PERENCANAAN TATA LETAK taman pada
PERENCANAAN TATA LETAK (LAY OUT) AGROINDUSTRI LAPIS SUMEDANG
“KARTIKA RASA”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Agroindustri
Agribisnis B
Kelompok 4
Disusun Oleh :
Mar’atus Sholiha
150610130001
Ainun Fitroh
150610130001
Zulhamid Kautsar
150610130043
Dheanara Pinka
150610130097
Nurul Fazri
150610130121
Yuliana Restu Utami
150610130123
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADAJADAJARAN
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
PENDAHULUAN :
Tata letak fasilitas adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik untuk
menunjang kelancaran proses produksi, dengan mencoba memanfaatkan luas area/ space
untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakangerakan material, penyimpanan baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil
pekerja dan sebagainya. Tata letak yang terencana dengan baik akan ikut menentukan
kelancaran dan kesuksesan kerja pabrik itu sendiri (Sritomo, 1996).
Susunan tata letak yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya kesimpangsiuran
aliran material dan informasi. Akibatnya biaya angkut material menjadi sangat besar.
Sebaliknya tata letak yang efektif dapat memberikan iklim kerja yang baik dan meningkatkan
efisiensi proses produksi.
Tipe layout yang dipakai oleh setiap pabrik berbeda-beda, tergantung dari jenis
produk, kapasitas produksi, proses produksi, waktu proses dan kondisi perusahaan itu sendiri.
Yang paling penting dalam pemilihannya tipe layout tersebut adalah yang dapat menunjang
kelancaran proses produksi.
Jenis-jenis tata letak :
a. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (product layout)
Tata letak ini Untuk proses produksi standar & masal. Contoh perusahaan yang
menggunakan tata letak produk ini adalah :
Perusahaan pemintalan
Perusahaan mie instan
Perusahaan surat kabar
Perusahaan semen
Perusahaan minuman, dll.
b. Tata letak posisi tetap
Pengaturan material atau komponen produk yg dibuat akan tinggal tetap pd
posisinya, sedangkan fasilitas produksi spt. Peralatan, perkakas, mesin-mesin,
manusia, serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak atau berpindah
menuju lokasi material atau komponen produk utama tsb.
Pada proses manufakturing tipe ini jarang digunakan, tetapi pada proses perakitan
sepert. Pesawat terbang, kapal laut, gedung, & jembatan menggunakan tipe ini
c. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi dan macam proses.
Penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama
ditempatkan pada bagian yang sama
contoh:
Perusahaan pembuat roti
Perusahaan mebel
Bengkel
Beberapa hal yang dapat membantu dalam perencanaan Lay Out:
a. Atap cukup tinggi, hal ini akan memudahkan perusahaan di dalam mengatur
penerangan dan sirkulasi udara.
b. Gang-gang cukup lebar, akan meudahkan arus barang dan manusia, dan juga
memudahkan perawatan fasilitas perusahaan
c. Daya tahan lantai & bangunan, sangat berguna apabila perusahaan memilih bangunan
berlantai lebih dari satu (bangunan bertingkat).Penting juga bila perusahaan
menggunakan mesin atau fasilitas lain yang berat
d. Dudukan mesin yang fleksibel, penting untuk memudahkan perawatan dan pergantian
mesin misalnya Fleksibel untuk kondisi ‘Emergency’, Dll
KAJIAN TATA LETAK LAPIS SUMEDANG “KARTIKA RASA”
Usaha agroindustri Lapis Sumedang “Kartika Rasa” berawal dari home industri telah
berdiri sekitar satu tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 8 September 2014. Usaha ini
dibangun atas kerja keras dan kegigihan sepasang suami istri yaitu Bapak Rachmat Sholeh
dan Ibu Kartika. Nama “Kartika Rasa” itu sendiri diambil dari nama Ibu Kartika, dan kata
“Rasa” adalah singkatan dari nama Bapak Rachmat Sholeh. Awalnya, tempat yang sekarang
dijadikan sebagai usaha Lapis Sumedang ini adalah sebuah rumah makan.
Lapis Sumedang “Kartika Rasa” ini terletak di Jl. Raya Jatinangor No. 38 Cibeusi –
Sumedang (sebelah bank BJB/Pom Bensin Jatinangor). Tempat penjualan dan produksi lapis
berada ditempat yang sama.
Berikut adalah kajian tata letak tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” :
Operation Process Chart (OPC)
1. Deskripsi proses pada setiap kegiatan atau aktivitas:
a. Proses pembuatan Lapis Sumedang:
1) Menyiapkan alat dan bahan
Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat produksi seperti:
Mixer
Pengukusan (tungku)
Kompor gas
Kulkas
Freezer
Timbangan
Loyang
Lap
Centong
Baskom
Sendok
Pisau
Kuas
Mangkok
Parutan
Spatula
Kegiatan kedua yaitu menyiapkan bahan-bahan produksi seperti:
Ubi Cilembu
Tepung ubi Cilembu
Tepung terigu
Telur
Gula pasir
Susu cair
Mentega/margarin
Pengembang kue (SP)
Serta bahan-bahan lainnya seperti coklat, greentea, oreo, kacang
hijau, daun pandan, talas, pisang, yoghurt, ketan hitam ,vanilla,
pisang, dan lain-lain.
2) Proses pembuatan adonan
Dalam satu kali produksi, pembuatan adonan kue Lapis dilakukan
selama setengah jam dan menghasilkan 12 box. Dalam satu hari
membuat 10 kali adonan dan mengasilkan 120 box Lapis Sumedang.
3) Proses pengukusan
Setelah proses pembuatan adonan, selanjutnya dilakukan pengukusan.
Dalam satu periode pengukusan terdapat 3 kompor gas yang terdiri dari 6
tungku dan memuat 12 loyang. Pengukusan dilakukan selama setengah
jam.
4) Proses penurunan suhu
Setelah proses pengukusan selesai, selanjutnya kue Lapis dibiarkan turun
suhunya sampai suhu ruangan. Proses penurunan suhu ini dilakukan
selama 15 menit.
5) Proses pemolesan
Setelah suhu kue Lapis menyesuaikan, selanjutnya dilakukan pemolesan
topping seperti coklat, mentega, keju, oreo, dan lain-lain.
6) Pengemasan
Setelah proses pemolesan, selanjutnya dilakukan pengemasan.
2. Persentase scrap dari aktivitas:
Persentase kegagalan pada produksi Lapis Sumedang hanya terjadi secara insidensial,
misalnya ketika kegiatan produksi dilakukan oleh pegawai baru atau bagian produksi
berhalangan hadir ini pun tidak sering terjadi, hanya satu bulan sekali dan pada satu
kali produksi. Jadi dalam sebulan tingkat kegagalannya adalah 0.0011%.
Process Chart pada Produk Kue Lapis Sumedang
Tanggal : 21 Oktober 2015
Lokasi : Jatinangor - Sumedang
Proses : Kuen Lapis Sumedang
Persiapan alat dan bahan
10
Pembuatan adonan
20
Pengukusan
30
Penurunan suhu (pendinginan)
10
Pemolesan
15
Pengepakan
5
Distance
(feet)
Time (min)
Storage
Delay
Inspect
Transport
Operation
Step
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Description of Process
Routing Sheet
No. Op
1
2
3
4
5
6
Deskripsi
Persiapan
Bahan
Pembuatan
Adonan
Pengukusan
Penurunan
Suhu
Pemolesan
Pengemasan
Mesin (alat)
Produk
mesin/jam
% Scrap
Bahan
Bahan
Efisiensi
Diminta
Dipersiapkan
Mesin
Kebutuhan Mesin
Teori
Aktual
Timbangan
72
0
12
12
12.63
0.18 (1)
1
Mixer, Loyang
36
0.0011
12
12.013
12.65
0.35 (1)
2
Tungku
24
0
12
12
12.63
0.53 (1)
6
Kipas Angin
72
0
12
12
12.63
0.18 (1)
1
Kuas
48
144
0
0
12
12
12
12
12.63
12.63
0.26 (1)
0.09 (1)
3
2
Foto kegiatan Produksi Lapis Sumedang Edisi Ubi Cilembu
Tempatmakan
makandine-in
dine-in
Tempat
Tempat penjualan Lapis Sumedang
edisi
Kasir
Freezer
Ubi Cilembu
Tepung Ubi dan tepung terigu
susu
Margarin
Telur
Lap
Tempat Pencucian alat dan bahan
Kran Air
Timbangan untuk bahan baku
Tempat Pencucian alat dan bahan
Mixer pembuatan adonan
Pembuatan adonan Lapis Sumedang
Loyang
Proses Pengukusan Adonan
Adonan lapis Sumedang yang
Sudah jadi
Adonan di tuagkan ke dalam loyang
Proses Penurunan suhu
Tempat Proses pemolesan
Tempat Proses pemolesan
Pengemasan Lapis Sumedang
Pelabelan Lapis Sumedang sesuai rasa
Tempat penjualan Lapis Sumedang
Dapur produksi Lapis Sumedang
Dokumentasi kelompok
LAYOUT Lapis Sumedang “Kartika Rasa”
ANALISIS TATA LETAK
Tempat produksi kue lapis sumedang menurut pemilik tempat usaha sudah cukup baik
walaupun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan yang terdapat dalam tata
letak lapis sumedang adalah :
Tempat produksi terlalu sempit sebaiknya pemilik melakukan perluasan tempat
produksi.
Pintu masuk dan pintu keluar dalam satu pintu yang sama hal tersebut akan membuat
produksi barang menjadi terhambat, lebih baik membuat pintu terpisah
Sebaiknya ada tempat penyimpanan bahan baku untuk memepermudah proses
produksi, karena selama ini tempat penyimpanan bahan baku khususnya ubi disimpan
di lantai.
Dari tata letak barang sebaiknya penempatan kulkas di dalam bukan di luar dekat
display karena akan mempermudah pengambilan bahan baku.
Membuat jalur koordinasi barang masuk
Dari tempat packing barang sebaiknya dalam satu ruangan
Pengaturan suhu ruangan karena untuk memaksimalkan pekerjaan pegawai
Perluasan tempat makan untuk konsumen yang ingin mencicipi makanan
Penyediaan tempat parkir untuk konsumen
Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut kelompok kami mencoba untuk
membuat layout baru untuk tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” dengan
menggunakan jenis Layout fasilitas berdasarkan fungsi dan macam proses, yaitu dengan cara
mengelompokan setiap mesin yang memiliki fungsi yang sama.
Berikut adalah gambar tata letak tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” :
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/dewi_14343.pdf
[Diakses tanggal 22 Oktober tanggal 2015]
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56211 [Diakses tanggal 22 Oktober 2015]
“KARTIKA RASA”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Agroindustri
Agribisnis B
Kelompok 4
Disusun Oleh :
Mar’atus Sholiha
150610130001
Ainun Fitroh
150610130001
Zulhamid Kautsar
150610130043
Dheanara Pinka
150610130097
Nurul Fazri
150610130121
Yuliana Restu Utami
150610130123
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADAJADAJARAN
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
PENDAHULUAN :
Tata letak fasilitas adalah tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik untuk
menunjang kelancaran proses produksi, dengan mencoba memanfaatkan luas area/ space
untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakangerakan material, penyimpanan baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil
pekerja dan sebagainya. Tata letak yang terencana dengan baik akan ikut menentukan
kelancaran dan kesuksesan kerja pabrik itu sendiri (Sritomo, 1996).
Susunan tata letak yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya kesimpangsiuran
aliran material dan informasi. Akibatnya biaya angkut material menjadi sangat besar.
Sebaliknya tata letak yang efektif dapat memberikan iklim kerja yang baik dan meningkatkan
efisiensi proses produksi.
Tipe layout yang dipakai oleh setiap pabrik berbeda-beda, tergantung dari jenis
produk, kapasitas produksi, proses produksi, waktu proses dan kondisi perusahaan itu sendiri.
Yang paling penting dalam pemilihannya tipe layout tersebut adalah yang dapat menunjang
kelancaran proses produksi.
Jenis-jenis tata letak :
a. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (product layout)
Tata letak ini Untuk proses produksi standar & masal. Contoh perusahaan yang
menggunakan tata letak produk ini adalah :
Perusahaan pemintalan
Perusahaan mie instan
Perusahaan surat kabar
Perusahaan semen
Perusahaan minuman, dll.
b. Tata letak posisi tetap
Pengaturan material atau komponen produk yg dibuat akan tinggal tetap pd
posisinya, sedangkan fasilitas produksi spt. Peralatan, perkakas, mesin-mesin,
manusia, serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak atau berpindah
menuju lokasi material atau komponen produk utama tsb.
Pada proses manufakturing tipe ini jarang digunakan, tetapi pada proses perakitan
sepert. Pesawat terbang, kapal laut, gedung, & jembatan menggunakan tipe ini
c. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi dan macam proses.
Penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama
ditempatkan pada bagian yang sama
contoh:
Perusahaan pembuat roti
Perusahaan mebel
Bengkel
Beberapa hal yang dapat membantu dalam perencanaan Lay Out:
a. Atap cukup tinggi, hal ini akan memudahkan perusahaan di dalam mengatur
penerangan dan sirkulasi udara.
b. Gang-gang cukup lebar, akan meudahkan arus barang dan manusia, dan juga
memudahkan perawatan fasilitas perusahaan
c. Daya tahan lantai & bangunan, sangat berguna apabila perusahaan memilih bangunan
berlantai lebih dari satu (bangunan bertingkat).Penting juga bila perusahaan
menggunakan mesin atau fasilitas lain yang berat
d. Dudukan mesin yang fleksibel, penting untuk memudahkan perawatan dan pergantian
mesin misalnya Fleksibel untuk kondisi ‘Emergency’, Dll
KAJIAN TATA LETAK LAPIS SUMEDANG “KARTIKA RASA”
Usaha agroindustri Lapis Sumedang “Kartika Rasa” berawal dari home industri telah
berdiri sekitar satu tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 8 September 2014. Usaha ini
dibangun atas kerja keras dan kegigihan sepasang suami istri yaitu Bapak Rachmat Sholeh
dan Ibu Kartika. Nama “Kartika Rasa” itu sendiri diambil dari nama Ibu Kartika, dan kata
“Rasa” adalah singkatan dari nama Bapak Rachmat Sholeh. Awalnya, tempat yang sekarang
dijadikan sebagai usaha Lapis Sumedang ini adalah sebuah rumah makan.
Lapis Sumedang “Kartika Rasa” ini terletak di Jl. Raya Jatinangor No. 38 Cibeusi –
Sumedang (sebelah bank BJB/Pom Bensin Jatinangor). Tempat penjualan dan produksi lapis
berada ditempat yang sama.
Berikut adalah kajian tata letak tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” :
Operation Process Chart (OPC)
1. Deskripsi proses pada setiap kegiatan atau aktivitas:
a. Proses pembuatan Lapis Sumedang:
1) Menyiapkan alat dan bahan
Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat produksi seperti:
Mixer
Pengukusan (tungku)
Kompor gas
Kulkas
Freezer
Timbangan
Loyang
Lap
Centong
Baskom
Sendok
Pisau
Kuas
Mangkok
Parutan
Spatula
Kegiatan kedua yaitu menyiapkan bahan-bahan produksi seperti:
Ubi Cilembu
Tepung ubi Cilembu
Tepung terigu
Telur
Gula pasir
Susu cair
Mentega/margarin
Pengembang kue (SP)
Serta bahan-bahan lainnya seperti coklat, greentea, oreo, kacang
hijau, daun pandan, talas, pisang, yoghurt, ketan hitam ,vanilla,
pisang, dan lain-lain.
2) Proses pembuatan adonan
Dalam satu kali produksi, pembuatan adonan kue Lapis dilakukan
selama setengah jam dan menghasilkan 12 box. Dalam satu hari
membuat 10 kali adonan dan mengasilkan 120 box Lapis Sumedang.
3) Proses pengukusan
Setelah proses pembuatan adonan, selanjutnya dilakukan pengukusan.
Dalam satu periode pengukusan terdapat 3 kompor gas yang terdiri dari 6
tungku dan memuat 12 loyang. Pengukusan dilakukan selama setengah
jam.
4) Proses penurunan suhu
Setelah proses pengukusan selesai, selanjutnya kue Lapis dibiarkan turun
suhunya sampai suhu ruangan. Proses penurunan suhu ini dilakukan
selama 15 menit.
5) Proses pemolesan
Setelah suhu kue Lapis menyesuaikan, selanjutnya dilakukan pemolesan
topping seperti coklat, mentega, keju, oreo, dan lain-lain.
6) Pengemasan
Setelah proses pemolesan, selanjutnya dilakukan pengemasan.
2. Persentase scrap dari aktivitas:
Persentase kegagalan pada produksi Lapis Sumedang hanya terjadi secara insidensial,
misalnya ketika kegiatan produksi dilakukan oleh pegawai baru atau bagian produksi
berhalangan hadir ini pun tidak sering terjadi, hanya satu bulan sekali dan pada satu
kali produksi. Jadi dalam sebulan tingkat kegagalannya adalah 0.0011%.
Process Chart pada Produk Kue Lapis Sumedang
Tanggal : 21 Oktober 2015
Lokasi : Jatinangor - Sumedang
Proses : Kuen Lapis Sumedang
Persiapan alat dan bahan
10
Pembuatan adonan
20
Pengukusan
30
Penurunan suhu (pendinginan)
10
Pemolesan
15
Pengepakan
5
Distance
(feet)
Time (min)
Storage
Delay
Inspect
Transport
Operation
Step
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Description of Process
Routing Sheet
No. Op
1
2
3
4
5
6
Deskripsi
Persiapan
Bahan
Pembuatan
Adonan
Pengukusan
Penurunan
Suhu
Pemolesan
Pengemasan
Mesin (alat)
Produk
mesin/jam
% Scrap
Bahan
Bahan
Efisiensi
Diminta
Dipersiapkan
Mesin
Kebutuhan Mesin
Teori
Aktual
Timbangan
72
0
12
12
12.63
0.18 (1)
1
Mixer, Loyang
36
0.0011
12
12.013
12.65
0.35 (1)
2
Tungku
24
0
12
12
12.63
0.53 (1)
6
Kipas Angin
72
0
12
12
12.63
0.18 (1)
1
Kuas
48
144
0
0
12
12
12
12
12.63
12.63
0.26 (1)
0.09 (1)
3
2
Foto kegiatan Produksi Lapis Sumedang Edisi Ubi Cilembu
Tempatmakan
makandine-in
dine-in
Tempat
Tempat penjualan Lapis Sumedang
edisi
Kasir
Freezer
Ubi Cilembu
Tepung Ubi dan tepung terigu
susu
Margarin
Telur
Lap
Tempat Pencucian alat dan bahan
Kran Air
Timbangan untuk bahan baku
Tempat Pencucian alat dan bahan
Mixer pembuatan adonan
Pembuatan adonan Lapis Sumedang
Loyang
Proses Pengukusan Adonan
Adonan lapis Sumedang yang
Sudah jadi
Adonan di tuagkan ke dalam loyang
Proses Penurunan suhu
Tempat Proses pemolesan
Tempat Proses pemolesan
Pengemasan Lapis Sumedang
Pelabelan Lapis Sumedang sesuai rasa
Tempat penjualan Lapis Sumedang
Dapur produksi Lapis Sumedang
Dokumentasi kelompok
LAYOUT Lapis Sumedang “Kartika Rasa”
ANALISIS TATA LETAK
Tempat produksi kue lapis sumedang menurut pemilik tempat usaha sudah cukup baik
walaupun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan yang terdapat dalam tata
letak lapis sumedang adalah :
Tempat produksi terlalu sempit sebaiknya pemilik melakukan perluasan tempat
produksi.
Pintu masuk dan pintu keluar dalam satu pintu yang sama hal tersebut akan membuat
produksi barang menjadi terhambat, lebih baik membuat pintu terpisah
Sebaiknya ada tempat penyimpanan bahan baku untuk memepermudah proses
produksi, karena selama ini tempat penyimpanan bahan baku khususnya ubi disimpan
di lantai.
Dari tata letak barang sebaiknya penempatan kulkas di dalam bukan di luar dekat
display karena akan mempermudah pengambilan bahan baku.
Membuat jalur koordinasi barang masuk
Dari tempat packing barang sebaiknya dalam satu ruangan
Pengaturan suhu ruangan karena untuk memaksimalkan pekerjaan pegawai
Perluasan tempat makan untuk konsumen yang ingin mencicipi makanan
Penyediaan tempat parkir untuk konsumen
Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut kelompok kami mencoba untuk
membuat layout baru untuk tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” dengan
menggunakan jenis Layout fasilitas berdasarkan fungsi dan macam proses, yaitu dengan cara
mengelompokan setiap mesin yang memiliki fungsi yang sama.
Berikut adalah gambar tata letak tempat produksi Lapis Sumedang “Kartika Rasa” :
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/dewi_14343.pdf
[Diakses tanggal 22 Oktober tanggal 2015]
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56211 [Diakses tanggal 22 Oktober 2015]