
Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah,
Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika.
1.1.6 Sumber Daya Manusia Perusahaan
Pada saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari 1500 karyawan yaitu sekitar 70%
merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf manajemen. Tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari SD sampai dengan Strata Satu.
Dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan terhadap kepercayaan
pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu dan inovasi tenaga kerja
adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan perusahaan terdiri dari tiga kategori, yaitu
pelatihan dasar, pelatihan teknis fungsional, dan pelatihan manajerial.
Dalam penerimaan pegawai, Divisi Noodle, PT. ISM, Tbk menerapkan dua sistem. Pertama
adalah sistem internal, apabila perusahaan membutuhkan suatu jabatan tertentu, maka akan
ditinjau dulu pegawai yang telah ada dan berpotensi untuk promosi jabatan. Kedua adalah
sistem eksternal, dimana HRD akan merekrut SDM dari luar yang bermutu dengan
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan melalui kantor Departemen Tenaga Kerja, iklan, Biro
Konsultasi, atau dengan pemasangan pengumuman di lingkungan perusahaan.
1.1.7 Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian
No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood
Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan
yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari 10
merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.
PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle
division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m².
Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi,
Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur,
Indramayu, dan Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie instan
merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi
perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masingmasing brand yang dimilikinya.
1.2 Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1.2.1
Bahan Baku Utama
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan mie
instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut
adalah :
1. Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam
pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses
pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata,
mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai
sumber karbohidrat dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku
utama, yaitu strong flour(tepung keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah
keras cap Segitiga Biru) dan soft flour(tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung
tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus
sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut
sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar bahan
baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu
No.
Jenis
pH
Kadar Air
Gluten
Protein
Tepung
1.
Cakra
Kembar
5,56,8
2.
Segitiga
Biru
5,56,8
3.
Segitiga
Hijau
5,56,8
(%)
(%)
(%)
14,5 (max)
31
(min)
13
14 (max)
25
(min)
10,511,5
14 (max)
21
(min)
9
Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan
roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang
dihasilkan dari 100% hard wheat.
2. Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik digunakan
untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini
diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam
karung dengan berat per karung 50 kg.
1.2.2
Bahan
Baku
Penunjang
1. Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu
adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan
tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik
secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).
2. Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental,
pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi
untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.
Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan
untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan
produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode
sebelumnya.
1.2.3
Pemasok Bahan Baku
PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok
(supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung
lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan
pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No
Material
Supplier
Lokasi
1
Tepung terigu
Bogasari Flour Mills
Jakarta
2
Minyak goreng
Salim Ivomas
Jakarta
3
4
5
Bumbu
Karton Packing
Etiket
PT.
Food
Development
Ingredient
Cikampek
Raci Pack
Jakarta
Puri Nusa
Bandung
Supermova
Jakarta
Prima Makmur
Jakarta
Respati
Jakarta
Cipta Kemas Abadi
Jakarta
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan
beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu
Departemen ASP, PPIC, Purchasing(Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance
and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan
baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung
karena ketersediaan bahan baku tersebut.
1.2.4 Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam
manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan
baku, yaitu :
1. Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang
diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality
Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan
jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg
per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg.
Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah
memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
2. Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh
kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih
dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan
lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi
tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
3. Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku
yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi.
Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas
penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan
melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran),
pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and
folder (pemotongan
dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan)
dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari
material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan)
sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang
tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai
dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu
35oC.
Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll
press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll presssehingga terbentuk lembaran
yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran
yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk
gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk
segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan
terbagi dalam beberapa jalur.
Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu
dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok
penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan,
kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau
minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan
adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air
setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk
menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan
proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang
kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan
timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2 Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas
pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi
relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil
demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau
menengah.
2.4
Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie
instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO
PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
1
Indomie
8
2
Indomie Special
2
3
Indomie Vegan
2
4
Indomie Regional Flavor
11
5
Indomie Kriuk
3
6
Indomie Jumbo
2
7
Indomie SQN
6
8
Indomie Paket
4
9
Supermie Reguler
4
10
Supermie Sedaaap
3
11
Supermie Go Series
3
12
Sarimi
6
NO
PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
13
Sarimi Extra Besar
6
14
Sakura
6
15
Intermi
1
16
POP Mie
15
17
Mie Telor
2
18
Anak Mas
2
19
POP Bihun Spesial
4
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha
memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena
itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2
kelompok besar yaitu :
1.
Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus
2.
Mie telor, yaitu mie yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan
dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu
dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinankemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika
sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke
dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan
dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.
Sumber :http://ervinkurnia88.wordpress.com/2013/09/25/ruang-lingkup-manajemenproduksi-pt-indofood-sukses-makmur-tbk/
Alasan Pertama:
Manajemen Operasional merupakan salah satu fungsi utama pada tiap perusahaan selain
fungsi Pemasaran dan Keuangan yang saling berhubungan sangat erat dengan fungsi bisnis
yang lain. Seluruh perusahaan memasarkan atau menjual, mencatat laba rugi dan
memproduksi atau mengoperasikan. maka bagaimana kegiatan Manajemen Operasional bisa
berjalan bisa jadi sangat penting untuk kita ketahui
Alasan Kedua
Manajemen Operasional akan memberi tahu kita yang ingin mengetahui bagaimana sebuah
barang atau jasa dihasilkan.
Alasan Ketiga
Mempelajari Manajemen Operasional supaya bisa memahami apa saja yang dikerjakan oleh
manajer operasional. kita bisa membangun keahlian yang diperlukan untuk bisa menjadi
seorang manajer operasional. Tentu saja hal ini bisa membantu kita dalam menjelajahi setiap
kesempatan kerja yang menarik dibidang manajemen operasional
Alasan Keempat
Memahami Manajemen Operasional karena pada bagian manajemen ini adalah bagian yang
bisa dibialng paling banyak menyedot biaya dalam sebuah perusahaan. Sebagian besar
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan dipergunakan untuk menjalankan fungsi
Manajemen Operasional, Tetapi meskipun begitu, Manajemen Operasional memberi banyak
peluang dalam meningkatkan keuntungan perusahaan dan pelayanan terhadap kepuasan
konsumen
Mengapa kita perlu belajar Manajemen Operasi?
Kita mempelajari MO (Manajemen Operasi) karena empat alasan berikut.
1. MO adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh dengan semua
fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan (menjual), membiayai (mencatat rugi laba), dan
memproduksi (mengoprasikan), maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan.
Karena itu pula, kita mempelajari bagaimana orangorang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang
produktif.
2. Kita mempelajari MO karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi
adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk yang kita gunakan.
3. Kita mempelajari MO untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan memahami apa
saja yang dilakukan manajer ini, kita dapat membangun keahlian yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang
manajer seperti itu. Hal ini akan membantu Anda untuk menjelajahi kesempatan kerja yang banyak dan
menggiurkan di bidang MO. Sepuluh Bidang Keputusan Masalah
a) Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses
transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan sumber daya manusia bergantung pada
keputusan perancangan. Merancang biasanya menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas tertinggi.
b) Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk
mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut.
c) Perancangan proses dan kapasitas. Pilihanpilihan proses tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan proses
yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, pengguna sumberdaya
manusia, dan pemelihara yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya
dasar suatu perusahaan.
d) Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi menufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan.
Kesalahan yang dibuat pada langkah ini dapat memengaruhi efisiensi.
e) Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan
teknologi, dan kebutuhan persediaan memengaruhi tata letak.
f) Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari
keseluruhan rancangan sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja yang diberikan, bakat dan keahlian yang
dibutuhkan, dan upah harus ditentukan dengan jelas.
g) Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli.
Pertimbangan terletak pada kualitas, pengiriman, dan inovasi; semuanya harus pada tingkat harga yang
memuaskan. Kepercayaan antara pembeli dan penjual sangat dibutuhkan untuk proses pembelian yang efektif.
h) Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok,
perencanaan produksi, dan sumber daya manusia dipertimbangkan.
i) Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber
daya manusia dan fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalikan.
j) Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. Sistem harus
dibuat untuk menjaga kehandalan dan stabilitas tersebut.
Kita mempelajari MO karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam
sebuah organisasi. Sebagian besar pengeluaran perusahaan digunakan untuk fungsi MO. Walaupun demikian,
MO memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat.