4 3 1 1 dasar dasar manajemen bencana

  MANAJEMEN BENCANA OLEH : Drs. H.DEDI HENIDAL, MM

   Nama

  : Drs.Dedi Henidal MM

  Nip : 410025668

  Tempat/ Tgl lahir : Sei Balantik ( payakumbuh), 1 Februari 1962

  Pangkat/ Gol : Pembina Tk I/ IV.b

  Jabatan : Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang

  Pendidikan : Suslapa II ( Militer ) PIM II ( Sipil )

  Agama : Islam

  Riwayat Pekerjaan : Garnisun bandung Cimahi ( LETTU CAJ) Garnisun Jakarta ( LETTU CAJ) Pasiminolog Yonif 741 ( LETTU CAJ ) Komrenus Pusdkopadam IX Udayana ( KAPT.CAJ ) Kasi Jaril kodam Bukit Barrisan ( LETKOL ) Pabadia Binpers Kodam I Bukit barisan ( MAYOR CAJ ) Pabadiater Kodam I Bukit Barisan ( LETKOL ) Ka Satpol PP Kota Padang ( 2007s/d januari 2009 ) Kalak BPBD Kota Padang ( 29 Januari 2009 s/d Sekarang )

  Hobby : Bulutangkis dan Sepak Bola

  Alamat Kantor : Jl. By Pass KM VII Padang Telp ( 0751) 778775

  Alamat Rumah : Komp. Kehakiman Blok C No 3 RT 04/05 Cengkeh Kel Lubeg Padang

POKOK BAHASAN

  

  Manajemen Bencana

  

  Siklus PB

  

  Paradigma PB

  

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian

  

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu

peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan msyarakat yang

kehidupan dan penghidupan msyarakat yang

disebabkan , baik oleh faktor alam atau faktor

disebabkan , baik oleh faktor alam atau faktor

non alam maupun faktor manusia sehingga

non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan,kerugian harta benda, dan

kerusakan lingkungan,kerugian harta benda, dan

dampak psikologis ( Soehatman Ramli,

dampak psikologis ( Soehatman Ramli,

  2010:17 2010:17 )

  )

   Menurut Undang-undang no

  24 Tahun 2008& Bencana adalah pristiwa arau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehinngga mengakibatkan timbulnya korban jiw manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis .

  

Bencana sering diidentikan dengan

Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk.

  Paralel dengan istilah disaster dalam

   Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti

sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan ASTRO yang

berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event

precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang-bintang

ke bumi).

   Bencana adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam

Manusia bergumul dan terus bergumul

agar bebas dari bencana (free from disaster).

  Dalam pergumulan itu, lahirlah praktek mitigasi, seperti

mitigasi banjir, mitigasi kekeringan (drought mitigation),

dan lain-lain.

Di Konsep tentang sistim peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiapsiagaan

(preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan

selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan sudah lahir pada tahun 2000 BC.

   wilayah pesisir Indonesia dibayang- wilayah pesisir Indonesia dibayang- bayangi oleh kenyataan bahwa bayangi oleh kenyataan bahwa wilayah pesisir rentan terhadap wilayah pesisir rentan terhadap perubahan lingkungan dan bencana perubahan lingkungan dan bencana

alam geologi baik dari darat maupun

alam geologi baik dari darat maupun

dari laut. Salah satu bencana yang dari laut. Salah satu bencana yang mengancam wilayah pesisir kota- mengancam wilayah pesisir kota- kota di Indonesia adalah gempa kota di Indonesia adalah gempa .

  .

  

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena

  

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena

dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:

  

Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng

Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng

  Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat

sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat

dan menyusup kedalam lempeng Indo-Australia dan Eurasia dan menyusup kedalam lempeng Indo-Australia dan Eurasia

   Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila

  

Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila

terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami juga rawan tsunami

  PENDAHULUAN

   Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar.

   Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.

   Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.

   Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading)

LEMPENG COCOS LEMPENG AMERIKA UTARA LEMPENG NAZCA LEMPENG ANTARTIKA

LEMPENG INDO-AUSTRALIA

  10 LEMPENG PASIFIK LEMPENG FILIPINA LEMPENG EURASIA

  11

  12 Source: Dietmar Muller, Sydney University

  13 Source: Dietmar Muller, Sydney University

  14 Gempabumi

  15 KONDISI TEKTONIK INDONESIA

  Lempeng Pasifik 110 mm/th POSISI INDONESIA POSISI INDONESIA - pada pertemuan tiga lempeng besar- - pada pertemuan tiga lempeng besar- India-Australian Plate Eurasian Plate Pacific Plate 5-6 cm/yr

  12 cm/yr

  DISTRIBUSI GEMPABUMI DI INDONESIA 3 DIMENSI

MEMBUKTIKAN ADANYA AKTIVITAS PENUNJAMAN LEMPENG LEMPENG EURASIA LEMPENG INDO-AUSTRALIA

  Updated global data set Engdahl et al. (1998)

  20 Aceh 04 Aceh 04 Simeulue 02 Simeulue 02 Nias 05 Nias 05 Kerinci 95, Kerinci 95,

  Nabire 04 Nabire 04 Bengkulu Bengkulu

  09

  09

  09 Tasikmalaya Tasikmalaya

  09

  07 GEMPA BUMI MERUSAK DAN TSUNAMI PERIODE 1991-2009 Padang/ Padang/ Pariaman 09 Pariaman 09 Siberut Siberut

  07

  96 Nabire 04 Nabire 04 Gempabumi Merusak dan Tsunami Gempabumi Merusak Gempabumi : 28 x Tsunami : 11 x > 1 kali / Tahun 1 kali / 2 Tahun Palu 05 Palu 05 Padang 07 Padang 07

  09

  96

  98 Buru 06 Buru 06 Manokwari 03 Manokwari 03 Biak, Biak,

  98

09 Bengkulu 00 Bengkulu 00 Liwa 94 Liwa 94 Majalengka 01 Majalengka 01 Pangandaran 06 Pangandaran 06 Jogyakarta Jogyakarta

  91 Toli-Toli 01 Toli-Toli 01 Banggai 00 Banggai 00 Halmahera Halmahera

  91

  06 Banyuwangi 94 Banyuwangi 94 Mataram 04 Mataram 04 Flores 92 Flores 92 Alor, 04 Alor, 04 Alor Alor

  06

  

Jejak Sejarah Kejadian Tsunami

Jejak Sejarah Kejadian Tsunami

DI INDONESIA

  Definisi

MANAJEMEN BENCANA

  Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, tanggap darurat

dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada

sebelum, pada saat, dan setelah

  Catatan: (kejadian) bencana.

  UU 24/2007 : Penyelenggaraan PB dimulai sejak penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana …… dst.

  Kegiatan Manajemen Bencana

  1. Pencegahan (prevention)

  2. Mitigasi (mitigation)

  3. Kesiapan (preparedness)

  4. Peringatan Dini (early warning)

  5. Tanggap Darurat (response)

  6. Bantuan Darurat (relief)

  7. Pemulihan (recovery)

  8. Rehablitasi (rehabilitation)

  9. Rekonstruksi (reconstruction)

  Pencegaha n Serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau

menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun (penurunan) kerentanan pihak yang terancam bencana (UU 24/2007).

  Misalnya: melarang pembakaran hutan dalam perladangan

  

melarang penambangan batu di daerah yang curam.

   Contoh kegiatan Pencegahan : 1.

  Membuat Peta Daerah Bencana 2. Mengadakan dan mengaktifkan isyarat- isyarat tanda bahaya

  3. Menyusun Rencana Umum Tata Ruang 4.

  Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan, pengendalian limbah dsb.

  5. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB 6.

  Membuat Protap, Juklak, Juknis PB.

  7. Perbaikan kerusakan lingkungan.

  Mitigasi Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

   2 bentuk Mitigasi : Mitigasi struktural (membuat chekdam, - bendungan, tanggul sungai, dll.) Mitigasi non struktural : peraturan, - tata ruang, pelatihan (termasuk mitigasi spiritual.

  Contoh Mitigasi : 1.

  Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan 2. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan 3. Membangun Pos-pos pengamanan, pengawasan/pengintaian

  4. Membangun sarana pengaman bahaya dan memperbaiki sarana kritis (tanggul, dam, sudetan dll)

  5. Pelatihan Kebencanaan

  Kesiapsiagaan

  Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007).

  Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana

  Upaya untuk meng-

Kontinjensi/Kesiapsiagaan dan sosialisasi peraturan /

antisipasi bencana melalui pengorganisasian pedoman PB. langkah secara tepat, efektif dan siap siaga

  Peringatan

  Dini Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

  (UU 24/2007).

   Pemberian peringatan dini harus :

  • - menjangkau masyarakat (accesible)
  • - segera (immediate)
  • - tegas tidak membingungkan (coherent)
  • - bersifat resmi (official)

  Tanggap Darurat Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana (UU 24/2007)

  Upaya pada saat bencana untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan bencana.

  Bantuan Darurat Bantuan Darurat berupa Kebutuhan Dasar :

  • Pangan - Sandang - Tempat Tinggal Sementara - kesehatan, Sanitasi & Air Bersih

  Pemulihan

  Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi (UU 24/2007)

  

  Pemulihan meliputi kegiatan fisik dan non- fisik.

  Rehabilitasi Perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat

sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca-bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat (UU 24/2007)

  Rekonstruksi

  Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

  Program untuk perbaikan kehidupan bermasyarakat. fisik, sosial, dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik.

  

SIKLUS

MANAJEMEN BENCANA Pencegahan dan Mitigasi Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Pem ulihan BENCANA

  Siklus

  Manajemen Bencana Pe m ba ng un an

  Mi tiga si

  Reko nstru ksi

  Pe nc eg ah an

  Ta ng ga p D aru rat

  Ke jad ian

  Anca man Peringatan

  

Kesiap

siagaa n Rehab ilitasi

  Siklus Bencana Pemulihan Dini / Awal

  Pemulihan Darurat BENCANA

  Pra Bencana Pasca Bencana

  

Tanggap Darurat

  MANAJEMEN BENCANA MANAJEMEN RISIKO BENCANA PENCEGAHAN MANAJEMEN MANAJEMEN DAN MITIGASI KEDARURATAN PEMULIHAN KESIAPSIAGAAN PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA

   Identifikasi Risiko - probabilitas & dampak Analisis Risiko - menilai jenis ancaman yang berrisiko tinggi

Pengelolaan Risiko - mencegah, memitigasi, kesiapsiagaan, memindahkan beban,

dan menerima risiko.

   Pemantauan - memantau perkembangan ancaman.

  

PARADIGMA

PENANGGULANGAN

BENCANA

PARADIGMA PB

  1. Bantuan Darurat

  2. Mitigasi

  3. Pembangunan

  

4. Pengurangan Risiko

  Paradigma Bantuan Darurat

  Difokuskan pada saat kejadian bencana melalui pemberian bantuan darurat (relief) berupa: pangan, penampungan, kesehatan.

   Tujuan utamanya penanganan adalah untuk meringankan penderitaan korban, kerusakan ketika terjadi

bencana dan segera mempercepat

pemulihan (recovery).

   Difokuskan pada pengenalan daerah rawan ancaman bencana dan pola perilaku individu / masyarakat yang rentan terhadap bencana.

   Tujuan utamanya memitigasi terhadap ancaman bencana dilakukan melalui pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola perilaku

yang rentan melalui relokasi permukiman,

peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang.

  Paradigma Mitigasi

  

Paradigma Pembangunan

  Difokuskan pada faktor-faktor penyebab dan proses terjadinya kerentanan masyarakat terhadap bencana.

  

Tujuan utamanya untuk peningkatan

kemampuan masyarakat di berbagai aspek non-struktural (misalnya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, pemilikan lahan, akses terhadap modal, inovasi teknologi). Paradigma Pengurangan Risiko

  

  Difokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan kemampuan masyarakat.

  

  Tujuan utamanya untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan mengurangi risiko, dan juga mengurangi terjadinya bencana.

  Dilakukan bersama oleh semua para pihak (stakeholder) dengan memberdayakan masyarakat.

  Pandangan Konvensional Pandangan Ilmu Peng. Alam Pandangan Ilmu Peng. Terapan Pandangan Progresif Pandangan Holistik Penguran gan

  Risiko Pembang unan

  Mitigasi Relief / Bantuan

  Pandangan Ilmu Peng. Sosial

Kaitan antara

  

Pandangan Bencana & Paradigma PB

  Perubahan Paradigma PB 1.

  Bukan hanya Tanggap Darurat tetapi juga keseluruhan Manajemen Risiko & Pembangunan.

  2. Perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukan semata-mata kewajiban pemerintah.

  3. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah,

  PB menjadi tanggungjawab Pemda & masyarakat.

  4. PB bukan hanya tanggungjawab Pemerintah tetapi juga urusan bersama masyarakat.