Tantangan Pesantren dalam menghadapi Glo

Tantangan Pesantren dalam menghadapi Globalisasi
Abstrak :
Pesantren merupakan sistem pendidikan yang terbaik. Dengan Pesantren anak didik mulai dari
berbagai kalangan umum bisa menjadi murid. Begitupun dengan anak-anak yang masih berumur 1112 tahun yang baru memulai masuk Madsrasah Tsanawiyah (MTs) sudah bisa dipondokkan. Tak
sedikit para pahlawan Nasional Indonesia yang lahir dari kalangan Pesantren. Contohnya saja
Presiden pertama kita Bapak.Ir. Soekarno, KH.Wahab Hasbullah, KH.Hasyim Asy’ari tokoh perumus
Undang-Undang. Melalui gemblengan (baca: cara prihatin) dari Sang Kyai nya KH.Cholil yang
sekarang dimakamkan di Bangkalan, Madura. Para tokoh pejuang tanpa berputus asa berusaha
memperjuangkan Kedaulatan Indonesia.
“Jangan lupakan jas merahmu” kata Bung Karno. Serangkaian kata-kata yang simple namun
menyimpan makna yang luas. Dimana peristiwa yang lalu membawa kita menuju zaman berkeadaban
dengan tidak melupakan sejarah Bangsa Indonesia. Siapakah tokoh pejuang Tanah Air kita? Yaitu
mereka yang pernah hidup di surau. Sebaliknya, setelah sepeninggalnya mereka kemanakah generasi
selanjutnya? Maka dengan berjalannya waktu arus globalisasi Indonesia semakin menjadi-jadi.
Bahkan negara ini menjadi terbolak-balik, sesuatu yang seharusnya menjadi tuntunan menjadi
tontonan dan sebaliknya sesuatu yang seharusnya menjadi tontonan menjadi tuntunan. Sehingga
berharap dengan adanya karya tulis ini bisa mewakili jawaban mengenai tantangan pesantren dam era
globalisasi.
Kata kunci : Pesantren, zaman, globalisasi

Oleh


:

Nama

: Zuni Aslami Maghfiroh

Status

: mahasiswa

Email

: zuniaslami@gmail.com

English version
The challenge of Islamic Boarding School to confront the Globalisation Era
Abstract.
Islamic boarding school is the best education system. With Islamic borading school, the student
come from many circles can become a student. So as the children which


Pesantren is the best education system. With boarding school students from various public
circles could be disciples. Likewise with children as young as 11-12 years who are just starting entry
Madsrasah Tsanawiyah (MTs) can be housed. Not a few of the Indonesian national hero who was born
out of the boarding school. For instance the first president we Bapak.Ir. Sukarno, KH.Wahab
Hasbullah, KH.Hasyim Asy'ari figures framers of the Act. Through “gemblengan” (read: how
concerned) of the Kyai her KH.Cholil are now buried in Bangkalan, Madura. The hero without
despair trying to fight for the Sovereignty of Indonesia.
"Do not forget your red coats" said Bung Karno. A series of words are simple but kept a broad
sense. Where the events that then took us to the civilized era by not forgetting the history of the
Indonesian nation. Who is the hero of our country? Ie those who have lived in the mosque. Instead,
after a generation after his death, they then where next? So with the passage of time globalization
Indonesia deepened. In fact, this country becomes distorted, something that should serve as a guide
into a spectacle and instead something that should be a spectacle serve as a guide. Thus hopes that the
paper could represent the answer to the challenges of islamic Boarding School in the era of
globalization.
Keyword : Islamic Boarding school, period, globalisation era.